• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I P E N D A H U L U A N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I P E N D A H U L U A N"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

P E N D A H U L U A N

A. GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN 1. Kedudukan

Kabupaten Pekalongan sebagai daerah otonom dari Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Tengah dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang.

Daerah Kabupaten berwenang mengurus dan mengatur kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten meliputi perencanaan dan pengendalian pembangunan; perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang; penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; penyediaan sarana dan prasarana umum; penanganan bidang kesehatan; penyelenggaraan pendidikan; penanggulangan masalah sosial; pelayanan bidang ketenaga-kerjaan; fasilitasi pengembangan koperasi; usaha kecil dan menengah; pengendalian lingkungan hidup; pelayanan pertanahan; pelayanan kependudukan dan catatan sipil; pelayanan administrasi umum pemerintahan; pelayanan administrasi pelayanan modal; penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan urusan wajib yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan serta urusan pilihan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah.

(2)

2

Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan Tahun 2010 Pemerintah Kabupaten Pekalongan masih berdasarkan Undang-undang Nomor : 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah melakukan penataan kelembagaan Perangkat Daerah melalui Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 13, 14, 15 dan 16 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pekalongan.

Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD. Setiap Daerah di pimpin oleh Seorang Kepala Daerah sebagai Kepala pemerintahan daerah yang dibantu oleh Seorang Wakil Kepala Daerah. Dalam menjalankan tugas dan kewenangan selaku Kepala Daerah, Bupati berkewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD.

Sekretariat Daerah adalah unsur pembantu Pimpinan Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten yang selanjutnya disebut Sekretaris DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD Kabupaten, dipimpin oleh seorang Sekretaris dewan yang secara teknis operasional berada dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretari Daerah.

Dinas Kabupaten merupakan unsur pelaksana otonomi daerah Kabupaten yang mempunyai tugas membantu Bupati

(3)

3

dalam melaksanankan kewenangan desentralisasi, sedangkan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah yang mempunyai tugas melaksanankan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik., dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Kecamatan merupakan Perangkat Daerah sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu, dipimpin oleh Camat yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dan Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah dalam wilayah Kecamatan dipimpin oleh seorang Lurah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat.

2. Tugas dan Fungsi

Pada Daerah Kabupaten / Kota di bentuk Lembaga Perangkat Daerah untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya. Perangkat Daerah Kabupaten Pekalongan terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan.

Tugas dan Fungsi dari masing-masing lembaga perangkat daerah adalah sebagai berikut :

a. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagai Pimpinan Pemerintahan Daerah adalah implementator kebijakan publik yang mengemban tugas dan fungsi pelayanan, perlindungan dan pemberdayaan masyarakat serta mengemban fungsi manajemen pemerintahan di daerah mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai pada tingkat monitoring dan evaluasi (Surat Mendagri Nomor 120/562/S.J tanggal 3 Maret 2004 tentang Implementasi Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah).

(4)

4

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah Pasal 27, Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah mempunyai kewajiban sebagai berikut : 1) Memegang teguh dan mengamalkan Pacasila,

melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2) Meningkatkan kesejahteraan rakyat.

3) Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat. 4) Melaksanakan kehidupan demokrasi.

5) Mentaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan.

6) Menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

7) Memajukan dan mengembangkan daya saing daerah. 8) Melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan

baik.

9) Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di dfaerah dan semua perangkat daerah.

10) Menyampaikan Rencana strategis penyelenggaraan pemerintahan daerah dihadapan Rapat Paripurna DPRD. 11) Memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan

daerah kepada Pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD.

b. Tugas Sekretariat Daerah adalah membantu Bupati dalam melaksanakan tugas membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan koordinasi dinas daerah dan lembaga teknis daerah, dengan fungsi :

- Penyusunan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten ; - Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan

(5)

5

- Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah;

- Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah - pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai

dengan bidang tugas dan fungsinya.

c. Tugas Sekretariat DPRD mempunyai tugas memberikan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemanpuan dan keuangan daerah, dengan fungsi:

- Penyelenggaraan administrasi kesekratriatan DPRD; - Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD; - Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD.

- Penyediaan dan pengkoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD.

d. Tugas Dinas Daerah Kabupaten adalah melaksanakan kewenangan desentralisasi, dengan fungsi :

- perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya ;

- Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tugasnya;

- Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang tugasnya; - Pelaksanaan tugas lain yang diberikan ole Bupati sesuai

denga tugas dan fungsinya.

e. Tugas Lembaga Teknis Daerah adalah mmerupakan unsur pendukung tugas kepala daerah yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, dengan fungsi :

- perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya ;

(6)

6

f. Tugas Kecamatan adalah membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan Pembinaan Kemasyarakatan dalam wilayah kecamatan serta melaksanakan tugas pemerintah lainnya yang tidak termasuk dalam tugas perangkat daerah dan atau instansi lainnya, dengan fungsi :

- pengkoordinasian penyelenggaraan pemerintahan di Wilayah Kecamatan ;

- penyelenggaraan kegiatan pembinaan ideologi negara dan kesatuan bangsa;

- penyelenggaraan pelayanan masyarakat; - pelaksanaan pemberdayaan masyarakat;

- penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum dan keagrariaan;

- penyelenggaraan kegiatan pembinaan pemerintahan desa; - Pembinaan Kelurahan;

- Pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah;

- Pelaksanaan koordinasi operasional Unit Pelaksana Teknis Dinas Kabupaten;

- Penyelenggaraan kegiatan pembinaan pembangunan dan pengembangan partisipasi masyarakat;

- Penyusunan program, pembinaan administrasi, ketatausahaan dan rumah tangga;

- pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

g. Tugas Kelurahan adalah membantu Camat dalam penyelenggaraan pemerintahan kecamatan, dengan fungsi : - Pelaksanaan pelimpahan sebagaian kewenangan

pemerintahan dari Kecamatan;

(7)

7

- Koordinasi terhadap jalannya pemerintahan Kelurahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan Kemasyarakatan;

- Pelaksanaan tugas di bidang pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan yang menjadi tanggung jawabnya;

- Pelaksanaan usaha dalam rangka peningkatan partisipasi dan swadaya gotong-royong masyarakat;

- Pelaksanaan kegiatan dalam rangka pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah;

- Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya;

3. Susunan Organisasi

Susunan Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 13, 14, 15 dan 16 Tahun 2008 pada intinya adalah sebagai berikut :

a. Sekretariat Daerah, terdiri dari : - Sekretaris Daerah.

- Asisten Sekretaris Daerah, terdiri dari :

1) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat ; 2) Asisten perekonomian dan Pembangunan;

3) Asisten Administrasi Umum. - Bagian, terdiri dari :

1) Bagian Pemerintahan; 2) Bagian Humas;

3) Bagian Hukum;

4) Bagian Perekonomian dan Penanaman Modal 5) Bagian Pembangunan;

6) Bagian Kesra; 7) Bagian Organisasi; 9) Bagian Umum

10) Bagian Sumber Daya Alam

(8)

8 b. Sekretariat DPRD, terdiri dari :

- Sekretaris DPRD;

- Bagian Rapat dan Risalah; - Bagian Umum.

c. Dinas Daerah, terdiri dari : - Dinas Pendidikan ; - Dinas Pekerjaan Umum ;

- Dinas Pengairan, Pertambangan, Kebersihan dan Pertamanan ;

- Dinas Kesehatan ;

- Dinas pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset ; - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ;

- Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Industri dan Perdagangan ;

- Dinas Kelautan dan Perikanan ; - Dinas Pertanian dan Kehutanan ;

- Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika ; - Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

- Dinas Pemuda, Olah Raga, Pariwisata dan Kebudayaan.

d. Lembaga Teknis, terdiri dari : - Inspektorat ;

- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal ;

- Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;

- BP. RSUD Kraton ; - RSUD Kajen ;

- Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah ; - Kantor Pemberdayaan masyarakat ; - Kantor Ketahanan Pangan ;

(9)

9

- Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat ;

- Satuan Polisi Pamong Praja ;

- Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu.

e. Pemerintah Kecamatan, terdiri dari : - Camat ;

- Sekretariat ;

- Seksi Tata Pemerintahan ;

- Seksi Ketentraman dan Ketertiban ; - Seksi Pemberdayaan Masyarakat ; - Seksi Kesejahteraan Sosial ; - Kelompok Jabatan Fungsional.

f. Pemerintah Kelurahan, terdiri dari : - Lurah ;

- Sekretariat ;

- Seksi Tata Pemerintahan ;

- Seksi Ketentraman dan Ketertiban ; - Seksi Pembangunan ;

- Seksi Kesejahteraan Rakyat .

