• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR RISIKO KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DIBIDANG SUNGAI DINAS PENGAIRAN ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR RISIKO KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DIBIDANG SUNGAI DINAS PENGAIRAN ACEH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

33 - Volume 2, No.2, Mei 2013

FAKTOR-FAKTOR RISIKO KETERLAMBATAN

PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DIBIDANG

SUNGAI DINAS PENGAIRAN ACEH

Rina Andriani1, Azmeri2, Nurisra2

1)

Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2)

Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

Abstrack: As the economy grows, more and more contractors post-tsunami work in Aceh, the competition getting tougher to get a job. In general contractors as contractors often face risks that may affect the implementation of the work in the field. The study objective was to 1) Identify and analyze the frequency of risk factors for delay, 2) Identify the impact caused by these risk factors over time, 3) Identifying factors that delay high risk construction, and 4) Recommendations to reduce the risk of charge. The scope of the study is limited to the risk factors in the delay in the construction field Aceh River Irrigation Department in the last five years. Location of research conducted in Banda Aceh. The study was conducted by distributing questionnaires to 30 respondents contractors directly involved in the construction at the River Field. Data processing is done by reliability analysis, analysis Frequency Index (FI), Severity Index (SI) and the analysis of the level of risk. From the calculation of the reliability of the frequency of occurrence of the risk values obtained Cronbach alpha reliability coefficient of 0.994 and the impacts of risk is 0.994, the result is> 0.6 (the accuracy of the results of questionnaires requirement). Based on the analysis of the level of risk obtained 7 key risk indicators that affect the field of construction in Aceh River Irrigation Office, among others: 1) No commitment to the project manager and the time cost is the responsibility of the contractor, 2) Contractors do not have the capital to work, it is the responsibility of the contractor itself to set aside the work, 3) While climate change on the project site 4) Approved by the owner of the image because the image of the proposed slow no detail as the person in charge to be is contracting, 5) Change orders and design changes by the owner and those responsible owner, 6) The project team is slow to respond problem that occurs is also the responsibility of the contractor, and 7) The problem with the public about the location of work, war conflict, both of which are other factors.

Keywords: Risk Factors, Delays, Construction, River.

Abstrak: Seiring pertumbuhan ekonomi, pasca tsunami semakin banyak kontraktor yang bekerja di Aceh, persaingan semakin ketat untuk mendapat pekerjaan. Pada umumnya kontraktor sebagai pelaksana konstruksi sering menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Tujuan penelitian adalah untuk 1) Mengidentifikasi dan menganalisis frekuensi kejadian faktor-faktor risiko keterlambatan, 2) Mengidentifikasi dampak yang terjadi akibat faktor-faktor risiko tersebut terhadap waktu, 3) Mengidentifikasi faktor-faktor keterlambatan yang berisiko tinggi terhadap pelaksanaan konstruksi dan 4) Rekomendasi penanggung jawab untuk memperkecil risiko. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada faktor-faktor risiko keterlambatan pelaksanaan konstruksi di Bidang Sungai Dinas Pengairan Aceh dalam lima tahun terakhir. Lokasi penelitian dilaksanakan di Banda Aceh. Penelitian dilaksanakan dengan penyebaran kuesioner kepada 30 responden kontraktor yang terlibat langsung dalam pelaksanaan konstruksi di Bidang Sungai. Pengolahan data dilakukan dengan analisis reliabilitas, analisis frequency index (FI), severity index(SI) dan analisis level risiko. Dari hasil perhitungan reliabilitas terhadap frekuensi terjadinya risiko diperoleh nilai Cronbach alpha sebesar 0,994 dan koefisien reliabilitas terhadap dampak pengaruh risiko adalah 0,994, hasil tersebut adalah > 0,6 ( syarat keakuratan hasil pengisian kuesioner). Berdasarkan hasil analisis level risiko diperoleh 7 indikator risiko utama yang mempengaruhi pelaksanaan konstruksi di Bidang Sungai Dinas Pengairan Aceh antara lain : 1) Tidak ada komitmen Manajer proyek terhadap biaya dan waktu merupakan tanggung jawab kontraktor, 2) Kontraktor tidak memiliki modal untuk bekerja, hai ini merupakan tanggung jawab kontraktor itu sendiri untuk menyiapkan dana kerja, 3) Perubahan

(2)

Volume 2, No. 2, Mei 2013 - 34 cuaca pada lokasi proyek 4) Persetujuan gambar oleh owner lambat karena gambar yang diajukan tidak detail penanggung jawabnya adalah kontraktor,5) Perubahan desain dan Change order oleh owner, penanggung jawabnya owner, 6) Tim proyek lambat merespon permasalahan yang terjadi juga merupakan tanggung jawab kontraktor, dan 7) Permasalahan dengan masyarakat sekitar lokasi pekerjaan, konflik perang, keduanya merupakan faktor-faktor lainnya.

