• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Berkembangnya era teknologi informasi serta komunikasi, membuat berkembang pula jenis media sebagai alat untuk berkomunikasi. Pada era lama media hanya berpatok pada media cetak dan elektronik, media cetak berarti Koran, majalah, buku dan lain sebagainya, sedangkan media elektronik berarti televisi dan radio. Kini hampir semua media berkembang menggunakan internet. Menurut (Flew, 2002:10) Media baru kini lebih dikenal dengan sebutan “New Media” didalamnya terdapat berbagai beragam informasi yang dapat dikonsumsi publik dengan basis internet. Perkembangan ini yang juga langsung dimanfaatkan berbagai lapisan masyarakat untuk sharing informasi kepada pengguna lain dengan sangat cepat bahkan hanya hitungan detik. Salah satu media yang sering digunakan untuk sharing satu pengguna ke pengguna lainnya adalah media sosial atau social media.

Salah satu media sosial yang paling sering digunakan sehari-hari adalah Youtube. Dengan slogan “Broadcast Your Self” Youtube mudah diterima masyarakat sebagai sebuah situs yang dapat digunakan untuk video sharing yang didalamnya terdapat berbagai informasi dalam bentuk audio visual. Melalui sebuah data yang peneliti kutip dari (Abraham, 2011:64) tahun 2011, Youtube telah menjadi media sosial dengan peringkat pertama sebagai bentuk media video sharing. Dengan berkembang sepesat itu tidak salah Google.inc telah membeli Youtube dengan nilai USS 1.65 miliar di tahun 2006. Di Indonesia sendiri Youtube juga berkembang, baik dari jumlah penonton maupun serta content creator setiap hari selalu bertambah, hal tersebut dimulai sejak tahun 2014-2015.

Pada era sosial media yang semakin mendominasi kebutuhan para pengguna internet, tidak dapat dipungkiri bahwa Youtube menjadi media yang semakin hari menjadi kebutuhan visual. Melalui Youtube, pengguna dapat memenuhi kebutuhan audio visualnya dengan berbagai jenis konten, selain itu pengguna juga

(2)

demikian Youtube benar-benar menjadi wadah kreatifitas baru bagi pelaku seni dibidang audio visual. Istilah pengguna Youtube yang rajin memanfaatkan media tersebut sebagai ajang kreatifitasnya biasa disebut Youtubers. Youtube kini dapat secara pelan pelan menggeser televisi dengan fungsi yang sama, baik untuk kebutuhan hiburan, pendidikan, dan informasi.

Salah satu teori komunikasi yang peneliti gunakan untuk mendasari fenomena kebutuhan media adalah Uses and Gratification. Teori ini secara umum menyatakan bahwa perilaku individu mengonsumsi media didorong oleh motif-motif tertentu atau sesuai kebutuhan dan keinginan masing-masing. Menurut (Bungin, 2006:284) mengatakan bahwa teori Uses and Gratification, media bisa memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial pada umumnya, artinya media tidak selalu menjadi masalah dalam mengubah sikap dan perilaku pribadi masing masing, karena pribadi tersebut lah yang memilih sesuai kebutuhannya pada media yang dipilih untuk dikonsumsi. Hal ini menjadi wajar karena media pada era modern berkembang pesat dan cepat.

Dengan kehadiran Youtube nyatanya memberikan perbedaan dalam perkembangan industri komunikasi dengan bentuk audio visual yang awalnya dikuasai oleh industri pertelevisian. Meskipun Youtube hanya sebuah platform video sharing yang masih dikatakan amatir, namun buktinya dapat dijadikan sebagai alternative selain televisi (Ketut, 2008:8). Peneliti mengamati bahwa Youtube tidak hanya menjadi alternative pilihan saat pada tayangan program televisi sudah tidak menarik, namun Youtube kini sudah menggeser keberadaan televisi dan menjadi pilihan utama khalayak dalam memenuhi kebutuhan tontonan audio visual. Berbagai bentuk dan banyaknya konten yang terus di update oleh content creator, membuat Youtube semakin menarik sebagai media baru yang dapat diandalkan untuk konsumsi media khalayak. Saat ini dengan teknologi yang ditemukan di Youtube, penonton tidak hanya menjadi komunikan namun juga dapat menjadi seorang komunikator. Terlebih penyampaian pesannya yang real time, yang bias melewati batas ruang dan waktu

