• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

B

B

a

a

b

b

5

5

K

K

e

e

r

r

a

a

n

n

g

g

k

k

a

a

S

S

t

t

r

r

a

a

t

t

e

e

g

g

i

i

P

P

e

e

m

m

b

b

i

i

a

a

y

y

a

a

a

a

n

n

I

I

n

n

f

f

r

r

a

a

s

s

t

t

r

r

u

u

k

k

t

t

u

u

r

r

B

B

i

i

d

d

a

a

n

n

g

g

C

C

i

i

p

p

t

t

a

a

K

K

a

a

r

r

y

y

a

a

5.1. POTENSI PENDANAAN APBD

5.1.1. Arahan Kebijakan Pembiayaan Pembangunan

Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain:

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama. 2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.

(2)

3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan

Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.

4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada

standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana,

serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan. 5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah

Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:

a. Total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD tahun sebelumnya;

b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5;

(3)

c. Persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;

d. Tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari pemerintah;

e. Pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan DPRD.

6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010)

Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana persampahan.

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011) Struktur APBD terdiri dari:

a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, b. Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

c. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. d. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan

e. Pembiayaan Pengeluaran.

8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur

Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:

a. Bidang Infrastruktur Air Minum

DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan

(4)

di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/target Millenium Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan:

• Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah; • Tingkat kerawanan air minum.

b. Bidang Infrastruktur Sanitasi

DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggara-kan melalui proses pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kriteria teknis:

• Kerawanan sanitasi;

• Cakupan pelayanan sanitasi.

9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri

Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN, Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yang

diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPI2-JM bidang infrastruktur ke-PU-an yang telah disepakati. Gubernur sebagai wakil Pemerintah mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangka keterpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor.

Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPI2-JM bidan Cipta Karya meliputi:

(5)

1) Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah)

2) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.

3) Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.

4) Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.

5) Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).

6) Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.

7) Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.

8) Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada. Oleh karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.

(6)

5.2. PROFIL PERKEMBANGAN APBD KABUPATEN TAPIN 5.2.1. Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah di Kabupaten Tapin terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan pendapatan daerah yang sah. Selama kurun waktu 2009-2013, pendapatan daerah tertinggi pada tahun 2013 sebesar Rp.816 milyar kemudian pada tahun 2012 sebesar Rp.651 milyar. Pendapatan tertinggi berasal dari dana perimbanganyang berkisar 76-82%. Berikut rinciannya.

No Komponen APBD 2009 % APBD 2010 % APBD 2011 % APBD 2012 % APBD 2013 %

1 Pendapatan Asli Daerah 18,889,671,480.00 3.82 18,651,686,714.84 3.75 20,737,650,855.93 3.82 22,366,561,441.00 3.44 30,846,910,187.56 3.78

- Pajak Daerah 2,066,666,000.00 10.94 2,075,894,739.84 11.13 2,766,463,020.00 13.34 3,610,163,194.00 16.14 5,816,241,238.00 18.86 - Retribusi Daerah 5,301,577,480.00 28.07 5,579,923,582.00 29.92 7,429,303,999.00 35.83 8,200,970,825.00 36.67 10,460,370,513.00 33.91 - Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 1,406,503,000.00 7.45 1,354,755,725.00 7.26 1,799,724,723.93 8.68 3,222,104,801.00 14.41 3,167,629,977.00 10.27 - Pendapatan Asli Daerah yang Sah Lainnya 10,114,925,000.00 53.55 9,641,112,668.00 51.69 8,742,159,113.00 42.16 7,333,322,621.00 32.79 11,402,668,459.56 36.97

2 Dana Perimbangan 388,056,267,067.00 78.44 410,481,172,710.00 82.46 433,543,720,902.00 79.93 534,862,828,540.00 82.15 663,426,844,751.00 81.30

- Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 87,953,267,067.00 22.67 110,383,838,710.00 26.89 117,769,778,142.00 27.16 186,306,476,020.00 34.83 244,636,526,751.00 36.87 - Dana Alokasi Umum (DAU) 256,784,000,000.00 66.17 256,779,334,000.00 62.56 246,451,507,000.00 56.85 284,439,939,000.00 53.18 349,786,888,000.00 52.72 - Dana Alokasi Khusus (DAK) 43,319,000,000.00 11.16 43,318,000,000.00 10.55 30,862,600,000.00 7.12 31,794,400,000.00 5.94 29,263,390,000.00 4.41

Dana Ad Hoc * * 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Dana Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD * * 4,857,000,000.00 1.12 4,264,500,000.00 0.80 3,513,000,000.00 0.53 Dana Tunjangan Profesi Guru * * 7,963,835,760.00 1.84 22,728,236,520.00 4.25 36,227,040,000.00 5.46 Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan * * 3,868,000,000.00 0.89 0.00 0.00 0.00 0.00 Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah * * 21,771,000,000.00 5.02 5,329,277,000.00 1.00 0.00 0.00

3 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 87,795,400,000.00 17.75 68,638,479,243.14 13.79 88,118,989,370.00 16.25 93,852,133,424.00 14.41 121,745,752,534.98 14.92

(7)

No Komponen APBD 2009 % APBD 2010 % APBD 2011 % APBD 2012 % APBD 2013 % - Dana Bagi Hasil Pajak dari Prov dan Pemda Lainnya * 11,361,980,180.00 16.55 31,608,739,931.00 35.87 35,314,702,093.00 37.63 92,147,248,403.00 75.69 - Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus * 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 - Bantuan Keuangan dari Prov/Pemda Lainnya * 11,249,000,000.00 16.39 730,000,000.00 0.83 1,700,000,000.00 1.81 0.00 0.00 -

Dana Tambahan Penghasilan

Bagi Guru PNS Daerah Kab/Kota * 6,915,975,000.00 10.08 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 - Sumbangan Pihak Ketiga * 37,907,792,795.00 55.23 55,043,558,683.00 62.47 46,279,562,969.00 49.31 28,996,765,615.00 23.82 - Pendapatan Lain-lain * 1,203,731,268.14 1.75 736,690,756.00 0.84 390,543,362.00 0.42 601,738,516.98 0.49 Dana Bantuan Operasional Sekolah 10,167,325,000.00 10.83 0.00 0.00

Total 494,741,338,547.00 100.00 497,771,338,667.98 100.00 542,400,361,127.93 100.00 651,081,523,405.00 100.00 816,019,507,473.54 100.00

Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2009-2013

5.2.2. Belanja Daerah

Belanja daerah di Kabupaten Tapin berupa belanja tidak langsung dan belanja langsung. Selama kurun waktu 2009-2013, belanja daerah tertinggi pada tahun anggaran 2013 sebesar Rp.696 milyar yang sebagian besar diperuntukan bagi 50.01% untuk belanja tidak langsung dan sebesar 49,99% untuk belanja langsung. Belanja tidak langsung tertinggi pada tahun 2013 sebesar Rp.348 milyar yang sebagian besar (88,68%) diperuntukan bagi belanja pegawai. Pada tahun yang sama, belanja pegawai tertinggi untuk belanja modal sebesar Rp.219 milyar atau 62,98%. Tabel berikut menunjukkan perkembangan belanja daerah kurun waktu 2009 sampai 2013.

No Komponen APBD 2009 % APBD 2010 % APBD 2011 % APBD 2012 % APBD 2013 %

1 Belanja Tidak Langsung 223,352,126,051.00 37.34 202,525,862,588.00 44.09 263,919,340,015.00 46.49 305,188,505,108.00 51.58 348,550,730,443.00 50.01

- Belanja Pegawai 202,673,618,551.00 90.74 183,064,545,011.00 90.39 230,468,735,941.00 87.33 272,000,758,476.00 89.13 309,093,591,083.00 88.68 - Belanja Hibah 7,657,284,500.00 3.43 7,312,377,000.00 3.61 14,120,000,000.00 5.35 18,036,152,000.00 5.91 15,702,467,885.00 4.51 - Belanja Bantuan Sosial 4,135,000,000.00 1.85 4,828,020,000.00 2.38 9,570,454,787.00 3.63 8,223,979,998.00 2.69 1,626,555,000.00 0.47

