PENGARUH KUALITAS PRODUK KOSMETIK KECANTIKAN ANAINA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
DI KLINIK KECANTIKAN ANAINA
(Studi pada Klinik Kecantikan Anaina di Jalan P.Roon No 15 Sawotratap Gedangan Surabaya)
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk memenuhi salah satu persyaratan Dalam memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh :ol
Oleh Aida Zulfinayah NIM: B04211040
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
ABSTRAK
AIDA ZULFINAYAH : “ Pengaruh kualitas produk kosmetik kecantikan anaina di klinik kecantikan anaina (Studi pada Kelinik Kecantikan Anaina di Jalan P. Roon No 15 Sawotratap Gedangan Surabaya )
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 8
C. Tujuan Penelitian... 8
D. Manfaat Penelitian... 9
E. Definisi Operasional... 9
F. Sistematika Pembahasan... 12
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu... 16
B. Kerangka Teori....,... 1.Kajian Tentang Produk dan Kualitas Produk... 2.Kajian Pengambilan Keputusan Pembelian... 3.Hubungan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian... 17 17 28 36 C.Paradigma Penelitian... 38
D.Hipotesis... 39
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 41
B. Lokasi Penelitian... 41
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling... 41
D. Variabel Penelitian... 43
E. Tahap-Tahap Penelitian... 48
F. Teknik Pengumpulan Data... 50
G. Teknik Validitas Instrumen Penelitian... 51
H. Teknik Analisis Data... 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian... 55
B. Penyajian Data... 60
C. Variabel-Variabel Penelitian... 64
D. Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis... 85
E. Pembahasan Hasil Penelitian... 108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 119
B. Saran... 121
C. Keterbatasan Penelitian... 121
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi yang sangat ketat akan adanya persaingan antara
perusahaan. Kualitas produk sangat berpengaruh besar terhadap keputusan
pembelian. Persaingan yang semakin ketat dalam memasarkan produk dan
jasa, menuntut perusahaan untuk lebih aktif mengembangkan kualitas
produk. Yaitu dengan cara perusahaan harus mampu mengenal apa yang
menjadi kebutuhan masyarakat dimasa sekarang atau dimasa yang akan
datang. Perusahaan juga dituntut agar dapat memasarkan produknya dengan
baik kepada konsumen.1
Pemasaran itu sendiri adalah semua kegiatan manusia yang dilakukan
dalam hubunganya dengan pasar guna mewujudkan pertukaran potensial
untuk kepentingan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Jika satu
pihak lebih aktif dalam mengusahakan terjadinya pertukaran dibandingkan
pihak lainnya. Kita menanamkan pihak pertama sebagai pemasar dan pihak
kedua sebagai prospek (calon pembeli). Pemasar mengharapkan tanggapan
dari pihak lain, apakah dalam bentuk menjual atau membeli sesuatu. dengan
perkataan lain pemasar dapat menjadi penjual atau pembeli.2
1Philip Kotler, Manajemen pemasaran analisis,perencanaan, implementasi dan pengendalian, jilid
1,hal. 12.
2 Philip Kotler, Manajemen pemasaran analisis,perencanaan, implementasi dan pengendalian,
Untuk tujuan pemasaran itu sendiri menurut Peter Drucker adalah
membuat agar penjual berlebih-lebihan dan mengetahui serta memahami
konsumen dengan baik sehingga produk atau pelayanan cocok dengan
konsumen tersebut dan laku dengan sendirinya. Dengan berkembangnya
masyarakat maka keinginan anggota masyarakat berkembang pula. Dilain
pihak para produsen mengambil langkah khusus untuk menggerakkan
keinginan masyarakat terhadap produknya. Para produsen mempromosikan
produknya sebagai sebuah pemuas dari salah satu atau lebih kebutuhan
manusia.3
Pada prinsipnya, fungsi bisnis harus bertautan secara harmonis agar
bisa mencapai semua tujuan perusahaan. Prakteknya, hubungan antar bagian
sering ditangani dengan persaingan dan kesalahpahaman. Beberapa konflik
antar bagian itu berasal dari perbedaan pendapat mengenai apa yang terbaik
bagi perusahaan, ada juga yang bermula dari antara kepentingan departmen
dan kepentingan perusahaan. Setiap bagian mempengaruhi kepuasan
konsumen melalui aktivitas dan keputusan bagian itu. Dengan konsep
pemasaran, sangat diharapkan semua kegiatan dan keputusan itu dapat
dikoordinasi. Karena kepuasan konsumen tergantung pada totalitas
rangsangan yang mengena pada konsumen, bukan hanya sekadar rangsangan
yang diatur oleh bagian pemasaran.4
Seiring dengan perkembanganya dibidang ekonomi. Perawatan
kecantikan merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat terutama bagi
3 Drs. Danang Sunyoto, S.H.,S.E., M.M., Konsep dasar riset pemasaran dan perilaku konsumen. 4 Philip Kotler, Manajemen pemasaran analisis perencanaan dan pengendalian, jilid 2 edisi
kaum wanita. Identiknya seorang wanita tetap ingin tampil cantik didepan
umum. Kini kosmetik kecantikan menjadi salah satu alat untuk kecantikan
mereka.Penggunaan kosmetik dengan kualitas produk yang bagus sangat
banyak dicari untuk kaum wanita.Wanita selalu ingin terlihat cantik dan
menarik setiap saat kapanpun dan dimanapun.Wanita sebagai konsumen
utama dalam produk kecantikan memiliki keinginan membeli yang tinggi.
Dalam menggunakan suatu produk wanita akan mencari produk yang cocok
bagi kulit wajahnya.5
Klinik-klinik yang ada pada saat ini tidak hanya menawarkan jasa
pada saat berada di klinik kecantikan tersebut itu sendiri. Klinik-klinik
kecantikan juga biasanya menawarkan produk-produk kecantikan yang
dikembangkan di klinik kecantikan tersebut agar mencapai hasil wajah yang
optimal sesuai yang diinginkan. Produk tersebut biasanya berupa racikan atau
obat-obatan yang dicampurkan dalam kosmetik agar hasilnya lebih bagus jika
dipakai oleh seorang konsumen. Maka dari itu saya ingin mengetahui lebih
dalam kualitas produk yang digunakan di klinik-klinik kecantikan yang ada
saat ini.6
Akhirnya penulis memutuskan untuk meneliti skripsi di sebuah klinik
kecantikan Anaina yang terletak di jalan P. Roon No. 15 Sawotratap
Gedangan, Sidoarjo. Dengan pertimbangan sebagai berikut: karena mendapat
informasi dari masyarakat tentang kualitas dari produk ini sangat bagus,
5 Dr. Retno Iswari Tranggono SPPKdan Dra. Fatma latifah, Apt., Buku pegangan ilmu pengetahuan kosmetik, hal . 3.
perawatan yang bagus, dan pelayanan yang memuaskan dan akhirnya saya
sendiri mencoba melakukan perawatan di klinik kecantikan Anaina ini.