Kata Kunci: faktor risiko, keterlambatan, konstruksi, sungai

PENDAHULUAN

Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan terencana, dilaksanakan secara berurutan, melibatkan organisasi dan koordinasi seluruh sumber daya proyek (tenaga kerja, peralatan, material, dana, teknologi dan metode) untuk menyelesaikan proyek konstruksi tepat (waktu, biaya, mutu sesuai spesifikasi kontrak). Rencana suatu proyek konstruksi selalu mengacu pada saat rencana pembangunan tersebut dibuat, permasalahan akan timbul apabila tidak ada kesesuaian antara rencana dengan pelaksanaannya. Dampak yang sering terjadi adalah keterlambatan waktu pelaksanaan proyek, sehingga meningkatnya biaya pelaksanaan proyek tersebut.

Menurut Andi et al.(2003), secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan konstruksi ada tujuh kategori, yaitu: tenaga kerja (labors), bahan (material), peralatan (equipment), karakteristik tempat(site

characteristics), manajerial (Managerial),

keuangan (financial) serta faktor-faktor lainnya seperti (intensitas curah hujan, kondisi ekonomi dan kecelakaan kerja.

Sedangkan menurut Arditi dan Patel(1989), keterlambatan dalam proyek konstruksi berarti akibat tidak terpenuhinya jadwal (schedule) yang telah dibuat, disebabkan

tidak sesuainya kondisi rencana dengan kenyataan.

Dalam penelitian ini dianalisis faktor-faktor keterlambatan apa saja yang sering terjadi. Dengan demikian diharapkan dapat diketahui faktor-faktor yang mendominasi penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Keterlambatan adalah kegiatan atau kejadian yang membutuhkan waktu tambahan untuk menyelesaikan pekerjaan berupa tambahan hari kerja. Menurut Praboyo (1999), keterlambatan pelaksanaan proyek umumnya selalu menimbulkan kerugian bagi pemilik atau kontraktor, karena dampak keterlambatan adalah konflik dan perdebatan tentang apa dan siapa yang menjadi penyebab, tuntutan waktu dan biaya tambah.

Penyebab Keterlambatan Proyek

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pelaksanaan konstruksi, terdiri dari 7 (tujuh) kategori (Andi et al.(2003) adalah:

1. Tenaga Kerja (Labors), : a. Keahlian tenaga kerja b. Kedisiplinan tenaga kerja c. Motivasi kerja para pekerja d. Angka ketidakhadiran

(3)

35 - Volume 2, No.2, Mei 2013 e. Ketersediaan tenaga kerja f. Penggantian tenaga kerja baru

g. Komunikasi antar tenaga kerja dan badan pembimbing 1. Bahan (material),: a. Pengiriman bahan b. Ketersediaan bahan c. Kualitas bahan 2. Peralatan (equipment) a. Ketersediaan peralatan b. Kualitas peralatan

3. Karakteristik tempat (site characteristic) a. Keadaan permukaan dan di bawah

permukaan tanah

b. Penglihatan dan tanggapan lingkungan sekitar

c. Karakteristik fisik bangunan sekitar lokasi proyek

d. Tempat penyimpanan bahan atau material

e. Akses ke lokasi proyek f. Kebutuhan ruang kerja g. Lokasi proyek

4. Manajerial (Managerial) a. Pengawasan proyek

b. Kualitas pengontrolan pekerjaan c. Pengalaman manager lapangan d. Perhitungan kebutuhan material e. Perubahan desain

f. Komunikasi antara konsultan, kontraktor

g. Komunikasi antara kontraktor, pemilik h. Jadwal pengiriman material dan

peralatan

i. Jadwal pekerjaan yang harus diselesaikan

j. Persiapan/penetapan rancangan tempat 5. Keuangan (financial),:

a. Pembayaran oleh pemilik b. Harga material

6. Faktor lainnya (others factors) a. Intensitas curah hujan b. Kondisi ekonomi c. Kecelakaan kerja.

Menurut Kraim dan Dickman (dalam Praboyo,1999), penyebab keterlambatan waktu pelaksanaan proyek dapat dikategorikan dalam tiga(tiga) kelompok besar, yaitu ;

