• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROS Rahmawati, Sri M, Siti S, A Sriyanto, Eko Sistem Inovasi Daerah Wonogiri fulltext

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROS Rahmawati, Sri M, Siti S, A Sriyanto, Eko Sistem Inovasi Daerah Wonogiri fulltext"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INOVASI DAERAH WONOGIRI UNTUK

MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DENGAN KEUNGGULAN DAERAH

Rahmawati

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret rahmaw2005 @ yahoo.com

Sri Murni

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret

Siti Supeni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi

Percepatan penerapan, difusi dan pembelajaran inovasi di semua lapisan serta capaian inovasi di semua lapisan, capaian tujuan inovasi manakala disusun perencanaan pembangunan yang terintegrasi terhadap potensi dan unggulan daerah yang mempunyai daya saing, tersedianya data inovasi yang menyeluruh dan akurat. Paradigma sektoral, pembangunan yang spasial dan temporal perlu ditinjau kembali karena hakekat pembangunan adalah manusia dan lingkungan seutuhnya (Santosa dkk, 2012).Tujuan umum penelitian ini adalah menyusun model sistem inovasi daerah pemda Wonogiri.Metoda pendekatan pembangunan daerah yang dilakukan secara sistemik dan sistematis,melalui pendekatan pembangunan SIDa ini, keseluruhan pelaku, lembaga, jaringan, kemitraan, aksi, proses produksi dan kebijakan yang mempengaruhi arah perkembangan, kecepatan dan difusi inovasi serta proses pembelajar an dilaksanakan untuk mencapai pembangunan daerah Kabupaten Wonogiri.

Kata kunci: sistem inovasi daerah, pemda Wonogiri.

PENDAHULUAN

Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (2010) mengatakan bahwa untuk menjadi bangsa yang menguasai iptek, kita harus menempatkan inovasi sebagai urat nadi kehidupan bangsa Indonesia.Kita harus bisa menjadi innovation nation rumah bagi manusia-manusia yang k re at if dan inovatif.

Pemerintah telah mengundangkan Undang Undang No. 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas P3Iptek) yang antara lainisinya mengamanatkan daerah untuk menyusun kebijakan sbategis pembangunan iptek di daerahnya. Disadari bahwa peningkatan daya saing dan kohesi sosial merupakan permasalahan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam era globalisasi.Daya saing dan kohesi sosial bangsa hanya akan terwujud manakala pembangunan didasarkan inovasi.

Antonius Sriyanto Pemerintah Daerah Wonogiri

Eko

Pemerintah Daerah Wonogiri

(2)

Pengembangan sistem inovasi daerah di Indonesia dipandang sangat urgenmengingat berbagai hal yang saling terkait terutama kelemahan-kelemahanperkembangan sistem inovasi Indonesia sejauh ini, keragaman daerah, proscs""transisi" dalam pembangunan dalam upaya pemulihan dari krisis multidimensi. Halyang tidak dapat diabaikan dalam proses transisi tersebut terutama berkaitandengan otonomi daerah dan perkembangan perundangan terkait (Taufik, 2005).Membangun iptek diperlukan komitmen komponen yang terlibat dalam sistem iptek, antara lain:

a. Seluruh elemen masyarakat untuk mendorong agar iptek mampu berkontribusi dalam membangun sistem perekonomian yang tangguh,

b. Hasil-basil litbangyasa LPND-Ristek seyogyanya dimanfaatkan oleh masyarakat, c. Pemanfaatan fasilitasi yang disediakan pemerintah (pusat) secara optimal,

d. Perlunya membangun jejaxing iptek, baik di tingkat daerah, regional, nasional dan internasional agar proses inovasi berlangsung cepat, dan

e. Pembangunan iptek berkerangka penguatan sistem inovasi untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan (Menristek, 2010).

Strategi Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Wonogiri 2011 - 2015 merupakan rumusan arah, prioritas serta kerangka kebijakan strategis jangka menengah SIDa di Kabupaten Wonogiri untuk periode tahun 2011 - 2015.