Dengan melakukan perawatan seperti facial, peeling, dan lain-lain. Serta
membeli produk kecantikan di klinik kecantikan Anaina.Dan akhirnya saya
menggunakan tempat klinik kecantikan Anaina ini menjadi objek dalam
skripsi saya. Agar lebih memahami secara luas kualitas produk yang ada di
klinik kecantikan ini. Di klinik ini menyediakan berbagai macam produk
kosmetik kecantikan yang digunakan untuk kaum wanita agar mempercantik
diri dan selalu tampil cantik dimanapun berada. Biasanya tidak hanya
kosmetik kecantikan yang digunakan bagi para konsumen wanita. Untuk
lebih menunjang hasil yang lebih baik, para wanita melanjutkan dengan
berbagai perawatan kecantikan yang ada di klinik kecantikan
tersebut.Pastinya para wanita ingin dilihat tampil cantik dimanapun
keberadaanya. Klinik kecantikan dituntut untuk memperhatikan apa yang
dibutuhkan dan diinginkan seorang konsumen. Karena pada dasarnya
konsumen akan membeli suatu produk yang dapat memuaskan keinginanya.
Dan juga dilihat dari segi manfaat itu sendiri. Salah satu pilihan yang cocok
untuk mengatasi problem pada wajah yakni dengan kualitas produk yang
bagus dan perawatan wajah yang dijamin bagus .kelinik kecantikan anaina ini
sangat cocok bagi kaum wanita.7
Klinik kecantikan itu sendiri tentunya sangat memiliki banyak pesaing
dalam perjalanan usahanya. Definisi persaingan ditingkat industri adalah
karena hal ini banyak digunakan dan merupakan bagian yang penting dari
analisis yang harus dilakukan untuk mengenali pesaing. Suatu industri
didefinisikan sebagai sekelompok perusahaan yang menawarkan produk atau
kelas produk yang merupakan produk subsitusi yang erat satu sama lain.
Perusahaan harus berusaha keras untuk memahami pola persaingan dalam
industrinya jika ingin menjadi ”pemain” yang efektif. Kondisi ini akhirnya
akanmempengaruhi struktur industri. Struktur industri akan mempengaruhi
tingkah-laku industri, seperti strategi pengembangan produk, penetapan harga
dan periklanan. Perilaku industri(industry conduct) kemudian membentuk
unjuk kerja industri, seperti efisiensi, pertumbuhan dan kesempatan kerja
dalam industri tersebut.8
Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pemakaian
kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk
kesehatan.Kosmetik menjadi salah satu bagian dunia usaha.Bahkan sekarang
teknologikosmetik begitu maju dan merupakan paduan antara kosmetik dan
obat (pharmaceutical). Tidak dapat disangkal lagi bahwa produk kosmetik
sangat diperlukan oleh manusia.9
Keputusan pembelian ialah ketika pembeli menyadari adanya
kebutuhan dan pembeli menyadari akan kualitas produk kosmetik kecantikan
yang bagus. Suatu proses keputusan membeli bukan sekadar mengetahui
beberapa faktor yang akan mempengaruhi pembeli, tetapi berdasarkan
8 Philip Kotler, Manajemen pemasaran analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian,jilid 1 edisi keenam, hal . 311-312.
peranan dalam pembelian dan keputusan untuk membeli.10 Ada berbagai
macam faktor yang mempengaruhi mengapa seseorang membeli suatu produk
tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginanya. Antara kebutuhan dan
keinginan terdapat suatu perbedaan. Kebutuhan bersifat naluriah. Sedangkan
keinginan merupakan kebutuhan buatan yang dibentuk oleh lingkungan hidup
seperti lingkungan keluarga, tempat bekerja, kelompok sosial, tetangga dan
sebagainya. Untuk mengetahui dan memahami serta dapat mengarahkan
perilaku konsumen dalam melakukan kegiatan, perlu dipelajari teori-teori
perilaku konsumen antara lain: teori mikro, teori psikologis, teori sosiologis
dan teori antropologis.
Menurut teori ini keputusan untuk membeli merupakan hasil
perhitungan ekonomis, rasional yang sadar. Pembeli individu berusaha
menggunakan barang-barang yang memberikan kegunaan (kepuasan) paling
banyak, sesuai dengan selera dan harga yang relatif. Adam Smith telah
mengembangkan suatu doktrin pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada
prinsip bahwa manusia didalam segala tindakanya didorong oleh
kepentinganya sendiri. Jeremy Benthom memandang manusia sebagai
makhluk yang memperhitungkan dan mempertimbangkan untung dan rugi
yang akan didapat dari segala tingkah laku yang akan dilakukan. 11
Teori ini disempurnakan oleh Alfred Marshall yang sekarang dikenal
dengan teori kepuasan modern. Menurut teori ini, setiap konsumen akan
10 Bilson Simamora, Panduan riset perilaku konsumen, hal. 15.
berusaha mendapatkan kepuasan maksimal, dan konsumen akan meneruskan
pembelianya terhadap suatu produk untuk jangka waktu yang lama, bila ia
telah mendapatkan kepuasan dari produk yang sama yang telah
dikonsumsikanya. Teori ini didasarkan pada beberapa asumsi yaitu bahwa
konsumen selalu mencoba untuk memaksimalkan kepuasanya dalam
batas-batas kemampuan finansialnya, bahwa konsumen mempunyai pengetahuan
tentang beberapa alternatif sumber untuk memuaskan kebutuhanya, bahwa
konsumen akan selalu bertindak dengan rasional teori dari Alfred Marshal ini
ditolak oleh ahli marketing karena dipandang sebagai suatu khayalan absurd.
Model teori ini hanya memerhatikan faktor-faktor ekonomi, faktor psikologis,
dan sosiologis yang sebenarnya juga dapat memengaruhi perilaku konsumen
tidak termasuk dalam model teori tersebut. Teori Alfred Marshall tersebut
adalah konsumen seringkali menerima tingkat kepuasan yang maksimum,
pada umumnya konsumen tidak mempunyai pengetahuan yang lengkap
mengenai suatu kualitas produk, pada umumnya konsumen menggunakan
berbagai macam variabel, disamping harga untuk menaksir biaya dari suatu
produk kosmetik kecantikan dan seringkali mempergunakan berbagai ukuran
dari suatu produk, konsumen tidak selalu bertindak secara rasional dalam
melakukan kepuasan pembeli.12Disini peneliti melakukan penelitian pengaruh
kualitas produk kosmetik kecantikan anaina terhadap keputusan pembelian di
klinik kecantikan Anaina.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah kualitas produk berpengaruh secara simultan terhadap
keputusan pembelian kosmetik kecantikan anaina diklinik
kecantikan Anaina?
2. Apakah kualitas produk berpengaruh secara parsial terhadap
keputusan pembelian kosmetik kecantikan anaina diklinik
kecantikan Anaina?
3. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap keputusan
pembelian?
C. Tujuan Penelitian
Pada prinsipnya setiap tindakan atau kegiatan yang dilakukan
manusia memiliki tujuan yang ingin dicapai, dan tujuan itu merupakan
pedoman dari tindakan yang dilakukan. Oleh karena itu tujuan penelitian
ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas produk secara
simultan terhadap keputusan pembeliankosmetik kecantikan anaina
diklinik kecantikan Anaina setelah melakukan pembelian.
2. Untuk mengetahui kualitas produk berpengaruh secara parsial
terhadap keputusan pembelian kosmetik kecantikan anaina diklinik
kecantikan Anaina setelah melakukan pembelian.