1. Keterlambatan yang layak mendapat ganti rugi(compensable Delay), yakni keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan ,kelalaian atau kesalahan pemilik proyek.

2. Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan (Non Excusable Delay), yakni keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan kontraktor.

3. Keterlambatan yang dapat dimaafkan (Excusable Delay), yakni keterlambatan yang disebabkan oleh kejadian-kejadian di luar kendali pemilik maupun kontraktor.

Pengertian Risiko

Pengertian risiko secara umum peluang timbulnya kerugian (probability of loss), kesempatan timbulnya kerugian (chance of

(4)

Volume 2, No. 2, Mei 2013 - 36 penyimpangan dari hasil yang diharapkan (the

dispersion of actual from expected result).

Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko adalah suatu proses pengkajian risiko dan ketidakpastian yang dilakukan terus menerus. Menurut Soeharto(2001), risiko dapat dikenali dari sumbernya (source), kejadiannya (event),dan akibatnya (effect). Identifikasi risiko dapat dilaksanakan dengan metode :

1. Membuat daftar kerugian dari pengalaman pada situasi proyek yang sama dengan kejadian berulang-ulang.

2. Membuat check list kerugian dengan peringkat kerugian yang terjadi.

3. Membuat klasifikasi kerugian dan mengidentifikasi bahaya yang akan terjadi 4. Audits untuk memonitor system,

identifikasi masalah, bukan identifikasi risiko yang terjadi.

Gambar 1. Proses Identifikasi Risiko (Flanagan dan Norman,1993)

Klasifikasi Risiko

Menurut Oka Saputra,2003,pengembangan dari Godfrey (1996) dalam Construction

Research Industry and Information Association

(CIRIA) nilai risiko adalah perkalian antara kecenderungan (like hood) dengan konsekuensi (consequences) yang diakibatkan sebagai berikut:

1. Unacceptable, adalah risiko yang tidak dapat diterima dan harus dihilangkan. 2. Undesirable, adalah risiko yang tidak

diharapkan dan harus dihindari.

3. Acceptable, adalah risiko yang dapat diterima.

4. Negligible, adalah risiko yang sepenuhnya dapat diterima.

Analisis Level Risiko

Menurut Asianto (2005), level risiko dianalisis melalui penilaian kemungkinan terjadinya risiko, gabungan antara tingkat probabilitas dan tingkat pengaruhnya.

Pengujian Instrumen Penelitian

Pengujian menggunakan koefisien

Cornbach Alpha (c-alpha) harus > atau = 0,6

yaitu nilai yang dianggap dapat menguji layak tidaknya kuesioner yang digunakan.

Rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

………... (1)

dimana:

r = reliabilitas instrument k = banyaknya butir pertanyaan

= varian butir = varian total

Rumus untuk varian butir dan varian total :

= ……... (2) = ... (3)

2 1 2

1

1

b

k

k

r

2 b

2 1

2 1

2

(

2

)

2

n

Xt

n

Xt

2 b

2 n Jks n Jki Sumb er Peristi wa Akib at

(5)

37 - Volume 2, No.2, Mei 2013 dimana:

= varian total = varian butir

∑Xt² =Kuadrat jumlah total jawaban responden

∑Xt = Jumlah total jawaban responden Jki = jumlah kuadrat seluruh butir Jks = jumlah kuadrat subjek n = jumlah responden

Analisis Frequency Index (FI)

Frequency Index menunjukan faktor risiko

yang mempengaruhi tahap pelaksanaan proyek konstruksi. Untuk perhitungan analisa

frequency index (FI) menggunakan rumus pada

persamaan sebagai berikut (Berstein, 1999 dikutip dari Long, et.al , 2008 : 369):

Frequency Index (F.I) = ... (4)

dimana:

I = indeks kategori respon (1, 2, 3, 4,5) ai = bobot yang dihubungkan dengan nilai

respon ke-i (1, 2, 3, 4, 5secara berurutan) ni = frekuensi dari respon ke-i sebagai

persentase dari total responden untuk setiap faktor

N = total jumlah responden

Analisis Severity Index (SI)

Severity Index menunjukkan nilai dari dampak risiko yang terjadi. Perhitungan analisa

severity index (SI) menggunakan rumus

persamaan sebagai berikut (Berstein, 1999

dikutip dari Long, et.al , 2008 : 369) :

Severity Index (S.I) = ... (5)

dimana:

I = indeks kategori respon (1, 2, 3, 4,5) Ai = bobot yang dihubungkan dengan nilai

respon ke-i (1, 2, 3, 4, 5 secara berurutan)

ni = frekuensi dari respon ke-i sebagai

persentase dari total responden untuk setiap faktor

N = total jumlah responden

METODE PENELITIAN

Metode pengumpulan data, pengolahan data, pengujian data dan analisis data sebagaimana dirumuskan pada bagan alir metode penelitian Gambar 2.

2 1

2 b

N

n

a

i i i

5

5 1

N

n

a

i i i

5

5 1

 Mulai Studi Literatur Penyusunan Kuesioner

Survey dan Pengumpulan Data

Pengujian Instrumen berupa analisis Reliabilitas

Analisis Data

1.Analisis Frequency Index(FI) 2. Analisis Severity Index (SI) 3. Analisis Level Risiko

(6)

Volume 2, No. 2, Mei 2013 - 38 Gambar 2. Bagan Alir Penelitian

Sumber dan Pengumpulan Data

Sumber data dari penelitian ini berupa data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada kontraktor yang terlibat langsung dengan proyek konstruksi bidang sungai, data sekunder merupakan jumlah responden dari perusahaan grade 3, 4 dan 5, kuesioner diajukan secara tertutup, responden dapat memilih jawaban dari salah satu pertanyaan (multiple choice) Jawaban responden dihimpun berdasarkan skala likert dengan menggunakan skor 1 (satu) sampai 5 (lima).

Pengolahan Data

Setelah seluruh data kuesioner terkumpul, kuesioner dikuantitatifkan yang menghasilkan angka, dilanjutkan analisis reabilitas, analisis

frequency index, analisis severity index dan

analisis tingkat risiko.

Tabel 1. Interpretasi Nilai FI dan SI

Range FI dan SI Interpretasi

0.01 – 0,33 Rendah (L) 0,34 – 0,66 Sedang (M) 0,67 – 1 Tinggi (H) Sumber : Anonim (2008:2) HASIL PEMBAHASAN Analisis Reliabilitas

Berdasarkan hasil perhitungan analisis reliabilitas menggunakan Microsoft excel 2007 diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 2. Koefisien Cronbach Alpha

Kuesioner Jumlah Indikator risiko α Keterangan Frekuensi 57 0,994 memenuhi Dampak 57 0,994 memenuhi

Dari perhitungan analisis reliabilitas untuk mengukur keakuratan kuesioner, diperoleh nilai masing-masing variabel Cronbach Alpha > 0,6. Dengan demikian hasil kuesioner di atas telah memenuhi syarat untuk dilanjutkan penelitian. Dari tabel di atas dapat dilihat variabel frekuensi terjadinya faktor risiko pada responden memiliki nilai alpha 0,994. Sedangkan untuk variabel dampak tingkat pengaruh terjadinya faktor risiko dengan nilai alpha 0,994.

Indikator Risiko yang mempengaruhi pelaksanaan konstruksi

Berdasarkan hasil nilai FI dan SI yang dikonversikan terhadap matriks tingkat risiko maka diperoleh variabel risiko yang Penilaian Kepemilikan Tanggung Jawab Risiko Pemilihan Tindakan Risiko Selesai Kesimpulan dan Saran

(7)

39 - Volume 2, No.2, Mei 2013

mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi didapat 7 indikator risiko dengan level risiko High, 1 indikator risiko dengan level risiko Low yaitu Tidak tersedia uang owner, selebihnya level risiko Medium sebanyak 49 indikator risiko. Hasil Analisis Level Risiko dapat dilihat pada lampiran Tabel A.1 Hasil analisis Level Risiko halaman 8-10.

