• Tidak ada hasil yang ditemukan

Presentation Vektor 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Presentation Vektor 2"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENDAHULUAN

Vektor di R2

Vektor di R3

PETA KONSEP

Perkalian Skalar Dua Vektor Proyeksi Ortogonal suatu

Vektor pada Vektor Lain Soal-Soal

45

O a

x

y

o

VEKTOR

(3)

PENDAHULUAN

Dalam ilmu pengetahuan kita sering menjumpai besaran yang dapat dinyatakan suatu bilangan disertai satuan yang dinamakan besaran skalar. Di samping itu ada besaran yang selain dinyatakan dengan suatu bilangan disertai satuan juga mempuai arah yang dinamakan Vektor. Vektor digunakan sebagai alat bantu untuk menunjukan besar dan arah suatu gaya.

(4)
(5)

Vektor di R2 adalah vektor yang terletak pada bidang

datar. Vektor di R2 dapat digambarkan pada bidang

kartesius. Secara geometri, suatu vektor digambarkan dengan anak panah yang mempunyai titik pangkal dan titik ujung.

1. PENGERTIAN VEKTOR DI R

2

(6)

Panjang anak panah

menyatakan besar vektor,

sedangkan arah anak panah adalah arah vektor.

Vektor pada gambar disamping merupakan vector

dengan panjang 3 satuan dan arahnya 30o dari

sumbu X positif.

(7)

A. NOTASI VEKTOR

Suatu vektor dapat ditulis dengan beberapa cara ;

1. Menggunakan huruf kecil yang dicetak tebal, misalnya a, b ,c,….y, z

2. Menggunakan huruf kecil dengan tanda anak panah diatasnya, misalnya a , b ,c,…

3. Menggunakan huruf kecil dengan tanda garis di bawahnya, misalnya a, b, c,…

(8)

B. VEKTOR POSSISI Y X O D B

C Diberikan suatu persegi panjang

OBCD yang terletak pada

bidang cartesius dengan OB = 8 satuan panjang dan BC = 6 satuan panjang seperti gambar di samping. Koordinat titik B adalah (8,0) maka vektor posisi titik B terhadap O adalah b =

8,0

. Koordinat titik C adalah

(9)

C(8,6) maka vektor posisi C terhadap O adalah c =

8,6

. Koordinat titik D adalah D(0,6) sehingga vektor posisi titik D terhadap O adalah d =

0,6

.

Vektor di R

2

Dari hasil tersebut, yang dimaksud vektor posisi dari suatu titik terhadap O adalah vektor yang titik pangkalnya terletak pada pangkal koordinat O(0,0) dan titik ujungnya adalah titik itu sendiri.

(10)

Dari uraian diatas tampak bahwa suatu vektor di R2

ditentukan oleh komponen mendatar dan komponen vertikal. Komponen mendatar bernilai positif jika arahnya dari kiri ke kanan dan negatif jika arahnya dari kanan ke kiri. Selanjutnya, komponen vertikal bernilai positif jika arah vektor dari bawah ke atas dan negatif jika arahnya dari atas ke bawah

(11)

C. Panjang atau Besar Vektor

Perhatikan gambar disamping.

Dengan menggunakan

teorema Phytagoras dapat

ditentukan panjang atau besar vektor OC = √82+62 = √100 = 10 X O 8 y 6 C

Vektor di R

2

(12)

2. OPERASI ALJABAR PADA VEKTOR

A. Kesamaan Dua Vektor

Dua vektor dikatakan sama apabila keduanya

mempunyai besar dan arah yang sama. Misalnya diberikan dua vektor u =

u1 , u2

dan v =

v1 , v2

. Vektor u = v jika u1 = v1 dan u2 = v2

(13)

B. Penjumlahan Vektor

a

b

Misalkan vektor c adalah hasil penjumlahan vektor a dengan vektor b, ditulis c = a + b.

Vektor c dinamakan resultan dari vektor a dan vektor b. Besar vektor c dapat ditentukan dengan aturan segitiga dan aturan jajargenjang.

