No.
Lingkungan yang Terkena Dampak
Sumber Dampak Dampak
Parameter Lingkungan Yang
Dipantau
Tujuan
Pemantauan PengumpulanMetode dan Analisis
Data
Lokasi Pemantauan
Jangka Waktu dan Frekwensi Pemantauan
Pelaksana Pengawas Pelaporan
KONSTRUKSI
1. Kualitas Udara
Mobilisasi peralatan dan pengadaan material (bongkar muat), pembukaan dan pematangan lahan, pembangunan slipway dan fasilitas penunjang serta pengadaan alat produksi.
Terjadinya peningkatan dispersi debu melebihi baku mutu yang ditetapkan.
Baku Mutu Udara Ambien sesuai dengan Pergub Kalsel No. 53 tahun 2007.
Mengetahui efektifitas pengelolaan lingkungan dalam mencegah, mengendalikan dan memini malisir dispersi debu di lokasi kegiatan.
Pengambilan contoh debu menggunakan peralatan High Volume Air Sampler (Hi-Vol). Sampel debu selanjut nya dianalisis di
Laboratorium
Hasil analisis tersebut dibandingkan dengan baku mutu udara ambien sebagaimana tercantum dalam Pergub Kalimantan Selatan No. 53 Tahun 2007.
Pemantauan dilakukan di depan dan belakang tapak proyek (sama seperti lokasi pada pengukuran rona awal lingkungan)
Pemantauan lingkungan dilaksanakan sejak dimulainya kegiatan mobilisasi peralatan dan pengadaan material pada tahap konstruksi slipway dan fasilitas penunjang.
Frekwensi pemantauan lingkungan dilakukan setiap 6 bulan sekali.
PT. Harapan Makmur Sejati
BLH Kab. Barito Kuala;
Dinas Perindustri an Kab. Barito Kuala;
Dinkes Kab. Barito Kuala.
BLH Kab. Barito Kuala;
Dinas Perindustri an Kab. Barito Kuala;
Dinkes Kab. Barito Kuala.
2. Tingkat Kebisingan
Mobilisasi peralatan dan
Terjadinya paparan
Baku Mutu Tingkat Kebisingan sesuai
Mengetahui efektifitas
Pengujian tingkat
Pemantauan dilakukan di
Pemantauan lingkungan
PT. Harapan Makmur
BLH Kab. Barito Kuala;
pengadaan material (bongkar muat), pembukaan dan pematangan lahan, pembangunan slipway dan fasilitas penunjang serta pengadaan alat produksi.
kebisingan yang melebihi baku mutu yang ditetapkan.
dengan Pergub Kalsel No. 53 tahun 2007.
pengelolaan lingkungan dalam mencegah, mengendali kan dan
meminimalisir paparan kebisingan di lokasi kegiatan terhadap pekerja maupun masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.
kebisingan dilakukan langsung di lapangan dengan menggunakan Integrated Sound Level Meter.
Hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan baku mutu kebisingan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 53 Tahun 2007.
depan dan belakang tapak proyek (sama seperti lokasi pada pengukuran rona awal lingkungan)
dilaksanakan sejak dimulainya kegiatan mobilisasi peralatan dan pengadaan material pada tahap konstruksi slipway PT. Harapan Makmur Sejati.
Frekwensi pemantauan lingkungan dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Sejati Dinas Perindustri an Kab. Barito Kuala;
Dinkes Kab. Barito Kuala.
Dinas Perindustri an Kab. Barito Kuala;
Dinkes Kab. Barito Kuala.
3. Kualitas Air Pembukaan dan pematangan lahan.
Terjadinya perubahan kualitas air permukaan yang melebihi baku mutu yang ditetapkan.
