See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/287686683
STRATEGI KREATIF USAHA KULINER
INDONESIA UNTUK MEMPERLUAS PASAR KE
KAWASAN ASIA TENGGARA DALAM ERA ....
Conference Paper · March 2015
DOI: 10.13140/RG.2.1.3886.8563
CITATIONS
0
READS
2,001
2 authors:
Imam Maulana
Universitas Singaperbangsa Karawang 5PUBLICATIONS 12CITATIONS
SEE PROFILE
Arus Reka Prasetia
Universitas Widyatama 14PUBLICATIONS 1CITATION
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Arus Reka Prasetia on 22 December 2015.
STRATEGI KREATIF USAHA KULINER INDONESIA
UNTUK MEMPERLUAS PASAR KE KAWASAN ASIA TENGGARA
DALAM ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
Imam Maulana1, Arus Reka Prasetia2
1. Mahasiswa FDKV Universitas Widyatama Jalan Cikutra 204A, Bandung
imam.maulana@widyatama.ac.id
2. Universitas Widyatama Jalan Cikutra 204A, Bandung
reka.prasetia@widyatama.ac.id
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara ribuan kepulauan dengan aneka ragam suku bangsa dan budaya. Kekayaan budaya bukan hanya berupa kesenian, arsitektur , maupun norma-norma lokal hasil cipta, karya, dan karsa penduduk pribumi di suatu daerah. Keahlian dalam mengolah kuliner hingga menghasilkan santapan bercita rasa lezat merupakan bagian dari budaya. Makanan khas suatu negara dapat membentuk identitas negara itu di luar negeri, sehingga menjadi bagian dari daya tarik wisata serta menjadi lahan bisnis yang menguntungkan. Tulisan ini disusun secara komprehensif dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif, proses interaksi komunikasi yang mendalam terhadap narasumber, serta pendekatan induktif dalam pengungkapan fakta dan analisis data. Indonesia yang akan memasuki era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 ini, harus bisa mempertahankan eksistensi kuliner khas Indonesia di dalam negeri dan memperluas pasarnya ke seluruh Asia Tenggara dengan cara strategi kreatif yang menawan, melalui peningkatan pelayanan, kualitas makanan, tempat makan, higienis, strategi pemasaran, inovasi, hingga konsep suasana makan yang menarik. Usaha kuliner pasti berkembang pesat, karena bertambahnya populasi manusia pada setiap negara, gaya hidup yang selalu berubah-ubah, serta selera manusia yang beragam. Kuliner asal Indonesia dapat bersaing dengan kuliner lainnya yang ada di ASEAN, karena memiliki kekhasan dan keunggulan kompetitif dalam cita rasa, pelayanan, dan harga .
Kata kunci: kuliner, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), strategi kreatif, keunggulan kompetitif
1.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan industri kuliner di Indonesia akan tetap baik bahkan terus mengalami kenaikkan pada tahun-tahun mendatang. Industri kuliner masih akan tetap menjadi andalan sektor industri pengolahan non migas. Pertumbuhan industri kuliner tetap tumbuh dan menjadi sektor andalan karena didukung oleh kuatnya permintaan di dalam negeri, yang diakibatkan oleh semakin meningkatnya konsumen kelas menengah di dalam negeri. Semakin besar dan terbukanya pasar di dalam negeri yang menjadi daya tarik, namun akan menimbulkan ancaman
masuknya produk sejenis dari negara lain.[1]
Oleh karena itu, diperlukan upaya yang serius dalam meningkatkan daya saing, dengan mengatasi sejumlah permasalahan,
seperti infrastruktur, kompetensi dan
produktivitas tenaga kerja, iklim investasi dan teknologi, serta kondisi kelembagaan birokrasi. Indonesia saat ini berpartisipasi aktif di dalam forum Codex Allimentarius Commission (CAC) yang bertujuan untuk membahas standar mutu dan keamanan
pangan dunia yang terkait dengan
kepentingan industri.[1]
Proses integrasi dari perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 ini, sektor pangan merupakan salah satu sektor yang semakin dipercepat
pelaksanaannya. Pembahasan dilakukan
melalui Prepared Foodstuff Product
Working Group yang merupakan bagian dari Forum ASEAN Consultative Committee dan perintisan saling pengakuan untuk sektor
Upaya yang dilakukan pemerintah saat ini dan ke depan adalah meningkatkan mutu produk industri agro dengan melakukan pelatihan cara produksi yang baik serta meningkatkan jumlah produk industri agro
untuk diberlakukan Standar Nasional
Indonesia (SNI). Selain itu, mengurangi ketergantungan impor dan kurangnya bahan baku industri makanan dan minuman, dengan fasilitasi dan koordinasi dengan
instansi terkait untuk peningkatan
produktivitas dan efisiensi on farm.
Pemerintah pun terus berupaya mendorong pengintegrasian antara hulu dengan hilirnya. Upaya lainnya adalah pembatasan ekspor
produk primer serta diversifikasi
penggunaan bahan baku alternatif.[1]
Selain itu, pemerintah juga memperkuat rantai pasok industri makanan dan minuman dari hulu-hilir, melalui bantuan penguatan penanganan pasca panen dan fasilitasi sistem
distribusi.[1] Asosiasi Perusahaan Jasa Boga
Indonesia (APJI) siap melirik kembali ekspor produk kuliner dan jasa boga untuk
pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir.[2]
Di dunia politik ada istilah food diplomacy, semacam cara mendekatkan hubungan dua, atau lebih negara melalui makanan khas masing-masing. Lewat diplomatik makanan itu, Obama berhasil menarik perhatian masyarakat Indonesia dan bahkan dunia. Promosi Obama soal bakso ini tak dinyana membuat sejumlah situs berita Amerika Serikat tertarik mengulas lebih jauh soal kuliner asal Indonesia itu. Mulai dari variasi bakso hingga resep pembuatannya.
Pamor bakso pun melambung. Media global ternama seperti CNN bahkan memasukkan bakso ke dalam daftar 40 makanan terlezat di Indonesia. Media asal Amerika Serikat itu, menyebut bakso sebagai makanan favorit para pelajar. Tak hanya bakso, CNN juga pernah menobatkan kuliner asal Indonesia lainnya, rendang, dalam daftar makanan terlezat di dunia. Santapan berupa daging sapi yang diolah dengan santan hingga kering itu masuk dalam urutan ke-11 dari 50 daftar makanan terenak di dunia.
