• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK TEKNIS

PENERAPAN SISTEM JAMINAN MUTU

DAN KEAMANAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

KEMENTERIAN PERTANAN

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Petunjuk Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan Tahun 2016 telah dapat diselesaikan.

Penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan pada pelaku usaha pertanian bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian melalui mekanisme penjaminan (sertifikasi/registrasi) yang dilakukan oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan/Lembaga Penilai Kesesuaian. Pelaku usaha yang sudah menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dan mendapatkan sertifikasi/registrasi berhak mencantumkan logo sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dan atau nomor register Produk Dalam (PD) atau Produk Luar (PL) pada produk yang dihasilkan.

Mengingat sertifikasi/registrasi produk hasil pertanian tidak hanya didasarkan pada penilaian produk akhir saja, melainkan dimulai dari proses produksi sampai distribusi yang terdokumentasi, diperlukan pendampingan oleh pihak terkait baik pusat, daerah maupun instansi lainnya.

Petunjuk Teknis ini merupakan acuan pelaksanaan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan bagi pihak terkait baik pusat, daerah maupun instansi lainnya. Kiranya petunjuk teknis ini dapat dilaksanakan dengan baik oleh semua pihak terkait. Semoga bermanfaat.

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Tanaman Pangan,

(3)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iv

I PENDAHULUAN 1

I.1 Latar Belakang 1

I.2 Maksud 2

I.3 Tujuan, Sasaran dan Indikator

Keberhasilan

3

I.4 Pengertian 3

II PELAKSANAAN KEGIATAN 6

2.1 Mekanisme Pelaksanaan 7

2.2 Pembinaan dan Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

10

III PELAPORAN 18

IV KETENTUAN LAIN 18

VI PENUTUP 19

(4)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Lokasi Pembinaan Penerapan Sistem

Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan TA 2016

8

2 Materi Apresiasi/Sosialisasi Sistem

Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

12

3 Materi Bimbingan Teknis Sistem

Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

(5)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Alur Proses Pembinaan dan Penerapan

Sistem Jaminan Mutu Keamanan

Pangan

10

2 Bagan alir Sertifikasi/Registrasi Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

(6)
(7)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN sejak tanggal 31 Desember 2015, tuntutan konsumen terhadap standar mutu dan keamanan pangan produk hasil pertanian sudah tidak bisa dihindarkan lagi. Produk hasil pertanian yang memenuhi standar mutu dan keamanan pangan akan mampu bersaing di pasar domestik maupun internasional.

Dalam upaya mewujudkan sistem jaminan mutu di Indonesia, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan standardisasi melalui Peraturan Pemerintah No.102 tahun 2000 tentang “Standardisasi Nasional” yang selanjutnya PP dimaksud dijabarkan di sektor pertanian melalui keputusan-keputusan Menteri Pertanian No.170 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standardisasi Nasional di sektor pertanian. Dalam keputusan ini juga memuat tentang kebijakan sistem jaminan mutu di sektor pertanian.

Penerapan jaminan mutu merupakan langkah penting bagi pelaku usaha untuk mendapatkan pengakuan formal terkait dengan jaminan mutu yang diwujudkan dalam bentuk sertifikat. Sertifikat tersebut merupakan alat bukti penerapan sistem manajemen mutu dan menjadi jaminan terhadap dapat diterimanya suatu produk pertanian baik dipasar domestik, regional maupun internasional.

(8)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

2

dalam penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan.

Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan

kemampuan sumberdaya manusia pertanian, khususnya dibidang penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan, dipandang perlu diselenggarakan kegiatan bimbingan teknis bagi penyuluh, pendamping dan poktan/gapoktan melalui kegiatan Fasilitasi Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan. Kegiatan ini dilaksanakan di beberapa provinsi di Indonesia di mana Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah sudah siap melakukan penilaian terhadap penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan pada poktan/gapoktan/pelaku usaha pertanian.

