• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PRODUK KOSMETIK KECANTIKAN ANAINA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI KLINIK KECANTIKAN ANAINA : STUDI PADA KLINIK KECANTIKAN ANAINA JL. P.ROON NO 15 SAWOTRATAP GEDANGAN SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PRODUK KOSMETIK KECANTIKAN ANAINA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI KLINIK KECANTIKAN ANAINA : STUDI PADA KLINIK KECANTIKAN ANAINA JL. P.ROON NO 15 SAWOTRATAP GEDANGAN SURABAYA."

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PRODUK KOSMETIK KECANTIKAN ANAINA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

DI KLINIK KECANTIKAN ANAINA

(Studi pada Klinik Kecantikan Anaina di Jalan P.Roon No 15 Sawotratap Gedangan Surabaya)

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk memenuhi salah satu persyaratan Dalam memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh :ol

Oleh Aida Zulfinayah NIM: B04211040

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

AIDA ZULFINAYAH : “ Pengaruh kualitas produk kosmetik kecantikan anaina di klinik kecantikan anaina (Studi pada Kelinik Kecantikan Anaina di Jalan P. Roon No 15 Sawotratap Gedangan Surabaya )

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 8

C. Tujuan Penelitian... 8

D. Manfaat Penelitian... 9

E. Definisi Operasional... 9

F. Sistematika Pembahasan... 12

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu... 16

B. Kerangka Teori....,... 1.Kajian Tentang Produk dan Kualitas Produk... 2.Kajian Pengambilan Keputusan Pembelian... 3.Hubungan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian... 17 17 28 36 C.Paradigma Penelitian... 38

D.Hipotesis... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 41

B. Lokasi Penelitian... 41

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling... 41

D. Variabel Penelitian... 43

E. Tahap-Tahap Penelitian... 48

F. Teknik Pengumpulan Data... 50

G. Teknik Validitas Instrumen Penelitian... 51

H. Teknik Analisis Data... 54

(8)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... 55

B. Penyajian Data... 60

C. Variabel-Variabel Penelitian... 64

D. Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis... 85

E. Pembahasan Hasil Penelitian... 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 119

B. Saran... 121

C. Keterbatasan Penelitian... 121

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi yang sangat ketat akan adanya persaingan antara

perusahaan. Kualitas produk sangat berpengaruh besar terhadap keputusan

pembelian. Persaingan yang semakin ketat dalam memasarkan produk dan

jasa, menuntut perusahaan untuk lebih aktif mengembangkan kualitas

produk. Yaitu dengan cara perusahaan harus mampu mengenal apa yang

menjadi kebutuhan masyarakat dimasa sekarang atau dimasa yang akan

datang. Perusahaan juga dituntut agar dapat memasarkan produknya dengan

baik kepada konsumen.1

Pemasaran itu sendiri adalah semua kegiatan manusia yang dilakukan

dalam hubunganya dengan pasar guna mewujudkan pertukaran potensial

untuk kepentingan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Jika satu

pihak lebih aktif dalam mengusahakan terjadinya pertukaran dibandingkan

pihak lainnya. Kita menanamkan pihak pertama sebagai pemasar dan pihak

kedua sebagai prospek (calon pembeli). Pemasar mengharapkan tanggapan

dari pihak lain, apakah dalam bentuk menjual atau membeli sesuatu. dengan

perkataan lain pemasar dapat menjadi penjual atau pembeli.2

1Philip Kotler, Manajemen pemasaran analisis,perencanaan, implementasi dan pengendalian, jilid

1,hal. 12.

2 Philip Kotler, Manajemen pemasaran analisis,perencanaan, implementasi dan pengendalian,

(10)

Untuk tujuan pemasaran itu sendiri menurut Peter Drucker adalah

membuat agar penjual berlebih-lebihan dan mengetahui serta memahami

konsumen dengan baik sehingga produk atau pelayanan cocok dengan

konsumen tersebut dan laku dengan sendirinya. Dengan berkembangnya

masyarakat maka keinginan anggota masyarakat berkembang pula. Dilain

pihak para produsen mengambil langkah khusus untuk menggerakkan

keinginan masyarakat terhadap produknya. Para produsen mempromosikan

produknya sebagai sebuah pemuas dari salah satu atau lebih kebutuhan

manusia.3

Pada prinsipnya, fungsi bisnis harus bertautan secara harmonis agar

bisa mencapai semua tujuan perusahaan. Prakteknya, hubungan antar bagian

sering ditangani dengan persaingan dan kesalahpahaman. Beberapa konflik

antar bagian itu berasal dari perbedaan pendapat mengenai apa yang terbaik

bagi perusahaan, ada juga yang bermula dari antara kepentingan departmen

dan kepentingan perusahaan. Setiap bagian mempengaruhi kepuasan

konsumen melalui aktivitas dan keputusan bagian itu. Dengan konsep

pemasaran, sangat diharapkan semua kegiatan dan keputusan itu dapat

dikoordinasi. Karena kepuasan konsumen tergantung pada totalitas

rangsangan yang mengena pada konsumen, bukan hanya sekadar rangsangan

yang diatur oleh bagian pemasaran.4

Seiring dengan perkembanganya dibidang ekonomi. Perawatan

kecantikan merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat terutama bagi

3 Drs. Danang Sunyoto, S.H.,S.E., M.M., Konsep dasar riset pemasaran dan perilaku konsumen. 4 Philip Kotler, Manajemen pemasaran analisis perencanaan dan pengendalian, jilid 2 edisi

(11)

kaum wanita. Identiknya seorang wanita tetap ingin tampil cantik didepan

umum. Kini kosmetik kecantikan menjadi salah satu alat untuk kecantikan

mereka.Penggunaan kosmetik dengan kualitas produk yang bagus sangat

banyak dicari untuk kaum wanita.Wanita selalu ingin terlihat cantik dan

menarik setiap saat kapanpun dan dimanapun.Wanita sebagai konsumen

utama dalam produk kecantikan memiliki keinginan membeli yang tinggi.

Dalam menggunakan suatu produk wanita akan mencari produk yang cocok

bagi kulit wajahnya.5

Klinik-klinik yang ada pada saat ini tidak hanya menawarkan jasa

pada saat berada di klinik kecantikan tersebut itu sendiri. Klinik-klinik

kecantikan juga biasanya menawarkan produk-produk kecantikan yang

dikembangkan di klinik kecantikan tersebut agar mencapai hasil wajah yang

optimal sesuai yang diinginkan. Produk tersebut biasanya berupa racikan atau

obat-obatan yang dicampurkan dalam kosmetik agar hasilnya lebih bagus jika

dipakai oleh seorang konsumen. Maka dari itu saya ingin mengetahui lebih

dalam kualitas produk yang digunakan di klinik-klinik kecantikan yang ada

saat ini.6

Akhirnya penulis memutuskan untuk meneliti skripsi di sebuah klinik

kecantikan Anaina yang terletak di jalan P. Roon No. 15 Sawotratap

Gedangan, Sidoarjo. Dengan pertimbangan sebagai berikut: karena mendapat

informasi dari masyarakat tentang kualitas dari produk ini sangat bagus,

5 Dr. Retno Iswari Tranggono SPPKdan Dra. Fatma latifah, Apt., Buku pegangan ilmu pengetahuan kosmetik, hal . 3.

(12)

perawatan yang bagus, dan pelayanan yang memuaskan dan akhirnya saya

sendiri mencoba melakukan perawatan di klinik kecantikan Anaina ini.