(8)

No Komponen APBD 2009 % APBD 2010 % APBD 2011 % APBD 2012 % APBD 2013 % - Belanja Bagi Hasil Kepada

Prov/Kab/Kota dan Pemerintah Desa

2,557,223,000.00 1.14 1,508,524,577.00 0.74

3,285,516,287.00 1.24 950,546,535.00 0.31 1,130,771,743.00 0.32 - Belanja Bantuan Keuangan Kepada

Prov/Kab/Kota dan Pemerintah Desa

5,829,000,000.00 2.61 5,770,000,000.00 2.85

5,960,000,000.00 2.26 5,221,746,602.00 1.71 388,850,000.00 0.11 - Belanja Tidak Terduga 500,000,000.00 0.22 42,396,000.00 0.02 514,633,000.00 0.19 280,875,000.00 0.09 274,013,000.00 0.08 Belanja Pemungutan Pajak/Retribusi * * * 474,446,497.00 0.16 569,187,275.00 0.16 Belanja Alokasi Dana Desa * * * 11,465,880,286.00 3.76 19,765,294,457.00 5.67

2 Belanja Langsung 374,795,985,648.00 62.66 256,781,671,347.00 55.91 303,804,611,149.00 53.51 286,525,914,150.00 48.42 348,443,010,275.00 49.99

- Belanja Pegawai 31,992,288,000.00 8.54 30,194,128,067.00 11.76 24,468,629,892.00 8.05 13,275,429,968.00 4.63 19,129,770,753.00 5.49 - Belanja Barang dan Jasa 81,697,592,966.00 21.80 30,194,128,067.00 11.76 82,910,564,039.00 27.29 98,091,110,976.00 34.23 109,857,423,709 31.53 - Belanja Modal 261,106,104,682.00 69.67 196,393,415,213.00 76.48 196,425,417,218.00 64.66 175,159,373,206.00 61.13 219,455,815,813.00 62.98 Total 598,148,111,699.00 100 459,307,533,935.00 100 567,723,951,164.00 100 591,714,419,258.00 100 696,993,740,718.00 100

Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2009-2013

5.2.3. Pembiayaan Daerah

Data pembiayaan daerah pada dokumen Kabupaten Dalam Angka 2009-2013 tidak tercantum. Hal ini disebabkan oleh waktu pengumpulan data dan terbitnya dokumen yang bersangkutan. Perlu ditelusuri dokumen lain yang menyediakan informasi terkait pembiayaan daerah di Kabupaten Tapin.

(9)

5.3. PROFIL INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA

5.3.1. Perkembangan Investasi Pembangunan Infrastruktur Bersumber dari APBN dalam 5 Tahun Terakhir

Investasi Pembangunan Infrastruktur Bersumber dari APBN dari Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) tahun 2010-2014 dengan total sebesar Rp.3 milyar dengan fokus kegiatan yaitu sarana dan prasarana penataan ruang terbuka hijau (RTH). Sedangkan untuk sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP), kegiatan yang didanai oleh APBN berupa peningkatan kinerja TPA Gunung Timbung sebesar Rp.5 milyar. Untuk sektor air minum, kegiatan banyak diarahkan untuk SPAM di kawasan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), SPAM di ibukota kecamatan (IKK) dan SPAM perdesaan. Investasi untuk air minum di Kabupaten Tapin sudah mencapai Rp.30 milyar. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.

