• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM REPRODUKSI TERNAK BETINA Oleh : Ir. Setyo Utomo,M.P.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM REPRODUKSI TERNAK BETINA Oleh : Ir. Setyo Utomo,M.P."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM REPRODUKSI TERNAK BETINA Oleh : Ir. Setyo Utomo,M.P.

TIU : 1 Memahami bentuk anatomis dan histologis alat reproduksi betina . TIK : 1 Memahami secara anatomis dan histologis ovarium sebagai

kelkenjar endokrin dan cytogenik.

2 Memahami secara anatomis dan histologisnya beserta bentuk dan ukuran saluran reproduksi ternak mamalia sehingga organ tersebut dapat berfungsi.

3 Memahami suplai darah dan saraf pada organ genitalia betina

Alat kelamin betina pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian yaitu alat kelamin dalam dan alat kelamin bagian luar. Alat kelamin dalam meliputi ovarium, tuba falopii, kornua uteri, korpus uteri, serviks dan vagina. Sedangkan alat kelamin bagian luar terdiri atas vulva, klitoris, vestibulum vaginae dan kelenjar vestibulae. Alat kelamin bagian dalam, ke bagian dorsal digantung oleh beberapa alat penggantung. Ovarium digantung oleh alat penggantung mesovarium dan

ligamentum utero ovarika. Tuba falopii digantung oleh mesosalping, sedangkan

uterus, serviks dan sebagian vagina digantung oleh mesometrium atau ligamentum

lata.

Organ reproduksi ternak betina juga dapat dibedakan berdasarkan organ reproduksi primer dan saluran reproduksi sebagai pendukung serta organ reproduksi bagian luar. Organ reproduksi primer meliputi ovarium, saluran reproduksi meliputi tuba falopii, kornua uteri, corpus uteri, serviks dan vagina serta organ reproduksi bagian luar meliputi clitoris dan vulva.

Ovarium.

Pada mamalia, ovarium terdiri dari sepasang yaitu bagian kanan dan kiri. Pada pertumbuhan embryonal, ovarium akan mengalami sedikit penurunan (descencus ovarica) ke arah caudal menjelang saat dilahirkan.

Ovarium mempunyai permukaan licin pada waktu sebelum terjadinya ovulasi secara teratur, warnanya abu-abu sampai merah muda. Setelah mencapai masa remaja, permukaan ovarium menjadi tidak rata karena terbentuknya banyak folikel

(2)

yang baru maupun folikel yang telah dewasa, disamping adanya corpus luteum maupun corpus albicans.

Bentuk ovarium bervariasi tergantung spesies ternaknya dari bentuk bulat telur sampai bentuk yang menyerupai kacang kara. Besarnya bertambah sesuai dengan bertambahnya umur maupun banyaknya anak yang dilahirkan.

Pada ternak mamalia, ovarium terletak di dalam rongga pelvis, sehingga organ ini sangat terlindungi dari kemungkinan kerusakan yang disebabkan oleh faktor luar. Letaknya bisa berubah-ubah karena adanya kebuntingan maupun umur yang bertambah atau bisa juga karena terdesak oleh organ tubuh disekitarnya. Pada babi dan hewan pemamah biak dapat terjadi sedikit pergeseran ke arah depan sehingga ovarium terletak didepan pintu gerbang pelvis. Pada manusia, ovarium terletak pada suatu lekuk dinding lateral rongga pelvis (fossa ovarica), melalui mesovarium berjalan pembuluh darah, pembuluh limfe dan serabut syaraf yang menuju ke ovarium lewat hilus ovari pada margo mesovaricus.

Ovarium terdiri dari bagian medula (bagian dalam) yang mengandung banyak pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe serta banyak tenunan pengikat fibroblas, dan bagian korteks (bagian pinggir) yang terdiri atas sel-sel germinatif, sel-sel telur yang masih muda, folikel yang sedang tumbuh, folikel masak (folikel de graaf), folikel atretis (folikel degenerasi), dan pembuluh darah.

Ovarium memperoleh banyak darah dari arteri ovarica yaitu cabang dari arteri

spermatica interna yang juga memberikan darah ke tuba falopii. Pada beberapa

spesies ternak, arteri ovarica beranastomose dengan arteri uterina dan membentuk jala-jala kapiler di permukaan ovarium, sehingga mempunyai efisiensi yang tinggi dalam mengikuti perubahan aktifitas pada ovarium. Misalnya pada beberapa hari sebelum dan sesudah ovulasi seluruh jala-jala kapiler akan penuh dengan darah.

Arteri ovarica dan vena uterina terletak sangat berdekatan sehingga

memungkinkan perpindahan hormon seperti prostaglandin F 2 alpa dan steroid dari vena ke arteri (Baird, 1984).