Sistem inovasi dibutuhkan karena karaktcristik pasar yang dinamis, kompetisi global, kecenderungan membentuk jejaring, posisi tenaga kerja denganupah tinggi, ketrampilan luas dengan berbagai disiplin, pembelajaran tanpa kenal waktu dan sepanjang hay at, dan pengelolaan SDM kolaboratf serta rendahnya jiwa kewirausahaan masyarakat. kondisi ini mendesak dibentuknya suatu sistem untuk mengatasi permasalahan di masyarakat yang semakin kompleks.

Berbagai masalah yang dihadapi oleh pemda Wonogiri antara lain SDM yang berkualitas rendah, pertumbuhan ekonomi kurang, perusahaan besar dan UKM belum terjalin kerjasama produktif dan sinergi. Animo masyarakat menjadi PNS masih menjadi prioritas utama, padahal ncgara yang maju sedikitnya 2% jumlah penduduknya menjadi pengusaha. Indonesia saat ini baru mencapai 0,18%.

Dalam pembangunan ekonomi nasional dan daerah, berdasarkan data BPPS 2009, ditinjau dari ekspor (non migas), selama triwulan pertama tahun 2009 terjadi penurunan nilai dan volume eskpor secara nasional yang drastis. Bahkan boleh dikatakan mencapai titik terendah. Ekspor (non migas) pada bulan Januari dan Pebruari 2009 hanya mencapai sekitar 6,5 milliar US dollar, sesudah itu secara perlahan-lahan ekspor mulai mengalami peningkatan. Terakhir, pada bulan Oktober ekspor mencapai nilai ekspor tertinggi, yaitu mencapai 10 milliar US dollar. Secara akumulatif, jika dibandingkan dengan tahun 2008 lalu, tahun 2009 ekspor Indonesia menurun 22,31 persen, namun yang menarik fenomena yang terjadi pada bulan September dan Oktober Tahun 2009, dimana ekspor mengalami peningkatan yang sangat luar biasa besar. Meningkat 20,72 persen bila ditinjau dan dibandingkan dari bulan September 2009 ke Oktober 2009, dan meningkat 10,12 persen jika diperbandingkan antara ekspor bulan Oktober 2008 dengan Oktober 2009. Dua bulan terakhir ini dapat menjadi hal yang menggembirakan.Setidaknya "tcrbaca' bahwa ekspor non migas, yang sebagian besar dilakukan oleh UMKM terus tumbuh.Tetapi ada suatu hal yang harus diperhatikan, yaitu soal kualitas.Baik kualitas produk, kualitas layanan, maupun kualitas distribusi.

(3)

inisiatif lokal, (ii) pembangunan ekonomi nasional dirumuskan dan dilaksanakan oleh pemerintah; sebaliknya, pada pembangunan ekonomi daerah yang paling ekstrim, didesain dan dan dilaksanakan oleh pelaku swasta tanpa partisipasi dari pemerintah, serta (iii) program pembangunan ekonomi nasional mencakup pengertian yang jelas mengenai pembagian tugas antara badan legislatif dan eksekutif dari pemerintah; sebaliknya inisiatif pembangunan daerah biasanya mencakup definisi- definisi peran yang samar.

