• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Kata Kunci : Analisis Hierarchy Cluster, Analytic Network Process (ANP), Penilaian Kinerja Karyawan ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Kata Kunci : Analisis Hierarchy Cluster, Analytic Network Process (ANP), Penilaian Kinerja Karyawan ABSTRACT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN KINERJA KARYAWAN BERDASARKAN KOMPETENSI MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP), RATING SCALE DAN ANALISIS

HIRARCHY CLUSTER (Studi Kasus PG. Krebet Baru II Bululawang, Malang)

Competency Based Employee’s Performance AppraisalWith Analytic Network Process (ANP), Rating Scale and Hierarchy Cluster Analysis

(Case Study PG. Krebet Baru II Bululawang, Malang). Jazuliatuddiyanah1*, Arif Hidayat2, dan Shyntia Atica Putri2 1

Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian-Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas Brawijaya 2

Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian-Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas Brawijaya *

Penulis Korespondensi: email [email protected] ABSTRAK

PG. Krebet Baru II merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang agrobisnis yang menghasilkan gula pasir. Penilaian kinerja karyawan diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam penghargaan karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bobot kinerja karyawan tiap kriteria berdasarkan job description dengan ANP, mengetahui hasil penilaian kinerja karyawan dengan rating scale, serta mengetahui hasil pengelompokkan karyawan dengan analisis hirarchy cluster. Analytic Network Process (ANP) merupakan metode yang mempertimbangkan keterkaitan antar kriteria dari subkriteria. Penilaian kinerja karyawan dengan rating scale. Analisis hirarchy cluster dilakukan untuk mengetahui performance kerja karyawan tidak tetap. Analisis kinerja karyawan tidak tetap pada PG. Krebet Baru II Bululawang menggunakan tiga kompetensi penilaian yaitu tanggung jawab, kerja sama, dan sikap disiplin. Analisis ini menghasilkan nilai variabel dan parameter terbobot pada setiap kriteria dan subkriteria penilaian. Kriteria yang secara berurutan dari bobot yang tertinggi hingga bobot terendah adalah sikap disiplin (0,692), tanggung jawab (0,246), dan kerjasama (0,062). Skor tertinggi 4,927, sedangkan skor terendah 2,959. Hasil cluster karyawan tidak tetap terbagai atas dua cluster, yaitu high performance dan low performance. Rentang nilai karyawan untuk high performace antara 4,927 sampai 3,673, sedangkan untuk low performance antara 3,672 sampai 2,959. Karyawan yang mempunyai nilai tertinggi adalah Ts yang merupakan karyawan borongan dengan skor 4,927

Kata Kunci : Analisis Hierarchy Cluster, Analytic Network Process (ANP), Penilaian Kinerja Karyawan

ABSTRACT

PG Krebet Baru II is a State-Owned Enterprises deals in agribusiness. It processes sugar cane into sugar. Employee performance appraisal is needed for decision making related to employee appreciation. This research is proposed to obtain the quality of each employee's performance based on job descriptions using The ANP method. Rating Scale is used to determine the results of performance appraisal. It is also used to determine the results of grouping employees by hierarchy cluster analysis. Analytic Network Process (ANP) is method to consider interrelations among criteria of the existing sub-criteria. The employee performance appraisal rating scale. Furthermore, the cluster analysis hirarchy is held to classify employees according to the quality value. It will reveal the performance of all non permanent employees. Performance analysis of non permanent employees at PG. Krebet Baru II Bululawang uses three competency assessment, those are responsibility, cooperation, and discipline. It generates the variables value and quality parameters at each assessment’s criteria and subcriteria. Sequentially, the highest weight to the lowest of criteria are discipline (0,692), responsibility (0.246), and cooperation (0.062). Value of employee performance are obtained from the multiplication of the weight and value. The highest score was 4,927, while the lowest score was 2,959. The cluster results non permanent employees were divided into two clusters, namely high performance and low performance. The range of values for the high performance employees was between 4,927 to 3,673, while for low performance is between 3,672 to 2,959. Employees with the highest value was Ts, a contract employee with score of 4,927.

Keywords : Analytic Network Process (ANP), Employee Performance Appraisal, Hierarchy Cluster Analysis

(2)

PENDAHULUAN

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan salah satu kunci

penting dalam perusahaan, sebagai

pelaksana kegiatan serta pengambil

keputusan perusahaan (Gomes, 2003). Menurut Griffin (2004) salah satu alasan

penilaian kinerja diperlukan untuk

mengukur dampak dari program pelatihan, serta untuk membantu dalam membuat keputusan mengenai kenaikan gaji, career

plan dan pelatihan. PG. Krebet Baru II

merupakan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang bergerak di bidang

agrobisnis berbasis tebu diolah menjadi gula pasir. Karyawan tidak tetap PG. Krebet Baru II terbagi menjadi tiga golongan. Pada stasiun gilingan terdiri dari 49 karyawan kampanye, 7 karyawan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu lainnya (PKWT), dan 30 karyawan borongan.