(14)

1). Aturan segitiga

Diketahui dua buah vektor seperti gambar di atas. Untuk

a b

c = a + b

mendapatkan vektor c = a + b, vektor b dipindahkan sedemikian rupa, sehingga titik pangkalnya berimpit dengan titik ujung vektor a. vektor c = a + b adalah suatu vektor yang pangkalnya merupakan titik pangkal vektor a dan ujungnya merupakan titik ujung vektor b.

(15)

2). Aturan jajargenjang

Cara lain untuk mendapatkan vektor c = a + b adalah dengan

a

b

c = a + b

memindahkan vektor b sedemikian rupa sehingga titik pangkalnya berimpit dengan titik pangkal vektor a. Vektor c = a + b yang kita cari adalah vektor yang titik pangkalnya dititik pangkal vektor a dan b serta berimpit dengan diagonal jajargenjang yang dibentuk oleh a dan b.

(16)

C. Vektor nol dan lawan suatu vektor

Vektor nol adalah suatu vektor yang panjangnya sama dengan nol dan arahnya sembarang. Vektor nol dinotasikan dengan 0 =

0, 0

›.

Lawan suatu vektor a adalah suatu vektor yang apabila

a

-a

dijumlahkan dengan vektor a menghasilkan vektor 0. Lawan vektor a dapat ditulis –a yaitu suatu vektor yang panjangnya sama dengan vektor a tetapi arahnya berlawanan dengan vektor a, seperti gambar disamping.

(17)

D. Sifat-sifat Penjumlahan

Jika a, b, dan c, adalah vektor-vektor sembarang, pada operasi penjumlahan vektor berlaku sifat-sifat

Vektor di R

2

1. Komutatif a + b = b + a

2. Asosiatif (a + b) + c = a + (b + c)

3. Terdapat unsur identitas, yaitu vektor o sehingga a + 0 = 0 + a = a

4. Setiap vektor mempunyai invers. Invers dari a adalah –a sehingga a +(-a)= -a + a = 0

(18)

E. Pengurangan Vektor

Pengurangan vektor dapat dilakukan dengan menggunakan pengertian invers jumlah suatu vektor. a – b = a + (-b) a b a -b a-b (a) (b)

Misalkan diketahui vektor a dan b pada gambar (a).

Vektor a – b diperoleh dengan cara menjumlahkan

vektor a dengan lawan vektor b, seperti gambar (b)

(19)

CONTOH SOAL

Tentukan AB, CD, dan EF pada gambar disamping !

Penyelesaian ;

Komponen mendatar 3 Komponen vertikal 2 Vektor AB = (3,2)

Dengan cara yang sama,

A B F E D C

Vektor di R

2

(20)

3. Perkalian Vektor dengan Skalar

Jika a adalah suatu vektor dan k adalah bilangan real (skalar), perkalian antara vektor a dengan skalar k ditulis sebagai ka, yaitu suatu vektor yang panjangnya sama dengan |k| kali panjang vektor a dengan arah ; a. Untuk k>0 maka ka searah dengan vektor a.

b. Untuk k<0 maka ka berlawanan arah dengan vektor a. Jika a = (a1, a2) maka ka = (ka1, ka2)

A. Pengertian Perkalian Vektor dengn Skalar

(21)

B. Sifat-sifat Perkalian Vektor dengan Skalar

Misalkan vektor a dan b adalah vektor sembarang, sedangkan k dan l adalah sembarang skalar. Perkalian vektor dengan skalar memenuhi sifat-sifat berikut ; 1. |ka|=|k||a| 2. k(-a)=-ka 3. ka = ak 4. (kl)a = k (la) = a (kl) 5. (k + l)a = ka + la 6. K(a + b) = ka + kb

Vektor di R

2

(22)

CONTOH SOAL

Diketahui segitiga ABC dengan ruas0ruas garis berarah AC dan AB berturut-turut mewakili vektor c dan b. Ruas garis PQ menghubungkan titik P dan Q, dengan P adalah titik tengah AC dan Q adalah titik tengh BC. Nyatakan QC dalam b dan c.

