PENGARUH KOMUNIKASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DISHUB KOMINFO
KABUPATEN KARANGANYAR MAMI SUPARYATMI
SUDARWATI
Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta ABSTRAK
Keselarasan dan keharmonisan hubungan antar manusia didalam organisasi akan menciptakan kondisi yang positif. Hubungan timbal balik yang harmonis antar manusia dan didukung dengan lingkungan kerja yang nyaman akan berpengaruh pada peningkatan motivasi, produktivitas serta kreativitas karyawan sehingga tujuan perusahaan akan semakin mudah tercapai. Rumusan masalah yang diambil dlm penelitian ini : 1) Apakah komunikasi berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan Dishub Kominfo Kabupaten Karanganyar ? 2) Apakah lingkungan kerja berpengaruh tehadap motivasi kerja karyawan Dishub Kominfo Kabupaten Karanganyar ? 3) Apakah komunikasi dan lingkungan kerja mempunyai pengaruh simultan terhadap motivasi kerja karyawan Dishub Kominfo Kabupaten Karanganyar?
Berdasarkan hasil analisis diperoleh persamaan koefisien regresi linier berganda yaitu Y = 7,317 + 0,414 X1 + 0,315 X2 menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi dan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan Dishub Kominfo Kabupaten Karanganyar terbukti kebenarannya.
Dengan Uji t diperoleh hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi (X1) dan lingkungan kerja (X2) secara parsial terhadap motivasi kerja (Y). Dan uji F diperoleh bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antara komunikasi, dan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan. Dengan menggunakan olah data SPSS, maka dapat diperoleh uji determinasi sebesar 0,556 atau 55,6 %. Jadi motivasi kerja dipengaruhi oleh komunikasi dan lingkungan kerja sebesar 55,6 %, sedangkan sisanya 44,4 % dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti.
Kata kunci : Komunikasi, Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja.
A. PENDAHULUAN
Dalam rangka mencapai tujuan organisasi diperlukan suatu komunikasi yang baik antara pimpinan dengan karyawan, maupun antara karyawan dengan sesama rekan kerja. Di antara
kedua belah pihak harus ada
two-way-communications atau komunikasi dua
arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun
kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.
Selain komunikasi faktor yang tidak kalah pentingnya adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja diuraikan sebagai kondisi fisik kerja yang berupa keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara dan keamanan kerja yang berada di sekitar tempat kerja. Guna memperjelas mengenai lingkungan kerja akan diuraikan faktor fisik yang mempengaruhi lingkungan kerja. Seperti diuraikan di atas, faktor fisik merupakan salah satu faktor lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi aktivitas kerja para karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung, dan ini adalah merupakan kondisi-kondisi fisik dalam tempat kerja yang ada di sekitar tempat kerja karyawan, baik itu di luar maupun di dalam ruangan tempat kerja karyawan. Lingkungan kerja ini ini dapat mempengaruhi karyawan baik fisik maupun psikologis misalnya ruangan dicat dengan warna yang menyolok merah sehingga karyawan kurang konsentrasi, cepat marah, dan lelah.
Motivasi merupakan salah satu komponen penting dalam meraih
keberhasilan suatu proses kerja, karena memuat unsur pendorong bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan sendiri maupun berkelompok. Suatu dorongan dapat berasal dari dirinya sendiri yang berupa kesadaran diri untuk bekerja lebih baik atau memberikan yang terbaik bagi kelompok dengan berbagai macam alasan yang baik dan luhur. Namun tidak semudah itu setiap orang mempunyai dorongan yang positif, mereka perlu dibantu oleh orang lain yang berperan sebagai pimpinan atau atasan.
Hal ini juga berlaku pada karyawan di lingkungan Dishub Kominfo Kabupaten Karanganyar, komunikasi, lingkungan kerja dan motivasi merupakan persoalan - persoalan yang nantinya diangkat dalam penelitian. Sehingga dari uraian diatas maka dalam penelitian ini penulis memberikan judul “PENGARUH KOMUNIKASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DISHUB
KOMINFO KABUPATEN
KARANGANYAR” .