Urutan itu berdasar polling yang dilakukan di situs jejaring sosial. Rendang menjadi satu-satunya kuliner asal Indonesia yang masuk dalam daftar. Mengalahkan kelezatan
Kebab Turki, Lasagna Italia, Fajitas
Meksiko, atau Pho Vietnam. Tak hanya kelezatan rendang atau bakso saja yang mampu menggoyang lidah para pecinta kuliner dunia. Baru-baru ini, World Street Food Congress di Singapura, menempatkan empat makanan khas nusantara dalam daftar 20 kuliner kaki lima terbaik di dunia. Bahkan, salah satunya berhasil menempati peringkat pertama. Soto Ayam Ambengan Pak Sadi Asli yang sukses menyabet urutan teratas sebagai kuliner kaki lima terbaik dunia. Disusul Sate Ayam Barokah Haji Basiri di peringkat enam, Nasi Campur Ayam Kampung Khas Bali Made Weti di peringkat 11, dan Rumah Makan Nasi Kapau di peringkat 16.
2.
MODEL, ANALISIS, DESAIN,
DAN IMPLEMENTASI
Proses tulisan ini sepenuhnya berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode kualitatif yang masih bersifat subjektif, analisis dari berbagai studi literatur, hasil analisis media cetak ataupun online, serta berbagai pendapat dari para praktisi bisnis bidang industri kuliner di Indonesia.
2.1.
Strategi Kreatif
Strategi kreatif merupakan langkah yang dilakukan setiap perusahaan dalam rangka
mencapai tujuan pemasaran, meliputi[3]:
1. Penetapan target market/audience.[3]
2. Perencanaan media.[3]
3. Perencanaan pesan kreatif.[3]
4. Kebijakan eksekusi gaya dan daya tarik
pemasaran.[3]
Strategi kreatif bertujuan pula untuk
menciptakan iklan sebagai senjata
pemasaran yang efektif (branding, promosi,
positioning).[3][4] Strategi kreatif untuk
periklanan dilakukan dengan menjawab
pertanyaan berikut[3]:
1. What: apa tujuannya?[3]
2. Who: siapa khalayak yang akan
dijangkau?[3]
3. When: kapan iklan dipasang?[3] 4. Where: dimana iklan dipasang?[3] 5. Why: mengapa harus demikian?[3] 6. How: bagaimana bentuk iklannya?[3]
menelurkan hasil yang berbeda dengan yang
sudah ada.[3]
Strategi pemasaran adalah tahapan kreatif yang kontinyu, yang diupayakan oleh suatu perusahaan atau organisasi guna mencapai
target pemasaran terbaik dengan
merealisasikan secara optimal kepuasan pelanggan. Strategi pemasaran memiliki
posisi vital dalam peranannya untuk
mencegah penurunan jumlah penjualan dan pelanggan serta merosotnya daya saing
produk di pasaran.[5]
Proses penjualan akan mampu berjalan secara terkontrol dan dinamis dengan adanya sebuah strategi marketing kreatif yang baik. Strategi yang diharapkan adalah metode, teknik, dan gaya yang baru yang ditujukan untuk kepuasan konsumen. Meningkatkan kenyamanan konsumen adalah faktor kunci yang selalu menjadi dasar setiap strategi pemasaran yang kreatif, disamping itu kualitas yang terjaga dan konsisten dari sebuah produk adalah poin penting lainnya
bagi berlangsungnya sebuah strategi
pemasaran yang kreatif.[5]
Karena itu, dalam bentuk bisnis apapun, meskipun sudah mencapai/menjadi market leader sekalipun, tetap perlu ada strategi yang lebih dahsyat lagi secara terus-menerus
sehingga bisa mencegah “kaburnya”
konsumen. Ada beberapa hal yang bisa
dilakukan untuk mencegah “kaburnya”
konsumen atau setidaknya meminimalkan
hal tersebut diantaranya[5]:
1. Senantiasa mengikuti perkembangan
keinginan konsumen secara rutin dan lebih detil. Mengetahui dan memiliki
detil karakter atau keinginan
target market dan konsumen merupakan hal yang sangat penting, karena bisa
dijadikan salah satu acuan untuk
melakukan berbagai pengembangan yang sesuai dengan keinginan sebenarnya dari
para konsumen tersebut.[5]
2. Berikan lebih banyak kemudahan
dibanding yang lainnya (juga tentu dibanding kompetitor), baik kemudahan dalam pelayanan, kemudahan dalam transaksi, maupun kemudahan lainnya. Ini penting dilakukan, supaya semakin lama konsumen semakin merasa nyaman dengan produk/jasa dan pelayanan, sehingga konsumen merasa enggan
mencoba atau bahkan beralih ke
produk/jasa yang lain atau berpindah ke
kompetitor.[5]
3. Secara rutin berikan berbagai penawaran
yang benar-benar sangat menarik,
terutama jika dibanding dengan
penawaran yang diberikan kompetitor.[5]
4. Selain memberikan layanan yang
optimal, termasuk purna jualnya yang memuaskan, berikan pula pengembangan kualitas produk dan jasa yang sesuai
dengan keinginan target market.[5]
5. Berikan garansi yang meyakinkan,
sehingga jika ada konsumen yang tidak puas dengan produk atau jasa yang diperoleh, maka konsumen masih bisa diberikan sesuatu penawaran yang lebih menarik yang bisa membuat tidak merasa kecewa dengan keputusan yang telah
diambil.[5]
6. Ketahui dengan lebih bijak apa saja yang
sebenarnya masih menjadi kekurangan
jika dibandingkan dengan kompetitor.[5]
Memanfaatkan fasilitas internet untuk
memasarkan produk usaha saat ini adalah
sesuatu yang sangat umum. Buatlah
perbedaan dengan cara lebih mendalami media ini. Sampai saat ini, internet marketing merupakan strategi kreatif yang
terbukti mampu meningkatkan upaya
penjualan secara lebih maksimal.
