• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM REPRODUKSI TERNAK JANTAN Oleh : Ir. Setyo Utomo,M.P.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM REPRODUKSI TERNAK JANTAN Oleh : Ir. Setyo Utomo,M.P."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM REPRODUKSI TERNAK JANTAN Oleh : Ir. Setyo Utomo,M.P.

TIU : 1 Mahasiswa mengenal organ reproduksi primer jantan yang disebut testes dan saluran reproduksinya serta organ kopulatorisnya. TIK : 1 Mahasiswa mengetahui kedudukan dan letak serta struktur

histologis organ dan saluran reproduksi jantan dalam mendukung ungsinya.

2 Mengetahui ukuran, bentuk dan struktur jaringan testis.

3 Memahami sistem persarafan dan pembuluh darah yang menuju ke organ genitalia jantan.

Alat reproduksi ternak jantan terdiri atas gonad jantan yang disebut testes (terdapat sepasang), saluran reproduksi yang terdiri atas epididymis, vas deferens yang masing-masing adalah spasang kemudian menyatu pada saluran yang dinamakan uretra sampai ke ujung penis, dan alat reproduksi bagian luar yang terdiri atas penis dengan pelindungnya yang disebut praeputiumnya dan kantong skrotum. Pada organ rerpoduksi jantan juga terdapat kelenjar pelengkap (glandula assesor) yang berperan sangat penting dalam menentukan kualitas spermatozoa yaitu kelenjar vesikularis (Glandulae vesicularis), kelenjar prostat dan kelenjar cowper’s ( Cowper’s gland atau glandulae bulbourethralis) yang semua kelenjar tersebut jumlahnya masing-masing ada sepasang.

1. TESTES.

Testes adalah organ reproduksi primer pada hewan / ternak jantan yang berfungsi sebagai penghasil benih (spermatozoa) dan sekaligus ebagai penghasil hormon jantan (Androgen). Karena menghasilkan sel, testes ini disebut memiliki fungsi cytogenik dan sebagai pengahasil hormon disebut kelenjar endokrin. Testes ini jumlahnya sepasang yaitu bagian kanan dan kiri.

Beradasarkan asalnya adalah gonad indeferen bagian medula pada saat fase embryo pada jantan. Alat ini berkembang dekat ginjal yaitu pada daerah crista genitalis primitif. Khususnya pada hewan / ternak mamalia testes ini akan mengalami penurunan ke dalam skrotum pada akhir masa kebuntingannya. Sedangkan untuk ternak unggas testes ini akan tetap dipertahankan di dalam rongga perutnya yaitu di daerah asal pembentukannya.

Di dalam testes terdapat sel-sel Leydig yang terdapat pada jaringan interstitial yang akan menghasilkan hormon jantan (Androgen). Jumlah sel-sel

(2)

Leydig pada ayam jantan akan bertambah banyak dengan semakin bertambahnya umur ayam tersebut. Sel Leydig ini ditemukan pada semua mamalia jantan segala umur, dengan jumlah berbeda-beda inter species.

Kantung pembungkus testes mengandung sel-sel otot yang memiliki kemampuan berkontraksi untuk mendukung fungsinya pada saat terjadi pengeluaran spermatozoa. Percobaan in vivo pada kelinci jantan menunjukan bahwa kantong skrotum dapat berkontraksi spontan serta memijat testis dengan frekuensi kurang lebih 4 kali per menit.

Pada golongan unggas testis juga terdapat sepasang, terletak pada rongga perut berada sebelah depan dari ginjal dengan penggantung testis yang disebut meserchium sebagai alat penggantung ke arah atas dari rongga badan. Walaupun testis berada dalam rongga badan, proses spermatogenesis pada unggas berjalan secara normal. Hal serupa terdapat pada ikan paus, gajah, dsb. Pada unggas maupun burung kantong udara (air sac) berfungsi sebagai pendingin testis. Namun percobaan lain menyebutkan bahwa pemberian suhu lebih rendah dari suhu tubuh misal dengan membuat scrotum buatan dapat menyebabkan terjadinya spermatogenesis lebih awal. Demikian pula dengan memberikan suhu tinggi secara buatan, dapat mengganggu proses spermatogenesis, namun percobaan dengan pengrusakan kantong udara pada burung tidak menyebabkan terganggunya proses spermatogenesis.

