• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI E-LEARNING MOODLE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MANDIRI SISWA KELAS XI SMA AL FALAH SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI E-LEARNING MOODLE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MANDIRI SISWA KELAS XI SMA AL FALAH SURABAYA."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI E-LEARNING MOODLE

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MANDIRI SISWA

KELAS XI SMA AL-FALAH SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

NURUL MIFTAKHUL NUDIN NIM. D71212141

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI E-LEARNING MOODLE

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MANDIRI SISWA

KELAS XI SMA AL-FALAH SURABAYA

Skripsi Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Progam Sarjana Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

NURUL MIFTAKHUL NUDIN NIM:D71212141

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Nurul Miftakhul Nudin, (D71212141). Efektivitas Implementasi E-Learning Moodle Sebagai Media Pembelajaran Mandiri Siswa Kelas XI SMA Al-Falah Surabaya. Pendidikan merupakan usaha untuk mencerdaskan sumber daya manusia. Baik mencerdaskan aspek kognitif, sosial, spiritual maupun keterampilan. Namun usaha tersebut tidak selalu berjalan mulus karena berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Karena itu diperlukan trobosan-trobosan guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan agar menghasilkan sumber daya manusia yang unggul.

Dari uraian diatas, kiranya perlu dikaji secara komprehensif tentang Efektivitas Implementasi E-Learning Moodle Sebagai Media Pembelajaran Mandiri Siswa yakni: Pertama, pengertian E-Learning Moodle. Kedua, manfaat E-Learning Moodle. Ketiga, Pengertian Media. Keempat, Pengertian Belajar Mandiri. Hal ini dilakukan sebagai asumsi dasar bahwa implementasi E-Learning Moodle merupakan salah satu trobosan yang dapat berperan secara efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Fokus penelitian adalah seberapa efektif implementasi E-Learning Moodle Sebagai Media Pembelajaran Mandiri Siswa yang diterapkan dalam lembaga pendidikan SMA Al-Falah Surabaya? Dalam menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode eksperimen dengan analisa statistik deskriptif dan paired sampel t-test.

(8)

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...………..….ii

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN……….… iii

PERSEMBAHAN………... iv A. Pembelajaran Efektif ... 10

B. Media Pembelajaran ... 10

1. Fungsi Media Pembelajaran ... 11

2. Jenis Media Pembelajaran ……...………. 15

(9)

ix

C. E-Learning ... 18

1. Komponen E-Learning…...… 19

2. Kendala untuk Mengaplikasikan Sistem E-Learning ... 19

3. Fungsi dan Manfaat E-Learning …... 20

D. E-Learning Moodle ... 21

1. Kelebihan Moodle ... 23

2. Alur Pembuatan dan Elemen E-Learning Moodle ... 24

3. Installasi E-Learning Moodle ... 25

E. Pembelajaran Mandiri ... 31

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……….. 34

B. Rancangan Penelitian ……….………... 37

C. Populasi dan Sampel ………...……….. 38

D. Jenis Data ………...……… 39

E. Teknik Pengumpulan Data ………...………. 40

F. Instrumen Penelitian ... 43

G. Analisis Data ... 45

BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Profil SMA Al-Falah Surabaya ... 54

1. Visi ... 55

B. Penyajian dan Analisis Data ... 60

(10)

x BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan………. 81 B. Saran-saran ………...………. 83 DAFTAR PUSTAKA

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah pengembangan pribadi dalam semua aspeknya, yaitu aspek jasmani, akal, dan hati (ruhani).1 Ketiga aspek tersebut sangat perlu di tingkatkan agar dapat menjadikan manusia yang sehat dan kuat jasmaninya, cerdas akal fikirannya, dan baik hati nuraninya. Akan tetapi sebelum ketiga aspek tersebut menjadi tujuan dari pendidikan, tujuan pendidikan yang pertama ialah agar peserta didik mendapatkan ilmu pengetahuan untuk mewujudkan ketiga aspek tersebut. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut peserta didik dapat mengikuti pendidikan formal maupun non formal yang terwujud dalam suatu pembelajaran.

Beberapa komponen dalam pembelajaran ialah tujuan, materi, metode atau strategi, media, dan evaluasi. Dimana masing-masing dari komponen tersebut saling berinteraksi dan berinterelasi satu sama lainnya.2

Dahulu proses pembelajaran biasanya berlangsung pada tempat dan waktu tertentu, dan proses pembelajarannya ialah proses komunikasi antara guru dan siswa sebagai media utama penyampaian materi pelajaran. Sehingga proses pembelajaran sangat tergantung pada guru sebagai sumber belajar. Namun ketiga

1 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islami, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012), cet. Ke-1, h.36

(12)

2

teknologi informasi sudah berkembang seperti sekarang, siswa bisa belajar dimana saja, kapan saja, sesuai dengan minat dan gaya belajar anak. Dalam kondisi semacam ini guru tidak lagi sebagai satu-satunya media atau sumber belajar.3 Karena siswa dapat memperoleh informasi dari selain guru seperti melalui media internet, televisi, radio, media cetak dan lain sebagainya.

Dalam mengimplementasikan pembelajaran terkadang tidak selalu berjalan mulus. Banyaknya kendala dapat menjadikan kesulitan belajar pada siswa atau peserta didik. Dalam keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar.4

Faktor kesulitan belajar dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi sebagai berikut:

1. Faktor fisiologi

Faktor fisiologi merupakan faktor yang bersifat fisik jasmaniah seperti karena sakit, kurang sehat, karena cacat tubuh.

2. Faktor psikologi

Faktor psikologi ialah kesulitan belajar karena rohani, karena belajar memerlukan kesiapan rohani serta ketenangan dengan baik. Faktor psikologi diantaranya adalah inteligensi, bakat, minat, motivasi, kesehatan mental, dan tipe-tipe khusus seorang pelajar seperti tipe visual, tipe gerak, tipe suara, dan campuran.

3 Ibid., h.61-62

(13)

3

Sedangkan faktor ekstern meliputi sebagai berikut: 1. Faktor keluarga

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan utama, karena banyak dari waktu peserta didik bersama keluarga. Beberapa faktor keluarga meliputi orang tua, hubungan orang tua dengan anak, suasana rumah/keluarga, keadaan ekonomi keluarga.

2. Faktor sekolah

Maksudnya ialah faktor yang mempengaruhi di lingkungan sekolah seperti faktor guru, faktor alat, kondisi gedung, kurikulum, waktu sekolah dan disipllin kurang.

3. Faktor media masa dan lingkungan sosial

Faktor ini meliputi bioskop, tv, surat kabar, majalah, lingkungan sosial, pergaulan dan lain-lain yang dapat menimbulkan kesulitan belajar anak.5

Berbagai upaya kadang sudah dilakukan oleh guru untuk mengatasi berbagai faktor permasalahan yang ada. Akan tetapi kadang guru juga tidak dapat semaksimal mungkin dalam memanajemen pembelajaran. Oleh karena itu guru yang profesional sangat dibutuhkan untuk menggapai tujuan pembelajaran.

Di sekolah formal maupun non formal yang melakukan pembelajaran di kelas, siswa selalu di tuntut untuk aktif serta berkonsentrasi di setiap detiknya. Hal tersebut bertujuan agar materi yang disampaikan dapat di fahami serta meresap ke

(14)

4

dalam ingatan siswa secara maksimal. Akan tetapi dalam aktifitas pembelajaran tidak selalu berjalan dengan mulus, seperti adanya siswa yang tidak hadir dalam mengikuti pelajaran karena sakit, serta peran siswa yang pasif dan tidak dapat berkonsentrasi saat mengikuti pembelajaran di kelas karena berbagai faktor yang sudah disebutkan sebelumnya. Hal tersebut tentunya akan menyebabkan siswa ketinggalan pelajaran dan belajar juga tidak akan tuntas.

