• Tidak ada hasil yang ditemukan

J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 15 TAHUN 1964

TENTANG

PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG

NO. 4 TAHUN 1964 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH TINGKAT II DAIRI

DENGAN MENGUBAH UNDANG-UNDANG NO. 7 DRT TAHUN 1956

TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM KABUPATEN DI PROPINSI

SUMATERA UTARA (LEMBARAN NEGARA TAHUN 1964 NO. 9)

MENJADI UNDANG-UNDANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa pembentukan Daerah Tingkat II Tapanuli Utara berdasarkan

Undang-undang No. 7 Drt tahun 1956, Lembaran- Negara tahun 1956

No. 58, perlu ditinjau kembali;

b. bahwa untuk lebih mengintensifkan dan melancarkan jalannya

pemerintahan serta persiapan-persiapan yang telah jauh, sebagian dari

wilayah Daerah Tingkat II Tapanuli Utara perlu dipisahkan untuk

dijadikan Daerah Tingkat II yang baru yaitu Daerah Tingakt II Dairi

yang berhak mengatur dan mengurus rumahtangga sendiri;

c. bahwa karena keadaan mendesak Pemerintah berdasarkan pasal 22 ayat

(1) Undang-undang Dasar telah mengatur hal tersebut dengan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-undang;

d. bahwa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang itu perlu

ditetapkan-menjadi Undang-undang;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat 1. pasal 18, pasal 20 dan pasal 22 ayat 2 Undang-undang

Dasar;

2. Undang-undang No. 1 tahun 1957 (Lembaran-Negara tahun 1957 No. 6)

seperti telah diubah dan ditambah;

(2)

3. Penetapan Presiden No. 6 tahun 1959 (disempurnakan)

(Lembaran-Negara tahun 1957 No. 129) dan Penetapan Presiden No. 5 tahun 1960

(disempurnakan) (Lembaran-Negara tahun 1960 No. 6);

4. Undang-undang No. 7 Drt tahun 1956 (Lembaran-Negara tahun 1956

No. 58);

5. Undang-undang No. 10 Prp tahun 1960 (Lembaran-Negara tahun 1960

No. 31) jo Keputusan Presiden No. 239 tahun 1964;

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong;

Memutuskan :

Menetapkan : Undang-undang tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-undang No. 4 tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II

Dairi dengan mengubah Undang-undang No. 7 Drt tahun 1956 tentang

Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara,

(Lembaran-Negara tahun 1964 No. 9), menjadi Undang-undang.

BAB I.

KETENTUAN UMUM

Pasal 1.

(1) Membentuk Daerah Tingkat II Dairi yang meliputi wilayah

dimaksudkan dalam surat keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal

13 September 1958 No. Pem 20/5/7, yaitu wilayah yang meliputi

kecamatan Sidikalang, Silima Pungga-pungga Siemput-nempu,

Tigalingga, Sumbul, Kerajaan, Salak dan Tanah Pinem, yang

dipisahkan dari Daerah Tingkat II Tapanuli Utara dimaksud dalam

Undang-undang No. 7 Drt tahun 1956, Lembaran-Negara tahun 1956

No. 58 .

(3)

(2) Daerah Tingkat II Tapanuli Utara dimaksud dalam Undang-undang

No. 7 Drt tahun 1956 Lembaran-Negara tahun 1956 No. 58, diubah

menjadi Daerah Tingkat II Tapanuli Utara-baru, setelah wilayahnya

dipisahkan sebagian dimaksud ayat (1), sehingga wilayah meliputi

wilayah kecamatan:

1. Tarutung,

2. Sipoholon,

3. Sipahutar,

4. Pangaribuan,

5. Pahae Djae,

6. Pahae Djulu,

7. Andian Koting,

8. Siborong-borong,

9. Litongnihuta,

10. Dolok Sanggul.

11. Onangandjeng,

12. Parlilitan,

13. Parmonangah,

14. Pakkat.

15. Balige,

16. Laguboti,

17. Porsea,

18. Silaen,

(4)

19. Lumban Djulu,

20. Habinsaran,

21. Muara,

22. Pangururan,

23. Palipi,

24. Onanrunggu,

25. Harian dan

26. Simanindo.

Pasal 2.

(1) Pemerintah Daerah Tingkat II Tapanuli Utara berkedudukan di

Tarutung.

(2) Pemerintah Daerah Tingkat II Dairi berkedudukan di Sidikalang.

Pasal 3.

Dengan memperhatikan ketentuan dalam Undang-undang No. I tahun 1957

pasal 7 ayat (1) juncto Penetapan Presiden No. 5 tahun 1960

(disempurnakan), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong

Daerah Tingkat II;

a. Tapanuli Utara terdiri atas 30 orang anggota;

b. Dairi terdiri atas 15 orang anggota.