Testis terdiri atas jaringan :

1. Tubulus seminiferus. Epitel tubulus terdiri dari dua macam sel yang berbeda, yaitu :

a. Sel sertoli adalah berbentuk panjang dan kadang-kadang seperti piramid. Sel ini terletak dekat atau diantara sel-sel germinatif. Sel ini bersifat fagosit karena mereka memakan sel-sel mani yang telah mati atau yang telah mengalami degenerasi, selain dia sendiri memberi makan kepada sel-sel mani yang masih muda.

b. Sel germinatif yang akan mengalami perubahan selama proses spermatogenesis, sebelum pembuahan (fertilisasi). Tingkat perkembangannya adalah mulai dari spermatogonia (sel paling muda) akan mengalami mitosis beberapa kali menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer akan membagi diri menjadi spermasit sekunder yang akan membagi dirinya lagi menjadi spermatid dan

(3)

pada saat ini jumlah kromosome menjadi separohnya (haploid). Tiap-tiap sel spermatid akan mendewasakan diri menjadi sel-sel spermatozoa atau sel mani.

2. Sel stroma atau tenunan pengikat di luar tubulus seminiferus. Pada jaringan ini terdapat pembuluh darah, limfe, sel syaraf dan sel makrofag. 3. Sel-sel interstitial dan sel-sel leydig. Sel leydig dapat menghasilkan

hormon testosteron. Namun hormon testosteron ini juga dapat dihasilkan oleh ovarium dan kelenjar adrenal.

Tabel 3. Berat testes pada berbagai spesies hewan Spesies Berat Testis (g)

Sapi 300 – 350 Kuda 200 -300 Domba 250 - 300 Kambing 250 - 300 Babi 250- 400 Tikus 5 – 7 Houster 5 – 7 Ayam 7 – 10

Mengenal sekilas fisiologi testis

Testis memiliki fungsi ganda yaitu sebagai penghasil hormon (fungsi endokrinologi) dan penghasil sel sperma (fungsi reproduksi / sitologi).

Fungsi Endokrinologi.

Dalam fungsi endokrinologi sel leydig dari testis menghasilkan hormon jantan yang disebut androgen (berpengaruh terhadap sifat jantan). Salah satu macam dari hormon androgen ini adalah testosteron yang sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat kejantanan seekor ternak.

Aktifitas sel-sel Leydig dalam menghasilkan hormon testosteron sangat dipengaruhi oleh hormon yang berasal dari kelenjar hipofisa anterior yaitu interstitial cell stimulating hormone (ICSH).

Fungsi reproduksi testis adalah dihasilkannya sel mani ( sel sperma ) atau spermatozoa yang dihasilkan dari bagian tubulus seminiferus dari testis. Saluran ini mempunyai panjang sampai beberapa kilo meter jika dibentangkan.

Spermatozoa adalah bentuk terakhir sel jantan setelah mengalami proses perkembangan (spermiogenesis). Proses spermatogenesis secara sempurna baru dimulai setelah hewan mencapai masa remaja (pubertas). Produksi sperma akan

(4)

semakin meningkat dengan bertambahnya umur ternak jantan, begitu juga besar kecilnya testis juga berhubungan dengan kuantitas sperma yang dihasilkannya. Percobaan dengan kelinci menunjukan bahwa 1 g testis menghasilkan 100 juta sel sperma setiap minggunya, ini berarti sekitar 5 juta sel per jam atau 80.000 juta sel per menit.

FSH yang berasal dari kelenjar pituitari akan mendorong aktifitas spermatogenesis testis. Peningkatan FSH dalam darah menyebabkan peningkatan spermatogenesis. Sel sperma untuk sementara akan disimpan dalam epididimies, dan ditempat inilah spermatozoa mengalami pendewasaan lebih lanjut. Pada saat ejakulasi sel sperma akan bergerak sepanjang saluran reproduksi jantan menuju ujung penis akibat adanya kontraksi ritmis dari semua bagian saluran reproduksi tersebut. Pada saat berjalan disepanjang saluran reproduksi maka akan ditambahkan plasma seminal oleh kelenjar assesoris dan pada saat itu sel sperma sudah dapat mulai bergerak oleh karena adanya energi dan media dari kelenjar assesoris tersebut.

Pada kondisi ternak jantan tidak mengawini atau dambil spermanya dalam waktu yang lama maka kecepatan pembentukan spermanya akan berjalan sama dan sel sperma yang tua akan keluar dengan sendirinya dari saluran kelamin jantan.