Peran karyawan di PG. Krebet Baru II sangat penting terutama bagian instalasi, termasuk stasiun gilingan karena bagian tersebut merupakan stasiun pertama yang digunakan untuk memisahkan ampas tebu dan nira Selama ini penilaian karyawan bagian stasiun gilingan cukup sederhana dan hanya sebatas penilaian menggunakan absensi manual berdasarkan kedatangan karyawan. Kriteria yang dipilih kurang rinci, kurang jelas spesifikasi dalam pekerjaan. Bobot semua kriteria dianggap sama. Penilaian kinerja karyawan yang diusulkan yaitu dengan menggunakan

rating scale serta pengelompokkan karyawan berdasarkan kinerja dengan analisis hirarchy cluster. Konsep penilaian kinerja adalah menentukan kompetensi yang sesuai dengan kinerja karyawan, yang dapat mencerminkan kepribadian seseorang dan dapat memprediksi tingkah laku karyawan saat bekerja. Kriteria-kriteria kinerja karyawan tersebut akan dibobotkan dengan menggunakan metode Analytic

Network Process untuk mengetahui kriteria

yang paling berpengaruh pada karyawan bagian instalasi, stasiun gilingan.

Metode Analytic Network Process penting digunakan di PG. Krebet Baru II

Bululawang karena nantinya dapat

mengetahui kinerja karyawan dari hasil

pembobotan. Setelah dilakukan

pembobotan maka akan dilakukan penilaian kinerja karyawan dengan menggunakan

rating scale yang kemudian dilakukan

analisis hirarchy cluster yang berfungsi untuk mengelompokkan karyawan sesuai

dengan nilai pembobotan, sehingga

diketahui performance kerja dari seluruh karyawan tidak tetap stasiun gilingan. Menurut Pravitasari (2009), analisis cluster lebih menitikberatkan pada struktur dan metode pengelompokkan. Tujuan pokok dari analisis kelompok adalah untuk

mengelompokkan objek pengamatan

menjadi beberapa kelompok yang lebih

sederhana berdasarkan tingkat

kehomogenan objek pengamatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di PG. Krebet Baru II yang terletak di Jalan Raya Krebet No. 10 Bululawang, Malang pada bulan Januari 2013 hingga Juni 2013. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang.

Metode untuk pengolahan dan analisis

data dilakukan dengan menggunakan

Analytic Network Process (ANP), rating scale, dan analisis hirarchy cluster. Analytic Network Process (ANP) terdiri

dari tahap pemodelan, tahap pembobotan menghasilkan pembobotan ketertaitan antar

cluster dan node, cluster matrix dan unweighted supermatrix, weighted supermatrix, limiting matrix, dan normalisasi limiting matrix. Rating scale yang digunakan skala 1 sampai 5. Analisis

hirarchy cluster terdiri dari tahapan

perumusan masalah, pemilihan ukuran

jarak, pemiliohan prosedur cluster,

penentuan jumlah cluster, interpretasi hasil

cluster, dan validitas cluster.

Batasan masalah dalam sebuah penelitian dibutuhkan agar permasalahan yang diteliti dapat lebih fokus dan tidak melebar. Batasan masalah pada penelitian ini antara lain jenis kriteria yang digunakan 10 kriteria meliputi. Karyawan yang dinilai

(3)

adalah karyawan tidak tetap bagian stasiun gilingan PG Krebet Baru II Bululawang.

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan

PG Krebet Baru berdiri sejak

pemerintahan Hindia Belanda tahun 1906 dibeli oleh Oei Tiong Ham Concern. Pada

tahun 1964, Departemen Keuangan

Indonesia membentuk PT Perkembangan

Ekonomi Nasional (PPEN) Rajawali

Nusantara Indonesia yang disingkat PT Rajawali Nusantara Indonesia. PG Krebet

Baru selanjutnya berada di bawah

kepengurusan PT Rajawali Nusantara Indonesia. Tahun 1976 dibangun pabrik gula dengan nama PG Krebet Baru II untuk menggantikan pabrik gula yang lama Hal ini disebabkan oleh adanya perbaikan dan pergantian mesin-mesin yang sudah tua.

1. Analytic Network Process (ANP)

Pemilihan kriteria kompetensi Analytic

Network Process (ANP) menggunakan software Super Decions. Kriteria

kompetensi yang digunakan adalah

tanggung jawab (TJ), kerjasama (KS), dan sikap disiplin (SD), dengan 10 subkriteria meliputi : memenuhi target (TJ1), menjaga kelancaran (TJ2), menjaga kebersihan (TJ3), menjalankan mesin (TJ4), membantu

perbaikan mesin (KS1), mengontrol

merawat mesin (KS2), bekerja dengan orang lain (KS3), tingkat kehadiran (SD1), datang dan pulang tepat waktu (SD2), penyelesaian tugas tepat waktu (SD3). Dari beberapa kriteria dapat dibentuk Gambar

metode jaringan penilaian kinerja

berdasarkan kompetensi.