Bahkan di lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah unggulan juga tidak luput dari faktor-faktor tersebut. Seperti yang terjadi di SMA Al-Falah Surabaya saja, dimana sekolah tersebut dapat dikategorikan sekolah yang sangat bagus dan maju karena berbagai fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung dalam pembelajarannya, akan tetapi sekolah tersebut juga tidak luput dari faktor-faktor yang menyebabkan terkendalanya proses pembelajaran. Faktor tersebut tentunya dapat merugikan siswa karena materi yang disampaikan tidak sepenuhnya terserap ke dalam memory siswa. Maka tentunya diperlukan terobosan baru dari lembaga pendidikan atau sekolah untuk mengatasi kendala-kendala tersebut guna meningkatkan kualitas lulusan yang lebih baik.

Berdasarkan pengalaman di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Implementasi E-Learning Moodle Sebagai Media Pembelajaran Mandiri Siswa Kelas XI SMA Al-Falah

(15)

5

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep e-Learning Moodle itu?

2. Bagaimana penerapan e-Learning Moodle dalam pembelajaran?

3. Apakah implementasi e-Learning Moodle ini efektif sebagai media pembelajaran mandiri siswa kelas XI SMA Al-Falah Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui konsep e-Learning Moodle.

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan e-Learning Moodle dalam pembelajaran.

3. Untuk mengetahui apakah implementasi e-Learning Moodle ini efektif sebagai media pembelajaran mandiri siswa kelas XI SMA Al-Falah Surabaya.

D. Kegunaan dan Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

(16)

6

2. Bagi Lembaga Pendidikan

Penelitian ini berguna bagi lembaga satuan pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan berbasis teknologi, media, dan komunikasi pembelajaran.

3. Bagi Pembaca

Dapat mengetahui khazanah pengetahuan mengenai teknologi sebagai media dan sarana pendukung dalam pendidikan.

E. Definisi Operasional

1. Efektvitas

Efektivitas / e – fek – ti – vi – tas / efektivitas / keefektifan.6 Pembelajaran yang efektif apabila kegiatan mengajar dapat mencapai tujuan sesuai pada perencanaan awal. Pembelajaran dikatakan efektif ketika peserta didik dapat menyerap materi pelajaran dan efisien.7

2. Implementasi

Implementasi / im – ple – men – ta – si / implementasi / pelaksanaan ; penerapan.8 Di dalam skripsi ini diartikan sebagai efektifitas penerapan e-learning moodle sebagai media pembelajran mandiri siswa kelas IX SMA Al-Falah Surabaya.

6 Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses dari http://kbbi.web.id/efektivitas, pada tanggal 09

Juli 2015 pukul 20.15.

7 Mulyono, Strategi Pembelajaran, (Malang : UIN-Maliki Press, 2012), cet. Ke-2, h.vii

8 Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses dari http://kbbi.web.id/implementasi, pada tanggal

(17)

7

3. E-learning

E-learning ialah berasal dari bahasa inggris yaitu Electronic Learning yang disingkat menjadi E-learning dan mempunyai arti pembelajaran elektronik (e-pembelajran).9

Di dalam skripsi ini diartikan sebagai efektifitas implementasi pembelajaran elektronik moodle sebagai media pembelajaran mandiri siswa kelas IX SMA Al-Falah Surabaya.

4. Moodle

Moodle merupakan salah satu LMS open source yang sangat populer. Dengan Moodle (Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environmen), portal e-learning dapat dimodifikasi sesuai kondisi dan kebutuhan sekolah.10

5. Media

Media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer, dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut merupakan media manakala digunakan untuk menyalurkan informasi yang akan disampaikan.11

9 Deni Darmawan, Pengembangan E-learning Teori dan Desain, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014), cet. Ke-1, h.15

(18)

8

6. Pembelajaran Mandiri

Kata mandiri mengandung arti tidak bergantung kepada orang lain, bebas dan dapat melakukan sendiri. Peserta didik dapat mempelajari pokok materi tertentu dengan membaca modul atau melihat dan mengakses program e-learning tanpa bantuan atau dengan bantuan terbatas dari orang lain.12

F. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan yang bersifat sementara mengenai suatu objek/subjek yang akan dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian. Peneliti tidak bermaksud membuktikan hipotesisnya tetapi mengumpulkan data yang menyokong /menerima atau menolaknya.13 Berdasarkan latar belakang di atas,

penulis dapat memberikan hipotesis sebagai berikut:

Ha : Adanya keefektivan implementasi e-learning Moodle sebagai media pembelajaran mandiri siswa kelas XI SMA Al-Falah Surabaya.

Ho : Tidak adanyadanya keefektivan implementasi e-learning Moodle sebagai media pembelajaran mandiri siswa kelas XI SMA Al-Falah Surabaya.

12 Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2013), cet. Ke-6, h. 353

(19)

9

G. Sistematika Pembahasan

Sisitematika pembahasan juga dapat disebut dengan sistematika penulisan. Yaitu merupakan uraian dari struktur skripsi yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk memperjelas akan menjadi berapa bab skripsi, serta apa isi dari masing-masing bab tersebut.14 Untuk mendapatkan gambaran pembahasan ini, maka penyusun menjelaskan sistematikanya sebagai berikut:

Bab Pertama: Pendahuluan yang meliputi: a). Latar Belakang, b). Rumusan

Masalah, c). Tujuan Penelitian, d). Kegunaan Penelitian, e). Definisi Istilah atau Definisi Operasional, f). Sistematika Pembahasan.

Bab Kedua: Kajian Pustaka yang meliputi: a) Pembelajaran Evektif, b) Media Pembelajaran, c) E-Learning meliputi: Pengertian E-learning, Fungsi dan Manfaat E-Learning, Moodle, Kelebihan Moodle, Alur Pembuatan dan Elemen E-Learning Moodle, d) Pembelajaran Mandiri

Bab Ketiga: Metode Penelitian yang meliputi: a) Jenis penelitian, b) Rancangan Penelitian Penelitian, c) Populasi dan Sampel, d) Metode Pengumpulan Data, e) Instrumen Penelitian, f) Analisis Data.

Bab Keempat: Analisa Data yang meliputi: a) Gambaran umum objek penelitian yang berisi: Sejarah berdirinya, tujuan sekolah, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan, fasilitas dan prasarana, b) Deskripsi Data, c) Analisis Data dan Pengujian Hipotesis.

Bab Kelima : Penutup yang meliputi: Kesimpulan dan Saran-saran.

(20)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Efektif

Pembelajaran yang efektif apabila kegiatan mengajar dapat mencapai tujuan sesuai pada perencanaan awal. Pembelajaran dikatakan efektif ketika peserta didik dapat menyerap materi pelajaran dan efisien.15 Dalam setiap pembelajaran

guru maupun pendidik seharusnya memiliki perencanaan awal secara tertulis dalam bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) maupun sejenisnya. Dengan begitu guru memiliki tujuan serta perlakuan yang tepat dan jelas saat mengimplementasikannya dalam pembelajaran di kelas. Tidak hanya merencanakan, guru juga harus memantau apakah kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan yang direncanakan sehingga siswa dapat menangkap materi dengan baik. Terlebih lagi guru juga harus memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin sehingga pembelajaran menjadi lebih efisien. Dengan begitu pembelajaran dapat dikatakan efektif.

B. Media Pembelajaran

Media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer, dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut

(21)

11

merupakan media manakala digunakan untuk menyalurkan informasi yang akan disampaikan.