Gambar 6. Bentuk sel sperma dan bagian-bagiannya.

Sperma diistilahkan sama dengan semen, air mani, dsb., terdiri atas dua komponen yaitu sel sperma atau spermatozoa ada juga yang menyebut sel mani, dan komponen yang ke dua adalah seminal plasma. Spermatozoa diproduksi melalui proses spermatogenesis di dalam testis, sedangkan seminal plasma terdiri atas sekresi kelenjar asesor dan cairan testis.

Spermatozoa terdiri atas Kepala (head), bagian tengan (midpiece) dan atau ekor (tail). Bagian kepala spermatozoa sapi memiliki panjang 8 – 10 mikron, lebar 4

Diagram Spermatozoa Sapi. Bagian-bagian ditandai sesuai dengan yang dikemukakan oleh Fawcett,I,ke- pala;II,leher;III,bagian tengah;IV,ba- gian prinsipal;V,bagian akhir,1,mem- bran sitoplasma;2,akrosom;3,mem- bran nuclear;4,nucleus;5,tudung post nuclear;6,sentriol proksimal; 7,filamen aksial;8,heliks mitokon- dria;dan 9, sarung fibrosa, (Wu, S.H., dan Newstead, J.D.: J. An, Sci, 25: 1186, 1996).

(5)

mikron dan tinggi 1 mikron. Didalam kepala spermatozoa terdapat inti (nukleus) spermatozoa yang terdapat dalam 1/3 bagian kepala yang mengandung bahan gentik calon makhluk baru setelah mengalami proses pembuahan. Pada 2/3 bagian bagian kepala terdapat acrosoma (tudung kepala) dan 1/3 bagian kepala terdapat capsula post nuclear.

Nech atau leher meruapakan tempat pertautam kepala dengan body (badan) memiliki panjang kurang lebih 1 mikron. Pada bagian ini terdapat bangunan yang disebut centriole proximal yang disebut sebagai granula basalis. Dari neck akan keluar serabut-serabut yang menyusun bagian badan.

Bagian badan (body) memiliki panjang 10 -15 mikron yang berjalan mulai dari centriole proximale sampai dengan centriole distal pada bagian ekor. Jika body spermatozoa dipotong secara melintang maka akan nampak sepasang serabut kecil (dibagian tengah / central), kemudian diluarnya terdapat 9 pasang serabut kecil dan disebelah luar lagi terdapat 9 pasang serabut yang lebih besar. Diluar serabut besar tersebut dibungkus lagi oleh pembungkus yang tersusun melingkar seperti pegas yang membentuk sperti struktur helix.

Ekor (tail) merupakan lanjutan dari bagian badan, diantaranya jika dipotong melintang akan nampak serabut-serabut pada badan sampai ke ujung yang terdiri atas sepasang serabut kecil di bagian tengah, kemudian diluarnya terdapat 9 pasang serabut kecil dan selanjutnya selubung mitochondrialnya lebih tipis. Panjang ekor 30 – 40 mikron dan pada selubung luarnya tidak lagi tersusun seperti struktur halix.

2. EPIDIDYMIS

Berasal dari bahasa latin yang arti harfiahnya adalah epi = di atas dan didymis adalah testis). Berbentuk bulan memanjang serupa tabung yang besar di bagian pangkalnya yang disebut kepala epididymis (caput epididymis), bagian tengah yang disebut badan (corpus epididymis ) serta bagian yang melekuk dan berbatasan dengan saluran berikutnya (vas deferens) yang disebut ekor (cauda epididymis).

Caput epididymis lebih besar dari bagian lain dari epididymis, terletak melekat di bagian atas testes. Pada sapi jantan hidup bagian kepala epididymis tidak terlihat karena tertutup tenunan pengikat longgar dan kulit. Jika diraba dengan jari akan terasa bagian ini dengan jelas dapat dibedakan dengan tenunan lainnya dari

(6)

epididymis dengan konsistensi lebih kenyal. Bagian kepala ini dapat dijadikan sebagai petunjuk yang dapat mengarahkan kita untuk menemukan saluran vas deferens untuk tujuan vasektomi misalnya. Vas deferens letaknya di tempat yang terjauh dari bagian kepala.