Gambar 1. Metode Jaringan Penilaian

Kinerja Berdasarkan Kompetensi.

Terdapat keterkaitan node di dalam

cluster kompetensi (inner dependence),

selain itu juga terdapat keterkaitan antar

kriteria (node comparison) yang

menghubungkan antar cluster. Terdapatnya

cluster comparison menyebabkan keterkaitan yang terjadi antar node di luar

cluster kompetensi (outer dependence)

seperti tanggung jawab dipengaruhi oleh sikap disiplin dan kerjasama. Tahap selanjutnya adalah pengisian kuesioner oleh mandor dan kepala seksi perusahaan. Menurut Endri (2009) perbandingan berpasangan digunakan untuk mendapatkan prioritas lokal dari elemen-elemen dalam satu cluster dilihat dari cluster induknya. Nilai pembobotan keterkaitan antar node dan cluster ini merupakan nilai rata-rata geometrik pendapat gabungan responden. Perbandingan berpasangan yang dilakukan oleh 2 responden ahli perlu dihitung rata-rata geometrik untuk mendapatkan nilai pendapat gabungan. Menurut Sapto (2008), total bobot prioritas pada tiap kolom dan normalisasi limiting matrix akan sama dengan satu. Normalisasi limiting matrix didapatkan dengan cara membagi nilai limit

matrix tiap kriteria dengan jumlah kriteria

tersebut dalam satu cluster kompetensi, sehingga didapatkan total nilai satu cluster kompetensi sebesar satu. Hasil bobot akhir setiap kriteria kompetensi terdiri dari 3

cluster kompetensi dan 22 node kriteria

kompetensi dengan menggunakan metode ANP dapat dilihat pada Tabel 1.

Pada Tabel 1 menjelaskan bahwa bobot kelompok maupun kriteria kompetensi yang berbeda-beda. Kelompok kompetensi sikap disiplin (0,692) memiliki bobot kelompok kompetensi tertinggi yang meliputi tiga kriteria kompetensi. Penyelesaian tugas tepat waktu (0,341) merupakan kriteris kompetensi dengan bobot tertinggi diantara 10 kriteria kompetensi. PG Krebet Baru II

Bululawang bagian stasiun gilingan

merupakan karyawan produksi yang

dituntut untuk menghasilkan target

produksi 5.127 TCD, sehingga

penyelesaian tugas tepat waktu diperlukan untuk menjaga terget tersebut. Tingkat

kehadiran (0,275) merupakan kriteria

kompetensi tertinggi kedua. PG Krebet Baru II Bululawang mempunyai sanksi

(4)

yang digunakan sebagai sarana untuk menegakkan disiplin kerja karyawan yang

mengandung maksud pokok untuk

membina dan mendidik. Karyawan yang melakukan pelanggaran atau kesalahan akan mendapatkan, surat teguran, Surat Peringatan I,II, III, pemberhentian untuk sementara waktu (skorsing), dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Datang dan pulang tepat waktu (0,076) merupakan kriteria kompetensi terendah dalam kelompok

kompetensi sikap disiplin, karena

perusahaan mengharapkan karyawan yang masuk tidak sekedar hanya absensi yang diinginkan tetapi bekerja tanpa secara serius dan efisien.

Kelompok kriteria kompetensi tanggung

jawab (0,246), terdiri dari kriteria

kompetensi memenuhi target, menjaga

kelancaran, menjaga kebersihan, dan

menjalankan mesin. Memenuhi target (0,109) dan menjaga kelancaran (0,102) mempunyai bobot yang cukup tinggi karena stasiun gilingan merupakan bagian produksi yang merupakan stasiun awal memiliki peranan penting dalam memulai proses. Ketika terdapat permasalahan dalam stasiun gilingan maka proses produksi tidak akan berjalan, serta pemenuhan target diperlukan sebagai prioritas bagian produksi untuk menghasilkan output berupa gula pasir

secara maksimal. Menjalankan mesin

(0,023) tidak mempunyai bobot yang cukup tinggi karena mesin yang digunakan adalah

semi otomastis. Menjaga kebersihan

(0,012) merupakan kriteria kompetensi dengan nilai terendah pada kompetensi tanggung jawab, karena kondisi bersih tidak

menjadikan perbedaan output yang

signifikan. Bahan baku berupa tebu dimasukkan ke dalam mesin pencacah dari alat pengangkut melalui stasiun gilingan, sehingga stasiun ini cenderung kurang bersih.