Sistem inovasi daerah adalah sebuah konsep tentang penataan jejaring yang kondusif melalui jejaring (network). Secara umum jejaring merupakan pemetaan dari interaksi aktor-aktor lembaga serta variabel lainnya sehingga membentuk pola (pattern) jejaring tertentu.Pengertian jejaring dalam SIN dapat dipersepsikan secara sempit (narrow) maupun luas (broader).Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Wonogiri adalah suatu kesatrran dari sehimpunan aktor (pelaku), kelembagaan, hubungan interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi, difusinya dan proses pembelajaran (termasuk teknologi dan aplikasi secara luas) melalui dokumen SIDa Kabupaten Wonogiri 2011-2015 memiliki kedudukan sebagai pengejawantahan operasional dari peraturan perundang-rrndangan terkait secara kontekstual bagi Kabupaten Wonogiri, serta pengejawantahan dan pemfokusan dari kerangka kebijakan inovasi (pembangunan jangka menengah) Kabupaten Wonogiri sehubrrngan dengan pengembangan inovasi daerah sebagai bagian integral dari sistem inovasi nasional. SIDa dapat menjadi acuan bagi perangkat pemerintah kabupaten Wonogiri dan stakeholder dalam mengembangkan inovasi, difusi dan pembelajarannya.Dokumen Strategi Inovasi Daerah berfungsi sebagai acuan dalam: 1. Perumusan kebijakan inovasi beserta instrrrmen kebijakannya di Kabupaten Wonogiri; 2. Penyusunan rencana tindak tahunan pengembangan sistem inovasi dan daya saing Kabupaten Wonogiri.

RPJMD Tahun 2006-2010 Kabupaten Wonogiri di bidang Riset Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (RIPTEK) telah mengarah kepada kebijakan SINas. RPJMD tersebut telah dijabarkan dalam tujuan, kebijakan, program dan kegiatan strategis rmtuk mewujudkan visi masyarakat "berdaya saing". Kegiatan strategis dimaksud yaituMengembangkan kegiatan riset unggulan daerah;Melakukan sosialisasi dan diseminasi penemuan iptek terutama teknologi tepat guna bagi masyarakat;Membentuk dan memberdayakan dew an riset daerah;Mengembangkan jaringan penelitian pengembangan di daerah. Keberhasilan pembangunan daerah di bidang IPTEK harus menjunjung prinsip dasar dan nilai-nilai luhur, yaknkVisioner : memberikan solusi yang bersifat strategis dan perspektif jangka panjang, menyeluruh dan holistik (saling keterkaitan dalam kesatuan yang utuh);Unggrrl (excellence) : keseluruhan tahapan pembangunan RIPTEK mulai dari fase inisiasi sampai evaluasi dampak RIPTEK pada masyarakat. harus dilaksanakan dengan cara yang terbaik;Inovatif : memastikan terciptanya nilai tambah dan manfaat bagi masyarakat;Akuntabcl : dalam aspek finansial, moral, lingkungan, budaya, sosial-kemasyarakatan, politis dan ekonomis;Lestari : menjamin keberianjutan inovasi sebagai budaya kerja bagi para pihak.

Di sisi lain juga periu dukungan dari masyarakat yang berbasis pengetahuan (knowledge based society) yang didukung oleh empat aspek pondasi kehidupan bermasyarakat, yaitu kreasi, pemeliharaan, diseminasi dan pemanfaatan pengetahuan.

(4)

Kabupeten Wonogiri memiliki sumberdaya alam, lingkungan, infrastruktur, manusia yangberpotensi menjadi dasar pembangunan inovasi. Sistem pemerintahan yang ada telah melakukan kinerja menuju visi misi yang ada namun kinerja belum tenntegrasi pada basis inovasi.Muara kinerja pembangunan serta kohesi masyarakat pada umumnya menuju capaian perekonomian yang tinggi.Sccara insting masyarakat telah berinovasi dalam setiap aktivitas, upaya pembinaan telah dilakukan namun belum berdasar kebutuhan tetapi berdasar topdown dan pressure.Rehabilitasi dan konservasi terhadap sumberdaya telah dilakukan meskipun belum secara proporsional karena berbagai faktor.Inovasi daerah berbasis riptekrap dimungkinkan menjadi base line dalam pembangunan untuk mencapai peningkatan perekonomian apabila faktor-faktor yang mendorong dapat diwujudkan dan faktor yang menghambat dapat ditekan.