Dengan melakukan perawatan seperti facial, peeling, dan lain-lain. Serta

membeli produk kecantikan di klinik kecantikan Anaina.Dan akhirnya saya

menggunakan tempat klinik kecantikan Anaina ini menjadi objek dalam

skripsi saya. Agar lebih memahami secara luas kualitas produk yang ada di

klinik kecantikan ini. Di klinik ini menyediakan berbagai macam produk

kosmetik kecantikan yang digunakan untuk kaum wanita agar mempercantik

diri dan selalu tampil cantik dimanapun berada. Biasanya tidak hanya

kosmetik kecantikan yang digunakan bagi para konsumen wanita. Untuk

lebih menunjang hasil yang lebih baik, para wanita melanjutkan dengan

berbagai perawatan kecantikan yang ada di klinik kecantikan

tersebut.Pastinya para wanita ingin dilihat tampil cantik dimanapun

keberadaanya. Klinik kecantikan dituntut untuk memperhatikan apa yang

dibutuhkan dan diinginkan seorang konsumen. Karena pada dasarnya

konsumen akan membeli suatu produk yang dapat memuaskan keinginanya.

Dan juga dilihat dari segi manfaat itu sendiri. Salah satu pilihan yang cocok

untuk mengatasi problem pada wajah yakni dengan kualitas produk yang

bagus dan perawatan wajah yang dijamin bagus .kelinik kecantikan anaina ini

sangat cocok bagi kaum wanita.7

Klinik kecantikan itu sendiri tentunya sangat memiliki banyak pesaing

dalam perjalanan usahanya. Definisi persaingan ditingkat industri adalah

(13)

karena hal ini banyak digunakan dan merupakan bagian yang penting dari

analisis yang harus dilakukan untuk mengenali pesaing. Suatu industri

didefinisikan sebagai sekelompok perusahaan yang menawarkan produk atau

kelas produk yang merupakan produk subsitusi yang erat satu sama lain.

Perusahaan harus berusaha keras untuk memahami pola persaingan dalam

industrinya jika ingin menjadi ”pemain” yang efektif. Kondisi ini akhirnya

akanmempengaruhi struktur industri. Struktur industri akan mempengaruhi

tingkah-laku industri, seperti strategi pengembangan produk, penetapan harga

dan periklanan. Perilaku industri(industry conduct) kemudian membentuk

unjuk kerja industri, seperti efisiensi, pertumbuhan dan kesempatan kerja

dalam industri tersebut.8

Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pemakaian

kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk

kesehatan.Kosmetik menjadi salah satu bagian dunia usaha.Bahkan sekarang

teknologikosmetik begitu maju dan merupakan paduan antara kosmetik dan

obat (pharmaceutical). Tidak dapat disangkal lagi bahwa produk kosmetik

sangat diperlukan oleh manusia.9

Keputusan pembelian ialah ketika pembeli menyadari adanya

kebutuhan dan pembeli menyadari akan kualitas produk kosmetik kecantikan

yang bagus. Suatu proses keputusan membeli bukan sekadar mengetahui

beberapa faktor yang akan mempengaruhi pembeli, tetapi berdasarkan

8 Philip Kotler, Manajemen pemasaran analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian,jilid 1 edisi keenam, hal . 311-312.

(14)

peranan dalam pembelian dan keputusan untuk membeli.10 Ada berbagai

macam faktor yang mempengaruhi mengapa seseorang membeli suatu produk

tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginanya. Antara kebutuhan dan

keinginan terdapat suatu perbedaan. Kebutuhan bersifat naluriah. Sedangkan

keinginan merupakan kebutuhan buatan yang dibentuk oleh lingkungan hidup

seperti lingkungan keluarga, tempat bekerja, kelompok sosial, tetangga dan

sebagainya. Untuk mengetahui dan memahami serta dapat mengarahkan

perilaku konsumen dalam melakukan kegiatan, perlu dipelajari teori-teori

perilaku konsumen antara lain: teori mikro, teori psikologis, teori sosiologis

dan teori antropologis.

Menurut teori ini keputusan untuk membeli merupakan hasil

perhitungan ekonomis, rasional yang sadar. Pembeli individu berusaha

menggunakan barang-barang yang memberikan kegunaan (kepuasan) paling

banyak, sesuai dengan selera dan harga yang relatif. Adam Smith telah

mengembangkan suatu doktrin pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada

prinsip bahwa manusia didalam segala tindakanya didorong oleh

kepentinganya sendiri. Jeremy Benthom memandang manusia sebagai

makhluk yang memperhitungkan dan mempertimbangkan untung dan rugi

yang akan didapat dari segala tingkah laku yang akan dilakukan. 11

Teori ini disempurnakan oleh Alfred Marshall yang sekarang dikenal

dengan teori kepuasan modern. Menurut teori ini, setiap konsumen akan

10 Bilson Simamora, Panduan riset perilaku konsumen, hal. 15.

(15)

berusaha mendapatkan kepuasan maksimal, dan konsumen akan meneruskan

pembelianya terhadap suatu produk untuk jangka waktu yang lama, bila ia

telah mendapatkan kepuasan dari produk yang sama yang telah

dikonsumsikanya. Teori ini didasarkan pada beberapa asumsi yaitu bahwa

konsumen selalu mencoba untuk memaksimalkan kepuasanya dalam

batas-batas kemampuan finansialnya, bahwa konsumen mempunyai pengetahuan

tentang beberapa alternatif sumber untuk memuaskan kebutuhanya, bahwa

konsumen akan selalu bertindak dengan rasional teori dari Alfred Marshal ini

ditolak oleh ahli marketing karena dipandang sebagai suatu khayalan absurd.

Model teori ini hanya memerhatikan faktor-faktor ekonomi, faktor psikologis,

dan sosiologis yang sebenarnya juga dapat memengaruhi perilaku konsumen

tidak termasuk dalam model teori tersebut. Teori Alfred Marshall tersebut

adalah konsumen seringkali menerima tingkat kepuasan yang maksimum,

pada umumnya konsumen tidak mempunyai pengetahuan yang lengkap

mengenai suatu kualitas produk, pada umumnya konsumen menggunakan

berbagai macam variabel, disamping harga untuk menaksir biaya dari suatu

produk kosmetik kecantikan dan seringkali mempergunakan berbagai ukuran

dari suatu produk, konsumen tidak selalu bertindak secara rasional dalam

melakukan kepuasan pembeli.12Disini peneliti melakukan penelitian pengaruh

kualitas produk kosmetik kecantikan anaina terhadap keputusan pembelian di

klinik kecantikan Anaina.

(16)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah kualitas produk berpengaruh secara simultan terhadap

keputusan pembelian kosmetik kecantikan anaina diklinik

kecantikan Anaina?

2. Apakah kualitas produk berpengaruh secara parsial terhadap

keputusan pembelian kosmetik kecantikan anaina diklinik

kecantikan Anaina?

3. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap keputusan

pembelian?

C. Tujuan Penelitian

Pada prinsipnya setiap tindakan atau kegiatan yang dilakukan

manusia memiliki tujuan yang ingin dicapai, dan tujuan itu merupakan

pedoman dari tindakan yang dilakukan. Oleh karena itu tujuan penelitian

ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas produk secara

simultan terhadap keputusan pembeliankosmetik kecantikan anaina

diklinik kecantikan Anaina setelah melakukan pembelian.

2. Untuk mengetahui kualitas produk berpengaruh secara parsial

terhadap keputusan pembelian kosmetik kecantikan anaina diklinik

kecantikan Anaina setelah melakukan pembelian.

