PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN
MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI
Manfaat yang diperolah Setelah Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal
di Perguruan Tinggi
MENINGKATKAN NILAI AKREDITASI PROGRAM STUDI
DENGAN MENGIMPLEMENTASIKAN SPMI (SISTEM
PENJAMINAN MUTU INTERNAL)
YENI ASMARA *
*STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU, KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DAN DOSEN TETAP YAYASAN
Abstract
A. Pendahuluan
Program studi pendidikan sejarah merupakan salah satu program studi pendidikan yang ada di STKIP PGRI Lubuklimggau yang telah berdiri sejak tahun 1987. Dalam proses perkembangannya program studi pendidikan sejarah selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas dan mutu salah satunya adalah meningkatkan akreditasi program studi dari nilai C menjadi terakreditasi B. Adapun pengalaman yang menarik dari program studi pendidikan sejarah adalah kemampuan program studi ini meningkatkan akreditasi yang dari tahun 1987 sampai 2011 masih terakreditasi C, dengan
mensinergikan dari segenap unsure pimpinan, ketua jurusan, ketua program studi, sekretaris prodi, kepala lab sejarah, Kasubag Penjamin Mutu, Dosen Sejarah, Mahaiswa, alumni sejarah, dan stake holder maka selama 29 tahun program studi pendidikan sejarah terakreditasi C, maka pada tahun 2016 nilai akreditasi meningkat menjadi B. Meningkatnya nilai akreditasi program studi pendidikan sejarah tersebut merupakan pengalaman yang sangat berkesan bagi kami yang tidak bias dilupakan mengingat pada waktu itu kami yang terlibat dalam pengisian borang adalah orang-orang baru. Setelah memperoleh nilai akreditasi B kami berkomitmen untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan nilai akreditasi tersebut, sehingga program studi pendidikan sejarah di STKIP-PGRI Lubuklinggau dapat diterima oleh masyarakat dan dapat bersaing dengan program studi pendidikan yang lain baik di lingkungan STKIP-PGRI sendiri maupun Perguruan Tinggi yang lain. Keberhasilan program studi pendidikan sejarah STKIP-PGRI Lubuklinggau dalam meningkatkan nilai akreditasi dengan mengimplementasikan dan mengaplikasikan dari apa yang telah dijabarkan di dalam buku SPMI (Standar Penjaminan Mutu Internal )lembaga STKIP-PGRI Lubuklinggau. Dengan adanya budaya mutu dalam segala aspek yang diterapkan dalam suasana civitas akademika baik di
B. Isi
Keberhasilan program studi pendidikan sejarah STKIP-PGRI Lubuklinggau dalam meningkatkan nilai akreditasi dari C menjadi B merupakan salah satu manfaat dari pengimplementasian Sistem
Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi kami. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) STKIP-PGRI Lubuklinggau telah memiliki kebijakan standar, manual mutu, dan standar mutu yang diterbitkan pada tanggal 30 September 2015. SPMI dilengkapi dengan standar operasional prosedur dan instrumen. Pembuatan SPMI didasarkan pada Statuta No.315/E.18/STKIP-PGRI/LLG/2015 dan RENSTRA STKIP-PGRI Lubuklinggau. Sistem penjaminan mutu internal merupakan kegiatan sistematik penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan tingggi di Program Studi Pendidikan Sejarah untuk menjamin mutu penyelenggaran kegiatan tridharma secara berkelanjutan.
Penjaminan mutu penyeleggaraan tridharma dilakukan secara sistematis dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas. Penjaminan mutu mencakup penjaminan mutu akademik (pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat) dan mutu layanan administrasi. Sebagai contoh dari pengimplementasian pelaksanaan penjaminan mutu di Program Studi Pendidikan Sejarah adalah sebagai berikut: Monitoring dan evaluasi (monev) kinerja dosen dalam hal mengajar, telah dilakukan 1 (satu) tahun terakhir ini. Monev dilakukan oleh mahasiswa (meliputi penguasaan materi, sistem mengajar, teknik mengajar, penggunaan alat bantu, sikap, daya dan empati, pemberian motivasi serta disiplin dan kehadiran mengajar) dan digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan kinerja dosen yang bersangkutan. Di pihak lain, evaluasi juga dilakukan oleh STKIP-PGRI Lubuklinggau dan program studi khususnya yang berkaitan dengan komitmen dosen dalam proses belajar mengajar. dalam proses penjaminan mutu pembelajaran sebelum perkuliahan dimulai, dosen sudah harus menyiapkan Silabus/SAP/RPKPS.
Silabus/SAP/RPKPS yang dibuat akan digunakan dalam menilai materi perkuliahan yang diberikan. Pada setiap akhir semester dilakukan evaluasi terhadap target dan pencapaian materi yang
diberikan. Dari hasil monitoring yang dilakukan terhadap proses pembelajaran ditemukan bahwa terdapat sebagian dosen belum menyiapkan dan menjalankan Silabus/SAP/RPKPS sebagaimana mestinya dan frekuensi perkuliahan belum memenuhi target. Hasil monev tersebut dibahas melalui rapat dosen program studi yang dilakukan diakhir semester, siapa saja dosen yang belum
menjalankan proses pembelajaran sebagaimana mestinya. Kemudian diberikan peringatan untuk selalu menjalankan proses pembelajaran sesuai dengan Silabus/SAP/RPKPS. Hasilnya adalah dosen selalu memperbaiki rencana proses, kuantitas dan kualitas pembelajaran semester. Penilaian pelaksanaan program pembelajaran dilakukan juga terhadap mahasiswa sebagai bagian yang
menentukan keberhasilan dalam pembelajarn telah diupayakan secara maksimal melalui penegakan disiplin akademik agar mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah dapat menyelesaikan studi tepat waktu dan kesesuaian tujuan pembelajaran dengan tuntutan kebutuhan pihak pengguna lulusan. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan dalam rangka penjaminan mutu di Program Studi Pendidikan Sejarah diantaranya adalah evaluasi proses dan melakukan penilaian prestasi akademik mahasiswa melalui evaluasi dengan menganut prinsip obyektivitas, keadilan, non-diskriminasi, relevansi, dan akuntabilitas. C. Penutup