MAKALAH
KOMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN TAHAP PERKEMBANGAN
KELUARGA DENGAN PASANGAN BARU MENIKAH
Dosen Pembimbing:
Ns. Mila Triana Sari, S.kep,M.Kep Disusun Oleh :
Kelompok 1
1 Supriadi 2008 21 026 Cari Bahan 2 M Habibi 2008 21 028 Meringkas 3 Sri Kurnia Ningsih 2008 21 092 Sekretaris + Mengetik 4 Nurjanto 2008 21 108 Bendahara + Cari Bahan
5 As’ari 2008 21 112 Cari Bahan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan makalah Komunitas yang berjudul ”Asuhan Keperawatan Tahap Perkembangan Keluarga dengan Pasangan Baru Menikah” tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengrjaan makalah ini.
Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat berbuat lebih banyak di kemudian hari. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Jambi, Desember 2012
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan ... 2
BAB II KONSEP DASAR TEORI 2.1 Pengertian Keluarga... 3
2.2 Tugas dan Tahap Perkembangan Keluarga... 4
2.3 Tugas Tahap Perkembangan Keluarga Pasangan Baru Menikah... 6
2.4 Askep Tahap Perkembangan Keluarga Pasangan Baru Menikah... 7
BAB III PROSES KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian ... 9
3.2 Pemeriksaan Fisik ... 17
3.3 Analisa Data... 19
3.4 Skoring Diagnosa Keperawatan Keluarga Prioritas... 21
3.5 Diagnosa Keperawatan Keluarga Prioritas... 23
3.6 Perencanaan/Intervensi... 24
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan... 49
4.2 Saran... 50 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan.
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat Harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, Tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan Perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhiseluruh keluarga dansebaliknya mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota.Keluarga cenderung dalam pembuatran keputusan dan dan prose terapeutik padasetiap tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga. Keluarga merupakan paraanggota sebuah keluarga baiasanya hidup bersama-sama dalam satu rumahtangga, atau jika mereka hidup secra terpisah, mereka tetap menganggap rumahtangga tersebut sebagai rumag tangga mereka.
Dewasa ini banyak kita temukan pasangan-pasangan muda yang baru menikah dan kita ketahui sebagian dari mereka banyak juga yang belum tahu apa-apa saja tugas dari tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah sehingga sering terjadi pertengkaran di antara mereka. Oleh sebab itu, kelompok membuat makalah tentang askep tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat membuat rumusan masalah Askep Tahap Perkembangan Keluarga dengan Pasangan Baru Menikah, yaitu :
1. Apa pengertian Keluarga ?
2. Apa saja tugas tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah ?
3. Bagaimana asuhan keperawatan tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah ?
1.3 Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Komunitas yang berjudul ”Asuhan Keperawatan Tahap Perkembangan Keluarga dengan Pasangan Baru Menikah”. Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah menjawab menjabarkan masalah yang ada pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca mengetahui tentang Askep Keperawatan Keluarga dengan Pasangan Baru Menikah.
BAB II
KONSEP DASAR TEORI 2.1 Pengertian Keluarga
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta : kula dan warga ”kulawarga” yang berarti ”anggota” kelompok kerabat. Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI : 1988).
Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat. berikut akan dikemukakan beberapa pengertian keluarga :
a. Reisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek.
b. Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah system social dan kumpulan dari beberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.
c. Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai arti sebagaimana unit individu.
d. Duvall
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota.
e. Bailon dan Maglaya
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya
f. Johnson’s (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan orang yang lainnya.
g. Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.
2.2 Tugas dan Tahap Perkembangan Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada tujuh tugas pokok, sbb : 1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing
4. Sosialisasi antar anggota keluarga 5. Pengaturan jumlah anggota keluarga 6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 1998) :
a. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing.
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 tahun) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun.
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal.
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
g. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal.
2.3 Tugas Tahap Perkembangan Keluarga dengan Pasangan Baru Menikah Fase ini dimulai dari saat perkawinan hingga si istri hamil. Fase ini merupakan masa tersulit dalam kehidupan perkawinan, angka perceraian tinggi pada bulan-bulan awal hingga tahun pertama perkawinan. Pasangan jugA harus melakukan penyesuaian kepuasan (mutually satisfactory adjustment) sejak awal perkawinan Keadaan akan makin sulit jika pasangan juga harus melakukan penyesuaian di luar hubungan dengan suami/isterinya, misal : melanjutkan sekolah, tugas luar kota, mobilitas tinggi, tergantung kpd orangtua (tempat tinggal, finansial), hubungan dengan keluarga besar.