Agar kegiatan fasilitasi penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan, maka dibutuhkan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan kegiatan dimaksud sebagai acuan penyelenggaraan bagi petugas terkait baik Pusat, Daerah maupun instansi lainnya.

1.2 Maksud

Petunjuk Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan, dimaksudkan sebagai acuan bagi petugas pusat, daerah dan instansi terkait lainnya dalam melaksanakan kegiatan diwilayah kerjanya sesuai DIPA TA 2016.

1.3 Tujuan, Sasaran dan Indikator Keberhasilan

a. Tujuan

Penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya

(9)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

3

penjaminan (sertifikasi/registrasi) yang dilakukan oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan/ Lembaga Penilai Kesesuaian.

b. Sasaran

Poktan/Gapoktan lingkup pertanian di 25 provinsi (50 lokasi) mampu menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan sehingga siap disertifikasi/ registrasi oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan/ Lembaga Penilai Kesesuaian.

c. Indikator Keberhasilan - Output :

Terlaksananya bimbingan teknis penerapan jaminan mutu dan keamanan pangan bagi poktan/gapoktan/pelaku usaha pertanian di 25 Provinsi (50 lokasi) sehingga siap disertifikasi/ diregistrasi.

- Outcome :

Tersedianya produk pertanian yang memiliki jaminan mutu dan keamanan pangan dalam bentuk sertifikasi/registrasi.

1.4 Pengertian :

1. Kelompok Tani atau poktan adalah kumpulan petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota, ditunjukkan dengan adanya administrasi kelompok. Kelompok

yang dimaksud telah dikukuhkan oleh

instansi/pejabat yang berwenang;

(10)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

4

ekonomi dan efisiensi usaha; ditunjukkan dengan adanya administrasi gabungan kelompok;

3. Bimbingan teknis adalah kegiatan pemberian bimbingan secara sistematis kepada individu maupun kelompok, agar tahu, paham, mau dan mampu mengembangkan, mengimplementasikan dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Bimbingan teknis merupakan sarana manajemen

sebagai proses berkesinambungan yang

mempengaruhi perilaku;

4. Good Manufacturing Practices (GMP) adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memproduksi suatu produk olahan antara lain mencakup lokasi, bangunan, ruang dan sarana pabrik, proses pengolahan, peralatan pengolahan, penyimpanan dan distribusi produk olahan,

kebersihan dan kesehatan pekerja, serta

penanganan limbah dan pengelolaan lingkungan;

5. Good Handling Practices (GHP) adalah serangkaian

kegiatan yang dilakukan setelah panen,

penanganan pasca panen, standardisasi mutu, lokasi, bangunan, peralatan dan mesin, bahan perlakuan, wadah dan pembungkus, tenaga kerja,

Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3),

pengelolaan lingkungan, pencatatan, pengawasan dan penelusuran balik, sertifikasi, dan pembinaan dan pengawasan;

(11)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

5

7. Laboratorium Pengujian adalah suatu institusi/ lembaga yang melakukan kegiatan pengujian terhadap contoh pangan hasil pertanian sesuai spesifikasi/metode uji. Laboratorium dimaksud adalah laboratorium yang diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) atau laboratorium yang ditunjuk oleh Ditjen Tanaman Pangan untuk ruang lingkup pengujian keamanan pangan hasil tanaman pangan.

8. Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Pusat (OKKP-P) adalah lembaga/institusi atau unit kerja di lingkup Kementerian Pertanian yang sesuai dengan tugas dan fungsinya diberikan kewenangan untuk melaksanakan pengawasan sistem jaminan mutu pangan segar hasil pertanian, dalam hal ini adalah Badan Ketahanan Pangan;

9. Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D) adalah lembaga/institusi atau unit kerja di lingkup Pemerintah Daerah yang sesuai dengan tugas dan fungsinya diberikan kewenangan untuk melaksanakan pengawasan sistem jaminan mutu pangan segar hasil pertanian;

10. Pelaku Usaha Agribisnis dan/atau Agroindustri (PUA) adalah perorangan Warga Negara Indonesia, kelompok tani (poktan), gabungan kelompok tani (gapoktan) atau korporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian;

(12)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

6

12. Petugas Pengambil Contoh (PPC) adalah

petugas/personel yang terampil dan kompeten memenuhi kriteria pedoman BSN 503:2004 Kriteria Petugas pengambil Contoh yang ditugaskan untuk

melaksanakan pengambilan contoh sesuai

prosedur/ketentuan;

13. Standard Operating Procedure (SOP) adalah

prosedur pendokumentasian, pengawasan,

pemantauan dan tindakan koreksi terhadap kegiatan spesifik untuk setiap tahap produksi, yang terdapat pada suatu unit usaha;

14. Standar Sanitation Operation Procedure (SSOP) adalah prosedur pendokumentasian pengawasan, pemantauan dan tindakan koreksi terhadap sanitasi yang spesifik untuk setiap lokasi tempat makanan yang diproduksi/unit produksi, yang harus dimiliki oleh setiap pelaku usaha;

15. Validasi adalah suatu tindakan yang membuktikan bahwa suatu proses/metode dapat memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dan terdokumentasi dengan baik;

(13)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

7

II PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Mekanisme Pelaksanaan

2.1.1 Pusat

a. Melakukan koordinasi dan pengawalan

pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Provinsi dan Kabupaten antara lain:

 Sosialisasi sistem jaminan mutu dan keamanan pangan;

 Pendampingan penyusunan dokumen sistem mutu;

 Penyiapan sertifikasi/registrasi sistem mutu dan keamanan pangan.

b. Melaksanakan pengawalan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan terhadap poktan/ gapoktan/pelaku usaha pertanian peserta Bimbingan Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan.

2.1.2 Provinsi/Kabupaten/Kota

a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

Bimbingan Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan;

b. Melakukan identifikasi calon pelaku penerap sistem jaminan mutu dan keamanan pangan yang pelaksanaanya dikoordinasikan dengan dinas Kabupaten/kota;

c. Fasilitator sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dinas Provinsi/Kabupaten/Kota lingkup pertanian melakukan pendampingan pelaksanaan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan (sistem kendali internal);

(14)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

8

Produk Segar Asal Tumbuhan (PSAT)/registrasi Produk Dalam (PD) kepada OKKP-D.

2.1.3 Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D)

Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D) sebagai lembaga pengawas mutu dan keamanan pangan melakukan penilaian registrasi Produk Segar Asal Tumbuhan (PSAT)/registrasi Produk Dalam (PD) terhadap pelaku usaha pertanian/poktan/gapoktan yang sudah menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan.

2.1.4 Lokasi dan Jadwal

Lokasi pembinaan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan tertera pada tabel 1

Tabel 1. Lokasi Pembinaan Penerapan Sistem Jaminan

(15)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

- Provinsi yang hanya menerima kegiatan dekonsentrasi, bimbingan teknis sistem jaminan mutu dan kemanan pangan untuk poktan/gapoktan ditetapkan oleh dinas provinsi;

- Provinsi yang menerima kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan, bimbingan teknis penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan diutamakan untuk CP/CL kegiatan tugas pembantuan.

- Provinsi dapat menetapkan prioritas komoditi berdasarkan potensi produksi diwilayahnya.

