• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Alergen Pada Anak Dengan Dermatitis Atopik Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Alergen Pada Anak Dengan Dermatitis Atopik Chapter III V"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

` BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif dengan rancangan potong lintang.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian direncanakan dilaksanakan pada bulan Juni 2015 sampai Februari 2016, bertempat di beberapa sekolah di Medan.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi target

Anak dengan dermatitis atopik. 3.3.2. Populasi terjangkau

Anak dengan dermatitis atopik di sekolah TK Riza Sunggal, Smart Aurica School, TK Muhammadiyah, SD no 3 Muhammadiyah, SD Negeri no 060834, SMP Swasta Yayasan Budi Bersubsidi Sunggal, Medan.

3.3.3. Sampel

(2)

3.4. Besar Sampel

Untuk menghitung besar sampel, maka dipergunakan rumus berikut.

Z α = deviat baku alfa 1.96

P = proporsi berdasar kepustakaan = 0,123 Q = 1-P = 1-0.5 = 0.5

d = presisi ditetapkan sebesar 0.15 n = 43

sampel penelitian minimal adalah 43 orang

3.5. Cara Pengambilan Sampel Penelitian

Sampel penelitian diambil dengan cara consecutive sampling

3.6. Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi

3.7.1. Kriteria inklusi:

1. Anak Penderita DA yang berusia 2 – 15 tahun yang didiagnosis berdasarkan kriteria Hanifin dan Rajka.

2. Bersedia ikut serta dalam penelitian dan orang tua menandatangani

informed consent.

3.7.2. Kriteria eksklusi

(3)

2. Menggunakan antihistamin generasi dua kurang 7 hari sebelum dilakukan uji tusuk kulit.

3. Menggunakan kortikosteroid topikal atau sistemik 1 hari sebelum dilakukan uji tusuk kulit.

4. Menderita dermografisme.

5. Terdapat kelainan kulit pada tempat uji kulit. 6. Terdapat riwayat syok anafilaksis.

3.7. Bahan dan Alat

3.7.1. Bahan Penelitian

1. Alergen makanan dan alergen hirup yang digunakan adalah alergen dari

Alyostal produksi Hollister Stier (France). Alergen makanan terdiri dari putih telur, ayam, kacang, terigu, udang. Alergen hirup terdiri dari nyamuk, tungau debu rumah (D. Pteronyssinus) dan kecoa (Blatella germanica) Dipersiapkan pula bahan kontrol positif (histamin) dan kontrol negatif.

2. Kapas alkohol 70% dan NaCl 90%

3.Perlengkapan untuk mengantisipasi kejadian reaksi anafilaksis yaitu epinefrin 1: 1.000 yang telah dimasukkan ke dalam jarum suntik, sebelum uji tusuk dilakukan.

3.7.2. Alat penelitian

1. Lembar hasil uji tusuk kulit

(4)

5. Tisu 6. Timer

7. Penggaris

8. Kertas milimeter block

9. Bantal (yang digunakan untuk mengistirahatkan lengan anak)

3.8 Cara penelitian

3.8.1. Pencatatan data dasar

a. Pencatatan data dasar dilakukan oleh peneliti

b. Pencatatan data dasar meliputi identitas penderita, anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan dermatologis.

c. Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria Hanifin Rajka oleh peneliti bersama dengan pembimbing. Pemeriksaan IgE dan konsul ke bagian mata yang merupakan salah satu poin dalam menilai kriteria minor Hanifin Rajka tidak dilakukan dalam penelitian ini.

d. Kepada orang tua subjek penelitian diberikan lembar informed consent, orang tua subyek penelitian menandatangani lembar informed consent.

3.8.2. Pemeriksaan uji tusuk kulit.

a. Uji tusuk kulit dilakukan oleh peneliti. b. Cara kerja uji tusuk kulit

(5)

2. Area yang akan dilakukan uji tusuk dibersihkan dengan larutan alkohol 70% kemudian NaCl 90% secara sentrifugal. Pada anak yang berumur lebih kecil dapat dipilih bagian punggung, maupun kedua bagian volar lengan bawah, sedangkan anak yang lebih besar dapat dilakukan pada salah satu bagian volar lengan bawah saja.