B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, penulis mengajukan perumusan permasalahan yaitu :
1. Apakah komunikasi berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan Dishub
Kominfo Kabupaten Karanganyar?
2. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan Dishub Kominfo Kabupaten Karanganyar?
3. Apakah komunikasi dan lingkungan kerja berpengaruh secara simultan terhadap motivasi kerja karyawan Dishub Kominfo Kabupaten Karanganyar?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi terhadap motivasi kerja karyawan Dishub Kominfo Kabupaten Karanganyar.
2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan Dishub Kominfo Kabupaten Karanganyar.
3. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan Dishub Kominfo Kabupaten Karanganyar.
D. LANDASAN TEORI
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan
sumber daya manusia untuk mencapai tujuan individu maupun tujuan organisasi (Handoko, 2000 : 4). Sejalan dengan itu manajemen sumber daya manusia diartikan sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok pekerja yang menyangkut desain dan implementasi sistem karier, evaluasi kinerja, komponen karyawan dan hubungan perburuhan . Siniamora dalam Sutopo, (2006 : 30).
Adapun fungsi manajemen sumber daya manusia adalah salah satu kegiatan perusahaan yang dilakukan agar perusahaan dapat tetap menjalankan seluruh kegiatannya dalam upaya membantu pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Ranupandojo dan Husnan (2003: 5) fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia antara lain meliputi: a. Perencanaan b. Pengorganisasian c. Pengarahan d. Pengawasan e. Pengadaan f. Pengembangan g. Kompensasi h. Integrasi i. Pemeliharaan
j. Pemberhentian (PHK) 2. Komunikasi.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah: (Mulyana, Deddy : 2007).
Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol") 3. Lingkungan Kerja
Ada beberapa pengertian tentang lingkungan kerja antara lain Agus Ahyari (2009 : 170) berpendapat bahwa: “lingkungan kerja dalam suatu kantor merupakan lingkungan dimana para pegawai tersebut melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari”. Sedangkan Alex S. Nitisemito (2002 : 84) mengatakan “lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para
pegawai dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan”.
Faktor-faktor yang terdapat dalam lingkungan kerja yaitu:
1. Faktor non fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik antara teman sekerja maupun pegawai yang berbeda jenis pekerjaannya dan adanya berbagai macam pelayanan yang ada.
2. Faktor fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja yang meliputi keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara dan keamanan kerja.
Sedangkan menurut Alek S. Nitisemito (2002 : 184) mengemukakan sebagai berikut: Lingkungan kerja fisik pegawai meliputi beberapa faktor yaitu: 1) Pewarnaan, 2) Kebersihan 3) Pertukaran udara 4) Penerangan, 5) Musik 6) Keamanan 7) Kebisingan.
4. Motivasi Kerja
Motivasi merupakan subyek yang penting bagi para manajer, karena menurut definisi manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Motivasi
juga subyek membingungkan, karena motif tidak dapat diamati atau diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang yang tampak.
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia (Manajemen. T.Hani Handoko. 2001 : 251). Menurut Hadari Nawawi (2000 : 351), motivasi adalah “suatu kondisi yang mendorong atau yang menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan. Suatu hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia Agus Sabardi (2007 : 131-132 ). Istilah yang digunakan untuk menyebut motivasi (motivation) atau motif, antara lain kebutuhan, desakan, keinginan dan dorongan. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya. Motivasi merupakan masalah yang kompleks dalam organisasi, sehingga banyak ahli telah mencoba untuk mengembangkan berbagai teori.
