• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN FURNITUR PADA SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK TK DON BOSCO 1 DI KELAPA GADING, JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN FURNITUR PADA SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK TK DON BOSCO 1 DI KELAPA GADING, JAKARTA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN FURNITUR PADA

SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK TK

DON BOSCO 1 DI KELAPA GADING,

JAKARTA

Julie Giovanni Bonardi

Jurusan Desain Interior, School of Design, Binus University Jl. K.H. Syahdan no. 9, Kemanggisan-Palmerah, Jakarta Barat, 11480

Telp. +62 21 534 5830, +62 21 535 0660 julie.giovanni91@gmail.com

ABSTRAK

The objective of this design is to fix the furniture design of TK Don Bosco 1 school with the concept of basic form and basic shape. This concept can be combined due to the early lessons for kindergarterner about forms and shapes. Also, because the furnitures used by the students of TK Don Bosco 1 school often breaks, the author decided to change the furniture so that it will be appropriate with the needs and comfort of the students of TK Don Bosco 1. The author added other benefits for the children's developing minds and physical needs, and trained their cognitive aspect. Therefore, the design for a kindergarten should be unique, colorful, and lightweight.

Keywords: unique, colorful, developing minds, lightweight

PENDAHULUAN

Pendidikan usia dini merupakan masa yang amat penting bagi pendidikan anak-anak. Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anak yang diajarnya mendapatkan pembelajaran yang efektif. Persoalan yang terjadi adalah bagaimana mencapai pembelajaran yang efektif agar perkembangan para anak dapat menjadi optimal. Untuk mencapai ini, salah satu yang dapat diupayakan adalah dengan menciptakan dan mengelola kelas yang menyenangkan bagi anak-anak. Dalam sebuah Taman Kanak-Kanak, setiap anak berhak mendapatkan kesempatan pembelajaran dan pengembangan diri dengan ditunjang berbagai macam sarana dan prasarana seperti furnitur yang harus tersedia dan berfungsi secara lengkap dan maksimal. Agar seorang anak lebih termotivasi dan tidak malas, furnitur yang tersedia harus memiliki warna dan bentuk yang aman dan nyaman, menarik, ergonomis, dan sesuai dengan antropometri anak. Hal ini dapat membantu pembentukan kebiasaan dan karakter anak agar memiliki kepribadian yang mandiri. Rancangan desain furnitur Taman Kanak-Kanak diharapkan dapat memenuhi kebutuhan anak dalam proses pembelajaran agar anak mendapatkan perkembangan yang maksimal. Pada umumnya, para pendidik tidak terlalu memperhatikan aspek desain furnitur untuk para anak didiknya. Furnitur yang dibuat secara masal yang dapatditemukan di tukang-tukang perabot atau pada penjual furnitur grosiran tersebut digunakan agar dapat memenuhi anggaran yang telah ditetapkan sekolah, padahal perabot tersebut belum tentu memenuhi aspek antropometri anak dengan baik.

(2)

Rumusan masalah yang terjadi adalah furnitur yang dipakai sekolah tersebut menimbulkan permasalahan yang cukup serius seperti keluhan anak terhadap kursi yang dipakai berat, permukaan meja bertekstur, kurangnya rak penyimpanan, dsb. Selain masalah yang dihadapi penulis memberikan nilai tambah bagi furnitur yang akan di desain agar anak semakin aktif dan berkembang.

Ruang lingkup desain melingkupi kursi, meja, rak penyimpanan, tempat pensil, dan tray krayon. Tujuannya adalah untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh pihak sekolah terhadap masalah yang ada serta merancang furnitur yang aman, nyaman, tidak tajam, serta tidak berbahaya dan tidak berat bagi anak-anak tetapi tetap menarik, melatih kemandirian, mental, dan motorik anak.

METODE PENELITIAN

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan ini terkait dengan pencarian literatur ataupun refrensi yang berhubungan dengan topik yang dibahas dalam penelitian ini, sehingga penelitian yang dilakukan sesuai dengan teori dan praktek yang ada.