3. Dengan menggunakan penggaris steril dan balpoin, buat gambar untuk pembatasan ruangan uji tusuk dengan jarak 2 cm.

4. Kemudian lancet ditusukkan pada tetesan alergen dalam posisi 90 derajat. Setiap alergen pada setiap subjek ditusukkan dengan satu jarum. Setiap jarum hanya digunakan satu kali. Alergen yang pertama ditusukkan adalah kontrol negatif (coca filtra) dan yang terakhir adalah kontrol positif (histamin 1%)

5. Sensitisasi dinilai 15-20 menit setelah aplikasi uji tusuk kulit. 6. Sensitisasi positif jika didapati indurasi kemerahan diameter lebih

dari atau sama dengan 3 mm setelah apilkasi uji tusuk kulit, yang diukur dengan kertas milimeter.

7. Hapus sisa alergen dengan tisu

(6)

3.9. Definisi Operasional

1. Umur subyek dalam penelitian ini adalah 2-15 tahun. Umur dihitung berdasarkan tanggal lahir, apabila lebih besar dari 6 bulan dilakukan pembulatan ke atas dan apabila lebih kecil dari 6 bulan dilakukan pembulatan ke bawah.

Cara ukur: wawancara Alat ukur : kuisioner Skala ukur: skala interval.

2. Dermatitis atopik adalah penyakit peradangan kronis dan residif pada kulit, yang paling sering dijumpai pada bayi dan kanak-kanak. Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria Hanifin dan Rajka.

Cara ukur: wawancara dan pemeriksaan klinis Alat ukur : Kriteria Hanifin Rajka

Skala ukur: skala nominal.

3. Hasil uji tusuk kulit adalah hasil dari suatu uji yang simpel dan sederhana untuk menentukan adanya respon alergi yang diperantarai oleh IgE terhadap alergen hirup ataupun alergen makanan untuk membantu diagnosis penyakit alergi pada kulit, saluran pernafasan dan saluran cerna.

(7)

4. Kriteria Hanifin Rajka adalah kriteria untuk menegakkan diagnosis dermatitis atopik yang telah digunakan sejak tahun 1980. Terdiri dari kriteria mayor dan kriteria minor, dimana diagnosis ditegakkan bila telah memenuhi 3 atau lebih kriteria mayor dan 3 atau lebih kriteria minor. Cara ukur: wawancara dan pemeriksaan klinis

Alat ukur : Formulir isian Skala ukur: skala nominal.

5. Alergen makanan adalah ekstrak bahan makanan digunakan untuk uji tusuk kulit, ada 5 jenis yaitu putih telur, ayam, kacang, terigu, udang. Cara ukur: uji tusuk kulit

Alat ukur : kertas milimeter Skala ukur: skala nominal.

6. Alergen hirup adalah ekstrak bahan hirupan yang digunakan untuk uji tusuk kulit, ada 3 jenis yaitu nyamuk, D. pteronyssinus (tungau debu rumah), Blatella germanica (kecoa).

(8)

3.10. Kerangka Operasional

Gambar 3.1 Kerangka Operasional

3.11. Pengolahan dan Analisis Data

1. Data yang terkumpul ditabulasi dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

2. Hasil disajikan secara deskriptif.

3.12. Ethical Clearance

Penelitian ini dilakukan setelah memperoleh ethical clearance dari komite etik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan nomor: 472/KOMET/FK USU/2015.

Anak dengan riwayat dermatitis atopi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

Uji tusuk kulit

Hasil uji tusuk kulit pada subjek penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Data disajikan secara deskriptif

(9)

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini telah dilakukan pemeriksaan uji tusuk kulit dengan reagen kontrol positif, kontrol negatif dan 8 jenis alergen pada 43 orang subjek anak dengan riwayat dermatitis atopik yang dimulai dari bulan Januari 2016 hingga Februari 2016. Seluruh subjek penelitian telah menjalani anamnesis, pemeriksaan fisik, dan selanjutnya telah dilakukan uji tusuk kulit.

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik subjek penelitian yang memiliki riwayat dermatitis atopik berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel-tabel sebagai berikut ini.