Hasil penelitian terdahulu yang relevan telah dilakukan oleh team peneliti dan dipublikasikan di jurnal dewan riset daerah Wonogiri tahun 2012 tentang implementasi SIDA Wonogiri. Sistem Inovasi Daerah (SIDa) merupakan sebuah pola pendekatan pembangunan daerah yang dilakukan secara sistemik dan sistematis. Melalui pendekatan pembangunan SIDa ini. keseluruhan pelaku, lembaga, jaringan, kemitraan, aksi, proses produksi dan kebijakan yang mempengaruhi arah perkembangan, kecepatan dan difusi inovasi serta proses pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai pembangunan sebuah daerah.Sistem Inovasi pada dasarnya merupakan suatu kesatuan dari sehimpunan aktor, kelembagaan, hubungan, jaringan, interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya (termasuk teknologi dan praktik baik/terbaik), serta proses pembelajaran (Santosa, 2012).

METODE PENELITIAN

Stratcgi yang akan digunakan bekerja sama dengan institusi mitra dalam SIDa melalui nalisis SWOT, diperlukan langkah- langkah komprehensif: Identifikasi sosial ekonomi budaya masyarakat; Penentuan prioritas utama pengembangan dan sasaran; Sosialisasi awal program dan dialog partisipatif masyarakat; Identifikasi kebutuhan dan masalah yang ada; Penyiapan dan penunjukan champion program;Penyiapan pendamping; Pembentukan organisasi/komite tingkat local; Penyiapan forum komunikasi antar lembaga dan organisasi; Kolaborasi, keteiiibatan, networking kelembagaan; Pelatihan, workshop, seminar, dan pendampingan; Pemberian insentif modal/bantuan; Pengembangan pusat informasi dan basis data; Pemberian bantuan modal pinjaman lunak dan pendampingan insentif; Peningkatan standar mutu dan sertifikasi; Pengembangan industri: turunan, terkait. dan pendukung; Promosi dan pameran produk dan potensi; Monitoring dan evaluasi.

Setelah dilakukan beberapa kali focus group discussion (FGD) dan koordinasi maka terwujudlah draft SIDa Wonogiri sebagai berikut:

1. Pembangunan Ekonomi Daerah

(5)

dengan menggunakan sumber daya yang ada hams memanfaatkan potensi sumber daya yang mempunyai nilai tambah dalam membangun perekonomian daerah(Wincolin Arsyad, 1999).

Melalui peraturan bersama antara Menteri Riset dan Teknologi dengan Menteri Dalam Negeri berupaya meningkatkan kapasitas pemerintah daerah terutama berkaitan dengan upaya-upaya meningkatkan daya saing daerah melalui penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa).Peraturan bersama tersebut mengamanatkan bahwa setiap daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota menetapkan kebijakan penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa), dimana dalam perencanaan pembangunan ekonomi daerah menjadi bagian yang integral dengan rencana Induk Pembangunan Daerah (RIP daerah) dan masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan mempunyai pengaruh yang baik guna mencapai tujuan pembangunan ekonomi yang diharapkan. Terutama dalam mengelaborasi potensi untuk meningkatkan pembangunan ekonomi serta menciptakan peluang bisnis yang menguntungkan dalam menpercepat laju pertumbuhan ekonomi daerah.

Dalam implementasi SIDa ini harmonisasi dan sinkronisasi yang menghasilkan sinergi positif an tar sektor pembangunan ekonomi dan iptek menjadi syarat penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas daya saing daerah. Oleh karena itu dalam merumuskan prospek pembangunan daya saing daerah melalui Penguatan SIDa kedepan perlu diawali dengan melakukan identifikasi permasalahan dan kondisi perkembangan SIDa saat ini; peluang-peluang yang terbuka baik lingkup regional maupun lingkup nasional untuk didayagunakan; serta tantangan yang harus diselesaikan.