Maka ada beberapa tugas perkembangan yang harus dijalani oleh pasangan pada fase pemantapan ini agar bisa menjalani tahap ini dengan baik, antara lain : (Duvall, sociological perspective, 1985)
1. Memantapkan tempat tinggal
2. Memantapkan sistem mendapatkan dan membelanjakan uang
3. Memantapkan pola siapa mengerjakan apa, siapa bertanggung jawab kepada siapa (pembagian peran & tanggung jawab)
4. Memantapkan kepuasan hubungan seksual
5. Memantapkan sistem komunikasi secara intelektual dan emosional 6. Memantapkan hubungan dengan keluarga besar
7. Memantapkan cara berinteraksi dengan teman; kolega dan organisasi 8. Menghadapi kemungkinan kehadiran anak dan perencanaannya 9. Memantapkan filosofi hidup sebagai pasangan suami isteri
Tugas perkembangan keluarga baru menikah (Rodgers cit Friedman) : 1. Membina hubungan intim yang memuaskan.
- Peran berubah. - Fungsi baru diterima.
- Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar.
- Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis atau membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya. 3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.
2.4 Asuhan Keperawatan Tahap Perkembangan Keluarga dengan Pasangan Baru Menikah
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga.
Tahapan proses keperawatan keluarga meliputi : 1. Pengkajian keluarga dan individu dalam keluarga
Yang termasuk dalam pengkajian keluarga adalah : a. Mengidentifikasi data demografi dan sosiokultural b. Data lingkungan
c. Struktur dan fungsi keluarga
d. Stress dan strategi koping yag digunakan keluarga e. Perkembangan keluarga
Yang termasuk dalam pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga adalah :
c. Emosi d. Spiritual
2. Perumusan diagnosa keperawatan 3. Penyusunan rencana keperawatan
Rencana disusun untuk menentukan prioritas, menetapkan tujuan, identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keperawatan. 4. Pelaksanaan asuhan keperawatan
Perencanaan yang telah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi sumber-sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat dan pemerintah. 5. Evaluasi
Pada tahap evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. HARIYONO DAN NY. SULIS SETYOWATI (PASANGAN BARU MENIKAH) TELANEI, JAMBI A. PENGKAJIAN KELUARGA
DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. Hariyono
2. Umur : 22 tahun
3. Alamat : Telanai, Jambi 4. Pekerjaan Kepala Keluarga : Wiraswasta 5. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP 6. Komposisi Keluarga : No Nama J K Hub dgn KK
Umur Pendidikan Agama
Status Imunisasi
Ket BCG Hepati-tis DPT Poli -o Cam-pak 1 Tn. Hariano L Suami 22 th SMP Islam
2 Ny. Sulis Setiyowati
P Istri 19 th SMP Islam
7. Genogram
9. Suku Bangsa
Tn. Hariyono dan Ny. Sulis sama-sama berasal dari suku Jawa. Mereka bisa menerima kebiaasaan mereka satu sama lain dan mempunyai kebiasaan yang hampir sama jadi tidak ada kesulitan-kesulitan yang mereka rasakan terhadap perbedaan.
10. Agama
Agama Tn. Hariyono adalah Islam, begitu pula dengan Ny. Sulis Tn. Hariyano dan Ny. Sulis selalu berusaha untuk memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di rumah kecuali jika Tn. Hariyanto sedang kerja.
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Dalam keluarganya yang menjadi tulang punggung adalah
Tn. Hariyano sebagai kepala rumah tangga. Penghasilan kepala keluarga sekitar Rp 1.500.000,- sampai dengan Rp2.000.000.- / Bulan dan saat ini belum tahu pengelolaannya bagaimana karena masih baru dan belum ada kesepakatan-kesepakatan dalam pengelolaan keuangan nantinya. Sementara ini penghasilan banyak dipergunakan untuk keperluan makan dan lain-lain. Namun, keluarga Tn. Hariyano dan Ny. Sulis mempunyai juga tabungan.
12. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Keluarga tidak pernah rekreasi secara khusus atau rutin, hanya kadang-kadang saja jika ada acara.
RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA 13. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. Hariyono dan Ny. Sulis baru menikah 5 bulan yang lalu dan belum mempunyai anak, jadi keluarga Tn. Hariyano dan Ny. Sulis berada pada tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah.
14. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Saat ini keluarga Tn. Hariyano dan Ny. Sulis sebagai keluarga baru belum memiliki anak dan rencana untuk memiliki anak menurut Tn. Hariyano nanti setelah 1 tahun menikah, berapa jumlah anak yang diinginkan belum pernah dibicarakan dengan istriya. Menurut Tn. Hariyono saat ini dia dengan istrinya berusaha untuk membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan masyarakat sekitar. Menurut Tn. Hariyono pula bahwa dirinya mau bekerja mencari uang dulu baru merencanakan punya anak.
15. Riwayat keluarga inti
Keluarga Tn. Hariyono dan Ny. Sulis terbentuk karena hubungan pacaran di antara keduanya.
Ny. Sulis : Menurut Tn. Hariyono istrinya pernah mengalami sakit ISK dan sudah
beberapa kali berobat ke dokter. Sekarang dinyatakan sudah sembuh.
Tn. Hariyono : Menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya batuk pilek biasa saja
Menurut Tn. Hariyono jika dirinya dan istrinya ada yang sakit biasanya berobat di puskesmas atau ke bidan terdekat.