Pasal 4.

Bagi masing-masing Daerah Tingakt II dimaksud pada pasal 1 berlaku

ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang No. 7 Drt tahun 1956,

sepanjang ketentuan-ketentuan itu tidak bertentangan dengan

Undang-undang ini.

(5)

BAB II.

KETENTUAN PERALIHAN.

Pasal 5.

Ketentuan-ketentuan berdasarkan peraturan-perundangan Negara atau

Daerah, yang berlaku bagi Daerah Tingkt II Tapanuli Utara lama,

mutatis-mutandis berlaku bagi Daerah Tingkat II Dairi, sampai saat

ketentuan-ketentuan itu diubah, diganti atau dicabut.

Pasal 6.

Kepala Daerah Tingkat II Tapanuli Utara lama, pada saat Undang-undang

ini berlaku tetap sebagai Kepala Daerah Tingkat II Tapanuli Utara.

Pasal 7.

(1) Pada saat Undang-undang ini berlaku, anggota Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Gotong Royong Daerah Tingkat II Tapanuli Utara

lama, tetap sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Gotong Royong Daerah Tingkat II Tapanuli Utara dengan

ketentuan-ketentuan, bahwa:

a. anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong

Daerah Tingkat II Tapanuli Utara lama yang bertempat tinggal

pokok di dalam wilayah Daerah Tingkat II Dairi, berhenti sebagai

anggota.

b. anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong

Daerah Tingkat II Tapanuli Utara yang tidak memenuhi syarat

tersebut dalam Penetapan Presiden No. 5 tahun 1960

(disempurnakan), Lembaran-Negara tahun 1960 No. 6, atas usul

Kepala Daerah Tingkat II Tapanuli Utara diberhentikan oleh

Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara.

(6)

(2) Lowongan keanggotaan yang terjadi berdasarkan ketentuan pada ayat

(1), huruf a dan b, diisi menurut ketentuan yang berlaku.

(3) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong

dimaksud pada ayat (1), huruf a, oleh Kepala Daerah Tingkat I

Sumatera Utara diangkat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Gotong Royong Daerah Tingkat II Dairi, yang wilayahnya

mencakup tempat tinggal pokok anggota yang bersangkutan, kecuali

apabila ia tidak lagi memenuhi syarat tersebut pada ayat (1), huruf b.

Pasal 8.

Pada saat Undang-undang ini berlaku, bagi Daerah Tingkat II Dairi oleh

Menteri Dalam Negeri ditunjuk Penguasa yang dimaksud pada pasal 75

ayat (3) Undang-undang No. 1 tahun 1957.

Pasal 9.

(1) Pada saat Undang-undang ini berlaku anggota Badan Pemerintah

Harian Daerah Tingkat II Tapanuli Utara lama tetap sebagai anggota

Badan Pemerintah Harian Daerah Tingkat II Tapanuli Utara dengan

ketentuan, bahwa:

a. anggota Badan Pemerintah Harian Daerah Tingkat II Tapanuli

Utara lama yang diangkat pada kedudukan itu semata-mata karena

mengingat kepentingan wilayah yang kini telah diliputi oleh

Daerah Tingkat II Dairi, atas usul Kepala Daerah Tingkat II

Tapanuli Utara, diberhentikan sebagai anggota;

(7)

b. anggota Badan Pemerintah Harian Daerah Tingkat II Tapanuli

Utara lama, yang tidak memenuhi syarat dimaksud pada pasal 10

Penetapan Presiden No. 6 tahun 1959 (disempurnakan),

Lembaran-Negara tahun 1959 No. 129, serta syarat sebagaimana

berlaku bagi keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Gotong Royong dimaksud pada pasal 7, atas usul Kepala Daerah

Tingkat II Tapanuli Utara setelah mendengar pertimbangan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong yang bersangkutan,

diberhentikan oleh Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara.

(2) Lowongan keanggotaan yang terjadi berdasarkan ketentuan pada ayat

(1) huruf a dan b, diisi menurut ketentuan yang berlaku.

(3) Anggota Badan Pemerintah Harian dimaksud pada ayat (1) huruf a,

oleh Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara diangkat menjadi

anggota Badan Pemerintah Harian dari Daerah Tingkat II Dairi,

kecuali apabila ia tidak lagi memenuhi syarat tersebut pada ayat (1)

huruf b.

Pasal 10.