Baku mutu kualitas air permukaan menurut Pergub Kalsel No. 05 Tahun 2007 dengan
Mengetahui efektifitas pengelolaan lingkungan dalam mencegah, mengendali kan
Pengambilan contoh air dilakukan langsung di lapangan dengan cara sebagaimana
Untuk kualitas air permukaan pemantau an dilaku kan pada titik badan air
Pemantauan lingkungan dilaksanakan sejak dimulainya kegiatan pembangunan slipway dan
PT. Harapan Makmur Sejati
BLH Kab. Barito Kuala; Dinas
Perindustri an Kab. Barito Kuala;
BLH Kab. Barito Kuala; Dinas
parameter: temperatur, TSS, turbiditas, konduktivitas, pH, DO, BOD5,
COD, Fe, Mn, Pb dan minyak/ lemak.
dan
meminimalisir pencemaran air permukaan
tercantum dalam KepMen LH No. 37 Tahun 2003.
Analisis sifat fisik-kimia air secara in situ, reservasi contoh air untuk analisis sifat fisik-kimia air di labora torium dan analisa di laboratorium mengacu pada metode sebagaimana tercantum SNI 06-2421-1991. Untuk kualitas air sungai, hasil analisis sifat fisik-kimia air dibandingkan dengan baku mutu kualitas air sebagai mana tercantum dalam Pergub
sebelah hulu dan hilir sungai Barito di depan tapak proyek.
fasilitas penunjang PT. Harapan Makmur Sejati.
Frekwensi pemantauan lingkungan dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Dinkes Kab. Barito Kuala.
Kal-Sel No. Tahun 2007.
4. Biota Air Pembukaan dan pematangan lahan.
Berkurangnya indeks keragaan struktur komunitas dan kelimpahan biota air, terutama plankton dan benthos.
Indeks struktur komunitas dan kelimpahan biota air, terutama plankton dan benthos.
Mengetahui indeks keragaan struktur komunitas dan kelimpahan biota air dan efektifitas pengelolaan kualitas air.
Indeks struktur komunitas dan kelimpahan biota air, terutama plankton dan benthos. Indeks struktur
komunitas ditetapkan melalui beberapa formula: Indeks Keanekaragam an, Indeks Keseragaman Jenis dan
Indeks Dominansi Jenis.
Pemantauan dilakukan pada titik badan air sebelah hulu dan hilir sungai Barito di depan tapak proyek.
Pemantauan lingkungan dilaksanakan sejak dimulai nya kegiatan pembangunan slipway PT. Harapan Makmur Sejati.
Frekwensi pemantauan lingkungan dilakukan setiap 6 bulan sekali.
PT. Harapan Makmur Sejati
BLH Kab. Barito Kuala; Dinas
Perindustri an Kab. Barito Kuala;
Dinkes Kab. Barito Kuala.
BLH Kab. Barito Kuala; Dinas
Perindustri an Kab. Barito Kuala;
Dinkes Kab. Barito Kuala.
5. Sosial Ekonomi
Penerimaan karyawan/ tenaga kerja tahap konstruksi.
Pemantauan aspek sosial ekonomi ini terutama pada kesempatan kerja dan pendapatan rumah tangga
Tolok ukur dampak terhadap aspek sosial ekonomi adalah jumlah tenaga kerja yang memperoleh kesempatan kerja dan masyarakat
Memaksimal kan manfaat kegiat an pembangun an slipway dan fasilitas penunjang bagi terciptanya
Pengumpulan data aktual di lapangan melalui observasi, wawancara umum terstruktur dan wawancara mendalam tentang pendapatan rumah
Pemukiman terdekat dengan lokasi kegiatan PT. HMS di Kelurahan Berangas Timur,
Selama tahap konstruksi dengan frekuensi setiap 6 bulan sekali
PT. Harapan Makmur Sejati
BLH Kab. Barito Kuala;
Dinas Perindustri an Kab. Barito Kuala;
Dinas Sosial
BLH Kab. Barito Kuala;
Dinas Perindustri an Kab. Barito Kuala;
karena kegiatan penerimaan karyawan dapat meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan bagi masyarakat sekitar. Begitu juga sebaliknya kegiatan PHK akan menurun kan tingkat pendapatan rumah tangga masyarakat yang terlibat sebagai tenaga kerja.
yang memanfaat kan kesempatan berusaha, tingkat pendapatan yang terlibat sebagai tenaga kerja dan masyarakat sekitar yang mem peroleh kesempatan berusaha.
kesempatan kerja dan usaha masyarakat.
tangga kepada masyarakat yang terlibat sebagai tenaga kerja dan masyarakat sekitar yang memperoleh kesempatan ber-usaha, selanjutnya diolah dan dianalisis secara deskriptif.