3. Mengetahui faktor apa sajakah yang paling berpengaruh terhadap
D. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan, oleh karenanya, riset ini amat penting untuk
dilakukan karena bisa memberikan beberapa manfaat sebagaimana berikut:
1. Kegunaan Teoritik
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan
topik pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian.
b. Menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu
bagi pihak-pihak tertentu guna menjadikan skripsi ini menjadi acuan
untuk penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek lainya
yang belum tercakup dalam penelitian ini.
2. Kegunaan Praktis
Memberikan informasi kepada masyarakat agar penelitian dapat
berguna bagi masyarakat terutama dalam bidang pemasaran dan juga
sebagai informasi terhadap pengaruh kualitas produk dan keputusan
pembelian.13
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat
hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi
operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan
atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel.14
13Drs. Abd.Rahman Chudlori, MM (Ketua jurusan manajemen dakwah), Panduan penulisan skripsi jurusan manajemen dakwah, hal. 40.
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulanya.15
Adapun definisi operasional masing-masing variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kualitas produk (X)
Kualitas produk sendiri memiliki banyak kriteria yang berubah
secara terus menerus. Orang yang berbeda akan menilai dengan
kriteria yang berlainan pula. Orang akan sulit mendefinisikan kualitas
dengan tepat. Meskipun tidak ada devinisi secara universal, dari
definisi-definisi yang terdapat beberapa kesamaan, yaitu dalam
elemen-elemen sebagai berikut menurut goetsch dalam buku Total
quality management membuat definisi mengenai kualitas yang luas
cakupanya definisi tersebut adalah : kualitas merupakan suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.16
Produk adalah barang atau jasa yang ditawarkan oleh lembaga
atau perusahaan.17
Kualitas produk yang dimaksudkan dalam penelitian ini
meliputi dua dimensi kualitas dan konsistensi kualitas produk. Kualitas
15Dr. Sugiyono, 2012, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D,Alfabeta, Bandung, hal.38. 16Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management,Yogyakarta, hal: 29 17 Yusanto, M.I. Dan M.K. widjajakusuma, manajemen strategis perspektif islam, KB Press,
produk berarti kualitas kinerja, yaitu kemampuan produk untuk
melakukan fungsi-fungsinya dan konsistensi kualitas yaitu daya
tahanya yang lama dan bebas dari kecacatan sedangkan indikator
variabel yang akan diukur adalah 7 Dimensi :
1) Performance atau Kinerja (X1)
Merupakan karasteristik utama produk kecantikan Anaina Skin
Care.
2) Feature atau Fitur (X2)
Merupakan karesteristik tambahan Anaina Skin Care yang
dapat menambah nilai produk serta menjadi pembeda dari pesaing.
3) Reliability atau Keandalan (X3)
Merupakan penilaian yang di dasarkan bahwa Anaina Skin
Care akan bekerja sebagaimana mestinya. Semakin kecil kemungkinan
terjadi kerusakan atau dampak buruk maka kosmetik Anaina Skin Care
dapat diandalkan.
4) Durability atau Daya Tahan (X4)
Merupakan suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran
daya tahan atau masa pakai.
5) Esthetic atau Estetika (X5)
Berkaitan dengan bagaimana produk Anaina Skin Care
dapat dilihat dari bentuk fisik atau warna yang menarik.
Merupakan sejauh mana karakteristik produk dan hasil dari
penggunaan Anaina Skin Care, sesuai dan memenuhi standar-standar
yang telah ditetapkan sebelumnya.
7) Serviceability atau pelayanan (X7)
Tingkat jasa yang bagaimana yang akan diberikan kepada
konsumen untuk masalah penanganan keluhan yang memuaskan.
2. Keputusan pembelian (Y)
Keputusan pembelian adalah proses pengambilan keputusan dalam
melakukan pembelian dari sebelum membeli sampai setelah
melakukan pembelian. Dalam pemecahan masalah pembelian yang
bersifat ekstensif calon pembeli dapat bertolak dari keputusan
mengenai penjual, karena ia ingin mendapat keterangan dari penjual
yang dipercaya, mengenai perbedaan dan bentuk produk.18
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah terdiri dari
beberapa bab didalamnya. Yaitu yang terdiri dari 5 bab yang tersusun
escara teratur dan sistematis.
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisi pendahuluan. Pendahuluan adalah bab pertama dari
skripsi yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab
pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu
dilakukan. Oleh karena itu dalam pendahuluan memuat latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi operasional.
BAB II: KAJIAN TEORETIK
Bab kedua adalah bagian skripsi yang menekankan pada aspek
elaborasi teori dan riset terdahuli. Bagian ini amat penting untuk
menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki landasan ilmiah dalam
melakukan penelitian. Selain itu, karena pendekatanya yang
bersifat kuantitatif, bab ini juga perlu ditampilkan tentang hipotesis
penelitian, yaitu dugaan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang diajukan, dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau
jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan. Dalam
kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu
masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah pula sebagai
dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan.Hal ini dimaksudkan
agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum
mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji kepustakaan tentang
teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan masalah
penelitian. Oleh karena itu bab II ini memuat sejumlah sub bab
yaitu: penelitian terdahulu yang relevan, kerangka teori,paradigm
penelitian,hipotesis penelitian.
Dalam bab ini dijelaskan secara rinci tentang metode dan teknik
yang digunakan dalam melakukan penelitian dilapangan. Sebisa
mungkin untuk menghindari pembahasan yang terlalu teoritis,
seperti yang biasa tertulis dibuku teks atau diktat metodologi
penelitian. Karena itu, penulisan bab ini harus operasional dan siap
pakai, dengan menggunakan bahasa sendiri yang selaras dengan
fokus penelitian. Oleh karena itu, bab III ini memuat sejumlah sub
bab yaitu: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian,
populasi, sampel dan teknik sampling, variabel dan indikator
penelitian,tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
validitas instrument penelitian, dan teknik analisis data.
BAB IV: PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini sebenarnya bisa dikatakan sebagai inti dari penelitian
mengingat disinilah kondisi riil dilapangan dan hasil penelitian
dipaparkan, bab ini mengetengahkan profil utuh dari obyek yang
diteliti sekaligus permasalahan yang dihadapinya. Untuk penelitian
kuantitatif, hasil dari angket dan pengoahan statistik adalah inti
dari data penelitian yang harus dianalisis dan ditampilkan.
Data-data terkait dengan runusan masalah harus disajikan secara tuntas
disini, sehingga jawaban penelitian sudah bisa ditemukan hanya
dengan membaca bab ini.Adapun sub-subnya adalah sebagai
berikut: gambaran umum obyek penelitian, penyajian data,
BAB V: PENUTUP
Berisi penutup, penutup adalah bab terakhir yang ada didalam
skripsi. Bab ini merumuskan ulang dan menyimpulkan dari
jawaban rumusan masalah penelitian. Selain itu, perlu juga
dibuatkan saran atau rekomendasi praktis terkait dengan temuan
penelitian, dan juga penjelasan singkat tentang keterbatasan
penelitian. Adapun detail pembahasan tentang masing-masing sub
babnyaadalah sebagai berikut: kesimpulan, saran dan rekomendasi,
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Bab ini akan menguraikan tentang teori-teori yang ada kaitannya
dengan pokok permasalahan dalam penelitian, pengalaman pribadi dapat
diajukan sebagai penguat teori yang akan digunakan untuk alasan seberapa
penting penelitian ini harus dilakukan. Adapun titik berat pada penelitian ini
adalah pada teori kualitas produk terhadap keputusan pembelian kosmetik
kecantikan di klinik kecantikan Anaina di Waru Sidoarjo. Akan tetapi
sebelum kajian teori tersebut dipaparkan, akan diungkapkan tentang
1. Kajian Tentang Produk dan Kualitas Produk a. Pengertian Produk
Pada dasarnya sebagian besar keuntungan yang didapat oleh
produknya. Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan
menyukai produk yang berkualitas dengan harga yang relatif murah.