16. Riwayat keluarga sebelumnya
Menurut pengakuan keluarga, tidak pernah mengalami sakit berat yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit ataupun perawatan di rumah yang lama. Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. Hariyono tidak ada yang memilki penyakit kronis maupun penyakit keturunan.
LINGKUNGAN 17. Karakteristik rumah a. Denah rumah 1 4 6 Keterangan : 1. Teras 4. Dapur 2. Ruang Tamu 5. KM/WC 3. Kamar Tidur 6. Jalan b. Keadaan lingkungan dalam rumah
Rumah Keluarga Tn. Hariyono dan Ny. Sulis masih mengontrak di rumah orang lain. Rumah yang ditempati merupakan bentuk rumah permanen, Luas rumah kurang lebih 10 m2. Lantai rumah menggunakan
plester kecuali dapur yang masih menggunakan papan. Rumah memiliki ventilasi tetapi jarang dibuka. Pada ruangan dalam rumah seperti kamar,
2 3 3
dapur, ruang tamu cukup gelap karena jendela-jendelanya tidak dibuka setiap hari.
Penerangan di malam hari menggunakan listrik dan kadang dipergunakan juga untuk siang hari karena dalam ruangan tampak gelap. Secara umum ventilasi dan pencahayaan di dalam rumah kurang akibat ventilasi yang tidak dimanfaatkan secara optimal. Secara umum kebersihan rumah baik, hanya penataan perabotan rumah yang kurang teratur terutama untuk bagian dalam rumah dan dapur.
c. Keadaan lingkungan di luar rumah
Rumah memiliki pekarangan yang sempit dan tidak ada pepohonan di sekitar rumahnya. Kebersihan pekarangan secara umum baik. Keluarga memanfaatkan sumur gali dengan pompa listrik untuk sumber air bersih. Keluarga memiliki jamban jenis leher angsa yang dipergunakan setiap hari dengan septic tank. Kebersihan kamar mandi dan jamban cukup. Dalam pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya tidak memiliki tempat penampungan berupa lobang, tetapi hanya di kumpulkan bak sampah sementara. Secara umum kebersihan rumah cukup.
18. Karakteristik tetangga dan komunitas
Di wilayah sekitar rumah keluarga Tn. Hariyono dan Ny. Suli jarak antara satu rumah dengan rumah lainnya cukup dekat. Menurut Tn. Hariyono di wilayah RT 04 ini juga memiliki kegiatan seperti Arisan RT, pengajian dan kegiatan lain. Tn. Hariyono dan Ny. Sulis sebagai pasangan baru menurutnya belum mengikuti arisan RT. Tn. Hariyono dan Ny. Sulis belum mengikuti kegiatan lain di masyarakat. Apalagi menurut Tn. Hariyomo dirinya termasuk orang baru di lingkungan RT-nya sehingga kadang Cuma ke tetangga saja.
19. Mobilitas geografis keluarga
Menurut Tn. Hariyono selama ini keluarganya sejak menikah (5 bulan menikah) tidak pernah ke tempat ibunya.
Menurut Tn. Hariyono dalam keluarganya ataupun keluarga istrinya tidak terdapat perkumpulan atau pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya berkumpul hanya di waktu-waktu tertentu seperti lebaran atau seperti acara pernikahannya kemarin semua keluarga berkumpul.
21. Sistem pendukung keluarga
Saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota keluarga yang sakit, hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah terbiasa saling tolong menolong.
STRUKTUR KELUARGA 22. Pola komunikasi keluarga
Menurut Tn. Hariyono dalam keluarganya berkomunikasi biasa menggunakan bahasa jawa.
23. Struktur kekuatan keluarga
Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. Hariyono dan Ny. Sulis selalu memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka bermusyawarah.
24. Struktur peran (formal dan informal)
Dalam keluarga Tn. Hariyono dan sebagai kepala keluarga berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan Ny. Sulis berperan sebagai isteri yang harus menyiapkan semua keperluan suaminya di rumah.
25. Nilai dan norma keluarga
Sebagai bagian dari suku jawa dan beragama islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap orang tua, suami terhadap isteri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama kalau malam hari, karena siang hari suaminya kerja sampai sore.
FUNGSI KELUARGA 26. Fungsi Afektif
Menurut Tn. Hariyono karena mereka merupakan pasangan baru sampai sejauh ini belum pernah menemukan masalah dan selama mereka pacaran pun jarang sekali mengalami keributan-keributan. Tn. Hariyono dan Ny. Sulis selalu memberikan dukungan satu sama lain. Hubungan antara dirinya dengan suaminya sampai sejauh ini baik dan hubungna dengan keluarga besarnya pun baik. Mereka selalu menumbuhkan sikap saling menghargai.
27. Fungsi Sosialisasi
Hubungan antara dirinya dengan suaminya sampai sejauh ini baik dan hubungna dengan keluarga besarnya pun baik. Hubungan keluarga dengan orang lain pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.