(10)

No SEKTO

R OUTPUT SUBOUTPUT

URAIAN DETAIL

KEGIATAN ENTITAS

KAB/K

OTA LOKASI VOL SATUAN Pagu Awal

Tahun Anggara n 1 PBL Sarana Dan Prasrana Lingkungan Permukiman

Sarana dan prasarana Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Pembangunan PSD Penataan Ruang Terbuka

KAWASAN TAPIN Ex. Pasar Lama Rantau 1 KWS 2,000,000 2013 2 PBL Sarana Dan Prasrana Lingkungan Permukiman

Sarana dan prasarana Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pembangunan PSD Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kws. Kota Rantau, Kabupaten Tapin

KAWASAN TAPIN Kota Rantau 1 KWS 1,000,000 2013

Jumlah 3,000,000 3 PLP Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Infrastruktur Stasiun Antara dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Peningkatan Kinerja TPA Gunung Timbung KABUPATE

N/KOTA TAPIN Kabupaten Tapin 1 PKT 5,000,000 2012 Jumlah 5,000,000

4 AIR MINUM SPAM Di Kawasan MBR Optimalisasi IKK

Pengadaan dan pemasangan Pipa HDPE Dia.200mm-Pj. 1.470m KAWASAN TAPIN IKK Salam Babaris 1 KWS 800,000 2011

5 AIR MINUM SPAM Di Kawasan MBR Optimalisasi IKK

Pengadaan dan Pemasangan Jaringan Pipa dia 200, 160, 110, dan 90 mm Pj 3.055 m Kab. Tapin

(11)

6 AIR MINUM SPAM Di Kawasan MBR Optimalisasi IKK Pengadaan dan Pemasangan Jaringan Pipa dia 250, 160, 110 dan 90 mm Pj 5.180 m

KAWASAN TAPIN HATUNG

UN

1 KWS

2,228,500 2012

7 AIR MINUM SPAM Di Kawasan MBR Optimalisasi IKK

Pengadaan dan Pemasangan Pipa Dia. 160-90mm L=11.317m dan aksesoris

KAWASAN TAPIN Hiyung 1 KWS 3,471,000 2013

8 AIR MINUM SPAM Di Kawasan MBR Optimalisasi IKK

Pengadaan dan Pemasangan Pipa Dia. 160mm L=4.575m dan aksesoris

KAWASAN TAPIN Binuang 1 KWS 2,000,000 2013

9 AIR MINUM SPAM Di Kawasan MBR Optimalisasi IKK Pembangunan Jaringan Perpipaan KAWASAN TAPIN Kawasan Hatungu n Kab.Tapi n 1 Kawasa n 2,700,000 2014

10 AIR MINUM SPAM Di Kawasan MBR Optimalisasi IKK

Pembangunan Jaringan Perpipaan Dan asesoris KAWASAN TAPIN Kawasan Piani Kabupat en Tapin 1 KWS 3,278,000 2014 11 AIR MINUM

SPAM IKK (SPAM di ibu Kota Kecamatan)

SPAM IKK (SPAM di ibu Kota Kecamatan)

Pengadaan/Pema sangan IPA 20

liter/detik KAWASAN TAPIN

IKK Hatungu n - Kab. Tapin 1 IKK 4,635,000 2011 12 AIR MINUM

SPAM IKK (SPAM di ibu Kota Kecamatan)

SPAM IKK (SPAM di ibu Kota Kecamatan)

Pembangunan IPA Baja Kap 20 L/dt Dan Bangunan Penunjang IKK KAWASAN TAPIN IKK Piani Kab.Tapi n 1 IKK 7,000,000 2014

(12)

Piani Kabupaten Tapin

13 AIR MINUM SPAM Perdesaan SPAM di Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil

Pengadaan dan Pemasangan Jaringan Pipa Dia. 90 dan 63 mm Pj 1.800 m Ds/Kel. TAPIN DESA PANTAI CABE KEC. SALAMB ABARIS 1 DESA 300,000 2012

14 AIR MINUM SPAM Perdesaan SPAM di Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil

Pengadaan dan Pemasangan Pipa Dia. 160 -90 mm L=7.600 m dan Aksesoris, Kec. Tapin Utara Kab. Tapin (APBN-P) LINGKUNG AN/KOMU NITAS TAPIN Desa Rangda Malikun g 1 DESA 2,708,176 2013 Jumlah 30,220,676

(13)

5.3.2. Perkembangan Investasi Pembangunan Infrastruktur Bersumber dari APBD dalam 5 Tahun Terakhir

Pendanaan infrastruktur yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sejak tahun 2009-2013 terbesar pada tahun 2009 sebesar Rp. 98 milyar dengan alokasi dana untuk bidang Keciptakaryaan sebesar Rp.90 milyar dan bidang drainase/pengairan sebesar Rp.7 milyar yang bersumber dari dana Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta Dana Alokasi Khusus (DAK). Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut ini.

