• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 23 No. 1, April

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol. 23 No. 1, April"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2 zzz Warta Konservasi Lahan Basah

Salam redaksi,

Degradasi lingkungan masih terus kita lihat dan rasakan hingga saat ini. Berbagai program perbaikan dan pencegahan kerusakan lingkungan, telah diaktualisasikan berbagai pihak yang peduli pada pelestarian alam.

Wetlands International, saat ini sedang mengembangkan dan menerapkan suatu kegiatan perbaikan wilayah pesisir melalui pendekatan “Membangun Bersama Alam”.

Kegiatan ini pada intinya memanfaatkan kekuatan (jasa) alam daripada melawannya, dan menyediakan kesempatan bagi alam itu sendiri untuk menjalankan fungsinya. Contoh kegiatan dengan teknik soft

engineering tsb, tersaji pada kolom fokus kali

ini.

Simak pula informasi-informasi menarik lainnya.

Selamat membaca.

Fokus Lahan Basah

Membangun Bersama Alam: Memanfaatkan Alat Perangkap Lumpur di Pesisir Desa Talibura 3

Konservasi Lahan Basah

Nelayan Berjibaku: Selamatkan Mangrove 4

Berita Kegiatan

Stop Press: Indonesia dan Belanda meluncurkan Inisiatif Penyelamatan Pesisir di Pulau Jawa 6 Serunya ‘Sekolah Alam’ di Mangrove Information Centre Reroroja, Kab. Sikka, NTT 7

Berita Umum Lahan Basah

Muara Gembong: Hutan Mangrove dan Habitat Lutung Jawa di Ujung Bekasi yang Terabaikan 8 Menyoal Masa Depan Pusat Kekayaan Hayati Laut Dunia di Wilayah Pesisir Kepala Burung Papua 10 Peranan Hutan Mangrove pada Ekosistem

Pesisir yang Terabaikan 12

Flora & Fauna Lahan Basah

Habitat dan Penyebaran Labi-labi (Amyda

cartilaginea) di Kalimantan Timur 14

Dokumentasi Perpustakaan 19 DEWAN REDAKSI: Pimpinan Redaksi: Direktur tĞƚůĂŶĚƐ/ŶƚĞƌŶĂƟŽŶĂů/ŶĚŽŶĞƐŝĂ Anggota Redaksi: Triana ZĂŐŝů^ĂƚƌŝLJŽ'ƵŵŝůĂŶŐ ͞ƌƟŬĞůLJĂŶŐĚŝƚƵůŝƐŽůĞŚƉĂƌĂƉĞŶƵůŝƐ͕ ƐĞƉĞŶƵŚŶLJĂŵĞƌƵƉĂŬĂŶŽƉŝŶŝLJĂŶŐ ďĞƌƐĂŶŐŬƵƚĂŶĚĂŶZĞĚĂŬƐŝƟĚĂŬďĞƌƚĂŶŐŐƵŶŐ ũĂǁĂďƚĞƌŚĂĚĂƉŝƐŝŶLJĂ͟ ŝƚũĞŶ͘<^͕ <ĞŵĞŶƚĞƌŝĂŶ>ŝŶŐŬƵŶŐĂŶ,ŝĚƵƉ ĚĂŶ<ĞŚƵƚĂŶĂŶ UCAPAN