(16)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

10

2.2 Pembinaan dan Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

Tahapan pembinaan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Alur Proses Pembinaan Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

Identifikasi

Pembentukan Tim Keamanan Pangan

Penyusunan Dokumen Sistem Mutu

Sosialisasi di Poktan

Penerapan Dokumen Sistem

Tindakan perbaikan

Permohonan Sertifikasi/Registrasi ke OKKP-D Apresiasi dan sosialisasi

BimbinganTeknis

Uji laboratorium

(17)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

11

Uraian alur proses pembinaan penerapan sistem jaminan keamanan pangan sebagai berikut :

2.2.1 Identifikasi

Dinas lingkup pertanian provinsi melakukan identifikasi calon pelaku usaha yang akan dibina baik secara langsung atau melalui usulan dinas lingkup pertanian kabupaten/kota agar siap disertifikasi/ registrasi.

Kriteria pelaku usaha, poktan/gapoktan yang akan dibina dan siap untuk sertifikasi/registrasi meliputi:  Poktan/Gapoktan/pelaku usaha olahan primer

hasil tanaman pangan;

 Penerima kegiatan tugas pembantuan pasca panen atau peralatan pengolahan dari Ditjen Tanaman Pangan;

 Mengikuti tahapan pembinaan dan sertifikasi/ registrasi sistem jaminan mutu dan keamanan pangan;

 Memiliki komitmen untuk menerapkan sistem jaminan mutu secara konsisten;

 Memiliki komitmen terhadap sertifikasi/registrasi yang akan dilakukan oleh institusi terkait (OKKP-D)

2.2.2 Apresiasi dan Sosialisasi

a. Peserta

 Anggota/pengurus yang berasal dari

poktan/gapoktan, penyuluh, pembina

kabupaten/kota dan pembina provinsi;

 Memiliki komitmen untuk menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan yang baik;

(18)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

12

diwakili oleh minimal 3 (tiga) orang yang menangani teknis pengolahan primer hasil tanaman pangan;

 Poktan/gapoktan harus didampingi oleh penyuluh dan petugas pembina dinas lingkup pertanian di kabupaten/ kota tersebut dan mengikuti kegiatan hingga selesai.

b. Narasumber

 Pusat/Daerah, Perguruan Tinggi, Litbang dan lain-lain

 Memiliki kompentensi yang memadai

dibidangnya (pendidikan formal, pelatihan, pengalaman pendampingan).

Kegiatan apresiasi dilakukan dalam rangka pengenalan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan produk pertanian yang baik serta untuk membangun komitmen bagi poktan/gapoktan yang akan dibina terhadap penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan.

c. Materi Apresiasi/Sosialisasi

Tabel 2. Materi Apresiasi/Sosialisasi Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

Keamanan Pangan Daerah 2

Daerah

2 Pendaftaran (Registrasi) PSAT 1 OKKP-D

3. Standar dan Regulasi

Keamanan Pangan

2 Pusat/Daera

h/PT

(19)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

13

2.2.3 Bimbingan Teknis Penyusunan Dokumentasi Sistem Mutu (Doksistu)

a. Pelaksanaan Kegiatan

Dokumen sistem mutu yang disusun adalah Panduan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan untuk poktan/gapoktan yang terdiri dari:

 Panduan Mutu (manual);  Prosedur;

 Instruksi Kerja;  Formulir Pendukung.

Penyusunan dokumen sistem mutu dilakukan oleh tim (anggota poktan/gapoktan dan penyuluh) keamanan pangan, dipandu oleh narasumber dari pusat dan daerah. Keterlibatan aktif narasumber daerah sangat diharapkan, dalam melakukan pendampingan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan di pelaku hingga tahap pengajuan sertifikasi/registrasi kepada OKKP-D.

b. Peserta

 Telah mengikuti kegiatan apresiasi dan sosialisasi sistem jaminan mutu dan keamanan pangan atau yang sudah mengikuti kegiatan Sosialisasi SNI;

 Memiliki komitmen dalam penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan yang baik;  Poktan/gapoktan harus didampingi oleh penyuluh dan petugas pembina dinas lingkup pertanian di kabupaten/kota tersebut dan mengikuti kegiatan hingga selesai.

c. Narasumber

(20)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

14  Memiliki kompentensi yang memadai di bidangnya (pendidikan formal, pelatihan, pengalaman pendampingan).

d. Waktu Pelaksanaan

Bimbingan teknis penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dilaksanakan pada tri wulan ke-1 dan 2.