28. Fungsi perawatan kesehatan
a. Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi keluarga (pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, persepsi keluarga terhadap masalah) : Menurut Tn. hariyono sebenarnya dalam keluarganya belum mengetahui tentang bagaimana mempersiapkan kehamilan dan bagaimana membina keintiman dengan istri.
b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang dialami : Sejauh ini dirinya hanya bertanya pada teman-temannya.
c. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan : Ke puskesmas atau bidan setempat.
d. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan : Menurut keluarga makan teratur dan istirahat yang cukup banyak membantu dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.
29. Fungsi reproduksi
Saat ini Tn. Hariyono tidak menggunakan alat kontrasepsi, mereka sering menggunakan cara coitus interuptus, perencanaan kapan akan memiliki anak dan berapa jumlah anak yang diinginkan belum ada.
mereka merasa takut terjadi kehamilan karena merasa belum siap, menunggu sampai usia pernikahan 1 tahun, tapi kalau memang terjadi kehamilan kami siap menerima. Menurut Tn. Hariyono selama ini dia belum pernah membaca atau mencoba mempelajari tentang hubungan seksual dan bagaimana seharusnya sebagai seorang suami dirinya belum tahu, bagaimana menyiapkan kehamilan juga dirinya belum tahu dan menurut Tn. Hariyono dirinya juga belum tahu apa yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi.
30. Fungsi Ekonomi
Tn. Hariyono mengatakan penghasilannya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarga Tn. Hariyono dan Ny. Sulis tersebut.
STRES DAN KOPING KELUARGA
31. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Menurut Tn. Hariyono dirinya tidak tahu dari pihak istrinya apakah sedang mengalami beban pikiran atau tidak, tetapi dari dirinya yang jadi stressor adalah adaptasi dengan lingkungan sekitar yang masih baru dan dirinya nanti berencana tinggal di rumah yang dikampungnya, karena dirinya sudah memiliki rumah. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Baik, menurut Tn. Hariyono dirinya yakin perlakuan dari keluarga tergantung dari dirinya dan sekarang dirinya sedang berusaha belajar menjadi Kepala rumah tangga yang baik.
32. Strategi koping yang digunakan
Untuk menghadapi stressor Tn. Hariyono lebih banyak belajar pada orang tuanya tentang cara mengurus rumah tangga.
HARAPAN KELUARGA
Dengan adanya petugas kesehatan yang datang ke rumahnya menurutnya mengharapkan supaya petugas kesehatan bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat dengan penyuluhan-penyuluhan seperti saat ini diharapkan dapat membantu dirinya mempersiapkan bagaimana sebenarnya kesehatan dalam rumah tangga yang baru dibangunnya.
B. PEMERIKSAAN FISIK
NO Pemeriksaan Fisik Nama Anggota Keluarga
Tn. Hariyono Ny. Sulis Setyowati 1. Keadaan Umum BB TB 52 kg 165 cm 45 kg 150 cm 2. Kepala : Rambut Mata Hidung Mulut Telinga
Ikal, hitam, dan bersih Konjungtivaan anemis, sclera an ikterik, penglihatan baik sinusitis (-), polip (-), penciuman baik
mulut bersih, mukosa lembab, lidah bersih, gigi cukup.
Pendengaran baik, serumen (-)
Lurus, hitam, halus dan bersih Konjungtiva an anemis, sclera an ikterik, penglihatan baik sinusitis (-), polip (-), penciuman baik
mulut bersih, mukosa lembab, lidah bersih, gigi cukup. Pendengaran baik, serumen (-) 3. Leher JVP Kelenjar Tiroid
Tidak ada pembesaran vena jugularis
Tidak ada
pembengkakan
Tidak ada pembesaran vena jugularis
Tidak ada
• Inspeksi • Palpasi Paru • Inspeksi • Palpasi • Perkusi • Auskultasi Jantung • Palpasi • Perkusi • Auskultasi Tidak ada pembengkakan,simetris antara kiri dan kanan
Tidak ada
pembengkakan
Saat bernafas tidak menggunakan otot bantuan pernafasan. Tidak ada bengkak, lesi (-)
Tidak ada penimbunan cairan
Bunyi nafas vesikuler, RR normal
Letak normal ics 2 dan 3 – 5dan 6
Ictus cordis normal yaitu ics 5 dan 6
Irama teratur, suara tambahan tidak ada TD : 120/70 mmHg
Tidak ada
pembengkakan,simetris antara kiri dan kanan
Tidak ada
pembengkakan
Saat bernafas tidak menggunakan otot bantuan pernafasan. Tidak ada bengkak, lesi (-)
Tidak ada penimbunan cairan
Bunyi nafas vesikuler, RR normal
Letak normal ics 2 dan 3 – 5dan 6
Ictus cordis normal yaitu ics 5 dan 6
Irama teratur, sura tambahan tidak ada TD : 110/70 mmHg 5. Abdomen • Inspeksi • Palpasi • Auskultasi • Perkusi
Simetris, warna normal, asites (-)
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan Bising usus (+)
Organ pada abdomen normal
Simetris, warna normal, asites (-)
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan Bising usus (+)
Organ pada abdomen normal
6. Genetalia -
-7. Eksremitas atas dan bawah
• Inspeksi • Perkusi
Berfungsi dengan baik Reflek patella (+)
Berfungsi dengan baik Reflek patella (+)
C. ANALISA DATA
Data Kemungkinan