Untuk itu, perusahaan dalam proses kegiatan produksi haruslah
mengerti dan tahu dengan benar akan arti dari produk itu sendiri.1
Produk adalah sesuatu yang dihasilkan produsen, yang bisa
ditawarkan kepada konsumen sebagai usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan perusahaan.2
Produk adalah semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya.3
Dari pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa produk
merupakan barang atau jasa yang hasilnya digunakan untuk konsumen
guna memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Dengan
demikian, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada
pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi
untuk meliputi barang secara fisik, jasa kepribadian, tempat, organisasi
dan gagasan atau buah pikiran.
b. Kualitas Produk
1) Pengertian Kualitas Produk
Konsumen pada umumnya meminta barang yang diinginkan
dengan memiliki jenis barang yang akan dibelinya dengan
1
Fandy Tjiptono, 1997, Strategi pemasaran, Andi, Yogyakarta, hal. 95.
2 Fandy Tjiptono, 1997, Strategi pemasaran, Andi, Yogyakarta, hal. 95.
3Philip Kotler, 2003, Manajemen pemasaran, Edisi Kesebelas, Jilid 2, ter. Benyamin Molan, PT.
pertimbangan kualitas dan kuantitas yang diinginkan. Kualitas
produk yang baik bukan saja diinginkan konsumen karena tahan
lama dan kuat, tetapi juga keunggulan yang diharapkan oleh pihak
perusahaan.
Kualitas produk mempumyai dua dimensi, yaitu tingkatan
kualitas dan konsistensi kualitas. Dalam dimensi tingkatan
kualitas, kualitas produk berarti kualitas kinerja, yaitu
kemampuan produk untuk melakukan fungsi-fungsinya. Di
samping dimensi tingkatan kualitas, kualitas yang tinggi juga
dapat berarti konsistensi tingkatan kualitas yang tinggi. Dalam
dimensi konsistensi yang tinggi tersebut, kualitas produk berarti
kualitas kesesuaian bebas dari kecacatan dalam memberikan
tingkatan kualitas yang dicapai atau dijanjikan. Jadi, dapat
dikatakan bahwa setiap perusahaan harus konsisten dalam
memberikan kualitas yang baik sesuai yang diharapkan oleh
pelanggan.4
2) Variabel kualitas produk
Apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan
kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek
dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk
membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan
produk pesaing.
Kualitas produk bisa diukur dengan 7 dimensi kualitas
produk, 7 dimensi kualitas produk itu terdiri dari performance,
feature, reliability, durability, esthetic, conformance dan service
eability, secara rinci bisa dijelaskan sebagai berikut:5
a) Performance(X1)
Performance adalah kinerja yang melibatkan berbagai
karakteristik operasional utama yang dipertimbangkan
pelanggan dalam membeli suatu produk. Misalnya Produk
Mobil. performance dari Mobil memiliki ciri-ciri seperti
akselerasi, penanganan, jelajah, kecepatan, dan sebagai
contoh kenyamanan televisi untuk performance akan
mencakup suara dan kejelasan gambar, warna dan
kemampuan untuk menerima stasiun yang jauh.6
Sedangkan Menurut Husein Umar Performance adalah
berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan
merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan
pelanggan dalam membeli barang tersebut.7 Dan menurut
Vincent Gasperz Performance adalah berkaitan dengan
aspek fungsional dari produk itu dan merupakan
5
Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 27 6
Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 27 7
karakteristik utama yang dipertimbangkan konsumen ketika
ingin membeli suatu produk.8
b) Feature (X2)
Feature merupakan karaktersitik atau ciri-ciri tambahn
yang melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur produk
biasanya menjadi pembeda yang penting untuk jenis produk
yang sama.9
Sedangkan Menurut Husein Umar Feature adalah aspek
Performance yang berguna untuk menambah fungsi dasar,
berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan
pengembanganya.10 Menurut Vincent Gasperz Feature
merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah
fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan
pengembanganya. Seringkali terdapat kesulitan untuk
memisahkan karakteristik performansi dan features. Biasanya
konsumen mendefinisikan nilai dalam bentuk fleksibilitas
dan kemampuan mereka untuk memilih features yang ada,
juga kualitas dari features itu.11
8
Vincent Gaspersz,1996, Manajemen Bisnis Total ekonomi Manajerial pembuatan keputusan bisnis, Jakarta, hal: 119
9
Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 27 10
Husein Umar,2005, Riset Pemasaran dan perilaku konsumen, Jakarta, hal: 37 11
c) Reliability (X3)
Reliability berkaitan dengan kemungkinan suatu produk
berfungsi sebagaimana mestinya setiap kali digunakan dalam
periode waktu dan kondisi tertentu. Maka semakin kecil
produk tersebut dapat diandalkan.12
Sedangkan Menurut Husein Umar Reliability adalah hal
yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu
barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan
dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu
pula.13 Menurut Vincent Gasperz Reliability adalah berkaitan
dengan probabilitas atau kemungkinan suatu produk
melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam periode waktu
tertentu dibawah kondisi tertentu. Dengan demikian
keandalan merupakan karakteristik yang merefleksikan
kemungkinan atau probabilitas tingkat keberhasilan dalam
penggunaan produk itu.14
d) Durability (X4)
Durability menunjukkan usia produk, yaitu jumlah
pemakaian suatu produk sebelum produk itu digantikan atau
rusak. Secara teknis, ketahanan suatu produk didefinisikan
12
Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 28 13
Husein Umar,2005, Riset Pemasaran dan perilaku konsumen, Jakarta, hal: 37 14
sebagai sejumlah kegunaan yang diperoleh konsumen
sebelum mengalami penurunan. Secara ekonomis, ketahanan
melalui jumlah kegunaan yang diperoleh sebelum terjadi
kerusakan dan keputusan untuk mengganti produk.15
Sedangkan Menurut Husein Umar Durability adalah
suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau
masa pakai barang.16 Menurut Vincent Gasperz Durability
merupakan ukuran masa pakai suatu produk.karakteristik ini
berkaitan dengan daya tahan dari produk itu.17
e) Esthetic(X5)
Esthetic berkaitan dengan kemungkinan suatu produk
berfungsi sebagaimana mestinya setiap kali digunakan dalam