2 Standar Sanitation Operation Procedure

4 Dokumentasi sistem

Mutu (Penyusunan)

8 Pusat/Daerah

5 Rencana tindak lanjut 2 Daerah

Total 16 OJ

2.2.4 Sosialisasi Dokumentasi Sistem Mutu (Doksistu)

(21)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

15

mutu dapat dipahami dan dijadikan acuan penerapan sistem mutu dan keamanan pangan.

2.2.5 Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan.

a. Dokumen sistem mutu yang telah disusun harus diterapkan oleh poktan/gapoktan dan diterapkan dalam operasionalisasi kegiatan secara konsisten. Penerapan tersebut dapat dibuktikan dengan membuat catatan/rekaman dengan masa simpan tertentu;

b. Peran penyuluh/pendamping dan Tim keamanan pangan sangat diperlukan;

c. Validasi penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dilakukan melalui pengujian keamanan pangan terhadap sampel produk yang dihasilkan poktan/gapoktan;

d. Fasilitator pusat melakukan verifikasi penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan kepada poktan/gapoktan untuk memastikan bahwa sistem jaminan mutu dan keamanan pangan telah diterapkan;

2.2.6 Tindakan Perbaikan

Ketidaksesuaian selama verifikasi penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan yang harus dilakukan tindakan perbaikan sampai dinyatakan sesuai dengan standar yang berlaku dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh verifikator.

2.2.7 Verifikasi

(22)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

16

jaminan mutu juga dapat dilakukan oleh Fasilitator dari Provinsi atau Pusat untuk melihat efektivitas penerapan sistem jaminan mutu pada poktan/gapoktan yang telah dibina. Verifikasi penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan harus dibuktikan dengan

pengujian parameter keamanan pangan yang

dilakukan oleh laboratorium terakreditasi.

2.2.8 Permohonan Sertifikasi/Registrasi

Poktan/Gapoktan yang telah menyelesaikan tindakan perbaikan dapat mengajukan permohonan sertifikasi/ registrasi kepada OKKP-D secara langsung atau melalui dinas provinsi lingkup pertanian penerima dana dekonsentrasi.

Mekanisme sertifikasi/registrasi produk segar asal tumbuhan dapat dilihat pada gambar 2.

(23)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

17

Keterangan:

1. Pelaku usaha mengajukan permohonan sertifikasi/ registrasi kepada Otoritas Kompeten Keamanan Pangan – Pusat (OKKPD) atau kepada Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D);

2. OKKP-P / OKKP-D menunjuk tim auditor;

3. Tim Auditor melakukan audit kecukupan, audit lapang dan sampling kepada pemohon sertifikasi/registrasi;

4. Tim Auditor menyampaikan hasil auditnya kepada OKKP-P/ OKKP-D;

5. OKKP-P/ OKKP-D menyampaikan hasil audit kepada komisi teknis untuk dibahas dan memberikan rekomendasi; 6. Komisi teknis menyampaikan rekomendasi kepada

OKKP-P/OKKP-D;

7. OKKP-P/ OKKP-D menyampaikan hasil penilaian, apakah pemohon mendapatkan sertifikasi/registrasi atau tidak; 8. Bila sertifikasi/registrasi telah disetujui, OKKP-P/OKKP-D

(24)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

18

III. PELAPORAN

Dinas lingkup pertanian Provinsi penyelenggara kegiatan dekonsentrasi ”Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan

Keamanan Pangan” wajib memberikan laporan

pelaksanaan kegiatan kepada Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan paling lambat 1 minggu setelah seluruh tahapan kegiatan selesai dengan format sebagaimana lampiran 2.