Tujuh(7) Indikator risiko yang paling mempengaruhi pelaksanaan proyek konstruksi antara lain dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini:

No Indikator yang dapat menimbulkan Risiko

Penanggung Jawab

1 Tidak ada komitmen Manajer

proyek terhadap biaya dan waktu. Kontraktor 2 Kontraktor tidak memiliki modal

untuk bekerja Kontraktor

3 Perubahan cuaca pada lokasi

proyek Kontraktor

4 Persetujuan gambar oleh owner lambat karena gambar yang diajukan tidak detail

Kontraktor

5 Perubahan desain dan change

order oleh owner Owner

6 Tim proyek lambat merespon

permasalahan yang terjadi Kontraktor

7 Permasalahan dengan masyarakat sekitar lokasi pekerjaan

Faktor-faktor lainnya

Pembahasan

Karena memiliki frekuensi kejadian sangat sering dan dampak tingkat pengaruh sangat tinggi ketujuh indikator risiko yang paling berpengaruh terhadap pelaksanaan konstruksi adalah sebagai berikut:

Tidak ada komitmen manajer proyek terhadap biaya dan waktu

Pelaksanaan proyek harus didukung dengan membuat jadwal (schedule), net work

planning dan rincian rencana anggaran biaya

sebagai pedoman dan monitoring lapangan.

Kontraktor yang bekerja tidak berpedoman kepada perangkat tersebut di atas besar kemungkinan pelaksanaan pekerjaan tidak selesai tepat waktu, terjadinya pembengkakan biaya dan dikhawatirkan terjadinya pengurangan volume bahkan pemutusan kontrak. Dari hasil isian kuesioner diperoleh bahwa sebagian besar kontraktor tidak menyiapkan jadwal pelaksanaan pekerjaan dan rencana anggaran biaya sehingga di lapangan banyak waktu terbuang dan produksi tidak sesuai target, manajer proyek tidak dapat memonitor pekerjaan apa saja yang telah dilaksanakan dan berapa biaya yang telah dikeluarkan. Untuk menghindari hal tersebut diharapkan sebelum bekerja hendaknya menyiapkan jadwal pelaksanaan, rencana anggaran biaya , jadwal pengadaan material, peralatan dan personil serta tenaga kerja.

Kontraktor tidak memiliki modal untuk bekerja

Biaya konstruksi meliputi biaya material, tenaga kerja, peralatan, biaya tidak langsung dan biaya langsung. Dari hasil penelitian melalui jawaban kuesioner dapat disimpulkan bahwa 75 % kontraktor mengharapkan adanya pembayaran uang muka untuk memulai pekerjaan, 25 % lainnya menggunakan uang dari proyek lainnya. Namun ada kontraktor terlambat memulai pekerjaan karena belum menyiapkan gambar kerja, belum ada tukang/pekerja, uang muka yang ada digunakan untuk keperluan lainnya sehingga pekerjaan tidak dapat diselesaikan tepat waktu, untuk mengejar masa kontrak biasanya di penghujung

(8)

Volume 2, No. 2, Mei 2013 - 40 kontrak kontraktor menambah tenaga kerja

sehingga terjadi pembengkakan biaya bahkan nyaris terjadinya pemutusan kontrak. Untuk menghindari kejadian tersebut di atas disarankan setelah kontrak diterima segera membuat persiapan pelaksanaan pekerjaan sehingga paling lambat 3 hari setelah kontrak diterima pekerjaan sudah dapat dimulai di lapangan. Diharapkan Owner dapat mengevaluasi kemampuan keuangan(financial) calon pelaksana pekerjaan pada tahap evaluasi pelelangan

Perubahan cuaca pada lokasi proyek

Pada saat survei lokasi perlu diteliti (geografi, kondisi cuaca, sistem transportasi, kondisi tanah, tetangga sekitar proyek, peraturan bangunan, ketentuan peraturan pemerintah setempat yang berlaku, ketersediaan akomodasi dan lain-lain. Dengan mengetahui kondisi alam pada lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan, dapat diestimasi kapan waktu yang tepat memulai pekerjaan sehingga pekerjaan dapat selesai tepat pada waktu, pekerjaan yang dimulai pada musim hujan akan berdampak pada terlambatnya penyelesaian pekerjaan, kebutuhan biaya meningkat dan menambah jumlah tenaga kerja agar tidak terjadinya pemutusan kontrak