periode waktu dan kondisi tertentu. Semakin kecil produk
tersebut tidak mengalami gangguan saat digunakan maka
produk tersebut dapat diandalkan.18
Sedangkan Menurut Husein Umar Esthetic adalah karakteristik
yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang
berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari
preferensi individual19 Menurut Vincent Gasperz Esthetic
15
Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 28 16
Husein Umar,2005, Riset Pemasaran dan perilaku konsumen, Jakarta, hal: 37 17
Vincent Gaspersz,1996, Manajemen Bisnis Total ekonomi Manajerial pembuatan keputusan bisnis, Jakarta, hal: 119
18
Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 28 19
merupakan karakteristik yang bersifat subyektif sehingga
berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari
preferensi individual. Dengan demikian estetika dari suatu
produk lebih banyak berkaitan dengan perasaan pribadu dan
mencakup karakteristik tertentu.20
f) Conformance(X6)
Conformance adalah kesesuaian kinerja produk terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasar
kankeinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat
ketepatan antara karakteristik desain produk dengan
karaktersitik kualitas standar yang telah ditetapkan.21
Sedangkan Menurut Husein Umar Conformance adalah
berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi
yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan
pelanggan. Konfirmasi mereflesikan derajat ketepatan antara
karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas
standar yang telah ditetapkan.22 Dan Menurut Vincent
Gasperz Conformance merupakan karakteristik yang
mengukur banyaknya atau presesntase produk yang gagal
20
Vincent Gaspersz,1996, Manajemen Bisnis Total ekonomi Manajerial pembuatan keputusan bisnis, Jakarta, hal: 119
21
Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 29 22
memenuhi sekumpulan standar yang telah ditetapkan dan
oleh karena itu perlu dikerjakan ulang atau diperbaiki.23
g) Serviceability(X7)
Serviceability mencerminkan kemampuan yang berkaitan
dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi
dalam memberikan pelayanan pada produk tersebut.24
Sedangkan Menurut Husein Umar Serviceability adalah
karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi,
kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk
perbaikan barang.25 Menurut Vincent Gasperz Serviceability
merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,
keramahan/kesopanan, kompetensi, dan kemudahan serta
akurasi dalam perbaikan.26
Dalam Al Quran yang behubungan dengan hal konsumsi yaitu,
gunakanlah barang-barang yang baik dan bermanfaat untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan kita. Karena dengan barang-barang yang
bermanfaat dan baik akan membawa kita pada perbuatan yang baik pula.
Barang-barang yang bermanfaat dan baik disini yaitu yang memiliki
23
Vincent Gaspersz,1996, Manajemen Bisnis Total ekonomi Manajerial pembuatan keputusan bisnis, Jakarta, hal: 119
24
Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 29 25
Husein Umar,2005, Riset Pemasaran dan perilaku konsumen, Jakarta, hal: 38 26
kualitas baik. Sebagaimana yang tercantum dalam Al Quran surat
Al-Baqarah ayat 168:
طأيّشلا تاوطخ اوعبّتت ً اابّيط اًَح ض أر أْا يف اّ م اولك ساّنلا ا ّيأ اي
ۚ ا
يبم ّ دع أمكل هّنإ
Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu
(Al-Baqarah:168)”27
Memperhias dan memperindah diri juga bisa dalam bentuk
seseorang membeli pakaian-pakaian yang bagus sebagai bentuk
menunjukkan nikmat Allah yang telah Allah berikan.28
Allah menganjurkan manusia agar menjadi indah, sebagaimana kita
bisa menerapkannya melalui memperindah diri (wajah) dengan
menggunakan produk kecantikan “Anaina Skin Care”, karena
sesungguhnya Allah menyukai keindahan.
ﺇ
ﻪ
ﺤ ﺐ
"Sesungguhnya Allah itu indah, dan menyukai keindahan." (H.R.
Muslim)29
27 Surat Al-Baqarah Ayat 168.
28
Notowidagdo, Rohiman.2002, Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Quran Dan Hadits. Jakarta: PT. RajaGrapindo Persada
29
Islam memprioritaskan kebaikan dan kualitas untuk segala sesuatu
terutama barang-barang produksi yang akan dikonsumsi yang mana
nantinya akan memberikan kepuasan pada penggunaanya.
Dalam hal produk, Islam mengajarkan untuk memperhatikan
kualitas dan keberadaan suatu produk. Muamalah Islam melarang jual beli
suatu produk yang belum jelas (gharar) bagi pembeli. Pasalnya, disini
berpotensi terjadinya penipuan dan ketidakadilan terhadap salah satu
pihak. Karena itu, Rasulullah mengharam kan jual beli yang tidak jelas
produknya (jual beli gharar)30
“Rasulullah pernah melarang jual beli gharar (yang tidak jelas
produk-produknya).” (HR Muslim dari Abu Hurairah)31
“Rasulullah pernah melarang jual beli orang yangterpaksa, jual beli
gharar (yang tidak jelas wujudnya), dan penjualan buah yang belum matang/
belum masanya dipanen. “ (HR Ahmad dawud dari Ali)32
“ jangan membeli ikan yang masih didalam air, padahal (seringkali) hal
demikian mengandung tipuan. “ (HR Ahmad dari ibnu Mas’ud)33
Masih dalam kaitan produk, muamalah Islami juga sangat konsen
dengan kualitas produk. “ barang yang dijual harus terang dan jelas
kualitasnya, sehingga pembeli dapat dengan mudah memberi penilaian.tidak
30
Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS, 2004,Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan system Operasional, Jakarta, hal:453
31
Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS, 2004,Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan system Operasional, Jakarta, hal:453
32
Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS, 2004,Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan system Operasional, Jakarta, hal:453
33
boleh menipu kualitas dengan jalan memperlihatkan yang baik bagian
luarnya. Dan menyembunyikan yang jelek pada bagian dalam.34“ hal ini telah
diingatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah
melewati setumpukan barang makanan, maka beliau memasukkan tangannya
(kedalam onggokan makanan) dan tangan beliau menyentuh yang basah.
Maka, beliau bersabda, “ Apa ini hai pemilik barang makanan?” pedagang itu
menjawab, “Basah karena hujan ya Rasululah !” Bersabda Rasulullah,35
Kenapa engkau tidak menempatkan yang basah diluar (diatas),
supaya pembeli dapat melihatnya? Barangsiapa menipu, bukanlah umatku.”