Penyebab Masalah / Diagnosis Data Subjektif :
- Tn.Hariyono mengatakan belum
merencanakan kapan akan punya anak dan berapa jumlah anak yang diinginkan
- Tn.Hariyono mengatakan belum tahu tentang apa itu kesehatan
reproduksi - Tn.Hariyono
mengatakan belum tahu tentang sex yang sehat
- Tn.Hariyono mengatakan belum tahu apa yang harus dipersiapkan untuk kehamilan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan keluarga baru menikah Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah
mengatakan rencana punya anak nanti setelah usia pernikahan 1 tahun Data Objektif : - Usia pernikahan 5 bulan - Usia Tn.Hariyono 22 tahun dan Ny.Sulis 19 tahun Data Subjektif : - Tn.Hariyono mengatakan istrinya malas untuk membuka jendela Data Objektif : - Ruangan dalam rumah tampak gelap - Jendela sebagian besar tertutup hanya pintu depan yang terbuka - Penataan perabotan kurang teratur terutama bagian dalam Ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan rumah yang sehat Kerusakan pemeliharaan rumah
D. SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS 1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah
pada keluarga Tn. Hariyono b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan keluarga baru menikah
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. a. Sifat Masalah
Situasi Krisis 1
1 1/3 x 1 = 1/3
Sifat masalah ini termasuk situasi krisis karena berhubungan dengan suatu kehidupan pernikahan dimana Tn.Hariyono dan Ny. Sulis berubah peran menjadi suami dan istri b. Kemungkinan masalah dapat di ubah Dengan Mudah 2 2 2/2 x 2
= 2 Latarpendidikan belakang Tn.Hariyono adalah SMP dan Ny. Sulis adalah SMP, sehingga
memudahkan untuk menerima informasi dan penjelasan yang diberikan oleh petugas dan lebih mudah untuk dilakukan intervensi oleh mahasiswa c. Potensi masalah untuk dicegah Tinggi 3 1 3/3 x 1 = 1 Potensi masalah untuk dicegah tinggi karena seharusnya Tn.Hariyono atau Ny.Sulis bisa menanyakan pada orang tua atau keluarga mereka yang telah berpengalaman menikah d. Menonjolnya masalah 1 2/2 x 1 = 1
Masalah ini harus segera ditangani karena bisa
ditangani tangga Tn.Hariyono dan Ny.Sulis karena mereka sudah 5 bulan menikah dan belum mengetahui tugas-tugas apa saja bagi pasangan yang baru menikah
Jadi 1/3 + 2 + 1 + 1 = 4 1/3
2. Kerusakan pemeliharaan rumah pada keluarga Tn. Hariyono b.d ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan rumah yang sehat
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. a. Sifat Masalah Ancaman Kesehatan 2 1 2/3 x 1 = 2/3
Sifat masalah ini termasuk ancaman kesehatan karena rumah yang tidak
sehat bisa mengancam kesehatan dari anggota keluarga b. Kemungkinan masalah dapat di ubah Dengan mudah 2 2 2/2 x 2 = 2
Masalah ini bisa diubah dengan mudah yakni dengan selalu menyempatkan diri untuk bersih-bersih rumah dan menata barang-barang yang ada di rumah Tn.Hariyono dan Ny.Sulis pada tempatnya c. Potensi masalah untuk dicegah Cukup 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Potensi masalah untuk dicegah pada masalah ini cukup. Tapi hal ini bisa dicegah dengan menyempatkan sebagian waktu mereka d. Menonjolnya masalah Masalah tidak perlu segera 1 1 1/2 x 1
= 1/2 Tn.Hariyono dan Ny. Sulis mengetahui jika penataan perabotan dalam rumah mereka tidak teratur tapi
berusaha meluangkan waktu untuk membersihkan rumah ketika mereka libur saja
Jadi 2/3 + 2 + 2/3 + 1/2 = 3 5/6
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS
1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah pada keluarga Tn. Hariyono b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan keluarga baru menikah
2. Kerusakan pemeliharaan rumah pada keluarga Tn. Hariyono b.d ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan rumah yang sehat
F. PERENCANAAN (INTERVENSI)
No Dx. Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standar Intervensi
1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah pada keluarga Tn. Hariyono b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan keluarga baru menikah Keluarga memahami tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah TUK I Setelah dilakukan intervensi selama 2x 45 menit keluarga dapat : 1.Mengenal masalah tugas perkembangan keluarga baru menikah dengan kriteria : 1.1 Menyebutkan tugas perkembangan keluarga baru menikah Respon Verbal (RV) Keluarga dapat menyebutkan tugas perkembangan
keluarga baru menikah dengan bahasanya
1.1.1 Kontrak dengan keluarga 1.1.2 Kaji tingkat pengetahuan
keluarga tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah
Tugas perkembangan keluarga baru menikah adalah : a. Membina hubungan intim yang memuaskan dengan pasangan b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, sekelompok sosial c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
atas pengetahuan klien 1.1.4 Jelaskan tentang tugas
