BUPATI KERINCI
PERATURAN BUPATI KERINCINOMOR 19 TAHUN 2012
TENTANG
NILAI PEROLEHAN AIR TANAH DI KABUPATEN KERINCI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KERINCI,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 48 ayat (3) Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Nilai Perolehan Air Tanah di Kabupaten Kerinci;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 58 Tahun 1958 tentang
Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 21 Tahun 1957 tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat II dalam Lingkungan Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Tengah sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1643);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang - undangan
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang
Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Berdasarkan
Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 153,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5179);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah ;
10. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2007 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 6);
11. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kerinci. (Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2007 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 8 ), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kerinci (Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2008 Nomor 6);
12. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Kewenangan Daerah Kabupaten Kerinci (Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2008 Nomor 8);
13. Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2011 Nomor 21);
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Kerinci.
3. Bupati adalah Bupati Kerinci.
4. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral, yang selanjutnya disebut Dinas PERINDAG DAN ESDM, adalah Dinas yang salah satu Tupoksinya mengelola Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Kerinci.
5. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, yang selanjutnya disebut DPPKA, adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Kerinci.
6. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
7. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
8. Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah,
9. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan dibawah permukaan tanah.
10.Volume pemakaian air tanah adalah jumlah besaran air tanah yang diambil dan/atau dimanfaatkan yang dihitung dalam satuan meter kubik (m³).
11.Harga dasar air tanah adalah harga air tanah per satuan meter kubik (m3) yang ditentukan berdasarkan tujuan penggunaan dan/atau pemanfaatan air tanah.
12.Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
13.Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
14.Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan usaha milik negara (BUMN), atau Badan usaha milik daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk Badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
15.Niaga adalah setiap kegiatan yang menggunakan air tanah dengan semata-mata bertujuan untuk memperoleh keuntungan.
16.Industri adalah setiap kegiatan yang menggunakan air sebagai bahan baku, yang produksi akhirnya berbentuk minuman.
BAB II
DASAR PENGENAAN PAJAK AIR TANAH
Pasal 2
(1)Dasar pengenaan pajak air tanah adalah Nilai Perolehan Air Tanah.
(2)Nilai Perolehan Air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan dalam rupiah yang dihitung dengan mempertimbangkan sebagian atau seluruh faktor-faktor berikut :
a. jenis sumber air;
b. tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan air; c. volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan; d. kualitas air; dan
e. tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan dan/atau pemanfaatan air.
(3)Besarnya nilai perolehan air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini.
Pasal 3
Tarif penggunaan pajak air tanah di kelompokkan berdasarkan 3 (tiga) klasifikasi yaitu :
a. niaga;
b. industri;dan c. PDAM Tirta Sakti.
BAB III
TARIF PAJAK
Pasal 4
(1) Tarif pajak air tanah ditetapkan sebesar 20% (dua puluh persen).
(2) Penghitungan Besaran Pokok Pajak Air Tanah (BPPAT) yang terutang dengan cara mengalikan tarif pajak sebesar 20% dengan NPA (volume pemakaian air per meter kubik dan harga satuan) sebagaimana rumus sebagai berikut :
BPPAT = NPA (volume x harga satuan) x 20%
BAB IV
VOLUME AIR
Pasal 5
(1)Volume air yang diambil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) berdasarkan catatan meter air dan/atau alat ukur lainnya.
Pasal 6
Volume air yang diambil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ditetapkan setiap bulan kalender.
BAB VII
PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kerinci.
.
Ditetapkan di Sungai Penuh pada tanggal 19 Juli 2012
B UPA T I K E RI NCI ,
LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 19 TAHUN 2012 TANGGAL 19 JULI 2012 TENTANG
BESARNYA NILAI PEROLEHAN AIR SEBAGAI DASAR PENETAPAN PAJAK AIR TANAH
NO KELOMPOK
VOLUME AIR (m3) DAN NILAI PEROLEHAN AIR (Rp/m3)
< 51 m3 51 – 500
m3
501 – 1000 m3
1001 – 2500
m3 >2500 m3
1 Niaga 300 400 500 600 700
2 Industri 2000 2500 3000 3500 4500
3 PDAM 150 150 150 150 150
BU P ATI K E R IN C I,