Penyelesaian ; Perhatika QC = ½ BC BC = AC – AB = c – b Dengan demikian QC = ½ (c – b) A B P Q C

Vektor di R

2

(23)

4. Perkalian Skalar Dua Vektor

A. Pengertian Perkalian Skalar Dua Vektor

Perkalian vektor dengan vektor dinamakan perkalian skalar dua vektor atau perkalian titik antara dua vektor (dot product). Misalkan diberikan sembarang vektor bukan nol yaitu a dan b. hasil kali dari vektor a dan b ditulis a . b, didefinisikan

sebagai berikut ; a . b = |a||b| cos θ

(24)

Dengan θ sudut terkecil yang dibentuk oleh a dan b. Hasil kali titik dari vektor a dan b merupakan suatu skalar.

Jika a = (a1 , a2) dan b = (b1 , b2) maka hasil kali titik dari vektor a dan b adalah

a . b = a1b1 + a2b2

(25)

B. sifat-sifat Perkalian Skalar Dua Vektor

Jika u, v dan w adalah vektor-vektor sembarang dan k suatu skalar , berlaku sifat-sifat sebagai berikut ; 1. u . v = v . u 2. u . (v + w) = u . v + u . w 3. k (u . v) = (ku) . v = u .(kv) 4. 0 . v = v . 0 = 0 5. u . u = |u|2

Vektor di R

2

(26)

C. Teorema Ortogonalitas

Dari rumus dot product, diperoleh teorema ortogonalitas yaitu dua vektor bukan nol dikatakan saling tegak lurus (ortogonal) jika dan hanya jika perkalian skalar kedua vektor itu hasilnya sama dengan nol. Jadi vektor u dan v tegak lurus jika dan hanya jika ;

u . v = 0

(27)

CONTOH SOAL

Tentukan nilai a agar vektor u =(8,a) dan vektor v =(3,4) saling tegak lurus .

Penyelesaian ;

Dua vektor tegak lurus jika hasil kali titik kedua vektor itu sama dengan nol, sehingga u . v = 0 24 – 4a = 0

4a = 24 ↔ a = 6

(28)

5. Vektor Basis di R

2

Misalkan terdapat vektor î =(1,0) dan ĵ = (o,1). Dengan memandang komponen-komponen pada vektor tersebut tampak bahwa kedua vektor itu saling tegak lurus dan besar kedua vektor tersebut adalah |î| =|ĵ| = 1. setiap vektor u = (u1, u2) dapat dinyatakan secara tunggal oleh î dan ĵ, yaitu u= (u1,u2)= u1(1,0)+ u2(0,1)= u1î + u2ĵ

(29)

Dalam hal ini, vektor î dan ĵ dinamakan vektor basis di R2 pada arah sumbu X positif dan sumbu Y

positif. Karena î dan ĵ mempunyai panjang satu

satuan, vektor î dan ĵ berturut-turut disbut vektor satuan pada arah sumbu X positif dan sumbu Y positif.

(30)

6. Vektor Satuan Di R

2

Dalam subbab sebelumnya kita telah mengenal vektor-vektor yang searah sumbu X positif dan sumbu Y negatif, yaitu vektor satuan î dan ĵ.

Vektor di R

2

Sebagai contoh, vektor yang

mewakili ruas garis berarah OP pada gambar disamping dapat dinyatakan sebagai OP = (3,2) atau OP = 3î + 2ĵ

p y

x o

(31)

Vektor di R

2

â

= a = 1 (x,y)

|a| √x2 + y2

î = (1,0) ; ĵ = (0,1)

Selanjutnya, kita juga dapat menentukan vektor satuan yang searah dengan vektor a yang bukan vektor nol. Vektor satuan yang searah dengan a adalah suatu vektor yang besarnya 1 satuan dan arahnya searah dengan vektor a. jika a =(x, y), vektor satuan dari a, ditulis â, adalah sebagai berikut.