4. Sumber Daya Manusia

Aparatur Pemerintah Kabupaten Pekalongan berjumlah 11.253 orang Pegawai Negeri Sipil dengan kriteria pendidikan S2 256 orang, S1/D4 3.537 orang, Diploma 3.912 orang, SLTA 2.586 orang, SLTP 679 orang dan SD 283 orang, Golongan IV 3.101 orang, Golongan III 3.842 orang, Golongan II 3.732 orang, Golongan I 578 orang dan yang telah mengikuti pendidikan pimpinan dengan kriteria Diklatpim Tingkat I belum ada, Diklatpim Tingkat II 2 orang , Diklatpim Tingkat III 4 orang, Diklatpim Tingkat IV 40 orang serta dibantu oleh pegawai tidak tetap berjumlah 260 orang yang tersebar pada Satuan Unit Kerja Pemerintah Kabupaten Pekalongan.

(10)

10

Tabel 1.1

Jumlah PNS Pemerintah Kabupaten Pekalongan menurut Pendidikan Formal

No. Jenis Pendidikan Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6. SD SLTP SLTA Diploma S1/ D4 S2 283 679 2.586 3.912 3.537 256 JUMLAH 11.253

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pekalongan Tahun 2010.

Tabel 1.2

Jumlah PNS Pemerintah Kabupaten Pekalongan menurut Pendidikan Struktural

No. Pendidikan Struktural Jumlah

1. 2. 3. 4. Diklat. Pim. Tk I Diklat. Pim. Tk II Diklat. Pim. Tk III Diklat. Pim. Tk IV - 2 4 40 JUMLAH 46

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pekalongan Tahun 2010.

(11)

11

Tabel 1.3

Jumlah PNS Pemerintah Kabupaten Pekalongan menurut Golongan

No. Golongan Jumlah

1. 2. 3. 4. Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV 578 3.732 3.842 3.101 JUMLAH 11.253

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pekalongan Tahun 2010.

5 Aset Tetap Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tabel 1.4

Aset tetap Pemerintah Kabupaten Pekalongan terdiri dari :

No. Nama Bidang Barang Jumlah

Barang Ket. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Tanah

Jalan dan Jembatan Bangunan Air/ Irigasi Bangunan Gedung Monumen

Alat-alat Besar

Alat-alat Bengkel dan alat ukur Alat-alat Pertanian dan peternakan Alat-alat angkutan

Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga Alat-alat Studio dn alat komunikasi Alat-alat Kedokteran Alat-alat Laboratorium Alat-alat keamanan 1,255 508 2,013 2,430 1,410 112 1,381 286 1,305 110,062 1,591 5,286 17,789 1 Bidang Km Buah

(12)

12 15. 16. 17. 18. 19. Instalasi Jaringan Buku Perpustakaan Barang Bercorak dan kesenian/Kebudayaan

Hewan, Ternak dan Tanaman

11 24 697,104 4,674

263

Sumber : Bagian Aset Daerah Setda Kab. Pekalongan Tahun 2010 Data diambil per 31 Desember 2010 kecuali Dinas Pendidikan per Juli 2010.

B. LINGKUNGAN STRATEGIS 1. Letak Geografi

Kabupaten Pekalongan sebagai salah satu Kabupaten di wilayah Propnsi Jawa Tengah, terletak antara 6-723’ LS dan 109-10978’BT sebelah utara berbatasan dengan laut jawa, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara, sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Batang dan sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pemalang dengan pusat Pemerintahan di Kajen.

Wilayah Kabupaten Pekalongan memiliki luas + 836,13 Km2, dimana 31,21 persenya ( 260,93 Km2 ) merupakan lahan sawah yang terdiri sawah pengairan teknis (79,26%) sisanya sawah tadah hujan (20,74%) dan 68,79 persen merupakan lahan kering (bukan lahan sawah). Terbagi dalam 19 Kecamatan dan 270 Desa serta 13 Kelurahan yang seluruhnya merupakan desa swasembada. Menurut topografi desa 58 desa berada didataran tinggi, 225 desa berada di dataran rendah, 6 diantaranya merupakan desa pantai.

(13)

13

2. Penduduk, Kesempatan Kerja dan Kemiskinan

Jumlah penduduk Kabupaten Pekalongan sampai dengan akhir Desember 2010 sebanyak 1.002.826 jiwa, terdiri dari laki-laki 512.419 jiwa dan perempuan 490.407 jiwa. Apabila dibanding dengan jumlah penduduk tahun 2009 sebanyak 977.711 jiwa, maka laju pertumbuhan penduduk tahun 2010 mencapai 2,5% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2009

Dalam ketenagakerjaan, jumlah angkatan kerja di Kabupaten Pekalongan tahun 2009 sebanyak 509.769 jiwa terdiri dari laki-laki 308.069 jiwa dan perempuan 201.700 jiwa. tahun 2010 sebesar 95,52% lebih tinggi dibanding tahun 2009 sebesar 95,19%, sehingga dapat diketahui jumlah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari sebesar 4,81% pada tahun 2009 turun menjadi 4,48% pada tahun 2010. Angka TPT ini lebih rendah dari pada angka TPT Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 6,21%, dan terendah di wilayah eks Karesidenan Pekalongan. Selama kurun waktu tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 Tingkat Pengangguran Terbuka turun rata-rata sebesar 5,6% per tahun.

Dari sisi kesejahteraan tenaga kerja dapat dilihat dari angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL) pekerja dan angka Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang diterima pekerja. Untuk Kabupaten Pekalongan besarnya KHL tahun 2010 sebesar Rp.840.889,- dibanding tahun 2009 sebesar Rp.836.511,- atau meningkat sebesar 0,52% dibanding tahun 2006 sebesar Rp.679.000,-. Sedangkan UMK pada tahun 2010 sebesar Rp.760.000,- meningkat dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp.700.000,-.

Sementara jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pekalongan dari tahun 2010 tercatat sebanyak 151.630 jiwa atau 15,32% dari jumlah penduduk, menurun dibandingkan tahun 2009 yaitu sebanyak 164.300 jiwa atau 16,8% dari jumlah penduduk. Hal

(14)

14

ini sejalan dengan komitmen dan upaya-upaya yang telah kita laksanakan bersama melalui berbagai program dan kegiatan dalam rangka mengurangi dan menanggulangi kemiskinan, menuju Millenium Development Goals (MDGs) 2015.

3. Pangan dan Gizi, Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat

Ketersediaan pangan khususnya Produksi padi tahun 2010 sebesar 271.368 ton mengalami kenaikan sebesar 25% dibanding tahun 2009 sebesar 216.700 ton. Kebutuhan pangan khususnya beras selalu dapat dipenuhi dari produksi daerah sendiri, bahkan pada tahun 2010 mengalami surplus surplus sebesar 43.190 ton. Situasi pangan dan gizi di Kabupaten Pekalongan secara umum dalam kondisi aman, hal ini didasarkan pada hasil analisis kerawanan pangan dan gizi yang dihitung berdasarkan indikator status gizi balita, pertanian dan keluarga miskin.

Pada urusan pendidikan, tahun 2010 telah diupayakan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, baik yang berupa pembangunan unit sekolah baru dan ruang kelas baru maupun rehabilitasi. Capaian pembangunan pendidikan dapat dilihat dari Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk SD/MI sebesar 102,57%, menurun dibandingkan tahun 2009 sebesar 103,47%, SLTP sebesar 99,,43%, meningkat dibandingkan tahun 2009 sebesar 99,38%, dan untuk tingkat SLTA pada tahun 2009 sebesar 61,13%, meningkat bila dibanding tahun 2009 sebesar 54,27%. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI pada tahun 2010 sebesar 87,26%, meningkat dibanding tahun 2009 sebesar 86,34%. Untuk SLTP pada tahun 2010 sebesar 75,55%, menurun bila dibanding tahun 2009 sebesar 76,67%, Sedangkan Angka Partisipasi Murni SLTA tahun 2010 sebesar 40,95%, meningkat dibanding tahun 2009 sebesar 31,96%.

(15)

15

Di bidang kesehatan, untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu Usia Harapan Hidup (UHH), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI). Usia Harapan Hidup penduduk Kabupaten Pekalongan pada tahun 2009 dapat dipertahankan sebesar 70,28 tahun. Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2010 sebesar 11 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan untuk Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) tahun 2010 sebesar 26 per 16.009 kelahiran hidup, meningkat dibanding tahun 2009 yaitu sebesar 114 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu Melahirkan terjadi kenaikan pada tahun 2010, hal ini disebabkan antara lain meningkatnya kasus keracunan kehamilan (Eclampsia), kekurangan dokter spesialis kandungan serta terbatasnya prasarana penunjang dan kesadaran masyarakat mengenai resiko kehamilan yang masih perlu ditingkatkan.

Upaya yang telah dilakukan diantaranya melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi yaitu dengan menyusun rencana persalinan sejak ibu hamil kontak pertama dengan petugas kesehatan.

4. Agama

Suasana kerukunan hidup intern dan antar umat beragama diwilayah kabupaten Pekalongan sangat baik. Hal ini ditunjukan dari adanya kebebasan masing-masing umat beragama dapat melaksanakan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing.