perkembangan keluarga baru menikah
1.1.5 Berikan kesempatan keluarga untuk menanyakan penjelasan yang telah didiskusikan 1.1.6 Jawab pertanyaan klien 1.1.7 Minta keluarga mengulang
kembali materi yang telah dijelaskan
1.1.8 Berikan pujian terhadap kemampuan keluarga memahami materi yang diberikan
kesehatan reproduksi wanita (RV) menjaga kesehatan reproduksi wanita dengan bahasanya sendiri atau dengan bantuan leaflet. Cara menjaga kesehatan reproduksi wanita adalah : a.Menjaga kebersihan. Usahakan agar vagina kering dan tidak lembab, karena keadaan basah mudah terjangkit infeksi dari luar. b.Cara menyeka yang
benar adalah dari arah depan
menjaga kesehatan reproduksi wanita
1.2.2 Beri pujian atas pengetahuan klien
1.2.3 Jelaskan tentang kesehatan reproduksi
1.2.4 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
1.2.5 Jawab pertanyaan klien 1.2.6 Minta keluarga untuk
mengulang kembali materi yang telah dijelaskan 1.2.7 Beri reinforcement positif
bibit penyakit yang kemungkinan besar bersarang di anus tidak terbawa ke vagina yang dapat menimbulkan
infeksi, peradangan dan rangsangan gatal.
c.Memakai pakaian dalam dari bahan katun agar keringat lebih mudah terserap.
d.Mencukur bulu yang tumbuh pada vagina secara teratur,
ditumbuhi jamur atau kutu yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan gatal.
e.Larangan
menggunakan alat pembersih kimiawi tertentu karena dapat merusak keasaman vagina yang berfungsi
menumbuhkan bakteri atau kuman yang masuk.
f. Pada saat haid, mandi dan buang air kecil harus
secara teratur 2 – 3 kali. Mengganti pakaian dalam sehari dua kali saat mandi.
g.Jika vagina terdapat luka, bilas dengan air aquades karena lebih steril dan tidak mencemari luka radang.
h.Menghindari
penggunaan pakaian dalam yang ketat. i. Secara teratur
membasuh bagian diantara vulva (bibir
1.3 Menjelaskan macam alat kontrsepsi yang dapat digunakan untuk menunda kehamilan jika diinginkan Respon Verbal (RV)
air bersih dan sabun lembut (mild) setiap selesai buang air kecil, buang air besar dan ketika mandi. Keluarga dapat menyebutkan mcam-macam alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan sesuai dengan yang keluarga ketahui. Macam-macam alat kontrasepsi yang digunakan untuk menunda kehamilan
1.3.1 Kontrak dengan keluarga 1.3.2 Kaji pengetahuan keluarga
tentang macam-macam alat kontrasepsi
1.3.3 Beri reinforcement positif 1.3.4 Jelaskan tentang alat
kontrasepsi yang sesuai untuk menunda kehamilan pada pasangan muda 1.3.5 Berikan kesempatan pada
kontrasepsi,yaitu : 1. Metode sederhana a. Tanpa alat/obat - senggama terputus yaitu senggama seperti biasa, pada puncak senggama kemaluan pria dikeluarkan dari vagina sehingga sperma keluar dari vagina - Pantang berkala yaitu tidak melakukan diajukan keluarga
1.3.7 Meminta keluarga untuk mengulang kembali materi yang telah dijelaskan 1.3.8 Memberi reinforcement
seorang wanita yaitu sekitar waktu terjadi ovulasi b. Dengan alat/obat - Kondom - Diafragma/kap
yang terbuat dari karet berbentuk mangko untuk menutup serviks - Kream, jelly, dan
tablet atau cairan berbusa disebut spermiside yaitu bahan kimia yang
dalam vagina - Intravag/tissu KB merupakan alat kontrasepsi berbentuk kertas tipis mengandung spermatiside 2. Metode Efektif
a. Pil KB yaitu suatu cara kontrasepsi wanita berbentuk pil/tablet di dalam strip yang berisi hormon estrogen dan progesteron b. Suntikan KB berisi
(AKBK)/inplant yaitu kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit d.Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) 3. Metode Mantap a. Vasektomi berguna untuk menghalangi transport sperma di pipa-pipa sel mani pria b. Tubektomi yaitu kontrasepsi permanen, dilakukan dengan cara pemotongan kedua
1.4 Menjelaskan alasan aktivitas sex bisa membuat hidup lebih sehat dan bahagia dalam membina hubungan intim dengan pasangan Respon Verbal (RV) Keluarga bisa menyebutkan alasan aktivitas sex bisa membuat hidup lebih sehat dan bahagia dalam membina hubungan intim dengan pasangan. alasan aktivitas sex bisa membuat hidup lebih sehat dan bahagia, yaitu: a. Seks menyembuhkan sakit kepala b. Melancarkan peredaran darah
1.4.1 Kaji pengetahuan klien tentang sex yang sehat 1.4.2 Berikan reinforcement
positif
1.4.3 Jelaskan tentang sex yang sehat dan membina hubungan intim dengan pasangan
1.4.4 Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya 1.4.5 Jawab pertanyaan
1.4.6 Minta klien mengulangi materi yang dijelaskan 1.4.7 Beri pujian atas
kemampuan keluarga memahami materi
TUK II Setelah dilakukan intervensi selama 1x 45 menit keluarga dapat : 2. Membuat keputusan dalam perencanaan keluarga : kapan dan jumlah anak yang diinginkan
Respon Verbal
(RV)
d. Obat awet muda e. Peningkatan Estrogen dan Testosterone Keluarga mampu membuat keputusan dalam perencanaan keluarga.