4.1.1 Karakteristik berdasarkan usia

Tabel 4.1 Distribusi subjek yang memiliki riwayat dermatitis atopik berdasarkan usia

(10)

oleh anak-anak, baik di negara barat maupun di Indonesia sendiri.40 Dalam penelitian Hua, dan kawan-kawan pada 1.404 anak dermatitis atopik dengan onset penyakit dalam usia 2 tahun pertama, 30,2% anak tetap mengalami DA sampai saat anak berusia diatas 8 tahun.4 Pada penelitian Wistiani dkk, pada tahun 2011 di RSUP Kariadi Semarang, didapatkan anak penderita DA yang paling banyak pada kelompok usia 6-8 tahun.45

4.1.2 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2 Distribusi subjek yang mengalami dermatitis atopik berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin n %

Laki – laki Perempuan

17 26

39,5 60,5

Total 43 100

(11)

4.2. Gambaran alergen dari hasil uji tusuk pada anak dengan dermatitis

atopik

Uji tusuk kulit pada penelitian ini menggunakan reagen Alyostal produksi

Hollister Stier (France) dengan limit hasil positif apabila dijumpai indurasi ≥3 mm. Semua subjek dalam penelitian ini menunjukkan hasil UTK yang positif, minimal dengan satu jenis alergen hirup.

Hasil uji tusuk kulit pada anak dengan dermatitis atopik dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil uji tusuk kulit pada anak dengan dermatitis atopik

(12)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas didapatkan alergen yang menunjukkan reaksi positif paling banyak secara berurutan adalah alergen hirup yaitu tungau debu rumah sebanyak 28 orang (65,1%), kecoa sebanyak 27 orang (62,8%), nyamuk sebanyak 21 orang (48,8%), diikuti alergen makanan yaitu udang sebanyak 17 orang (39,5%), kacang tanah sebanyak 16 orang (37,2%), ayam sebanyak 15 orang (34,9%), terigu sebanyak 11 orang (25,6%), putih telur sebanyak 9 orang (20,9%). Secara keseluruhan tungau debu rumah merupakan alergen yang positif terbanyak dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Natallya dan Barakbah pada tahun 2007 terhadap pasien dermatitis atopik di RSUD dr. Soetomo Surabaya didapatkan alergen terbanyak positif pada UTK adalah tungau debu rumah.44 Penelitian Wistiani dan Notoatmojo pada tahun 2011 di RSUP Kariadi Semarang terhadap anak yang memiliki penyakit alergi didapatkan hasil UTK yang paling banyak adalah tungau debu rumah.45 Penelitian Baldacara pada tahun 2013 di Brazil, pada anak yang memiliki penyakit atopi didapatkan tungau debu rumah sebagai alergen terbanyak positif.1 Demikian pula dari penelitian Kokandi pada tahun 2013 di Arab Saudi, didapatkan alergen terbanyak yang positif pada pasien DA adalah tungau debu rumah.46

Dari berbagai penelitian, sebagian besar pasien DA menunjukkan hasil yang positif terhadap alergen tungau debu rumah.

(13)

pada tahun 2013 di Arab Saudi, didapatkan kecoa adalah alergen terbanyak positif pada pasien DA setelah tungau debu rumah yaitu sebesar 37%.46 Kecoa merupakan salah satu dari alergen indoor yang paling umum ditemukan di seluruh dunia. Protein yang berasal dari feses, saliva, telur dan lapisan kutikula kecoa berperan dalam penyebab penyakit alergi. Alergenisitas ekstrak kecoa telah ditunjukkan terutama dengan uji tusuk kulit, tes provokasi bronkial, dan radioallergosorbent test (RASTs).47

Pada penelitian ini didapatkan alergen ketiga terbanyak yaitu nyamuk sebanyak 21 orang (48,8%). Alergi nyamuk disebabkan sensitisasi terhadap alergen nyamuk yang berasal dari protein dalam saliva nyamuk, dimana menimbulkan respon IgE spesifik sehingga dapat didiagnosis dengan uji tusuk kulit. Pada penelitian Thaha pada tahun 2014 di poliklinik IKKK RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang, didapatkan UTK alergen nyamuk positif ditemukan pada 75% pasien DA yang ikut dalam penelitian.48