3. Mengetahui faktor apa sajakah yang paling berpengaruh terhadap

(17)

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan, oleh karenanya, riset ini amat penting untuk

dilakukan karena bisa memberikan beberapa manfaat sebagaimana berikut:

1. Kegunaan Teoritik

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan

topik pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian.

b. Menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu

bagi pihak-pihak tertentu guna menjadikan skripsi ini menjadi acuan

untuk penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek lainya

yang belum tercakup dalam penelitian ini.

2. Kegunaan Praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat agar penelitian dapat

berguna bagi masyarakat terutama dalam bidang pemasaran dan juga

sebagai informasi terhadap pengaruh kualitas produk dan keputusan

pembelian.13

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat

hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi

operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan

atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel.14

13Drs. Abd.Rahman Chudlori, MM (Ketua jurusan manajemen dakwah), Panduan penulisan skripsi jurusan manajemen dakwah, hal. 40.

(18)

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulanya.15

Adapun definisi operasional masing-masing variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kualitas produk (X)

Kualitas produk sendiri memiliki banyak kriteria yang berubah

secara terus menerus. Orang yang berbeda akan menilai dengan

kriteria yang berlainan pula. Orang akan sulit mendefinisikan kualitas

dengan tepat. Meskipun tidak ada devinisi secara universal, dari

definisi-definisi yang terdapat beberapa kesamaan, yaitu dalam

elemen-elemen sebagai berikut menurut goetsch dalam buku Total

quality management membuat definisi mengenai kualitas yang luas

cakupanya definisi tersebut adalah : kualitas merupakan suatu kondisi

dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses, dan

lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.16

Produk adalah barang atau jasa yang ditawarkan oleh lembaga

atau perusahaan.17

Kualitas produk yang dimaksudkan dalam penelitian ini

meliputi dua dimensi kualitas dan konsistensi kualitas produk. Kualitas

15Dr. Sugiyono, 2012, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D,Alfabeta, Bandung, hal.38. 16Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management,Yogyakarta, hal: 29 17 Yusanto, M.I. Dan M.K. widjajakusuma, manajemen strategis perspektif islam, KB Press,

(19)

produk berarti kualitas kinerja, yaitu kemampuan produk untuk

melakukan fungsi-fungsinya dan konsistensi kualitas yaitu daya

tahanya yang lama dan bebas dari kecacatan sedangkan indikator

variabel yang akan diukur adalah 7 Dimensi :

1) Performance atau Kinerja (X1)

Merupakan karasteristik utama produk kecantikan Anaina Skin

Care.

2) Feature atau Fitur (X2)

Merupakan karesteristik tambahan Anaina Skin Care yang

dapat menambah nilai produk serta menjadi pembeda dari pesaing.

3) Reliability atau Keandalan (X3)

Merupakan penilaian yang di dasarkan bahwa Anaina Skin

Care akan bekerja sebagaimana mestinya. Semakin kecil kemungkinan

terjadi kerusakan atau dampak buruk maka kosmetik Anaina Skin Care

dapat diandalkan.

4) Durability atau Daya Tahan (X4)

Merupakan suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran

daya tahan atau masa pakai.

5) Esthetic atau Estetika (X5)

Berkaitan dengan bagaimana produk Anaina Skin Care

dapat dilihat dari bentuk fisik atau warna yang menarik.

(20)

Merupakan sejauh mana karakteristik produk dan hasil dari

penggunaan Anaina Skin Care, sesuai dan memenuhi standar-standar

yang telah ditetapkan sebelumnya.

7) Serviceability atau pelayanan (X7)

Tingkat jasa yang bagaimana yang akan diberikan kepada

konsumen untuk masalah penanganan keluhan yang memuaskan.

2. Keputusan pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah proses pengambilan keputusan dalam

melakukan pembelian dari sebelum membeli sampai setelah

melakukan pembelian. Dalam pemecahan masalah pembelian yang

bersifat ekstensif calon pembeli dapat bertolak dari keputusan

mengenai penjual, karena ia ingin mendapat keterangan dari penjual

yang dipercaya, mengenai perbedaan dan bentuk produk.18

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah terdiri dari

beberapa bab didalamnya. Yaitu yang terdiri dari 5 bab yang tersusun

escara teratur dan sistematis.

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi pendahuluan. Pendahuluan adalah bab pertama dari

skripsi yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab

(21)

pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu

dilakukan. Oleh karena itu dalam pendahuluan memuat latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan definisi operasional.

BAB II: KAJIAN TEORETIK

Bab kedua adalah bagian skripsi yang menekankan pada aspek

elaborasi teori dan riset terdahuli. Bagian ini amat penting untuk

menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki landasan ilmiah dalam

melakukan penelitian. Selain itu, karena pendekatanya yang

bersifat kuantitatif, bab ini juga perlu ditampilkan tentang hipotesis

penelitian, yaitu dugaan atau jawaban sementara terhadap

permasalahan yang diajukan, dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau

jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan. Dalam

kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu

masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah pula sebagai

dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan.Hal ini dimaksudkan

agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum

mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji kepustakaan tentang

teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan masalah

penelitian. Oleh karena itu bab II ini memuat sejumlah sub bab

yaitu: penelitian terdahulu yang relevan, kerangka teori,paradigm

penelitian,hipotesis penelitian.

(22)

Dalam bab ini dijelaskan secara rinci tentang metode dan teknik

yang digunakan dalam melakukan penelitian dilapangan. Sebisa

mungkin untuk menghindari pembahasan yang terlalu teoritis,

seperti yang biasa tertulis dibuku teks atau diktat metodologi

penelitian. Karena itu, penulisan bab ini harus operasional dan siap

pakai, dengan menggunakan bahasa sendiri yang selaras dengan

fokus penelitian. Oleh karena itu, bab III ini memuat sejumlah sub

bab yaitu: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian,

populasi, sampel dan teknik sampling, variabel dan indikator

penelitian,tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik

validitas instrument penelitian, dan teknik analisis data.

BAB IV: PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini sebenarnya bisa dikatakan sebagai inti dari penelitian

mengingat disinilah kondisi riil dilapangan dan hasil penelitian

dipaparkan, bab ini mengetengahkan profil utuh dari obyek yang

diteliti sekaligus permasalahan yang dihadapinya. Untuk penelitian

kuantitatif, hasil dari angket dan pengoahan statistik adalah inti

dari data penelitian yang harus dianalisis dan ditampilkan.

Data-data terkait dengan runusan masalah harus disajikan secara tuntas

disini, sehingga jawaban penelitian sudah bisa ditemukan hanya

dengan membaca bab ini.Adapun sub-subnya adalah sebagai

berikut: gambaran umum obyek penelitian, penyajian data,

(23)

BAB V: PENUTUP

Berisi penutup, penutup adalah bab terakhir yang ada didalam

skripsi. Bab ini merumuskan ulang dan menyimpulkan dari

jawaban rumusan masalah penelitian. Selain itu, perlu juga

dibuatkan saran atau rekomendasi praktis terkait dengan temuan

penelitian, dan juga penjelasan singkat tentang keterbatasan

penelitian. Adapun detail pembahasan tentang masing-masing sub

babnyaadalah sebagai berikut: kesimpulan, saran dan rekomendasi,

(24)

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Bab ini akan menguraikan tentang teori-teori yang ada kaitannya

dengan pokok permasalahan dalam penelitian, pengalaman pribadi dapat

diajukan sebagai penguat teori yang akan digunakan untuk alasan seberapa

penting penelitian ini harus dilakukan. Adapun titik berat pada penelitian ini

adalah pada teori kualitas produk terhadap keputusan pembelian kosmetik

kecantikan di klinik kecantikan Anaina di Waru Sidoarjo. Akan tetapi

sebelum kajian teori tersebut dipaparkan, akan diungkapkan tentang

(25)

1. Kajian Tentang Produk dan Kualitas Produk a. Pengertian Produk

Pada dasarnya sebagian besar keuntungan yang didapat oleh

(26)

produknya. Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan

menyukai produk yang berkualitas dengan harga yang relatif murah.