2. Pencarian Fakta

Dalam mencari data dan fakta yang dibutuhkan, penelitian ini menggunakan beberapa teknik, yaitu:

a. Teknik Wawancara

Wawancara merupakan teknik umum yang biasa dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Wawancara adalah teknik mengumpulkan informasi dari individu yang bersangkutan dengan melakukan tatap muka secara langsung kepada nara sumber. Penelitian ini melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah di TK Don Bosco 1.

b. Teknik Observasi

Observasi adalah teknik pencarian fakta atau informasi dengan melakukan studi, mengamati, dan menganalisis objek secara langsung. Teknik ini digunakan dalam penelitian untuk menganalisis jaringan yang sedang berjalan dan merancang topologi baru yang dibahas dalam penelitian ini.

c. Pengambilan Foto

Pengambilan foto dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara umum terhadap sekolah yang dituju serta dapat menjadi pengingat terhadap keadaan sekolah.

HASIL DAN BAHASAN

Hasil observasi kegiatan anak selama belajar mengajar adalah sebagai berikut:

No.

Aktivitas (Menggunakan

Perabot) Permasalahan Kebutuhan Keterangan

1 Menggambar, mewarnai, menulis • Meja tidak jarang terkena coretan • Alat tulis berhamburan dan sering terjatuh • Menggunakan bahan yang mudah dibersihkan

• Menggunakan sarana/wadah untuk menyimpan alat tulis sehingga tidak berhamburan.

• Adanya sarana/wadah memudahkan anak dalam menyimpan alat tulis sehingga tidak berhamburan

(3)

2 Menggunting bebas • Gunting dapat melukai bila ditaruh sembarangan • Kotoran sisa potongan kertas sering berhamburan • Gunting dapat memuat meja dari bahan plastik tergores. • Menggunakan saran/wadah untuk menyimpan gunting • Sebaiknya diberikan sarana tempat sampah • Menggunakan bahan yang dapat mengurangi kerusakan pada furnitur

• Aktivitas ini perlu perhatian lebih dari guru, anak yang usil biasanya bermain gunting untuk hal-hal lain, dan juga untuk menghindari bahaya terpotong oleh gunting.

3 Mencocok dengan pola yang dibuatkan guru

• Meja sering kali dipukul-pukul oleh pola yang terbuat dari bahan kayu ringan.

• Menggunakan bahan dasar untuk meja yang kuat.

• Aktivitas ini perlu diperhatikan oleh guru karena cukup

berbahaya.

4 Menempel kertas dengan pola

• Meja cepat kotor terkena lem

• Media / saran sering berhamburan

• Meja yang mudah dibersihkan

• Wadah/sarana untuk menyimpan media

• Aktivitas ini sangat rawan dengan kotor, anak sering kali usil dengan cara mencopot sisa lem pada furnitur.

5 Menyimpan barang bawaan (tas, sepatu, bekal) • Tas sering digantung dibagian belakang kursi, dan sering kali berat tas anak cukup berat hingga sering membuat kursinya jatuh.

• Anak sering kali tertukar tempat menyimpan sehingga tidak jarang berebut tempat. • Dibutuhkan tempat untuk menyimpan barang bawaan anak sesuai dengan jenisnya

• Diberikan penanda untuk setiap barang bawaan anak pada sarana

penyimpanan anak.

• Setiap sekolah harus memiliki saran seperti lemari untuk

menyimpan barang bawaan dan peralatan lainnya, akan tetapi tidak semua sekolah harus memiliki rak sepatu. 6 Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan plastisin, playdough, dan tanah liat.

• Meja cepat kotor

• Sisa-sisa plastisin, playdough, dan tanah liat sering menempel pada permukaan meja yang bertekstur.

• Anak lupa

• Menggunakan bahan yang mudah dibersihkan

• Menggunakan sarana/wadah untuk menyimpan dan membersihkan.