Jika dibuat sayatan pada caput epididymis maka beberapa ductuli efferentis selalu terpotong. Di bawah mikroskop ductus efferentis berbentuk seperti tabung yang berdiameter 100 – 300 mikron. Biasanya hanya sedikit saja spermatozoa ditemukan di dalamnya. Sel-sel epitel yang membatasi dindingnya terdiri dari dua macam sel yang kedua-duanya berbentuk kubus yang tinggi. Kedua macam sel ini adalah sel epitel yang bertugas sebagai penghasil cairan dan yang satunya adalah menggerakan spermatozoa dengan cara mendorong spermatozoa dengan rambut cilia yang terdapat pada permukaan sel-sel tersebut.

Letak sel kelenjar dengan sel rambut getar adalah berselang-seling. Sel-sel kelenjar dapat dikenali dari isi selnya yang terdiri atas sebuah inti dan butiran – butiran sekretoris.

Gerakan rambut silia mengarah ke jurusan badan epididymis hingga spermatozoa cepat keluar seperti terlempar ke badan epididymis hingga terlihat di bawah mikroskup adanya jumlah yang sedikit dari spermatozoa yang ada di dalam ductuli efferentis. Sekali-kali rambut silia terlepas dan sel silia ini berubah menjadi sel sekretori, sedangkan sel sekretori dapat juga berubah menjadi sel silia.

Bagian badan atau corpus epididymis atau leher terentang lurus ke bawah, sejajar dengan jalannya vas deferens. Ukurannya lebih kecil dibanding caput epididymis, menjalar ke bawah sampai hampir melewati testes. Sesampainya di bagian paling bawah dari testes maka akan berbelok atau melekuk ke atas. Lipatan inilah disebut bagian ekor atau cauda epididymis.

Bagian lumen epididymis hanya dilapisi satu macam sel rambut getar atau berambut silia tidak bergerak hingga disebut dengan istilah stereo silia. Lumen epididymis cukup besar, dengan diameter 1 mm. Pada lapis bagian luar dari ductus epididymis, di atas membran basal terdapat sel-sel urat daging licin dan serabut ini akan menebal pada bagian ekor epididymis. Lapisan serabut urat daging licin ini akan menjadi tebal setelah epididymis berubah menjadi saluran reproduksi berikutnya yaitu vas deferens.

Fungsi ductus epididymis adalah sebagai alat transportasi, konsentrasi, pendewasaan dan timbunan spermatozoa.

(7)

3. VAS DEFERENS.

Saluran reproduksi ini terentang dari ekor epididymis sampai ke uretra. Saluran berdinding tebal ini mengandung serabut-serabut urat daging licin dengan diameter 2 mm. Vas deferens memasuki ruang abdomen bersama-sama dengan pembuluh-pembuluh darah dan pembuluh syaraf yang menuju ke bagian testes merupakan satu kesatuan yang dikenal dengan sebutan funiculus spermaticus.

Vas deferens dari kedua buah testes akan berjalan ke bagian atas melalui canalis inguinalis (celah bagian bawah) akan terus berjalan ke atas dan sesampainya di atas kandung kencing akan terletak pada posisi berjejer dan lambat laun akan membesar yang seterusnya bagian ini disebut ampula (ampulae ductus deferentis). Pembesran ini disebabkan karena adanya kelenjar-kelenjar yang ada pada dinding ductus deferens, sedangkan lumennya hanya sedikit meluas .

Panjang ke dua ampula adalah sekitar 4 cm (pada sapi), sebab setelah menyusup di bawah kelenjar prostat dan bermuara, keduanya merupakan saluran sempit dalam uretra. Pada saat rangsangat seksual ternak jantan terjadi maka vas deferens akan mengalirkan sperma dari bagian cauda epididymis menuju ke ampula melalui gerak peristaltik saluran tersebut.

Kelenjar-kelenjar pelengkap

Kelenjar asesoris merupakan pelengkap alat kelamin jantan yang sekresinya berupa cairan dan merupakan bagian terbesar dari cairan air mani (semen) yang mengandung banyak karbohidrat, protein, asam-asam amino, beberapa enzim, vitamin yang larut dalam air, beberapa mineral dan asam sitrat serta bahan-bahan organik lainnya.

Cairan asesoris mempunyai daya buffer yang tinggi untuk air mani (semen) selain adanya keseimbangan mineral yang baik, sehingga sel sperma yang ada dalam semen mempunyai daya hidup yang lama. Kelenjar asesoris terdiri dari kelenjar-kelenjar vesikula seminalis (vesikularis), prostata dan bulbo urethralis (couper’s glans). Semua kelenjar ini un tuk setiap hewan mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Pada anjing dan kucing kelenjar vesikula seminalis tidak berkembang (rudimeneter), sedang prostatnya berkembang dengan baik dan menghasilkan sekresi yang merupakan bagian terbesar dari semen hewan ini.