Tempat peribadatan tahun 2010 tidak ada perubahan masih sama seperti tahun 2009 tercatat 633 Masjid, 14 Gereja, 3 Pura dan 2.285 Mushola. Banyaknya jumlah Masjid dan Mushola karena mayoritas penduduknya beragama Islam.

(16)

16 5. Perekonomian Daerah

Potensi ekonomi daerah Kabupaten Pekalongan sebagai potensi andalan daerah memiliki daya saing dan keunikan tertentu, yang membedakan dengan daerah lain. Penetapan produk unggulan daerah telah ditempuh melalui sektor Pertanian dan Kehutanan, Industri, Perdagangan serta Pariwisata. Dengan telah ditetapkannya produk-produk unggulan diharapkan dapat memacu para pelaku ekonomi daerah dalam mengembangkan kreativitas dan usahanya sehingga diharapkan dapat meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pekalongan.

Kinerja makro ekonomi daerah dapat dilihat dari beberapa variabel antara lain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Per Kapita dan Tingkat Inflasi. PDRB Kabupaten Pekalongan tahun 2010 atas harga berlaku mencapai Rp.6,9 trilyun atau meningkat 8,62% dibandingkan pada tahun 2009 sebesar Rp.6,4 trilyun. Sedangkan atas Dasar Harga Konstan, PDRB Kabupaten Pekalongan pada tahun 2010 tercapai sebesar Rp.3,2 trilyun atau meningkat 4,19% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp.3,1 trilyun.

Apabila dilihat dari peranan sektor dominan dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tahun 2009, sektor industri pengolahan masih tertinggi yaitu sebesar 26,66%, disusul sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 20,34%, sektor perdagangan, restoran dan hotel memberi kontribusi 18,66%, dan sektor jasa 16,66%.

Produk Domestik Regional Bruto per Kapita penduduk Kabupaten Pekalongan Tahun 2010 sebesar Rp.7.107.592,- meningkat 7,55% dibanding pendapatan per kapita tahun 2009 sebesar Rp.6.608.744,-

(17)

17

Indikator kesejahteraan penduduk yang tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meliputi (kesehatan, pendidikan dan daya beli) mengalami peningkatan dari 69,36 pada tahun 2006 menempati peringkat ke-32 se-Jawa Tengah menjadi 70,83 pada tahun 2009 dengan percepatan pertumbuhan sebesar 1,75 dan menempati peringkat ke-23 se-Jawa Tengah. Dibandingkan dengan IPM Kabupaten/Kota sekitarnya maka Kabupaten Pekalongan menempati peringkat ke-3 dari tujuh Kabupaten/Kota se-wilayah eks karesidenan Pekalongan dibawah Kota Pekalongan dan Kota Tegal

Laju inflasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2010 sebesar 6,21% jauh lebih tinggi dibanding tahun 2009 yang mencapai 3,39%. Kenaikan laju inflasi ini merupakan angka inflasi year on year (Agustus 2009 – Agustus 2010), jadi belum merupakan angka final, karena laju inflasi tahun 2010 dihitung setelah bulan Desember 2010 berakhir.

6. Infrastruktur

Peran infrastruktur sangat penting dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Selama tahun 2010 pembangunan infrastruktur di Kabupaten Pekalongan dapat kami sampaikan sebagai berikut :

a. Jalan dan Jembatan

Pembangunan infrastruktur transportasi meliputi prasarana perhubungan yaitu jalan dan jembatan. Dalam rangka mendukung pertumbuhan sektor lain khususnya ekonomi, telah dilaksanakan peningkatan kualitas prasarana wilayah antara lain melalui kegiatan pemeliharaan serta peningkatan jalan dan jembatan secara rutin maupun berkala. Panjang jalan pada tahun 2010 yaitu 558,08 Km, dengan kondisi baik 281.82 Km,

(18)

18

meningkat dibandingkan tahun 2009 sepanjang 219,58 Km, kondisi sedang 135.31 Km, menurun dibandingkan tahun 2009 sepanjang 211,33 Km, dan kondisi rusak 92.50 Km, menurun dibanding tahun 2009 sepanjang 117,47 Km, serta jalan dengan kondisi rusak berat sepanjang 48.45 Km, jauh di bawah kondisi tahun 2009 yaitu sepanjang 9,7 Km.

Kondisi jalan aspal pada tahun 2010 meningkat dibandingkan tahun 2009 yaitu dari 496,74 Km menjadi 504,92 Km. Kondisi jalan batu/kerikil menurun dari sepanjang 44,27Km pada tahun 2010 menjadi 43,74 Km, jalan beton pada tahun 2010 adalah 3,42 Km.

Dilihat dari kondisi fisik jembatan, pada tahun 2010 terdapat peningkatan kualitas yaitu dengan kondisi baik sebanyak 290 buah, meningkat dari tahun 2009 sebanyak 296 buah. Jembatan dalam kondisi sedang yang semula sebanyak 8 buah pada tahun 2009, meningkat menjadi 14 buah dan jembatan kondisi rusak berat sebanyak 5 buah. Ke depan akan terus kita tingkatkan pemeliharaannya sehingga pada saatnya seluruh jembatan di Kabupaten Pekalongan dalam kondisi baik.

b. Irigasi dan Sungai

Dalam rangka meningkatkan produksi pertanian khususnya padi di Kabupaten Pekalongan, telah dilaksanakan program-program pembangunan irigasi. Pada tahun 2010 kondisi jaringan irigasi mampu mengairi sawah seluas 27,948.88 Ha dengan jumlah bangunan irigasi sebanyak 348 buah bendung, 790 buah bangunan air dan 389,580 Km saluran primer dan sekunder. Kondisi bangunan air yang baik pada tahun 2010 sebanyak 658 buah, meningkat dibanding tahun 2009 sebanyak 645 buah,. Dengan terpeliharanya jaringan irigasi tersebut maka dapat meningkatkan intensitas pertanaman sehingga dapat meningkatkan produktivitas.

(19)

19

c. Air Bersih, Kelistrikan dan Telekomunikasi.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan dalam rangka menunjang iklim kondusif bagi pengembangan investasi di Kabupaten Pekalongan, selama tahun 2010 telah dilakukan upaya-upaya untuk menangani air bersih, kelistrikan dan telekomunikasi.

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi masyarakat sehingga upaya-upaya pemenuhannya akan terus diupayakan, baik melalui PDAM maupun program pembangunan air bersih lainnya. Jumlah pelanggan PDAM Kabupaten Pekalongan tahun 2010 sebanyak 6.696 Sambungan Rumah (SR), meningkat dibanding pada tahun 2009 sebanyak 5.926 Sambungan Rumah (SR). Untuk wilayah yang belum terjangkau oleh layanan PDAM secara bertahap dipenuhi melalui berbagai program air brsih, seperti Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS).

Dalam rangka memacu pembangunan kelistrikan, telah ditempuh upaya melalui Program Listrik Masuk Desa dengan menambah fasilitas Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) , sehingga jumlah pelanggan pada tahun 2010 masih sam dengan tahun 2009 yaitu 127.982 Sambungan Rumah (SR). Untuk wilayah terpencil dan belum berlistrik PLN tetapi memiliki potensi sumberdaya air yang memungkinkan, telah diupayakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Selain PLTMH juga telah dilaksanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di 4 wilayah Kecamatan yaitu Lebakbarang, Petungkriono, Paninggaran dan Doro. Dengan demikian maka prosentase desa berlistrik di Kabupaten Pekalongan pada saat ini telah mencapai 100%.

(20)

20

Di bidang telekomunikasi, melalui jalinan kerjasama yang semakin baik antara Pemerintah Kabupaten Pekalongan dengan pihak swasta, prasarana telekomunikasi selama tahun 2010 semakin baik. Pelayanan telepon seluler berbasis GSM dan CDMA semakin meningkat pula yaitu dengan bertambahnya operator penyedia layanan telepon seluler yang menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Pekalongan.

C. TUJUAN DAN MANFAAT LAKIP

Tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Pekalongan adalah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai unsur penyelenggara Pemerintah dengan kewenangan yang diberikan dalam pengelolaan sumber daya yang ada dalam rangka mewujudkan suatu kepemerintahan yang baik (good governance).

Sesuai dengan Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan LAKIP, yang merupakan pedoman pelaksanaan dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 maka LAKIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1) Mendorong Bupati untuk menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku, kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

2) Menjadikan Instansi Pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif, transparan dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya.

3) Menjadikan masukan dan umpan balik dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pekalongan.

(21)

21

4) Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah Kabupaten Pekalongan.

D. SISTEMATIKA PENYAJIAN LAKIP.

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan pencapain kinerja Pemerintah Kabupaten Pekalongan selama Tahun 2009. Capaian Kinerja 2009 tersebut diukur dan dinilai berdasarkan rencana kinerja tahun 2009 yang disusun pada awal tahun anggaran. Rencana kinerja tahun 2009 Pemerintah Kabupaten Pekalongan berdasarkan Repetada Tahun 2009 dan LAKIP Satuan Unit Kerja Pemerintah Kabupaten Pekalongan.

Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2009 dapat disajikan sebagai berikut :

1. Ringkasan Eksekutif 2. BAB I : Pendahuluan 3. BAB II : Rencana Stratejik 4. BAB III : Akuntabilitas Kinerja 5. BAB IV : Penutup

6. Lampiran-lampiran :

I. Rencana Kinerja Tahunan II. Pengukuran Kinerja Kegiatan III. Pengukuran Pencapaian Sasaran

(22)

22 BAB II

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

A. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD).

Sesuai tugas dan kewenangannya, Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu lima tahun, yang termuat dalam RPJMD Kab. Pekalongan periode 2006 – 2011 dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pekalongan yang mencakup visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi pencapainan sasaran akan diuraikan dalam bab ini. Sedangkan uraian sasaran target kinerja yang ingin dicapai dalam tahun 2009 berikut program dan kegiatan pendukungnya akan dijelaskan dalam rencana kinerja tahun 2009.

1. Visi Pemerintah Kabupaten Pekalongan

Visi Pemerintah Kabupaten Pekalongan adalah :

“TERWUJUDNYA KEHIDUPAN MASYARAKAT KABUPATEN PEKALONGAN YANG DEMOKRATIS, MAJU, ADIL DAN SEJAHTERA”.

Penjelasan pernyataan Visi :

Visi tersebut menggambarkan 4 (empat) sifat yaitu: Demokratis, Maju, Adil dan Sejatera yang keempatnya tidak dapat dipisahkan merupakan rangkaian proses yang tidak dapat dihindari. Rangkaian proses tersebut yaitu bermula dari penciptaan kondisi masyarakat yang demokratis, didalamnya ada usaha-usaha memajukan pembangunan disegala bidang, dan pelaksanaan maupun distribusi hasil-hasil pembangunan itu diwujudkan secara

(23)

23

berkeadilan, sehingga memberikan hasil berupa kesejahteraan masyarakat lahir maupun batin. Secara konprehensif kondisi tersebut dapat dijelaskan sebagai RPJMD Kab. Pekalongan 2006-2011.

2. Pernyataan Misi

Suatu organisasi harus memastikan agar misi masa depan sesuai dan selaras dengan perubahan yang harus dilakukan, sehingga organisasi akan efektif dan efisien dalam pencapaian misi. Visi dan Misi akan mendorong alokasi sumber daya diseluruh unsur organisasi sehingga keduanya harus selaras.

Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu melalui penetapan strategi yang dipilih. Proses perumusan misi harus memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stake holders) dan memberi peluang untuk perubahan/penyesuaian dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategik.

Suatu pernyataan misi secara eksplisit menyatakan apa yang harus dicapai oleh suatu organisasi pemerintah dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan dalam pencapaian hal tersebut dan harus memperhatikan secara jelas apa yang penting buat organisasi dan apa bidang usaha organisasi itu.

Misi Pemerintah Kabupaten Pekalongan adalah :

1. Meningkatkan perilaku pemerintah dan masyarakat yang demokratis, dinamis dan agamis serta adanya penguatan lembaga pemerintah dan lebaga kemasyarakatan.

2. Meningkatnkan pelaksanaan good governance, yang menjamin peningkatan kualitas pelayanan publik, menjamin rasa keadilan dan tumbuh kepercayaan dan partisipasi masyarakat.

3. Meningkatkan penyediaan dan pemerataan sarana dan prasarana publik.

(24)

24

4. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat (esehatan, pendidikan dan kesejahteraan) dan sarana pengembangan.

5. Menegakan perundangan dan peraturan daerah yang mencerminkan adanya supermasi hukum dan keadilan serta perlindungan terhadap HAM.

6. Meningkatkan pertumbuhan eknomi daerah yang betumpu pada pengembangan potensi ekonomi lokal dan dunia usaha. 7. Meningkatkan pengelolaan Sumber Daya Alam yang

berorientasi pada pelestarian lingkungan dan pemanfaatan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat.

8. Mengembangkan pariwisata dan budaya lokal.

3. Tujuan

Tujuan organisasi merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus menunjukan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang.

Dalam rangka pencapaian misi organisasi, maka perlu disusun tujuan organisasi Pemerintah Kabupaten Pekalongan sebagai berikut:

1. Meningkatknya perilaku pemerintah dan masyarakat yang demokratis, dinamis dan agamis serta adanya penguatan lembaga pemerintah dan lebaga kemasyarakatan.

2. Meningkatnnya pelaksanaan good governance, yang menjamin peningkatan kualitas pelayanan publik, menjamin rasa keadilan dan tumbuh kepercayaan dan partisipasi masyarakat.

3. Meningkatnya penyediaan dan pemerataan sarana dan prasarana publik.

4. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat (esehatan, pendidikan dan kesejahteraan) dan sarana pengembangan.

(25)

25

5. Tegaknya perundangan dan peraturan daerah yang mencerminkan adanya supermasi hukum dan keadilan serta perlindungan terhadap HAM.

6. Meningkatnya pertumbuhan eknomi daerah yang betumpu pada pengembangan potensi ekonomi lokal dan dunia usaha. 7. Meningkatnya pengelolaan Sumber Daya Alam yang

berorientasi pada pelestarian lingkungan dan pemanfaatan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat.

8. Mengembangnya pariwisata dan budaya lokal.

1. Sasaran

Adapun sasaran sebagai penjabaran dari tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh suatu instansi pemerintah dalam jangka waktu tertentu. Fokus utama penentu sasaran adalah tindakan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional serta didukung dengan sumber dana dari APBD yang dilaksanakan Pemerintah Kab. Pekalongan. Untuk tujuan tersebut, maka sasaran dan indikator sasaran Pemerintah Kab. Pekalongan adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan sebagaipedoman pelaksanaan pembangunan.

a. Tersedianya data dan informasi dalam penyusunan kebijakan dan perencanaan pembangunan daerah.

b. Buku RKPD tahun 2011.

c. Buku KUA dan PPA perubahan 2010 dan penetapan 2011. d. Masterplan sistem air minum (SPAM) di Kab. Pekalongan. e. Terwujudnya akurasi dan adekuasi data dan informasi . f. Tersedianya data dan informasi untuk penyusunan kebijakan

perencanaan pembangunan bidang ekonomi. g. Tersusunnya RPJPD Kab. Pekalongan. h. Terwujudnya software SIPP.

(26)

26

2. Meningkatnya rasio pelaksanaan pembangunan dengan dokumentasi perencanaan.

a. Kelancaran pelaksanaan perencanaan. b. Terwujudnya pertanggungjawaban internal.

3. Meningkatnya SDM Aparatur Perencanaan.

a. Rencana pembangunan jangka menengah di 270 desa.

4. Meningkatnya peran serta dan partisipasimasyarakat dalam pembangunan.

a. Peningkatan bagi kelompok usaha bisnis yang lebih mengedepankan prinsip kerja sama dan kemitraan bagi para pihak.

b. Pengaspalan jalan desa.

c. Pedoman dalam upaya pencapaian program MDG’s bidang air minum dan penyerahan lingkungan berbasis masyarakat.

d. Terfasilitasinya mahasiswa KKN dengan baik.

e. Tersusunya rencana jaringan listrik pedesaan di Kabupaten Pekalongan.

f. Pelaksanaan PNPM-MP berjalan dengan lancar dan optimal.

g. Terbentuknya komunitas agribisnis yang mampu mengatasi permasalahan yang erat kaitannya dengan bidang agribisnis di kawasan agropolitan.

h. Terdatanya unsur-unsur rupa bumi di kab. Pekalongan.

5. Meningkatnya efektifitas, efesiensi dan tertib administrasi Pemerintah Daerah.

a. Tersedianya bahan pengambilan kebijakan.

b. Pemahaman tentang implementasi peraturan perundang-undangan.

(27)

27

d. Terwujudnya tertib administrasi pengelolaan barang daerah. e. Terwujudnya tertib administrasi pengelolaan keuangan

dearah.

f. Makin tertibnya administrasi kelurahan.

6. Terwujudnya perumusan kebijakan Pemerintahan Daerah dan penyebarluasan informasi dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

a. Desa bisa menjalankan Perdes APBDes yang benar secara transparan dan akuntabel.

b. Meningkatnya kesejahteraan perangkat desa.

7. Terwujudnya sertifikasi 50 bidang tanah milik Pemerintah Daerah.

a. Terpenuhinya kejelasan status kepemilikan tanah.