Alergen hirup dibagi atas aeroalergen dalam rumah dan diluar rumah. Di daerah tropis seperti Indonesia lebih berpengaruh aeroalergen dalam rumah, misalnya tungau debu rumah yang umumnya terdapat pada kasur, bantal, karpet bulu dan gorden.49 Kecoa umumnya berada di tempat yang hangat dan lembab seperti dapur, kamar mandi dan tempat mencuci.50 Peran aeroalergen pada atopik dilaporkan lebih banyak pada anak yang berusia diatas 2 tahun.12

(14)

makanan positif terbanyak pada anak. Menurut kepustakaan, udang merupakan

seafood yang paling sering menyebabkan reaksi alergi di Malaysia, Thailand dan Cina.51

Penelitian Takumansang pada tahun 2002 yang melakukan uji tusuk kulit dengan alergen makanan pada anak dengan dermatitis atopik yang berusia 2-12 tahun di RSUP Manado, didapatkan hasil yang sedikit berbeda, pada penelitian ini telur adalah alergen makanan tersering (53%) kemudian diikuti dengan udang dan ikan masing-masing sebesar 40%.52

Kacang tanah merupakan alergen makanan dengan hasil positif kedua terbanyak dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 16 orang (37,2%). Penelitian yang dilakukan oleh Faridian B, dan kawan-kawan dengan studi deskriptif metode potong lintang pada tahun 2008 di Semarang, menyatakan bahwa dari 48 pasien DA didapatkan 23 orang (43%) yang alergi kacang tanah dari hasil uji tusuk kulit.53

(15)

Yang paling sedikit persentase positif dalam penelitian ini adalah putih telur yaitu sebanyak 9 orang (20,9%). Pada penelitian Candra dkk, pada tahun 2007 di RS Cipto Mangunkusumo, didapatkan anak yang hasil uji tusuk kulitnya positif terhadap putih telur yaitu sebesar 8,8%.54 Pada penelitian Sidabutar dkk pada tahun 2011 di RS Cipto Mangunkusumo mendapatkan anak dengan dermatitis atopik yang positif terhadap putih telur yaitu 8 orang, sedangkan yang positif terhadap kuning telur hanya sebanyak 3 orang dari 29 sampel.55 Protein telur yang alergenik terutama terdapat pada bagian putih telur, yaitu ovomucoid, ovalbumin, ovotransferin, dan lisozim.56

Jenis alergen tersering yang ditemukan pada tiap penelitian berbeda-beda, dipengaruhi oleh usia, pola diet atau makanan yang dikonsumsi, jenis pajanan di suatu daerah, dan metode penelitian yang dipergunakan.12

(16)

4.3 Karakteristik alergen berdasarkan distribusi kelompok usia dan jenis

kelamin

4.3.1 Karakteristik alergen berdasarkan distribusi kelompok usia

Tabel 4.4 Karakteristik distribusi alergen terhadap kelompok usia Kelompok usia Alergen alergen hirup adalah 44,4%, sedangkan yang positif terhadap alergen makanan dan hirup adalah sebesar 32,4%. Pada kelompok anak yang berusia 6-15 tahun didapatkan yang positif terhadap alergen hirup saja sebesar 55,6%, sedangkan yang positif terhadap alergen makanan dan hirup yaitu 67,6%. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa semua subjek penelitian positif terhadap alergen hirup, namun tidak semua alergi terhadap alergen makanan. Dari kedua kelompok tidak ada yang hanya positif terhadap alergen makanan saja. Pada kelompok anak yang lebih besar (6-15 tahun), persentase anak yang tersensitasi dengan alergen hirup saja lebih besar dibandingkan dengan kelompok anak 2-5 tahun.

(17)

tahun positif terhadap alergen hirup dan makanan, sedangkan anak yang berusia diatas 5 tahun lebih sering positif terhadap alergen hirup. Hasil serupa juga didapatkan oleh Sidabutar dkk, pada tahun 2011 Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. 55,58

Pada penelitian Fiocchi et al terhadap anak 0-15 tahun, pada tahun 2015 di Italia, mendapatkan kelompok anak yang berusia dibawah 5 tahun lebih cenderung positif terhadap alergen makanan dibandingkan dengan anak yang lebih besar.59

4.3.2 Karakteristik alergen terhadap distribusi jenis kelamin Tabel 4.5 Karakteristik distribusi alergen terhadap jenis kelamin

Jenis kelamin Alergen

Dari tabel 4.5 distribusi jenis kelamin terhadap kepositifan UTK, didapatkan jenis kelamin laki-laki positif terhadap alergen hirup saja sebesar 66,7%, dan positif terhadap alergen makanan dan hirup sebesar 32,4%. Sedangkan perempuan positif terhadap alergen hirup saja 33,3% dan positif terhadap alergen makanan dan hirup sebesar 67,6%. Tidak terdapat subjek penelitian yang positif terhadap alergen makanan saja.