(32)

Vektor di R

2

CONTOH SOAL

Tentukan vektor satuan dari vektor a = (-3,4) Penyelesaian ;

Panjang vektor a adalah |a| = √(-3)2 + 42 = √25 = 5

Vektor satuan dari a adalah â = (-3/5 , 4/5)

Vektor â panjangnya 1 satuan. Hal ini dapat kita tunjukkan dengaan cara berikut ;

(33)

Jika vektor pada bidang dikatakan vektor d R2, vektor

pada ruang dikatakan vektor di R3.

1. Sistem Koordinat Ruang

Vektor-vektor dalam ruang dapat digambarkan dalam sistem koordinat ruang yang terdiri dari sumbu X, sumbu Y dan sumbu Z yang saling berpotongan di titik pangkal O

(34)

Sumbu X positif, sumbu Y positif dan sumbu Z positif ditetapkan dengan kaidah tangan kanan.

Ketiga sumbu itu membentuk tiga bidang yaitu sumbu X dengan sumbu Y membentuk bidang XY, sumbu X dengan sumbu Z membentuk sumbu XZ, serta sumbu Y dengan sumbu Z membentuk sumbu YZ.

(35)

2. Penulisan Vektor di R

3 z y x A B C D O E F G H 3 4 2

Perhatiikan gambar disamping. Koordinat titik A(3,0,0) vektor posisinya terhadap titik O adalah a = OA = (3,0,0).dengan cara yang sama diperoleh

b = OB = (3,4,0); e = OE = (3,0,2); g = OG = (0,4,2).

(36)

3. Vektor Basis Di R

3

Vektor basis pada sumbu X dinyatakan dengan î, vektor basis pada sumbu Y dinyatakan dengan ĵ, dan vektor basis pada sumbu Z dinyatakan dengan k. dengan demikian, setiap vektor pada ruang dapat dinyatakan dalam bentuk v = v1î +v2ĵ +v3k dengan v1, v2, v3 adalah komponen vektor dari vektor v.

(37)

y A B C D O E F G H 3 4 2

Pada gamba disamping, vektor yang mewakili garis berarah OF dapat dinyatakan OF = (3, 4, 2) Atau OF = 3î + 4ĵ + 2k

x

z

4. Operasi Aljabar pada Vektor di R3

A. Kesamaan Vektor

Jika a = b maka a1 = b1, a2 = b2 dan a3 = b3

(38)

B. Penjumlahan Vektor

a + b = (a1 , a2 , a3) + (b1 , b2 ,b3) = (a1+b1 , a2+b2 , a3+b3)

Pada penjumlahan terdapat ;

1. Unsur identitas, yaitu vektor O = (0,0,0)

2. Lawan dari vektor a adalah –a = (-a1, -a2, -a3)

C. Pengurangan Vektor

a – b = (a1, a2, a3) – (b1, b2, b3) = (a1-b1, a2-b2, a3-b3)

(39)

D. Perkalian Vektor dengan Skalar

Jika c = ka maka c = k (a1, a2, a3) = (ka1, ka2, ka3)

5. Pembagian Ruas Garis

A. Pengertian Perbandingan Ruas Garis

Misalkan titik T terletak pada ruas garis AB sehingga membagi ruas garis tersebut dengan perbandingan AT : TB = m : n.

(40)

Tanda positif atau negatif m dan n menentukan letak titik T pada ruas garis AB dengan pedoman ;

1. Jika m dan n bertanda sama (keduanya bertanda positif atau negatif) maka titik T terletak di antara titik A dan B (titik T membagi ruas garis AB).

2. Jika m dan n berlawanan tanda (m positif dan n negatif atau sebaliknya) maka titik T terletak di luar garis AB.

(41)

4 1 5 -2 7 -2 A T B A B T T A B

Pada gambar diatas, titik T membagi ruas garis AB dengan perbandingan sebagai berikut ;

1. Pada gambar (a), titik T membagi ruas garis AB didalam, dengan perbandingan AT : TB = 1 : 4

2. Pada gambar (b), titik T membagi ruas garis AB di luar, dengan perbandingan AT : TB = 5 : -2

(a) (b) (c)

(42)

3. Pada gambar (c), titik T membagi ruas garis AB di luar, dengan perbandingan AT : TB = -2 : 7

B. Rumus Pembagian Ruas Garis dalam Bentuk Vektor

Misalkan ruas garis AB terletak pada bidang sehingga vektor posisi titik A dan B berturut-turut adalah a dan b. Titik T terletak pada ruas garis AB dengan perbandingan AT : TB = m : n.