8. Terwujudnya tertib administrasi keuangan dan aset a. Tersedianya prognosis SKPD laporan semesteran. b. Tersusunnya laporan keuangan semesteran.

c. Tersedianya laporan keuangan dearah akhir tahun. d. Tersedianya laporan keuangan SKPD.

e. Tercapainya tertib administrasi perbendaharaan. f. Tercapainya tertib administrasi keuangan.

g. Adanya perlindungan terhadap aset gedung dan kendaraan dinas serta pasar milik Pemkab.

h. Terwujudnya tertib administrasi kegiatan pembangunan kabupaten pekalongan TA 2010.

i. Terwujudnya pemahaman tentang peraturan perundang-undangan jasa kontruksi dan peraturan lainnya yang terkait. j. Terdistribusi dan termanfaatkannya buku petunjuk

pelakasanaan kegiatan belanja langsung APBD dan non APBD oleh SKPD.

(28)

28

k. Terdistribusi dan termanfaatkannya buku petunjuk pelakasanaan kegiatan belanja langsung APBD oleh SKPD. l. Terwujudnya pelaporan capaian kinerja dan keuangan

secara periodik dan berkala sehingga pelaksanaan kegiatan tepat waktu, mutu biaya dan adminstrasi.

m. Tertib administrasi keuangan.

n. Tercapainya tata kelola administrasi perbendaharaan.

o. Terwujudnya status kepemilikan atas tanah milik Kab. Pekalongan.

p. Tercapainya pendapatan retribusi pasar.

q. Digunakan sebagai pedoman dalam pengelolaan barang daerah.

r. Terwujudnya neraca SKPD hasil penghapusan aset berdasarkan SOT baru.

s. Peningkatan pendapatan daerah.

t. Peningkatan sarana prasarana fasilitas pemerintah kabupaten pekalongan.

u. Terpenuhinya lahan relokasi kantor kec. Kajen. v. Meningkatnya sarana dan prasarana desa.

9. Terwujudnya peningkatan PAD rata –rata pertahunsebesar 15%.

a. Meningkatnya kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah. b. Tersedianya data obyek pajak PBB secara akurat.

c. Tertib administrasi pemanfaatan bekas bongkaran. d. Terpenuhinya target nasional PBB.

e. Terlaksananya pemanfaatan dan penggunaan tanah grantungan.

f. Meningkatnya penerimaan pajak pusat/ dan provinsi secara signifikan.

g. Tercapainya monitoring evaluasi dana pelaporan perimbangan.

(29)

29

h. Terlaksananya dan terlaporkanya kegiatan dari DBHCHT di Kab.Pekalongan.

i. Terlayaninya kebutuhan masyarakat. j. Terpenuhinya target PADKab. Pekalongan.

10. Terwujudnya pelayanan publik yang prima kepada masyarakat sesuai dengan standar pelayanan minimal.

a. Tersedianya peraturan pedoman perizinan.

b. Terbangunnya Sistem Informasi Terhadap Layanan Publik. c. Penerbitan perizinan dan rekomendasi.

11. Terwujudnya penataan struktur organisasi dan tata kerja pemerintah Kab. Pekalongan.

a. Terwujudnya kesesuaian tugas pokok masing-masing jabatan SKPD.

b. Meningkatnya kinerja pelaksanaan jabatan struktural.

c. Meningkatnya pelaksanaan tugas Pemerintah Kab. Pekalongan.

d. Terwujudnya peningkatan kinerja pelayanan publik. e. Terwujudnya kartu identitas.

12. Meningkatnya sarana dan prasarana pelayanan publik a. Terwujudnya kelancaran pelaksanaan tugas.

b. Terlaksananya pemeliharaan eks kantor dan rumah dinas. c. Terlaksananya pemeliharaan taman rumah dinas ketua

DPRD.

d. Terwujudnya pengamanan aset daerah dari dari kerusakan. e. Terwujudnya keindahan dilingkungan kantor.

f. Lancarnya komunikasi.

g. Lancarnya pelaksanaan upacara.

h. Tersedianya sarana pelayanan publik yang memadai. i. Lancarnya kegiatan pemeliharaan kebersihan jalan. j. Terpeliharanya alat – alat besar darat.

k. Lancarnya kegiatan laboratorium dan bengkel. l. Kelancaran pelaksanaan tugas.

(30)

30

13. Terwujudnya kebijakan daerah dalam bentuk produk hukum. a. Dijadikan pedoman SKPD dalam pelaksanaan APBD Th

2010.

b. Tersedianya buku APBD.

c. Tersusunnya buku perubahan APBD.

d. Tersusunnya Perbup tentang penjabaran perubahan APBD. e. Tersusunnya Perbup tentang penjabaran APBD.

f. Tersedianya Perda perhitungan pelaksanaan APBD.

g. Tersedianya Peraturan KDH tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

h. Terselesaikannya permasalahan PPU dan penyusunan Raperda.

i. Terselesaikannya rencana kerja rancangan produk hukum daerah (Prokumda).

j. Tersedianya pedoman penyelenggaraan pemerintah derah. k. Tercapainya tata kelola administrasi perbendaharaan. l. Peningkatan pendapatan pajak daerah.

m. Tertib administrasi barang daerah.

n. Aparatur pemerintah mengetahui dan mengerti adanya perturab perundang – undangan tentang pajak dan rettribusi daerah.

o. Keserasian prokumda terhadap PPU yang baru/ lebih tinggi.

14. Terwujudnya dokumentasi, kehumasan yang tertib dan teratur. a. Terhimpunnya risalah DPRD.

15. Meningkatnya efektifitas efisiensi tertib administrasi penyelenggaraan pemerintahan.

a. Terwujudnya pengendalian otoritas kegiatan tahun 2010. b. Terwujudnya pengawasan kontrol atas pelaksanaan

kegiatan.

c. Penyediaan makanan dan minuman jamuan rapat/tamu. d. Terpenuhinya kebutuhan pakan gajah di O.W.

(31)

31

f. Terwujudnya stamina yang prima bagi anggota satpol pp.

16. Tersedianya akses data/informasi secara cepat, mudah dan akurat.

a. Terselenggaranya pemerintahan dgn baik.

b. Meningkatnya komunitas antar kabupaten seluruh indonesia. c. Terwujudnya Hardware dan software JDI hukum.

d. Meningkatkan sarana pendukung penyusunan rancangan produk hukum daerah (prokumda).

e. Meningkatnya pengetahuan masyarakat, aparatur terhadap produk hukum daerah.

f. Tersedianya pedoman penyelenggaraan Pemda. g. Tercapainya type rumah sakit sesuai standar. h. Tersebarnya informasi kegiatan DPRD. i. Website DPRD Kab. Pekalongan

17. Meningkatnya sistem pengawasan internal pengendalian pelaksanaan kebijakan Bupati.

a. Dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk pertanggungjawaban kinerja

b. Tersedianya bahan laporan dan evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

c. Peningkatan administrasi kecamatan se kabupaten Pekalongan.

d. Meningkatnnya laporan waskat.

e. Pemanfaatan LHP untuk bahan koreksi intern. f. Tersedianya bahan koreksi intern.

g. Tertanganinya kasus pengaduan di lingkungan pemda. h. Pemanfaatan data temuan hasil pengawasan untuk tindak

lanjut hasil pengawasan.

i. Pemanfaatan LHE untuk bahan koreksi intern.

j. Pemanfaatan hasil evaluasi untuk bahan koreksi intern. k. Tertanganinya TPGR

(32)

32

l. Pedoman untuk pemeriksaan tahun yang bersangkutan. m. Terkirimnya laporan bulanan, triwulan, semesteran dan

tahunan.

n. Terwujudnya pertanggungjawaban internal.

18. Meningkatnya profesionalisme auditor dan aparatur pengawasan.

a. Terwujudnya pertanggungjawaban internal.

b. Pemanfaatan peserta yang telah mengikuti diklat, ujian, sosialisasi; bintek; pelatihan; kursus; seminar keluar daerah.

19. Terwujudnya peningkatan mutu pelayanan publik melalui derikulasi dan debirokratisasi pelayanan.

a. Tersedianya sarana dan prasarana kerja aparatur yang memadai.

b. Lancarnya pelaksanaan tugas.

c. Meningkatnya pengetahuan, ketrampilan dan sikap aparatur dalam mendukung pelaksanaan tugas.

d. Peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat.

e. Peningkatnya kelancaran pelayanan dan tugas operasional kantor.

f. Meningkatnya wawasan dan ilmu pengetahuan. g. Tersedianya bahan logistik kantor kecamatan. h. Tersedianya mebeleir kecamatan.

i. Tersedianya komputer kecamatan.

j. Pengamanan dan pemeliharaan aset daerah. k. Terpelihrnya gedung kantor..

l. Terpeliharanya tugu batas kecamatan. m. Terpeliharanya alat angkut kecamatan.

n. Terawatnya monumen perjuangan sebagai sarana mengingat dan menghargai jasa pahlawan.

o. Terbangunnya Bumi perkemahan.

p. Terpeliharanya peralatan dan perlengkapan kantor. q. Meningkatkan kualitas SDM aparatur.