2.1 Diskusikan dengan keluarga perencanaan keluarganya 2.2 Bantu keluarga membuat
keputusan kapan dan jumlah anak yang diinginkan
2.3 Berikan reinforcement positif jika keluarga mampu
TUK III Setelah dilakukan intervensi selama 1x 45 menit diharapkan keluarga mampu: 3. Merawat atau menjaga serta melaksanakan tugas perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah Respon Verbal (RV) Keluarga mampu merawat atau menjaga serta melaksanakan tugas perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah sesuai dengan yang keluarga ketahui.
baik sesuai dengan sumber daya yang dimiliki keluarga
3.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang merawat dan melaksanakan tugas perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah
3.2 Beri reinforcement positif 3.3 Diskusikan cara merawat
TUK IV Setelah dilakukan intervensi selama 1x 45 menit diharapkan keluarga mampu : 4. Memodifikasi lingkungan yang baik untuk keluarga Respon Verbal (RV) Keluarga mampu menjelaskan cara memodifikasi
lingkungan yang baik
menikah
3.4 Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya 3.5 Jawab pertanyaan yang
diajukan keluarga
3.6 Minta keluarga untuk mengulangi kembali
3.7 Beri reinforcement positif
4.1 Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan yang baik untuk keluarga
TUK V
Setelah dilakukan intervensi selama 1x 45 menit diharapkan keluarga mampu :
bahasanya sendiri. pengetahuan keluarga
4.3 Jelaskan cara memodifikasi lingkungan yang baik untuk keluarga
4.4 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
4.5 Jawab pertanyaan keluarga 4.6 Minta keluarga untuk
mengulang kembali
4.7 Beri pujian pada kleuarga atas kemampuan keluarga
fasilitas kesehatan yang ada
(RV) fasilitas kesehatan yang ada.
kesehatan yang ada
5.2 Beri reinforcement positif 5.3 Diskusikan tentang
fasilitas-fasilitas yang ada
5.4 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
5.5 Jawab pertanyaan keluarga 5.6 Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya
5.7 Beri reinforcement positif 2. Kerusakan pemeliharaan rumah b.d ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan rumah yang sehat Pemeliharaan rumah menunjang kesehatan keluarga TUK I Setelah dilakukan intervensi selama 2x 45 menit keluarga dapat : 1. Mengenal masalah perawatan rumah yang menunjang . Respon Verbal (RV)
kriteria : 1.1 Menjelaskan rumah sehat Keluarga mampu menjelaskan rumah sehat. Rumah sehat (Winslow dan APHA) hendaknya memenuhi beberapa persyaratan, yaitu : a. Memenuhi kebutuhan physiologis b. Memenuhi kebutuhan psykologis c. Mencegah penularan penyakit d. Terhindar dari
1.1.1 Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang rumah sehat
1.1.2 Beri pujian atas pengetahuan keluarga 1.1.3 Jelaskan tentang rumah
sehat
1.1.4 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
1.1.5 Jawab pertanyaan yang diajukan keluarga
1.1.6 Minta klien mengulangi materi yang telah dijelaskan
1.1.7 Berikan reinforcement positif
1.2 Menjelaskan efek perawatan rumah yang kurang baik terhadap kesehatan keluarga Keluarga mampu menyebutkan efek perawatan rumah yang kurang baik terhadap kesehatan keluarga. Efek perawatan rumah yang kurang baik terhadap kesehatan keluarga : a. Menimbulkan berbagai macam penyakit b. Mudah terjadi penyebaran penyakit c. Menimbulkan kecelakaan atau
1.2.1 Kaji pengetahuan klien tentang efek rumah tidak sehat terhadap kesehatan keluarga
1.2.2 Beri reinforcement positif 1.2.3 Jelaskan tentang efek
rumah tidak sehat terhadap kesehatan keluarga
1.2.4 Beri kesempatan keluarga bertanya
1.2.5 Jawab pertanyaan
1.2.6 Minta keluarga mengulang kembali
1.3 Menjelaskan penyakit-penyakit yang dapat muncul akibat lingkungan rumah yang tidak mendukung kesehatan yang tidak diinginkan Keluarga mampu menyebutkan penyakit-penyakit yang dapat muncul akibat lingkungan rumah tidak sehat. Penyakit-penyakit yang dapat muncul akibat lingkungan rumah tidak sehat, yaitu :
a. Penyakit TBC b. Penyakit menular c. Penyakit perut
1.3.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang efek rumah tidak sehat terhadap kesehatan keluarga penyakit-penyakit yang dapat muncul akibat lingkungan rumah tidak sehat
1.3.2 Beri reinforcement positif 1.3.3 Jelaskan
penyakit-penyakit akibat lingkungan rumah yang kurang sehat
1.3.4 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
TUK II Setelah dilakukan intervensi selama 1x 45 menit keluarga dapat : 2. Memutuskan untuk pemeliharaan rumah yang lebih baik TUK III Respon Verbal (RV) f. Influenza Keluarga mampu membuat keputusan untuk pemeliharaan rumah.