Cara menerapkan strategi kreatif ini agar bisnis/usaha yang dijalankan tidak salah
langkah, antara lain[6]:
1. Pastikan membidik pasar yang tepat
dengan mengakses riset pasar yang dapat diandalkan. Ketetapan adalah elemen
penting dari pemasaran kreatif.[6]
2. Melakukan sesi brainstorming dimana
setiap pertanyaan dari empat pertanyaan pemasaran kreatif dipikirkan secara
mendalam.[6]
3. Pertimbangkanlah strategi pemasaran
kreatif yang ingin dijalankan secara realistis untuk melampaui upaya pesaing saat ini.[6]
4. Temukan cara untuk memperluas
pemasaran dan penawaran. Usahakan agar tetap segar, menarik, tepat sasaran,
dan unik.[6]
2.2.
Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA)
akan menjadi fokus MEA pada tahun 2015 ini, yang dapat dijadikan suatu momentum yang baik untuk Indonesia.
Pertama, negara-negara di kawasan Asia
Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi, maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.
Kedua, MEA akan dibentuk sebagai
kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi, sehingga memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, hingga e-commerce. Dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil, terdapat perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-agen
perlindungan konsumen, mencegah
terjadinya pelanggaran hak cipta,
menciptakan jaringan transportasi yang
efisien, aman, dan terintegrasi,
menghilangkan sistem Double Taxation, dan meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online.
Ketiga, MEA pun akan dijadikan sebagai
kawasan yang memiliki perkembangan
ekonomi yang merata, dengan
memprioritaskan pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kemampuan daya saing dan dinamisme dari UMKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi terkini, kondisi pasar, hingga pengembangan sumber daya manusia dalam hal peningkatan kemampuan, keuangan, serta teknologi.
Keempat, MEA akan diintegrasikan secara
penuh terhadap perekonomian global dengan
membangun sebuah sistem untuk
meningkatkan koordinasi terhadap negara-negara anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara pada jaringan pasokan global melalui pengembangan paket bantuan teknis kepada negara-negara anggota ASEAN yang kurang berkembang. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri dan produktivitas, sehingga tidak hanya terjadi peningkatkan partisipasi mereka pada skala regional, namun juga memunculkan inisiatif untuk terintegrasi secara global.
Berdasarkan ASEAN Economic Blueprint, MEA menjadi sangat dibutuhkan untuk memperkecil kesenjangan antara negara-negara ASEAN dalam hal pertumbuhan
perekonomian dengan meningkatkan
ketergantungan dari seluruh anggotanya didalam organisasi. MEA berupaya dapat
mengembangkan konsep meta-nasional
dalam rantai suplai makanan, dan
menghasilkan blok perdagangan tunggal yang dapat menangani dan bernegosiasi dengan eksportir dan importir non-ASEAN.
Bagi Indonesia sendiri, MEA akan menjadi kesempatan yang baik, karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia. Di sisi lain, muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa permasalahan
homogenitas komoditas yang akan
diperjualbelikan (Santoso, 2008). Dalam hal ini competition risk akan muncul dengan
banyaknya barang impor yang akan
mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia, sehingga akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negeri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi negara Indonesia sendiri.
Pada sisi investasi, kondisi ini dapat
menciptakan iklim yang mendukung
masuknya Foreign Direct Investment (FDI)
yang dapat menstimulus pertumbuhan
ketersediaan sumber daya alam yang
terkandung.[9]
Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat
kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja, karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Dalam hal ini dapat memunculkan risiko ketenagakarejaan bagi Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan
produktivitas, Indonesia masih kalah
bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand, serta pondasi industri yang bagi Indonesia sendiri membuat Indonesia berada pada peringkat keempat di ASEAN.
Dengan hadirnya era perdagangan bebas MEA ini, Indonesia memiliki peluang untuk memanfaatkan keunggulan skala ekonomi dalam negeri sebagai basis memperoleh keuntungan. Namun demikian, Indonesia masih memiliki banyak tantangan dan risiko-risiko yang akan muncul bila MEA telah diimplementasikan. Oleh karena itu, para risk professional diharapkan dapat lebih peka terhadap fluktuasi yang akan terjadi, agar dapat mengantisipasi risiko-risiko yang muncul dengan tepat. Selain itu, kolaborasi yang apik antara otoritas negara dan para pelaku usaha diperlukan, infrastrukur baik secara fisik dan sosial (hukum dan kebijakan) perlu dibenahi, serta perlu adanya peningkatan kemampuan serta daya saing tenaga kerja dan perusahaan di Indonesia.
2.3.
Wisata Kuliner
Kuliner merupakan kata yang diadopsi dari istilah dalam bahasa Inggris, Culinary. Dalam Britannica, didapatkan pengertian tentang kuliner sebagai berikut:
”The word culinary derives from the
latin word culina, meaning kitchen. It is commonly used as reference to things related to cooking or the culinary profession. The culinary profession is cooking or preparing food as a profession, i.e. chefs,
restaurant management, dieticians,
nutritionists, etc”.
Sementara menurut kamus Inggris Indonesia John M. Echols (1993:159), Culinary diartikan sebagai yang berhubungan dengan dapur atau masakan. Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa secara harafiah, kuliner adalah dapur yang biasa digunakan
untuk merujuk pada sesuatu yang
berhubungan dengan memasak atau profesi kuliner. Profesi kuliner sendiri dapat diartikan sebagai profesi untuk memasak atau mempersiapkan makanan, seperti chefs, management restaurant, ahli penata diet, ahli gizi, dan sebagainya. Jadi yang dimaksud dengan wisata kuliner itu adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati makanan atau minuman.
Daya tarik utama dari wisata kuliner adalah produk makanan. Produk makanan adalah hasil proses pengolahan bahan mentah menjadi makanan siap dihidangkan melalui kegiatan memasak (Farida Arifianti:38). Lebih lanjut, Davis dan Stone (1994:44) mengemukakan, bahwa karakteristik fisik dari produk makanan dan minuman antara lain kualitas, penyajian, susunan menu, porsi makanan, siklus hidup produk, dekorasi ruang maupun pengaturan meja. Sebagian makanan dan minuman disajikan dan disediakan di restoran yaitu suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara
komersial, yang menyelenggarakan
pelayanan dengan baik kepada semua tamunya, baik berupa makanan maupun minuman (Marsum W.A., 1991:7).