TERIMA KASIH DAN UNDANGAN

<ĂŵŝŚĂƚƵƌŬĂŶƚĞƌŝŵĂŬĂƐŝŚĚĂŶƉĞŶŐŚĂƌŐĂĂŶƐĞƟŶŐŐŝͲ ƟŶŐŐŝŶLJĂŬŚƵƐƵƐŶLJĂŬĞƉĂĚĂƐĞůƵƌƵŚƉĞŶƵůŝƐLJĂŶŐƚĞůĂŚ ƐĞĐĂƌĂƐƵŬĂƌĞůĂďĞƌďĂŐŝƉĞŶŐĞƚĂŚƵĂŶĚĂŶƉĞŶŐĂůĂŵĂŶ ďĞƌŚĂƌŐĂŶLJĂƵŶƚƵŬĚŝŵƵĂƚƉĂĚĂŵĂũĂůĂŚŝŶŝ͘ <ĂŵŝũƵŐĂŵĞŶŐƵŶĚĂŶŐƉŝŚĂŬͲƉŝŚĂŬůĂŝŶĂƚĂƵƐŝĂƉĂƉƵŶ LJĂŶŐďĞƌŵŝŶĂƚƵŶƚƵŬŵĞŶLJƵŵďĂŶŐŬĂŶďĂŚĂŶͲďĂŚĂŶ ďĞƌƵƉĂĂƌƟŬĞů͕ŚĂƐŝůƉĞŶŐĂŵĂƚĂŶ͕ŬůŝƉŝŶŐ͕ŐĂŵďĂƌĚĂŶĨŽƚŽ͕ ƵŶƚƵŬĚŝŵƵĂƚƉĂĚĂŵĂũĂůĂŚŝŶŝ͘dƵůŝƐĂŶĚŝŚĂƌĂƉŬĂŶƐƵĚĂŚ ĚĂůĂŵďĞŶƚƵŬƐŽŌĐŽƉLJ͕ĚŝŬĞƟŬĚĞŶŐĂŶŚƵƌƵĨƌŝĂůϭϬƐƉĂƐŝ ϭ͕ϱŵĂŬƐŝŵĂůϰŚĂůĂŵĂŶϰ;ƐƵĚĂŚďĞƌŝŬƵƚĨŽƚŽͲĨŽƚŽͿ͘ ^ĞŵƵĂďĂŚĂŶͲďĂŚĂŶƚĞƌƐĞďƵƚƚĞƌŵĂƐƵŬŬƌŝƟŬͬƐĂƌĂŶĚĂƉĂƚ ĚŝŬŝƌŝŵŬĂŶŬĞƉĂĚĂ͗ dƌŝĂŶĂͲŝǀŝƐŝWƵďůŝŬĂƐŝĚĂŶ/ŶĨŽƌŵĂƐŝ tĞƚůĂŶĚƐ/ŶƚĞƌŶĂƟŽŶĂů/ŶĚŽŶĞƐŝĂ :ů͘͘zĂŶŝEŽ͘ϱϯŽŐŽƌϭϲϭϲϭ ƚĞů͗;ϬϮϱϭͿϴϯϭϮϭϴϵ ĨĂdžͬ͘ƚĞů͗͘;ϬϮϱϭͿϴϯϮϱϳϱϱ ĞͲŵĂŝů͗ƉƵďůŝĐĂƟŽŶΛǁĞƚůĂŶĚƐ͘Žƌ͘ŝĚ

(3)

10 zzz Warta Konservasi Lahan Basah

Menyoal Masa Depan Pusat Kekayaan Hayati Laut Dunia

di Wilayah Pesisir Kepala Burung Papua

)UHGG\3DWWLVHODQQR  -HljU\0DQXKXWX

Berita Lahan Basah

Segitiga karang & Kepala

Burung Papua: Mengapa

penting?

R

DWLNJNDVLVHJLJLWDNDUDQJŜ atau lebih dikenal dengan “Coral Triangle” oleh 6 negara antara lain Indonesia, Timor Leste, Philipina, Malaysia dan Papua New Guinea merupakan awal yang baik bagi upaya menjaga kelestarian wilayah pesisir di Kawasan Timur Indonesia (Gambar 1).

Wilayah coral triangle banyak menarik perhatian para ahli pesisir dan kelautan dunia termasuk Australia karena lokasi ini yang juga berbatasan langsung dengan negara kangguru. Kepala Burung Papua sangat strategis karena berada di pusat dari coral triangle.

Lokasi ini menjadi perhatian dunia global karena kekayaan laut yang dimiliki, sementara di sisi lain kawasan ini memiliki 12 Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) yang dikelola bersama pemerintah dan masyarakat setempat.

Wilayah Kepala Burung Papua (KBP) dengan luasan sekitar 22.5 juta hektar membentang sepanjang wilayah pesisir dan pulau-pulau satelit di provinsi Papua Barat. Kawasan ini sangat unik dan menarik karena memiliki tipe habitat dan ekosistem yang bervariasi mulai dari wilayah perairan dangkal Teluk Cenderawasih sampai ke Pulau Karang di Kepulauan Raja Ampat, juga termasuk kawasan pesisir yang didominasi aliran sungai dan mangrove di sekitar Teluk Bintuni. Berdasarkan pengalaman dari perjalanan kami ke beberapa tempat di wilayah KBP antara lain ke Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Abun dan Taman Nasional Laut Teluk Cenderawasih (TNLTC), melalui wawancara dengan masyarakat, review beberapa literatur yang relevan serta pengamatan langsung di lapangan, kami coba melihat masa depan KBP yang notabene terletak di jantung pusat kekayaan hayati dunia atau coral triangle.