(HR Muslim).36
Dalam peristiwa ini bersatu antara nilai kejujuran, transparansi, dan
kualits produk. Kita bandingkan dengan keseharian yang kita alami, betapa
nilai-nilai ini telah hilang dtengah-tengah masyarakat.37
2. Kajian Pengambilan Keputusan Pembelian
Sedangkan keputusan pembelian adalah proses pengambilan
keputusan dalam melakukan pembelian dari sebelum membeli sampai
setelah melakukan pembelian. Dalam pemecahan masalah pembelian yang
bersifat ekstensif calon pembeli dapat bertolak dari keputusan mengenai
34
Mochtar efendy, 1996, Ekonomi islam suatu pendekatan Berdasarkan Ajaran Qur’an dan Hadits, Palembang, hal: 80
35
Mochtar efendy, 1996, Ekonomi islam suatu pendekatan Berdasarkan Ajaran Qur’an dan
Hadits, Palembang, hal: 80 36
Mochtar efendy, 1996, Ekonomi islam suatu pendekatan Berdasarkan Ajaran Qur’an dan
Hadits, Palembang, hal: 80 37
Mochtar efendy, 1996, Ekonomi islam suatu pendekatan Berdasarkan Ajaran Qur’an dan
penjual, karena ia ingin mendapat keterangan dari penjual yang dipercaya,
mengenai perbedaan dan bentuk produk.
a. Definisi
Keputusan adalah mencakup suatu pilihan di antara dua atau lebih
tindakan (atau perilaku) alternatif. Sedangkan pengambilan keputusan
pembelian konsumen (customer decision making) adalah proses
integrasi yang digunakan untuk mengombinasikan pengetahuan untuk
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih satu di
antaranya.38 Pengambilan keputusan pembelian menggambarkan pada
seorang konsumen sedang melakukan serangkaian langkah tertentu
pada saat melakukan pembelian.39
Keputusan pembelian adalah seleksi terhadap dua pilihan
alternatif atau lebih. Dengan kata lain pilihan alternatif harus tersedia
bagi seseorang ketika mengambil keputusan. Jika seseorang
mempunyai pilihan antara melakukan pembelian atau tidak melakukan
pembelian, orang tersebut berada dalam posisi untuk mengambil
keputusan40.
Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih
dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau
pembeliannya. Dan pada umumnya ada lima macam peranan yang
dilakukan seseorang. Kelima macam peran itu meliputi:
38 J. Paul Peter dan Jerry C. Olson, 2014, Perilaku konsumen dan strategi pemasaran, edisi 9,
Salemba Empat, Jakarta, hal. 162-164.
39 Christina Whidya Utami, 2012, Manajemen ritel: strategi dan implementasi operasional bisnis ritel modern di indonesia, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta, hal. 45.
1) Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari
adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan
mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.
2) Pembeli berpengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan,
nasihat dan pendapatnya mempengaruhi keputusan membeli.
3) Pengambil keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan
keputusan pembelian, misalnya apakah jadi membeli, apa yang
dibeli, bagaimana cara membeli, atau dimana membelnya.
4) Pembeli (buyer) yakni orang yang melakukan pembelian aktual.
5) Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan
barang atau jasa yang dibeli.41
Dalam perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor, terdiri dari faktor budaya, sosial, pribadi perseorangan
dan psikologi. Faktor budaya, baik budaya yang berasal dari pembeli itu
sendiri, subbudaya dan kelas sosial, mempengaruhi perilaku konsumen
atau pembeli barang-barang konsumsi. Faktor sosial, faktor sosial yang
memepengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah terdiri dari
kelompok yang mempengaruhi (reference group), keluarga (family) dan
status sosial. Faktor pribadi perorangan, faktor ini dipengaruhi oleh
perilaku konsumen atau pembeli terdiri dari tingkat siklus kehidupan
(life cycle stage) dan umur si pembeli, pekerjaan, keadaan ekonomi,
cara hidup (life style), kepribadian, dan konsep diri yaitu bagaimana
seseorang melihat dirinya sendiri. Faktor psikologis, faktor psikologis
yang mempengaruhi keputusan membeli adalah motivasi, persepsi,
proses belajar dari pengalamannya serta kepercayaan diri dan sikap
seseorang.42
b. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen dalam
bisnis ritel memiliki prinsip dasar yang relatif berbeda dengan proses
pengambilan keputusan pada umumnya karena melewati dua tahapan
yaitu pengembilan keputusan yang terkait dengan pilihan terhadap ritel
atau toko dan keputusan pada barang dagangan.43 Maka di sini peran
dari pengusaha ritel untuk mempengaruhi pelanggan ketika melalui
proses pengambilan keputusan pembelian para pengusaha ritel
didorong untuk memberikan pelayanan toko yang baik dan juga
memberikan barang dagangan yang baik juga.
Dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen
melalui beberapa tahapan, tahapan tersebut yang mepengaruhi proses
pengambilan keputusan pembelian konsumen. Yaitu meliputi
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian dan perilaku purna pembelian.
1) Pengenalan Masalah/Kebutuhan
Proses keputusan pembelian diawali oleh pengenalan
masalah atau kebutuhan. Kebutuhan itu dapat dirangsang oleh:
Rangsangan internal, bila salah satu dari kebutuhan normal
seseorang lapar, haus muncul pada tingkat yang cukup tinggi
untuk menjadi dorongan. Rangsangan eksternal, rangsangan yang
nuncul dari orang lain, dari lingkungan sekitar dan lain-lain.44
Selain itu juga kebutuhan dapat digolongkan sebagai kebutuhan
fungsional dan kebutuhan psikologis. Kebutuhan fungsional
secara langsung terkait dengan kinerja produk itu, kebutuhan
fungsional sering disebut dengan kebutuhan rasional. Sedangkan
kebutuhan psikologis disebut kebutuhan emosional, motivasi
yang dipengaruhi oleh emosi berkaitan dengan perasaan, baik itu
keindahan, gengsi atau perasaan lainnya termasuk bahkan rasa iba
dan rasa marah.45
2) Pencarian Informasi
Setelah kebutuhan itu dianggap sebagai masalah yang telah
dipenuhi, muncul dalam diri konsumen perhatian yang meningkat
untuk barang-barang yang sedang dibutuhkan. Sehingga mulai
aktif mencari informasi mengenai barang yang dibutuhkannya.
Sumber informasi bisa berasal dari sumber pribadi (keluarga,
teman, kenalan, tetangga) sumber komersial atau niaga (iklan,
44 Kathy, K.C., Mandy, 1997, Prinsip-prinsip pemasaran, edisi ke-3, jilid 1, Erlangga, Jakarta,
hal. 174.
sales, penyalur, kemasan produk, pameran) sumber umum
(media, organisasi konsumen) dan sumber pengalaman.46
3) Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif adalah tahap dalam proses keputusan
pembeli di mana konsumen menggunakan informasi untuk
mengevaluasi merek-merek alternatif dalam himpunan pilihan.
Evaluasi alternatif yaitu bagaimana konsumen memproses untuk
sampai pada pilihan-pilihan merek.47 Pemilihan konsumen
dipengaruhi oleh sifat (atribut) produk, bobot pentingnya,
kepercayaan merek, fungsi kemanfaatan setiap ciri dan prosedur
evaluasi.
4) Keputusan Pembelian
Dalam tahap keputusan membeli konsumen di mana
konsumen secara aktual membeli produk dengan memberikan
peringkat merek-merek dan bentuk maksud pembelian.
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh faktor sikap orang
lain dan oleh faktor-faktor situasional yag tidak diharapkan.48
5) Perilaku Purna Pembelian
Perilaku purna beli merupakan tahap dalam proses
keputusan pembelian di mana konsumen melakukan tindakan
lanjutan setelah membeli berdasarkan kepuasan atau
46 Samsul Anam, Ahmad Khairul Hakim, Muhamad Ahsan, dan Airlangga Bramayudha, 2013, Manajemen Pemasaran, IAIN SA Press, Surabaya, hal. 64.
ketidakpuasan mereka.49 Jadi pada proses belanja tidak berakhir
ketika pelanggan membeli suatu produk. Setelah melakukan
belanja pengguna melakukan produk tersebut dan mengevaluasi
pengalaman tersebut apakah memuaskan atau tidak memuaskan.
