• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hal: UNUD November 2020 SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PROGRAM STUDI SPESIALIS BEDAH SARAF. Penanggung jawab

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Hal: UNUD November 2020 SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PROGRAM STUDI SPESIALIS BEDAH SARAF. Penanggung jawab"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

STANDAR PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI SPESIALIS BEDAH SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

Nomor:

UNUD-30233-03-006-01

Tanggal:

17 November 2020

Revisi:

01

Hal:

1-54

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PROGRAM STUDI SPESIALIS BEDAH SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Proses

Penanggung jawab Tanggal

Nama Jabatan Tanda

tangan

1. Perumusan

Prof. Dr. dr. Tjokorda Gde Bagus Mahadewa, M.Kes., Sp.BS(K)Spinal, FICS, FINSS

Ketua Tim Perumus

2. Pemeriksaan Prof. Dr. dr. Sri Maliawan, Sp.BS(K), FICS

Koordinator Prodi

3. Persetujuan Prof. Dr. dr. I Made

Wiryana, Sp.An-KIC Ketua Senat

4. Penetapan Prof. Dr. dr. I Ketut Suyasa,

Sp.B, Sp.OT(K) Dekan

5. Pengendalian

dr. Dewa Putu Wisnu

Wardhana, Sp.BS Ketua TPPM

(3)

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Penyususan Buku Standar Pendidikan Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Penyusunan Buku Standar Pendidikan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud sebagai salah satu usaha untuk menjaga dan meningkatkan kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi di tingkat Program Studi. Buku Standar Pendidikan ini merupakan buku pertama dari tiga jilid Buku Standar Program Studi Bedah Saraf FK Unud yang disusun berdasarkan Buku Standar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tahun 2020. Buku ini diharapkan menjadi acuan bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan juga menjadi acuan dalam penyusunan dokumen yang terkait dengan pelaksanaan penjaminan mutu di lingkungan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

Melalui siklus penjaminan mutu yang berkesinambungan, diharapkan tercipta budaya mutu yang mendukung pencapaian visi dan misi Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud dan Universitas Udayana.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah menyumbangkan segenap keahlian dan pemikirannya dalam penyusunan Buku Standar Pendidikan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud. Semoga kerja keras kita membawa hasil yang maksimal bagi Program Studi, Fakultas, Universitas, Negara, dan masyarakat dunia.

Om Shanti, Shandi, Shanti, Om

Koordinator Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud

Sri Maliawan NIP. 195601141983031005

(4)

DAFTAR ISI

Halaman judul ... i

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... iv

BAB I Sejarah Singkat Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud ... 1

BAB II Visi, Misi, dan Tujuan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud 3 2.1 Visi Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud ... 3

2.2 Misi Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud ... 3

2.3 Tujuan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud ... 3

BAB III Standar Pendidikan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud ... 5

3.1 Standar Profil Lulusan ... 5

3.2 Standar Kompetensi Lulusan ... 8

3.3 Standar Isi Pembelajaran ... 13

3.4 Standar Proses Pembelajaran ... 17

3.5 Standar Penilaian Pembelajaran ... 29

3.6 Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan ... 38

3.7 Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran ... 42

3.8 Standar Pengelolaan Pembelajaran ... 45

3.9 Standar Pembiayaan Pembelajaran ... 49

Referensi ... 54

(5)

BAB I

SEJARAH SINGKAT PROGRAM STUDI SPESIALIS BEDAH SARAF FK UNUD

Prof. DR. Dr. Sri Maliawan, Sp.BS(K) adalah perintis yang membangun dan mengembangkan pelayanan bedah saraf ini di Denpasar dan Indonesia Timur. Pada sekitar tahun 1991 bedah saraf di Denpasar masih belum begitu dikenal dengan baik, namun dengan susah payah beliau memperkenalkan semua jenis layanan bedah saraf untuk kasus trauma, tumor, infeksi, kongenital, spine, degeneratif dan stroke secara solo (sendirian).

Tahun 1996 putra Bali dari Singaraja yang berkilau seperti nama beliau, DR. Dr.

Nyoman Golden, Sp.BS(K) lulus dari Unair untuk membantu Prof. DR. Dr. Sri Maliawan., Sp.BS(K) di RSUP Sanglah Denpasar. Keseharian Prof. Sri menjadi lebih ceria dengan adanya sejawat baru yang membantu derap langkah kesehatan masyarakat di Bali khususnya di Bedah Saraf. DR. Dr. Nyoman Golden, Sp.BS(K) lebih konsen di bidang skull base dan neuro onkologi, hingga belajar keliling dunia untuk memperdalam divisi yang sangat disukainya.

Jepang, Amerika, Eropa, Timur Tengah, Australia semua dijajal untuk menambah ilmu dan keterampilannya. Kkemajuan demi kemajuan dicapai di RSUP Sanglah Denpasar, dikala itu berupa skull base surgery, operasi tumor batang otak dan operasi sulit dasar tengkorak menjadi hal biasa dilakukan. Tidak lupa juga membuat karya tulis untuk dipublikasikan oleh beliau berdua hingga ke mancanegara. Pendidikan kala itu masih difokuskan untuk dokter muda (S1) dan residen bedah umum (Sp1) dengan jadwal juga yang sangat padat termasuk tugas bimbingan mahasiswa dan residen, pemberian kuliah, bimbingan penelitian dan penulisan artikel ilmiah. Semua pekerjaan berat dilakoni secara tandem, beliau bekerja berdua hingga tahun 2005.

Pada tahun 2005 tepatnya bulan Mei datanglah putra Gianyar yang bernama Prof. DR.

Dr. Tjokorda Gde Bagus Mahadewa, M.Kes, Sp.BS(K)Spinal. Orang ketiga ini membawa semangat yang luar biasa dan kecepatan yang baru dalam pelayananan bedah saraf di RSUP Sanglah Denpasar. Hingga tahun 2006 terbentuklah Satuan Medik Fungsional (SMF) Bedah Saraf RSUP Sanglah Denpasar. Terbentuknya SMF ini mempermudah gerak dan keluwesan pemberian pelayanan khususnya bedah saraf dibanding tahun – tahun sebelumnya. Jumlah kasus lebih banyak dan bervariasi dan jumlah pasien yang ditolong semakin beragam.

Kemajuan pelayanan tulang belakang menjadi konsen Prof. DR. Dr. Tjokorda Gde Bagus Mahadewa, M.Kes, Sp.BS(K)Spinal. Pendidikan fellowship spine dilakoni hingga mancanegara seperti Jepang, Korea Selatan, Kanada, Singapura dan Malaysia. Disamping

(6)

pelayanan dan penelitian beliau juga rajin menulis buku. Dari buku ajar, buku referensi hingga monograf. Publikasi juga tidak kalah hebohnya terutama di jurnal terindeks Scopus. Hingga saat ini sudah lebih dari 15 artikel jurnal internasional bereputasi Scopus yg dipublikasikannya.

Tidak sampai disana juga membukukan 7 hak kekayaan intelektual (HAKI) dan 1 paten dalam proses.

Dua tahun kemudian datanglah seorang putra Denpasar yang bernama DR. Dr. I Wayan Niryana, M.Kes, Sp.BS(K), tepatnya pada bulan Agustus tahun 2007. Semenjak itu pelayanan stroke begitu majunya hingga pelayanan clipping aneurisma bisa terlaksana hingga saat ini.

Pelayanan bedah saraf kemudian berkembang dari operasi konvensional (open surgery), teknik bedah mikro, hingga neuroendoskopi dan teknik operasi minimal invasif lainnya.