Apa yang menarik di Kepala

Burung Papua?

Wilayah KBP diperkirakan memiliki keragaman karang dan ikan karang terbesar di dunia. Hasil berbagai penelitian yang pernah dilakukan di wilayah ini mencatat kurang lebih 577 scleretinian coral atau sekitar 75% dari total yang ada di dunia. Survey yang dilakukan secara intensif pada dekade terakhir ini juga mencatat sekitar 1638 jenis ikan karang yang terdiri dari 476 genera dan 117 famili (Allen dan Erdmann, 2012).

Tidak hanya itu, berbagai tipe ekosistem – sagu, campuran palem-paleman daerah berawa, mangrove dan lahan basah serta hutan dataran rendah membentang merata di wilayah KBP. Menurut perkiraan Bakosurtanal (2009), ada sekitar 1,6 juta ha hutan mangrove yang menyebar di berbagai daerah di Papua termasuk kawasan KBP misalnya di Raja Ampat Teluk Wondama, Manokwari dan Sorong (Gambar 2). Sedangkan sepanjang pesisir KBP dan pulau-pulau satelitnya terdapat potensi hutan tropis dataran rendah yang sekaligus dimanfaatkan sebagai areal pemukiman karena daerahnya relatif datar. Semakin ke arah hutan (kawasan hutan dataran tinggi) daerahnya berbukit dan bergunung yang terjal dan curam, dan merupakan kawasan konservasi, misalnya Cagar Alam Pegunungan Tambrauw. Gambar 1. Wilayah segitiga karang yang

melintas di enam Negara termasuk Indonesia (Sumber: http://www.csmonitor.com/ Environment/2008/0124/p13s02-sten.html)

(4)

Vol. 23 No. 1, April 2015 zzz 11 ...bersambung ke hal 17 G am ba r 2 . P ote nsi m ang

rove Telaga Wasti, Manokwari (F

oto: A. A

roba ya)

Wilayah KBP juga dikenal unik karena sebagian besar wilayah pantai berpasir merupakan habitat sejumlah species yang terancam dan dilindungi di dunia. Misalnya, perhatian pemerhati lingkungan dan keanekaragaman hayati, tertuju ke areal pantainya yang diketahui merupakan lokasi peneluran penyu hijau (Chelonia mydas) hawksbill (Eretnochelys imbricata) dan leatherback (Dermochelys coriacea). Potensi hiu di kawasan ini cukup menjajikan khususnya di Kepulauan Raja Ampat, Kaimana, Teluk Cenderawasih dan beberapa tempat di dalam dan sekitar wilayah KBP.

Meskipun terjadi penurunan populasi hiu akibat perburuan guna mendapatkan sirip hiu dengan harga yang cukup menjanjikan, di wilayah KBP menurut Allen dan Erdmann (2008) populasi hiu tetap berada dalam kondisi yang baik termasuk jenis-jenis yang bukan merupakan sasaran perburuan sirip seperti tasseled wobbegongs (Eucrossorhinus dasypogon) dan tiga species epaulette yaitu (Hemiscyllium freycineti, Hemiscyllium galei dan Hemiscyllium henryi) yang termasuk dalam kelompok endemik KBP.

Kurangnya publikasi tentang cetacean di wilayah KBP bukan

berarti keberadaan kelompok ini tidak terdeteksi, akan tetapi berdasarkan survey cepat dan pengamatan di lapangan menunjukkan wilayah KBP sebagai ‘hotspot’ dan merupakan wilayah penyebaran beragam species cetacean yang termasuk dalam “red list IUCN”.

Kehadiran dugong di wilayah perairan Teluk Cenderawasih Kepulauan Biak dan Padaido, Kwatisore, Sorong, Raja Ampat, Bintuni, Fak fak dan Kaimana menjadikan KBP sebagai salah satu kawasan dengan penyebaran dugong yang cukup tinggi. Letaknya di wilayah pesisir menjadikan kawasan ini sebagai daerah dengan sumber pendapatan utama dari hasil laut walaupun aktivitas perikanan tangkap subsisten yang umumnya dijumpai di daerah ini (Gambar 3). Model perikanan seperti ini biasanya hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga.