Sedangkan perbedaan antara media dan media pembelajaran adalah terletak pada pesan atau isi yang ingin disampaikan. Artinya alat apa pun itu asal berisi tentang pesan-pesan pendidikan termasuk ke dalam media pendidikan atau pembelajaran.16

1. Fungsi Media Pembelajaran

a. Sebagai Sumber Belajar

Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni

sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain.17 b. Fungsi Semantik

Yakni kemampuan media dalam menambah perbedaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik). Hubungan antara kata, makna, dan perujukan menjadi amat jelas, yakni “makna” tidak melekat pada “kata”; “kata”

hanya “bermakna” bila dirujukan terhadap sejumlah referen. Seperti

harimau dapat dipakai sebagai simbol keberanian. Padahal, harimau itu sendiri biasanya dirujukan kepada binatang buas.18

16Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2014), cet. Ke-2, h. 57-58

(22)

12

c. Fungsi Manipulatif

Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) umum yang dimilikinya. Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi.

1) Kemampuan media dalam mengatasi batas-batas ruang dan waktu a) Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit

dihadirkan dalam bentuk aslinya.

b) Kemampuan media menjadi objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi singkat.

c) Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi.

2) Kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan inderawi manusia

a) Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil.

b) Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat.

c) Membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan suara.

(23)

13

d. Fungsi Psikologis 1) Fungsi Atensi

Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention) siswa terhadap materi ajar. Dengan demikian, media pembelajaran yang tepat guna adalah media pembelajaran yang mampu menarik dan memfokuskan perhatian siswa.19

2) Fungsi Afektif

Fungsi afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Media pembelajaran yang tepat guna dapat meningkatkan sambutan atau penerimaan siswa terhadap stimulus tertentu. Sambutan atau penerimaan tersebut berupa kemauan.20

3) Fungsi Kognitif

Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa.21

4) Fungsi Imajinatif

Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa. Imajinasi adalah proses menciptakan objek atau

19Ibid., h. 43

20Ibid., h. 44

(24)

14

peristiwa tanpa pemanfaatan data sensoris. Imajinasi ini mencakup penimbulan atau kreasi objek-objek baru sebagai rencana bagi masa mendatang.22

5) Fungsi Motivasi

Motivasi merupakan usaha dari puhak luar dalam hal ini adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan siswanya secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Guru dapat memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan minat belajarnya dan dengan cara memberikan dan menimbulkan harapan. Salah satu pemberian harapan itu yakni dengan cara memudahkan siswa-bahkan yang dianggap lemah sekalipun-dalam menerima dan memahami isi pelajaran yakni melalui pemanfaatan media pembelajaran yang tepat guna.23

6) Fungsi Sosio-Kultural

Yaitu mengatasi hambatan sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran. Masalah ini dapat diatasi dengan media pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.24

22Ibid., h. 46

23Ibid., h. 47

(25)

15

2. Jenis Media Pembelajaran

a. Media Visual

Yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera penglihatan semata-mata dari peserta didik. Dengan media ini, pengalaman belajar yang dialami peserta didik sangat bergantung kepada kemampuan penglihatannya.

b. Media Audio

Yaitu jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pengalaman belajar yang akan didapatkan adalah dengan mengandalkan indera kemampuan pendengaran.

c. Media Audio-Visual

Media ini adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan.

d. Multimedia

(26)

16

serta media interaktif berbasis komputer dan teknologi komunikasi dan informasi.25

3. Prinsip Pemilihan Media

a. Kesesuaian

Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik dan materi yang dipelajari, serta metode atau pengalaman belajar yang diberikan kepada peserta didik.

b. Kejelasan Sajian

Beberapa jenis media dan sumber belajar dirancang hanya mempertimbangkan ruang lingkup materi pembelajaran, tanpa memperhatikan tingkat kesulitan penyajiannya sama sekali. Penilaian tentang kemudahan sajian sebuah media sangat tergantung pada kondisi dan sosio-kultural siswa, serta pengalaman empirik guru. Jadi, bisa berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya.

c. Kemudahan Akses

Kemudahan akses menjadi salah satu prinsip dalam pemilihan media pembelajaran. Jika sudah tersedia, apakah media tersebut mudah diakses dan dimanfaatkan oleh peserta didik? Apakah perangkat pendukungnya

(27)

17

sudah tersedia dan kompatibel? Kemudahan akses juga berhubungan dengan lokasi dan kondisi media.

d. Keterjangkauan

Keterjangkauan di sini berkaitan dengan aspek biaya (cost). Besar kecilnya biaya yang diperlukan untuk mendapatkan media adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan.

e. Ketersediaan

Ketersediaan suatu media perlu dipertimbangkan dalam memilih media. Pada saat kita hendak mengajar dan dalam rencana telah disebutkan macam atau jenis media yang akan dipakai, maka kita perlu mengecek ketersediaan media tersebut.

f. Kualitas

Dalam memilih media pembelajaran, kualitas media hendaklah diperhatikan. Sebaiknya, dipilih media yang berkualitas tinggi.

g. Ada Alternatif

Dalam pemilihan media, salah satu prinsip yang juga penting diperhatikan adalah bahwa guru tidak bergantung hanya pada media tertentu saja. Maka, andaikata media yang diharapkan tidak diperoleh, maka gunakan media alternatif.

h. Interactivitas

(28)

18

i. Organisasi

Pertimbangan lain yang juga perlu diperhatikan adalah dukungan organisasi. Misalnya apakah pimpinan sekolah atau pimpinan yayasan mendukung?

j. Kebaruan

Kebaruan dari media yang akan dipilih juga harus menjadi pertimbangan sebab media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.

k. Berorientasi Siswa

Pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada siswa. Artinya perlu dipertimbangkan keuntungan dan kemudahan apa yang akan diperoleh siswa dengan media tersebut.26

C. E-Learning

E-Learning diartikan sebagai materi pembelajaran atau pengalaman belajar yang disampaikan melalui teknologi elektronik. Jadi, dengan demikian dalam e-Learning siswa tidak hanya belajar dari internet saja akan tetapi juga dari sumber lain seperti video dan audio. Namun dewasa ini e-Learning juga lebih banyak memanfaatkan komputer dengan jaringan internetnya.27

26Ibid., h. 82-85

(29)

19

E-learning (electronic learning) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan.28 Beberapa

keterangan lain terkait e-Learning ialah sebagai berikut:

1. Komponen E-Learning

a. E-Learning System

Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan LMS (Learning Management System).

b. E-Learning Content (isi)

Yaitu konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (learning management system).

c. E-Learning Infrastructure (Peralatan)

Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer dan perlengkapan multimedia.29

2. Kendala untuk Mengaplikasikan Sistem E-Learning

a. masih kurangnya kemampuan menggunakan Internet sebagai sumber pembelajaran;

b. biaya yang diperlukan masih relatif mahal untuk tahap-tahap awal;

28 Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2013), cet. Ke-6, h. 335

(30)

20

c. belum memadainya perhatian dari berbagai pihak terhadap pembelajaran melalui Internet;

d. belum memadainya infrastruktur pendukung untuk daerah-daerah tertentu.30

3. Fungsi dan Manfaat E-Learning

a. Suplemen (tambahan)

E-learning sebagai suplemen (tambahan), yaitu: peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi e-Learning atau tidak. Dalam hal ini tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi e-Learning. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

b. Komplemen (pelengkap)

Artinya materi yang ada dalam e-Learning diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas.

c. Substitusi (pengganti)

Ada tiga alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu: (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2)

(31)

21

sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet; atau (3) sepenuhnya melalui internet.31

D. E-Learning Moodle

Moodle (Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment) adalah sebuah Software Course Content Management (CMS), yang diperkenalkan pertama kali oleh Martin Dougiamas, seorang scientist dan educator, yang menghabiskan sebagian waktunya untuk mengembangkan sebuah learning management system di salah satu perguruan tinggi di Kota Perth, Australia. Moodle tersedia secara gratis di web pada alamat (http://www.moodle.org), sehingga siapa saja dapat men-download dan menginstallnya. Telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 100 bahasa di dunia termasuk bahasa indonesia, sehingga semakin mempermudah kita dalam mengembangkan aplikasi e-Learning.32

Moodle juga dapat disebut sebagai LMS (Learning Management System). Moodle merupakan salah satu LMS open source (dapat dimodifikasi sesuai kondisi dan kebutuhan sekolah) yang sangat populer. Moodle dapat dengan mudah dipakai untuk mengembangkan portal sistem e-learning.