Kelompok kriteria kompetensi

kerjasama terdiri dari membantu perbaikan mesin, mengontrol merawat mesin, dan bekerja dengan orang lain. Mengontrol merawat mesin (0,037) merupakan kriteria kompetensi terbesar daalam kelompok

kompetensi kerjasama karena stasiun

gilingan merupakan stasiun yang urgent dan stasiun pertama yang menjadi acuan

berjalannya proses produksi, maka

kerjasama untuk mengontrol merawat mesin dibutuhkan agar segera terlaksana.

Bekerja dengan orang lain (0,019)

merupakan merupakan kriteria kompetensi yang mempunyai bobot yang termasuk rendah diantara 10 kriteria kompetensi, hal ini dikarenakan kegiatan pada stasiun gilingan dilakukan dengan mesin semi otomatis sehingga masalah bekerja dengan orang lain dilakukan dengan minimum.

Membantu perbaikan mesin (0,006)

merupakan kriteria kompetensi terendah dari 10 kriteria kompetensi yang ada. PG. Krebet Baru II Bululawang mempunyai tim khusus dalam perawatan mesin di luar dari

karyawan tidak tetap. Tim tersebut

mempunyai jadwal maintenance yang baik, meliputi preventive maintenance yang dilakukan luar masa giling, serta corrective

maintenance yang dilakukan ketika dalam

masa giling, biasanya setiap 2 minggu sekali.

Tabel 1. Bobot Kriteria Kompetensi

No Kompetensi B Bobot Subkriteria Bobot

1 Tanggung jawab 0,246 TJ1 0,109 TJ2 0,102 TJ3 0,012 TJ4 0,023 2 Kerjasama 0,062 KS1 0,006 KS2 0,037 KS3 0,019 3 Sikap Disiplin 0,692 SD1 0,275 SD2 0,076 SD3 0,341 Total 1

Sumber : Data Primer diolah (2013)

2. Rating Scale

Bobot kompetensi dari setiap kriteria kompetensi yang telah didapat dari metode

ANP diaplikasikan dalam penilalaian

kinerja karyawan. Penilaian kinerja

karyawan dilakukan oleh 2 orang responden ahli yaitu kepala seksi dan mandor stasiun gilingan. Karyawan tidak tetap yang dinilai sejumlah 86 orang yang terbagi atas

(5)

karyawan kampanye, karyawan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), dan

karyawan borongan. Masing-masing

karyawan tidak tetap dinilai berdasarkan 10 kriteria berdasarkan kompetensi dengan skala penilaian rating scale 1 sampai 5, keterangan disajikan pada Tabel 3. Hasil nilai dari setiap kriteria yang didapat dikalikan dengan bobot tiap kriteria kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai total kompetensi.

Tabel 3. Skala Penilaian Kinerja Skala Penilaian Keterangan 1 2 3 4 5 Sangat Jelek Jelek Sedang Baik Sangat Baik Sumber : Nurmianto (2006)

Perhitungan penilaian kinerja adalah

sebagai berikut (Nurmianto 2006): Skor = bobot x nilai keterangan:

Skor : penilaian kriteria kinerja

Bobot : nilai numerik dari perbandingan antar kriteria penilaian

nilai : skala penilaian

Hasil rata-rata penilaian karyawan tidak tetap tersebut dikalikan dengan bobot kriteria masing-masing sehingga didapatkan

hasil penilaian kompetensi setelah

dibobotkan. Dari hasil penilaian kompetensi tersebut dibutuhkan suatu pengelompokkan untuk menentukan performance karyawan tidak tetap dengan menggunakan metode

hirarchy cluster. Jumlah karyawan yang

digunakan dalam penelitian ini sejumlah 86 karyawan, sehingga kurang efektif apabila dilakukan peringkatan dan membutuhkan waktu yang lama. Hal ini yang mendasari

dilakukan analisis cluster untuk

memudahkan mengetahui performance

karyawan dengan efisien dan efektif.

3. Analisis Hirarchy Cluster a. Perumusan Masalah

Langkah awal yang dilakukan adalah penentuan variabel yang digunakan dalam

penelitian. Variabel yang digunakan

berjumlah sepuluh. Dalam analisis cluster juga harus dilakukan penentuan skala pengukuran untuk masing-masing variabel. Proses pengelompokkan terlebih dahulu

harus dilakukan standarisasi dengan

menggunakan sofware SPSS. Selanjutnya akan diketahui hasil korelasi. Terdapat hubungan korelasi antar variabel sehingga perlu dilakukan analisis komponen utama. Variabel memenuhi target (TJ1), menjaga kelancaran (TJ2), menjaga kebersihan (TJ3), menjalankan mesin (TJ4), membantu

perbaikan mesin (KS1), mengontrol

perawatan mesin (KS2), bekerja dengan orang lain (KS3), tingkat kehadiran (SD1), datang dan pulang tepat waktu (SD2), penyelesaian tugas tepat waktu (SD3).