Tabel

Realisasi DAK di Kabupaten Tapin 2009-2012

Jenis Proyek

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 DAU/PAD DAK DAU/PAD DAK DAU/PAD DAK DAU/PAD DAK DAU/PAD DAK Bidang Drainase/P engairan 7,759,427,000.000 4,148,891,000.000 20,909,389,001 3,709,200,000 * 1,082,820,000 19,816,545,000 2,223,210,000 43,115,841,000.991 Bidang Keciptakar yaan 90,700,485,000.614 2,758,800,000.000 * * * 944,252,0 00 29,863,537,184 1,245,400,000 38,850,355,001.590 Jumlah 98,459,912,000.614 6,907,691,000.000 20,909,389,000.621 3,709,200,000.000 0.000 2,027,072,000.000 49,680,082,184.000 3,468,610,000.000 81,966,196,002.581

Sumber: Kabupaten Tapin dalam Angka 2009-2013 Ket: * data belum tersedia

5.3.3. Perkembangan Investasi Pembangunan Infrastruktur Bersumber dari Perusahaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir

Investasi Pembangunan Infrastruktur Bersumber dari Perusahaan Daerah dalam 5 tahun terakhir di Kabupaten Tapin belum tersedia data yang komptehensif sehingga belum dapat terpetakan perkembangan investasinya.

5.3.4. Perkembangan Investasi Pembangunan Infrastruktur Bersumber dari Swasta dalam 5 Tahun Terakhir

Investasi Pembangunan Infrastruktur Bersumber dari Swasta dalam 5 tahun terakhir belum ada dana yang dialokasikan dari pihak swasta yang terekam secara komprehensif. Dana yang bersumber dari swasta seperti perusahaan pertambangan, perkebunan dan sektor swasta lainnya disalurkan secara langsung oleh pihak terkait.

(14)

5.4. PROYEKSI DAN RENCANA INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA 5.4.1. Proyeksi APBD 5 Tahun Ke Depan

Tahun PAD 3.16% 2013 37,272,418,000.00 2014 38,450,226,408.80 2015 39,665,253,563.32 2016 40,918,675,575.92 2017 42,211,705,724.12 2018 43,545,595,625.00 2019 44,921,636,446.75 2020 46,341,160,158.47 2021 47,805,540,819.48 Sumber: Hasil Analisis

5.4.2. Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah

Sehubungan data pada Perusahaan Daerah belum tersedia maka rencana pembiayaan Perusahaan Daerah belum dapat direncanakan.

5.4.3. Rencana Kerja Sama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya

Beberapa rencana kerja sama Pemerintah Kabupaten Tapin dengan pihak Swasta telah diwadahi dengan terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 07 tahun 2014 tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Kabupaten Tapin yang mengamanahkan:

1) Tujuan umum program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan kelestarian lingkungan yang bermanfaat bagi perusahaan sendiri, komunitas setempat, maupun pada masyarakat umum secara efektif dan efisien. Tujuan khususnya yaitu:

(a). Terwujudnya batasan yang jelas tentang tanggung jawab sosial termasuk lingkungan perusahaan beserta pihak–pihak yang menjadi pelakunya; (b). Terpenuhinya penyelenggaraan TJSP sesuai dengan peraturan

perundang-undangan dalam suatu koordinasi;

(c). Terwujudnya kepastian dan perlindungan hukum bagi pelaku dunia usaha dalam pelaksanaan TJSP secara terpadu dan berdaya guna;

(15)

(d). Melindungi perusahaan agar terhindar dari pungutan liar yang dilakukan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab;