Sebelum melangkah lebih jauh kita perlu memahami karakteristik dasar LMS. Karakteristik inilah yang menjadi panduan Kementrian Pendidikan dan

31Ibid., h. 29-30

(32)

22

Kebudayaan dalam mengembangkan LMS di sekolah. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

a. Memberikan layanan student self service, artinya seluruh peserta didik dalam pembelajaran berbasis TIK ini dapat melayani diri mereka sendiri ketika ingin menjalani aktivitas belajar. Struktur kurikulum dan bahan ajar dapat diakses secara mandiri tanpa campur tangan dari pihak lain.

b. Memberikan layanan online learning, artinya seluruh bahan ajar yang disiapkan oleh pendidik dapat diakses oleh peserta didik secara online melalui jalur internet maupun intranet. Bahan ajar disajikan dalam bentuk course (kursus) yang telah dipaketkan sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

c. Memberikan layanan online assessment, artinya pesertadidik yang telah melakukan pembelajaran secara online dapat mengetahui apakah dirinya telah menguasai materi pembelajaran dengan cara mengikuti layanan assessment secara online.

d. Memberikan layanan collaborative learning, artinya aplikasi ini menyediakan layanan kolaborasi pembelajaran antara pendidik dengan pendidik, pendidik dengan peserta didik, maupun antar peserta didik.

(33)

23

terkomputerisasi. Platform aplikasi LMS harus berbasis Web supaya dapat diakses melalui berbagai platform.33

1. Kelebihan Moodle

Banyak hal yang membuat Moodle berbeda dengan yang lain, diantaranya:

a) Sederhana, efisien dan ringan serta kompatibel dengan banyak browser. b) Installasi yang sangat mudah.

c) Dukungan berbagai bahasa termasuk Bahasa Indonesia.

d) Tersedianya manajemen situs untuk melakukan pengaturan situs secara keseluruhan, perubahan modul dan lain sebagainya.

e) Tersedianya manajemen pengguna (user management). f) Tersedianya manajemen course yang baik.

g) Tersedianya modul chat, modul polling, modul forum, modul untuk jurnal, modul untuk kuis, modul untuk workshop dan survei, serta masih banyak lagi.

Beberapa aktivitas pembelajaran yang didukung oleh Moodle adalah sebagai berikut:

a) Assigment

Fasilitas ini digunakan untuk memberikan penugasan kepada peserta pembelajaran secara online. Peserta pembelajaran dapat mengakses materi

(34)

24

tugas dan mengumpulkan tugas dengan cara mengirim file hasil pekerjaan mereka.

b) Chat

Fasilitas ini digunakan oleh pengajar dan peserta pembelajaran untuk saling berinteraksi secara online dengan cara berdialog teks (percakapan online).

c) Forum

Merupakan forum diskusi secara online antara pengajar dan peserta pembelajaran yang membahas topik-topik yang berhubungan dengan materi pembelajaran.

d) Quiz

Fasilitas ini digunakan oleh pengajar untuk melakukan ujian atau tes secara online (online test).

e) Survey

Fasilitas ini digunakan untuk melakukan jajak pendapat.

2. Alur Pembuatan dan Elemen E-Learning Moodle

Alur pembuatan e-Learning Moodle adalah sebagai berikut: a) Membangun sekolah (installasi).

(35)

25

Sedangkan elemen yang terdapat dalam e-Learning Moodle adalah sebagai berikut:

a) Administrator, yaitu pengguna yang mempunyai akses tertinggi.

b) Course creator, yaitu pengguna yang mempunyai akses untuk membuat course baru dan mengajar dalam course itu.

c) Teacher, yaitu pengguna yang dapat melakukan fungsi course termasuk menambah / mengubah aktivitas dan memberi nilai.

d) Non-editing teacher, yaitu mirip seperti asisten guru atau dosen merupakan pengguna yang dapat mengajar pada course tetapi tidak bisa menambah / mengubah aktivitas.

e) Student, yaitu pengguna yang mempunyai hak untuk mengakses course tertentu tetapi tidak dapat mengubah course tersebut.

f) Guest, yaitu pengguna yang mempunyai hak akses terbatas, tergantung pengaturan Moodle untuk jenis pengguna ini.34

3. Installasi E-Learning Moodle

a. Perangkat yang Dibutuhkan

Installasi moodle pada server komputer (localhost) membutuhkan spesifikasi komputer sebagai berikut:

(36)

26

1) Hardwere

a) Harddisk dengan kapasitas minimal 160 MB b) Memory 256 MB, direkomendasikan 1 GB 2) Software

a) Sistem operasi Windows XP/2000/2003, Solaris 10 (Sparc and x64), Mac Os X atau Netware 6.

b) Web server Apache atau IIS c) PHP (minimal versi 5.3.2) d) Database:

 MySQL – versi minimum 5.0.25  PostgreSQL – versi minimum 8.3  MSSQL – versi minimum 9.0  Oracle – versi minimum 10.2  SQLite – versi minimum 2.0

b. Memulai Installasi Moodle di Windows 7 1) Installasi Web Server Xampp

Sebelum menggunakan program aplikasi moodle, maka tahap pertama adalah menginstal aplikasi web server Apache, PHP, dan database MySql. Semua tersedia dalam program XAMPP.

Program XAMPP yang dapat digunakan adalah versi 1.7.7, yang didalamnya tercakup program-program berikut:

(37)

27

b) MySQL 5.5.16 c) PHP 5.3.8

d) phpMyAdmin 3.4.5

e) FileZilla FTP Server 0.9.39

f) Tomcat 7.0.21 (with mod_proxy_ajp as connector)

Aplikasi XAMPP 1.7.7 dapat diunduh secara gratis dari situs resminya di http://www.apachefriends.org/. Berikut langkah-langkah instalasi XAMPP 1.7.7 ke dalam komputer:

a) Jalankan file xampp-win32-1.7.7-usb-lite yang sudah di unduh, lalu klik OK

b) Klik Next pada kotak dialog

c) Pilih folder tujuan installasi XAMPP 1.7.7, klik Browse untuk memilih lokasi atau biarkan default di c:\xampp.

d) Selanjutnya klik Install

e) Klik tombol Finish, maka proses installasi XAMPP 1.7.7 pada komputer telah berhasil.

2) Mengaktifkan Web Server Apache dan Database MySQL

(38)

28

a) Jalankan XAMPP Control Panel dari c:\xampp, maka kotak dialog XAMPP Control Panel Application akan ditampilkan

b) Jalankan browser, dan ketikan http://localhost

c) Klik English, selanjutnya menginstal aplikasi program e-learning moodle.

3) Menginstall Moodle 2.2+

Installasi moodle dilakukan melalui browser. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Ekstrak paket moodle yang telah diunduh ke folder “htdocs” yang terletak di lokasi tempat XAMPP berada, misalnya c:\xampp\htdocs.

b) Selanjutnya buka browser dan ketikan http://localhost/moodle. c) Pilih bahasa yang diinginkan lalu klik Next

d) Pada halaman Confirm paths, pilih Next

e) Pada halaman Choose database driver, klik Next

f) Pada Database setting, isi database name untuk nama database moodle (atau biarkan seperti defaut-nya), isi database user dengan “root” dan database password dengan password database yang

diinginkan. Selanjutnya klik Next. g) Klik Continue

(39)

29

i) Langkah selanjutnya adalah mengisi identitas e-learning pada form, klik Save Changes.