Pada Desember 2015, datanglah putra Singaraja yang bernama dr. Dewa Putu Wisnu Wardhana, Sp.BS. Berbekal pengalaman selama pendidikan spesialis di Surabaya, menjalani clinical fellowship di Singapura, fellowship bedah saraf spinal minimal invasif di Kanagawa Jepang serta fellowship bedah saraf tumor otak di Osaka Jepang, dr. Dewa Putu Wisnu Wardhana, Sp.BS melengkapi pelayanan bedah saraf RSUP Sanglah Denpasar kearah lebih optimis. Dalam hal akademis seperti halnya para senior, dr. Dewa Putu Wisnu Wardhana, Sp.BS aktif sebagai dosen serta mengikuti pertemuan – pertemuan bedah saraf internasional.

Keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan terutama untuk kepentingan pasien. Tahun 2018, dr.

Dewa Putu Wisnu Wardhana, Sp.BS dipercaya menjadi ahli bedah saraf pertama di RS Universitas Udayana sekaligus kepala instalasi Unit Gawat Darurat. Rumah sakit tersebut diprospek menjadi proyeksi dan cerminan pendidikan di FK Unud dimasa yang akan datang.

Berdasarkan hasil Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia maka secara resmi pada tanggal 11 Oktober 2018 tentang Izin Pembukaan Program Studi Spesialis Bedah Saraf Program Spesialis pada Universitas Udayana di Kota Denpasar, Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud/ RSUP Sanglah Denpasar resmi dibuka.

(7)

BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN PROGRAM STUDI SPESIALIS BEDAH SARAF FK UNUD

2.1 VISI PROGRAM STUDI SPESIALIS BEDAH SARAF FK UNUD

Visi Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana adalah:

“Menjadikan Institusi Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sebagai Lembaga Pendidikan kedokteran dan kesehatan yang mampu menghasilkan lulusan spesialis bedah saraf yang unggul, mandiri, dan berbudaya serta mempunyai daya saing di tingkat nasional dan internasional.”

2.2 MISI PROGRAM STUDI SPESIALIS BEDAH SARAF FK UNUD

Misi yang diemban Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana adalah:

• Meningkatkan kegiatan Pendidikan bidang bedah saraf, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat bertaraf nasional dan internasional, berlandaskan budaya, moral, dan integritas yang tinggi sesuai dengan tuntutan masyarakat.

• Mewujudkan Program Studi Spesialis Bedah Saraf yang mandiri dan profesional dalam pengelolaan dan pengembangan institusi, serta mempunyai tata kelola yang baik (Good Corporate Governance)

2.3 TUJUAN PROGRAM STUDI SPESIALIS BEDAH SARAF FK UNUD Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana bertujuan untuk:

2.3.1 TUJUAN UMUM

1. Menghasilkan lulusan yang unggul, mandiri, berbudaya, berjiwa Pancasila, dan memiliki integritas ilmiah di bidang ilmu kedokteran.

2. Menghasilkan lulusan yang mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta mempunyai ketrampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup memahami dan memecahkan masalah ilmu bedah saraf secara ilmiah, bersifat terbuka, dan dapat

(8)

mengamalkan ilmu bedah saraf kepada masyarakat secara optimal sesuai dengan etika keilmuan dan etika profesi bedah saraf.

3. Menghasilkan lulusan yang mampu menentukan, merencanakan, dan melaksanakan pendidikan, penelitian secara mandiri, dan mengembangkan ilmu ke tingkat akademik yang lebih tinggi.

4. Menghasilkan lulusan beridentitaskan budaya, moral, dan integritas tingi serta riset bertaraf nasional, dan internasional yang berlandaskan pengembangan iptek.

2.3.2 TUJUAN KHUSUS

Menghasilkan lulusan yang mampu melakukan pelayanan bedah saraf sesuai dengan standar pelayanan medik di Indonesia.

(9)

BAB III

STANDAR PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI SPESIALIS BEDAH SARAF FK UNUD

3.1 STANDAR PROFIL LULUSAN 3.1.1 Rasional

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEK) yang semakin pesat serta arus globalisasi menuntut kesiapan lulusan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud untuk mengambil peran dalam memecahkan permasalahan di masyarakat. Peran lulusan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud adalah menerapkan serangkaian fungsi yang dapat dilakukan oleh lulusan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud, sehingga merupakan serangkaian profil diri lulusan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud berdasarkan kompetensinya. Sejumlah peran yang dapat dilakukan oleh lulusan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud di masyarakat sekaligus menjadi salah satu barometer keberhasilan proses pendidikan di Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud. Dengan demikian, penyelenggaraan pendidikan sudah seyogyanya didasarkan pada keberhasilan lulusan dalam mengampu peran (bidang tugasnya) di masyarakat.

Pemerintah melalui Permendikbud No. 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi telah dengan tegas mengatur capaian pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan Program Studi Spesialis Bedah Saraf, di mana capaian pembelajaran ini akan menentukan profil lulusan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud. Standar Profil Lulusan merupakan kriteria minimal tentang peran yang dapat dilakukan oleh lulusan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud di masyarakat yang ditetapkan atas dasar hasil tracer study, employer survey, dan analisis perkembangan dunia kerja di tingkat lokal, nasional, regional, dan global.

Standar ini juga digunakan sebagai acuan dalam menyusun Standar Kompetensi Lulusan Program Studi bersangkutan dengan melibatkan stakeholders internal dan eksternal.

3.1.2 Pihak yang Bertanggung jawab untuk Mencapai Isi Standar

Koordinator Program Studi, Dosen, Tenaga Kependidikan, Mahasiswa, dan Unsur Penunjang di lingkungan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

(10)

3.1.3 Definisi/Istilah

1. Koordinator Program Studi adalah unsur pengelola yaitu Koordinator Program Studi.

2. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang bekerja di lingkungan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

3. Tenaga Kependidikan adalah pegawai yang mengabdikan diri dan diangkat sebagai PNS atau kontrak untuk menunjang penyelenggaraan Pendidikan Tinggi di lingkungan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

4. Mahasiswa adalah peserta didik yang belajar di lingkungan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

3.1.4 Pernyataan Isi Standar

1. Koordinator Program Studi menetapkan profil lulusan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud melalui analisa hasil tracer study, employer survey, analisis kebutuhan pasar dan umpan balik pemangku kepentingan, analisis perkembangan keilmuan dan keahlian, visi dan misi Universitas Udayana, serta analisis kebutuhan kualifikasi nasional dan internasional.

2. Profil lulusan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud sebagaimana dimaksud dalam poin (1) digunakan untuk menyusun Standar Kompetensi Lulusan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud yaitu spesialis bedah saraf yang memiliki kemampuan pengobatan, memimpin, dan melaksanakan penelitian sehingga mampu memecahkan masalah kesehatan di masa depan berdasarkan data hasil penelitian.

3. Koordinator Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud dalam merumuskan profil lulusan wajib melibatkan stakeholders internal dan eksternal.

4. Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud memiliki profil lulusan sebagai berikut:

a. Pemimpin yang memiliki kompetensi tinggi (unggul), mandiri, dan berbudaya dalam penguasaan IPTEK di bidang bedah saraf terutama dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

(11)

b. Motor penggerak perubahan dan peningkatan pelayanan kesehatan khususnya bedah saraf di tempatnya bertugas.

c. Penghasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang bermutu, relevan, berdaya saing, dan juga menghasilkan publikasi ilmiah nasional dan internasional

d. Pengembang kerjasama nasional dan internasional

3.1.5 Strategi Pencapaian Standar

1. Program studi mengimplementasikan hal – hal terkait perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan untuk mencapai profil lulusan yang telah ditetapkan.