(1) Dengan memperhatikan kepentingan masing-masing Daerah secara

timbul, Kepala Daerah Tingkat II Tapanuli Utara menyerahkan

kepada Kepala Daerah Tingkat II Dairi:

a. pegawai-pegawai yang karena jabatannya diperlukan oleh Daerah

Tingkat II Dairi sebagai tenaga pangkal pada saat pelaksanaan

pembentukan;

b. tanah, bangunan, gedung dan barang-barang tidak bergerak lainnya

yang menjadi hak-milik atau dikuasai oleh Daerah Tingkat II

Tapanuli Utara lama, apabila barang-barang itu terdapat, terletak

atau berfungsi dalam Daerah Tingkat II Dairi;

(8)

c. alat pengangkutan di laut atau disungai dan perlengkapannya;

d. alat pengangkutan di darat;

e. surat-surat berharga, uang, biaya untuk pengeluaran modal dan

rutine yang telah tersedia;

f. perkakas, perlengkapan kantor, arsip,, dokumentasi, perpustakaan

dan barang bergerak lainnya.

(2) Penyelesaian penyerahan dimaksud pada ayat (1) seperlunya

dilakukan dengan perantaraan pejabat yang ditunjuk oleh Kepala

Daerah TingKat I Sumatera Utara.

Pasal 11.

(1) Untuk menyiapkan perlengkapan pertama organisasi Daerah Tingkat

II Dairi, dalam jangka waktu tiga tahun dalam anggaran belanja dan

pendapatan Negara disediakan biaya yang diperlukan.

(2) Penyediaan biaya seperti dimaksud pada ayat (1) juga diadakan untuk

menyiapkan perlengkapan pertama jawatan-jawatan atau dinas-dinas

Pemerintah Pusat, yang harus dibentuk di Daerah Tingkat II Dairi.

BAB III

KETENTUAN PENUTUP.

Pasal 12.

Kesulitan yang timbul pada pelaksanaan Undang-undang ini diselesaikan

oleh Menteri Dalam Negeri.

(9)

Pasal 13.

Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkan dan mempunyai

daya surut sampai tanggal 1 Januari 1964.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan

pengundangan Undang-undang ini dengan penempatan dalam

Lembaran-Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta

pada tanggal 23 September 1964.

Pd. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

Dr. SUBANDRIO.

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 23 September 1964.

SEKRETARIS NEGARA,

ttd

MOCH. ICHSAN.

(10)

ATAS

UNDANG-UNDANG No. 15 TAHUN 1964

TENTANG

PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG No. 4

TAHUN 1964 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH TINGKAT II DAIRI DENGAN

MENGUBAH UNDANG-UNDANG No. 7 DRT TAHUN 1956 TENTANG

PEMBENTUKAN DAERAH OTONONI KABUPATEN DI PROPINSI SUMATERA

UTARA.

(LEMBARAN-NEGARA TAHUN 1964 No. 9),

MENJADI UNDANG-UNDANG.

UMUM,

1. Undang-undang ini mengubah Daerah tingkat II tapanuli Utara dengan memisahkan

sebagian wilayahnya, yang meliputi 8 (delapan) kecamatan. Wilayah yang

dipisahkan itu dibentuk menjadi Daerah tingkat II Dairi sebagai badan hukum yang

berhak mengatur dan mengurus rumah-tangganya sendiri dengan keuangan sendiri.

2. Untuk Daerah tingkat II Tapanuli Utara yang sebagian wilayahnya telah dipisahkan

itu terus dipakai nama Daerah tingkat II Tapanuli Utara.

Dimana perlu dalam Undang-undang ini pergunakan sebutan Tapanuli Utara lama.

3. Pada penetapan wilayah itu diikuti batas-batas wilayah administrasi Wedana

Koordinator Dairi. Dengan pembentukan ini organisasi koordinasi yang ada di

Daerah tingkat II Tapanuli Utara dihapuskan.

4. Sebagai ibukota Daerah tingkat II Dairi ditetapkan ibukota Kawedanaan Dairi

dahulu.

(11)

5. Jalan pikiran yang diuraikan di atas menjadi dasar pula, dalam menetapkan

kedudukan para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong, Kepala

Daerah dan para anggota Badan Pemerintah Harian i.c. Tapanuli Utara.

Dalam pada itu dengan sendirinya untuk mengadakan penyegaran, maka

pejabat-pejabat Pemerintah Daerah yang tidak sesuai atau tidak dapat lagi mengikuti

jalannya Revolusi, seperti bekas anggota partai/organisasi terlarang, bekas

pemberontak kontra- revolusi, yang tidak dapat membuktikan kesetiaannya terhadap

Panca Sila sebagai falsafah Negara, tidak turut serta aktif melaksanakan

Manipol-Usdek, perlu diberhentikan untuk diganti dengan tenaga-tenaga baru yang progresif

revolusioner, serta mewakili golongan/aliran yang hidup dalam daerah.