Proses installasi telah selesai dan berhasil. Selanjutnya tugas seorang administrator untuk memodifikasi tampilan halaman depan dan isi moodle sesuai dengan kebutuhan lembaga.35

Selain menggunakan cara di atas, terdapat beberapa situs yang menyediakan fasilitas gratis untuk pembuatan e-learning. Salah satunya adalah di gnomio.com. Situs tersebut menggunakan Moodle sebagai pembangun situs yang berbasis LMS (Learning Management System). Moodle saat ini masih menjadi favorit beberapa pengguna LMS.36

Sedangkan cara untuk mendapatkan e-learning yang sudah jadi di gnomio.com ialah sebagai berikut:

a. Buka halaman web gnomio.com melalui browser pada komputer b. Setelah halaman gnomio.com terbuka seperti gambar di bawah ini

35Ibid., h. 5-14

36http://www.m-edukasi.web.id/2012/01/membuat-e-learning-berbasis-moodle.html, di akses

(40)

30

c. Selanjutnya isilah create your site, pada kolom Nama isilah nama situs yang akan anda buat contohnya untuk SMA AL-FALAH Surabaya peneliti menggunakan nama alfalahsby.gnomio.com d. Kemudian pada kolom E-mail isilah email anda untuk kemudian

akan diberikan admin serta pasword melalui email tersebut untuk dipakai login sebagai admin di situs e-learning yang anda buat. Sebagai contoh peneliti memasukan email peneliti yaitu nurulmiftakhulnudin@gmail.com

e. Notifikasi email dapat di tunggu 1 kali 24 jam

(41)

31

a) Di belakang alamat situs e-learning yang kita buat terdapat embel-embel gnomio.com. Contoh www.alfalahsby.gnomio.com, karena membuat melalui jasa web tersebut.

b) Terdapat beberapa beberapa sponsor dalam e-learning tersebut yang merupakan bagian komersialisasi pihak gnomio.com

c) Tidak berfungsinya open source karena tidak memiliki akses database sehingga tidak dapat memodifikasi e-learning.

E. Pembelajaran Mandiri

Kata mandiri mengandung arti tidak tergantung kepada orang lain, bebas dan dapat melakukan sendiri. Menurut Wedemeyer (1983) dalam buku karangan Rusman yang berjudul Model-model Pembelajaran, peserta didik yang belajar secara mandiri mempunyai kebebasan untuk belajar tanpa harus menghadiri pembelajaran yang diberikan guru/pendidik di kelas. Peserta didik dapat mempelajari materi pokok tertentu dengan membaca modul atau melihat dan mengakses program e-learning tanpa bantuan atau dengan bantuan terbatas dari orang lain.

Dari pembelajaran mandiri tersebut peserta didik mempunyai otonomi dalam belajar, yaitu beberapa wujud kebebasan sebagai berikut:

(42)

32

2. Peserta didik boleh ikut menentukan bahan belajar yang ingin dipelajarinya dan cara mempelajarinya.

3. Peserta didik mempunyai kebebasan untuk belajar sesuai dengan kecepatannya sendiri.

4. Peserta didik dapat ikut menentukan cara evaluasi yang akan digunakan untuk menilai kemajuan belajarnya.37

Hal yang terpenting dalam proses pembelajaran mandiri ialah peningkatan kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya peserta didik tidak bergantung pada guru/pendidik, pembimbing, teman atau orang lain dalam belajar.38

Belajar mandiri bukan berarti harus belajar secara mandiri. Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif dengan ataupun tanpa guru. Sebagai seorang yang mandiri, siswa tidak harus mengetahui semua hal, tetapi juga tidak diharapkan menjadi siswa yang jenius yang tidak membutuhkan bantuan orang lain. Sesuai dengan konsep belajar mandiri, bahwa seorang siswa diharapkan dapat:

1. Menyadari bahwa hubungan antara pengajar dengan dirinya tetap ada, namun hubungan tersebut diwakili oleh bahan ajar atau media belajar.

2. Mengetahui konsep belajar mandiri.

37Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2013), cet. Ke-6, h. 353-354

(43)

33

3. Mengetahui kapan ia harus meminta tolong, kapan ia membutuhkan bantuan atau dukungan.

4. Mengetahui kepada siapa dan dari mana ia dapat atau harus memperoleh bantuan/dukungan.

Salah satu prinsip belajar mandiri adalah mampu mengetahui kapan membutuhkan bantuan atau dukungan pihak lain. Pengertian tersebut termasuk kapan perlu bertemu atau berdiskusi dengan siswa lain, membentuk kelompok belajar, atau saling bertukar informasi dengan teman yang kuliah di tempat lain. Bantuan atau dkungan dapat juga diperoleh dari berbagai sumber atau literatur pendukung, seperti surat kabar, berita, radio atau televisi, perpustakaan, dan hal lain yang tidak berhubungan dengan orang.

Bagian terpenting dari konsep belajar mandiri adalah bahwa setiap siswa harus mampu mengidentifikasi sumber-sumber informasi, karena identifikasi sumber informasi ini sangat dibutuhkan untuk memperlancar kegiatan belajar seorang siswa pada saat siswa tersebut membutuhkan bantuan atau dukungan.39

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk melakukan suatu penelitian. Dilihat dari bentuknya, metode penelitian pendidikan dibedakan dalam 3 kategori yaitu, metode kualitatif, metode kuantitatif, dan metode fungsional.

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunaka metode eksperimen. Metode eksperimen disebut juga metode percobaan. Metode eksperimen menurut tujuannya terdiri dari 3 bentuk yaitu eksperimen pembuktian, eksperimen penemuan, dan eksperimen perencanaan tindakan.

1. Metode Eksperimen Pembuktian

Metode ini berusaha membuktikan benar atau salah suatu teori pendidikan dalam bentuk nyata atau praktik. Metode ini mengandalkan kebenaran teori utama sebagai panduan sekalipun pedoman penyusunan simulasi / pengkondisian yang akan dilakukan.40

2. Metode Eksperimen Penemuan

Metode eksperimen penemuan pada prinsipnya sama dengan metode ekperimen pembuktian. Hanya saja, metode eksperimen penemuan tidak bertujuan membuktikan kebenaran teori, tetapi mencari tahu apa yang akan

(45)

35

terjadi jika suatu tindakan khusus diterapkan pada seseorang atau objek tertentu dalam penelitian yang dilakukan.

3. Metode Eksperimen Perencanaan Tindakan

Metode eksperimen perencanaan tindakan disebut juga metode test drive atau uji kemudi. Menurut substansinya, metode eksperimen perencanaan tindakan sama dengan metode pembuktian teori maupun penemuan. Metode eksperimen perencanaan tindakan tidak bertujuan mencari tahu hal-hal baru atau benar salahnya suatu teori yang ada, tetapi sebagai gladi resik atau prakondisi atas program aksi yang akan dilakukan. Diharapkan dengan adanya penelitian eksperimen perencanaan tindakan, maka segala sesuatu yang dapat mengganggu atau menghambat jalannya proses pembelajaran pada dataran konkrit dapat diatasi.41

4. Langkah-langkah Penelitian Eksperimen

Adapun langkah-langkah dalam penelitian eksperimen kali ini adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Meliputi kegiatan seperti penentuan objek dan sasaran utama penelitian. Pencarian cara dan jalan terbaik yang bisa ditempuh untuk mencapainya.42

41Ibid., h. 79-80

(46)

36

Objek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 1 SMA Al-Falah Surabaya. Sedangkan sasaran utama dalam penelitian ini adalah aspek kognitif siswa. Kemudian mengenai cara dan jalan akses e-learning, peneliti telah mempersiapkan e-Learning Moodle agar dapat diakses secara online oleh siswa atau peserta didik dimanapun dan kapanpun. b. Persiapan teknis