Untuk itu, perusahaan dalam proses kegiatan produksi haruslah

mengerti dan tahu dengan benar akan arti dari produk itu sendiri.1

Produk adalah sesuatu yang dihasilkan produsen, yang bisa

ditawarkan kepada konsumen sebagai usaha untuk mencapai tujuan

organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan perusahaan.2

Produk adalah semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk

diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat

memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya.3

Dari pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa produk

merupakan barang atau jasa yang hasilnya digunakan untuk konsumen

guna memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Dengan

demikian, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada

pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi

untuk meliputi barang secara fisik, jasa kepribadian, tempat, organisasi

dan gagasan atau buah pikiran.

b. Kualitas Produk

1) Pengertian Kualitas Produk

Konsumen pada umumnya meminta barang yang diinginkan

dengan memiliki jenis barang yang akan dibelinya dengan

1

Fandy Tjiptono, 1997, Strategi pemasaran, Andi, Yogyakarta, hal. 95.

2 Fandy Tjiptono, 1997, Strategi pemasaran, Andi, Yogyakarta, hal. 95.

3Philip Kotler, 2003, Manajemen pemasaran, Edisi Kesebelas, Jilid 2, ter. Benyamin Molan, PT.

(27)

pertimbangan kualitas dan kuantitas yang diinginkan. Kualitas

produk yang baik bukan saja diinginkan konsumen karena tahan

lama dan kuat, tetapi juga keunggulan yang diharapkan oleh pihak

perusahaan.

Kualitas produk mempumyai dua dimensi, yaitu tingkatan

kualitas dan konsistensi kualitas. Dalam dimensi tingkatan

kualitas, kualitas produk berarti kualitas kinerja, yaitu

kemampuan produk untuk melakukan fungsi-fungsinya. Di

samping dimensi tingkatan kualitas, kualitas yang tinggi juga

dapat berarti konsistensi tingkatan kualitas yang tinggi. Dalam

dimensi konsistensi yang tinggi tersebut, kualitas produk berarti

kualitas kesesuaian bebas dari kecacatan dalam memberikan

tingkatan kualitas yang dicapai atau dijanjikan. Jadi, dapat

dikatakan bahwa setiap perusahaan harus konsisten dalam

memberikan kualitas yang baik sesuai yang diharapkan oleh

pelanggan.4

2) Variabel kualitas produk

Apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan

kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek

dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk

(28)

membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan

produk pesaing.

Kualitas produk bisa diukur dengan 7 dimensi kualitas

produk, 7 dimensi kualitas produk itu terdiri dari performance,

feature, reliability, durability, esthetic, conformance dan service

eability, secara rinci bisa dijelaskan sebagai berikut:5

a) Performance(X1)

Performance adalah kinerja yang melibatkan berbagai

karakteristik operasional utama yang dipertimbangkan

pelanggan dalam membeli suatu produk. Misalnya Produk

Mobil. performance dari Mobil memiliki ciri-ciri seperti

akselerasi, penanganan, jelajah, kecepatan, dan sebagai

contoh kenyamanan televisi untuk performance akan

mencakup suara dan kejelasan gambar, warna dan

kemampuan untuk menerima stasiun yang jauh.6

Sedangkan Menurut Husein Umar Performance adalah

berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan

merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan

pelanggan dalam membeli barang tersebut.7 Dan menurut

Vincent Gasperz Performance adalah berkaitan dengan

aspek fungsional dari produk itu dan merupakan

5

Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 27 6

Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 27 7

(29)

karakteristik utama yang dipertimbangkan konsumen ketika

ingin membeli suatu produk.8

b) Feature (X2)

Feature merupakan karaktersitik atau ciri-ciri tambahn

yang melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur produk

biasanya menjadi pembeda yang penting untuk jenis produk

yang sama.9

Sedangkan Menurut Husein Umar Feature adalah aspek

Performance yang berguna untuk menambah fungsi dasar,

berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan

pengembanganya.10 Menurut Vincent Gasperz Feature

merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah

fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan

pengembanganya. Seringkali terdapat kesulitan untuk

memisahkan karakteristik performansi dan features. Biasanya

konsumen mendefinisikan nilai dalam bentuk fleksibilitas

dan kemampuan mereka untuk memilih features yang ada,

juga kualitas dari features itu.11

8

Vincent Gaspersz,1996, Manajemen Bisnis Total ekonomi Manajerial pembuatan keputusan bisnis, Jakarta, hal: 119

9

Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 27 10

Husein Umar,2005, Riset Pemasaran dan perilaku konsumen, Jakarta, hal: 37 11

(30)

c) Reliability (X3)

Reliability berkaitan dengan kemungkinan suatu produk

berfungsi sebagaimana mestinya setiap kali digunakan dalam

periode waktu dan kondisi tertentu. Maka semakin kecil

produk tersebut dapat diandalkan.12

Sedangkan Menurut Husein Umar Reliability adalah hal

yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu

barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan

dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu

pula.13 Menurut Vincent Gasperz Reliability adalah berkaitan

dengan probabilitas atau kemungkinan suatu produk

melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam periode waktu

tertentu dibawah kondisi tertentu. Dengan demikian

keandalan merupakan karakteristik yang merefleksikan

kemungkinan atau probabilitas tingkat keberhasilan dalam

penggunaan produk itu.14

d) Durability (X4)

Durability menunjukkan usia produk, yaitu jumlah

pemakaian suatu produk sebelum produk itu digantikan atau

rusak. Secara teknis, ketahanan suatu produk didefinisikan

12

Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 28 13

Husein Umar,2005, Riset Pemasaran dan perilaku konsumen, Jakarta, hal: 37 14

(31)

sebagai sejumlah kegunaan yang diperoleh konsumen

sebelum mengalami penurunan. Secara ekonomis, ketahanan

melalui jumlah kegunaan yang diperoleh sebelum terjadi

kerusakan dan keputusan untuk mengganti produk.15

Sedangkan Menurut Husein Umar Durability adalah

suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau

masa pakai barang.16 Menurut Vincent Gasperz Durability

merupakan ukuran masa pakai suatu produk.karakteristik ini

berkaitan dengan daya tahan dari produk itu.17

e) Esthetic(X5)

Esthetic berkaitan dengan kemungkinan suatu produk

berfungsi sebagaimana mestinya setiap kali digunakan dalam

periode waktu dan kondisi tertentu. Semakin kecil produk

tersebut tidak mengalami gangguan saat digunakan maka

produk tersebut dapat diandalkan.18

Sedangkan Menurut Husein Umar Esthetic adalah karakteristik

yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang

berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari

preferensi individual19 Menurut Vincent Gasperz Esthetic

15

Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 28 16

Husein Umar,2005, Riset Pemasaran dan perilaku konsumen, Jakarta, hal: 37 17

Vincent Gaspersz,1996, Manajemen Bisnis Total ekonomi Manajerial pembuatan keputusan bisnis, Jakarta, hal: 119