Perusahaan udang skala komersial pernah beroperasi sejak tahun 90-an di kawasan Teluk Bintuni, meskipun saat ini sudah tidak

aktif lagi. Meskipun sumber penghidupan utama berasal dari wilayah pesisir, sejauh ini informasi tentang berapa besar kontribusi sektor perikanan terhadap perekonomian daerah melalaui pajak pendapatan setempat di tingkat kabupaten dan provinsi masih sangat kurang. Saat ini industri kerang mutiara skala komersial dengan fokus produksi pada perak dan emas mutiara dari jenis kerang Pinctada maxima telah bekerja sama dengan komunitas lokal beroperasi di Kaimana dan Raja Ampat

KBP bukan hanya memiliki potensi sumberdaya alam yang dapat diperbarui, tetapi juga kaya akan hasil tambang seperti minyak, gas dan mineral. Perusahaan gas terbesar yang saat ini beroperasi di KBP ada LNG Tangguh dengan perkiran pendapatan sekitar USD $ 3.6 biliun untuk pemerintah daerah Papua Barat dan USD $ 8.7 biliun untuk pemerintah pusat selama 20 tahun ke depan (GRM International, 2009).

Ekoturisme adalah salah satu potensi terbesar di KBP, karena dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini ekspansi besar-besaran khususnya untuk objek turisme pesisir di KBP menjadikan kawasan ini sebagai salah satu tujuan diving dengan reputasi menonjol di dunia. Perhatian turis internasional ke kawasan Raja Ampat karena keindahan dan pesona bawah lautnya sudah bukan rahasia lagi. Sementara itu kawasan Teluk Cenderawasih juga menarik perhatian turis asing karena atraksi hiu paus (Rhincodon typus) yang akhir-akhir ini mulai dikenal sehingga pengunjung ke kawasan ini PHQLQJNDWVHFDUDVLJQLNJNDQ Gambar 3. Nelayan tradisional dengan

parahu dayung dan jarring sederhana menggantungkan hidup dari model perikanan subsistens (Gambar F. Pattiselanno)

(5)

Vol. 23 No. 1, April 2015 zzz 17 ... sambungan dari halaman 11

Menyoal Masa Depan Pusat Kekayaan Hayati ...

Mengapa potensi hayati

dan penghidupan di KBP

terancam?

Secara umum ancaman yang dihadapi KBP dapat dikategorikan dalam ancaman alami (disebabkan oleh alam) dan ancaman yang dikarenakan oleh kesalahan manusia dalam berinteraksi dengan alam. Perubahan iklim global mengancam keberadaan potensi hayati dan penghidupan di KBP misalnya saja dengan perubahan suhu ekstrim yang ikut berdampak terhadap peningkatan suhu permukaan laut, tingkat keasaman perairan dan peningkatan permukaan laut. Kombinasi dari dampak perubahan iklim global mampu mengubah bentang alam misalnya saja terjadinya erosi yang tidak terkendali, banjir yang berkepanjangan, badai yang berpotensi merusak yang pada akhirnya ikut mempengaruhi penghidupan di KBP.

Pengalaman buruk sudah dialami kawasan Teluk Cenderawasih akibat pemutihan karang – coral bleaching yang menyebabkan meningkatnya kematian karang. Kesemuanya ini bukan hanya mengurangi keindahan dan pesona bawah laut KBP tetapi juga berdampak terhadap pendapatan yang diperoleh dari sektor perikanan dan pariwisata. Berdasarkan pengamatan pribadi kami dan publikasi dari hasil penelitian yang pernah dilakukan di sekitar kawasan KBP, ancaman akibat ulah manusia sangat beragam, antara lain pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak terkontrol dan berdampak terhadap kerusakan lingkungan. Berkembangnya usaha pertambangan, logging dan pertanian komersial, jika tidak

dilakukan secara arif dan bijaksana akan menjadi pemicu perubahan EHQWDQJDODP\DQJVLJQLNJNDQGL sepanjang aliran sungai, pesisir pantai dan lingkungan pesisir secara umum (Gambar 4).

Menatap masa depan Kepala

Burung Papua

Perubahan iklim global yang memicu meningkatnya suhu dan permukaan air laut telah menimbulkan dampak dan ancaman bagi kelestarian sumberdaya pesisir KBP dan bagi masa depan penghidupan serta ketahanan pangan masyarakat

setempat. Wilayah KBP saat ini sedang berjuang menahan laju perubahan kondisi alam yang terjadi, perubahan sosial masyarakat setempat dan perubahan ekonomi yang sangat cepat sebagai dampak dari pembangunan. Untuk itu, diperlukan berbagai upaya terpadu dari pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat dan para pihak yang terkait untuk mengembangkan pesisir KNP secara ramah lingkungan, efektif dan berkelanjutan.