Persiapan teknis meliputi tindakan-tindakan seperti pengamatan awal (disebut juga pengamatan prakondisi), koordinasi dengan pihak-pihak terkait, sampai pada penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk simulasi yang akan dilakukan.43

Maka dalam tahap kedua ini peneliti berkoordinasi dengan guru mapel Agama Islam untuk singkronisasi materi dan evaluasi pembelajaran berupa soal tes / quiz yang nantinya akan di input ke dalam program e-Learning Moodle. Peneliti juga berkoordinasi dengan guru TIK untuk penyediaan laboratorium komputer sebelum tahap implementasi e-Learning Moodle dilakukan.

c. Pengkondisian

Pada tahap pengkondisian atau pelaksanaan eksperimen, jika terjadi kegagalan, maka seluruh rangkaian penelitian menjadi gagal total.44

43Ibid., h. 80

(47)

37

Dalam tahap ini peneliti dengan pihak sekolah atau guru mengajak siswa untuk belajar secara mandiri dengan mengakses situs e-Learning Moodle yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

d. Pengamatan atau penilaian

Tahap pengamatan dan penilaian berlangsung bersamaan dengan terjadinya pengkondisian.45 Dalam langkah ini peneliti melakukan penilaian kondisi dengan cara mengamati/observasi dan melakukan penilaian siswa dengan cara teknik tes soal atau quiz secara online yang sudah ada dan sudah dipersiapkan di dalam program e-Learning Moodle.

B. Rancangan Penelitian

1. Pada langkah pertama, di hari pertama peneliti bekerjasama dengan guru PAI untuk memberikan pembelajaran di kelas pada siswa kelas XI MIA 1 SMA Al-Falah Surabaya sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dipersiapkan oleh peneliti. Di akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi kepada siswa berupa soal latihan terkait materi yang sudah diajarkan (prinsip dan praktik ekonomi Islam) sekaligus melakukan penilaian.

2. Pada langkah kedua, setelah pembelajaran dan penilaian dilakukan, di hari yang sama (hari pertama) peneliti memperkenalkan e-learning Moodle kepada para siswa, baik cara sign up (pendaftaran/registrasi), cara sign in (masuk kedalam program) dan juga cara penggunaannya secara keseluruhan.

(48)

38

3. Selanjutnya pada langkah yang ke tiga, yaitu di hari yang kedua, peneliti bekerjasama dengan guru TIK untuk melakukan simulasi eksperimen pembelajaran mandiri menggunakan e-learning Moodle di laboratorium komputer. Siswa yang dijadikan objek tetap sama yaitu siswa kelas XI MIA 1 SMA Al-Falah Surabaya. Sedangkan topik materi yang diajarkan juga sama yaitu prinsip dan praktik ekonomi Islam, akan tetapi materi yang sudah disajikan dalam e-Learning Moodle telah diberikan beberapa tambahan materi. Siswa juga diberikan perintah untuk mengisi / mengerjakan evaluasi berupa soal quiz online yang terdapat di dalam e-learning Moodle.

4. Setelah nilai didapat dari pembelajaran di kelas dan pembelajaran mandiri menggunakan e-learning Moodle di laboratorium komputer. Kemudian kedua nilai tersebut akan di kelola menggunakan statistik Deskriptif untuk mengetahui gambaran dari kedua data nilai tersebut dan untuk melihat perbedaan serta mengetahui seberapa besar tingkat efektivitas e-learning Moodle sebagai media pembelajaran mandiri siswa, peneliti akan melakukan pengolahan data menggunakan Paired Sampel t test.

C. Populasi dan Sampel

(49)

39

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti guna dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya untuk dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian.46 Maka dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas XI SMA Al-Falah Surabaya.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek/subjek penelitian. Jadi sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.47 Maka sampel dalam penelitian ini adalah salah satu kelas dari seluruh

kelas XI SMA Al-Falah Surabaya yaitu siswa kelas XI MAI 1 SMA Al-Falah Surabaya.

D. Jenis Data

Data adalah sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam penelitian dengan menggunakan parameter tertentu yang telah ditentukan. Misalnya jumlah data penduduk, data berat badan, data sikap konsumen, data laporan keuangan dan lain-lain. Jenis data penelitian dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, tetapi berbentuk kata, kalimat, atau gambar atau bagan.48 Dalam hal ini, data yang dimaksud antara lain gambaran umum objek penelitian, sejarah

46Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Bandung : Alfabeta, 2013), cet. Ke-1, h. 48

47Ibid., h. 50

(50)

40

berdirinya SMA Al-Falah Surabaya, serta pendeskripsian hasil analisis. Data kualitatif ini hanya sebagai penunjang terhadap data kuantitatif yang diperoleh.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka.49 Dalam hal ini, data yang dimaksud antara lain daftar nilai tes soal pada pembelajaran PAI di kelas dan daftar nilai quiz online yang terdapat pada eksperimen simulasi pembelajaran PAI secara mandiri menggunakan media e-learning Moodle di ruang laboratorium komputer.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian pendidikan terdiri dari berbagai macam bentuk dan jenis. Mulai dari pengumpulan data dan informasi yang bersifat alamiah seperti penginderaan fisik sampai pada penginderaan rekayasa seperti rekaman film dokumentasi atau angket pengujian terstruktur. Semua itu adalah teknik-teknik pengumpulan data.50

Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang relevan dengan permasalahan yang ada. Teknik-teknik tersebut ialah sebagai berikut:

49Ibid., h. 152

(51)

41

1. Pengamatan (observasi)

Teknik pengumpulan data model pengamatan termasuk teknik pengumpulan data yang paling klasik dan sederhana namun masih relevan dan objektif untuk diakukan.51 Observasi ini dilakukan untuk mengetahui keterampilan guru dan siswa dalam mengoperasikan e-learning Moodle.

2. Wawancara (interview)

Wawancara atau intervew adalah teknik dialog antara subjek sebagai peneliti dengan objek yang sedang diteliti. Dari teknik yang sederhana dan tidak berurutan sampai pada teknik terstruktur dan terencana dengan baik.52

Metode ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data tentang gambaran umum objek penelitian serta untuk memperoleh data yang dirasa kurang jelas dalam observasi.

3. Tes (ujian)

Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes atau ujian adalah teknik pengumpulan data dimana objek yang diteliti diminta mengerjakan tugas atau pekerjaan tertentu yang diberikan peneliti. Teknik ini umumnya dipakai untuk evaluasi hasil belajar siswa. Tujuannya mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan.53

Teknik ini digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas e-Learning Moodle sebagai media pembelajaran mandiri siswa kelas XI SMA Al-Falah

51Ibid., h. 178

52Ibid., h. 180

(52)

42

Surabaya melalui nilai dari pada tes soal evaluasi yang sudah diberikan di setiap pembelajaran.

4. Angket / Kuesioner

Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Orang yang di harapkan memberikan respon ini disebut responden.

a. Angket Terbuka

Angket terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa dengan memberikan kesempatan atau peluang kepada responden untuk menuliskan sesuai dengan yang diketahuinya sehingga responden secara independen dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaan yang sebenarnya.

b. Angket Tertutup

Yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (x) pada kolom atau tempat yang sesuai.

c. Angket Campuran/Gabungan Terbuka dan Tertutup

Angket campuran yaitu gabungan antara angket terbuka dan angket tertutup.54

(53)

43

Akan tetapi dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan teknik angket untuk mengetahui data tentang infrastruktur pendukung e-learning Moodle dan minat siswa setelah e-learning Moodle di perkenalkan dan di uji eksperimen kepada siswa.

5. Dokumentasi

Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat, di mana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-harinya.55

Dalam penelitian ini dokumentasi dilakukan untuk mengetahui profil SMA Al-Falah Surabaya, visi misi sekolah, struktur organisasi, jumlah guru siswa, karyawan sekolah, serta sarana dan prasarana sekolah.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data agar lebih mempermudah dan hasilnya lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah.