(18)

penelitian Natallya yang juga tidak menemukan perbedaan reaktifitas terhadap alergen.44 Pada penelitian Bordignon pada tahun 2006, yang melakukan uji tusuk dengan histamin, didapatkan bahwa subjek laki-laki lebih banyak menunjukkan hasil positif.60 Demikian pula, penelitian Haahtela et al pada tahun 2007 di Imatra, mendapatkan hasil uji tusuk kulit pada remaja usia 15-17 didapatkan jenis kelamin laki-laki lebih reaktif.61

(19)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pada penelitian ini dijumpai hasil uji tusuk positif terhadap 8 alergen dengan urutan dari yang terbanyak yaitu tungau debu rumah, kecoa, nyamuk, udang, kacang tanah, ayam, terigu dan putih telur.

2. Tungau debu rumah merupakan alergen yang paling banyak positif.

3. Pada kelompok umur 2-5 tahun yang positif terhadap alergen hirup adalah 44,4%, sedangkan yang positif terhadap alergen makanan dan hirup adalah sebesar 32,4%. Pada kelompok anak yang berumur diatas 5 tahun didapatkan yang positif terhadap alergen hirup saja sebesar 55,6%, sedangkan yang positif terhadap alergen makanan dan hirup yaitu 67,6%.

4. Pada kelompok jenis kelamin laki-laki positif terhadap alergen hirup saja sebesar 66,7%, dan positif terhadap alergen makanan dan hirup sebesar 32,4%. Sedangkan perempuan positif terhadap alergen hirup saja 33,3% dan positif terhadap alergen makanan dan hirup sebesar 67,6%.

5.2 Saran

(20)

2. Dengan mengingat tungau debu rumah sebagai alergen terbanyak positif dalam penelitian ini, maka dapat disarankan kepada orang tua penderita dermatitis atopik untuk dapat mendukung penghindaran dari sumber-sumber tungau debu rumah untuk mengurangi eksaserbasi dan mencegah

atopic march di masa yang akan datang.

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Operasional
Tabel 4.1 Distribusi subjek yang memiliki riwayat dermatitis atopik berdasarkan usia
Tabel 4.3 Hasil uji tusuk kulit pada anak dengan dermatitis atopik
Tabel 4.4 Karakteristik distribusi alergen terhadap kelompok usia
+2

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu caranya adalah dengan mulai memilih, membeli, dan menggunakan produk-produk kayu dan turunannya seperti kertas dan tisu yang diproduksi secara lestari,

3) Beberapa studi juga memasukan kemungkinan terjadinya induced trip dan mode transfer trip. Misalnya, Colin Buchanan and Partners atas nama Direktorat Jendrak Purhubungan

Perbedaan tarif angkutan kota (mikrolet) berdasarkan biaya operasi kendaraan antara trayek Terminal Kupang-Penfui dan Trayek Terminal Kupang-Perumnas dipengaruhi oleh

bertumpuknya debu atau kotoran lain bila perlu diberi alas papan. Dinding dibuat licin. Hindari pembuatan sudut dinding dan lantai yang tajam. Gudang digunakan untuk penyimpanan

Akan tetapi, cara ini memiliki keterbatasan, yaitu jumlah sel terhitung biasanya lebih kecil dari sebenarnya (kemungkinan besar 1 koloni dapat berasal lebih dari

Angkatan Darat adalah daftar tanda pangkat yang digunakan di Tentara Nasional.. Indonesia Angkatan Darat hingga saat

Terbentuknya patahan "ber;ar" di Sumatera misalnya, bermula jutaan tahun lampau saat Lempeng (Samudra) Hindia-Australia menabrak secara menyerong bagian barat

Ibu premenopause diharapkan dapat meminimalkan kecemasan dengan menjaga kesehatan tubuh, menganggap bahwa menjalankan pekerjaan adalah suatu hiburan yang dilakukan dengan