2. Langkah strategi yang dilakukan program studi meliputi:

a. Sosialisasi profil lulusan dan tracer study secara online di website Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud dan secara langsung pada open house yang dilaksanakan setiap tahun.

b. Melakukan tracer study secara online di website Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud dan secara langsung pada acara ulang tahun Fakultas Kedokteran/BKFK Unud yang dilaksanakan setiap tahun.

c. Melakukan survey secara online atau langsung kepada stakeholder pengguna lulusan.

d. Mengikuti secara rutin pertemuan konsorsium dalam kaitan dengan perkembangan ilmu dan kurikulum pendidikan ilmu bedah saraf dan perkembangan peran lulusan di dunia kerja.

3. TPPM melakukan monitoring dan evaluasi serta mengukur tingkat ketercapaian standar profil lulusan di Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

3.1.6 Indikator

1. Tingkat kesesuaian kerja lulusan dengan bidang ilmu serta posisinya dalam bidang pekerjaan tersebut sesuai dengan Visi dan Misi Universitas, Fakultas Kedokteran dan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud yang Unggul, Mandiri dan Berbudaya dengan tingkat kesesuaian di atas minimal 95%.

2. Tingkat dan tempat kerja lulusan minimal kategori baik.

(12)

3. Tingkat dan tempat kerja lulusan pada daerah yang membutuhkan dokter spesialis bedah saraf di seluruh wilayah Indonesia

4. Posisi pekerjaan lulusan minimal sebagai profesional dan asisten ahli.

3.1.7 Dokumen Terkait

1. Pedoman Akademik Pengelolaan Pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

2. Prosedur Kerja Monitoring dan Evaluasi Proses Pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

3. Prosedur Kerja Audit Proses Pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

4. Formulir Monitoring dan Evaluasi Proses Pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

5. Formulir Audit Proses Pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

3.2 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 3.2.1 Rasional

Kompetensi lulusan merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas – tugas di bidang pekerjaan tertentu. Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud untuk menetapkan standar kompetensi lulusan guna mewujudkan visinya yang Unggul, Mandiri dan Berbudaya.

Kompetensi lulusan dirumuskan sebagai capaian pembelajaran, yaitu kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja. Standar ini menjadi dasar dalam pengembangan standar lainnya. Berdasarkan Permendikbud No 3 Tahun 2020 yang menjadi rujukan Standar FK Unud tahun 2020, ditegaskan bahwa Standar Kompetensi Lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan. Standar ini digunakan sebagai acuan utama pengembangan Standar Isi Pembelajaran, Standar Proses Pembelajaran,

(13)

Standar Penilaian Pembelajaran, Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran, Standar Pengelolaan Pembelajaran, dan Standar Pembiayaan Pembelajaran.

3.2.2 Pihak yang Bertanggung jawab untuk Mencapai Isi Standar

Koordinator Program Studi, Dosen, Tenaga Kependidikan, Dokter Residen selaku Mahasiswa dan Unsur Penunjang di lingkungan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

3.2.3 Definisi/Istilah

1. Koordinator Program Studi adalah Koordinator Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

2. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang bekerja di lingkungan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

3. Tenaga Kependidikan adalah pegawai yang mengabdikan diri dan diangkat sebagai PNS atau kontrak untuk menunjang penyelenggaraan Pendidikan Tinggi di lingkungan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

4. Dokter Residen selaku mahasiswa adalah peserta didik yang belajar di lingkungan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

3.2.4 Pernyataan Isi Standar

1. Koordinator Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud wajib menyusun dan menetapkan Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan spesialis bedah saraf yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan.

2. Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada poin (1) digunakan sebagai acuan utama pengembangan Standar Isi Pembelajaran, Standar Proses Pembelajaran, Standar Penilaian Pembelajaran, Standar Dosen dan Tenaga

(14)

Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran, Standar Pengelolaan Pembelajaran, dan Standar Pembiayaan Pembelajaran.

3. Rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud pada poin (1) mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan sesuai level KKNI 8 dan memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi pada level 8 KKNI, yakni:

a. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji.

b. Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner.

c. Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional.

4. Koordinator Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud menjamin bahwa kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan seperti dimaksud pada poin (1) mengacu pada Permendikbud tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Sikap: merupakan perilaku benar dan berbudaya sebagai hasil dari internalisasi dan aktualisasi nilai dan norma yang tercermin dalam kehidupan spiritual dan sosial melalui proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran. Setiap lulusan program pendidikan akademik, dan profesi harus memiliki sikap sebagai berikut:

1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, religius, beradab, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, beretika, mandiri, dan berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan masyarakat di bidang kedokteran dan kesehatan.

b. Pengetahuan: merupakan penguasaan konsep, teori, metode, dan/atau falsafah bidang ilmu bedah saraf secara sistematis yang diperoleh melalui penalaran dalam proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran. Pengetahuan yang dimaksud sesuai dengan level kompetensi

(15)

KKNI 8 untuk Program Studi Spesialis Ilmu Bedah Saraf:

1) Mampu menerapkan filosofi dan etika penelitian, jenis-jenis penelitian, dan prosedur penelitian yang benar; serta mengembangkan hasil-hasil penelitian translasional untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

2) Mampu menunjukkan penguasaan pengetahuan yang baik mengenai anatomi dan patofisiologi terutama menerapkan teori dan konsep patogenesis penyakit-penyakit bedah saraf.

3) Mampu menganalisis, mengolah, mengkompilasi, dan merangkum data-data penyakit untuk menghasilkan suatu diagnosis penyakit bedah saraf.

4) Mampu mendemonstrasikan dan menjelaskan suatu diagnosis penyakit bedah saraf secara oral, visual, maupun tertulis.

c. Keterampilan: merupakan kemampuan melakukan unjuk kerja dengan menggunakan konsep, teori, metode, bahan, dan/atau instrumen, yang diperoleh melalui pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud, mencakup:

1) Keterampilan Umum

a) Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif melalui penelitian ilmiah dan hasil kajiannya berdasarkan kaidah, tata cara, dan etika ilmiah dalam bentuk tesis yang dipublikasikan tulisan dalam jurnal ilmiah yang terakreditasi;

b) Mampu menyusun ide, hasil pemikiran dan argumen saintifik secara bertanggung jawab dan berdasarkan etika akademik, serta mengkomunikasikan melalui media kepada masyarakat akademik dan masyarakat luas;

c) Mampu mengelola, mengembangkan, dan memelihara jaringan kerja dengan kolega, sejawat di dalam lembaga dan komunitas penelitian yang lebih luas;

2) Keterampilan Khusus

• Mampu menegakkan diagnosis penyakit bedah saraf.

• Mampu merancang dan menetapkan penatalaksanaan di bidang ilmu bedah saraf yang sesuai dengan evidence-based.

(16)

• Mampu melaksanakan penatalaksanaan konservatif dan perioperatif.

• Mampu melaksanakan tindakan operatif dan perawatan pasca operasi.

• Mampu menangani komplikasi dan penanganan lanjut.

3.2.5 Strategi Pencapaian Standar

1. Koordinator Program Studi menyusun dan menetapkan strategi dalam upaya pencapaian standar tersebut.

2. Koordinator Program Studi mengimplementasikan kriteria perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar Profil Lulusan.

3. Koordinator Program Studi melakukan monitoring dan evaluasi serta mengukur tingkat ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan di Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

3.2.6 Indikator

1. Rata-rata IPK mahasiswa minimal 3,5.

2. Lama studi mahasiswa untuk Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud, minimal 5,5 tahun, maksimal 7 tahun.