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen.

(54)

44

Dalam penelitian ini instrumen dalam mengumpulkan data ialah sebagai berikut:

1. Instrumen pedoman wawancara, instrumen ini digunakan dalam pengumpulan data melalui metode interview yaitu berupa ancer-ancer pertanyaan yang akan ditanya.

2. Instrumen observasi, sama halnya dengan instrumen wawancara, instrumen observasi ini juga berisi tentang ancer-ancer atau kisi-kisi yang harus dan akan di amati langsung oleh peneliti.

3. Instrumen angket, digunakan peneliti untuk memperoleh data penelitian dimana terdapat dua jenis angket yaitu sebagai berikut:

a. Angket Terbuka, memberikan kesempatan kepada responden secara independen untuk menjawabnya dengan bahasa dan kalimat masing-masing.

b. Angket Tertutup, merupakan angket yang sudah diberikan alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilih dengan memberi tanda silang, centang dan sebagainya pada tempat atau kolom yang sesuai. Angket yang disusun oleh peneliti terdiri dari dua jenis yaitu:

(55)

45

2) Angket tentang minat siswa yang terdiri dari 6 butir soal dan responden hanya dapat menjawab salah satu dari 3 categori jawaban. 4. Instrumen tes berupa soal-soal atau quiz yang terkait dengan materi yang telah

ajarkan dalam pembelajaran di kelas maupun pembelajaran secara mandiri menggunakan media e-learning Moodle. Terdapat dua jenis soal yang akan dikerjakan oleh siswa, yaitu:

a. 20 butir soal uraian yang diberikan pada pembelajaran dikelas

b. 20 butir soal pilihan ganda yang diberikan pada media e-learning Moodle dalam pembelajaran mandiri siswa.

Untuk mengetahui perbedaan pembelajaran dikelas dengan pembelajaran mandiri menggunakan media e-learning Moodle, peneliti hanya melakukan operasi hitung 20 tes soal evaluasi dari masing-masing pembelajaran (pembelajaran di kelas dan pembelajaran mandiri menggunakan media e-learning Moodle).

G. Analisis Data

Langkah ini disebut mempersiapkan data atau mengadministrasi data. Langkah-langkah penting yang perlu diambil dalam mempersiapkan ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan Skoring

(56)

46

kontribusi dan partisipasi dalam menjawab angket yang telah dikirimkan responden kepada tim peneliti. Setiap angket harus diskor dengan cara yang sama dan kriteria yang sama.

Cara menskor yang paling baik adalah dengan melakukan secara manual. Karena lebih teliti dan memiliki sensivitas tinggi bila terjadi penyimpangan. Akan tetapi dalam jumlah yang besar seperti pengambilan skor dari hasil angket ujian masuk ke perguruan tinggi, misal cara yang paling cepat adalah menggunakan jasa komputer.56

Skoring dalam penelitian ini dilakukan pada saat selesai pembelajaran. Baik penskoran angket yang telah disebarkan kepada responden dan penskoran evaluasi pembelajaran yang berupa soal-soal tes atau quiz yang dilakukan di setiap akhir pembelajaran, baik pembelajaran di kelas maupun pembelajaran mandiri menggunakan media e-learning Moodle.

2. ProsesTabulasi Data Penelitian

Setelah instrumen diskor, hasilnya ditransfer dalam bentuk yang lebih ringkas dan mudah dilihat. Mencatat skor secara sistematis akan memudahkan pengamatan data dan memperoleh gambaran analisisnya. Dari tabulasi, analisis dapat dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dengan menggunakan

(57)

47

analisis skripsi, yaitu mencari jumlah skor, nilai rata-rata dan standar penyimpangan.57

Dalam tahap ini peneliti menyusun daftar nilai angket dan evaluasi tes soal dari masing-masing siswa dengan cara tabulasi data nilai yang sudah terkumpul. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah pengolahan data. Setelah proses tabulasi data kemudian data akan diproses menggunakan teknik analisis statistik deskriptif untuk mengetahui gambaran dari kedua data tersebut dan juga peneliti menggunakan teknik analisis paired sampel t test untuk mengetahui efektivitas e-learning Moodle sebagai media pembelajaran mandiri siswa.

3. Analisis Statistik Deskriptif

a. Pengertian Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya.58

Dalam literatur lainnya statistik deskriptif juga diartikan sebagai pengolahan data untuk tujuan mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sample atau populasi. Data yang

57Ibid., h. 174

(58)

48

diolah dalam statistik deskriptif hanya satu variabel saja. Hasil daripada statistik deskriptif dapat berupa tabel, grafik, diagram.59

Kedua pernyataan diatas tampak senada yaitu untuk memberikan deskripsi atau gambaran pada obyek yang diteliti, dan data yang diolah dalam statistik deskriptif hanyalah satu variabel saja. Maka saya kira statistik deskriptif sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian ini yang memang hanya terdapat satu variabel saja yaitu “Efektivitas Implementasi E-Learning Moodle Sebagai Media Pembelajaran Mandiri Siswa”.

Beberapa hal yang dicari dalam statistik deskriptif ini ialah meliputi Modus, Median, Mean, Rentang Data, dan Varians. Berikut penjelasan dari masing-masing poin tersebut.

1) Modus (Mode)

Modus merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai yang sedang populer (yang sedang menjadi mode) atau nilai yang sering muncul dalam kelompok tersebut.60

2) Median

Median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar, atau sebaliknya.

59Wiratna Sujarweni, SPSS untuk Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Baru Press, 2015), cet. Ke-1, h. 29

(59)

49

Jika jumlah individu dalam kelompok tersebut adalah genap, maka nilai tengahnya adalah dua angka yang ditengah dibagi dua, atau rata-rata dari dua angka yang tengah.61

3) Mean

Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Berikut rumus dari mean:

�� =

∑ �

Me = Mean (rata-rata) ∑ = Epsilon (baca jumlah)

xi = Nilai x ke i sampai ke n

N = Jumlah individu62

4) Rentang Data

Rentan data (range) dapat diketahui dengan jalan mengurangi data yang terbesar dengan data terkecil yang ada pada kelompok itu. Rumusnya adalah:

R = x

t

x

r

R = Rentang

xt = Data terbesar dalam kelompok

xr = Data terkecil dalam kelompok63

61Ibid., h. 48-49

(60)

50

5) Varians

Varians merupakan salah satu teknik statistik yang digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok. Varians merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individual terhadap rata-rata kelompok. Akar varians disebut standar deviasi atau simpangan baku.64

Adapun selain kelima hal tersebut terdapat beberapa hal yang dapat dicari diantaranya adalah Sum (Jumlah), Minimum, Maximum dan Standar Deviasi.

b. Penggunaan Statistik Deskriptif dengan SPSS

Untuk mendapatkan hasil dari masing-masing poin di atas terdapat dua cara pengolahan data yang dapat ditempuh yaitu dengan cara perhitungan manual seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dan juga dapat menggunakan program SPSS. Analisis statistik deskriptif menggunakan program SPSS dirasa lebih mempermudah dan mempercepat penelitian selain itu juga memiliki hasil yang akurat sehingga cara ini dipergunakan oleh peneliti dalam penelitian kali ini. Cara menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut:

63Ibid., h. 55

(61)

51

1) File – Open – Data – Cari data

2) Pilih Analyze – Deskriptive Statistics – Deskriptive 3) Lalu pindahkan nilai siswa ke kotak variabel(s) 4) Pilih tombol Option

5) Beri tanda (√) pada Mean, Standar Deviation, Variance, Sum, Minimum, Maximum, dan Ascending means

6) Klik Continue – klik Ok.65

4. Statistik Paired Sampel t Test

a. Pengertian Paired Sampel t Test

Uji t-paired digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel bebas. Dua sampel yang dimaksud adalah sampel yang sama namun mempunyai dua data.

b. Penggunaan Statistik Paired Sampel t Test dengan SPSS

Cara pengelolahan data statistik jenis paired sampel t tes menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:

1) Pemasukan data ke SPSS

a) Buka lembar kerja baru klik File-New-Data

b) Menampilkan variabel view untuk mempersiapkan pemasukan nama dan properti variabel.