Kecamatan Alalak, Kab. Barito Kuala.
dan Tenaga Kerja Kab. Barito Kuala.
dan Tenaga Kerja Kab. Barito Kuala.
6. Sikap dan Persepsi
Penerimaan karyawan/ tenaga kerja tahap konstruksi.
Jumlah dan variasi tuntut-an masyarakat kepada pem-rakarsa terkait dengan proses penerimaan tenaga kerja.
Adanya
Sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap perusahaan pada kegiatan pembangunan slipway dan fasilitas penunjang PT. Harapan Makmur Sejati yang muncul karena kegiatan
penerimaan dan
Memaksimal kan manfaat kegiatan pembangunan slipway dan fasilitas penunjang PT. Harapan Makmur Sejati bagi
peningkatan pendapatan masyarakat dan
Pengumpulan data aktual di lapangan melalui observasi, wawancara umum terstruktur dan wawancara mendalam tentang sikap dan persepsi masyarakat
Pemukiman terdekat dengan lokasi kegiatan PT. HMS di Kelurahan Berangas Timur, Kecamatan Alalak, Kab. Barito Kuala.
Selama tahap konstruksi, operasi dan pasca operasi dengan frekuensi setiap 6 bulan sekali
PT. Harapan Makmur Sejati
BLH Kab. Barito Kuala; Dinas
Perindustri an Kab. Barito Kuala;
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Barito Kuala.
BLH Kab. Barito Kuala; Dinas
Perindustri an Kab. Barito Kuala;
keluhan yang disampai-kan kepada pemrakarsa menyangkut debu akibat pematangan lahan dan kebisingan akibat pembangun an slipway dan fasilitas penunjang.
Intensitas unjuk rasa atau aksi protes yang dilakukan penduduk setempat sebagai cara mengekspre sikan tuntutan, ketidaksena ngan dan sebagainya, kepada pemrakarsa menyangkut pencemaran
pemberhentian tenaga kerja konstruksi.
perkembangan perekonomian lokal.
terhadap perusahaan, untuk selanjutnya diolah dan dianalisis secara deskriptif.
air, debu dan kebisi-ngan pada tahap kons-truksi pembangun an slipway dan fasilita penunjang PT. HMS.
Persepsi dan sikap masyarakat terhadap hasil kegiatan pengelolaan lingkungan hidup.
OPERASI
1. Kualitas Udara
Pengoperasian slipway, shipyard dan docking kapal PT. HMS.
Terjadinya peningkatan dispersi debu melebihi baku mutu yang ditetapkan.
Baku Mutu Udara Ambien sesuai dengan Pergub Kalsel No. 53 tahun 2007.
Mengetahui efektifitas pengelolaan lingkungan dalam mencegah, mengendali kan dan
meminimalisir dispersi debu di lokasi kegiatan.
Pengambilan contoh debu menggunakan peralatan High Volume Air Sampler (Hi-Vol). Sampel debu selanjut nya dianalisis di Labora-torium.
Hasil analisis
Pemantauan dilakukan di depan dan belakang tapak proyek (sama seperti lokasi pada pengukuran rona awal lingkungan)
Pemantauan lingkungan dilaksanakan sejak dimulainya kegiatan operasional slipway, shipyard dan docking kapal PT. HMS.
Frekwensi pemantauan lingkungan
PT. Harapan Makmur Sejati
BLH Kab. Barito Kuala; Dinas
Perindustri an Kab. Barito Kuala;
Dinkes Kab. Barito Kuala.
BLH Kab. Barito Kuala; Dinas
Perindustri an Kab. Barito Kuala;
tersebut dibandingkan dengan baku mutu udara ambien sebagaimana tercantum dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 53 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan (maksimal sebesar 230 μgr/m3)
dilakukan setiap 6 bulan sekali.
2. Tingkat Kebisingan
Pengoperasian slipway, shipyard dan docking kapal PT. HMS.
Terjadinya paparan kebisingan yang melebihi baku mutu yang ditetapkan.