18

Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 28 19

(32)

merupakan karakteristik yang bersifat subyektif sehingga

berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari

preferensi individual. Dengan demikian estetika dari suatu

produk lebih banyak berkaitan dengan perasaan pribadu dan

mencakup karakteristik tertentu.20

f) Conformance(X6)

Conformance adalah kesesuaian kinerja produk terhadap

spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasar

kankeinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat

ketepatan antara karakteristik desain produk dengan

karaktersitik kualitas standar yang telah ditetapkan.21

Sedangkan Menurut Husein Umar Conformance adalah

berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi

yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan

pelanggan. Konfirmasi mereflesikan derajat ketepatan antara

karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas

standar yang telah ditetapkan.22 Dan Menurut Vincent

Gasperz Conformance merupakan karakteristik yang

mengukur banyaknya atau presesntase produk yang gagal

20

Vincent Gaspersz,1996, Manajemen Bisnis Total ekonomi Manajerial pembuatan keputusan bisnis, Jakarta, hal: 119

21

Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 29 22

(33)

memenuhi sekumpulan standar yang telah ditetapkan dan

oleh karena itu perlu dikerjakan ulang atau diperbaiki.23

g) Serviceability(X7)

Serviceability mencerminkan kemampuan yang berkaitan

dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi

dalam memberikan pelayanan pada produk tersebut.24

Sedangkan Menurut Husein Umar Serviceability adalah

karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi,

kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk

perbaikan barang.25 Menurut Vincent Gasperz Serviceability

merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,

keramahan/kesopanan, kompetensi, dan kemudahan serta

akurasi dalam perbaikan.26

Dalam Al Quran yang behubungan dengan hal konsumsi yaitu,

gunakanlah barang-barang yang baik dan bermanfaat untuk memenuhi

keinginan dan kebutuhan kita. Karena dengan barang-barang yang

bermanfaat dan baik akan membawa kita pada perbuatan yang baik pula.

Barang-barang yang bermanfaat dan baik disini yaitu yang memiliki

23

Vincent Gaspersz,1996, Manajemen Bisnis Total ekonomi Manajerial pembuatan keputusan bisnis, Jakarta, hal: 119

24

Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 29 25

Husein Umar,2005, Riset Pemasaran dan perilaku konsumen, Jakarta, hal: 38 26

(34)

kualitas baik. Sebagaimana yang tercantum dalam Al Quran surat

Al-Baqarah ayat 168:

طأيّشلا تاوطخ اوعبّتت ً اابّيط اًَح ض أر أْا يف اّ م اولك ساّنلا ا ّيأ اي

ۚ ا

يبم ّ دع أمكل هّنإ

Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa

yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah

syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu

(Al-Baqarah:168)”27

Memperhias dan memperindah diri juga bisa dalam bentuk

seseorang membeli pakaian-pakaian yang bagus sebagai bentuk

menunjukkan nikmat Allah yang telah Allah berikan.28

Allah menganjurkan manusia agar menjadi indah, sebagaimana kita

bisa menerapkannya melalui memperindah diri (wajah) dengan

menggunakan produk kecantikan “Anaina Skin Care”, karena

sesungguhnya Allah menyukai keindahan.

ﺤ ﺐ

"Sesungguhnya Allah itu indah, dan menyukai keindahan." (H.R.

Muslim)29

27 Surat Al-Baqarah Ayat 168.

28

Notowidagdo, Rohiman.2002, Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Quran Dan Hadits. Jakarta: PT. RajaGrapindo Persada

29

(35)

Islam memprioritaskan kebaikan dan kualitas untuk segala sesuatu

terutama barang-barang produksi yang akan dikonsumsi yang mana

nantinya akan memberikan kepuasan pada penggunaanya.

Dalam hal produk, Islam mengajarkan untuk memperhatikan

kualitas dan keberadaan suatu produk. Muamalah Islam melarang jual beli

suatu produk yang belum jelas (gharar) bagi pembeli. Pasalnya, disini

berpotensi terjadinya penipuan dan ketidakadilan terhadap salah satu

pihak. Karena itu, Rasulullah mengharam kan jual beli yang tidak jelas

produknya (jual beli gharar)30

“Rasulullah pernah melarang jual beli gharar (yang tidak jelas

produk-produknya).” (HR Muslim dari Abu Hurairah)31

“Rasulullah pernah melarang jual beli orang yangterpaksa, jual beli

gharar (yang tidak jelas wujudnya), dan penjualan buah yang belum matang/

belum masanya dipanen. “ (HR Ahmad dawud dari Ali)32

“ jangan membeli ikan yang masih didalam air, padahal (seringkali) hal

demikian mengandung tipuan. “ (HR Ahmad dari ibnu Mas’ud)33

Masih dalam kaitan produk, muamalah Islami juga sangat konsen

dengan kualitas produk. “ barang yang dijual harus terang dan jelas

kualitasnya, sehingga pembeli dapat dengan mudah memberi penilaian.tidak

30

Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS, 2004,Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan system Operasional, Jakarta, hal:453

31

Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS, 2004,Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan system Operasional, Jakarta, hal:453

32

Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS, 2004,Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan system Operasional, Jakarta, hal:453

33

(36)

boleh menipu kualitas dengan jalan memperlihatkan yang baik bagian

luarnya. Dan menyembunyikan yang jelek pada bagian dalam.34“ hal ini telah

diingatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah

melewati setumpukan barang makanan, maka beliau memasukkan tangannya

(kedalam onggokan makanan) dan tangan beliau menyentuh yang basah.

Maka, beliau bersabda, “ Apa ini hai pemilik barang makanan?” pedagang itu

menjawab, “Basah karena hujan ya Rasululah !” Bersabda Rasulullah,35

Kenapa engkau tidak menempatkan yang basah diluar (diatas),

supaya pembeli dapat melihatnya? Barangsiapa menipu, bukanlah umatku.”

(HR Muslim).36

Dalam peristiwa ini bersatu antara nilai kejujuran, transparansi, dan

kualits produk. Kita bandingkan dengan keseharian yang kita alami, betapa

nilai-nilai ini telah hilang dtengah-tengah masyarakat.37

2. Kajian Pengambilan Keputusan Pembelian

Sedangkan keputusan pembelian adalah proses pengambilan

keputusan dalam melakukan pembelian dari sebelum membeli sampai

setelah melakukan pembelian. Dalam pemecahan masalah pembelian yang

bersifat ekstensif calon pembeli dapat bertolak dari keputusan mengenai

34

Mochtar efendy, 1996, Ekonomi islam suatu pendekatan Berdasarkan Ajaran Qur’an dan Hadits, Palembang, hal: 80

35

Mochtar efendy, 1996, Ekonomi islam suatu pendekatan Berdasarkan Ajaran Qur’an dan

Hadits, Palembang, hal: 80 36

Mochtar efendy, 1996, Ekonomi islam suatu pendekatan Berdasarkan Ajaran Qur’an dan

Hadits, Palembang, hal: 80 37

Mochtar efendy, 1996, Ekonomi islam suatu pendekatan Berdasarkan Ajaran Qur’an dan

(37)

penjual, karena ia ingin mendapat keterangan dari penjual yang dipercaya,

mengenai perbedaan dan bentuk produk.

a. Definisi

Keputusan adalah mencakup suatu pilihan di antara dua atau lebih

tindakan (atau perilaku) alternatif. Sedangkan pengambilan keputusan

pembelian konsumen (customer decision making) adalah proses

integrasi yang digunakan untuk mengombinasikan pengetahuan untuk

mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih satu di

antaranya.38 Pengambilan keputusan pembelian menggambarkan pada

seorang konsumen sedang melakukan serangkaian langkah tertentu

pada saat melakukan pembelian.39

Keputusan pembelian adalah seleksi terhadap dua pilihan

alternatif atau lebih. Dengan kata lain pilihan alternatif harus tersedia

bagi seseorang ketika mengambil keputusan. Jika seseorang

mempunyai pilihan antara melakukan pembelian atau tidak melakukan

pembelian, orang tersebut berada dalam posisi untuk mengambil

keputusan40.

Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih

dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau

pembeliannya. Dan pada umumnya ada lima macam peranan yang

dilakukan seseorang. Kelima macam peran itu meliputi:

38 J. Paul Peter dan Jerry C. Olson, 2014, Perilaku konsumen dan strategi pemasaran, edisi 9,

Salemba Empat, Jakarta, hal. 162-164.

39 Christina Whidya Utami, 2012, Manajemen ritel: strategi dan implementasi operasional bisnis ritel modern di indonesia, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta, hal. 45.

(38)

1) Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari

adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan

mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.

2) Pembeli berpengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan,

nasihat dan pendapatnya mempengaruhi keputusan membeli.

3) Pengambil keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan

keputusan pembelian, misalnya apakah jadi membeli, apa yang

dibeli, bagaimana cara membeli, atau dimana membelnya.

4) Pembeli (buyer) yakni orang yang melakukan pembelian aktual.

5) Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan

barang atau jasa yang dibeli.41

Dalam perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh

beberapa faktor, terdiri dari faktor budaya, sosial, pribadi perseorangan

dan psikologi. Faktor budaya, baik budaya yang berasal dari pembeli itu

sendiri, subbudaya dan kelas sosial, mempengaruhi perilaku konsumen

atau pembeli barang-barang konsumsi. Faktor sosial, faktor sosial yang

memepengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah terdiri dari

kelompok yang mempengaruhi (reference group), keluarga (family) dan

status sosial. Faktor pribadi perorangan, faktor ini dipengaruhi oleh

perilaku konsumen atau pembeli terdiri dari tingkat siklus kehidupan

(life cycle stage) dan umur si pembeli, pekerjaan, keadaan ekonomi,

cara hidup (life style), kepribadian, dan konsep diri yaitu bagaimana

(39)

seseorang melihat dirinya sendiri. Faktor psikologis, faktor psikologis

yang mempengaruhi keputusan membeli adalah motivasi, persepsi,

proses belajar dari pengalamannya serta kepercayaan diri dan sikap

seseorang.42

b. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen dalam

bisnis ritel memiliki prinsip dasar yang relatif berbeda dengan proses

pengambilan keputusan pada umumnya karena melewati dua tahapan

yaitu pengembilan keputusan yang terkait dengan pilihan terhadap ritel

atau toko dan keputusan pada barang dagangan.43 Maka di sini peran

dari pengusaha ritel untuk mempengaruhi pelanggan ketika melalui

proses pengambilan keputusan pembelian para pengusaha ritel

didorong untuk memberikan pelayanan toko yang baik dan juga

memberikan barang dagangan yang baik juga.

Dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen

melalui beberapa tahapan, tahapan tersebut yang mepengaruhi proses

pengambilan keputusan pembelian konsumen. Yaitu meliputi

pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian dan perilaku purna pembelian.

1) Pengenalan Masalah/Kebutuhan

Proses keputusan pembelian diawali oleh pengenalan

masalah atau kebutuhan. Kebutuhan itu dapat dirangsang oleh:

(40)

Rangsangan internal, bila salah satu dari kebutuhan normal

seseorang lapar, haus muncul pada tingkat yang cukup tinggi

untuk menjadi dorongan. Rangsangan eksternal, rangsangan yang

nuncul dari orang lain, dari lingkungan sekitar dan lain-lain.44

Selain itu juga kebutuhan dapat digolongkan sebagai kebutuhan

fungsional dan kebutuhan psikologis. Kebutuhan fungsional

secara langsung terkait dengan kinerja produk itu, kebutuhan

fungsional sering disebut dengan kebutuhan rasional. Sedangkan

kebutuhan psikologis disebut kebutuhan emosional, motivasi

yang dipengaruhi oleh emosi berkaitan dengan perasaan, baik itu

keindahan, gengsi atau perasaan lainnya termasuk bahkan rasa iba

dan rasa marah.45

2) Pencarian Informasi

Setelah kebutuhan itu dianggap sebagai masalah yang telah

dipenuhi, muncul dalam diri konsumen perhatian yang meningkat

untuk barang-barang yang sedang dibutuhkan. Sehingga mulai

aktif mencari informasi mengenai barang yang dibutuhkannya.

Sumber informasi bisa berasal dari sumber pribadi (keluarga,

teman, kenalan, tetangga) sumber komersial atau niaga (iklan,

44 Kathy, K.C., Mandy, 1997, Prinsip-prinsip pemasaran, edisi ke-3, jilid 1, Erlangga, Jakarta,

hal. 174.

(41)

sales, penyalur, kemasan produk, pameran) sumber umum

(media, organisasi konsumen) dan sumber pengalaman.46

3) Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif adalah tahap dalam proses keputusan

pembeli di mana konsumen menggunakan informasi untuk

mengevaluasi merek-merek alternatif dalam himpunan pilihan.

Evaluasi alternatif yaitu bagaimana konsumen memproses untuk

sampai pada pilihan-pilihan merek.47 Pemilihan konsumen

dipengaruhi oleh sifat (atribut) produk, bobot pentingnya,

kepercayaan merek, fungsi kemanfaatan setiap ciri dan prosedur

evaluasi.

4) Keputusan Pembelian

Dalam tahap keputusan membeli konsumen di mana

konsumen secara aktual membeli produk dengan memberikan

peringkat merek-merek dan bentuk maksud pembelian.

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh faktor sikap orang

lain dan oleh faktor-faktor situasional yag tidak diharapkan.48

5) Perilaku Purna Pembelian

Perilaku purna beli merupakan tahap dalam proses

keputusan pembelian di mana konsumen melakukan tindakan

lanjutan setelah membeli berdasarkan kepuasan atau

46 Samsul Anam, Ahmad Khairul Hakim, Muhamad Ahsan, dan Airlangga Bramayudha, 2013, Manajemen Pemasaran, IAIN SA Press, Surabaya, hal. 64.

(42)

ketidakpuasan mereka.49 Jadi pada proses belanja tidak berakhir

ketika pelanggan membeli suatu produk. Setelah melakukan

belanja pengguna melakukan produk tersebut dan mengevaluasi

pengalaman tersebut apakah memuaskan atau tidak memuaskan.

Kepuasan adalah suatu evaluasi pasca konsumsi tentang seberapa

baik suatu toko atau produk memenuhi atau melebihi harapan

pelanggan.

Perilaku konsumen menjadi hal-hal yang mendasari

konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Adapun hal- hal

tersebut adalah proses dan aktivitas ketika seseorang (konsumen)

berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,

penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi

kebutuhan dan keinginan. 50

Proses membeli diawali dengan adanya kebutuhan.

Kebutuhan timbul karena adanya perbedaan antara keadaan yang

sesungguhnya dengan keadaan yang diinginkan. Dan dengan

adanya masalah seperti itu allah bersabda dalam surat al-Qalam

ayat 36.