(8)

Pada sapi, kambing, domba dan kuda terutama pada babi, kelenjar vesikula seminalis mempunyai perkembangan terbesar, bersama – sama dengan kelenjar bulbourethralis akan menghasilkan cairan yang merupakan bagian terbesar dari semen. Sedangkan kelenjar prostat pada sapi, domba, kuda dan babi tidak berkembang dengan baik.

Aktivitas kelenjar asesoris tergantung pada hormon testosteron. Pada ternak kastrasi aktivitas kelenjar asesoris menjadi menurun dan kemudian akan menjadi rudimenter. Pemberian testosteron pada ternak kastrasi dapat mengembalikan ke fungsi normal kelenjar asesoris dengan menghasilkan sekresinya dengan susunan yang normal.

1. Kelenjar Vesikularis.

Pada sapi , domba dan kambing kelanjar ini jumlahnya sepasang; berlobuli (jelas terlihat dari luar kelenjar), terletak sebidang dengan ampula vas deferens sebelah lateral. Kedua ampula ini diapit oleh kedua kelenjar vesikularis. Lumen kelenjar vesikularis bermuara pada bagian uretra, sebelah kranial dari muara kedua ampula, atau muara-muara tersebut menjadi satu. Lumen kelenjar lauasnya sekitar 0,3 mm, dindingnya terdapat 2 lapisan epitelium. Lapis dalam terdiri atas sel-sel epitel yang tingginya sampai 30 mikron, sedang lapis luarnya terdiri atas epitel yang berisi butiran lemak yang besar.

Kondisi hewan ternak setelah mati (pos mortem) cairannya yang ada terlihat agak kental dan lengket yang mengandung potasium, asam citrat, fruktosa dan beberapa macam enzim. Warna biasanya kuning karena adanya asam askorbat dengan pH 5,7 sampai 6,2. Sekresi kelenjar vesikularis yang ada dalam plasma seminal adalah 50% dari ejakulasi yang normal.

2. Kelenjar Prostat

Terdapat sepasang pada sapi, kambing dan domba, bentuk bulat dan jauh lebih kecil dari kelenjar vesikularis. Sekresinya melalui beberapa muara kecil masuk ke dalam uratra kira-kira 10 cm kaudal muara kelenjar vesikularis.

3. Kelenjar Cowper’s

Cowper’s Galand atau Glandulae Bulbourethralis terdapat sepasang yang letaknya lebih caudal dari kelenjar prostat yaitu pada tikungan dimana uretra membelok ke bawah pada saat uretra mau keluar dari rongga pelvis. Bentuknya

(9)

bulat padat dengan kapsula yang sebesar kemiri kecil. Pembuluh sekresi dari kedua kelenjar ini bertemu dan bersatu kemudian menuju ke uretra, setelah 2 – 3 cm dari tempat pertemuan, pembuluh itu bermuara ke dalam uretra.

Kelenjar prostat maupun cowper terbentuk dari lobuli dan setiap lobul berbentuk tabung, setiap lobule dipisahkan dari lobule yang lain oleh urat daging licin. Jika urat daging ini berkontraksi secar tiba-tiba maka sekresinya akan keluar secara memancar. Sel-sel sekretoriknya berbentuk kubus dengan inti pada bagian dasarnya dengan beberapa bintik-bintik disekitar inti.

Pada domba maupun kambing biasanya dapat dilihat adanya tetsan- tetesan cairan dari ujung penisnya pada saat menjelang kopulasi, tetesan ini berasal dari sekresi kelenjar Cowper. Semua kelenjar assesor bersifat apokrine, artinya sebagian besar dari isi sel sekretorisnya turut keluar pada saat sel itu mengeluarkan sekresinya.

Cairan dari sekresi kelenjar asesor dikeluarkan pada waktu adanya kontraksi urat daging licin dari saluran reproduksi dan kelenjar tersebut pada saat kopulasi. Beberapa fungsi kelenjar asesoris pada ternak jantan adalah :

 Untuk meningkatkan volume semen  Melicinkan saluran uretra

 Menetralkan air seni (urine) pada uretra sebelum ejakulasi dilakukan  Mengaktifkan motilitas spermatozoa

 Memberi pakan sel sperma.