Baku Mutu Tingkat Kebisingan sesuai dengan Pergub Kalsel No. 53 tahun 2007.
Kepmenaker Nomor 51 Tahun 1999, tentang
Mengetahui efektifitas pengelolaan lingkungan dalam mencegah, mengendali kan dan
meminimalisir paparan kebisingan di
Pengujian tingkat kebisingan dilakukan langsung di lapangan dengan menggunakan Integrated Sound Level Meter
Pemantauan dilakukan di depan dan belakang tapak proyek (sama seperti lokasi pada pengukuran rona awal lingkungan)
Pemantauan lingkungan dilaksanakan sejak dimulainya kegiatan operasional slipway, shipyard dan docking kapal PT. HMS.
Frekwensi
PT. Harapan Makmur Sejati
BLH Kab. Barito Kuala;
Dinas Perindustri an Kab. Barito Kuala;
Dinkes Kab. Barito Kuala.
BLH Kab. Barito Kuala;
Dinas Perindustri an Kab. Barito Kuala;
Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.
lokasi kegiatan terhadap pekerja maupun masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.
Hasil pengukuran dibandingkan dengan baku mutu kebisingan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 53 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan.
pemantauan lingkungan dilakukan setiap 6 bulan sekali.
3. Kualitas Air Pengoperasian slipway, shipyard dan docking kapal PT. HMS.
Terjadinya perubahan kualitas air yang melebihi baku mutu yang ditetapkan.
Baku mutu kualitas air permukaan menurut Pergub Kal-Sel No. 05 Tahun 2007 dengan parameter: temperatur, TSS, turbiditas, konduktivitas, pH, DO, BOD5,
COD, Fe, Mn, Pb
Mengetahui efektifitas pengelolaan lingkungan dalam mencegah, mengendali kan dan
meminimalisir pencemaran air.
Pengambilan contoh air dilakukan langsung di lapangan berdasarkan KepMen LH No. 37 Tahun 2003.
Analisis sifat fisik-kimia air secara in situ,
Untuk kualitas air permukaa pemantau an dilaku kan pada titik badan air sebelah hulu dan hilir sungai Barito di depan tapak proyek.
Pemantauan lingkungan dilaksanakan sejak dimulai nya kegiatan operasional slipway, shipyard dan docking kapal PT. HMS.
Frekwensi pemantauan lingkungan
PT. Harapan Makmur Sejati
BLH Kab. Barito Kuala; Dinas
Perindustri an Kab. Barito Kuala;
Dinkes Kab. Barito Kuala.
BLH Kab. Barito Kuala; Dinas
Perindustri an Kab. Barito Kuala;
dan minyak/ lemak.
reservasi contoh air untuk analisis sifat fisik-kimia air di labora torium dan analisa di laboratorium mengacu pada metode sebagai mana tercantum SNI 06-2421-1991.
Untuk kualitas air sungai, hasil analisis sifat fisik-kimia air dibandingkan dengan baku mutu kualitas air sebagai-mana tercan-tum dalam Pergub Kalsel No. Tahun 2007.
dilakukan setiap 6 bulan sekali.
4. Biota Air Pengoperasian slipway, shipyard dan docking kapal PT. HMS.
Berkurangnya indeks keragaan struktur komunitas dan kelimpahan
Indeks struktur komunitas dan kelimpahan biota air, terutama plankton dan
Mengetahui indeks keragaan struktur komunitas dan kelimpahan
Indeks struktur komunitas dan kelimpahan biota air, terutama
Pemantauan dilakukan pada titik badan air sebelah hulu dan hilir sungai
Pemantauan lingkungan dilaksanakan sejak dimulainya kegiatan
PT. Harapan Makmur Sejati
BLH Kab. Barito Kuala;
Dinas Perindustri an Kab. Barito
BLH Kab. Barito Kuala;
biota air, terutama plankton dan benthos.
benthos. biota air dan efektifitas pengelolaan kualitas air.
plankton dan benthos. Indeks struktur
komunitas ditetapkan melalui bebe-rapa formula: Indeks Keane-karagaman, Indeks Kese-ragaman Jenis dan Indeks Dominansi Jenis.