3. Persentase kelulusan tepat waktu, minimal 75%.

4. Persentase keberhasilan studi pada Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud, minimal 75%.

5. Lama waktu tunggu lulusan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud untuk mendapatkan pekerjaan pertama ≤ 6 bulan minimal 75%.

6. Kesesuaian bidang kerja lulusan dari Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud terhadap kompetensi bidang studi minimal 90%.

7. Tingkat kepuasan pengguna lulusan dinilai terhadap aspek: 1) etika, 2) keahlian pada bidang ilmu (kompetensi utama), 3) kemampuan berbahasa asing, 4) penggunaan teknologi informasi, 5) kemampuan berkomunikasi, 6) kerjasama tim, 7) pengembangan diri, minimal kategori baik.

8. Tingkat dan ukuran tempat kerja lulusan minimal tingkat nasional yang tersebar secara merata di seluruh Indonesia.

(17)

3.2.7 Dokumen Terkait

1. Pedoman Akademik Pengembangan Kurikulum, Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

2. Prosedur Kerja Monitoring dan Evaluasi Proses Pembelajaran yang meliputi semua aspek dalam proses pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

3. Prosedur Kerja Audit Proses Pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

4. Formulir Monitoring dan Evaluasi Proses Pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

5. Formulir Audit Proses Pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

6. Kurikulum Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

3.3 STANDAR ISI PEMBELAJARAN 3.3.1 Rasional

Pada era globalisasi, tingkat pertukaran informasi sangat cepat tanpa batas serta dinamika kehidupan yang semakin berkembang, baik pada skala lokal, regional, maupun internasional. Oleh karena itu, secara berkelanjutan diperlukan penyesuaian dan peningkatan kualitas dalam sistem pendidikan tinggi. Penyesuaian sistem pendidikan tinggi di Universitas Udayana dimulai dari Visi, Misi, dan Tujuan Universitas yang diterjemahkan dalam Visi, Misi Fakultas Kedokteran dan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud sesuai dengan mandat Permendikbud No. 3 Tahun 2020.

Penetapan Standar Isi Pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dimaksudkan untuk peningkatan mutu pendidikan yang diarahkan pada pengembangan potensi mahasiswa sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEK), serta pergeseran paradigma pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat di tingkat nasional dan internasional. Standar Isi Pembelajaran mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensinya untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.

(18)

Secara umum, standar Isi Pembelajaran ini memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum, dan kalender akademik. Menurut Permendikbud No. 3 Tahun 2020, Standar Isi Pembelajaran merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran yang mengacu pada capaian pembelajaran lulusan. Dengan kata lain, Standar Isi Pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud harus mengacu kepada Standar Profil Lulusan dan Standar Kompetensi Lulusan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

3.3.2 Pihak yang Bertanggung jawab untuk Mencapai Isi Standar

Koordinator Program Studi, Penanggungjawab Mata Kuliah (PJMK) dan Dosen.

3.3.3 Definisi/Istilah

1. Koordinator Program Studi adalah Koordinator Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

2. Penanggungjawab Mata Kuliah adalah dosen yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan pembelajaran mata kuliah tertentu yang merupakan bagian dalam Kurikulum Pendidikan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

3. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang bekerja di lingkungan Fakultas Kedokteran.

4. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) bidang pendidikan tinggi merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan capaian pembelajaran dari jalur pendidikan nonformal, pendidikan informal, dan/atau pengalaman kerja ke dalam jenis dan jenjang pendidikan tinggi

3.3.4 Pernyataan Isi Standar

1. Koordinator Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana menyusun dan menetapkan Standar Isi Pembelajaran yang

(19)

merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sesuai modul yang dikeluarkan oleh KBSI.

2. Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran yang dimaksud pada poin (1) mengacu pada capaian pembelajaran lulusan sesuai modul yang dikeluarkan oleh KBSI.

3. Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sesuai modul yang dikeluarkan oleh KBSI, pada Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud, wajib memanfaatkan hasil penelitian dan hasil pengabdian kepada masyarakat berupa pengintegrasian penelitian dan pengabdian masyarakat ke dalam isi Standar Pembelajaran.

4. Koordinator Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud menjamin bahwa tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sesuai modul yang dikeluarkan oleh KBSI, sebagaimana dimaksud dalam poin (1) dirumuskan dengan mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan dari KKNI sebagai berikut. Lulusan Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana paling sedikit menguasai filosofi ilmu dan teknik bedah saraf yang mengacu pada modul yang dikeluarkan oleh KBSI (Kolegium Bedah Saraf Indonesia).

5. Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sesuai dengan matriks kompetensi spesialis bedah saraf yang dikeluarkan oleh KBSI sebagaimana dimaksud pada poin (2) bersifat kumulatif dan wajib memanfaatkan hasil penelitian dan hasil pengabdian kepada masyarakat berupa pengintegrasian penelitian dan pengabdian masyarakat ke dalam isi Standar Pembelajaran.

6. Koordinator Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud menuangkan tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sesuai dengan matriks kompetensi spesialis bedah saraf yang dikeluarkan oleh KBSI sebagai mana dimaksud pada poin (2) ke dalam bahan kajian yang distrukturkan.

3.3.5 Strategi Pencapaian Standar

1. Koordinator Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud menyusun dan menetapkan strategi dalam upaya pencapaian standar tersebut.

2. Koordinator Program Studi mengimplementasikan kriteria tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran.

(20)

3. Koordinator Program Studi melakukan monitoring dan evaluasi serta mengukur tingkat ketercapaian standar isi pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

3.3.6 Indikator

1. Ketersediaan kebijakan pengembangan kurikulum yang mempertimbangkan keterkaitan dengan visi dan misi (mandat) Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud, pengembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan stakeholders yang komprehensif dan mempertimbangkan perubahan di masa depan.

2. Ketersediaan pedoman pengembangan kurikulum Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

3. Ketersediaan pedoman pelaksanaan kurikulum yang mencakup pemantauan dan peninjauan kurikulum yang mempertimbangkan umpan balik dari para pemangku kepentingan, pencapaian isu – isu strategis untuk menjamin kesesuaian dan kemutakhirannya.

4. Ketersediaan dokumen formal kebijakan dan pedoman untuk mengintegrasikan kegiatan penelitian dan PkM ke dalam pembelajaran.

5. Ketersediaan bukti yang sahih tentang pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan kualitas secara berkelanjutan integrasi kegiatan penelitian dan PkM ke dalam pembelajaran.

6. Ketersedian bukti yang sahih bahwa SPMI melakukan monitoring dan evaluasi integrasi penelitian dan PkM terhadap pembelajaran.

3.3.7 Dokumen Terkait

1. Pedoman Akademik Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

2. Prosedur Kerja Monitoring dan Evaluasi Proses Pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

3. Prosedur Kerja Audit Proses Pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

4. Buku Peraturan Akademik Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

(21)

5. Formulir Monitoring dan Evaluasi Proses Pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

6. Formulir Audit Proses Pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

7. Matriks Kompetensi Spesialis Bedah Saraf (KBSI 2019).

8. Modul Kompetensi Spesialis Bedah Saraf (KBSI 2007 dan 2019).

3.4 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN 3.4.1 Rasional

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses pendidikan di Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran yang mencakup bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung yang dapat dijadikan pedoman bagi dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa dalam melaksanakan aktivitasnya demi mencapai Visi, Misi, Tujuan dan Strategi Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

Dengan adanya persaingan global dan tuntutan akan lulusan yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi, Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud wajib menetapkan Standar Proses Pembelajaran yang baik. Inti dari proses pembelajaran adalah mencapai standar kompetensi lulusan dengan menstimulasi perubahan pada diri mahasiswa dalam aspek pengetahuan, sikap, keterampilan, dan kebiasaan sebagai hasil interaksinya dengan suasana akademik yang kondusif berbasis pendekatan ilmiah yang mandiri, inovatif dan objektif. Proses pembelajaran pada Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud merupakan proses membangun pengetahuan yang konstruktif melalui proses pendidikan yang inovatif dan berpusat pada mahasiswa.