Agar Penguatan SIDa mempunyai kontribusi positif dalam memperkuat ekonomi daerah, maka penguatan SIDa harus merupakan bagian Integral Rencana Induk Pembangunan (RIP) lima tahunan provinsi/kabupaten yang tertuang dalam RPIMD Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Dalam konteks membangun daya saing daerah adalah merupakan suatu strategi yang potensial untuk diterapkan di provinsi maupun kabupaten/kota dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah. Strategi ini tidak dapat berdiri sendiri karena lebih bersifat supply-side. Sisi demand side kurang diperhatikan karenanya usulan untuk membangun "kcrjasama antar daerah" dapat membantu meningkatkan daya saing daerah. Daerah dapat menggalang kerjasama antar provinsi dan kabupaten/kota untuk mengambil manfaat bersama membangun daerah dengan penghematan biaya bersama, sekaligus bersama mengambil pelajaran yang sangat berharga untuk meningkatkan kualitas produk daerah, dan kelanggengan hubungan dengan daerah lain berdasar prinsip saling menguntungkan.

Oleh karena itu, arah, strategi, dan Penguatan SIDa yang dirumuskan Roadmap Penguatan SIDa dibawa menuju satu arah, yaitu Pembangunan dan Penguatan interaksi antar sektor R&D dengan sektor riil di daerah.Disadari sepenuhnya bahwa untuk menuju adanya interaksi antar sektor riil di dan antar daerah dipeiiukan pendekatan yang terintegrasi dan strategi kebijakan yang menyeluruh.Oleh karena itu, Penguatan SIDa diharapkan dapat memberikan impact bagi peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah.

2. Penguatan Kebijakan SIDa

Penguatan Kebijakan SIDa merupakan aktifitas dalam menguatkan kebijakan-kebijakan makro yang mendukung pelaksanaan penguatan SIDa di daerah.Kebijakan SIDa merupakan pedoman yang dikeluarkan oleh pemangku kebijakan untuk mementukan dan melaksanakan program dan kegiatan dalam penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa).Penguatan Kebijakan SiDa harus dapat dijadikan acuan untuk menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan antar institusi pemerintah, pemerintah daerah, lembaga kelitbangan, lembaga pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha, dan masyarakat di daerah.Adapun fungsi dari kebijakan SIDa, yaitu:

(6)

b. Memberikan informasi mengenai bagaimana strategi penguatan SIDa akan dilaksanakan;

c. Memberikan arahan kepada pelaksana SIDa untuk kelancaran dan keterpaduan upaya mencapai visi, misi, sasaran dan tujuan.

3. Tim Koordinasi

Tim Koordinasi Penguatan SIDa pada level Provinsi dan Kabupaten/Kota dibentuk dan ditetapkan melalui keputusan kepala daerah dalam hal ini Gubernur dan Bupati/Walikota.Komposisi Tim Koordinasi menggambarkan para stakeholder yang terkait dengan Penguatan SIDa yaitu akademisi, pemerintah, dunia usaha dan asosiasi masyarakat.Tim Koordinasi Penguatan SIDa itu sendiri merupakan perpanjangan tangan dari Kepala Daerah.Dalam pelaksanaannya tim koordinasi dapat membentuk kelompok kerja dan tim sekretariat. Tim sekretariat berkedudukan di SKPD yang menjabat sekretaris tim koordinasi.

Tim koordinasi penguatan SIDa provinsi dan kabupaten/kota memiliki tugas sebagai berikut: a. Menyusun dokumen Roadmap penguatan SIDa;

Mengidentifikasi potensi manfaat pengembangan inovasi dari teknologi dan merekomendasikan strategi, kebijakan dan langkah-langkah krusial yang spesifik secara bersama serta membangun konsensus dan komitmen dari para stakeholder.

b. Mengintegrasikan program SIDa dalam dokumen RPJMD;

Menyepakati secara bersama dari para stakeholder dalam satu dokumen Rencana Induk Pembangunan (RIP) lima tahunan dan menjadi acuan bagi SKPD dalam penyusunan program. c. Melakukan sinkronisasi, harmonisasi dan sinergi SIDa;

Melakukan sinkronisasi, harmonisasi dan sinergi kebijakan-kebijakan yang akan mendukung pelaksanaan penguatan SIDa.

d. Melakukan penataaan unsur SIDa di daerah;