Ovarium pada sapi berebentuk bulat telur, ukurannya relatif kecil dibandingkan bentuk badannya yang besar. Ukuran panjang 2 – 3 cm, lebar 1 – 2 cm tebal 1 – 2 cm dan beratnya sekitar 15 – 19 g. Ovarium kanan biasanya sedikit lebih besar dibanding yang kiri, hal ini disebabakan secara fisiologis suplay darah ke

(3)

ovarium kanan lebih banyak dibandingkan dengan yang kiri sehingga yang kananpun menjadi lebih aktif.

Letak ovarium sapi yang tidak bunting yaitu pada lantai rongga pelvis, sebelah kiri dan kanan bawah dari cornua uteri. Ligamentum uterovarica dan messovarium pada pertautannya dengan ovarium membentuk suatu kantong yang disebut bursa ovarii.

Apabila dilakukan palpasi melalui dinding rektum, sebuah ovari akan terasa padat karena banyaknya jaringan pengikat yang membentuk stroma kelenjar. Adanya permukaan yang tidak rata merupakan folikel yang menyerupai siste yang sudah pecah atau adanya corpus luteum yang terbentuk setelah ovulasi. Ukuran ovari sangat bervariasi dari suatu species dengan species lainnya, contoh untuk ovari kuda muda diameternya kurang dari 2,5 cm ketika sedang tidak ada siste, dapat mencapai 10 cm jika banyak siste di ovariumnya.

Medula atau bagian tengah (merupakan daerah berrongga = zoma vaskulosa) dari ovari adalah bagian yang paling vaskular (berongga), sedang bagian utama dari korteks atau bagian sebelah luar (zona parenkimatosa) terdiri atas jaringan ikat ireguler yang padat, yang tersebar bersama dengan sel-sel epitel parenkinal yang bermigrasi ke bagian permukaan. Lapisan luar dari korteks berupa kapsul jaringan ikat yang padat, yaitu tunica albugenia. Pada fetus lapis yang paling luar terdiri dari suatu lapis tunggal dari epitel germinal yaitu sel kelamin primer.

Korda dari sel-sel epitel germinal masuk ke stroma ovari dan akhirnya membentuk suatu kelompok sel yang terisolasi, yang dikenal sebagai folikel primer. Suatu sel besar dalam tiap folikel adalah oocyt atau ovium yang dikelilingi oleh suatu lapis tunggal dari sel-sel folikel.

Ova di dalam folikel primer bertambah besar dan sel-sel folikel berganda menjadi beberapa lapis, hingga membentuk folikel masak. Suatu membran yang tebal yang disebut zona pelusida tampak diantara ovum dan lapis dalam dari sel-sel folikel dari folikel masak. Dengan terisi penuhnya rongga oleh cairan yang disebut

antrum yang berada di dalam massa sel-sel folikel yang kemudian disebut Folikel de

Graff atau folikel vesikular. Lapis-lapis folikel tersebut disebut stratum granulosum atau membran granulosum.

(4)

Teca folikuli merupakan suatu lapis ganda dari sel-sel stroma ovari yang

menyelimuti stratum granulosum. Tunika interna (teka interna) adalah lapis sel-sel yang bentuk ireguler, menyerupai sel-sel epitel, bagian ini dianggap sebagai sumber testosteron dibawah pengaruh LH. Testosteron kemudian diubah menjadi estradiol (hormon kelamin betina) oleh sel-sel granulosa dibawah pengaruh FSH. Tunika eksterna (teka eksterna) adalah suatu lapis sel jaringan ikat yang pada permukaan dalam bercampur dengan teka interna, sedangkan pada permukaan luarnya dengan stroma ovari.

Beberapa sel membran granulosa membentuk suatu gundukan disekitar ovum. Gundukan itu disebut kumulus ooforus (bukit kecambah atau diskus

proligerus). Lapis yang dalam yang disebut corona radiata terdiri atas sel-sel folikel

silindris yang tersusun secara radial pada seluruh permukaan zona pelusida. Sel-sel

corona radiata membentuk procesus melalui zona pelusida ke membran vitelina

(membran sel) dari ovum yang merupakan suplai material kuning telur. Folikel vasikular (Graff), setelah pembentukan cairan, akan terus membesar dan mendorong ke arah permukaan ovari, dimana pada beberapa spesies dapat dipalpasi atau dirasakan sebagai suatu kantung yang menyerupai siste.