1.3.7 Beri reinforcement positif
2.1 Motivasi keluarga untuk membuat keputusan perawatan rumah yang lebih baik
2.2 Identifikasi sumber daya keluarga untuk meningkatkan perawatan rumah
intervensi selama 1x 45 menit keluarga dapat : 3. Merawat dan melakukan perawatan rumah yang baik dan sehat Respon Verbal (RV) Keluarga mampu merawat dan melakukan perawatan rumah yang baik dan sehat dengan cara keluarga sendiri. Cara merawat dan melakukan perawatan rumah yang baik dan sehat, yaitu :
a. Membersihkan kerak di kamar mandi
b. Memperbaiki
3.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang cara melakukan perawatan rumah yang baik dan sehat
3.2 Beri pujian atas pengetahuan keluarga
3.3 Jelaskan cara melakukan perawatan rumah yang baik dan sehat
3.4 Beri kesempatan klien untuk bertanya
3.5 Jawab pertanyaan
3.6 Minta keluarga untuk mengulangi kembali
c. Memperbaiki lantai yang basah atau lembab.
d. Memperbaiki lantai kamar mandi yang bocor.
e. Mengecat dinding agar tidak mudah mengelupas.
f. Kapan perlu melakukan
pengecatan ulang g. Cara memaku
dinding agar tidak retak.
h. Menjaga kusen pintu dan jendela agar bebas dari
TUK IV Setelah dilakukan intervensi selama 1x 45 menit keluarga dapat : 4. Memodifikasi rumah yang baik dan sehat untuk keluarga Respon Verbal (RV) i. Membasmi jamur di rumah. Keluarga mampu menyebutkan cara memodifikasi rumah yang baik dan sehat untuk keluarga dengan bahasanya sendiri.
4.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang cara memodifikasi rumah yang baik dan sehat untuk keluarga
4.2 Beri pujian atas pengetahuan keluarga
4.3 Diskusikan cara memodifikasi rumah yang baik dan sehat untuk keluarga
4.4 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
4.5 Jawab pertanyaan
4.6 Minta keluarga untuk mengulang kembali
TUK V Setelah dilakukan intervensi selama 1x 45 menit keluarga dapat : 5. Memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada Respon Verbal (RV) Keluarga mampu menyebutkan fasilitas yang ada. tentang fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada
5.2 Beri reinforcement positif 5.3 Diskusikan tentang
fasilitas-fasilitas yang ada
5.4 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
5.5 Jawab pertanyaan keluarga 5.6 Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta : kula dan warga ”kulawarga” yang berarti ”anggota” kelompok kerabat. Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
Tugas perkembangan keluarga baru menikah (Rodgers cit Friedman) : 1. Membina hubungan intim yang memuaskan.
- Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru - Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan. - Peran berubah.
- Fungsi baru diterima.
- Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar.
- Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis atau membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya. 3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.
4.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
L, Jhonson dan Leny R.2010.Keperawatan Keluarga.Yogyakarta :Nuha Medika Gde Manuaba, Ida Bagus. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi
Wanita.Jakarta :Arcan
Setiadi.2008.Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta:Graha Ilmu Vonz.http://materi-kuliah-akper.blogspot.com/2010/05/perkembangan
keluarga.html. 06 Desember 2010, Pukul 20.00 WIB
Muslim, Zitalal Khairul.
http://duta4diagnosa.blogspot.com/2010/06/tugas-keluarga-dalam-perkembangan.html. 06 Desember 2010, Pukul 20.00 WIB
Agustiansyah, Tri Aan.
http://ners86.wordpress.com/2009/06/01/asuhan-keperawatan-keluarga-pasangan-baru-menikah-dengan-masalah-kb/.06
Desember 2010, Pukul 20.00 WIB
http://ririnr08.student.ipb.ac.id/2010/06/18/11/.06 Desember 2010, Pukul 20.00 WIB