Kepuasan adalah suatu evaluasi pasca konsumsi tentang seberapa
baik suatu toko atau produk memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan.
Perilaku konsumen menjadi hal-hal yang mendasari
konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Adapun hal- hal
tersebut adalah proses dan aktivitas ketika seseorang (konsumen)
berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,
penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi
kebutuhan dan keinginan. 50
Proses membeli diawali dengan adanya kebutuhan.
Kebutuhan timbul karena adanya perbedaan antara keadaan yang
sesungguhnya dengan keadaan yang diinginkan. Dan dengan
adanya masalah seperti itu allah bersabda dalam surat al-Qalam
ayat 36.
و كﺤت
ف ك
مك
م
49 Nancy, dkk , Prinsip-prinsip pemasaran, edisi ke-3, jilid 1, hal. 178.
50
Artinya : Atau adakah kamu (berbuat demikian) bagaimanakah kamu mengambil keputusan?51
Dalam ayat ini Allah mempertanyakan bagaimana manusia
mengambil keputusan terhadap apa yang telah diperbuatnya
Apakah sesuai dengan syariat islam atau mengikuti hawa nafsu.
Manusia adalah hamba allah yang lemah, diberi
pengetahuan yang terbatas dan tidak mengetahui perkara yang
ghaib. Sehingga sangat membutuhkan bantuan untuk mengambil
keputusan yang tepat berbagai permasalahanya. Dan tidak ada yang
berhaak dimintai bantuan tentang masalah ini kecuali yang
menciptakan kita sehingga dengan kasih sayangnya.
Dalam Islam, prilaku seorang konsumen harus
mencerminkan hubungan dirinya dengan Allah Swt. Setiap
pergerakan dirinya, yang berbentuk belanja sehari-hari tidak lain
adalah manifestasi zikir dirinya atas nama Allah. Dengan demikian,
dia lebih memilih jalan yang dibatasi Allah dengan tidak memilih
barang haram, tidak kikir, dan tidak tamak supaya hidupnya
selamat akhirat.52
Objek jual beli dan jumlah pembayarannya diketahui secara
jelas oleh kedua belah pihak sehingga terhindar dari gharar. Abu
Hurairah berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
51 surat al-qalam ayat 36.
52
melarang jual beli hashaath (jual beli dengan menggunakan kerikil
yang dilemparkan untuk menentukan barang yang akan dijual) dan
jual beli gharar.”53
Selain itu, tidak diperkenankan seseorang menyembunyikan
cacat/aib suatu barang ketika melakukan jual beli. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
م س
memiliki cacat kepada saudaranya sesama muslim, melainkan ia
harus menjelaskan cacat itu kepadanya” (HR. Ibnu Majah).54
3. Hubungan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian
Produk yang diterima oleh para konsumen adalah produk yang
kualitasnya dapat memuaskan para konsumen, kualitas produk sangat
berpengaruh untuk meyakinkan para konsumen melakukan keputusan
pembelian. Bila kualitas suatu produk bagus dan dapat memuaskan
konsumen, maka dapat ditafsirkan akan menaikan kepuasan pembelian
atas produk tersebut.
Dalam konsep produk menegaskan bahwa konsumen akan
menyukai produk-produk yang menawarkan ciri-ciri paling berkualitas,
berkinerja atau inovatif. Para manajer dalam organisasi memutuskan
perhatian untuk menghasilkan produk yang unggul dan meningkatkan
53
HR. Muslim: 1513 54
kualitasnya sepanjang waktu. Mereka berasumsi bahwa para pembeli
mengagumi produk-produk yang dibuat dengan baik serta dapat
menghargai mutu dan kinerja55
Salah satu tujuan dari pelaksanaan kualitas produk adalah untuk
mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihannya untuk
menggunakan produk buatanya sehingga memudahkan konsumen dalam
pengambilan keputusan pembelian. Pemahaman perilaku konsumen
tentang kualitas produk dapat dijadikan dasar terhadap proses keputusan
pembelian konsumen56
Lebih lanjut menurut Puji Isyanto, Eman S, Herligiani, menyatakan
dalam penelitianya pada jenis produk Handphone Blackberry bahwa
kualitas produk mempunyai peran yang sangat penting dalam keputusan
pembelian.57
Dalam jurnal yang berjudul Defining that Product Quality in 21
Century, Menurut Pajaree Ackaradejruangsri menyimpulkan bahwa
dimensi kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan pada
keputusan pembelian konsumen. konsumen lebih mengedepankan sisi
kualitas produk daripada variable lainnya.58
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli di atas
secara tersirat bahwa di dalam melakukan proses keputusan pembelian,
55 Philip Kotler dan Gary Amstrong, 2002, Prinsip-prinsip pemasaran, Jilid 2, Jakarta. 56 Sutisna, 2003, Perilaku konsumen dan komunikasi pemasaran, Gramedia Pustaka, Jakarta.
57
Puji Isyanto, SE., MM., Eman S, SE., MM., Herligiani, SE,2012,Pengaruh Kualitas Produk terhadap keputusan pembelian Handphone Blackberry pada mahasiswa ekonomi universitas singaperbangsa karawang, Jurnal Manajemen Vol.09 No.4
seorang konsumen akan memperhatikan kualitas yang dimiliki oleh
produk tersebut. Salah satu komponen yang menjadi bagian dari produk
adalah kualitas produk. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kualitas produk
dapat mempengaruhi keputusan pembelian.
C. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah model berpikir yang dipakai untuk
menjelaskan proses kesinambungan antara dua variabel atau lebih di dalam
penelitian. Untuk memudahkan pembacaan, paradigma penelitian harus
dibuat dalam bentuk gambar model dengan mencantumkan rumusan
pengolahan statistik untuk menggambarkan alur dan proses pelaksanaan
penelitian.59
Merujuk dari penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk
Kosmetik Kecantikan Anaina terhadap Keputusan Pembelian di Klinik
Kecantikan Anaina”, maka paradigma penelitian yang bisa dibuat adalah
sebagai berikut:
Gambar 1.1
Paradigma Penelitian
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat
kebenarannya.Secara prosedural, hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti
melakukan kajian teori, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari Performance X1
Keputusa
pembelian
Y Feature X2
Reliability X3
Dd Durability X4
E Esthetic X5
Conformance X6
Se Serviceability X7 Kualitas
Produk
simpulan teoritis yang diperoleh dari beberapa sumber kepustakaan.Rumusan
hipotesis bersifat hipotesis nihil atau hipotesis alternatif.60
1. Ha=ada pengaruh yang simultan antara variabel performance, feature,
reliability, durability, esthetic, conformance, serviceability, terhadap
keputusan pembelian kosemetik kecantikan di klinik kecantikan Anaiana
(Studi pada Klinik Kecantikan Anaina di Jalan P. Roon No 15 Sawotratap
Gedangan Surabaya )
2. H0 = tidak ada pengaruh yang simultan antara variabel performance,
feature, reliability, durability, esthetic, conformance, serviceability.