IV. KETENTUAN LAIN

(25)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

19

V. PENUTUP

Penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan merupakan langkah penting bagi pelaku usaha pertanian sehingga mampu menghasilkan produk pangan yang bermutu dan aman dikomsumsi.

Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pertanian, khususnya dibidang penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan, maka diperlukan penyelenggaraan kegiatan bimbingan teknis bagi penyuluh, pendamping dan poktan/gapoktan melalui kegiatan Fasilitasi Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan.

Agar kegiatan fasilitasi penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan, maka Petunjuk Teknis ini dibuat agar dapat dijadikan

sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan

(26)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

20

Lampiran 1. DAFTAR

OKKP-D DI INDONESIA

(status dan ruang lingkup)

No Provinsi Instansi Yang ditunjuk

1 Aceh BKPD Provinsi NAD Jl. T. Nyak Arif No. 24

Banda Aceh

2 Sumatera Utara BKPD Provinsi Sumatera Utara Jln Jenderal

Besar Dr Abd Haris Nasution No 24 telp (061)78653666

3 Sumatera Barat BKPD Propinsi Sumatera Barat Jl. Raden Saleh

Tlp. (0751) 7051526/54505/08126714221 No.4 Padang

4 Riau BKPD Provinsi Riau Jl. Kuantan Raya No 27

Tlp. (0761) 20820 Pekanbaru

5 Kep. Riau Dinas Pertyanian, Kehutanan dan Peternakan Jl.

DI. Panjaitan Km 9 Komplek Ruko Bintan Center Blok E No. 7-10 Tlp (0771) 7447111 Fax. (0771) 7447222

6 Jambi BKPD Propinsi Jambi Jl. Samarinda Kotabaru

Jambi Tlp. (0741) 42470,42795/085266255859

7 Sumatera Selatan BKPD Provinsi Sumatera Selatan Jln Kol H

Berlian KM 6 No 82 Telp (0711) 4104488

8 Bengkulu Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi

Bengkulu- Padang Harapan. Bengkulu Telp.(0736) 21017

9 Lampung BKPD Provinsi Lampung

Jln Drs Warsito No 78 telp. (0721) 482023 Bandar lampung

10 Banten BKPD Provinsi Banten

Jln Jenderal Sudirman Ruko Glodok F.1-5 Kota Serang Baru-Serang-Banten

(27)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

21

Jl. Gunung Sahari Jakarta

12 Jawa Barat Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi

Jawa Barat Jln Suropati No 71 Bandung.Telp (022) 2503884

13 Jawa Tengah BKPD Provinsi Jawa Tengah

Jln Gatot Subroto, Tarubudaya Ungaran Semarang Telp. (024) 6921159

14 DIY Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi

Yogyakarta Jln Sagan III No 4 Yogyakarta

15 Jawa Timur Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi

Surabaya Jln Jend. A Yani No 152 Wonocolo Surabaya

16 Bali Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali

Jln WR Supratman No 71 Denpasar telp. (0361) 228617

17 NTB BKP Provinsi NTB

Jln Majapahit No 29 Mataram NTB telp (0370) 636005

18 NTT BBKP Provinsi NTT Jl. Polisi Militer -Kupang

19 Kalimantan Tengah Dinas Pertanian, Kehewanan, Kelautan dan

Perikanan OKKPD Provinsi Kalimantan Tengah Jln Willem AS No 5 Palangkaraya Telp.(0536) 3227855