و كﺤت

ف ك

مك

م

49 Nancy, dkk , Prinsip-prinsip pemasaran, edisi ke-3, jilid 1, hal. 178.

50

(43)

Artinya : Atau adakah kamu (berbuat demikian) bagaimanakah kamu mengambil keputusan?51

Dalam ayat ini Allah mempertanyakan bagaimana manusia

mengambil keputusan terhadap apa yang telah diperbuatnya

Apakah sesuai dengan syariat islam atau mengikuti hawa nafsu.

Manusia adalah hamba allah yang lemah, diberi

pengetahuan yang terbatas dan tidak mengetahui perkara yang

ghaib. Sehingga sangat membutuhkan bantuan untuk mengambil

keputusan yang tepat berbagai permasalahanya. Dan tidak ada yang

berhaak dimintai bantuan tentang masalah ini kecuali yang

menciptakan kita sehingga dengan kasih sayangnya.

Dalam Islam, prilaku seorang konsumen harus

mencerminkan hubungan dirinya dengan Allah Swt. Setiap

pergerakan dirinya, yang berbentuk belanja sehari-hari tidak lain

adalah manifestasi zikir dirinya atas nama Allah. Dengan demikian,

dia lebih memilih jalan yang dibatasi Allah dengan tidak memilih

barang haram, tidak kikir, dan tidak tamak supaya hidupnya

selamat akhirat.52

Objek jual beli dan jumlah pembayarannya diketahui secara

jelas oleh kedua belah pihak sehingga terhindar dari gharar. Abu

Hurairah berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

51 surat al-qalam ayat 36.

52

(44)

melarang jual beli hashaath (jual beli dengan menggunakan kerikil

yang dilemparkan untuk menentukan barang yang akan dijual) dan

jual beli gharar.”53

Selain itu, tidak diperkenankan seseorang menyembunyikan

cacat/aib suatu barang ketika melakukan jual beli. Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

م س

memiliki cacat kepada saudaranya sesama muslim, melainkan ia

harus menjelaskan cacat itu kepadanya” (HR. Ibnu Majah).54

3. Hubungan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian

Produk yang diterima oleh para konsumen adalah produk yang

kualitasnya dapat memuaskan para konsumen, kualitas produk sangat

berpengaruh untuk meyakinkan para konsumen melakukan keputusan

pembelian. Bila kualitas suatu produk bagus dan dapat memuaskan

konsumen, maka dapat ditafsirkan akan menaikan kepuasan pembelian

atas produk tersebut.

Dalam konsep produk menegaskan bahwa konsumen akan

menyukai produk-produk yang menawarkan ciri-ciri paling berkualitas,

berkinerja atau inovatif. Para manajer dalam organisasi memutuskan

perhatian untuk menghasilkan produk yang unggul dan meningkatkan

53

HR. Muslim: 1513 54

(45)

kualitasnya sepanjang waktu. Mereka berasumsi bahwa para pembeli

mengagumi produk-produk yang dibuat dengan baik serta dapat

menghargai mutu dan kinerja55

Salah satu tujuan dari pelaksanaan kualitas produk adalah untuk

mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihannya untuk

menggunakan produk buatanya sehingga memudahkan konsumen dalam

pengambilan keputusan pembelian. Pemahaman perilaku konsumen

tentang kualitas produk dapat dijadikan dasar terhadap proses keputusan

pembelian konsumen56

Lebih lanjut menurut Puji Isyanto, Eman S, Herligiani, menyatakan

dalam penelitianya pada jenis produk Handphone Blackberry bahwa

kualitas produk mempunyai peran yang sangat penting dalam keputusan

pembelian.57

Dalam jurnal yang berjudul Defining that Product Quality in 21

Century, Menurut Pajaree Ackaradejruangsri menyimpulkan bahwa

dimensi kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan pada

keputusan pembelian konsumen. konsumen lebih mengedepankan sisi

kualitas produk daripada variable lainnya.58

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli di atas

secara tersirat bahwa di dalam melakukan proses keputusan pembelian,

55 Philip Kotler dan Gary Amstrong, 2002, Prinsip-prinsip pemasaran, Jilid 2, Jakarta. 56 Sutisna, 2003, Perilaku konsumen dan komunikasi pemasaran, Gramedia Pustaka, Jakarta.

57

Puji Isyanto, SE., MM., Eman S, SE., MM., Herligiani, SE,2012,Pengaruh Kualitas Produk terhadap keputusan pembelian Handphone Blackberry pada mahasiswa ekonomi universitas singaperbangsa karawang, Jurnal Manajemen Vol.09 No.4

(46)

seorang konsumen akan memperhatikan kualitas yang dimiliki oleh

produk tersebut. Salah satu komponen yang menjadi bagian dari produk

adalah kualitas produk. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kualitas produk

dapat mempengaruhi keputusan pembelian.

C. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah model berpikir yang dipakai untuk

menjelaskan proses kesinambungan antara dua variabel atau lebih di dalam

penelitian. Untuk memudahkan pembacaan, paradigma penelitian harus

dibuat dalam bentuk gambar model dengan mencantumkan rumusan

pengolahan statistik untuk menggambarkan alur dan proses pelaksanaan

penelitian.59

Merujuk dari penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk

Kosmetik Kecantikan Anaina terhadap Keputusan Pembelian di Klinik

Kecantikan Anaina”, maka paradigma penelitian yang bisa dibuat adalah

sebagai berikut:

(47)

Gambar 1.1

Paradigma Penelitian

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian

yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat

kebenarannya.Secara prosedural, hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti

melakukan kajian teori, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari Performance X1

Keputusa

pembelian

Y Feature X2

Reliability X3

Dd Durability X4

E Esthetic X5

Conformance X6

Se Serviceability X7 Kualitas

Produk

(48)

simpulan teoritis yang diperoleh dari beberapa sumber kepustakaan.Rumusan

hipotesis bersifat hipotesis nihil atau hipotesis alternatif.60

1. Ha=ada pengaruh yang simultan antara variabel performance, feature,

reliability, durability, esthetic, conformance, serviceability, terhadap

keputusan pembelian kosemetik kecantikan di klinik kecantikan Anaiana

(Studi pada Klinik Kecantikan Anaina di Jalan P. Roon No 15 Sawotratap

Gedangan Surabaya )

2. H0 = tidak ada pengaruh yang simultan antara variabel performance,

feature, reliability, durability, esthetic, conformance, serviceability.

terhadap keputusan pembelian kosemetik kecantikan di klinik kecantikan

Anaiana (Studi pada Klinik Kecantikan Anaina di Jalan P. Roon No 15

Sawotratap Gedangan Surabaya )

3. Ha=ada pengaruh yang Parsial antara variabel performance, feature,

reliability, durability, esthetic, conformance, serviceability. terhadap

keputusan pembelian kosemetik kecantikan di klinik kecantikan Anaiana

(Studi pada Klinik Kecantikan Anaina di Jalan P. Roon No 15 Sawotratap

Gedangan Surabaya )

4. H0 = tidak ada pengaruh yang parsial antara variabel performance,

feature, reliability, durability, esthetic, conformance, serviceability.

terhadap keputusan pembelian kosemetik kecantikan di klinik kecantikan

Anaiana (Studi pada Klinik Kecantikan Anaina di Jalan P. Roon No 15

Sawotratap Gedangan Surabaya )

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pada bagian ini dijelaskan bahwa pendekatan yang digunakan dalam

skripsi ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menyertakan alasan-alasan

singkat mengapa pendekatan ini digunakan.Disamping itu, peneliti perlu juga

mengemukakan jenis penelitian yang dipakai.Dalam kasus manajemen dan

entrepreneurship, jenis penelitian yang bisa dipakai untuk kuantitatif

diantaranya adalah studi korelasi, studi komparatif, penelitian asosiatif, dan

lain sebagainya.1

B. Lokasi Penelitian

Tempat yang menjadi obyek penelitian ini adalah produk kosmetik

kecantikan Anaina yang dijual di klinik kecantikan Anaina. Sedangkan lokasi

penelitian beralamat di klinik kecantikan Anaina dijalan P.Roon No. 15

Sawotratap Gedangan, Sidoarjo, 61254.