Terkait dengan proses pembelajaran, UU No. 12 Tahun 2012 menyebutkan bahwa pendidikan tinggi diselenggarakan dengan prinsip pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, dengan memperhatikan lingkungan secara selaras dan seimbang (pasal 6 huruf f). Sementara itu, Permendikbud No. 3 Tahun 2020 , tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, menyebutkan bahwa Standar Proses Pembelajaran

(22)

merupakan kriteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan. Standar Proses Pembelajaran ini harus mengacu pada standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pembelajaran.

3.4.2 Pihak yang Bertanggung jawab untuk Mencapai Isi Standar

Koordinator Program Studi, Dosen, Tenaga Kependidikan, Dokter Residen selaku Mahasiswa, dan Tenaga Kependidikan (Unsur Penunjang).

3.4.3 Definisi/Istilah

1. Koordinator Program Studi adalah Koordinator Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

2. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang bekerja di lingkungan Fakultas Kedokteran.

3. Tenaga kependidikan adalah pegawai yang mengabdikan diri dan diangkat sebagai PNS atau kontrak untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan tinggi antara lain pustakawan, tenaga administrasi, laboran, dan teknisi, serta pranata tenaga informasi.

3.4.4 Pernyataan Isi Standar

1. Koordinator Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud wajib menyusun dan menetapkan Standar Proses Pembelajaran yang merupakan kriteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan.

2. Standar Proses Pembelajaran sebagaimana dimaksud pada poin (1) mencakup: a) Karakteristik proses pembelajaran; b) Perencanaan proses pembelajaran; c) Pelaksanaan proses pembelajaran; dan d) Beban belajar dokter residen selaku mahasiswa.

3. Karakteristik proses pembelajaran pada Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud adalah interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada dokter residen selaku mahasiswa.

(23)

a. Interaktif: capaian pembelajaran lulusan diraih dengan mengutamakan proses interaksi dua arah antara dokter residen selaku mahasiswa dan dosen.

b. Holistik: proses pembelajaran mendorong terbentuknya pola pikir yang komprehensif dan luas dengan menginternalisasi keunggulan dan kearifan lokal maupun nasional.

c. Integratif: capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan secara keseluruhan dalam satu kesatuan program melalui pendekatan antardisiplin dan multidisiplin.

d. Saintifik: capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta lingkungan akademik yang berdasarkan sistem nilai, norma, dan kaidah ilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai – nilai agama dan kebangsaan.

e. Kontekstual: capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan kemampuan menyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya.

f. Tematik: capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuan program studi dan dikaitkan dengan permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin.

g. Efektif: capaian pembelajaran lulusan diraih secara berhasil guna dengan mementingkan internalisasi materi secara baik dan benar dalam kurun waktu yang optimum.

h. Kolaboratif: capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi antar individu pembelajar untuk menghasilkan kapitalisasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

i. Berpusat pada dokter residen selaku mahasiswa: capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan dokter residen, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan.

4. Perencanaan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam poin (2) huruf b disusun untuk setiap mata kuliah dan disajikan dalam rencana pembelajaran semester (RPS) dengan ketentuan sebagai berikut.

(24)

a. Setiap dosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian bidang ilmu menetapkan dan mengembangkan Rencana Pembelajaran Semester (RPS).

b. RPS paling sedikit memuat: a) Nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, SKS, nama dosen pengampu; b) Capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah; c) Kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan; d) Bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai; e) Metode pembelajaran; f) Waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran; g) Pengalaman belajar dokter residen yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh dokter residen selama satu semester; h) Kriteria, indikator, dan bobot penilaian; dan i) Daftar referensi yang digunakan.

c. Setiap dosen Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian bidang ilmu wajib meninjau dan menyesuaikan RPS secara berkala sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

5. Pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung dalam bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa, dan sumber belajar dalam lingkungan belajar tertentu, dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Proses pembelajaran di setiap mata kuliah dilaksanakan sesuai RPS dengan karakteristik sebagaimana dimaksud dalam poin (1).

b. Proses pembelajaran yang terkait dengan penelitian mahasiswa wajib mengacu pada Standar Nasional Penelitian.

c. Proses pembelajaran yang terkait dengan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa wajib mengacu pada Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat.

d. Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib dilakukan secara sistematis dan terstruktur melalui berbagai mata kuliah dan dengan beban belajar yang terukur.

e. Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib menggunakan metode pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata kuliah untuk

(25)

mencapai kemampuan tertentu yang ditetapkan dalam mata kuliah dalam rangkaian pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.

f. Metode pembelajaran sebagaimana dinyatakan pada poin (5) huruf e yang dapat dipilih untuk pelaksanaan pembelajaran mata kuliah antara lain:

diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, atau metode pembelajaran lain, yang dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.

g. Setiap mata kuliah dapat menggunakan satu atau gabungan dari beberapa metode pembelajaran sebagaimana dimaksud pada poin (5) huruf f dan diwadahi dalam suatu bentuk pembelajaran berupa: kuliah, responsi dan tutorial, seminar, praktikum, atau praktik lapangan serta penelitian.

h. Bentuk pembelajaran berupa penelitian sebagaimana dimaksud pada poin (5) huruf g merupakan kegiatan mahasiswa di bawah bimbingan dosen dalam rangka pengembangan pengetahuan dan keterampilannya serta meningkatkan kesejahteran masyarakat dan daya saing bangsa.

6. Beban belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam poin (5) huruf d, dinyatakan dalam besaran satuan kredit semester (SKS), dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Satu SKS setara dengan 170 (seratus tujuh puluh) menit kegiatan belajar per minggu per semester.

b. Setiap mata kuliah paling sedikit memiliki bobot 1 (satu) SKS.

c. Semester merupakan satuan waktu kegiatan pembelajaran efektif selama 16 (enam belas) minggu termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester.

d. Satu tahun akademik terdiri dari dua semester dan Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dapat menyelenggarakan semester antara.

e. Semester antara sebagaimana dimaksud dalam butir d diselenggarakan paling sedikit 8 minggu dengan beban belajar paling banyak 9 SKS sesuai dengan beban belajar mahasiswa untuk mencapai capaian pembelajaran yang telah ditetapkan.

(26)

f. Apabila semester antara diselenggarakan dalam bentuk perkuliahan, tatap muka paling sedikit enam belas (16) kali termasuk ujian tengah semester antara dan ujian akhir semester antara.

g. Satu SKS pada bentuk pembelajaran kuliah, responsi dan tutorial, mencakup:

a) Kegiatan belajar dengan tatap muka 50 (lima puluh) menit per minggu per semester; b) Kegiatan belajar dengan penugasan terstruktur 60 (enam puluh) menit per minggu per semester; dan c) Kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester.

h. Satu SKS pada bentuk pembelajaran seminar atau bentuk pembelajaran lain yang sejenis, mencakup: a) Kegiatan belajar tatap muka 100 (seratus) menit per minggu per semester; dan b) Kegiatan belajar mandiri 70 (tujuh puluh) menit per minggu per semester.

i. Satu SKS pada bentuk pembelajaran praktikum, praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara, adalah 170 (seratus tujuh puluh) menit per minggu per semester.

j. Beban normal belajar mahasiswa adalah 8 (delapan) jam per hari atau 48 (empat puluh delapan) jam per minggu setara dengan 18 (delapan belas) SKS per semester, sampai dengan 9 (sembilan) jam per hari atau 54 (lima puluh empat) jam per minggu setara dengan 20 (dua puluh) SKS per semester.

k. Untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan program, bagi peserta yang berpendidikan profesi spesialis (Sp-1) sekurang-kurangnya 163 SKS, termasuk tesis 8 SKS, dijadwalkan untuk 11 semester dan dapat di tempuh selama – lamanya 14 semester.

l. Komposisi mata kuliah untuk pengambangan kompetensi mahasiswa adalah 163 SKS, yaitu: kompetensi utama terdiri dari bedah saraf dasar 23 SKS (14,11%), bedah saraf lanjut 47 SKS (28,83 %) dan bedah saraf chief 59 SKS (36,2%), kompetensi tambahan terdiri atas bedah dasar 12 SKS (7,36%), MKDU 22 SKS (13,5%) berikut trauma dan neurointensif, Kompetensi lain seperti tesis bernilai 8 SKS (4,9%) dan termasuk dalam kompetensi bedah saraf chief.

m. Kompetensi utama Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud sekurang

(27)

– kurangnya harus lulus ujian CBT Nasional dan Ujian OSCE Nasional serta lulus penyusunan proposal penelitian, proses penelitian, seminar kemajuan/hasil penelitian, penulisan tesis, dan ujian tesis.

n. Setiap kandidat spesialis bedah saraf diwajibkan untuk menulis paling sedikit 1 (satu) publikasi ilmiah bertaraf internasional yang diolah dari hasil penelitian tesis dari peserta didik yang bersangkutan, dan telah mendapat persetujuan pembimbing.

7. Metode proses pembelajaran seorang peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai Standar Kompetensi Dokter Spesialis Bedah Saraf Indonesia.

a. Kuliah - Tutorial

1) Kuliah diberikan pada tingkat Bedah Dasar (3 bulan pertama)

2) Tutorial diberikan pada setiap jenjang pendidikan di subdepartemen masing – masing

b. Group Discussion

1) Diskusi kasus diberikan pada setiap jenjang pendidikan baik dilakukan bersama – sama dan di setiap divisi maupun di RS Jejaring.

c. Studi Kasus

1) Studi kasus diberikan pada setiap jenjang pendidikan baik dilakukan bersama – sama dan di setiap divisi maupun di RS Jejaring.

d. Pembacaan Paper

1) Pembacaan paper menjadi kewajiban setiap peserta didik Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

2) Pembacaan paper dapat dilakukan di tingkat lokal, nasional maupun internasional.

e. Bimbingan dan Praktik

1) Bimbingan diberikan pada setiap jenjang pendidikan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

2) Bimbingan dalam pengembangan pengetahuan/keilmuan dan keterampilan untuk mencapai kompetensi yang diinginkan sesuai dengan standar pendidikan dokter spesialis bedah saraf.

3) Bimbingan untuk keterampilan bedah saraf sesuai dengan jenjang pendidikan.

(28)

f. Asistensi Operasi

1) Sebelum melakukan operasi mandiri, diwajibkan setiap peserta didik menjadi asisten operasi.

2) Tugas menyiapkan pasien preoperatif dan perawatan pascaoperatif.

g. Bedside Teaching

1) Bedside teaching diberikan pada setiap jenjang pendidikan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

2) Bedside teaching dilakukan di setiap divisi maupun di RS jejaring h. Latihan dan Kursus yang Telah Ditetapkan dan Diwajibkan Kepada Setiap

Peserta Didik. Kursus dan latihan telah ditetapkan oleh Kolegium Bedah Saraf Indonesia.

i. Workshop yang Diselenggarakan oleh Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

j. Penelitian

1) Penelitian menjadi kewajiban peserta didik untuk persyaratan Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

2) Penelitian di bawah pembimbing yang telah ditunjuk sesuai dengan kompetensi dan keilmuan masing – masing.

k. Praktik Lapangan/pelayanan dan Pengabdian Masyarakat

1) Praktik lapangan bersifat pendidikan kemandirian yang dilakukan peserta didik di lapangan seperti di RS jejaring atau ditempat yang telah ditunjuk.

2) Praktik lapangan tetap di bawah bimbingan dan supervisi dari supervisor yang berwewenang.

l. Keikutsertaan dalam Pertemuan Ilmiah di Tingkat Lokal, Nasional dan/atau Internasional.

m. Tanggung jawab residen meliputi beberapa hal, antara lain:

1) Instalasi Rawat Darurat (IRD)

a) Tanggung jawab di Instalasi Rawat Darurat, meliputi pelayanan operatif dan non operatif terhadap pasien bedah saraf baik yang datang secara primer maupun konsultasi dari departemen lain.

b) Pelayanan non operatif, meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan neurologis, pemeriksaan tambahan yang diperlukan,

(29)

mencatat problem yang ditemukan, membuat analisis, mengambil kesimpulan, menetapkan diagnosis, dan usulan rencana selanjutnya, baik untuk pasien baru di kamar terima maupun pasien yang rawat inap di Instalasi Rawat Darurat (ICU, RTI, PICU)

c) Pelayanan operatif, meliputi persiapan pasien pra operasi, peri- operatif, tindakan operasi baik bimbingan, di bawah supervisi, maupun mandiri, serta perawatan pasca operasi dini hingga lanjutan. Operator mandiri bertanggung jawab penuh terhadap morbiditas dan mortalitas pasien dengan diback-up oleh staf supervisor (konsulen) jaga.

d) Setiap pasien harus didiskusikan dengan chief residen dan supervisor jaga.

2) Instalasi Rawat Inap

a) Pelayanan di instalasi rawat inap, meliputi pelayanan pemeriksaan dan perawatan rutin di ruangan, observasi rutin, membuat instruksi perawatan, mengirim, atau menjawab konsultasi dengan departemen lain bila diperlukan.

b) Setiap tindakan atau follow up harus didokumentasikan di dalam rekam medis secara benar, lengkap, dan jelas.

c) Menyiapkan pasien praoperasi sebaik mungkin.

d) Pengetahuan tentang pasien yang dirawat dan rencana untuk setiap tahap perawatan harus dikuasai dengan baik.

e) Setiap pasien dan kemajuannya harus didiskusikan dengan chief residen dan supervisor di divisi terkait.

f) Melengkapi dokumen rekam medik untuk pasien yang keluar rumah sakit dan mengerjakan resume untuk diperiksa oleh supervisor.

3) Instalasi Rawat Jalan

a) Memeriksa dan membuat catatan klinis pasien bedah saraf di poliklinik rawat jalan.

b) Konsultasi pasien dengan supervisor yang berwenang.

c) Melakukan rekapitulasi pasien rawat jalan di buku Poliklinik Bedah Saraf.

d) Melakukan pencatatan yang diperlukan terkait kegiatan di

(30)

poliklinik rawat jalan.

4) Instalasi Bedah Pusat

a) Memastikan kesiapan pasien yang akan dilakukan operasi termasuk alat atau implan.

b) Menyiapkan pasien di ruang operasi, mulai peri-operasi, posisi pasien, disinfeksi.

c) Operasi mandiri: bertanggung jawab penuh terhadap pra-operasi, durante operasi dan pascaoperasi. Bertanggung jawab penuh terhadap morbiditas dan mortalitas yang terjadi dengan back up supervisor.

d) Operasi bimbingan: harus memastikan supervisor bedah saraf yang bersangkutan siap dan dapat mendampingi. Bertanggung jawab terhadap proses pra operasi dan pasca operasi, konsultasi dengan supervisor bila terjadi morbiditas atau mortalitas.

e) Asisten operasi: sesuai instruksi dari supervisor bedah saraf.

f) Tanggung jawab pemantauan pasien di ICU Instalasi Bedah Sentral secara berkala (tugas dokter jaga).