Tabel 3. Korelasi Antar Variabel No Variabel Pearson Correlation Korelasi 1 TJ1 dan TJ3 0.399 Lemah 2 TJ1 dan SD1 0.487 Lemah 3 TJ2 dan KS1 0.348 Lemah 4 TJ2 dan KS3 0.469 Lemah 5 TJ3 dan SD2 0.357 Lemah 6 TJ3 dan SD3 0.454 Lemah 7 KS2 dan KS3 0.285 Lemah 8 KS3 dan SD1 0.342 Lemah 9 TJ1 dan TJ2 0.501 Sedang 10 TJ1 dan KS2 0.718 Sedang 11 TJ1 dan SD3 0.647 Sedang 12 TJ2 dan KS2 0.603 Sedang 13 TJ2 dan SD1 0.595 Sedang 14 TJ2 dan SD3 0.551 Sedang 15 TJ3 dan KS1 0.587 Sedang 16 TJ3 dan KS3 0.513 Sedang 17 KS1 dan SD2 0.660 Sedang 18 KS2 dan SD1 0.501 Sedang 19 KS2 dan SD3 0.589 Sedang 20 KS3 dan SD2 0.631 Sedang 21 SD1 dan SD3 0.502 Sedang 22 KS1 dan KS3 0.939 Kuat

Sumber : Data Primer diolah (2013)

Kebebasan antar variabel mutlak

diperlukan dalam perhitungan analisis

cluster, dengan demikian perlu dilakukan

(6)

kebebasan antar variabel. Analisis korelasi antar variabel disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 terlihat ada beberapa

hubungan korelasi. Menurut Siagian

(2006), nilai pearson correlation 0 berarti tidak ada hubungan korelasi, nilai 0-0,5 korelasi lemah, nilai 0,5-0,8 artinya korelasi sedang, nilai 0,8-1 artinya korelasi kuat, dan nilai 1 berarti korelasi sempurna. Pada Tabel 2 dapat diketahui ada beberapa hubungan korelasi kuat, korelasi sedang, dan korelasi lemah. Korelasi kuat yaitu hubungan antara membantu perbaikan mesin (KS1) dengan bekerja dengan orang lain (KS3) dengan nilai korelasi 0,939. Korelasi sedang terdapat 13 korelasi yang saling berhubungan antar variabel. Hasil korelasi sedang mempunyai nilai yang berdekatan yaitu antara 0,501 sampai 0,718. Korelasi lemah terdapat 8 korelasi yang berhubungan, dengan rentang nilai korelasi antara 0,285 sampai 0,487.

b. Pemilihan Ukuran Jarak

Syarat untuk melakukan analisis cluster yaitu variabel yang saling bebas. Sebelum melakukan analisis cluster maka digunakan analisis dengan menggunakan analisis komponen utama, sehingga memenuhi dua syarat untuk menentukan jarak Pearson, yaitu tidak terdapat korelasi dan memiliki satuan pengukuran yang sama. Menurut Santoso (2010), angka korelasi 0 berarti tidak terdapat hubungan sama sekali antara variabel yang satu dengan yang lainnya. Berdasarkan hasil variabel yang baru diperoleh matriks jarak, maka proses pengelompokan dapat dilakukan.

c. Pemilihan Prosedur Cluster

Prosedur cluster yang digunakan adalah hirarki cluster. Metode hirarki dipilih karena cluster yang terbentuk alami, cakupannya luas, serta mempunyai banyak pilihan metode yang dapat digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah agglomeration schedule dengan

linkage methods. Linkage methods yang

dipilih menggunakan pautan rata-rata

(average linkage). Average linkage dipilih karena jarak yang digunakan adalah jarak rata-rata antar semua pasangan objek, tidak hanya jarak maksimum atau minimum.

Hasil agglomeration schedule merupakan hasil proses pengelompokan dengan metode

between group linkage atau average linkage. Sifat pengelompokkan agglomerative schedule adalah bottom up

artinya setiap pengamatan dimulai dari

clusternya masing-masing, sehingga pada

awal analisis terdapat n cluster, di mana n=jumlah pengamatan, lalu setiap cluster dipasangkan sehingga menghasilkan jumlah

cluster yang lebih sedikit. Pada

agglomeration schedule muncul cluster 1

dan cluster 2 yang menunjukkan pasangan

cluster awal (pengamatan) yang digabungkan, yang ditunjukkan dalam table

cluster combined. Menurut Supranto (2010), kolom stage cluster first appear menunjukkan tahapan pada saat di mana suatu cluster pertama terbentuk. Contohnya