Barito di depan tapak proyek.
operasional slipway, shipyard dan docking kapal PT. HMS.
Frekwensi pemantauan lingkungan dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Kuala;
Dinkes Kab. Barito Kuala.
Kuala;
Dinkes Kab. Barito Kuala.
5. Sosial Ekonomi
Kesempatan kerja dan pendapatan rumah tangga karyawan/tenaga kerja.
Pemantauan aspek sosial ekonomi ini terutama pada kesempatan kerja dan pendapatan rumah tangga karena kegiatan penerimaan karyawan dapat meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan bagi masyarakat sekitar.
Tolok ukur dampak terhadap aspek sosial ekonomi adalah jumlah tenaga kerja yang memperoleh kesempatan kerja dan masyarakat yang memanfaat kan kesempatan berusaha, tingkat pendapatan yang terlibat sebagai tenaga kerja dan masyarakat sekitar yang memperoleh kesempatan
Memaksimal kan manfaat kegiat an operasional slipway, shipyard dan docking kapal PT. HMS bagi terciptanya kesempatan kerja dan usaha masyarakat.
Pengumpulan data aktual di lapangan melalui observasi, wawancara umum terstruktur dan wawancara mendalam tentang pendapatan rumah tangga kepada masyarakat yang terlibat sebagai tenaga kerja dan masyarakat sekitar yang memperoleh kesempatan ber-usaha, selanjutnya
Pemukiman di sekitar lokasi kegiatan di Kelurahan Berangas Timur, Kecamatan Alalak, Kab. Barito Kuala.
Selama tahap operasi dengan frekuensi setiap 6 bulan sekali
PT. Harapan Makmur Sejati
BLH Kab. Barito Kuala; Dinas
Perindustri an Kab. Barito Kuala;
Dinkes Kab. Barito Kuala;
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Barito Kuala.
BLH Kab. Barito Kuala; Dinas
Perindustri an Kab. Barito Kuala;
Dinkes Kab. Barito Kuala;
berusaha. diolah dan dianalisis secara deskriptif.
6. Sikap dan Persepsi
Kesempatan kerja karyawan/tenaga kerj.
Jumlah dan variasi tuntutan masyarakat kepada pemrakarsa terkait dengan proses penerimaan tenaga kerja.
Adanya keluhan yang disampaikan kepada pemrakarsa menyangkut penurunan kualitas lingkungan akibat pematangan
Sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap perusahaan pada kegiatan pengoperasian slipway, shipyard dan docking kapal PT. HMS.
Memaksimalkan manfaat kegiatan operasional slipway, shipyard dan docking kapal PT. HMS bagi peningkatan pendapatan masyarakat dan perkembangan perekonomian lokal.
Pengumpulan data aktual di lapangan melalui observasi, wawancara umum terstruktur dan wawancara mendalam tentang sikap dan persepsi masyarakat terhadap perusahaan, untuk selanjutnya diolah dan dianalisis secara deskriptif.
Pengumpulan
Pemukiman di sekitar lokasi kegiatan di Kelurahan Berangas Timur, Kecamatan Alalak, Kab. Barito Kuala.
Selama tahap operasi dengan frekuensi setiap 6 bulan sekali.
PT. Harapan Makmur Sejati
BLH Kab. Barito Kuala;
Dinas Perindustri an Kab. Barito Kuala;
Dinkes Kab. Barito Kuala; Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Barito Kuala.
BLH Kab. Barito Kuala;
Dinas Perindustri an Kab. Barito Kuala;
lahan dan operasional slipway, shipyard dan docking kapal PT. HMS. Intensitas
unjuk rasa atau aksi protes yang dilakukan penduduk setempat sebagai cara mengekspresi kan tuntutan, ketidaksenan gan dan sebagainya, kepada pemrakarsa menyangkut pencemaran lingkungan (air, debu dan kebisingan) akibat operasional slipway, shipyard dan docking
kapal PT. HMS. Persepsi dan
sikap masyarakat terhadap hasil kegiatan pengelolaan lingkungan hidup.
7. Kesehatan Kegiatan pengoperasian slipway, shipyard dan docking kapal PT. HMS
Terjadinya perubahan pola kesakitan masyarakat yang merupakan dampak kumulatif dari perubahan kualitas lingkungan.