4. URETRA

Uretra merupakan saluran yang merupakan penyatuan dua saluran vas deferens yang merupakan saluran urogenitalis karena sebagai tempat keluarnya urine dan sperma. Uretra merupakan tempat bermuaranya ampula vas deferens sampai ke ujung penis. Menurut bentuk dan letaknya dibagi menjadi 3 bagian yaitu : a. Bagian Pelvis, Panjangnya kira-kira 15 – 20 cm dari muara ampula; bagian ini berupa pipa yang diselubungi oleh urat daging licin yang tebal dan terletak di atas simfisis pelvis.

b. Bagian yang membengkok, uretra pada bagian ini akan meninggalkan simfisis pelvis sampai ke pangkal penis. Bagian ini berupa pipa yang mengandung sedikit sekali unsur urat daging dengan panjang sekitar 10 cm.

(10)

Lumen uretra di bagian pelvis adalah luas, hampir 2 kali luas uretra di bagian-bagian lain. Pada saat uretra membelok, yaitu pada bagaian yang berada diantara tuber ischii sampai ke ujung penis, lumen uretranya luasnya sama, hanya pada bagian ujung penis dimana uretra berakhir, lumen tersebut agak sedikit meluas. 4. PENIS

Penis sapi berbentuk bulat panjang dan bertipe fibro elastis, artinya selalu dalam keadaan agak kaku dan kenyal meskipun dalam keadaan non-ereksi. Penis terbungkus oleh tunica fibrosa yang padat dan putih dikenal dengan nama tunica albugenia.

Penis dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pangkal yang melekat pada fascia atau ligamenta yang kuat dan disebut “Crus Penis”, bagian badan dimana dibagian tengahnya melipat melingkar merupakan huruf “S” disebut “sigmoid” dan bagian ujung penis disebut “Glans Penis”.

Agar dapat memanjang dan memendek, penis dilengkapi dengan 2 macam otot yaitu musculus retraktor penis yang dapat merelaks dan mengkerut dan corpus covernosum penis yang dapat menegangkan penis. Dalam kondisi non ereksi, musculus retraktor penis akan mengkerut, melipat penis menjadi huruf “S” dan tersimpan dalam praeputium.

Tipe fibro elastis berbeda dengan tipe vaskuler dimana didapatkan struktur korpus covernosus yang dilengkapi lagi dengan serabut-serabut urat daging licin. Tipe fibro elastis terdapat pada penis babi, kerbau, sapi, kambing dan domba, untuk tipe vaskuler terdapat pada manusia, kuda, gajah dan kera.

Pada permukaan penis banyak sekali terdapat ujung-ujung syaraf sensorik (perasa) sehingga pada saat penampungan sperma jangan sekali-kali memegang bagian ini.

5. PRAEPUTIUM

Pada fase kehidupan embryologik, praeputium berasal dari kulit, tidak berasal dari sinus urogenitalis sedangkan yang berasal dari sinus urogenitalis adalah kantong skrotum. Praeputium merupakan pelindung penis dari pengaruh lingkungan luar dan kekeringan. Celah praeputeium pada sapi dewasa kira-kira 5 cm caudal tali pusat, lebarnya kira-kira dapat dimasuki 3 jari, disekitarnya ditumbuhi bulu-bulu pelindung yang lebih panjang dari bulu kulit biasa. Uang praeputium yang berisi penis panjangnya sampai 40 cm dengan diameter 3 – 4 cm.

(11)

Dindingnya dilapisi oleh epitel kelenjar yang berbentuk tabung, sekreesinya bersifat kental dan berlemak. Smegma praeputii adalah kerak basah dan berbau busuk yang merupakan sekresi praeputium yang tercampur dengan runtuk epitel mati dan bakteri pembusuk.

TANDA-TANDA KELAMIN SEKUNDER PADA JANTAN

Tanda-tanda kelamin sekunder pada ternak jantan tergantung oleh jumlah testosterom dalam tubuh dalam jumlah yang memadai. Tanda-tanda umum yang berhubungan dengan sifat kejantanan melipti kepala dan bahu yang kompak pada sapi jantan, berkembvangnya jambul pada kuda jantan, berkembangnya tanduk pada beberapa jenis domba jantan dan berkembangnya taring pada babi jantan dan kecenderungan lemak sub cutan berkurang, penyebaran lemak yang tidak merata dalam otot dan tidak berkembangnya kelenjar susu pada semua spesies.