(e). Meminimalisir dampak negatif keberadaan perusahaan dan mengoptimalkan dampak positif keberadaan perusahaan; dan

(f). Terwujudnya Program Pemerintah Daerah untuk melakukan apresiasi kepada dunia usaha yang telah melakukan TJSP dengan memberi penghargaan serta pemberian kemudahan dalam pelayanan administrasi. 2) Program dan bidang kerja Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP)

(a). Program TJSP dapat berbentuk pemberdayaan masyarakat dan/atau kemitraan dan bina lingkungan dan/atau investasi dan/atau sumbangan/donasi dan/atau promosi.

(b). Program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) direncanakan dan dikembangkan oleh perusahaan sebagai bentuk kontribusi dan/atau kepedulian pada persoalan sosial Pemerintah Daerah yang dihadapi masyarakat untuk mendapatkan keuntungan perusahaan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

(c). Bentuk program sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang akan dan yang telah dilakukan harus dilaporkan kepada Bupati melalui Tim Kerja TJSP. 3) Bidang Kerja Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) meliputi:

(a). Pendidikan; (b). Kesehatan; (c). Infrastruktur;

(d). Olah raga dan seni budaya; (e). Sosial dan keagamaan;

(f). Pelestarian lingkungan hidup; (g).Usaha ekonomi kerakyatan;

(h).Pemberdayaan masyarakat adat; dan

(i). Bidang kerja lainnya yang secara nyata memberikan dampak peningkatan kualitas masyarakat.

(16)

(a). Pembiayaan pelaksanaan TJSP untuk BUMN/BUMD dialokasikan dari keuntungan bersih yang ditentukan perusahaan dengan kepatutan, kewajaran, dan kinerja keuangan sesuai peraturan perundang-undangan; (b). Pembiayaan pelaksanaan TJSP dapat berupa dana, barang dan/atau

bentuk kontribusi lainnya yang dibebankan pada biaya perusahaan;

(c). Bagi perusahaan Perseroan Terbatas yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan TJSP dengan biaya yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya operasional perusahaan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran berdasarkan ukuran usaha, cakupan pemangku kepentingan dan kinerja keuangannya.

5.5. ANALISIS KETERPADUAN STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

5.5.1. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

Proyeksi pendapatan asli daerah Kabupaten Tapin meningkat sebesar 10.99%. angka ini akan menghasilkan Rp.64 milyar pada tahun 2020. Ini akan memberikan ruang bagi pendanaan sektor cipta karya.

Proyeksi Pendapatan Asli Daerah 10.99%

Pendapatan Daerah 2013 30,846,910,187.56 Pendapatan Daerah 2014 34,236,985,617.17 Pendapatan Daerah 2015 37,999,630,336.50 Pendapatan Daerah 2016 42,175,789,710.48 Pendapatan Daerah 2017 46,810,908,999.66 Pendapatan Daerah 2018 51,955,427,898.73 Pendapatan Daerah 2019 57,665,329,424.80 Pendapatan Daerah 2020 64,002,749,128.58

(17)

Proyeksi belanja barang dan jasa berdasarkan pendanaan kegiatan infrastruktur di Kabupaten Tapin 2013-2020 dengan pertumbuhan sebesar 28,37%, maka pembiayaan sektor cipta karya dapat dialokasikan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan pos belanja barang dan jasa. Berikut tabel selengkapnya.

Proyeksi Belanja Barang dan Jasa 28.37% Proyeksi Belanja Barang dan Jasa 2013 109,857,423,709 Proyeksi Belanja Barang dan Jasa 2014 141,023,974,815 Proyeksi Belanja Barang dan Jasa 2015 181,032,476,470 Proyeksi Belanja Barang dan Jasa 2016 232,391,390,045 Proyeksi Belanja Barang dan Jasa 2017 298,320,827,401 Proyeksi Belanja Barang dan Jasa 2018 382,954,446,134 Proyeksi Belanja Barang dan Jasa 2019 491,598,622,503 Proyeksi Belanja Barang dan Jasa 2020 631,065,151,707

(18)

5.5.2. Strategi Peningkatan Investasi Infrastruktur

Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI2JM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu set strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Oleh karena itu pada bagian ini, Satgas RPI2JM daerah agar merumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, yang meliputi beberapa aspek antara lain:

1. Strategi peningkatan DDUB oleh kabupaten dan provinsi; yaitu dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah yang ada sebagai pendamping bantuan dari APBN dalam investasi di bidang cipta karya di daerah.