pada stage ke-4 yang merupakan

penggabungan pengamatan 20 dan 34, stage

clusters first mengandung angka 1 pada cluster 1 artinya salah satu dari dua

pengamatan tersebut pernah muncul

sebelumnya pada stage 1 sebagai cluster 1. Kemudian pada kolom next stage muncul angka 27, artinya salah satu pengamatan yang ada di stage 4 akan muncul lagi di

stage 27. Setiap stage menunjukkan

penggabungan dua pengamatan yang

memiliki kemiripan. Kemiripan ini

ditunjukkan oleh nilai coefficient. Metode

agglomerasi yang digunakan pada

pengelompokkan karyawaan berdasarkan

hasil penilaian kinerja berdasarkan

kompetensi yaitu dengan menggunakan metode pautan rata-rata (average linkage) akan menghasilkan dendogram.

d. Penentuan Jumlah Cluster

Dendogram berguna untuk menunjukkan

anggota cluster yang terbentuk.

Pemotongan dendogram didasarkan pada jarak penggabungan terbesar. Dendogram dapat digunakan untuk menunjukkan

kelompok-kelompok yang terbentuk.

Hanya, pada dendogram bentuknya berupa garis-garis, agar lebih mudah memahami. Penentuan jumlah cluster dapat dilakukan berdasarkan hasil yang didapatkan pada dendogram maka tampak bahwa dari data-data yang dianalisis akan tergabung menjadi satu kelompok, dapat dilihat pada

(7)

Gambar 2. Selain itu, menentukan jumlah

cluster yang terbentuk, yaitu dengan cara

melihat nilai selisih coefficient terbesar.

e. Interpretasi Hasil Cluster

Berdasarkan Gambar 2, dapat diketahui pengelompokkan yang dihasilkan beserta

perincian anggota kelompok yang

menunjukkan anggota untuk masing-masing kelompok. Dapat diketahui bahwa dari anggota cluster I 19 karyawan tidak tetap, pada cluster II terdiri dari 67 karyawan tidak tetap.

Gambar 2. Dendogram Average Linkage C A S E 0 5 10 15 20 25 Label Num +---+---+---+---+---+ Ns 20 ─┐ Mm 44 ─┼───┐ St 34 ─┘ ├───┐ Ar 40 ─────┘ ├─┐ Mk 29 ───┬───┐ │ │ Hs 80 ───┘ ├─┘ │ Sa 86 ───────┘ │ Dr 30 ─────┬─────┤ Hr 43 ─────┘ ├─┐ Su 38 ─┬─────┐ │ │ Ec 66 ─┘ │ │ │ Mb 24 ─┬─┐ ├───┘ │ Zl 54 ─┘ ├─┐ │ ├─┐ As 19 ───┘ ├─┘ │ │ Ep 75 ─────┤ │ │ Fd 78 ─────┘ │ │ Ah 45 ─────────────┘ ├─┐ Hd 36 ───┬─┐ │ │ At 52 ───┘ │ │ │ As 27 ─────┼─────┐ │ │ Ad 18 ─────┘ ├───┘ │ Bd 26 ─────┬─────┘ ├─────┐ Tt 47 ─────┘ │ │ Aw 67 ───┬───┐ │ │ Am 69 ───┘ ├─┐ │ │ Ay 76 ───────┘ ├─────┐ │ ├───┐ Sm 35 ─────────┘ ├─┘ │ │ Mt 74 ───────────────┘ │ │ An 51 ───┬───────────────┐ │ │ Ar 84 ───┘ │ │ │ Sy 13 ─────┬───┐ ├───┘ │ Sw 39 ─────┘ ├───┐ │ │ Dp 70 ─────┬───┘ │ │ ├───┐ Sy 71 ─────┘ ├─────┘ │ │ Wk 22 ───┬───┐ │ │ │ Sq 37 ───┘ ├─┐ │ │ │ Sw 28 ───────┘ ├───┘ │ │ Ms 82 ─────────┘ │ │ Ws 72 ─────┬───────┐ │ │ Mh 83 ─────┘ ├─────────────┘ │ Sw 25 ─────────────┘ │ At 10 ─────┬───┐ │ Ek 79 ─────┘ ├─────────┐ │ Br 81 ─────────┘ ├───────────┤ Jf 23 ───────┬───┐ │ ├─┐ Ma 77 ───────┘ ├───────┘ │ │ Da 42 ───────────┘ │ │ Pm 12 ───────┬───────┐ │ │ Kd 14 ───────┘ ├─────────┐ │ │ Mr 48 ─────┬───────┐ │ │ │ │ Hk 56 ─────┘ ├─┘ │ │ │ Sy 21 ─────────────┘ ├─────┘ │ St 11 ─────┬───┐ │ ├─┐ Sd 16 ─────┘ ├─────┐ │ │ │ Ap 73 ─────────┘ ├─────────┘ │ │ Bs 15 ───────────────┘ │ │ Md 32 ───┬─┐ │ │ Mn 68 ───┘ ├─────┐ │ │ Nh 31 ─────┘ ├─┐ │ ├─┐ Al 17 ───────┬───┘ ├─────────────┐ │ │ │ Mn 41 ───────┘ │ │ │ │ │ St 33 ─────────────┘ ├─────┘ │ │ Sg 50 ─────┬───────────┐ │ │ ├───────────┐ Am 85 ─────┘ ├─────────┘ │ │ │ Rk 9 ─────────────────┘ │ │ │ Ak 53 ───────────────────────────────────┘ │ │ Mk 8 ─────────────────────────────────────┘ │ Ss 7 ───────────┬─────────┐ │ Aa 65 ───────────┘ │ │ Ts 61 ─┐ │ │ Yf 62 ─┤ │ │ Af 5 ─┤ │ │ Nk 59 ─┼─┐ │ │ As 58 ─┤ │ │ │ Gw 2 ─┤ │ ├─────┐ │ Dd 57 ─┘ │ │ │ │ Md 1 ───┼─┐ │ │ │ Sy 4 ───┤ │ │ │ │ Nr 6 ───┘ ├─────────┐ │ │ │ Sh 49 ─┬─┐ │ │ │ ├─────────────────────┘ Di 60 ─┘ │ │ │ │ │ Mf 63 ───┼─┘ │ │ │ Dy 3 ───┘ ├─────┘ │ Ek 64 ───────────────┤ │ Sr 46 ───────────────┘ │ Rf 55 ───────────────────────────┘