(43)

Jika t adalah vektor posisi titik T, vektor t dapat ditentukan dengan rumus berikut ;

A T B O m n t = na + mb , m + n ≠ 0 n + m a t b

Rumus ini juga berlaku apabila titik T membagi ruas garis AB di luar sehingga m dan n berlawanan tanda.

(44)

C. Pembagian Ruas Garis dalam Bentuk Koordinat

Misalkan titik A (xA, yA, zA) dan B (xB, yB, zB). Titik T (xT, yT, zT) membagi ruas garis AB, dengan perbandingan AT : TB = m : n. Koordinat titik T dapat ditentukan dengan rumus berikut ;

(45)

6. Panjang Vektor dalam Ruang

Misalkan vektor a terletak didalam ruang sehingga a = a1î + a2ĵ + a3k tampak pada gambar disamping.

z y x a1 a2 a3 a

Panjang vektor a dapat ditentukan dengan rumus ; |a| = √a12 + a

22 + a32

(46)

7. Jarak Antara Dua Titik di R

3

Misalkan titik A (xA, yA, zA) dan B (xB, yB, zB). AB = b – a = (xA, yA, zA)- (xB, yB, zB)

= (xA- xB, yA- yB, zA- zB)

Dengan demikian , panjang vektor AB adalah ; |AB|=√(xA- xB)2 + (y

A- yB)2 + (zA- zB)2

(47)

8. Vektor Satuan di R

3

Vektor satuan dari sembarang vektor a yang bukan vektor nol di R3, yaitu vektor yang searah dengan

vektor dan a besarnya 1 satuan. Jika vektor a=(x,y,z), vektor satuan dari a dapat ditentukan dengan rumus ;

â =

a

=

1

(x,y,z)

|a| √x2 + y2 + z2

(48)

Vektor di R

3

CONTOH SOAL

Tentukan vektor Satuan a = (-2, 6, -3) Penyelesaian ;

|a| =√(-2)2 + 62 + (-3)2 = 7

â = 1/7 (-2,6,-3)

(49)

1. Pengertian Perkalian Skalar Dua Vektor

Misalkan diberikan sembarang vektor bukan nol yaitu a dan b. hasil kali titik vektor a dan b, ditulis a . b didefinisikan sebaai berikut ;

a . b = |a||b| cos θ

Jika a =(a1, a2, a3) dan b=(b1, b2, b3) maka hasil kali titik vektor a dan b adalah a . b = a1b1 + a2b2 + a3b3

(50)

2. Sifat-sifat Perkalian Skalar Dua Vektor

Jika a, b dan c adalah sembarang vektor dalam ruang, sedangkan k adalah sembarang bilangan real, berlaku sifat-sifat ;

Perkalian Skalar Dua Vektor

a. Komutatif, a . b = b . a

b. Distributif terhadap penjumlahan dan pengurangan, a . (b + c) = a . b + a . c

a . (b – c) = a . b – a . c c. k(a . b) = ka . b = a . kb d. a . a = |a|2 ≥ 0

(51)

Perkalian Skalar Dua Vektor

3. Sudut Antara Dua Vektor

Misalkan a dan b adalah vektor di R2 dan θ adalah

sudut yang dibentuk oleh a dan b. hasil kali skalar kedua vektor ini adalah a . b = |a||b|cos θ. Dari rumus ini diperoleh rumus sebagai berikut ;

Cos θ = a . b |a||b|

(52)

Perkalian Skalar Dua Vektor

Dalam bentuk vektor, rumus diatas sama dengan di

R2. hanya yang berbeda adalah bentuk aljabar.