Karkas ternak jantan ditandai oleh adanya lemak (cod fat) dalam daerah inguinal, pizzel eye (akar penis) melekat pada tulang aitch (simfisis pelvis), tidak terdapatnya jaringan kelenjar dalam daerah inguinal dan ternyata bahwa karkas simfisis pelvis sedikit agak berotot dari pda berlemak seperti pada ternak betina.

KASTRASI

Kastrasi umum dengan pengertian penghilangan fungsi testis pada ternak jantan dan pada ternak betina penghilangan ovarium dikenal dengan spaying. Maksud kastrasi adalah untuk mencegah ternak-ternak dengan kualitas genetik rendah bereproduksi, hal perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas genetik semua bangsa ternak. Kastrasi pada awalnya secara efektif meningkatkan kualitas individu-individu ternak yang digunakan untuk dipotong dengan menghambat tanda-tanda kelamin sekunder yang tidak diinginkan dan membuat ternak menjadi jinak.

Sanitasi sangat dibutuhkan selama dan sesudah proses kastrasi, faktor-faktor penting untuk dapat berhasil dengan baik adalah dengan menghilangkan korda spermatik dan tunica vaginalis dan membersihkan irisan tersebut. Perawatan sesudah pembedahan meliputi pembersihan disekitarnya dan latihan. Padang rumput yang baik dan bersih sangat dianjurkan agar kastrasi dapat berhasil dengan baik.

Istilah yang umum digunakan untuk penamaan ternak kastrasi diantaranya adalah galdings untuk kuda kastrasi, steers untuk sapi kastrasi, barrows untuk babi

(12)

kastrasi, wethers untuk domba kastrasi, kapons untuk ayam jantan kastrasi, eunuchs adalah untuk manusia yang dikastrasi.

Vasektomi adalah penghilangan sebagian dari masing-masing duktus deferens. Operasi ini mencegah aliran spermatozoa dari epididymis, tetapi tidak mempunyai efek terhadap penampilan ternak tersebut. Salpingektomi adalah penghilangan sebagian oviduct pada ternak betina untuk mencegah keluarnya ovum dari ovari ke uterus, tetapi tidak mempunyai efek terhadap ternak yang bersangkutan. Histerektomi adalah penghilangan uterus dan ovari-histerektomi adalah penghilangan ovari dan uterus.

OTOT-OTOT PADA GENITALIA JANTAN 1. Otot Kremaster Eksternal.

Otot ini dibentuk dari serabut di sebelah kaudal otot oblik abdominal internal, otot tersebut melintas melalui kanal inguinal dengan prosesus vaginalis dan menempel pada lamina parietalis dari tunica vaginalis. Pada kebanyakan hewan otot kremaster eksternal menarik testis ke atas ke cincin inguinal superfisial (eksternal), khususnya pada saat cuaca dingin. Testis pada beberapa hewan ditarik ke dalam rongga abdominal oleh otot kremaster eksternal kecuali selama musim kawin.

2. Otot Kremaster Internal.

Otot ini terdiri atas serabut-serabut otot polos yang tersebar diantara isi dari korda spermatik.

3. Otot Uretral.

Otot uretral merupakan lanjutan dinding otot polos pelvis dari kandung kemih (bladder = vesica urinaria). Otot ini mengelilingi bagian pelvis pada uretra, dimana otot tersebut mengangkut urine atau cairan plasma seminal ke arah kaudal melalui gerakan peristaltik. Otot uretral pada sapi jantan dan domba jantan adalah otot seran lintang.

4. Otot Bulbospongiosus.

Merupakan lanjutan otot uretral ke arah ekstrapelvis yang merupakan otot seran lintang (stiated) yang disebut otot bulbospongiosus (bulbokavernosus). Serabut-serabut otot ini tersusun secara transversal melintasi permukaan superfisial pada korpus kavernosus uretra, menempel pada tunica albugenia pada

(13)

amsing-masing sisi dari penis. Otot bulbospongiosusu pada kuda terentang dari bulbus uretral diantara akar penis memanjang masuk uretra menuju glans.

5. Otot Iskhiokavernosus.

Otot ini merupakan pasangan otot seran lintang yang menutup bagian superfisial dari akar penis. Kedua otot tersebut bersatu dari daerah asal pada sisi lateral ischial arch menuju ke badan penis. Apabila otot-otot ini berkontraksi otot tersebut menarik penis ke arah dorsokranial melawan tulang pelvis, membantu ereksi dengan menutup banyak aliran vena dari penis.