Meliputi penataan kelembagaan SIDa, sumberdaya SIDa, dan jaringan SIDa agar dapat berdaya guna dan berhasil guna bagi peningkatan daya saing daerah berbasis sumberdaya.

e. Melakukan pengembangan SIDa di daerah;

Berbasis pada penguatan kebijakan SIDa, dan penataan unsur-unsur SIDa, melaksanakan peningkatan nilai tambah sumberdaya bagi daya saing daerah.Dengan indikator pencapaian outcome penguatan SIDa.Pembangunan ekonomi perlu makin diarahkan pada pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-base economic).Namun sebaliknya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu difokuskan pada upaya pengembangan yang berbasiskan potensi/kekayaan sumber daya yang dimiliki.Dalam kaitan ini, keragaman potensi daerah/lokal, teknologi masyarakat (indigenous/grassroot technology) dan penguatan usaha kecil menengah merupakan hal penting dalam agenda membangun ekonomi daerah yang berdaya saing.

f. Mempersiapkan rumusan kebijakan SIDa di daerah;

(7)

g. Mengkoordinasikan penyusunan program dan kegiatan penguatan SIDa di daerah;

Dimaksudkan agar sinergi dalam peningkatan daya saing daerah berbasis sumberdaya daerah melalui sistem inovasi daerah.

h. Melakukan monitoring dan evaluasi;

Monitoring dilakukan secara berkala terhadap pelaksanaan penguatan SIDa pada setiap level. Monitoring dilakukan oleh tim koordinasi dengan periode setiap 6 bulan. Sedangkan evaluasi secara tentative terhadap pelaksanaan penguatan SIDa dengan mengacu pada capaian indikator-indikator input, output, dan outcome.

i. Melaporkan hasil pelaksanaan penguatan SIDa;

Kepala daerah melaporkan pelaksanaan, penguatan SIDa di daerahnya kepada Menteri Riset dan Teknologi melalui Kementerian Dalam Negeri.

4. Penetapan Tema/Bidang Prioritas SIDa

Sistem Inovasi Daerah merupakan salah satu pendekatan pembangunan dengan cara yang holistik dan sistematis. Sebagai sebuah cara pendekatan Sistem Inovasi Daerah merupakan objek pembangunan yang akan diusung. Oleh karena itu diperlukan adanya bidang prioritas pembangunan daerah yang fokus.

Bidang prioritas pembangunan tidak identik dengan sektor pembangunan, walaupun dalam pengembangannya bidang prioritas memerlukan sektor unggulan sebagai penarik (lokomotif) perekonomian daerah.

Dalam mementukan bidang prioritas yang hams menjadi bahan pertimbangan adalah:Bidang prioritas tersebut sangat didukung oleh potensi sumberdaya yang dimiliki daerah;Sesuai dengan visi pembangunan daerah;Disepakati oleh seluruh stakeholders daerah;Menjadi icon daerah (branding daerah).

Untuk menentukan bidang prioritas diperlukan beberapa kegiatan sebagai berikut:Melakukan analisis objektif potensi ekonomi daerah; Melakukan analisis subjektif potensi ekonomi daerah; Melakukan diskusi partisipatif penentuan bidang prioritas daerah; Menetapkan bidang prioritas daerah. 5. Roadmap Penguatan SIDa

(8)

6. Sinkronisasi, Harmonisasi Dan Sinergi Kebijakan Terkait Penguatan SIDa

Sinkronisasi, harmonisasi, dan sinergi kebijakan terkait penguatan SIDa adalah agar tidak terjadi tumpang tindih kebijakan terkait penguatan SIDa yang menjadikan kegiatan penguatan SIDa menjadi tidak menentu arahnya. Untuk itu, tahapan kegiatan yang harus dilakukan adalah:Inventarisasi peraturan dan kebijakan pusat dan daerah terkait penguatan SIDa (menghambat, mendukung, peraturan yang belum ada); Petakan peraturan/kebijakan yang ada terkait penguatan SIDa; Analisis peraturan dan kebijakan; Rancangan peraturan/kebijakan yang dapat disinkronisasikan, diharmonisasikan dan disinergikan; Mengusulkan dan merekomendasikan pencabutan, perubahan maupun pembuatan peraturan kebijakan daerah.