(33)

33

s. Meningkatkan peran serta dan aktivitas kependudukan. t. Terwujudnya skla prioritas di desa dan kecamatan.

u. Meingkatnya peran kelembagaan sosial dalam penyelenggaraan pemerintahan/ pembangunan.

v. Terwujudnya peran perempuan dalam pembangunan di desa.

w. Terselesaikannya permasalahan dalam masyarakat.

20. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai serta meningkatkan SDM yang handal dan profesional.

a. Tersedianya bahan bacaan.

b. Lancarnya kegiatan surat menyurat dinas. c. Lancarnya pelaksanaan tugas.

d. Melancarkan pelaksanaan kegiatan.

e. Terpenuhinya barang cetak dan penggandaan.

f. Terwujudnya peralatan dan perlengkapan yang memadai. g. Meningkatnya kinerja anggota DPRD.

h. Meningkatnya kinerja pejabat dan staf setwan. i. Perluasan aula kantor Bappeda dan PM. j. Meningkatnya jumlah sarana pemerintah.

k. Tersedianya pakain dinas dan perlengkapan satpol pp. l. Tersedianya peralatan, Rumah tangga dan mebeleir . m. Lancarnya kegiatan pemeliharaan kebersihan jalan. n. Peningkatan kinerja aparatur.

o. Terwujudnya rehab gedung.

p. Terpeliharanya lingkungan kerja yang bebas polusi. q. Tersedianya public adress.

r. Tercapainya kelancaran kegiatan di Sekretariat DBHCHT Kab. Pekalongan.

(34)

34

21. Terpenuhinya tingkat kesejahteraan pegawai baik PNS, PTT dan pensiunan dengan memberikan penghargaan atas prestasi kerja.

a. Penghargaan terhadap Pengabdian PNS. b. Lancarnya pelaksanaan upacara.

c. Terseleksinya PNS yang tepat untuk menduduki jabatan. d. Terbitnya berita acara pengambilan sumpah janji PNS. e. Kepastian hukum akan kepangkatan PNS dan SK

pemberhentian PNS.

f. Tercapainya pembinaan karier dan terisinya jabatan struktural dan fungsional.

g. Peningkatan dan pemerataan pelayanan masyarakat. h. Kader Pemerintahan bertambah.

22. Tersedianya system manajemen kepagawian (SIMPEG) yang didukung program aplikasi yang mampu memberikan/ menyaji kan data kepegawaian yang akurat yang mendukung tertib administrasi kepegawaian serta penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.

a. Data base PNS.

b. Tersedianya pelayanan administrasi. c. kepegawaian yang online.

d. Tersedianya karpeg, karis/ karsu kepegawaian. e. Administrasi kepegawaian tertata dengan baik. f. Terbitnya Karpeg elektronik.

23. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai serta meningkatkan SDM yang handal dan profesional.

a. Meningkatnya pengetahuan PPTK dalam melaksanakan kegiatan.

b. Meningkatnya pengetahuan, ketrampilan dan sikap aparatur dalam mendukung pelaksanaan tugas.

(35)

35

c. Menigkatnya pengetahuan, ketrampilan dan sikap aparatur setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan formal.

d. Terpenuhinya persyaratan bagi CPNSD untuk diangkat menjadi PNS.

e. Terpenuhinya persyaratan kenaikan pangkat melaui ujian dinas dan penyesuaian ijazah.

f. Terpenuhinya persyaratan bagi pejabat yang menduduki jabatan eselon II dan III.

g. Terwujudnya peningkatan kulaitas SDM aparatur.

24. Terpeliharanya surat - surat berharga dan dokumen arsip daerah 100%.

a. Kelancaran dan kemudahan dalam pengelolaan arsip. b. Terselamatkannya arsip/ dokumen daerah dari gangguan

hama perusak.

c. Terpantaunya penyelenggaraan sistem pengolahan arsip pada 90 desa

25. Tersedianya sarana prasarana dan perawatan arsip secara memadai.

a. Tertatanya arsip in aktif.

26. Meningkatnya transparasi informasi penyelenggaraan pemerintah kabupaten.

a. Tersedianay saaarana mengolah informaasi.

b. Tersosialisasinya kegiatan dan kebijakan pimpinan daerah pemerintah dan masyara kat dalam pembangunan Kab. Pekalongan.

(36)

36

27. Terwujudnya peningkatan pelayanan kehumasan dan jalinan kemitraan dengan media massa.

a. Berfungsinya dokumen kehumasan sebagai data basis perencanaan.

b. Berfungsinya alat studiom dan komunikasi.

c. Meningkatnya layanan jaringnan komunikasi dan informasi. d. Meningkatnya sumber daya komunikasi dan informasi

28. Meningkatnya penyebaran informasi penyaluran aspirasi, dialoq interaktif dan jaringan komunikasi.

a. Profil DPRD dapat tersaji dan terakses dengan mudah. b. Termuatnya berita dan informasi pembangunan Kab.

Pekalongan.

c. Meningkatnya kemitraan antara pers dengan Pemkab Pekalongan.

d. Masyarakat memahami bahaya dari merokok.

29. Terwujudnya pemanfaatan teknologi informasi secara tepat guna kelancaran optimal.

a. Masyarakat mengetahui informasi kegiatan Pemkab. Pekalongan.

b. Terselenggaranya program siaram radio FM Pekalongan.

30. Meningkatnya kualitas jalan menjadi 80.82 Km.

a. Tersedianya pedoman pembangunan sarana dan prasarana jalan dan jembatan Tahun 2011

b. meningkatnya kelancaran aktivitas masyarakat.

31. Meningkatnya cakupan pelayanan sistem jaringan dan kapasitas air bersih di Kabupaten Pekalongan sebesar 40% untuk pelayanan air bersih non PDAM.

a. Tersedianya jaringan air bersih/ air minum yang memadai. b. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana kesehatan

(37)

37

c. Pelaksanaan program PAMSIMAS berjalan dengan lancar dan optimal.

32. Meningkatnya kualitas infrastruktur jalan pedesaan dari jalan batu menjadi jalan aspal.

a. Terbangunnya/ terpeliharanya sarana wilayah. b. Meningkatnya kualitas jalan halaman kecamatan. c. Pelaksanaan pembangunan lapangan Wonokerto. 33. Meningkatnya pengelolaan jaringan irigasi.

a. Normalisasi fungsi saluran irigasi.

b. Lancarnya pelayanan kepada petani pengguna air.

c. Meningkatnya produksi pertanian dan pendapatan petani.

34. Meningkatnya pengelolaan sumber daya air. a. Terpenuhinya air bagi petani.

b. Mengendalikan intrusi air asin.

c. Memberikan rasa aman bagi masyarakat di sekitar sungai.

35. Menurunnya jumlah pemukiman kumuh dan meningkatnya kualitas lingkungan pemukiman.

a. Pelaksanaan program rusunawa berjalan lancar.

36. Terpeliharanya penerangan jalan.

a. Terciptanya penerangan jalan umum.

37. Terwujudnya penyeragaman model pembelajaran pendidikan pra sekolah sebagai persiapan siswa memasuki pendidikan dasar.

a. Keikutsertaan dalam kegiatan lomba Tk. Kab. Dan Provinsi.

(38)

38

38. Mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan pelaksanaan Wajar Diknas serta meningkatkan kemandirian institusi pendidikan, meningkatkan sarana prasarana sekolah serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan.

a. Meningkatnya pengetahuan siswa akan bahaya merokok bagi pelajar/ siswa.

b. Terlaksananya kegiatan pembelajaran kesetaraan paket B. c. Pembinaan seni budaya dikalangan pelajar meningkat. d. Pembinaan seni budaya dikalangan pelajar guru meningkat. e. Proses belajar mengajar siswa menjadi lancar.

f. Terwujudnya gedung sekolah yan grepresentatif dan sarana pendidikan.

g. Peningkatan sarana belajar yang memadai. h. Peningkatan kegiatan belajar mengajar.

39. Meningkatnya jangkauan dan kesempatan bagi bagi anak usia sekolah ke jenjang pendidikan menengah terutamabagi keluarga miskin mengutamakan manajemen pengelolaan pendidikan menengah dan meningkatkan kualitas pendidikan yang sesuai dengan Standar Pendidikan Nasional, mewujudkan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan tingkat kebutuhan pendidikan menengah serta meningkatkan kualitas pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. a. Meningkatnya kwalitas pendidikan.

b. Pengiriman peserta lomba ditingkat provinsi Jateng. c. Terbangunnya ruang praktik yang representtif. d. Kenaikan pangkat/ golongan untuk 400 guru. e. Peningkatan profesionalisme guru.

f. Peningkatan kretivitas guru, kepala sekolah dan pengawas. g. peningkatan kinerja dan pengetahuan guru.

h. Raperda mars Kab. Pekl. i. Pelaksanaan Hardiknas

(39)

39

40. Meningkatnya wawasan dan pengetahuan masyarakat.

a. Meningkatnya minat baca masyarakat dan melancarkan pengadaan buku.

b. Peningkatan pelayanan perpustakaan.

c. Terpenuhinya layanan perpustakaan secara digital. d. Meningkatnya budaya baca masyarakat.

e. Perpustakaan desa untuk lomba 1 dan 16 perpustakaan desa.