Tujuan dari motivasi yang dikemukakan oleh H Malayu SPH (2002: 84) antara lain sebagai berikut :
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan c. Meningkatkan kestabilan karyawan perusahaan d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan e. Mengefektifkan pengadaan karyawan
f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik g. Meningkatkan loyalitas,
kreativitas, dan partisipasi karyawan
h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan i. Meningkatkan rasa tanggung
jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
Ada dua jenis motivasi, yaitu motivasi yang positif dan motivasi yang negatif.
a. Motivasi Positif (Insentif
Positif )
Motivasi positif maksudnya manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi diatas prestasi standar. Dengan motivasi positif, semangat kerja bawahan akan meningkat karena umumnya manusia senang menerima yang baik-baik saja.
b. Motivasi Negatif (Insentif
Negatif )
Motivasi negatif maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapat hukuman. Motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat berakibat kurang baik. Dalam, praktek kedua jenis motivasi diatas sering digunakan oleh suatu perusahaan, penggunaannya harus tepat dan seimbang supaya dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. Yang menjadi masalah ialah kapan motivasi positif atau negatif dapat efektif merangsang gairah kerja karyawan. Motivasi positif untuk jangka panjang sedangkan motivasi negatif digunakan untuk jangka pendek.
5. Fakor-Faktor Dalam Memotivasi Kerja
Untuk lebih mendorong pegawai lebih giat dalam melakukan tindakan dan menjalankan tugas, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang menyebabkan pengaruh di dalam motivasi. Faktor-faktor dalam motivasi antara lain : a. Faktor-faktor individual
Yang tergolong dalam faktor-faktor yang sifatnya individual adalah kebutuhan-kebutuhan (needs), tujuan-tujuan (goals), sikap (attitude) dan kemampaun-kemampuan (abilities). b. Faktor-faktor organisasional
Yang tergolong faktor-faktor yang berasal dari organisasi meliputi pembayaran atau gaji (pay), keamanan pekerjaan (job security),
sesama pekerja (co-workers), pengawasan (supervisor), pujian (praise) dan pekerjaan itu sendiri (job is self).
Sedangkan menurut Sondang P. Siagian (2005 : 81) faktor-faktor yang berpengaruh dalam motivasi dalah sebagai berikut :
a. Iklim kerja yang memungkinkan
berkembangnya daya kreativitas setiap orang dalam organisasi.
b. Suasana kerja yang menyenangkan atau merangsang timbulnya perasaan seperti sepenanggungan, seperasaan. c. Suasana lingkungan
organisasi intern dimana anggota suatu keluarga besar diusahakan selalu berkembang.
d. Kondisi kerja yang secara fisik menyenangkan, dalam
arti tempat kerja yang tidak menyesakkan nafas, ventilasi yang cukup, tata ruang yang rapi dan bersih.
e. Tercapainya iklim kerja saling percaya mempercayai, bukan curiga mencurigai. f. Adanya kesempatan
mengembangkam karier secara sistematis dan terencana.
g. Mengikutsertakan dalam keputusan
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas diketahui bahwa motivasi tidak hanya berwujud kebutuhan ekonomi saja (seperti uang), akan tetapi bisa berwujud penghargaan dari lingkungan, prestise maupun status sosial. Semuanya merupakan bentuk penghargaan sosial yang immaterial sifatnya.
Indikator motivasi kerja yang dapat dipergunakan untuk mengukur tinggi rendah motivasi kerjanya.antara lain : a. Adanya kegairahan kerja
karyawan
b. Adanya kerja sama
c. Adanya disiplin kerja di dalam lingkungan pekerjaan d. Adanya kepuasan kerja
karyawan.
E. KERANGKA PEMIKIRAN Untuk mempermudah dalam mamahami persoalan yang sedang diteliti serta mengarahkan penelitian
pada pemecahan masalah yang dihadapi oleh perusahaan maka penulis membuat suatu kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran adalah berupa skema atau
gambar arah pemikiran yang menunjukkan hubungan antara masing-masing variabel yang akan dibahas.
Kerangka pemikiran tersebut adalah :
Gambar I Kerangka Pemikiran Keterangan :
= pengaruh secara simultan = pengaruh secara parsial F. HIPOTESA
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran serta permasalahan yang diajukan, dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Diduga ada pengaruh yang signifikan komunikasi terhadap motivasi kerja karyawan Dishub Kominfo Kabupaten Karanganyar.
2. Diduga ada pengaruh yang signifikan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan Dishub Kominfo Kabupaten Karanganyar.
3. Diduga komunikasi dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan secara simultan terhadap motivasi kerja
karyawan Dishub Kominfo Kabupaten Karanganyar.