Persetujuan gambar oleh owner lambat karena gambar yang diajukan tidak detail

Shop drawing/gambar kerja adalah gambar

dan data-data yang disiapkan oleh kontraktor, menjelaskan tentang detail karakteristik bangunan atau menunjukkan bagaimana

spesifikasi dari struktural yang akan dibangun. Umumnya gambar yang diajukan oleh kontraktor tidak dilengkapi dengan detail pembesian (dimensi besi, jarak pembesian), tidak dilengkapi gambar potongan melintang. Dampak dari tidak detailnya gambar akan sulit dalam pelaksanaan, tertunda pekerjaan berikutnya, volume pekerjaan tidak dapat dihitung dengan benar, terjadinya penambahan waktu dan biaya, disarankan kepada kontraktor setelah peninjauan ulang ke lokasi pekerjaan bersama owner segera menyiapkan gambar kerja secara detail untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan.

Perubahan desain dan change order oleh owner

Change order merupakan bentuk persetujuan atau kesepakatan tertulis untuk memodifikasi, menambah atau merubah pekerjaan kontrak kerja antara owner dan kontraktor. Perubahan desain dan change order sering terjadi karena terungkapnya kondisi baru pada saat pelaksanaan konstruksi seperti perubahan struktur tanah, sliding (erosi) pada tebing sungai, sedangkan change order terjadi karena adanya perubahan desain, perubahan spesifikasi. Dampak yang akan terjadi akibat adanya perubahan desain dan change order adalah tertunda pekerjaan berikutnya, terjadi pengurangan volume, penambahan waktu dan biaya, hal ini terjadi apabila kontraktor tidak mempercepat proses persetujuan perubahan desain dan change order. Disarankan kepada kontraktor setelah kontrak diterima, bersama-sama dengan pihak owner segera melaksanakan peninjauan ulang pada lokasi yang akan

(9)

41 - Volume 2, No.2, Mei 2013

dilaksanakan, apabila ada perubahan terhadap desain agar segera melaksanakan pengukuran ulang, membuat gambar kembali sesuai kebutuhan lapangan dan menghitung volumenya.

Tim proyek lambat merespon permasalahan yang terjadi

Permasalahan yang sering dialami oleh kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan bidang sungai antara lain : material sering habis, produk cacat tidak segera diperbaiki, jumlah tenaga kerja tidak sesuai dengan volume pekerjaan. Disarankan kepada kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan hendaknya semua kebutuhan lapangan dipenuhi dan berpedoman pada jadwal pengadaan dan tahapan pekerjaan, hal ini untuk menghindari alat dan pekerja idle, penambahan waktu, pembengkakan biaya, membayar upah tidak sesuai produksi dan akibatnya pemutusan kontrak.

Permasalahan dengan masyarakat sekitar lokasi pekerjaan, konflik perang

Pada saat kunjungan lapangan perlu mengetahui secara detail karakter masyarakat di sekitar lokasi pekerjaan, peraturan-peraturan yang berlaku pada daerah setempat, bagaimana menjalin komunikasi dengan masyarakat setempat, apakah tenaga kerja harus menggunakan penduduk setempat, apakah pengadaan material harus dari penduduk setempat, keamanan pada saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung siapa yang bertanggungjawab, biaya tak terduga inilah harus diperhitungkan dalam penawaran

pekerjaan. Apabila tidak didata secara rinci kemungkinan permasalahan akan timbul pada saat pekerjaan berlangsung, hal ini mengganggu kenyamanan bekerja di lapangan, produktivitas tidak sesuai target dan akan berdampak terlambatnya penyelesaian pekerjaan dan penambahan biaya.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Faktor-faktor risiko (karakteristik tempat,

owner, kontraktor, tenaga kerja, peralatan,

bahan, keuangan dan faktor-faktor lainnya) pada tahap pelaksanaan secara simultan mempengaruhi penyelesaian konstruksi.

Analisis risiko pada tahap pelaksanaan sangat berguna untuk kontraktor, hal ini untuk menghindari kesalahan yang sama pada proyek yang lainnya (seperti beban biaya tambahan(overhead),pemutusan kontrak.