5) Sebagai dokter jaga

a) Melakukan tugas jaga sesuai pos jaga yang ditetapkan mulai jam 06.00 pagi hingga 06.00 besok paginya (24 jam).

b) Tugas jaga diatur oleh chief residen dan disahkan oleh Koordinator Program Studi dan Kepala Sub-Departemen.

c) Tidak diizinkan untuk bertugas jaga selama dua hari atau lebih berturut – turut.

d) Melakukan pemeriksaan hingga membuat rencana terapi dan harus didiskusikan dengan chief residen dan supervisor jaga.

e) Ketika pergantian tugas jaga harus dilakukan serah terima pasien secara jelas.

f) Melaporkan dan mendiskusikan kasus selama tugas jaga pada laporan pagi dengan supervisor jaga dan supervisor laporan pagi.

g) Berkoordinasi dengan residen yang stase di divisi tentang pasien baru atau pasien yang bermasalah pada saat yang bersangkutan jaga.

6) Pencapaian kompetensi

(31)

a) Setiap peserta didik mempunyai tanggung jawab untuk memperkaya pengetahuan dan kemampuan dalam pengelolaan pasien di tempat tugasnya dengan cara belajar mandiri dari sumber–sumber yang dapat dipertanggungjawabkan dan diskusi kasus.

b) Kegagalan untuk memenuhi tanggung jawab kompetensi tertentu ini pada tiap tahapnya akan mengakibatkan kemunduran atau kelambatan dalam masa studi hingga pemberian sangsi.

7) Sebagai instruktur klinik

a) Residen diberi kesempatan mengembangkan dirinya sebagai penyedia informasi dan melakukan proses belajar mengajar (membimbing mahasiswa) terutama pada dokter muda sesuai kompetensi dan wewenang yang diberikan di bawah supervisi staf pengajar/ supervisor.

8) Pengembangan diri

a) Pengembangan diri dilakukan dengan mengikuti kegiatan ilmiah baik di dalam maupun luar negeri, baik sebagai peserta maupun penyaji.

b) Peserta didik diwajibkan untuk tampil pada kegiatan ilmiah bedah saraf nasional atau internasional sebagai penyaji minimal dua kali selama masa studi.

c) Waktu, frekuensi, dan lamanya diatur oleh Koordinator Program Studi (lihat Bab Izin Meninggalkan Tugas).

d) Pembiayaan yang diakibatkan oleh kegiatan tersebut ditanggung terutama oleh peserta didik yang bersangkutan.

9) Selama putaran di Bedah Saraf Dasar

a) Menyiapkan diskusi Neurosurgery Intensive Care Unit – Neuroanatomi II – Neurofisiologi II – Neuroradiologi – Neurologi – Neuropatologi – Neuroemergensi – Perawatan Intensif – Bedah Saraf Dasar

10) Sebagai chief residen

3.4.5 Strategi Pencapaian Standar

(32)

1. Koordinator Program Studi, menyusun dan menetapkan strategi dalam upaya pencapaian standar tersebut.

2. Koordinator Program Studi, Dosen, Tenaga Kependidikan, Mahasiswa, dan Unsur Penunjang mengimplementasikan kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan.

3. Koordinator Program Studi melakukan monitoring dan evaluasi serta mengukur tingkat ketercapaian standar proses pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud.

3.4.6 Indikator

1. Ketersediaan pedoman tentang penerapan sistem penugasan dosen berdasarkan kebutuhan, kualifikasi, keahlian dan pengalaman.

2. Ketersediaan bukti yang sahih tentang penetapan strategi, metode dan media pembelajaran serta penilaian pembelajaran.

3. Ketersediaan bukti yang sahih tentang implementasi sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan mutu proses pembelajaran.

4. Ketersediaan dokumen formal kebijakan suasana akademik yang mencakup:

otonomi keilmuan, kebebasan akademik, dan kebebasan mimbar akademik.

5. Ketersediaan bukti yang sahih tentang terbangunnya suasana akademik yang kondusif.

6. Ketersediaan bukti yang sahih tentang langkah – langkah strategis yang dilakukan untuk meningkatkan suasana akademik.

3.4.7 Dokumen Terkait

1. Buku Peraturan Akademik Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

2. Pedoman Akademik Proses Pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

3. Prosedur Kerja Monitoring dan Evaluasi Proses Pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

4. Prosedur Kerja Audit Proses Pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

(33)

5. Formulir Monitoring dan Evaluasi Proses Pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

6. Formulir Audit Proses Pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

3.5 STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN 3.5.1 Rasional

Penilaian pembelajaran di Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh dosen/tim dosen yang dilakukan secara terencana dan terarah sesuai dengan tujuan pencapaian kompetensi yang meliputi ranah pengetahuan, keterampilan dan sikap. Penilaian pembelajaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan Standar Kompetensi Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud, yaitu membandingkan kompetensi yang dicapai oleh peserta didik dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan pada suatu mata kuliah.

Penilaian pembelajaran dilaksanakan secara terintegrasi dalam suatu proses pembelajaran. Artinya kegiatan penilaian ditempatkan sebagai kegiatan yang tidak terpisahkan dalam proses pembelajaran, karena penilaian pembelajaran tidak hanya berorientasi pada hasil (product oriented) akan tetapi juga pada proses pembelajaran (process oriented). Dengan demikian, melalui kegiatan penilaian dapat diupayakan pemantauan terhadap perkembangan peserta didik baik menyangkut perkembangan kemampuan intelektual dan keterampilan maupun perkembangan sikap afektifnya.

Standar Penilaian Pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dimaksud mencakup: prinsip penilaian, teknik dan instrumen penilaian, mekanisme dan prosedur penilaian, pelaksanaan penilaian, pelaporan penilaian, dan kelulusan mahasiswa. Sesuai dengan Permendikbud RI No. 3 Tahun 2020, Standar Penilaian Pembelajaran tersebut harus mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi Pembelajaran, dan Standar Proses Pembelajaran.

3.5.2 Pihak yang Bertanggung jawab untuk Mencapai Isi Standar

Koordinator Program Studi, Dosen, Tenaga Kependidikan dan Dokter Residen selaku Mahasiswa.

(34)

3.5.3 Definisi/Istilah

1. Koordinator Program Studi adalah unsur pengelola yang terdiri atas Koordinator Program Studi.

2. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang bekerja di lingkungan Fakultas Kedokteran.

3. Tenaga kependidikan adalah pegawai yang mengabdikan diri dan diangkat sebagai PNS atau kontrak untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan tinggi antara lain pustakawan, tenaga administrasi, laboran, dan teknisi, serta pranata tenaga informasi.

3.5.4 Pernyataan Isi Standar

1. Koordinator Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud wajib menyusun dan menetapkan standar penilaian pembelajaran yang merupakan kriteria minimal tentang penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.

2. Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud pada poin (1) mencakup: a) Prinsip penilaian; b) Teknik dan instrumen penilaian; c) Mekanisme dan prosedur penilaian; d) Pelaksanaan penilaian; e) Pelaporan penilaian; dan f) Kelulusan mahasiswa.

3. Prinsip penilaian sebagaimana dimaksud dalam poin (2) huruf a mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi, dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Prinsip edukatif: merupakan penilaian yang memotivasi mahasiswa agar mampu memperbaiki perencanaan dan cara belajar serta meraih capaian pembelajaran lulusan.

b. Prinsip otentik: merupakan penilaian yang berorientasi pada proses belajar yang berkesinambungan dan hasil belajar yang mencerminkan kemampuan mahasiswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

c. Prinsip objektif: merupakan penilaian yang didasarkan pada standar yang disepakati antara dosen dan mahasiswa serta bebas dari pengaruh

(35)

subjektivitas penilai dan yang dinilai.

d. Prinsip akuntabel: merupakan penilaian yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas, disepakati pada awal kuliah, dan dipahami oleh mahasiswa.

e. Prinsip transparan: merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.