6. Untuk Daerah tingkat II Dairi dengan sendirinya perlu dibentuk alat-perlengkapan

Daerah yang baru. Sebelum pengangkatan Kepala Daerah menurut prosedure yang

biasa, Menteri Dalam Negeri menunjuk seorang Penguasa, seperti dimaksud pada

pasal 8, yang menjalankan kekuasaan, tugas dan kewajiban Pemerintah Daerah

hingga Pemerintah Daerah tersusun berdasarkan peraturan-perundangan yang

berlaku.

7. Penyusunan Peraturan ini dilakukan dengan berpegang pada Undang-undang No. 7

Drt tahun 1956, seraya mengubah itu seperlunya, agar perujudan dua Daerah tingkat

II dimaksud pada dasarnya tidak berbeda dalam bentuk dan isinya. Penyeragaman isi

rumah-tangga Daerah dengan Daerah-daerah lain memerlukan ketentuan tersendiri.

8. Hal yang memerlukan perhatian pula ialah penyediaan biaya untuk perlengkapan

pertama organisasi Daerah yang baru dibentuk.

Diharapkan bahwa dalam tempo tiga tahun keperluan itu dapat dicukupi.

9. Keperluan perlengkapan pertama itu tidak saja meliputi organisasi Daerah tingkat II

Dairi, melainkan juga tiap organisasi dinas/jawatan vertikal yang sebagai akibat

pembentukan ini, dipecah menjadi dua organisasi yang harus dibangun secara

memadai.

10. Untuk membedakan Daerah tingkat II Tapanuli Utara di-maksud dalam

Undang-undang No. 7 Drt tahun 1956, dengan Daerah tingkat II Tapanuli Utara berdasarkan

Undang-undang ini, dimana perlu dipergunakan sebutan Tapanuli Utara Lama.

(12)

PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1 dan 2

Lihat penjelasan umum.

Pasal 3.

Jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Daerah tingkat

II Tapanuli Utara dan Dairi ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku dengan

memperhatikan hasil sensus penduduk yang baru lalu.

Pasal 4, 5 dan 6.

Cukup jelas.

Pasal 7.

Persyaratan keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong termaktub

pada pasal 3 dan 4 Penetapan Presiden No. 5 tahun 1960 (disempurnakan). Makna pasal 7

ini bersifat mengadakan penyegaran untuk menetapi ketentuan tersebut.

Dengan sendirinya anggota yang menurut pendapat Kepala Daerah yang

bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan seperti dimaksud pada angka 5 penjelasan

umum, harus diberhentikan.

Dalam hal ini Kepala Daerah sejauh mungkin mendengar pendapat Front Nasional

serta fihak yang bersangkutan.

Pasal 8.

Cukup jelas.

(13)

Pasal 9.

Pada dasarnya ketentuan mengenai penyegaran yang berlaku bagi Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Gotong Royong, berlaku pula bagi BPH. Selain persyaratan keanggotaan

BPH berdasarkan pasal 10 Penetapan Presiden No. 6 tahun 1959 (disempurnakan) juncto

pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 8 tahun 1960, dalam

Undang-undang ini diperlukan pula persyaratan perjuangan sebagaimana berlaku bagi

anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong.

Pasal 10, 11, 12 dan 13.

Cukup jelas.

Mengetahui :

Wakil Sekretaris Negara.

SANTOSO S.H.

Brig. Jend. T.N.I.

Referensi

Dokumen terkait

Yudha Triguna, ed., Estetika Hindu dan Pembangunan Bali, Denpasar: Ilmu Agama dan Kebudayaan Universitas Hindu Indonesia Bekerja Sama dengan Penerbit Widya

Namun hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Hutagulung, Djumahir dan Ratnawati (2013) dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa

Secara keseluruhan hasil penguku- ran, penggunaan metode polygonal modeling dengan menggunakan perang- kat lunak Softimage lebih cocok untuk diaplikasikan untuk pembuatan asset

Indonesia yang akan memasuki era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 ini, harus bisa mempertahankan eksistensi kuliner khas Indonesia di

Strategic Niche Management of Social Innovation: the case of Social Entrepreneurship in the Netherlands1.

3) Soft copy Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati/ Walikota dan Wakil Walikota tingkat Oesa (Formulir Model OAA KWK); 4) Soft copy dokumen yang

Dalam penelitian ini peneliti mengajukan validasi instrument test tertulis materi penjumlahan pecahan dengan beberapa validator setelah peneliti menyerahkan

bahwa dalam rangka menyesuaikan proporsi tambahan bobot jabatan dan perubahan pengertian pegawai, maka perlu mengubah ketentuan dalam Peraturan Walikota Yogyakarta