(4)

membersihkan 7 Menonton film yang diberikan oleh guru di ruang kelas masing-masing • Sering kali murid-murid yang tidak kuat mengangkat kursinya mendorong-dorong kursinya untuk dirapikan barisan duduknya. • Beberapa murid juga sering kali meminta gurunya mengangkat kursinya karena terlalu berat. • Menggunakan bahan yang tidak terlalu berat untuk kursi anak-anak.

• Aktivitas ini perlu diperhatikan oleh guru, karena fisiologis tiap anak berbeda-beda.

Disimpulkan bahwa anak-anak cukup aktif dalam kegiatan belajar mengajar, akan tetapi ada kegiatan yang cukup berbahaya bagi anak maka diperlukan furnitur atau aksesoris tambahan dalam mendukung kegiatan belajar mengajarnya.

Mind Mapping dibuat agar dapat menyimpulkan secara garis besar apa yang diperlukan untuk perancangan furnitur bagi TK Don Bosco 1.

Gambar x. Mind Mapping

Disimpulkan bahwa kriteria perancangan untuk furnitur anak-anak usia dini adalah ringan, warna-warni, finishing tidak beracun, tidak kasar, tidak tajam, menarik bagi anak, dan dapat meningkatkan fisik, mental dan motorik anak. Kriteria inilah yang dipakai sebagai batasan perancangan untuk furnitur TK Don Bosco 1.

(5)

Konsep Desain yang dipakai oleh penulis adalah Basic Shape in Basic Form. Konsep yang diusung penulis berakar dari bentuk-bentuk dasar geometrik, yaitu lingkaran, segitiga dan persegi. Furnitur yang didesain memakai bentuk standar dari masing-masing furnitur. Pendekatan warna untuk furnitur juga berasal dari warna primer yaitu merah, kuning, dan biru.

Gambar x. Basic form of shapes

Bentuk dari furnitur yang akan didesain mengikuti bentuk dasar geometrik seperti kotak, segitiga dan lingkaran. Ketiga bentuk dasar ini digabungkan ke dalam sehingga menciptakan gabungan bentuk geometrik seperti :

1. Segitiga di dalam Persegi 2. Lingkaran di dalam Persegi 3. Persegi di dalam Persegi 4. Lingkaran di dalam Segitiga 5. Persegi di dalam Segitiga 6. Segitiga di dalam Segitiga 7. Segitiga di dalam Lingkaran 8. Persegi di dalam Lingkaran 9. Lingkaran di dalam Lingkaran

Gambar x. Gabungan bentuk dengan bentuk dasar kotak

Gambar x. Gabungan bentuk dengan bentuk dasar segitiga

(6)

Untuk penggunaan warna pada furnitur, penulis mengambil tema Warna Dasar/ Warna Primer untuk finishingnya. Warna primer terdiri dari merah kuning dan biru. Perpaduan dari warna-warna tersebut menghasilkan warna sekunder, dan hasil antara warna primer dan sekunder menghasilkan warna tersier.

Gambar x. Basic colors

Material utama untuk furnitur anak adalah kayu sungkai karena kayu tersebut cukup ringan untuk anak-anak dan memiliki ketahanan yang cukup baik dibandingkan kayu lainnya.

Gambar x. Serat Kayu Sungkai

Finishing yang dipakai untuk furnitur anak adalah duco dan water based clear finish Propan. Duco dipakai untuk membuat warna solid pada furnitur untuk aksen. Water based clear finish Propan dipakai untuk

(7)

Gambar x. Desain Akhir Kursi

(8)

Gambar x. Desain Akhir Rak

(9)

Gambar x. Perspektif Ruang Kelas

SIMPULAN DAN SARAN

Dari penelitian yang ada, penulis menemukan masalah yang cukup merepotkan bagi pihak sekolah dan siswa/siswinya, yaitu sering rusaknya kursi yang diduduki anak, serta furnitur yang dipakai cukup berat sehingga membuat anak-anak malas untuk memindahkan kursinya sendiri dan membuat anak tidak terlatih motoriknya, serta selalu mengandalkan guru untuk memindahkan kursinya sehingga menjadi tidak mandiri. Oleh karena itu furnitur yang baik untuk perkembangan anak adalah furnitur yang ringan, tahan banting, tidak berbahaya, serta memiliki bentuk yang menarik dan dapat meningkatkan fisik dan motorik anak serta melatih kemandirian anak.