41. Meningkatnya sikap dan perilaku pemuda yang beriman, bertaqwa, mandiri, inovatif dan kreatif.

a. Peningkatan sumber daya kepemudaan Kab. Pekalongan. b. Terkirimya dan terpilihnya wakil pemuda pelopor Kab.

Pekalongan.

c. Pemilihan dan pengiriman pemuda pelopor.

42. Meningkatnya budaya olahraga di lingkungan masyarakat dgn harapan terwujudnya hidup sehat jasmani dan rohani.

a. Keamanan, kenyamanan aktivitas olahraga masyarakat. b. Meningkatnya semangat berlatih olah raga prestasi.

c. Meningkatnya prestasi olahraga pelajar Kabupaten Pekalongan.

d. Peningkatan prestasi olahraga cabang sepak bola. e. Peningkatan prestasi olah raga Kab. Pekalongan. f. Pengiriman atlit berprestasi.

g. Terbentuknya paskibra dan paswal Kab. Pekalongan.

43. Tercukupinya sumber daya kesehatan dgn mencukupi kualitas kuantitas tenaga dan sarana prasarana kesehatan secara merata.

a. Meningkatkan aktifitas kelancaran pelaksanaan tugas bidan desa.

b. Tersedianya sarana pelayanan kesehatan yang memadai.

(40)

40

c. Tersedianya alat kesehatan di puskesmas.

d. Tersedianya alat kantor puskesmas yang memadai. e. Tersedianya sumber daya penunjang kegiatan

Yankkesmas dan sistem informasi.

f. Tersedianya tenaga operator SIK di di puskesmas dan dinas kesehatan.

g. Tersedianya obat generik yang mencukupi keb. Masy. h. Tersusunnya perencanaan program dan evapor. i. Terpenuhinya kebutuhan logistik rumah sakit.

j. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan/ kedokteran.

k. Sarana Rumah Sakit tercukupi. l. Terpenuhinya komponen/ alat listrik. m. Otomatisasi dan penggabungan genset. n. Terpasagnya instalasi gas medis.

o. Tercukupinya kebutuha air bersih di RSUD Kajen. p. Terwujudnya gedung CSSD.

q. Terwujudnya penerangan halaman belakang RS.

r. Terwujudnya pembangunan ruang farmasi dan gedung obat.

s. Terwujudnya pembangunan gedung rawat inap.

t. Terwujudnya pengurugan dan pengaspalan halaman belakang RS.

aa. Sistem informasi manajemen rumah sakit. bb. Meningkatnya kulitas SDM kesehatan.

cc. Meningkatnya ketrampilan dan pengetahuan SDM di bidang kesehatan tenaga medis, paramedis dan non medis di puskesmas dan dinkes.

dd. Kelancaran pelaksanaan tugas dan kenaikan pangkat tenaga fungsional.

ee. Terpeliharanya ruang ICU, ICCU, NICU RSUD Kajen. ff. Terpeliharanya gedung rumah sakit.

gg. Terpeliharanya ruang poliklinik RSUD Kajen.

hh. Terpeliharanya instalasi pengelolaan limbah Rumah Sakit.

(41)

41

ii. Alat-alat kesehatan berfungsi dengan baik.

jj. Terpeliharanya mebeler rumah sakit dengan baik. kk. Perlengkapan Rumah Sakit berfungsi dengan baik. ll. Terpeliharanya diesel/ genset Rumah sakit.

mm. Terpeliharanya alat kesehatan. nn. Terpeliharanya inceneraoter. oo. Terpeliharanya instalasi air bersih. pp. Terpeliharanya taman dengan baik.

qq. Terpeliharanya tempat jemuran dengan baik. rr. Terpeliharanya gedung IBS.

ss. Terpeliharanya alat pemadam kebakaran. tt. Terpeliharanya ruang IGD.

uu. Terpeliharanya gedung fisioterapi dan radiologi. vv. Terpeliharanya gedung instalasi gizi.

ww. Terpeliharanya ruang hemodialisa. xx. Terwujudnya tempat ibadah yang layak. yy. Terpeliharanya ruang rawat inap.

zz. Terpenuhinya kebutuhan komunikasi dan publikasi. åå. Terpeliharanya kantor rumah sakit.

ää. Terwujudnya pemeliharaan komputer.

öö. Tersedianya obat PKD sesuai standar mutu. aaa. Yankesdas di puskesmas.

bbb. Tersedianya bahan reagen laboaratorium di puskesmas dan Labkesda.

ccc. Terpenuhnya kebutuhan bahan dan reagen laboratorium rumah sakit.

ddd. Tersedianya bahan reagen laboaratorium.

eee. Terpenuhinya kebutuhan obat - obatan dan bahan penunjang lainnya di RSUD Kraton.

fff. Terpenuhinya kebutuhan alkes medis dan dan non medis hemodialisa (cuci darah).

(42)

42

hhh. Terpenuhinya kebutuhan sarana penunjang radiologi dan suku cadang alkes di RSUD kajen.

iii. Terpenuhinya kebutuhan bahan alat pakai habis.

jjj. Peningkatan pelayanan transfusi darah bagi masyarakat miskin.

kkk. Kelancaran pelaksanaan kegiatan perkantoran.

lll. Terwujudnya aksebilitas dan keterjangkauan Yankesdas di Desa.

mmm. Teridentifikasinya masalah dan penyebab kematian secara akurat.

nnn. Terlayaninya kesehatan masy. Kegawatdaruratan.

ooo. Peningkatan pelaksanaan asuhan keperawatan kasus resiko tinggi.

ppp. Tersedianya upaya penanganan kesehatan khusus (Kesehatan jiwa, mata dll).

qqq. Meningkatkan mutu pelayanan farmasi. rrr. Terwujudnya promosi kesehatan RS.

44. Meningkatnya peran serta masy. Melalui revitalisasi posyandu dgn mengaktifkan dan meningkatkan strata posyandu purnama dan mandiri dari 19% menjadi 45%.

a. Peningkatan perubahan perilaku menuju hidup sehat b. Peningkatan strata posyandu di desa

c. Terwujudnya cakupan desa siaga dengan SMD meningkatya peleyanan poskesten dan SBH

d. Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan bahaya merokok

e. Terkirimnya peserta lomba cerdas cermat Kader Kesehatan Keluarga tingkat Propinsi Jateng

f. Meningkatkan kesehatan anak TK, PUS dan Bulin, menurunnya angka kematian ibu dan bayi, meningkatnya derajat kesehatan ibu, anak dan Lansia serta mengurangi kasus Ibu Hamil Resiko Tinggi.

(43)

43

45. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat.

a. Meningkatnya kualitas sanitasi dasar pada masyarakat. b. Terselenggaranya kegiatan Pamsimas dalam rangka

penyediaan air bersih

c. Pelaksanaan program PPIP berjalan dengan lancar dan optimal.

d. Meningkatkan status gizi Bumil, KEK, Retri, angka kecukupan gizi, garam yodium.

e. Jaminan pelayanan kesehatan anak sekolah/ santri ponpes dan pengk. Mutu guru UKS.

f. Meningkatnya mutu IRTP.

46. Menurunnya angka kesakitan karena penyakit menular.

a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian menular penyakit TB paru, Kusta, ISPA Diare dan penyakit kelamin, sehingga tdk menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat. b. Menurunkan angka kesakitan penyakit menular bersumber

binatang.

47. Meningkatnya cakupan imunisasi.

a. Penurunan angka kesakitan dan penyakit PD3I, meningkatkan surveilance.

48. Meningkatnya status RS kajen menjadi RSU Type C dengan mencukupi sarana prasarana dan tenaga kesehatan yang memenuhi syarat.

a. Terakreditasinya puskesmas.

b. Tercapainya type rumah sakit sesuai standar.

c. Tersedianya data unit pelayanan kesehatan swasta yang sesuai denag aturan dan perizinan.

(44)

44

49. Terwujudnya pelayanan kesehatan masyarakat miskin yang belum terakses dana dari pusat dengan pengobatan gratis di puskesmas dan disediakan dana pendampingan ASKESKIN dari APBD Kabupaten.

a. Terwujudnya pelayanan penguburan mayat tak dikenal dan visum.

b. Tersedianya dana bantuan dana dana pendampingan pelayanan kesehatan miskin Kab. Pekalongan.

c. Terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.

d. Terlayaninya kesehatan penduduk miskin di RS.

50. Terwujudnya peningkatan pelayanan perlindungan hak Reproduksi individu.

a. Tersedianya perlindungan hak reproduksi individu b. Tersedianya BKB Kit.