Prevalensi dan insiden penyakit saluran pencernaan bagi tenaga kerja dan masyarakat sekitar lokasi kegiatan.
Perubahan kondisi sanitasi lingkungan di permukiman penduduk sekitar lokasi kegiatan.
Mengetahui kondisi kesehatan masyarakat khususnya jenis dan jumlah penyakit saluran pencernaan di masyara kat maupun tenaga kerja.
Mengetahui efektifitas pengelolaan lingkungan dalam mencegah, mengendalika n dan me
Mengumpul kan dan menganalisa data pola kesakitan masyarakat yang diperoleh dari puskesmas terdekat.
Melakukan survei kesehatan, baik melalui wawancara langsung, deep interview dengan kuisioner terstruktur maupun focus group
Pemukiman di sekitar lokasi kegiatan di Kelurahan Berangas Timur, Kecamatan Alalak, Kab. Barito Kuala.
Selama tahap operasi dengan frekuensi setiap 6 bulan sekali.
PT. Harapan Makmur Sejati
BLH Kab. Barito Kuala;
Dinkes Kab. Barito Kuala; Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Barito Kuala.
BLH Kab. Barito Kuala;
minimalisir peningkatan kasus penyakit saluran pencernaan di masyara kat maupun tenaga kerja.
discussion (FGD).
PASCA OPERASI
1. Sosial Ekonomi
Pemutusan hubungan kerja (PHK).
Pemantauan aspek sosial ekonomi ini terutama pada hilangnya mata pencaharian dan menurunnya tingkat pendapatan rumah tangga masyarakat yang terlibat sebagai tenaga kerja serta masyarakat sekitar.
Tolok ukur dampak terhadap aspek sosial ekonomi adalah hilangnya mata pencaharian dan menurunnya tingkat pendapatan rumah tangga masyarakat.
Memaksimal kan manfaat yang diterima karyawan/ tenaga kerja pasca pemutusan hubungan kerja baik uang pesangon maupun keterampilan yang dimiliki selama bekerja di PT. HMS.
Pengumpulan data aktual di lapangan melalui observasi, wawancara umum terstruktur dan wawancara mendalam tentang pendapatan rumah tangga kepada masyarakat yang yang terlibat sebagai tenaga kerja dan masyarakat sekitar yang memperoleh kesempatan berusaha, untuk selanjutnya diolah dan dianalisis secara deskriptif
Pemukiman di sekitar lokasi kegiatan di Kelurahan Berangas Timur, Kecamatan Alalak, Kab. Barito Kuala.
Sekali pada saat pasca operasi ketika kegiatan PHK dilakukan.
PT. Harapan Makmur Sejati
BLH Kab. Barito Kuala;
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Barito Kuala.
BLH Kab. Barito Kuala;
2. Sikap dan Persepsi
Pemutusan hubungan kerja (PHK).
Sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap perusahaan saat PHK tenaga kerja/ karyawan dilakukan yang dapat menimbulkan dampak berupa ketidaksetuju an, persepsi negatif dan protes terhadap perusahaan.
Sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap perusahaan pada kegiatan pasca operasi slipway PT. HMS.
Memaksimal kan manfaat yang telah diberikan perusahaan kepada karyawan dan masyarakat sekitar selama berlangsung nya kegiatan operasional PT. Harapan Makmur Sejati bagi
peningkatan pendapatan masyarakat dan perkembangan perekonomian lokal.
Pengumpulan data aktual di lapangan melalui observasi, wawancara umum terstruktur dan wawancara mendalam tentang sikap dan persepsi masyarakat terhadap perusahaan, untuk selanjutnya diolah dan dianalisis secara deskriptif.
Pemukiman di sekitar lokasi kegiatan di Kelurahan Berangas Timur, Kecamatan Alalak, Kab. Barito Kuala.
Sekali pada saat pasca operasi ketika kegiatan PHK dilakukan.
PT. Harapan Makmur Sejati
BLH Kab. Barito Kuala;
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Barito Kuala.
BLH Kab. Barito Kuala;
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Barito Kuala.