Selain restoran, tempat penjualan makanan dan minuman yang banyak berdiri adalah warung makan, yaitu tempat penjualan makanan pokok dalam skala lebih kecil dan lebih sederhana daripada restoran, dan toko atau pusat jajanan yaitu tempat yang secara khusus hanya menjual makanan kudapan yang sebagian besar berupa makanan kering (Hasan Saputro, 2004:12-13).
akan makanan dengan rasa rempah-rempahnya. Para wisatawan ini tidak segan-segan membayar mahal untuk menikmati suatu hidangan. Perubahan gaya hidup masyarakat juga telah terjadi, masyarakat makan tidak hanya untuk mengenyangkan perut saja, tetapi juga mencari suasana dan pelayanan yang prima sebagai bagian dari sajian makanan yang telah dipesan. Banyak wisatawan, domestik atau mancanegara, yang menyempatkan waktu untuk berburu makanan dan minuman khas daerah yang ada, di sela-sela kegiatannya berwisata.
Oleh karena itu, perlu dicari solusi kreatif agar potensi wisata kuliner di Indonesia dapat dioptimalkan, terutama setelah era perdagangan bebas MEA telah diterapkan, maka potensi wisata kuliner yang ada di
Indonesia sudah harus mampu
memperlihatkan keunggulan kompetitif dan diferensiasi dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara. Perencanaan dan pengelolaan wisata kuliner yang kreatif, inovatif, dan atraktif, akan membuat usaha kuliner di dalam negeri tetap eksis dan
mampu menjadi “tuan rumah” di negeri
sendiri, tanpa takut akan adanya ancaman dari negara-negara yang terlibat di dalam MEA..
2.3.1.
Wisata Kuliner Indonesia
Indonesia memiliki ragam makanan
tradisional, tiap daerah memiliki makanan khasnya masing-masing. Berbeda pulau saja makanan khasnya beragam apalagi yang satu pulau pasti memiliki aneka ragam makanan khas. Makanan Indonesia dapat dijumpai di beberapa tempat seperti di tenda, lesehan, dan dipinggir jalan.
Gambar 1. Warung Tenda[10]
Gambar 2. Warung Lesehan[11]
Banyak orang yang memilih jajanan kaki lima ditempat tersebut selain harganya terjangkau rasanya juga sangat enak. Akantetapi wisata kuliner di Indonesia masih ada kelemahannya salah satunya yaitu dari segi kebersihannya yang masih harus ditingkatkan agar jadi lebih bersih dan terjamin makanannya sehat.
2.3.2.
Wisata Kuliner ASEAN
Di negara anggota ASEAN lainnya juga memiliki wisata kuliner, seperti Malaysia, Thailand, singapur. Di Negara Malaysia yang menjadi pusat wisata kuliner yang paling meriah yaitu di Jalan Alor. Kuliner jajanan di Malaysia berbeda sekali dengan di Indonesia karena di Malaysia jajanan kuliner yang ada makanan yang dijajakan mayoritas berasal dari restoran permanen di pinggir jalan, bukan kaki lima seperti biasanya. Namun, kursi dan mejanya digelar hingga memenuhi separuh badan jalan sehingga terkesan sangat ramai. Ditambah lagi lampion-lampion yang digantung sepanjang jalan menambah semarak suasana yang
sudah ramai. Makanan yang dijual
kebanyakan masakan Cina, karena memang pemiliknya adalah warga Malaysia etnis Tionghoa. Ciri khas dari Jalan Alor adalah
para sales restoran berlomba-lomba
menawarkan menu kepada setiap pejalan kaki yang lewat. Tidak perlu merasa terganggu, meski lumayan intens mendekati Anda, mereka cukup sopan. Kalau Anda tidak mau cukup geleng-geleng atau diam saja, mereka pun tidak masalah apalagi
sampai marah-marah.[12]
diragukan lagi. Konon, makanan Thailand adalah salah satu jenis makanan yang paling disukai di seluruh dunia disamping makanan China. Banyak yang mengatakan bahwa makanan khas suatu negara biasanya justru
dapat dengan mudah ditemukan di ’jalanan’.
Tentu saja jangan takut mencoba makanan pinggir jalan di sana, karena higienitas para
penjual jauh melebihi kebiasaan di
Indonesia. Mereka memakai celemek,
topi/hairnet, bahkan kertas pembungkus makanan pun baru, bukan bekas ujian seperti
kebiasaan para penjual di Indonesia.[13]
Gambar 3. Tempat Makan di Thailand[13]
Oleh karena itu, silahkan membaca daftar makanan Thailand yang paling terkenal, dilengkapi dengan bahasa dan tulisan Thailandnya, untuk mempermudah jika kita ingin memesannya di restauran dengan
pelayan yang tidak mengerti bahasa
Inggris.[13]
2.4.
Ekspor Kuliner Indonesia
Kementerian Perdagangan (Kemendag) saat ini tengah giat dalam melakukan diplomasi mengenalkan produk-produk kuliner khas Indonesia ke mancanegara. Kemendag sedang mengatur strategi meningkatkan ekspor kuliner Indonesia, salah satunya
dengan memanfaatkan peran
consolidated.[14]
Pengusaha berperan sebagai consolidated, baik di Indonesia atau di luar negeri. Pengusaha yang mengumpulkan produk dari
perusahaan produsen dan kemudian
menjadikannya satu, sehingga mudah untuk
dikombinasikan yang tepat guna diekspor.[14]
Kemendag telah memfasilitasi para diaspora Indonesia di luar negeri untuk melahirkan entrepreneur skala kecil dan menengah yang
akan berperan sebagai consolidated.