(62)

52

c) Variabel pertama dan kedua isikan Name, Type, Width, Decimal, Label, Value, Missing, Columns, Align dan measure

2) Mengisi data

Setelah nama variabel didefinisikan, langkah selanjutnya adalah mengisi data sebelum dan sesudah e-learning diterapkan. Untuk itu kembalikan pada data view lalu isikan data tersebut.

3) Menyimpan data

Dari menu utama SPSS pilih file-Save As, beri nama file dan taruh ke dalam directory yang dikehendaki.

4) Mengolah data a) Klik Analize

b) Pilih Compare Means c) Pilih Paired Sampel T Test

d) Masukan variabel 1 (sebelum impementasi e-learning Moodle) dan variabel 2 (sesudah implementasi e-learning Moodle) pada kotak Paired Variables

e) Klik OK.66

5. Penyajian Data

Setiap peneliti harus dapat menyajikan data yang telah diperoleh, baik yang diperoleh melalui observasi, wawancara, kuesioner (angket) maupun

(63)

53

dokumentasi. Prinsip dasar penyajian data adalah komunikatif dan lengkap, yang berarti menarik perhatian dan mudah untuk memahaminya.67

a. Tabel

Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan tabel merupakan penyajian yang banyak digunakan, karena lebih efisien dan cukup komunikatif.68

b. Grafik

Selain dengan tabel, penyajian data yang cukup populer dan komunikatif adalah dengan grafik. Pada umumnya terdapat dua macam grafik yaitu: grafik garis (polygon) dan grafik batang (histogram).69

c. Diagram Lingkaran

Cara lain untuk menyajikan data hasil penelitian adalah dengan diagram lingkaran atau piechart. Diagram lingkaran digunakan untuk membandingkan data dari berbagai kelompok.70

67Sugiyono, Op.cit., h. 29

68Ibid., h. 30

69Ibid., h. 40

(64)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. PROFIL SMA AL-FALAH SURABAYA

Berikut sajian data tentang profil sekolah yang peneliti dapatkan dari hasil dokumentasi:

No Identitas Sekolah SMA Al-Falah Ketintang 1 Nama Sekolah SMA Al-Falah Ketintang 2 Nomor Statistik Sekolah 304056024279

3 NPSN 20541315

4 Propinsi Jawa Timur

5 Otonomi Daerah Surabaya

6 Kecamatan Gayungan

7 Desa / Kelurahan Ketintang

8 Jalan dan Nomor Ketintang Madya Nomor 81

9 Kode Pos 60231

10 Telepon 031-8291502

11 Faxcimile / Fax 031-8275333

12 Daerah Perkotaan

(65)

55

15 Akreditasi A

16 Surat Keputusan / SK No: 421/3167/402.4.9/2001

17 Penerbit SK Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur 18 Kegiatan Belajar Mengajar Pagi

19 Bangunan Sekolah Milik Sendiri

20 Lokasi Sekolah Perumahan 21 Jarak Kepusat Kecamatan 2 Km 22 Jarak Kepusat OTODA 10 Km 23 Organisasi Penyelenggara Yayasan

24 Yayasan Kepharmasian Surabaya 25 Pimpinan Yayasan Hj. Hernina Agustin, S.E

26 Kepala Sekolah Ir. H. Rooswandi Hidayat, M.Pd

27 Email alfalahketintang@yahoo.co.id

1. Visi

Sekolah yang seluruh aspek kegiatannya mengacu pada nilai-nilai Islam dengan dasar Al-Qur’an dan Al-Hadits.

2. Misi

a. Berdakwah melalui pendidikan

(66)

56

- Aqidah yang mantap dan berakhlaq mulia - Intelektual (akademis) yang tinggi

- Keterampilan dan kesamaptaan

- Peduli terhadap agama dan lingkungan sosialnya - Siap hidup menatap zamannya

3. Program Kegiatan

a) Pengajaran Al-Qur’an bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan siswa terhadap kitab suci Al-Qur’an dan mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

b) Pengajaran sholat dan ibadah lainnya, bertujuan supaya tata cara sholat dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.

c) Penanaman aqidah dan akhlakul karimah yang bertujuan untuk menumbuhkan sikap yang santun dan terpuji, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

d) English conversation model & english day bertujuan agar siswa lancar dan berani berbicara dengan menggunakan bahasa inggris.

e) Out Bond diadakan untuk melatih keterampilan dan ketangkasan siswa sehingga diharapkan menjadi siswa yang terampil dan tangkas dalam menghadapi kehidupan.

(67)

57

4. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi SMA Al-Falah Ketintang Surabaya adalah sebagai berikut:

Sumber: Dokumen SMA Al-Falah Surabaya

(68)

58

5. Jumlah Pegawai Per Jabatan

Nama Jabatan Jumlah Pegawai

Bendahara BOS 1

Guru Bantu Sekolah Induk 1

Guru Tidak Tetap 1

Kepala Sekolah 1

Kepala Tenaga Administrasi 1 Tenaga Perpustakaan 1

Bendahara Gaji 2

Juru Bengkel 2

Wakil Kepala Sekolah 2 Tenaga Administrasi 6 Pesuruh / Penjaga Sekolah 12

Guru PNS Pemda 33

Total 63

6. Jumlah Siswa dan Rombel

Jumlah Siswa Tiap Kelas Kelas Jumlah Siswa 10 118

(69)

59

12 97 Total 295

Jumlah Rombongan Belajar Kelas Jumlah Rombel

10 5 11 4 12 4

7. Fasilitas Sarana dan Prasarana

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk menunjang proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana sangat penting bagi sebuah lembaga pendidikan karena keberadannya akan menjadikan proses kegiatan belajar mengajar lebih indah dan lancar. Untuk mengetahui keadaan sarana dan prasarana di SMA Al-Falah Surabaya adalah sebagai berikut:

a. Kelas ber AC

b. Ruang Laboratorium IPA c. Ruang UKS

Gambar

grafik yaitu: grafik garis (polygon) dan grafik batang (histogram).69
Tabel 4.1
  Tabel 4.2
Tabel 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian dengan hasil detrended data yang terletak di Lampiran 2 berikut adalah timeseries plot dari residual trend analysis jumlah mobil pribadi yang berada di

Kemudian setelah didapatkan bobot untuk tiap kriteria tersebut maka dapat dilakukan proses pemilhan supplier dengan bantuan software smartpicker berdasarkan data penawaran

Masukan username active directory yang sudah di buat di windows server 2008 r2: sa2008 , password: Jika saat Test muncul keterangan Authentication test succeded, maka zimbra

Berbeda dengan bahasa Indonesia yang dapat menyingkat kata dengan satu fonem saja, bahasa Jepang berangkat dari dua fonem yang terdiri dari vokal dan konsonan,

Keselarasan dan keharmonisan hubungan antar manusia didalam organisasi akan menciptakan kondisi yang positif. Hubungan timbal balik yang harmonis antar manusia

Tarif penggunaan lahan, ruangan, dan gedung, tarif penggunaan peralatan dan mesin, tarif bimbingan, pendidikan dan pelatihan, dan penelitian dan pengembangan, tarif

Keahlian Fund Rising Bagi Relawan Pemberdayaan Masyaarakat Wawan Kuswandoro, S.Sos, M.Si Workshop Badan pemberdayaan masayarakat kota Probolinggo (makalah) 2011 √

Tujuan pertama dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan, leverage, return on asset, dan growth