Sumber : Data primer diolah (2013)

Untuk melakukan identifikasi

karakteristik setiap cluster dilakukan

analisis deskriptif. Berikut merupakan penjabaran anggota kelompok.

1. Anggota cluster I : Ts, Md, Yf, As, Gw, Dd, Mf, Af, Dy, Sy, Sh, Nr, Di, Ek, Aa, Ss, Sr, Kd.

2. Anggota cluster II: Hk, Rf, Pm, Sg, Mk, Mr, Sy, Mt, Ah, Sd, Rk, Al, Hr, Ad, Su, Nh, Sw, Tt, Ec, An, At, Bs, Da, Ay, Dr, Md, Sm, Mm, Ns, Bd, St, As, Mh, Hd, Am, Jf, Ar, Mk, St, Ak, Zl, Mn, So, St, Sw, Ws, Mb, Ep, At, Ap, Mn, Ma, Ek, As, Fd, Br, Ms, Sw, Sy, Wk, Hs, Am, Sa, Sq, Aw, Dp, Ak

Cluster I yaitu karyawan yang tergolong

mempunyai disiplin tinggi dalam bekerja. Sikap disiplin juga mempunyai bobot tertinggi daripada tanggung jawab dan kerjasama. Karyawan tidak tetap PG. Krebet Baru II Bululawang berjumlah 86 orang. Cluster I terdiri dari 19 karyawan, yang terdiri dari 8 orang karyawan kampanye, 2 orang PKWT, dan 9 orang karyawan borongan. Cluster II terdiri dari 67 karyawan yang terdiri dari 41 karyawan kampanye, 5 orang karyawan PKWT, dan 21 orang karyawan borongan.

Cluster II umumnya karyawan yang mempunyai tingkat sikap disiplin rendah, sehingga perusahaan perlu membuat suatu tindakan yang dapat meningkatkannya. Salah satu caranya adalah memberikan

punistment apabila datang dan pulang tidak

tepat waktu, serta akan diberlakukan absensi secara sidik jari, sehingga karyawan harus datang dan melakukan absensi sendiri. Karyawan tidak tetap pada cluster I mempunyai rentang nilai antara 4,927 sampai 3,673, sehingga karyawan yang berada pada cluster I merupakan karyawan

high performance. Pada cluster II merupakan karyawan low performance mempunyai rentang nilai antara 3,672 sampai 2,959.

f. Validitas Cluster

Validitas sebagai langkah pengujian yang dilakukan terhadap hasil. Tujuannya untuk mengukur ketepatan yang digunakan dalam penelitian, serta agar data yang diperoleh bisa sesuai dengan tujuan

(8)

diadakanya pengelompokkan. Validitas

cluster dapat dilakukan dengan menggunakan ukuran jarak dan metode yang berbeda dalam melakukan clustering. Metode yang digunakan adalah ward’s

method dengan euclidean distance.

Menurut Simamora (2005), metode yang terbaik dalam hirarki cluter adalah average

linkage dan ward’s method. Selisih

coeffisient terbesar terletak di antara stage

84 dan 85. Besarnya selisih coefficient

adalah 33,259 sehingga berdasarkan

pengelompokkan yang dihasilkan terdiri dari 2 cluster.