Kemendag juga memiliki strategi untuk
memanfaatkan custom broker atau pialang kebeacukaian guna memudahkan produk kuliner Indonesia masuk ke pasar luar
negeri.[14]
Kemendag saat ini tengah berupaya keras mendorong para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) bidang kuliner untuk mengekspor makanan olahan rendang ke Belanda. Saat ini di Belanda ada sekitar 1.500 restoran yang menyajikan masakan Asia, dan 30 persennya merupakan restoran dengan kuliner khas Indonesia. Artinya, kuliner khas Indonesia cukup kuat untuk
pasar kuliner di Belanda.[15]
Pengaruh dari potensi untuk menembus pasar kuliner Eropa yang ternyata sungguh
menjanjikan, maka Kemendag sangat
mengapresiasi langkah para UKM yang mulai melakukan inovasi dalam industri kuliner seperti pengemasan produk "Bumbu Rendang UD Gerak Tani" dan kuliner olahan siap saji "Rendang Daging ASESE". Kemendag senantiasa mendorong dunia usaha untuk melakukan upaya pemberian nilai tambah terhadap produk kuliner ini, walaupun potensi ekspor rendang ini tidak terlalu signifikan secara nilai, tetapi perlu diingat bahwa ekspor itu bukan sesuatu yang bisa terwujud dalam satu hari. Intinya, UKM bidang kuliner harus mampu menjaga
kualitas produknya serta melakukan
pengemasan demi meningkatkan daya
saingnya.[15]
Melalui acara “Authentic Indonesia: Food
Tasting and Workshop” yang diadakan di
Konsulat Jenderal Republik Indonesia
(KJRI) Los Angeles (LA) pada tahun 2014 silam, berbagai produk kuliner dan rempah-rempah asli Indonesia dipromosikan. Acara ini sebagai hasil kerja sama antara KJRI LA,
Indonesia Trade Promotion Center (ITPC)
LA, dan perusahaan eksportir produk kuliner dan rempah-rempah Indonesia. Acara ini merupakan bukti bahwa promosi kuliner di Amerika Serikat menjadi salah satu fokus untuk meningkatkan ekspor produk kuliner
Indonesia ke Amerika Serikat.[16]
Indonesia di Los Angeles, serta mendorong dan mengembangkan gairah kewirausahaan, khususnya yang terkait usaha kuliner dan
distribusi produk makanan.[16]
Ke depan, acara promosi serupa akan terus dilaksanakan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia di negara lain. Khusus untuk kawasan di Asia Tenggara, pihak Kemendag akan melakukan acara yang lebih konstruktif dengan skala lebih besar, guna mempromosikan kuliner khas Indonesia. Diharapkan, produk kuliner khas Indonesia akan lebih dikenal di mancanegara, serta memberikan manfaat kepada masyarakat di mancanegara yang peduli tentang gaya
hidup makanan sehat.[16]
Gambar Data Perkembangan Sektor Nonmigas (SEKTOR)[17]
Data Diolah
2.5.
10 Kuliner Indonesia Terkenal
di Luar Negeri
Makanan di Indonesia memang beragam, akan tetapi, berdasarkan beragam data yang diperoleh, ternyata ada beberapa makanan asal Indonesia yang sangat terkenal di luar
negeri. Makanan khas Indonesia ini
memiliki kesempatan/peluang terbesar untuk memperluas pasar ke seluruh Asia Tenggara di era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Berikut 10 makanan Indonesia yang paling terkenal di
luar negeri[18]:
1. Rendang
Makanan yang merupakan ciri khas dari daerah asal Padang, Sumatera ini ternyata sangat terkenal oleh turis dari luar negeri. Bahkan, masakan rendang ini menjadi makanan terenak dunia nomor wahid di beberapa halaman situs populer. Umumnya rendang terbuat dari bahan daging sapi, namun dapat juga di gunakan daging lain seperti kambing,
ayam, dan banyak lainnya.[18]
Gambar 1. Rendang[18]
Data diolah
Gambar 1.1. Rendang kemasan kaleng[19]
2. Sate
Makanan yang ditusuk dengan
menggunakan tusukan bambu/kayu ini ternyata adalah makanan yang diminati orang-orang luar negeri saat datang ke
Indonesia. Daging yang digunakan
sebagai bahan pokok dari pembuatan sate pun bermacam-macam seperti ayam,
kambing, kelinci, dan lain-lain.[18]
Gambar 2. Sate[18]
3. Bakso
Obama, mengingat makanan ini sebagai
salah satu favorit dirinya ketika
mengunjungi Indonesia.[18]
Gambar 3. Bakso[18]
4. Nasi Goreng
Hidangan nasi goreng yang berasal dari Asia dikenal memiliki rasa manis yang berasal dari saus kecap manis. Nasi goreng memiliki bahan dasar berupa nasi, yang kemudian ditumis pada suhu tinggi, dicampur dengan telur dan bumbu dapur lainnya, kemudian dihidangkan dengan acar umumnya, namun dapat di tambahkan dengan berbagai macam
makanan lain.[18]
Gambar 4. Nasi Goreng[18]
5. Gado-gado dan Ketoprak
Gado-gado dan ketoprak khas Indonesia ini sering disebut-sebut sebagai salah satu salad populer yang berasal dari Indonesia. Hal ini dikarenakan bahan utama gado-gado dan ketoprak yang
menggunakan sayuran.[18]
Gambar 5. Gado-gado dan Ketoprak[18]
6. Pempek
Asal usul makanan ini ternyata juga berasal dari para pedagang Cina yang berkelana ke Palembang. Nama awal dari
pempek ternyata berasal dari sebutan 'apek' (lelaki tua) yang berasal dari Cina, pada saat itu apek ini tinggal di tepian sungai dimana tangkapan ikan pada saat itu sangat berlimpah, sehingga warga pada saat itu menyajikan makanan ini digoreng ataupun dipindang. Lelaki tua
ini mencari alternatif lain dalam
pengolahan penyajian bahan makanan ikan ini, dimana ia mencampur daging ikan giling dengan tapioka sehingga
terciptanyalah pempek.[18]
Gambar 6. Pempek[18]
7. Soto
Makanan tradisional sup dengan kuah kental atau beningnya ini sangat terkenal sebagai makanan santapan siang hari bagi para turis luar negeri. Variasi soto di Indonesia bermacam-macam seperti Soto Kudus yang berasal dari Jawa Tengah, Soto Betawi dari Jakarta, atau Soto
Makassar dari Sulawesi.[18]
Gambar 7. Soto[18]
8. Nasi Uduk