Ukuran folikel yang masak pada sapi berkisar antara 12 – 20 mm berdinding tipis, permukaannya licin, berbentuk cembung dan berfluktuasi. Sedangkan corpus luteum berukuran antara 12 – 15 mm dan dapat mengambil tempat ¾ dari besar ovarium. Corpus luteum mempunyai permukaan yang tidak rata, menonjol ke luar dari bidang ovarium, konsistensi kenyal menyerupai hati. Tiga hari setelah ovulasi, corpus luteum dapat diraba melalui palpasi rektal. Tiga hari sebelum ovulasi yang berikutnya, corpus luteum mulai mengecil, lambat laun mengalami atropi dan diganti oleh massa menyerupai tenunan pengikat yang disebut corpus albicans. Semakin banyaknya corpus albicans ini menyebabkan ovarium pada ternak betina yang sudah tua terasa fibrous dan permukaannya kasar.

Ovarium hewan pemamah biak kecil seperti pada kambing dan domba, bentuknya bulat telur, sedikit gepeng panjangnya antara 12 – 15 mm, dan beratnya mencapai 1-2 g. Letaknya ada di rongga pelvis. Kuda mempunyai ovarium yang paling besar dibanding hewan / ternak yang lain. Bentuknya seperti kacang kara, panjang antara 5 – 8 cm, tebal dan lebarnya antara 2 – 4 cm dan beratnya antara 40

(5)

– 80 g. Letaknya kurang lebih sekitar satu tapak tangan di bawah vertebrae lumbalis ke 4 dan 5, sebelah kiri dan kanan atas dari cornua uteri. Beberapa folikel yang sedang tumbuh mungkin dapat dijumpai pada satu atau ke dua ovarium . bentuk corpus luteum yang tumbuh menyerupai bunga kol, garis tengahnya antara 2, 0 – 2,5 cm dan terletak dalam tenunan ovarium yang hanya dapat diraba untuk beberapa hari setelah ovulasi.

Ovarium pada babi bentuknya bulat telur dengan ukuran panjang 2,0 – 3,5 cm, lebar 1,5 – 2,0 cm dan beratnya antara 4 – 5 g. Keadaannya berbenjol-benjol seperti buah murbei karena karena banyaknya folikel yang sedang tumbuh atau banyaknya corpus luteum yang terbentuk. Jumlah folikel yang sedang tumbuh dapat mencapai 35 – 39 buah, sedangkan jumlah corpus luteum berkisar antara 6 – 9 buah pada setiap ovarium kanan dan kiri. Letaknya ada di rongga pelvis, pada induk yang sudah tua , ovarium berada pada rongga perut.

Pada anjing dan kucing bentuk ovarium bulat telur, bertaut erat tepat di bawah vertebrae lumbalis ke 3 dan 4 sebelah belakang dari ginjal. Ukuran ovarium pada anjing, panjang 2 cm , tebal 1,5 cm. Pada kucing panjang antara 8 – 9 mm. Ovarium bersembunyi di dalam bursa ovii, karena pada anjing keadaan bursanya berlemak . Pada kucing bursa ovarii tidak berlemak. Seperti pada babi , ovarium pada anjing dan kucing menyerupai buah murbei karena banyak folikel yang sedang tumbuh atau karena banyak corpus luteum terbentuk khususnya pada hewan yang sudah tua.

Ternak-ternak monotokosa seperti kuda atau sapi dalam kondisi normal hanya akan menghasilkan satu turunan disetiap kebuntingan oleh karena pada setiap periode birahi sebuah folikel bisanya berkembang lebih cepat dibandingkan dengan folikel lainnya, sehingga ketika pecah hanya satu ovum saja yang akan mengalami regresi dan membentuk folikel atretik.

Ternak-ternak politokosa seperti karnivora dan babi yang dalam keadaan normal dapat melahirkan 2 atau lebih dari satu kebuntingan umumnya mempunyai lebih dari 2 folikel yang masak pada waktu yang bersamaan. Ova yang dilepas dapat berasal dari satu ovari, atau dapat pula berasal dari masing-masing ovari. Tuba Falopii.

(6)

Umumnya disebut juga dengan istilah oviduct, tuba uterin, salpinx atau saluran telur. Tuba falopii adalah saluran sempit dengan dinding otot licin yang berfungsi untuk menerima ovum yang telah diovulasikan dan sebagai tempat terjadinya pembuahan (fertilisasi). Sel telur yang telah dibuahi hingga akhirnya terbentuk zygote (gamet) akan diteruskan ke uterus sebagai akibat sebagai kontraklsi dinding tuba falopii.

Perjalanan embryo dari tuba falopii ke uterus tidak sama pada semua hewan. Pada babi, domba, kambing dan kucing berjalan 3 hari, pada sapi antara 3 – 5 hari, anjing 2 hari, kuda 3 hari. Dalam perjalanan ke uterus dapat juga terjadi proses pembelahan sel telur tersebut.