Jika a =(a1, a2, a3) dan b = (b1, b2, b3) maka berlaku rumus ;

Cos θ =

a1b1 + a2b2 + a3b3

√a12 + a

(53)

Perkalian Skalar Dua Vektor

Jika u dan v masing-masing adalah vektor satuan dan

sudut yang dibentuk antara 60o, tentukan nilai

berikut ;

a. u . v b. u . (u + v)

CONTOH SOAL

Penyelesaian ;

a. u . v = |u||v| cos θ = 1.1 cos 60o =1/2

b. u . (u + v) = u . u + u . v = 1 + ½ = 3/2

(54)

Proyeksi Ortogonal Suatu Vektor pada

Vektor Lain

A

B

O C

Dalam geometri bidang, proyeksi ortogonal suatu ruas garis pada ruas gari lain tampak seperti gambar disamping.

Proyeksi titik O dan titik A pada ruas garis OB masing-masing adalah titik O sendiri dan tiitik C. oleh karena itu, proyeksi ortogonal ruas garis OA pada ruas garis OB adalah ruas garis OC.

(55)

Proyeksi Ortogonal Suatu Vektor pada

Vektor Lain

1. Panjang Proyeksi Ortogonal

A B O C θ c b a

Pada gambar disamping, ruas garis berarah OA mewakili vektor

a, ruas garis berarah OB mewakili vektor b , dan ruas garis berarah OC mewakili vektor c. sudut yang dibentuk oleh vektor a dan vektor b adalah θ. Proyeksi ortogonal OA pada OB adalah OC.

(56)

Proyeksi Ortogonal Suatu Vektor pada

Vektor Lain

Dari gambar diatas, tampak bahwa|c|=|a|cos θ,

sedangkan berdasarkan rumus antara dua vektor, kita ketahui ;

Cos θ =

a . b

|a||b|

Oleh karena itu,

|c|=|a|

a . b

=

a . b |a||b| |b|

Nilai |c| ini adalah panjang proyeksi dari vektor a pada vektor b. karena a . b mungkin bernilai negatif, sedangkan |c| tidak boleh bernilai negatif,

(57)

Proyeksi Ortogonal Suatu Vektor pada

Vektor Lain

maka pada ruas kanan rumus panjang proyeksi ortogonal vektor a pada vektor b di atas diberi tanda mutlak . Oleh karena itu , kita dapat rumuskan sebagai berikut.

Jika |c| adalah panjang proyeksi ortogonal dari vektor a pada vektor b maka berlaku rumus ;

|c| = a . b |b|

(58)

Proyeksi Ortogonal Suatu Vektor pada

Vektor Lain

2. Proyeksi Vektor Ortogonal

A

B O θ c b a C

Perhatikan gambar disamping, ruas garis berarah OC mewakili

vektor c sehingga c merupakan proyeksi vektor a pada b. vektor c dinamakan proyeksi ortogonal dari a pada b. vektor c merupakan hasil kali |c| dengan vektor satuannya, yaitu vektor yang panjangnya 1 satuan dan searah dengan c. Vektor satuan dari c

(59)

Proyeksi Ortogonal Suatu Vektor pada

Vektor Lain

dinotasikan ĉ. Karena c searah dengan b,

vektorsatuan dari c sama dengan vektor satuan dari b. karena ĉ = b maka diperoleh rumus ;

c = |c|b c =

a . b b

|b| |b| Jadi dapat kita simpulkan sebagai berikut,

Jika c adalah vektor proyeksi dari vektor a pada

vektor b maka berlaku rumus ;

c =

a . b b

(60)

Proyeksi Ortogonal Suatu Vektor pada

Vektor Lain

CONTOH SOAL

Diketahui a = (2, 3, -1) dan b (3, -4, 5)

a. Panjang proyeksi ortogonal vektor a pada b ! b. Proyeksi a pada b !