2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi pengunaan anggaran; dalam hal ini adalah dengan menggali potensi daerah dalam penerimaan asli daerah ataupun penerimaan yang sah lainnya dan memperketat pengawasan penggunaan dana anggaran

4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya;

(19)

5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltasi infrastrukturpermukiman yang sudah ada;

6. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.

Dalam upaya peningkatan investasi Bidang Cipta Karya di Kabupaten Tapin adalah dengan melihat potensi keuangan yang ada maka diupayakan dengan menggunakan sumber-sumber dana yang ada, antara lain :

1. APBN

2. APBD Provinsi Kalimantan Selatan 3. APBD Kabupaten Tapin

4. Pinjaman Perbankan

5. Pinjaman melalui Pusat Investasi Pemerintah (PIP).

6. Coorporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan yang ada di Kabupaten Tapin seperti Perbankan, Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet serta Pertambangan Baru Bara. 7. Dana Hibah

(20)

Contents

5.1. POTENSI PENDANAAN APBD ... 1

5.1.1. Arahan Kebijakan Pembiayaan Pembangunan ... 1

5.2. PROFIL PERKEMBANGAN APBD KABUPATEN TAPIN ... 6

5.2.1. Pendapatan Daerah ... 6

5.2.2. Belanja Daerah ... 7

5.2.3. Pembiayaan Daerah ... 8

5.3. PROFIL INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA ... 9

5.3.1. Perkembangan Investasi Pembangunan Infrastruktur Bersumber dari APBN dalam 5 Tahun Terakhir ... 9

5.3.2. Perkembangan Investasi Pembangunan Infrastruktur Bersumber dari APBD dalam 5 Tahun Terakhir ... 13

5.3.3. Perkembangan Investasi Pembangunan Infrastruktur Bersumber dari Perusahaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir... 13

5.3.4. Perkembangan Investasi Pembangunan Infrastruktur Bersumber dari Swasta dalam 5 Tahun Terakhir ... 13

5.4. PROYEKSI DAN RENCANA INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA... 14

5.4.1. Proyeksi APBD 5 Tahun Ke Depan ... 14

5.4.2. Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah ... 14

5.4.3. Rencana Kerja Sama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya ... 14

5.5. ANALISIS KETERPADUAN STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA ... 16

5.5.1. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah ... 16

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan judul penelitian “Progam Majelis Mu’allimil Qur’an (MMQ) dalam pengembangan kemampuan pedagogis guru Qiraati (studi kasus di. kecamatan Batealit Jepara)”, maka

Informan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah sembilan mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang menjalin hubungan pertemanan dengan mahasiswa

Adapun perancangan antarmuka yang dibuat dalam aplikasi ini meliputi form monitoring utama, menu aktivasi suara peringatan, menu keluar dari sistem, menu manajemen

Terjadinya alih kode dalam suatu konteks pembicaraan seringkali dipicu oleh kondisi-kondisi tertentu. Crystal dalam Skiba mengungkapkan bahwa, peralihan bahasa satu ke bahasa

PELAYANAN RESEP RAWAT INAP VISITE DOKTER PENGECEKAN PENYERAHAN OBAT KE MASING- MASING RUANGAN PASIEN PIO ANALISA RESEP •SKRINING RESEP •DISIAPKAN OBAT PERHARI DIBACA.6.

Pembangunan waduk, saluran industri, pembuatan plengsengan batu kali Rungkut.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial pada keluaga pasien di RSU Hidayah Purwokerto. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan:

Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir dengan