Saran

Disarankan kepada panitia pelelangan lebih selektif pada saat menentukan pemenang pelelangan, hal ini untuk memperkecil kemungkinan penambahan waktu, pemutusan kontrak akibat ketidak mampuan pemenang pelelangan dalam menyelesaikan konstruksi.

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan bahan evaluasi oleh owner dan menginformasikan kepada kontraktor sehingga faktor-faktor risiko yang berakibat kegagalan menyelesaikan proyek tepat (waktu, mutu dan biaya) dapat dihindari.

Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang cara mengatasi atau meminimalkan

(10)

Volume 2, No. 2, Mei 2013 - 42 risiko yang berpengaruh terhadap pelaksanaan

konstruksi.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Asianto, 2005. Manajemen Produksi untuk Jasa Konstruksi. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Arditi, D., and Patel, B.K., Impact Analysis of Owner-Directed Acceleration. Journal of construction Engineering and management. Vol. 115, No. 1, Hal: 144-157.

Andi, S.W., 2003. On Representing facrtors Influencing time Performance of shop-House Construction in Surabaya. Dimensi Teknik Sipil. Vol 5, No 2. Anonim, 2008. Risk Assessment and Allocation for

Highway Construction Management. Flanagan, R, dan Norman, G., 1996. Risk

Management and Construction. London: Blackwell Science.

Godfrey, 1996. Construction Research Industry and Information Association (CIRIA).

Kraiem, Z.K and Dickman, J.E., 1987. Concurrent

Delays in Construction Projects. Journal of Construction Engineering and Management. Vol.113, No.4. Hal: 591-602.

Long, 2008. Delay and cost overruns in Vietnam Large Construction Project : A Comparison with other Selected Countries. Korean Society Of Civil Engineers Journal of Civil Engineering. Vol. 12. Hal: 367-377.

Praboyo, B., 1999. Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek: Klasifikasi dan peringkat dari Penyebab-penyebabnya. Dimensi Teknik Sipil. Vol. 1, No 2. Project Management Institute, 2000. A Guide to the

Project of Management Body Knowledge. USA: North California, USA.

Saputra, Oka I.G.N., 2008. Analisis Perbandingan Risiko Biaya antara Kontrak Lump Sump dengan Kontrak Unit Price, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. Vol.12, No.2. Hal: 136-152.

Soeharto, I., 2001. Manajemen Proyek (dari konseptual sampai operasional). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Gambar

Gambar  1.  Proses  Identifikasi  Risiko  (Flanagan  dan Norman,1993)
Tabel 1. Interpretasi Nilai FI dan SI

Referensi

Dokumen terkait

Interval penyiraman air 6 hari sekali dengan koefisien tanaman 0.52 dan fraksi air 14.32% nyata menghasilkan tinggi tanaman yang lebih tinggi, jumlah daun yang lebih banyak,

Pemeliharaan fungsi keanekaragaman hayati hutan kerangas dan menjaga kelestarian pemanfaatannya melalui bioprospeksi (prospek biodiversitas) merupakan dua faktor

Selain pendekatan saintifik, kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti menggunakan pendekatan kateketis sebagai ciri pembelajarannya. Pendekatan

Wirausaha adalah salah satu jalan dari banyak jalan dalam mengatasi masalah ekonomi dan dalam memenuhi kebutuhan hidup, sehingga ilmu kewirausahaan dibutuhkan oleh para

Stranas REDD+ berisikan identifikasi penyebab terjadinya deforestasi dan degradasi hutan dan perumusan strategi yang diperlukan untuk menekan penyebab tersebut dalam rangka

Lalu larutan yang mengandung antigen spesifik yang telah ditautkan dengan enzim signal dan larutan sampel yang mengandung antigen yang diinginkan dimasukkan ke dalam lubang-lubang

Implikatur konvensional ditemukan pada struktur joke yang digunakan komika dalam acara Stand Up Comedy Indonesia Season 5 di Kompas TV meliputi bagian set up yang merupakan

Pada tahap akhir dilakukan analisis dari hasil permodelan CDPH untuk membuktikan bahwa model TXOP metastabil yang ditemukan dapat menangani real time service dengan baik..