G. POPULASI DAN SAMPEL 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Dishub Kominfo Kabupaten Karanganyar sejumlah 170 orang.
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:131) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Lebih lanjut dikatakan pada populasi lebih besar dari 100 diambil antara 10% s/d 15%, sedangkan populasi kurang dari 100 diambil semua. Dalam KOMUNIKASI
MOTIVASI KERJA LINGKUNGAN KERJA
penelitian ini sampel yang digunakan adalah 60 orang
H. METODE ANALISA DATA
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Y = a + b1X1+ b2X2+ b3 X3+ e Keterangan:
Y = produktivitas kerja karyawan a = konstanta
b = koefisien regresi yang menyatakan besar perubahan pada Y jika angka penambahan dari variabel X
X1= motivasi kerja X2 = lingkungan kerja X3 = presensi
e = error b. Uji t
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1). Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho : b1 = 0, artinya tidak ada pengaruh antara variabel x terhadap Variabel Y secara individu.
H1 : b1 ≠ 0, artinya ada pengaruh antara variabel x terhadap variabel Y secara individu.
2) Menentukan level of significance ( α) = 0, 05 (5%) df = ( α/ 2 ; n-k -1 )
3). Kriteria pengujian
Ho dterima apabila – t hitung ≤ t table ≤ t hitung
Ho ditolak apabila –t hitung ≤ t table atau t hitung > t table 4). Perhitungan nilai t thitung = i b i i S β b 5). Kesimpulan
Ho dterima apabila – t hitung ≤ t tabel ≤ t hitung
Ho ditolak apabila –t hitung ≤ t tabel atau t hitung > t table c. Uji F-Test
Adapun langkah-langkah sebagai berikut: 1) Hipotesis
H0 : b1 = b 2 = b3= 0, H1 : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ 0,
3) Kriteria pengujian
H0 diterima apabila F < Fα;k-1; k(n-1) H0 ditolak apabila F > Fα;k-1; k(n-1) 3) Perhitungan nilai F
F (Djarwanto dan Subagyo, 2002: 269) 3) Kesimpulan Ho diterima atau Ho ditolak.
Ho diterima apabila jika F hitung < F tabel Ho ditolak apabila F hitung > F tabel.
d. Koefisien Determinasi (R2 )
Koefisien determinasi dapat dicari dengan menggunakan rumus (Gujarati, 2003: 217): R2 = TSS ESS = TSS RSS 1 = 2 2 1 i i Y e Keterangan: R2 = Koefisien Determinasi.
ESS = Explained Sum Of Square (Jumlah kuadrat yang dijelaskan). TSS = Total Sum Square (Jumlah total kuadrat yang merupakan
penjumlahan dari ESS & RSS).
RSS = Residual Sum Square (Jumlah kuadrat kesalahan pengganggu).
I. PEMBAHASAN
Hasil analisis data menunjukkan bahwa : 1. Regresi linear berganda
Tabel IV.9
Rangkuman Hasil Regresi Linear Berganda Variabel Koef. Regresi
Std. Error t-hitung Sign Konstanta Komunikasi Lingkungan kerja 7.317 0.414 0.315 0.064 0.070 6.506 4.474 0.000 0.000 R 0,757 R-Squared 0,573 Adj. R-Squared 0,556 F-Hitung 34,009
Probabilitas F 0,000
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Y = 7,317 + 0,414 X1 + 0,315 X2 a. Konstanta bernilai positif
sebesar 7,317, artinya jika variabel komunikasi dan lingkungan kerja konstan, maka motivasi kerja sebesar 7,317.
b. Koefisien regresi variabel komunikasi terhadap motivasi kerja sebesar 0,414, signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi kerja, artinya jika
komunikasi semakin baik, maka mengakibatkan motivasi kerja meningkat. c. Koefisien regresi variabel
lingkungan kerja terhadap motivasi kerja sebesar 0,315, signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap motivasi kerja, artinya semakin baik lingkungan kerja akan semakin meningkatkan motivasi kerja.