(3)

Dibandingkan dengan media sosial lainnya, Youtube jelas memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh media audio visual lainnya, salah satunya Youtube tidak dibatasi durasi dalam setiap konten yang akan diunggah. Semakin banyak konten creator yang memilih Youtube untuk berkreasi semakin beragam pula jenis kreatifitas yang bisa dipilih oleh masyarakat yang mengonsumsi Youtube, Masyarakat dengan mudah dapat memilih informasi yang mereka butuhkan dengan hanya mengetik keyword pada kolom pencarian di Youtube. Hal ini tentu berbeda dengan televisi yang secara konten telah terjadwal, jika ingin menonton seri selanjutnya tentu akan menunggu hingga jadwal selanjutnya muncul kembali, bisa harian atau mingguan. Menurut (Ketut, 2010:45) pada Negara yang telah sadar akan pentingnya penggunaan internet, masyarakatnya telah terbiasa dengan teknologi tersebut, sehingga akan memilih tontonan informasi yang mereka butuhkan dan Youtube semakin menggeser keberadaan media TV. Fenomena terakhir yang peneliti amati adalah disadari bahwa Youtube adalah telah berubah menjadi sebuah industry sehingga banyak para seniman atau public figure juga mulai membuat konten-konten di Youtube, mereka tidak malu dengan sebutan Youtubers. Konten-konten tersebut juga beragam, dari otomotif, sport hingga yang sifatnya entertainment atau menghibur seperti Vlog.

Dalam penggunaannya, video blog atau yang lebih dikenal dengan istilah Vlog memiliki dampak positif, seperti banyaknya pilihan hiburan masyarakat dengan banyaknya Vlog yang bermunculan di Youtube, memunculkan persepsi bahwa Youtube itu lebih dari televisi. Ditambah seiring perkembangan teknologi yang begitu pesat, menyebabkan aplikasi Youtube sudah bisa diakses dengan mudah pada gadget atau smartphone.

Selain memberikan pengaruh positif yang dimunculkan, terdapat pula pengaruh negatif yang ditimbulkan pada kanal tersebut. Mulai dari plagiarism atau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tindakan penjiplakan yang melanggar hak cipta, kekerasan fisik, dan kekerasan nonfisik atau simbolik. Dalam Baryadi (2012: 35-36), jenis kekerasan yang sangat terkenal yaitu kekerasan fisik

(4)

penusukan, pembunuhan, pembakaran, penyerbuan, penembakan, pengeroyokan, pembantaian, pengeboman, perampasan, dan sebagainya. Selanjutnya adalah kekerasan simbolik atau symbolic violence. Kekerasan simbolik bisa dibedakan menjadi dua, yaitu kekerasan yang dilakukan melalui simbol non-verbal atau biasa disebut kekerasan simbolik non-verbal dan kekerasan yang dilakukan melalui simbol verbal atau biasa disebut kekerasan simbol verbal atau kekerasan verbal (Baryadi, 2002:20). Pada penelitian ini yang difokuskan adalah kekerasan verbal. Kekerasan verbal merupakan kekerasan yang menggunakan bahasa, seperti kekerasan yang menggunakan kata-kata, kalimat, dan unsur-unsur lainnya (Baryadi, 2012).

Contoh kasus yang akan menjadi fokus di dalam penelitian ini, yaitu video blog pada kanal milik Eriko Lim yang bernama ‘ErikoLim’. Kanal Eriko Lim memiliki hal negatif dalam pengelolaanya, yaitu penggunaan kata-kata kasar yang merupakan tindak kekerasan verbal di media sosial Youtube, yang notabenenya adalah media sosial yang banyak diakses dan dilihat oleh setiap individu di seluruh dunia. Dalam sebuah lirik video klip dengan judul “SUSUKNTLMANIS” terdapat banyak sekali kalimat yang tidak mendidik, seperti “I Fuck Your Bitch, and She Want My Dick Too”. Dengan judul dan lirik seperti itu dan diunggah di media sosial yang notabene penonton channel ini adalah masih remaja, tentu butuh filter agar remaja yang masih berada di bangku SMP atau SMA agar tidak mudah mencontoh hal demikian.