51. Terwujudnya peningkatan kinerja PPKBD/ SKD. a. KIE KiT untuk pelayaan KB.

b. Tersedianya operasional PPKBD/ SKD.

c. Tercapainya operasional koordinator lapangan BPPKB kecamatan.

d. Tersedianya gudang alat kontrasepsi. e. Meningkanya program KB.

52. Tersedianya pelayanan KB dan Alkon bagi kelaurga miskin. a. Tersedianya pengadaan implant Kit untuk pelayanan KB.

53. Terwujudnya pembinaan KB bagi keluarga 283 desa/ kel a. Tersedianya peningkatan Implan Kit untuk pelayanan KB. b. Pelaksanaan hari keluarga dan anak nasional tk. Kab.

(45)

45

54. Terwujudnya peningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR).

a. Tersedianya sarana advokasi dan KIE tentang KRR.

55. Terwujudnya Bina lingkungan keluarga a. Tersedianya data profil keeluarga.

b. Tersedianya pemberdayaan ekonomi keluarga (UPPKS). c. Temu kreatifitas kader panca bina ((BKB, BKR, BKL, BLK

dan UPPKS).

d. Revitalusasu gerakan sayang ibu dan anak. e. Tersedianya forum anak di tingkat kecamatan

56. Meningkatnya pelayanan administrasi kependudukan yang mudah, murah, cepat dan terpadu.

a. Terpenuhinya pelayanan penduduk miskin. b. Terpenuhinya DP4 untuk pileg dan Pilpres.

c. Suksenya kegiatan pemutakhiran data kependudukan.

57. Meningkatnya partisipasi masyarakat akan tertib administrasi kependudukan dengan sosialisasi akan arti pentingnya dokumen kependudukan.

a. Terlayaninya akta kelahiran .

b. Terpenuhinya kepuasan masyarakat dalam pelayanan administrasi kependudukan.

58. Terwujudnya pengembangan penerapan SIAK (sistem administrasi kependudukan) di 7 kecamatan.

a. Terwujudnya kelancaran pelayanan.

(46)

46

59. Meningkatnya upaya perlindungan terhadap tindak kekerasan perempuan dan anak melalui penyelesaian kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

a. Tersedianya operasional tim pusat pelayanan terpadu penanganan korban tindak kekerasan berbasis gender sesuai standart.

b. Tersedianya data pilah gender, perempuan dan anak.

c. Tersedianya penyusunan program dan anggaran yang responsif gender bagi SKPD.

60. Terwujudnya peningkatan cakupan penanganan PMKS dengan memperhatikan jenis PMKS yg membutuhkan penanganan segera dengan ketersediaan dana dan kemampuan SDM yang ada.

a. Pengaplikasian data PMKS dan PSKS ke dalam SIKS ke Pusdatin Kesos Depsos RI.

b. Tumbuh dan berkembangnya rasa percaya diri, sikap dan perilaku secara wajar sesuai derajat kemanusiaan.

c. Perubahan perilaku anak.

61. Terwujudnya hubungan kerjasama antar lembaga sosial masyarakat dan pemerintah.

a. Meningkanya upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba. b. Terwujudnya kesehatan masyarakat dan koordinasi

kelembagan KPAD.

c. Rehabilitasi medis para penyandang cacat bibir sumbing. d. meningkatnya semangat nasionalisme di masy. di Kab.

(47)

47

62. Meningkatnya pemberdayaan potensi sosial masy. yang meliputi PSM, Orsos dan lembaga sosial kemasyarakatan serta dunia usaha dalam rangka mencegah dan menanggulangi masalah sosial.

a. Meningkanya pembangunan di Kabupaten Pekalongan. b. Penyaluran bantuan sosial berjalan lancar.

c. Tersalurnya bersa miskin kepada RTM.

d. Terawatnya TMP sebagai wujud penghargaan kepada para pahlawan.

e. Terbangunnya sarana prasarana TMP.

f. Meningkatnya kesejahteraan anak yatim piatu. g. Perubahan perilaku anak.

63. Meningkatnya pemahaman, pengahayatan dan pengamalan ajaran agama di masyarakat.

a. Meningkatnya syiar agama Islam di Kab. Pekl,.

b. Meningkatnya fungsi dan peran Masjid An Nur dalam syiar agama Islam.

c. Meningkatnya fungsi & peran Masjid sebagai sarana Ibadan. d. Meningkatnya peran MUI dalam pembangunan di bidang

Keagamaan di Kab. Pekl.

e. Meningkatnya prestasi Qori dan Qoriah dan hafidz/hafidzah di Kab. Pekl.

f. Meningkatnya kesejahteraan pengurus/ takmir masjid, dewan gereja dan agama lanilla.

g. Meningkatnya pengamalan nilai-nilai Al Qur'an dalam kehidupan masyarakat.

h. Terwujudnya penataan lingkungan makam Wonoyoso. i. Terwujudnya penataan lingkungan makam mahameru. j. Meningkatnya derajat kesehatan jemaah hají Kab.

(48)

48

64. Meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap peraturan perundang-undangan.

a. Adanya kepastian hukum terhadap perkara/ masalah hukum.

b. Terciptanya ketertiban, keindahan kota dan peningkatkatan PAD.

c. Terwujudnya kepatuhan masyarakat. d. Peningkatan disiplin pegawai satpol pp.

65. Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM dalam penegakan ketentraman dan ketertiban.

a. Meningkatnya kinerja anggota satpol pp.

b. Terwujudnya anggota Satpol PP yang profesional c. Peningkatan kemampuan SDM Satpol PP.

d. Meningkatnya keamanan acara Pemda hari-hari besar keagamaan Nasional dan Daerah.

e. Tersedianya bahan kebijakan pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan.

f. Terwujudnya keamanan pada hari raya natal dan tahun baru.

g. Kondisi wilayah aman terkendali saat kunjungan tamu negara.

h. Menurunya tingkat kerawanan, kriminalitas dan gangguan ketentraman, ketertiban di masyarakat.

i. Meningkatnya pelaksanaan peradilan di Kabupaten Pekalongan.

j. Berkurangnya barang kena cukai ilegal dalam peredaran di masyarakat.

k. Meningkatnya disiplin di kalangan pelajar.

l. Meningkatnya ketertiban dan kenyamanan lingkungan. m. Meningkatnya pengetahuan SDM.

(49)

49

66. Meningkatnya pemahaman dan wawasan politik masyarakat. a. Semakin meningkatnya rasa nasionalisme bg aparatur

negara/ pemerintah.

b. Terwujudnya pengamanan pejabat dalam acara resmi.

c. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan nilai luhur budaya bangsa.

d. Tersedianya bahan pembinaan.

67. Meningkatnya sarana dan prasarana yang memadai dalam penanganan bencana.

a. Meningkatnya penannganan terhadap korban bencana. b. Peningkatan ketrampilan dasar linmas dalam penanganan

keamanan.

c. Terpeliharanya alat - alat SAR yang digunakan.

d. Meningkatnya kinerja anggota Hansip/ Linmas reaksi cepat (LRC).

e. Terlaksananya bantuan dana tak terduga.

68. Terwujudnya sarana dan pelayanan transportasi yang efektif dan efisien.

a. Meningkatnya kenyamanan masyarakat di ruang publik sekttor transportasi.

69. Tersedianya prasarana dan fasilitas pelayanan transportasi. a. Pengujian sesuai dengan standar.

b. Tersedianya sarana keselamatan lalu lintas.

70. Terwujudnya budaya tertib berlalu lintas.

a. Terciptanya arus lalu lintas yang lancar dan aman pada saat hari besar.

Referensi

Dokumen terkait

Où, Quel, Quand, Qu’est-ce que, Comment - Article indéfini/défini - adverbe VOCABULAIRE - Noms de métiers - le corps - Nom de pays - Memberikan suatu bacaan dengan

Setelah persoalan ganti rugi keuangan berakhir diatasi, Sultan HB VII merasakan bahwa dirinya kini berhak kembali memegang kendali pemerintahan seutuhnya. Ia menyadari bahwa

Setiap instansi atau perusahaan yang berbadan hukum yang telah memenuhi persyaratan untuk melakukan usaha dapat memperoleh izin pemanfaatan atau pemakaian zat radioaktif dan

Jenis ketrampilan proses sains siswa yang diamati meliputi ketrampilan siswa mengamati (observasi), merumuskan hipotesis, menentukan ruang dan waktu, dan berkomunikasi.

Mengukur efektivitas penggunaan listrik pra-bayar untuk dapat memastikan bahwa suatu produk yang diadakan tersebut efektif atau tidak, maka harus dilakukan dengan

Pembelajaran dengan model Teams Games Tournament adalah salah satu model dalam belajar kelompok yang dapat digunakan sebagai alternatif bagi pengajar untuk menyelesaikan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa 1)secara simultan kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai

19 Adanya penyewaan lahan sawah pertanian oleh industri gula yang di dalamnya terdapat pabrik beserta perkebunannya yang tidak sesuai dengan ketentuan,