Rencana aksi penguatan SIDa berdasarkan roadmap penguatan SIDa yang sudah disusun, harus diintegrasikan ke dalam dokumen RKPD.Apabila peraturan daerah yang mengatur RKPD sudah ditetapkan, maka harus melakukan perubahan peraturan daerah yang mengatur tentang RKPD.

DAFTAR PUSTAKA

Nurlaela, Rahmawati dan Celviana, 2009,Training For Clidren Enterprenuership Droupouts In Trucuk Vilage Resources Disbict Klaten. International Confrence SMEs Empowerment: Rhetoric and Reality Fakultas Ekonomi UKSW Salatiga

Rahmawati, Nurlaela dan Sahid, 2009,Inovative Nethod Response to Tecnological Fit Training Needs Designing Batik at Weave Fasten to Impecunious Sosiety in Bayat Klaten. Fifth Internasional Conference di Kuala Global Academy Of Business & Economic Research Lumpur, Malaysia. Rahmawati dan Nurlaela, 2009, Model of Enterprenuership Training in Tecnological Weave Fasten

Shategi to Improve Business Performen in Jabakan Bayat Klaten, The 1st Indonesia International Confrence on Inovation Enterpreneurship, and Small Businness ICIES, ITB, Bandung.

Soenarto, Rahmawati dan Nurlaela. 2010.Model Of Enterpreneur Efforts For Improving Performance Of Bamboo Cramftsman Handy Craff Withh Batik Design In Vilagge Sumber Trucuk Klaten District.International Conference ON VTET Research and Networking SEAMEO VOCTECCH The Risqun International Hotel, Brunei Darusssalam.

Santosa, Puji. Kurnia L. Dan Wibowo M.S. 2012. Strategi inovasi daerah (SID) Kabupaten Wonogiri tahun 2011-2015.Inisiasi.Vol 1 no 1 Desember.

Santosa, Urip. Peranan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) dalam Percepatan Pembangunan Daerah. file:///C:/Users/Axioo/Documents/Peranan Sistem Inovasi Daerah (SIDa).

Taufik, Tatang. 2005. Pengembangan Sistem Inovasi Daerah: Perspektif Kebijakan".

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu menurut Nurhafizah (2011) dalam Agus Wibowo, guru PAUD harus memiliki karakter sebagai berikut: 1) Memiliki sikap perilaku yang mencerminkan rasa

Kertas kerja ini akan menerangkan mengenai repositori institusi Universiti Sains Malaysia (USM) atau Repository@USM yang telah dipertanggungjawabkan kepada Perpustakaan

Bahwa variabel physical evidence dan gaya hidup memiliki pengaruh secara parsial terhadap loyalitas pelanggan pada Chanel Distro Di Tenggarong.. Bahwa variabel

Modus tuturan yang terdiri atas enam penutur yaitu empat penutur pembelajar BA dan dua penutur asli dalam modus tuturan deklaratif menunjukkan bahwa bunyi

Disimpulkan bahwa pemberian asam lemak terproteksi (ALT) yang berasal dari hasil sampig pengolahan limbah ikan (200-300 g/ekor/hari) meningkatkan konsumsi bahan kering,

Dalam kurun waktu sekitar 6 tahun tersebut ia menimba ilmu pengetahuan di beberapa pesantren termasyhur di Jawa saat itu, seperti pesantren Wonorejo di Jombang, pesantren Wonokoyo di

Strategi menciptakan keunggulan bersaing produk melalui orientasi pasar, inovasi, dan orientasi kewirausahaan dalam rangka meningkatkan kinerja pemasaran (Meike

bahwa semakin besar belanja daerah yang di keluarkan oleh pemerintah pada bidang pendidikan ini maka akan semakin besar juga tingkat partisipasi sekolah pada daerah tersebut.. Sebelum