(5)

Eriko Lim adalah salah satu pemilik kanal Youtube yang bernama ‘ErikoLim’ atau lebih dikenal dengan nama Eriko, lahir di Jakarta pada tanggal 15 Oktober 1990. Ia merupakan seorang pemuda asal Indonesia yang telah menjadi seorang bintang setelah kanal miliknya di subscribe atau diikuti oleh 1.209.920 subscribers dan video-videonya telah dilihat sebanyak 175.451.825 viewers. Subcribers merupakan individu yang mengikuti kanal di Youtube, hampir sama dengan sistem Instagram yang bernama followers, namun hanya berbeda nama saja. Selanjutnya, peneliti memilih kanal Youtube Eriko Lim sebagai subjek penelitian, karena kanal Eriko Lim telah diikuti oleh 1.209.920 subscribers dan video-videonya telah dilihat sebanyak 175.451.825 viewers. Sehingga, dengan subscribers sebanyak itu akan menghasilkan pengaruh imitasi atau mencontoh yang lebih besar. Pengaruh yang dimaksud adalah dapat ditirunya kata-kata yang mengandung kekerasan verbal oleh anak yang masih dibawah umur. Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 1 Butir I tentang perlindungan anak, mendefinisikan anak merupakan sesorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Selain itu, untuk penelitian yang berhubungan dengan media umumnya dasar yang dipakai adalah jumlah khalayak karena semakin banyak media yang diakses, semakin besar pula pengaruhnya kepada publik (Eriyanto, 2011:149). Dari latar belakang yang sudah dijabarkan kemudian peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH TERPAAN PESAN Video CHANNEL ERIKO LIM TERHADAP PERILAKU IMITASI REMAJA (Studi Korelatif pada Siswa-Siswi SMK Negeri 3 Batu)

1.2 Rumusan Masalah

Melalui penjelasan latar belakang tentang perkembangan Youtube hingga penggunaannya oleh konten kreator dengan sebutan Youtubers tersebut, maka rumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah: Adakah pengaruh

(6)

terpaan pesan video channel Eriko Lim Terhadap Prilaku Imitasi Remaja di Youtube.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dibuat dari rumusan masalah tentang konten dari Eriko Lim, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh terpaan pesan dalam video channel Eriko Lim Terhadap Prilaku Imitasi Remaja di Youtube.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis

Secara akademis, penelitian ini nantinya bisa digunakan sebagai bahan pembelajaran tentang penggunaan new media yang memiliki pesan-pesan tertentu dari para konten kreatornya, karena dalam new media yaitu Youtube memiliki banyak jenis konten, sehingga tentu isi pesan dalam konten-konten tersebut pasti beragam.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis masyarakat bisa juga memanfaatkan penelitian ini sebagai bahan kajian untuk dapat memahami bagaimana seharusnya sebuah media itu digunakan, karena secara fungsinya media harus memiliki pesan yang informatif, edukatif, dan menghibur. Masyarakat bebas memilih konten pada media Youtube, namun harus dapat memastikan dalam konten yang dilihat ada unsur fungsi medianya.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai rata-rata f-score dan relative utility pada skenario 2 lebih besar daripada skenario 2, sehingga pengulis membuat kesimpulan bahwa hasil pengujian peringkasan berbasis

06 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Program :.. Kegiatan

Maksim kearifan berisi dua submaksim, yaitu a) buatlah kerugian orang lain sekecil mungkin, dan b) buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin. Berdasarkan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disim- pulkan bahwa siswa dengan tipe climber memenuhi ke empat indikator penalaran proporsional saat menyelesaikan masalah

Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk memutuskan keefektifan ventilasi atau

Pada tanggal pelaporan yang memiliki kualitas data cukup baik, model Nelson-Siegel dapat menghampiri data dengan lebih baik walaupun taksiran variansi biasanya berbeda tipis

mengetahui keefektifan perubahan yang telah dilakukan pada ujicoba skala kecil, apakah bahan permainan itu dapat digunakan. Data uji skala besar dihimpun

Data ini dapat dihitung dengan membandingkan nilai tersebut dengan nilai toleransi di setiap corak warna yang sudah di tentukan sebelumnya (Hannes et al., 2011). Nilai