6. Otot Retraktor Penis

Adalah merupakan pasangan otot polos yang berasal dari ligamen suspensoris pada anus. Kedua otot tersebut berlanjut ke arah ventral., pada masing-masing sisi anus, untuk bersatu di bagian kaudal badan penis. Kedua otot itu kemudian bersama-sama ke bagian ventral uretra sejauh glans penis yang kemudian masuk pada tunika albugenia. Setelah ereksi, otot retraktor penis menarik penis yang telah melemas kembali ke dalam praeputium.

SUPLAI DARAH DAN SARAF PADA GENITALIA JANTAN

Testis mendapatkan suplai darah berasal dari arteri testikular yang merupakan percabangan langsung dari aorta di belakang arteri renali pada sisi yang sama. Arteri testikular ini terus memanjang pada testis yang turun ke dalam skrotum. Vena testikular sejajar dengan saluran arteri kecuali disekitar testis, lebih berliku-liku dan berkelok-kelok. Vena-vena di atas penis tersebut pampiniform pleksus, yang merupakan sisa dari sirkulasi portal renal yang terdapat dalam ginjal pada hewan-hewan tingkat rendah seperti amfibia dan reptilia. Arteri pada duktus deferens dari arteri pudendal internal mensuplai duktus deferens dan juga mensuplai darah untuk epididymis dan bagian sebagian testikel.

Arteri pudendal internal mensuplai penis, kandung kencing, uretra dan kelenjar kelamin sekunder aksesoris pada sapi, domba, babi dan anjing jantan. Cabang-cabang terminal dari masing-masing arteri pudendal internal termasuk arteri yang ke bulbus uretral, arteri dalam penis yang menuju akar penis dan arteri dorsal penis yang berjalan sepanjang dorso penis dengan vena dorsalis dan saraf dorsalis pada penis. Suplai darah pada penis kuda lebih luas, dengan arteri dorsalis bagian kaudal disuplai oleh arteri obturator yang bergerak melalui foramen

(14)

obturator pada pelvis. Bagian kranial arteri dorsal pada penis datang dari arteri pudendal eksternal sesudah arteri itu bergerak melalui kanal inguinal.

Suplai saraf pada testis terutama adalah saraf otonomi, melewati pleksus mesentrik kaudal dan renal. Serabut-serabut saraf mengiringi arteri testikular (Spermatik internal).

Saraf dorsal pada penis merupakan lanjutan dari saraf pudendal yang berasal dari cabang ventral saraf sakral. Saraf itu kemudian menyilang ischial arch dan bergerak sepanjang dorsum penis dan mengalami ramifikasi dalam glans penis. Serabut-serabut sensoris dari glans penis memberikan sisi aferen dari refleks untuk ereksi dan ejakulasi. Pusat refleks untuk ereksi dan ejakulasi terletak dalam bagian lumbal pada korda spinalis.

Latihan Soal

Jelaskan semua soal berikut ini dengan lengka dan benar 1. Jelaskan struktur jaringan skrotum dan testis.

2. Jelaskan bagian-bagian parenchym testis

3. Jelaskan bagian-bagian dari epididymis dan struktur jaringannya

4. Dimanakan tempat bermuaranya kelenjar asesor pada saluran reproduksi jantan ? 5. Jelaskan suplai darah dan saraf yang menuju ke alat kelamin jantan !

Gambar

Tabel 3.  Berat testes pada berbagai spesies hewan  Spesies  Berat Testis (g)
Gambar 6. Bentuk sel sperma dan bagian-bagiannya.

Referensi

Dokumen terkait

yang harus dilakukan untuk membuat Windows 7 sebagai sistem yang lebih aman. Jika

Pengendalian gulma dengan menggunakan gasrok/landak lebih efisien dari pada..

[r]

Pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge) yaitu pemahaman yang mendasar yang dimiliki oleh siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan kewarganegaraan. Yang

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan Ekonomi. dan

This command causes the IWF to transmit one or more lines of information text, determined by the manufacturer, which is intended to permit the user of the IWF to identify the

• Untuk bangunan ramah ibadah, diaplikasikan dalam bentuk masjid dan untuk bangunan penunjang dengan mengkombinasikan atapnya dengan limasan dasar pertimbangannya adalah kesamaan