Undang-undang 26 dan 27 Tahun 2007 harus dipertimbangkan sebagai dasar hukum dalam usaha reformasi perencanaan spasial secara efektif dan terintegrasi antara wilayah pedesaan dan perkotaan. Tentunya hal ini harus ditunjang dengan pembangunan sektoral yang terpadu guna memampukan kekuatan yang bersinergi antara perencanaan spasial di tingkat kabupaten, provinsi dan dalam skala yang lebih luas di tingkat nasional.

Saat ini sedang diupayakan model pengelolaan ekoturisme berbasis pemberdayaan masyarakat dengan fokus utama model ekoturisme yang berkelanjutan dengan

memperhatikan konservasi kawasan pesisir di KBP. Pada akhirnya, penguatan kapasitas lembaga pemerintah dan masyarakat setempat dalam pengelolaan sumberdaya yang ada sangat diperlukan dan penting untuk masa depan KBP yang berkelanjutan dan menjamin ketahanan pangan PDV\DUDNDWVHWHPSDWŦŦ Ύ>ĂďŽƌĂƚŽƌŝƵŵWƌŽĚƵŬƐŝdĞƌŶĂŬ &ĂŬƵůƚĂƐWĞƚĞƌŶĂŬĂŶWĞƌŝŬĂŶĂŶΘ/ůŵƵ <ĞůĂƵƚĂŶ͕hŶŝǀ͘EĞŐĞƌŝWĂƉƵĂ͕DĂŶŽŬǁĂƌŝ ŵĂŝů͗ĨƌĞĚĚLJ͘ƉĂƫƐĞůĂŶŶŽΛĨƉƉŬ͘ƵŶŝƉĂ͘ĂĐ͘ŝĚ͖ ƉĂƫƐĞůĂŶŶŽĨƌĞĚĚLJΛLJĂŚŽŽ͘ĐŽŵ ΎΎ>ĂďŽƌĂƚŽƌŝƵŵWĞƌŝŬĂŶĂŶ͕&ĂŬƵůƚĂƐ WĞƚĞƌŶĂŬĂŶWĞƌŝŬĂŶĂŶΘ/ůŵƵ<ĞůĂƵƚĂŶ͕ hŶŝǀĞƌƐŝƚĂƐEĞŐĞƌŝWĂƉƵĂ͕DĂŶŽŬǁĂƌŝ Gambar 4a. Di musim hujan, curah

hujan yang tinggi menyebabkan banjir pada daerah aliran sungai di wilayah Amberbaken Kabupaten Tambrauw (Gambar F. Pattiselanno)

Gambar 4b. Dampak dari penebangan liar di hulu sungai berdampak pada daerah aliran sungai pasca banjir (Gambar F. Pattiselanno)

Gambar

Gambar 1. Wilayah segitiga karang yang  melintas di enam Negara termasuk Indonesia  (Sumber: http://www.csmonitor.com/

Referensi

Dokumen terkait

reaksi terhadap kejadian, masalah atau trauma yang sangat berat pada individu akibat ketidakmampuan untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan yang dialami7. •

Apabila pengrajin mampu mengembangkan desain produk nya menjadi lebih menarik, meningkatkan kualitas produk menjadi lebih baik, dan memberikan harga yang sesuai

$ektor aat pasir betina %sand &amp;y'( serangga peng!isap dara! yang !idup di daera! tropis dan subtropis. *akro)ag akan mem)agositosit promastigot. Di daam makro)ag

Kebanyakan dari pesantren tersebut menjadi pusat orientasi (anutan) orang ramai. Sebelum komunikasi berkembang pesat seperti sekarang, institusi ini menjadi pusat

Upaya yang dilakukan oleh CEO Suargo fm dalam menangani masalah ini adalah mengharuskan setiap penyiar untuk membuat materi pada setiap program terlebih dahulu dengan

Sama seperti Azka dalam buku ini, ia juga kesal karena baju kesayangannya.. Bagaimana Azka menyelesaikan masalahnya, silakan membaca

menghubungkan beberapa sistem-sistem komputerisasi dan software aplikasi baik secara fisik maupun secara fungsional. [4] Sistem ini yang pada dasarnya adalah optimalisasi

Rataan nilai rasa sosis ikan gulamah berkisar antara yang terendah 5,09 pada inter- aksi perlakuan kombinasi “wrapping plastic” styrofoam dengan lama penyimpanan 15 hari (A2B6)