20 Kalimantan Timur Dinas pertanian Tanaman Pangan Provinsi

Kalimantan Timur Jln. Basuki Rahmat No 6 Samarinda Telp. (0541)732079

21 Kalimantan Selatan Dinas Pertanian

Jl. Panglima No. 5 Tlp. (0511) 4772057 Fax. (0511) 4772473 Banjarbaru

22 Kalimantan Barat Dinas Pertanian Provinsi Unit Ketahanan

Pangan

23 Sulawesi Selatan BKP Provinsi Sulawesi selatan

Jln Dr Sam Ratulangi No 47 Makassar

24 Sulawesi Barat Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi

(28)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

22

Mamuju telp.(0426) 22420

25 Sulawesi Tenggara Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara

Jl. Balai Kota No. 6 Kendari Tlp. (0401) 326639

26 Sulawesi Tengah BKP Provinsi Sulawesi Tengah

27 Sulawesi Utara Dinas Pertanian dan Peternakan Kompl

Pertanian Kalasey Kotak Pos 11558 Manado

28 Maluku Utara OKKPD Provinsi Maluku Utara

Jln KOA Falang Raha Kel Kalumata Kota Ternate Selatan. Hp.08124470060

29 Gorontalo Dinas pertanian dan Ketahanan Pangan.

Jl. Andalas Komp. UPP III- IKIP Gorontalo

30 Papua Dinas Pertanian Provinsi Papua

Jln Raya Kota Raja Jayapura

31 Maluku Dinas Pertanian

Jl. WR. Supratman Tanah Tinggi

32 Papua Barat Dinas Pertanian

Jl. Sausesa No. 40 Manokwari

33 Bangka -Belitung Badan Ketahanan Pangan Kep. Bangka Belitung

(29)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

23

Lampiran 2.

Laporan Pelaksanaan Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

Dinas ... Provinsi ... Tahun 2016

Nama Poktan/Gapoktan :

Alamat :

Kontak person/ No HP :

Komoditi :

Luasan lahan :

Status Pembinaan (doksistu,

penerapan,permohonan sertifikasi/ registrasi,sertifikasi/registrasi)

OKKP yang mensertifikasi :

Biodata narasumber copy sertifikat :

Catatan:

Matriks di atas diisi untuk masing-masing poktan/ gapoktan yang dibina atau disertifikasi/diregistrasi oleh OKKP-D.

Lampiran Laporan :

1. Biodata poktan/gapoktan yang dibina (nama

poktan/gapoktan, daftar pengurus, alamat sekretariat, nomor telp, komoditi yang diusahakan, luasan, pemasaran, dll);

(30)

Juknis Penerapan Sistem Jaminan M utu & K eamanan Pangan Tahun 2016

Gambar

Gambar 1. Alur Proses  Pembinaan Penerapan Sistem                   Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan
Tabel 3.  Materi Bimtek Sistem Jaminan Mutu dan                Keamanan Pangan
Gambar 2. Alur Proses Sertifikasi/Registrasi Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui adanya keterkaitan antara variabel pelayanan prima, customer relationship management dan kepuasan pelanggan

$ami juga menyadari sepenuhnya bah(a di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. )leh sebab itu, kami berharap adanya kritik, kekurangan dan jauh

Terdapat penilaian terhadap kebutuhan transportasi apabila pasien dirujuk ke pusat layanan yang lain, transfer ke penyedia layanan yang lain atau siap pulang dari

Mengenai konsep yang terkandung dalam mitos ikan lele adalah masyarakat Desa Medang tidak boleh memakan atau memelihara ikan lele dikarenakan ikan lele telah berjasa

Faktor pendukung pengembangan usaha wisata di pantai marina Kabupaten Bantaeng ada- lah Pembangunan yang memanusiakan manusia dan mencintai lingkungan, menjadi rahmat bagi

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Model Pembelajaran biologi berbasis Praktikum Virtual untuk membangun karakter bangsa. Karakter bangsa yang diukur meliputi komponen

Menurut Nurani (2011), penerapan sistem manajemen mutu pada kegiatan usaha penangkapan ikan, mendesak untuk segera dilakukan, dalam upaya mewujudkan jaminan mutu dan

Dari tabel tersebut dapat diartikan bahwa pekerjaan ayah siswa paling banyak wiraswasta dan berada pada moral disengagement buruk, yakni sebanyak 14 orang,