Nasi yang memiliki aroma khas ini berasal dari Jakarta, rasanya yang gurih dikarenakan cara proses memasaknya
yang menggunakan santan kelapa,
Gambar 8. Nasi Uduk[18]
9. Siomay
Makanan yang konon berasal dari Mongolia, Cina ini dikenal sebagai dimsum versi Indonesia. Cara penyajian dari siomay versi Indonesia ini juga berbeda yakni berbahan dasar ikan, umumnya dicampur dengan sagu atau tapioka, kemudian dapat menggunakan daging lain pada siomay seperti ayam, udang, kepiting. Siomay biasa memiliki makanan pelengkap seperti tahu goreng atau kukus, kentang kukus, kubis, telur ayam kemudian dihidangkan bersama saus kental yang dibuat dari bahan dasar kacang dicampur dengan kecap ataupun sambal. Bumbu kacang inilah yang
disebut-sebut merupakan khas
Indonesia.[18]
Gambar 9. Siomay[18]
10. Martabak
Kuliner ini dikenal wisatawan luar negeri sebagai pancake (adonan) yang berasal dari Indonesia, dan dilihat sebagai hidangan makanan penutup. Martabak memiliki 2 jenis, yakni martabak manis
dan martabak asin/telur.[18]
Gambar 10. Martabak[18]
11. Gudeg
Makanan khas Indonesia asal Daerah Istimewa Yogyakarta ini merupakan alah satu makanan Indonesia yang mendunia, bahkan banyak negara ingin meng-impor makanan dari Indonesia ini dalam bentuk
makanan kalengan.[20]
Gambar 11. Gudeg[20]
Gambar 11.1. Gudeg kemasan kaleng[20]
12. Es Dawet
Minuman ini merupakan makanan yang banyak disajikan di retoran tradisional di
Indonesia yang menjadi serbuan
Wisatawan asing.[20]
Gambar 12. Es Dawet[20]
13.Es Campur
Minuman ini merupakan minuman
dengan variasi buah-buahan dan sirup
Gambar 13. Es Campur[20]
14.Nasi Kuning
Makanan ini banyak disukai masyarakat asing karena berwarna-warni makanan variasinya, dan karena makanan ini
mudah dibuat dengan home style.[20]
Gambar 14. Nasi Kuning[20]
3.
HASIL DAN DISKUSI
Meningkatnya pertumbuhan UKM di
Indonesia ternyata cukup didominasi oleh
industri makanan dan minuman.[12] Sejak
beberapa tahun yang lalu, perkembangan bisnis di bidang kuliner telah mengalami
pertumbuhan yang sangat signifikan.
Puncaknya terjadi pada tahun 2013 silam, dimana industri kuliner meningkat dari yang hanya 8,39% (pada tahun 2012) mengalami lonjakan pesat menjadi sebesar 19,72% dengan volume penjualan hingga Rp. 695 trilyun (pada tahun 2013).
Meskipun peningkatannya sangat tinggi di tahun 2013, namun pada saat krisis global terjadi pada tahun 2010 silam, sektor industri kuliner ini sempat mengalami penurunan yang cukup hebat menjadi 2,83%, walaupun omsetnya masih tetap tinggi yaitu menyentuh angka Rp. 465 trilyun. Dan yang lebih menggembirakan lagi, pada tahun 2011 industri kuliner ini
kembali bersinar dengan mengalami
peningkatan sekitar 6,94% pada kuartal
kedua.[21]
Selain omsetnya yang terus meningkat, jumlah pelaku bisnis di bidang kuliner juga mengalami pertumbuhan yang cukup positif. Saat ini berbagai macam produk kuliner mulai diinovasikan menjadi aneka menu baru yang ditawarkan para pengusaha ini untuk memanjakan para konsumennya. Bahkan, sekarang banyak pengusaha yang
berhasil mengembangkan usahanya
menjadi bisnis waralaba dengan penawaran nilai investasi yang beragam, dari mulai
jutaan rupiah hingga ratusan juta rupiah.[21]
Maraknya pertumbuhan bisnis di berbagai penjuru nusantara, tentunya tidak bisa dipisahkan dari tingkat persaingan pasar yang semakin hari semakin pesat. Kondisi ini tentunya menghadirkan tantangan baru bagi para pelaku bisnis kuliner di Indonesia, sehingga para pengusaha ini dituntut untuk selalu aktif dan kreatif dalam menentukan strategi pemasaran produk yang akan
ditawarkan kepada calon pelanggannya.[22]
Ada beberapa strategi kreatif pemasaran yang bisa dijalankan untuk memancing rasa penasaran para pelanggan. Strategi ini cukup tepat bilamana dilaksanakan pada saat era perdagangan bebas MEA sudah mulai
dijalankan oleh seluruh negara.[22]
Pertama, berikan keuntungan bagi para
pelanggan. Pada prinsipnya, setiap
konsumen akan merasa senang bila
mendapatkan banyak keuntungan dari
transaksi pembelian yang dilakukan.[22]
Kedua, berikan bonus gratisan untuk menarik minat pelanggan, karena selain memberikan tambahan keuntungan, para pengusaha juga bisa memberikan bonus
gratisan bagi para pelanggan yang
melakukan transaksi pembelian dengan
nominal tertentu.[22]
Ketiga, tawarkan hadiah menarik untuk
menjaring banyak pelanggan. Tak bisa dipungkiri lagi bila pemberian iming-iming hadiah memang menjadi salah satu strategi pemasaran yang diminati banyak pelanggan. Bahkan, sekarang ini para konsumen tidak segan-segan untuk memborong sebuah produk, karena mereka tertarik dengan
Keempat, manfaatkan infonet (info internet)
sebagai media pemasaran. Memasuki era serba digital seperti sekarang ini, para pengusaha pun dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menentukan strategi
pemasaran.[22]
Kelima, sebarkan informasi melalui pemasaran word of mouth. Memanfaatkan bantuan konsumen dalam memasarkan sebuah produk memang menjadi pilihan tepat dalam hal pemasaran. Untuk itu, sebisa mungkin ciptakan produk yang unik dan strategi pemasaran yang menarik untuk
memancing rasa penasaran para
konsumen.[22]
Pakar kuliner, Bondan Winarno, mengatakan bahwa keragaman kuliner Indonesia lebih beragam dibandingkan Thailand, lantaran tiap daerah di Indonesia mempunya ragam kuliner yang berbeda. Namun, kuliner Indonesia belum bisa mendunia layaknya sup tom Thailand, karena belum ada kesatuan visi antara pemerintah, swasta dan penggiat kuliner terhadap kuliner tradisional nusantara.