4. Teknik dan instrumental penilaian sebagaimana dimaksud dalam poin (2) huruf b terdiri atas observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Instrumen penilaian terdiri atas penilaian proses, dalam bentuk rubrik dan/atau penilaian hasil dalam bentuk portofolio atau karya desain.

b. Penilaian sikap dapat menggunakan teknik penilaian observasi.

c. Penilaian penguasaan pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus dilakukan dengan memilih satu atau kombinasi dari berbagi teknik dan instrumen penilaian.

d. Penilaian proses belajar memiliki bobot lebih besar atau sama dengan 60%

dan penilaian hasil belajar memiliki bobot lebih kecil atau sama dengan 40%.

e. Penilaian sikap memiliki bobot antara 25 – 40% dari keseluruhan ranah:

pengetahuan, keterampilan dan sikap.

f. Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrumen penilaian yang digunakan.

5. Mekanisme penilaian sebagaimana dimaksud dalam poin (2) huruf c terdiri atas:

a) Menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian antara penilai dan yang dinilai sesuai dengan rencana pembelajaran; b) Melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian yang memuat prinsip penilaian; c) Memberikan umpan balik dan kesempatan untuk mempertanyakan hasil penilaian kepada mahasiswa; dan d) Mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa secara akuntabel dan transparan.

6. Prosedur penilaian sebagaimana dimaksud dalam poin (2) huruf c mencakup tahap perencanaan, kegiatan pemberian tugas atau soal, observasi kinerja, pengembalian hasil observasi, dan pemberian nilai akhir. Prosedur penilaian ini dapat dilakukan melalui penilaian bertahap dan/atau penilaian ulang.

(36)

7. Pelaksanaan penilaian proses pembelajaran pada Program Studi Spesialis Bedah Saraf FK Unud meliputi beberapa tahapan yaitu: Tahap Stase, Tahap CBT, Tahap OSCE, Kualifikasi Tesis, Tahap Ujian Proposal, Tahap Ujian Hasil Penelitian, Ujian Tesis dan Ujian Nasional.

8. Pelaksanaan penilaian sebagaimana dimaksud dalam poin (2) huruf d dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran, dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan oleh: a) Dosen pengampu atau tim dosen pengampu; b) Dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan mahasiswa; dan/atau c) Dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan pemangku kepentingan yang relevan.

b. Pelaksanaan penilaian menyertakan tim penilai eksternal yang mempunyai kompetensi yang memadai.

9. Pelaporan penilaian sebagaimana dimaksud dalam poin (2) huruf e berupa kualifikasi keberhasilan mahasiswa dalam menempuh suatu mata kuliah yang dinyatakan dalam kisaran: a) Huruf A setara dengan angka 4 (empat); b) Huruf B+ setara dengan angka 3,5 (tiga koma lima); c) Huruf B setara dengan angka 3 (tiga); d) Huruf C+ setara dengan angka 2,5 (dua koma lima); e) Huruf C setara dengan angka 2 (dua); f) Huruf D+ setara dengan angka 1,5 (satu koma lima); g) Huruf D setara dengan angka 1 (satu); atau h) Huruf E setara dengan angka 0 (nol), dengan beberapa ketentuan sebagai berikut.

a. Hasil penilaian diumumkan kepada mahasiswa setelah satu tahap pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran.

b. Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan di tiap semester dinyatakan dengan indeks prestasi semester (IPS) dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan SKS mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah SKS mata kuliah yang diambil dalam satu semester.

c. Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan pada akhir program studi dinyatakan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan SKS mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah SKS mata kuliah yang diambil yang telah ditempuh.

10. Penilaian terhadap peserta didik dilakukan secara terus-menerus dengan beberapa

(37)

tahap dan cara penilaian yang masing – masing akan dipertimbangkan dalam proses pendidikan. Pendidikan Bedah Dasar

a. Seluruh kegiatan peserta didik dicatat dalam log book dan diverifikasi oleh staf pendidik yang terkait.

b. Penilaian selama pendidikan bedah dasar dilakukan oleh Program Studi Ilmu Bedah yang terdiri dari kumpulan Kepala Divisi seluruh Departemen Bedah FK Unud.

c. Penilaian berupa ujian tertulis dilakukan pada setiap akhir putaran dan dilakukan secara bersamaan di Program Studi Ilmu Bedah.

d. Penilaian sari pustaka (referat) selama di bedah dasar dilakukan setelah ada persetujuan dari pembimbing masing – masing dan harus sudah selesai sebelum berakhirnya masa putaran keseluruhan di bedah dasar.

e. Bagi mereka yang tidak lulus ujian tulis diwajibkan untuk mengulang putaran di divisi tersebut.

f. Bagi mereka yang tidak mampu menyelesaikan sari pustaka tepat waktu, diberikan kesempatan waktu tambahan untuk menyelesaikan sari pustaka, dengan catatan tidak dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya (Pendidikan Bedah Saraf Dasar/Tahap I).

Pendidikan Bedah Saraf Dasar (Tahap I)

a. Penilaian Jaga Bimbingan, meliputi penilaian aspek pengetahuan, sikap, dan psikomotor. Metode penilaian dengan cara penilaian paper/referat, presentasi kasus, DOPS, MiniCex, MiniPAT dan penilaian afektif terhadap tanggung jawab selama melaksanakan tugas.

b. Peserta didik yang dinyatakan tidak lulus di divisi terkait di atas, diharuskan mengulang putaran di divisi tersebut dan mengikuti ujian ulangan, kecuali ditentukan lain.

c. Pada akhir tahap I dilakukan ujian CBT dan ujian OSCE, hasil ujian tahapan akan dicatat dalam Log Book/Catatan Kemajuan Pendidikan.

Pendidikan Bedah Saraf Lanjut (Tahap II)

a. Penilaian Bedah Saraf Lanjut dilakukan setelah peserta didik lulus pendidikan Bedah Saraf Dasar.

Referensi

Dokumen terkait

Dari fenomena yang telah disampaikan diatas mendasari penulis untuk melakukan penelitian berjudul “Analisis Positioning Menu Breakfast Restoran Waralaba Siap Saji

Nomor 1 s.d 5 diperoleh informasi, dari 26 (dua puluh enam) calon pelanggan sebagian besar sudah mengetahui bahwa sabun mandi herbal adalah sabun kesehatan

Pendahuluan Start Up Gas Turbin PLTG Trip Pasokan listrik ke konsumen Sebab Komponen- Komponen PLTG Keandalan Keamanan Manajemen Resiko Preventive Maintenance Desain Sistem

Memperhatikan keterangan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa, pada introduksi ini terdapat tanda mula 2 kress yang berarti bahwa nada dasar pada introduksi

Data hasil penelitian yang diperoleh selanjutnya dilakukan proses analisis dengan menggunakan software MINITAB sehingga diperoleh Optimasi Response Surface

Agar bau wangi yang di hasilkan mampu memberi keriangan dan tetap sehat maka di perlukan ke hati - hatian dalam menentukan pengharum mobil yang enak, unik, yang tahan lama,

Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Hasil penelitian untuk hipotesis 1 menyatakan bahwa penelitian ini mendukung adanya suatu pengaruh yang positif dan signifikan antara ke- mampuan menggunakan komputer (CSE) dengan