C. Populasi Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: Obyek/

Subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

(50)

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulanya.2

Adapun yang menjadi populasi yang datang ke klinik kecantikan

anaina pada bulan juni-juli 2015 diambil secara acak. Dengan Asumsi

sejumlah pelanggan yang datang tiap bulan sejumlah 100 3

2. Teknik sampling

Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.

Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.4

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang datang ke

klinik kecantikan Anaina.

Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel atau teknik

sampling menggunakan insidental sampling yaitu teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja secara kebetulan/insedental

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang

orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.5

3. Sampel

Aturan dalam menentukan ukuran sampel penelitian sebaiknya

beberapa kali. Dalam buku research Methods for business memberikan

saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini :

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai

dengan 500

2 Prof. Dr. Sugiyono, 2012, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d,hal. 80. 3Hasil Wawancara Dr. Fin Endriana. Dipl. CIBTAC, 23 juni 2015

(51)

2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai

negri-swasta dan laini-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori

minimal 30

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate

(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel

minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel

penelitianya ada 5 (independen+ dependen), maka jumlah anggota

sampel= 10x5 =50

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota

sampel masing-masing antara 10 s/d 206

Berdasarkan hal tersebut maka sampel yang digunakan dalam

penelitian ini berdasarkan jumalah, variabel yang diteliti dikalikan 10 (8

variabel x 10). Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

80 responden populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus

betul-betul representative (mewakili)7

D. Variabel dan Indikator Penelitian

1. Variabel Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh antara

variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel dapat didefinisikan

sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara

(52)

satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.8

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel

terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas produk (X)

dengan sub variabel performance atau kinerja (X1), feature atau fitur

(X2), reliability keandalan (X3), durability atau daya tahan (X4), estetich

atau estetika (X5), conformance atau kesesuaian (X6), serviceability atau

pelayanan (X7). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah

keputusan pembelian (Y).

2. Indikator

a. Variabel Bebas

Indikator variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas produk

yang terdiri dari tujuh variabel. Kualitas produk adalah ukuran relatif

produk kecantikan Anaina Skin Care yang dapat memberikan gambaran

mengenai seberapa jauh tingkat keunggulan produk ini mampu memenuhi

kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Adapun pengukuran kualitas produk yang telah disesuaikan dengan

produk Anaina Skin Care adalah sebagai berikut:

1) Performance atau Kinerja (X1)

(53)

Merupakan karasteristik utama produk kecantikan Anaina Skin Care.

a) Produk Anaina Skin Care sebagai produk kecantikan mampu

memberikan perawatan kulit wajah dengan baik.

b) Produk Anaina Skin Care sebagai produk kecantikan mampu

menunjukkan perubahan yang signifikan bagi penggunanya.

c) Produk Anaina Skin Care memberikan hasil yang memuaskan bagi

konsumen.

2) Feature atau Fitur (X2)

Merupakan karesteristik tambahan Anaina Skin Care yang dapat

menambah nilai produk serta menjadi pembeda dari pesaing.

a) Produk Anaina Skin Care memilikiberbagai macam produk

kecantikan.

b) Produk Anaina Skin Care dibuat oleh tenaga ahli yang sudah

profesional.

c) Produk Anaina Skin Care memiliki kandungan yang tidak

membahayakan untuk jangka panjang.

3) Reliability atau Keandalan (X3)

Merupakan penilaian yang di dasarkan bahwa Anaina Skin Care

akan bekerja sebagaimana mestinya. Semakin kecil kemungkinan

terjadi kerusakan atau dampak buruk maka kosmetik Anaina Skin Care

dapat diandalkan.

a) Produk Anaina Skin Care tidak menyebabkan kerusakan atau efek

(54)

b) Produk Anaina Skin Care dapat digunakan jangka waktu yang lama

tanpa efek samping.

c) Produk Anaina Skin Care tidak menyebabkan iritasi atau alergi pada

kulit.

4) Durabilityatau Daya Tahan (X4)

Merupakan suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya

tahan atau masa pakai.

a) Produk Anaina Skin Care tidak cepat rusak atau kadaluarsa.

b) Produk Anaina Skin Care mengunakan kemasan yang bagus dalam

menjaga ketahanan produknya.

5) Esthetic atau Estetika (X5)

Berkaitan dengan bagaimana produk Anaina Skin Care dapat

dilihat dari bentuk fisik atau warna yang menarik.

a) Produk Anaina Skin Care dikemas dengan menarik.

b) Produk Anaina Skin Care dibuat higenis untuk kenyamanan

pengguna.

c) Produk Anaina Skin Care dikemas dengan baik untuk mempermudah

penggunaanya.

6) Conformance atau Kesesuaian (X6)

Merupakan sejauh mana karakteristik produk dan hasil dari

penggunaan Anaina Skin Care, sesuai dan memenuhi standar-standar

yang telah ditetapkan sebelumnya.

(55)

b) Produk Anaina Skin Care menggunakan tekhnologi yang bagus

dalam pengolahanya.

7) Serviceability atau pelayanan (X7)

Tingkat jasa yang bagaimana yang akan diberikan kepada

konsumen untuk masalah penanganan keluhan yang memuaskan.

a) Anaina Skin Care memberikan pelayanan yang cepat dalam

menangani keluhan pelanggan.

b) Anaina Skin Care memberikan kemudahan dalam menangani

keluhan pelanggan.

8. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat yang

digunakan dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian. Keputusan

pembelian adalah tahapan dalam konsep pengambilan keputusan,

keputusan pembeli benar-benar membeli produk.

Adapun keputusan pembelian yang telah disesuaikan dengan

produk Anaina Skin Care Indikator (Y) adalah sebagai berikut:

a) Saya Suka membeli produk di klinik kecantikan anaina.

b) Saya Mencari informasi tentang beberapa klinik kecantikan

sejenis misalnya Larissa, Natasha, dan Venusa.

Gambar

 Gambar  1.1
Tabel 3.1 makna nilai korelasi Spearman
Gambar 3.1. Struktur Organisasi Klinik Kecantikan Anaina.
  Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan agar proses pembelajaran fisika menjadi lebih baik dan lebih efektif bagi siswa, maka saran yang

Melakukan rancang bangun sistem penerangan jalan umum dengan mengunakan sumber daya listrik kombinasi dari solar panel dan turbin Savonius memiliki beberapa proses yang digunakan

LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 22. Meningkatnya kinerja BLHD dalam perencanaan dan

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk menganalisis kandungan unsur hara N, P, K dan Mg yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tiga varietas

Bagaimana tingkat kesehatan keuangan PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang pada tahun 2007 dan 2008 berdasarkan SK Menteri BUMN Nomor : KEP-100/ MBU/ 2002 khususnya

[r]

Dalam penelitian kualitatif yang akan dilaksanakan oleh penulis ini, yang menjadi instrumen pengumpul data utamanya adalah penulis sendiri, namun selanjutnya

Keberagaman kebijakan dalam pengembangan perpustakaan di daerah secara umum pada satu sisi menguntungkan sebagai pendelegasian kewenangan kepada daerah, namun di sisi lain