REFRENSI

Sharpe, Deborah T. 1974. The Psychology Of Color and Design. Chicago: Nelson-Hall Inc. Verner, Lilian – Bonds. 2000. The Complete Book of Colour Healing. London: Godsfields Press

Ltd.

Situs Resmi Dinas Kehutanan Jawa Barat, diakses 20 Maret 2015 dari

http://dishut.jabarprov.go.id/index.php?mod=kayuperdagangan&idMenuKiri=322&idMenu =567

M. Damanik, Revandy Iskandar. (2005). Kekuatan Kayu. Sumatera Utara : e-USU Repository, diakses 20 Maret 2015 dari http://library.usu.ac.id/download/fp/hutan-revandy3.pdf Bambang Sudibyo. (2009).Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia, Nomor 58, diakses 25 Juni 2015 dari http://sdm.data.kemdikbud.go.id.

(10)

Old, Anita Rui. (2000). Child Care Design Guide. Woodacre: McGraw-Hill Education.

de Chiara, Joseph. (1980). Handbook of Architectura Details for Commercial Buildings. United States: McGraw-Hill Inc.

de Chiara, Joseph. (1978). Site Planning Standards. United States: McGraw-Hill Inc. Pile, John F. (2007). Interior Design (4th Edition). United States: Pearson.

Koleksi Buku 2002, Warna: teori dan kreativitas penggunaannya (Sulasmi Darmaprawira W.A.) Penerbit ITB – Elizabeth Hurlock (1995)

Noll, Terrie. (2002). The Joint Book: The Complete Guide to Wood Joinery. Pennsylvania: Popular Woodworking Books.

RIWAYAT PENULIS

Julie Giovanni Bonardi lahir di kota Jakarta pada 23 Juli 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara University dalam bidang Desain Interior peminatan Desain Furnitur pada tahun 2015. Saat ini bekerja sebagai General Manager di CV Naraaya Kreasindo.

Gambar

Gambar x. Mind Mapping
Gambar x. Gabungan bentuk dengan bentuk dasar kotak
Gambar x. Desain Akhir Kursi
Gambar x. Desain Akhir Aksesoris
+2

Referensi

Dokumen terkait

The country of origin is declared free from Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) prior to shipment. For the duck meat come from farm declared free from duck viral hepatitis

Dua metode pengolahan data tersebut digunakan untuk dapat membantu dalam mengambil kesimpulan yang lebih akurat, sehingga diperoleh perlakuan terbaik dalam pembuatan nata de

“ Boerhavia diffusa (Punarnava) Root Extract as green Corrosion Inhibitor for Mild Steel in Hydrochloric Acid Solution: Theoritical and Electrochemical Studies.”

Kedua zat tersebut dicampur sesuai dengan komposisi seperti pada tabel..

Kegiatan ini perlu dilakukan di awal suatu proses perubahan, karena seperti diketahui bersama, tingkatan resistensi pertama dari penolakan adalah berhubungan dengan tidak

Berdasarkan hasil wawancara beliau mengatakan bahwa pengobatan TB Paru yang ada di Puskesmas Mijen dilakukan setiap minggu yaitu pada hari selasa,

Table Swamp Fishery and Non Fishes Production and Their Values by Type of Fish Tahun/Year 2014 JENIS IKAN Fishes Produksi Production (Ton/Tons) Nilai Produksi Value of Production

Dari berbagai teknik pengembangan dan kalibrasi sensor kelembaban tanah (soil moisture sensor) hal yang terpenting adalah perhitungan bagaimana pengaruh faktor kompleks