Penyelesaian ; a. |u|=

(61)

Soal-Soal

Soal 1

Soal 2

Soal 3

Soal 4

Soal 5

Soal 6

Soal 7

Soal 8

Soal 9

Soal 10

(62)

Soal-Soal

1. Diketahui A(3,5,2) dan B(1,-2,6). Vektor posisi AB adalah ?

a. (2, 7, 4) d. (2, -7, -4)

b. (-2, -7, 4) e. (2, 7, -4)

c. (-2, -4, -7)

2. Jika v = 2î + 4ĵ -√5k, panjang vektor tersebut adalah ?

a. 5 c. 7 e. 4

(63)

Soal-Soal

3. Agar vektor v = pî - 2ĵ + k dan u = 2pî + pĵ – 4k saling tegak lurus, nilai p adalah ?

a. p= 1 atau p= 2 d. p= -1 atau p= -2

b. p=-2 atau p= 1 e. p= -1 atau p= 2

c. p= 1 atau p= -1

4. Jika P(3, -1, 2), Q(2, 4, 0) dan R(1, 3, -2) maka nilai PQ . QR =……

a. 12 c. 14 e. 0

(64)

Soal-Soal

5. Diketahi titik A(1, 0, 2) dan B(4, 2, -3). Titik P terletak pada AB sedemikian rupa sehingga AP : PB = 2 : 3. Jika p vektor posisi titik P maka p =………

a. (9/5 , 4/5 , -12/5) d. (11/3, 4/3 , -4)

b. (11/5 , 4/5 , -12/5 ) e. (2 , -6 , 11/2)

c. (11/7 , 4/7 , -12/7)

(65)

Soal-Soal

6. Panjang dari proyeksi vektor u=-√3 î + 3ĵ +k pada vektor v= √3 î + pĵ +3k adalah 3/2. nilai p = ………..

a. 2 atau -2 c. -1 atau 1 e. 2 atau 3

b. 2 atau -1 d. 2 atau 1

7. Titik A(3, 2, -1), B(1, -2, 1) dan C(7, p-1, -5) segaris untuk nilai p =…………

a. 13 c. 5 e. -13

b. 11 d. -11

(66)

Soal-Soal

8. Diketahui vektor a =(3, -2, 4) dan b=(-5, 4, -1). Vektor c untuk c = 2(3a-b) adalah….

a. (-22, 20, 16) c. (-22, 10, 18) e. (28, -20, 26) b. (-11, 20, 8) d. (22, -10, -16)

9. Vektor PQ = (2, 0, 1) dan vektor PR=(1, 1, 2). Jika PS=1/2PQ maka vektor RS=………

a. (0, -1, -3/2) c. (3/2, 1, 0) e.(1, -1, 1) b. (-1, 0, -3/2) d. (1/2, 0, 1)

(67)

Soal-Soal

10. Jika vektor a dan vektor b membentuk sudut 60o ,|a|=4, |b|= 3 maka a . (a – b)=……….

a. 2 d. 8

b. 4 e. 10

(68)

SELAMAT

BELAJAR

(69)
(70)

Referensi

Dokumen terkait

Paired Sample t Test Pengujian Jarak 50 meter .... Pengujian Jarak

1) jumlah contoh semen Portland yang diperlukan untuk pengujian waktu ikat awal semen ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku;.. 2) jika suatu pekerjaan akan menggunakan

Dengan citra ( bitmap ) yang ditangkap webcam saat barang yang masuk terdeteksi sensor proximity , program flowstone dalam komputer akan mendeteksi warnanya dengan

(Advertising, Printing and Media) MNCN 25 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.. (Energy) PGAS 26 Tambang Batubara Bukit Asam

Apabila kredit yang disalurkan lancar maka pengembalian pokok pinjaman akan lancar yang diikuti dengan kenaikan pendapatan bunga lebih besar dari biaya bunga,

Penerapan ABB untuk prediktor Cumulonimbus dan thunderstorm pada tahun 2016 menunjukkan indeks &lt;37.76 memiliki jumlah kejadian Cumulonimbus dan thunderstorm yang lebih sedikit

Kelimpahan dan jumlah jenis ikan pada Stasiun bervegetasi lamun (Wawatoe dan P. Wowonii) menunjukkan rata-rata yang relatif lebih tinggi dibandingkan Stasiun tanpa

Komisi III DPR RI datang ke Kupang meminta penjelasan dari Kapolda NTT, Brigjen Polisi Endang Sunjaya, terkait penyidikan laporan Brigpol Rudy Soik mengenai kasus mafia perdagangan