Secara histoanatomik tuba falopii dibagi menjadi :

1. Infundibulum tubae yang mempunyai pintu ke rongga abdominal disebut Osteum tubae abdominale.

2. Ampulla tubae adalah tempat terjadinya fertilisasi

3. Itsmus mempunyai rongga sempit dan berkelok-kelok serta sangat panjang.

Extremitas uterinae dengan osteum tubae uterinae yang bermuara pada

kornua uteri. Pada osteum ini terdapat benjolan-benjolan atau papila yang disebut

papila uterinae, khususnya pada kuda dan anjing memiliki jumlah yang besar.

Gambar2. Tuba Falopii secara histoanatomik pada mamalia.

Panjang tuba falopii pada manusia kira-kira 10 cm, anjing dan kucing antara 5 – 9 cm, babi 15 – 30 cm, sapi 25 – 28 cm dan pada kuda 25 – 30 cm. Tuba falopii berkelok-kelok jalannya, konsistensinya kenyal, mempunyai diameter 1,5 – 3,0 mm. Dapat pula terjadi penimbunan lemak pada alat penggantungnya (mesosalpinx). Diameter tuba falopii pada ujung yang menghadap ke ovarium melebar seperti corong disebut infundibulum. Pada permukaan infundibulum tubae terdapat banyak

(7)

rambut getar yang disebut fimbrae tuba sedangkan yang sebagian bersatu dengan ovarium disebut fimbrae ovarica (kadang disebut fimbrae saja).

Seluruh tuba falopii digantung oleh alat penggantung yang disebut

mesotubarium atau mesosalpinx yang merupakan kelanjutan dari mesovarium.

Pada irisan melintang , dinding tuba falopii terdiri dari lapisan-lapisan serosa disebelah luar , muskularis ditengah, dan mukosa disebelah dalam.

Sel-sel yang membentuk lapisan mukosa terdiri atas sel silindris yang sebagian memiliki kinocilia. Pada saat birahi terdapat sekresi yang cukup banyak dan pada ampullanya terjadi hipeamis. Lapisan muskularis mengandung lapisan otot licin , terdiri dari serabut otot licin yang melintang (sirkuler) dan memanjang (longitudinal). Lapisan otot ini paling penting dalam pengangkutan sel telur yang sudah dibuahi karena kontraksi dinding tuba yang ditimbulkannya. Lapisan serosa merupakan lapisan paling luar dimana lapisan sub serosanya mengandung banyak pembuluh darah.

Pada saat birahi atau ovulasi , infundibulum dalam keadaan aktif bergerak demikian juga dengan rambut getarnya sedangkan mukosanya mengalami

hipeaemis. Corong infundibulum dengan fimbraenya merapat pada folikel yang

akan ovulasi (pecah), kemudian akan menghisap sel telur yang keluar dari folikel dengan jalan gerakan fimbrae ke dalam osteum tubae abdominalis. Jika sel telur jatuh dalam bursa ovarii yang berisi cairan, sel telur tersebut juga akan dihisap melalui pintu bursa ke dalam infundibulum. Pengankutan sel telur selanjutnya mengarah ke rongga uterus. Pengangkutan ini berlangsung karena kontraksi otot dinding tuba falopii, dibantu oleh silia yang selalu bergerak karena pengaruh hormon estrogen yang pada saat itu kadarnya tinggi dalam darah. Pembuluh darah yang memberi darah pada tuba falopii sama dengan pembuluh darah yang menuju ke ovarium, yaitu arteri ovarika cabang dari arteri spermatika interna.

TUGAS TERSTRUKTUR :

1. Jelaskan perbedaan ovarium pada domba vs babi vs kucing/anjing 2. Perbedaan tenak-ternak monotokosa dengan ternak politokosa 3. Jelaskan ovarium secara histologis, kirim jawaban ke email 4. Jelaskan tuba falopii secara histoanatomik

Referensi

Dokumen terkait

Pada variabel pendidikan, pekerja yang berpendidikan SLTA-D2 dan berstatus migran tidak memiliki perbedaan kecenderungan yang signifikan untuk menjadi “cukup sejahtera”

Dari beberapa definisi diatas dapat dipahami bahwa resiliensi adalah kemampuan atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang, kelompok atau masyarakat yang memungkinkannya

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif Kualitatif dengan metode studi kasus yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam dan lengkap

Di tengah kesibukan Bapak/ Ibu/ Saudara/i, perkenankanlah saya meminta kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara/i untuk meluangkan waktu sejenak guna mengisi kuesioner

Kelangkaan air bahkan bukan lagi hanya merupakan isu nasional, tetapi pada abad ke dua puluh satu akan merupakan isu global utama (Seckler, 1996). Tulisan ini akan membahas

memahami kegagalan sebagai suatu hal yang juga dialami oleh orang lain serta tetap berpikir jernih dan tidak melebih-lebihkan kegagalan ataupun kesalahan yang dilakukan pada

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Dinamika perikanan purse seine yang berbasis di PPN Pekalongan, Jawa Tengah” adalah karya saya sendiri dengan arahan