Thailand membuat khusus program promosi pariwisata melalui pendekatan kuliner, yaitu
“Thai Kitchen to The World”. Dengan
program tersebut, restoran-restoran Thailand di berbagai negara dunia makin banyak bermunculan. Dari target sekitar 10.000 restoran di seluruh dunia, kini hanya kurang dari lima tahun, sejak program khusus itu diluncurkan, telah ada 20 ribu restoran Thailand di selruh dunia.
.
Pemerintah Thailand dan pemangku
kepentingan lainnya telah sepakat untuk menjadikan kuliner sebagai salah satu media yang mempromosikan negara gajah putih itu. Walaupun tak datang ke Thailand, tetapi orang-orang dari seluruh dunia dapat
merasakan masakan Thailand. Warga
London misalnya, jadi menyukai kuliner Thailand, lalu berpikir pada musim panas nanti akan liburan ke Thailand, sebab makan di tempat aslinya tentunya lebih enak, pada akhirnya jadi berpengaruh ke pariwisata.
Indonesia, dengan keragaman kuliner yang lebih kaya dibandingkan Thailand atau negara di ASEAN lainnya, seharusnya sudah mulai makin menajamkan visinya mengenai program kuliner Indonesia ke luar negeri. Indonesia telah menetapkan 30 ikon kuliner
nusantara untuk mulsi dipromosikan ke mancanegara, serta telah diapresiasi pihak lain untuk mempromosikannya. Namun, kesatuan visi itu penting, sehingga promosi 30 ikon kuliner nusantara itu akan semakin maksimal hasil dan dampaknya bagi Indonesia.
Kesuksesan kuliner nusantara meraih
berbagai penghargaan prestisius bukan hal mengejutkan. Sudah sejak lama, kuliner khas Indonesia disukai oleh masyarakat dunia. Buktinya, cukup banyak jumlah restoran di luar negeri yang menyajikan menu khas Nusantara. Di Belanda, terdapat hampir 1.800 restoran menyuguhkan kuliner Indonesia. Belum lagi di kawasan Asia dan Australia. Sementara di Amerika Serikat, tak kurang dari ratusan restoran menghidangkan kuliner khas nusantara. Salah satu restoran dengan menu Indonesia yang cukup terkenal di Negeri Paman Sam tersebut, adalah
Yono’s Restaurant.
Seperti dilansir laman Forbes, restoran yang berlokasi di Hampton Inn & Suites, 25 Chapel Street itu, sangat populer. Restoran yang dimiliki sekaligus dikelola oleh Donna serta Chef Yono Purnomo ini berhasil
menarik perhatian pengunjung lewat
berbagai menunya yang lezat, termasuk hidangan khas Indonesia, seperti satai, nasi goreng, dan gado-gado.
3.1.
Analisis Internal
3.2.
Analisis Eksternal
Wisata kuliner yang ada di beberapa negara anggota ASEAN sangat beragam. Kelebihan wisata kuliner di ASEAN selain rasanya enak, tempatnya nyaman dan bersih dengan pemandangan yang ada, dan terjangkau. Promosi yang dilakukan penjual kaki lima disana, mereka langsung promosi kepada setiap orang yang lewat dengan sopan dan tanpa memaksa untuk membelinya jika tidak mau.
4.
KESIMPULAN
Makanan atau kuliner Indonesia merupakan aset ekonomi kreatif nomor wahid yang potensial dipromosikan ke seluruh dunia, terutama ke seluruh negara di kawasan Asia
Tenggara, terlebih lagi dengan telah
dimulainya era perdagangan bebas
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Era ini akan semakin memperluas kesempatan kuliner Indonesia untuk menjadi yang
terbaik dan terfavorit di kawasan ini.[14]
Peluang usaha kuliner memang memiliki prospek usaha yang besar, tetapi tidak sedikit para pengusaha kuliner yang kalah
bersaing dan akhirnya harus “gulung tikar”.
Para pengusaha baru bidang kuliner harus belajar keras dari pengusaha yang sampai sekarang sukses.
Peluang perdagangan produk kuliner
Indonesia ke kawasan Asia Tenggara setelah diberlakukannya era perdagangan bebas
MEA, menjadi sangat terbuka lebar.
Masyarakat di seluruh kawasan Asia Tenggara sangat menyukai produk kuliner Indonesia. Produk kuliner Indonesia harus lebih menampilkan faktor-faktor seperti nilai
etnis atau makanan yang slow food.[23]
Di samping itu, masyarakat yang berada di kawasan Asia Tenggara banyak menyukai produk alat makan buatan Indonesia, seperti gelas dan piring. Empat komponen yang paling banyak disukai di kawasan ini mulai dari makanan olahan, bahan makanannya, lalu ada alat makan, kemudian pengalaman
kulinernya.[23]
Selain ke kawasan Asia Tenggara,
sebenarnya negara yang berada di kawasan Amerika, seperti Amerika Serikat dan Kanada merupakan pasar yang sangat
potensial, sehingga kini menjadi perhatian pemerintah. Pasar di kawasan Timur Tengah
dan Afrika akan menjadi perhatian
pemerintah pula untuk melakukan penetrasi pasar baru produk kuliner Indonesia. Pasar usaha kuliner yang sudah berjalan di luar negeri, yakni di Eropa, seperti di Perancis dan Belanda. Bahkan, di Belanda sudah ada pasar malam kuliner ala Indonesia, yakni di Amsterdam.