2. Hasil Uji t
Hasil Uji t
Variabel t-hitung Sign t-tabel kesimpulan Komunikasi Lingkungan kerja 6.506 4.474 0.000 0.000 1,960 1,960 Signifikan Signifikan Sumber: Data primer yang diola
a. Variabel motivasi mempunyai t hitung sebesar 6,506 dengan signifikansi sebesar 0,000, sedangkan t tabel sebesar 1,960. Berarti t hitung > t tabel atau nilai signifikansi < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel komunikasi
berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja. b. Variabel lingkungan kerja
mempunyai t hitung sebesar 4,474 dengan signifikansi sebesar 0,000, sedangkan t tabel sebesar 1,960. Berarti t hitung > t tabel atau nilai signifikansi < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel lingkungan kerja berpengaruh signifikan
terhadap motivasi kerja.
3. Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama.
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 143.842 3 47.947 34.009 .007a
Residual 952.045 85 11.201
Total 1095.888 88
a. Predictors: (Constant), Komunikasi, Lingkungan kerja b. Dependent Variable: Motivasi Kerja
Dengan menggunakan derajat keyakinan 5% dan n=60 maka df : (2; 58) diperoleh nilai F tabel sebesar 2,76. Berdasarkan hasil analisis uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 34,009 (34,009 > 2,76) dengan probabilitas sebesar 0,000 (P < 0,05), hal ini berarti variabel komunikasi dan lingkungan
kerja secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja. Dengan kata lain semakin baik komunikasi dan lingkungan kerja, maka semakin baik pula motivasi kerja karyawan Dishub Kominfo Kabupaten Karanganyar.
4. Uji R2 (Uji Determinasi)
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .757a .573 .556 3.677 .241 4.281 3 85 .001 1.907
a. Predictors: (Constant), Komunikasi, Lingkungan kerja b. Dependent Variable: Motivasi Kerja
Hasil perhitungan untuk nilai R2 dengan bantuan program SPSS 12.0, dalam analisis regresi berganda diperoleh angka koefisien determinasi atau adjusted R2 sebesar 0,556. Hal ini berarti 55,6% variasi perubahan motivasi kerja dijelaskan oleh variasi
perubahan faktor-faktor komunikasi dan lingkungan kerja. Sementara sisanya sebesar 44,4% motivasi kerja dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti, yaitu gaji, keamanan kerja, pengawasan, pujian, disiplin dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur
Penelitian, Jakarta : Aneka Karya.
Djarwanto PS., 2002, Statistik Induktif, Edisi 4, BPFE UGM, Yogyakarta.
Ghozali Imam. 2001. Analisis Multivariate Dengan Program
SPSS. Badan penerbit
Universitas Diponegoro
Gujarati. DN. 2003. Basic econometrics, third edition. Mc Graw
Hill, New York
Hadi, Sutrisno, 2004, Statistik,
Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM
Handoko, T. Hani, 2002, Manajemen,
Edisi 2, Yogyakarta : BPFE.
Hasibuan, Malayu S.P, 2002,
Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi
Aksara.
Manullang, M, 2006. Manajemen
Sumber Daya
Manusia,Yogyakarta : BPFE.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nawawi, Handari. 2000. Managemen
Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nitisemito. Alex,S. 2002. Manajemen
Personalia. Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Ranupandojo, Heidjarachman dan Suad, Husnan. 2003. Manajemen Personalia. BPFE. Yogyakarta.
Rohim,Syaiful.2009. Teori Komunikasi:
Perspektif,Ragam, & Aplikasi.
Jakarta: Rineka Cipta
Sabardi Agus. 2007. Pengantar
Manajemen. Penerbit
Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Yogyakarta
Siagian, Sondang P. 2005. Manajemen
Sumber Daya Manusia.Bumi Aksara.
Jakarta.
Sugiyono, 2006, Statistik Nonparametris, Alfabeta, Bandung.
West, Richard & Lynn H. Turner. 2007.
Introducing Communication Theory. Third Edition. Singapore: The McGrow Hill companies.
Wiryanto,Dr. 2004. Pengantar Ilmu
Komunikasi. Jilid I. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.