terhadap keputusan pembelian kosemetik kecantikan di klinik kecantikan
Anaiana (Studi pada Klinik Kecantikan Anaina di Jalan P. Roon No 15
Sawotratap Gedangan Surabaya )
3. Ha=ada pengaruh yang Parsial antara variabel performance, feature,
reliability, durability, esthetic, conformance, serviceability. terhadap
keputusan pembelian kosemetik kecantikan di klinik kecantikan Anaiana
(Studi pada Klinik Kecantikan Anaina di Jalan P. Roon No 15 Sawotratap
Gedangan Surabaya )
4. H0 = tidak ada pengaruh yang parsial antara variabel performance,
feature, reliability, durability, esthetic, conformance, serviceability.
terhadap keputusan pembelian kosemetik kecantikan di klinik kecantikan
Anaiana (Studi pada Klinik Kecantikan Anaina di Jalan P. Roon No 15
Sawotratap Gedangan Surabaya )
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada bagian ini dijelaskan bahwa pendekatan yang digunakan dalam
skripsi ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menyertakan alasan-alasan
singkat mengapa pendekatan ini digunakan.Disamping itu, peneliti perlu juga
mengemukakan jenis penelitian yang dipakai.Dalam kasus manajemen dan
entrepreneurship, jenis penelitian yang bisa dipakai untuk kuantitatif
diantaranya adalah studi korelasi, studi komparatif, penelitian asosiatif, dan
lain sebagainya.1
B. Lokasi Penelitian
Tempat yang menjadi obyek penelitian ini adalah produk kosmetik
kecantikan Anaina yang dijual di klinik kecantikan Anaina. Sedangkan lokasi
penelitian beralamat di klinik kecantikan Anaina dijalan P.Roon No. 15
Sawotratap Gedangan, Sidoarjo, 61254.
C. Populasi Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: Obyek/
Subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulanya.2
Adapun yang menjadi populasi yang datang ke klinik kecantikan
anaina pada bulan juni-juli 2015 diambil secara acak. Dengan Asumsi
sejumlah pelanggan yang datang tiap bulan sejumlah 100 3
2. Teknik sampling
Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.4
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang datang ke
klinik kecantikan Anaina.
Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel atau teknik
sampling menggunakan insidental sampling yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja secara kebetulan/insedental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.5
3. Sampel
Aturan dalam menentukan ukuran sampel penelitian sebaiknya
beberapa kali. Dalam buku research Methods for business memberikan
saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini :
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai
dengan 500
2 Prof. Dr. Sugiyono, 2012, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d,hal. 80. 3Hasil Wawancara Dr. Fin Endriana. Dipl. CIBTAC, 23 juni 2015
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai
negri-swasta dan laini-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori
minimal 30
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate
(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel
penelitianya ada 5 (independen+ dependen), maka jumlah anggota
sampel= 10x5 =50
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota
sampel masing-masing antara 10 s/d 206
Berdasarkan hal tersebut maka sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berdasarkan jumalah, variabel yang diteliti dikalikan 10 (8
variabel x 10). Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
80 responden populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representative (mewakili)7
D. Variabel dan Indikator Penelitian
1. Variabel Penelitian
Pada dasarnya penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel dapat didefinisikan
sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara
satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.8
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas produk (X)
dengan sub variabel performance atau kinerja (X1), feature atau fitur
(X2), reliability keandalan (X3), durability atau daya tahan (X4), estetich
atau estetika (X5), conformance atau kesesuaian (X6), serviceability atau
pelayanan (X7). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah
keputusan pembelian (Y).
2. Indikator
a. Variabel Bebas
Indikator variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas produk
yang terdiri dari tujuh variabel. Kualitas produk adalah ukuran relatif
produk kecantikan Anaina Skin Care yang dapat memberikan gambaran
mengenai seberapa jauh tingkat keunggulan produk ini mampu memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Adapun pengukuran kualitas produk yang telah disesuaikan dengan
produk Anaina Skin Care adalah sebagai berikut:
1) Performance atau Kinerja (X1)
Merupakan karasteristik utama produk kecantikan Anaina Skin Care.
a) Produk Anaina Skin Care sebagai produk kecantikan mampu
memberikan perawatan kulit wajah dengan baik.
b) Produk Anaina Skin Care sebagai produk kecantikan mampu
menunjukkan perubahan yang signifikan bagi penggunanya.
c) Produk Anaina Skin Care memberikan hasil yang memuaskan bagi
konsumen.
2) Feature atau Fitur (X2)
Merupakan karesteristik tambahan Anaina Skin Care yang dapat
menambah nilai produk serta menjadi pembeda dari pesaing.
a) Produk Anaina Skin Care memilikiberbagai macam produk
kecantikan.
b) Produk Anaina Skin Care dibuat oleh tenaga ahli yang sudah
profesional.
c) Produk Anaina Skin Care memiliki kandungan yang tidak
membahayakan untuk jangka panjang.
3) Reliability atau Keandalan (X3)
Merupakan penilaian yang di dasarkan bahwa Anaina Skin Care
akan bekerja sebagaimana mestinya. Semakin kecil kemungkinan
terjadi kerusakan atau dampak buruk maka kosmetik Anaina Skin Care
dapat diandalkan.
a) Produk Anaina Skin Care tidak menyebabkan kerusakan atau efek
b) Produk Anaina Skin Care dapat digunakan jangka waktu yang lama
tanpa efek samping.
c) Produk Anaina Skin Care tidak menyebabkan iritasi atau alergi pada
kulit.
4) Durabilityatau Daya Tahan (X4)
Merupakan suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya
tahan atau masa pakai.
a) Produk Anaina Skin Care tidak cepat rusak atau kadaluarsa.
b) Produk Anaina Skin Care mengunakan kemasan yang bagus dalam
menjaga ketahanan produknya.
5) Esthetic atau Estetika (X5)
Berkaitan dengan bagaimana produk Anaina Skin Care dapat
dilihat dari bentuk fisik atau warna yang menarik.
a) Produk Anaina Skin Care dikemas dengan menarik.
b) Produk Anaina Skin Care dibuat higenis untuk kenyamanan
pengguna.
c) Produk Anaina Skin Care dikemas dengan baik untuk mempermudah
penggunaanya.
6) Conformance atau Kesesuaian (X6)
Merupakan sejauh mana karakteristik produk dan hasil dari
penggunaan Anaina Skin Care, sesuai dan memenuhi standar-standar
yang telah ditetapkan sebelumnya.
b) Produk Anaina Skin Care menggunakan tekhnologi yang bagus
dalam pengolahanya.
7) Serviceability atau pelayanan (X7)
Tingkat jasa yang bagaimana yang akan diberikan kepada
konsumen untuk masalah penanganan keluhan yang memuaskan.
a) Anaina Skin Care memberikan pelayanan yang cepat dalam
menangani keluhan pelanggan.
b) Anaina Skin Care memberikan kemudahan dalam menangani
keluhan pelanggan.
8. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian. Keputusan
pembelian adalah tahapan dalam konsep pengambilan keputusan,
keputusan pembeli benar-benar membeli produk.
Adapun keputusan pembelian yang telah disesuaikan dengan
produk Anaina Skin Care Indikator (Y) adalah sebagai berikut:
a) Saya Suka membeli produk di klinik kecantikan anaina.
b) Saya Mencari informasi tentang beberapa klinik kecantikan
sejenis misalnya Larissa, Natasha, dan Venusa.