Dengan sedapnya kuliner Indonesia, tetap saja perlu adanya strategi kreatif yang membuat makanan menjadi lebih menarik, seperti desain dari kemasan makanan, hingga desain/konsep dari tempat kuliner itu sendiri. Dengan desain yang lebih menarik dan sesuai dengan konsep restoran maupun rumah makan, akan membuat banyak para wisatawan asing yang tertarik dengan makanan tersebut dibandingkan dengan restoran asing yang ada di Indonesia, sehingga Indonesia bisa bersaing dengan restoran asing yang berada di Indonesia. Pada era globalisasi, bahkan nanti pada saat perdagangan bebas MEA, selain para turis bisa menyantap kuliner khas di Indonesia, maka para turis pun bisa menyantap kuliner khas Indonesia ini di beberapa negara ASEAN. Kondisi ini seyogyanya dapat merangsang pertumbuhan jumlah restoran dan rumah makan Indonesia yang dibangun
disana sebelum resminya pelaksanaan
perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN di akhir tahun 2015.
Kesimpulan akhir, negara Indonesia yang akan memasuki era perdagangan bebas MEA, harus bisa mempertahankan eksistensi kuliner khas Indonesia di dalam negeri dan
memiliki kemampuan mumpuni untuk
mengekspose/memperluas kuliner khas ini ke seluruh kawasan Asia Tenggara, dengan
menggunakan strategi kreatif yang
menawan, seperti cara meningkatkan
pelayanan, kualitas makanan, tempat makan,
higienis, strategi pemasaran, ekuitas
keunggulan kompetitif dalam cita rasa, pelayanan, hingga harga.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Tulisan ini memperoleh berbagai bahan kajian secara lengkap dari beberapa sumber literatur utama di bawah ini, antara lain:
[1]. Khoirunnisa, Ulfa., 2013,
“Pertumbuhan Industri Makanan akan Tetap Naik”, tersedia pada
http://sp.beritasatu.com/ekonomidanbis
Ekspor Kuliner”, tersedia pada
http://industri.bisnis.com/read/2014110 4/12/270232/http,
diakses pada tanggal 17 Februari 2015 Pukul 22.45 WIB (GMT +7).
[3]. Handoko, Arif., 2014, “Strategi Kreatif
untuk Pemasaran”, tersedia pada
https://web7crawler.wordpress.com/20
Alternatif Strategi Kreatif dalam
Periklanan”, tersedia pada
http://msvebrya.blogspot.com/2013/01/ Marketing Strategy/Kreatif Strategi
Pemasaran”, tersedia pada
http://evioproductions.com/creative-Marketing Kreatif dengan Pemasaran
Presisi”, tersedia pada
http://www.marketing.co.id/strategi-[9]. Wihardandi, Aji., 2013, “Perburuan Demi Ekspor dan Kuliner Ancam
Populasi Kodok Indonesia”, tersedia pada
[12].Aryanto, Puput, 2014, “Berburu Wisata
Kuliner Jalanan Paling Meiah di Jalan /kuliner-thai.html, diakses pada tanggal 11 Maret 2015 Pukul 10.10 WIB (GMT +7).
[14].Fajriah, Lily Rusna., 2014, “Kemendag
Atur Strategi Tingkatkan Ekspor
Kuliner”, tersedia pada
http://ekbis.sindonews.com/read/85315
[15].Syafputri, Ella., 2012, “Kemendag
Dorong UKM Ekspor Rendang ke
Belanda”, tersedia pada
http://www.antaranews.com/berita/336 648/kemendag-dorong-ukm-ekspor-rendang-ke-belanda,
diakses pada tanggal 16 Februari 2015 Pukul 10.45 WIB (GMT +7).
[16].Masyrafina, Idealisa., 2015, “Produk
Makanan dan Kuliner Indonesia Jamah
http://www.jitunews.com/read/8401/pr oduk-makanan-dan-kuliner-indonesia-jamah-los-angeles,
diakses pada tanggal 17 Februari 2015 Pukul 18.30 WIB (GMT +7).
[17].“Perkembangan Ekspor NonMigas
(SEKTOR) Periode: 2010-2014”,
tersedia pada
http://www.kemendag.go.id/id/econom
ic-profile/indonesia-export- import/growth-of-non-oil-and-gas-export-sectoral, diakses pada tanggal 11 Maret 2015 Pukul 07.35 WIB (GMT +7).
[18].Kusuma, Yusmiati., 2014, “10
Makanan Indonesia Paling Terkenal di
Luar Negeri”, tersedia pada
http://www.tahupedia.com/content/sho w/527/10-Makanan-Indonesia-Paling-Terkenal-di-Luar-Negeri,
diakses pada tanggal 17 Februari 2015 Pukul 20.45 WIB (GMT +7).
[19].Gambar 1.1 Rendang kemasan kaleng,
tersedia pada
http://www.pesanrendangonline.com/w p-content/uploads/2014/05/header.jpg, diakses pada tanggal 11 Maret 2015 Pukul 16.29 WIB (GMT +7).
[20].Noviandika, Andreas, 2013, “10
Makanan dan Minuman Khas
Indonesia yang Mendunia”, tersedia
pada
http://ndre99.blogspot.com/2013/05/10 -makanan-dan-minuman-khas-indonesia.html,
diakses pada tanggal 11 Maret 2015 Pukul 13.01 WIB (GMT +7).
[21].Farfian, Ronny., 2011, Industri
Makanan dan Minuman Kembali
Bersinar, tersedia pada
http://bisnisukm.com/industri- makanan-dan-minuman-kembali-bersinar.html,
diakses pada tanggal 17 Februari 2015 Pukul 15.45 WIB (GMT +7).
[22].Bawono, Endra., 2012, “Strategi
Pemasaran Kreatif, Buat Pelanggan
Penasaran”, tersedia pada
http://bisnisukm.com/strategi- pemasaran-kreatif-buat-pelanggan-penasaran.html,
diakses pada tanggal 20 Januari 2015 Pukul 13.30 WIB (GMT +7).
[23].Nurhayat, Widji., 2014, “Ini Dia Pasar
Ekspor Potensial Kuliner RI”, tersedia pada
http://finance.detik.com/read/2014/04/1 1/144834/2552358/4/ini-dia-pasar-ekspor-potensial-kuliner-ri,
diakses pada tanggal 8 Februari 2015 Pukul 13.45 WIB (GMT +7).