Gambar 3. Dendogram Ward’s Method

C A S E 0 5 10 15 20 25 Label Num +---+---+---+---+---+ Ns 20 ─┐ Mm 44 ─┤ St 34 ─┤ Ar 40 ─┼─┐ Tt 47 ─┤ │ St 33 ─┤ │ Ah 45 ─┘ ├─┐ Jf 23 ─┐ │ │ Ma 77 ─┤ │ │ Da 42 ─┼─┘ │ Dr 30 ─┤ │ Hr 43 ─┤ │ Sw 25 ─┤ │ Sa 86 ─┘ │ Sg 50 ─┬─┐ │ Am 85 ─┘ │ │ Nh 31 ─┐ ├─┤ Mn 68 ─┼─┤ │ Md 32 ─┘ │ │ Al 17 ─┐ │ ├───┐ Mn 41 ─┼─┘ │ │ Rk 9 ─┤ │ │ Sr 46 ─┘ │ │ Pm 12 ─┐ │ │ Mr 48 ─┤ │ │ Hk 56 ─┤ │ │ Sy 21 ─┼───┤ │ Kd 14 ─┘ │ │ Ss 7 ─┬─┐ │ │ Aa 65 ─┘ ├─┘ │ Ek 64 ───┘ │ Bd 26 ─┐ │ Hd 36 ─┤ │ As 27 ─┤ │ At 52 ─┼─┐ ├───┐ Ad 18 ─┤ │ │ │ Mt 74 ─┘ │ │ │ Mk 29 ─┐ ├───┐ │ │ Hs 80 ─┼─┤ │ │ │ Fd 78 ─┘ │ │ │ │ Su 38 ─┐ │ │ │ │ Ec 66 ─┤ │ │ │ │ Mb 24 ─┤ │ │ │ │ Zl 54 ─┼─┘ │ │ │ As 19 ─┤ │ │ │ Ep 75 ─┘ │ │ │ St 11 ─┐ │ │ │ Sd 16 ─┼─┐ │ │ │ Bs 15 ─┘ │ │ │ │ Wk 22 ─┐ │ ├─┘ │ Sq 37 ─┤ │ │ │ Ap 73 ─┼─┤ │ ├─────────┐ Ms 82 ─┘ │ │ │ │ Sy 13 ─┐ │ │ │ │ Sw 39 ─┤ │ │ │ │ Sy 71 ─┼─┼─┐ │ │ │ Dp 70 ─┘ │ │ │ │ │ Ws 72 ─┐ │ │ │ │ │ Mh 83 ─┤ │ │ │ │ │ Sm 35 ─┼─┤ │ │ │ │ Aw 67 ─┤ │ │ │ │ │ Am 69 ─┤ │ ├─┘ │ ├─────────────────────────┐ Ay 76 ─┘ │ │ │ │ │ An 51 ─┐ │ │ │ │ │ Ar 84 ─┼─┘ │ │ │ │ Sw 28 ─┤ │ │ │ │ Ek 79 ─┤ │ │ │ │ Br 81 ─┘ │ │ │ │ At 10 ─────┘ │ │ │ Ak 53 ─────────┬───┘ │ │ Rf 55 ─────────┘ │ │ Mk 8 ───────────────────────┘ │ Sy 4 ─┐ │ Nr 6 ─┤ │ Af 5 ─┼─┐ │ Dd 57 ─┤ │ │ Nk 59 ─┤ │ │ Gw 2 ─┤ │ │ Md 1 ─┘ ├─────────────────────────────────────────────┘ Ts 61 ─┐ │ Yf 62 ─┼─┤ As 58 ─┘ │ Sh 49 ─┐ │ Mf 63 ─┤ │ Dy 3 ─┼─┘ Di 60 ─┘

Sumber : Data Primer diolah (2013

Berdasarakan dendogram yang disajikan dalam Gambar 3 dapat diketahui jumlah

cluster yang terbentuk juga menunjukkan 2

cluster. Dapat diketahui bahwa dari anggota cluster I terdiri dari 14 karyawan tidak

tetap, pada cluster II terdiri dari 72 karyawan tidak tetap. Untuk melakukan identifikasi karakteristik setiap cluster dilakukan analisis deskriptif. Berikut merupakan penjabaran anggota kelompok. 1. Anggota cluster I : Ts, Md, Yf, As, Gw,

Dd, Mf, Af, Dy, Sy, Sh, Nr, Di

2. Anggota cluster II: Ek, Aa, Ss, Sr, Kd, Hk, Rf, Pm, Sg, Mk, Mr, Sy, Mt, Ah, Sd, Rk, Al, Hr, Ad, Su, Nh, Sw, Tt, Ec, An, At, Bs, Da, Ay, Dr, Md, Sm, Mm, Ns, Bd, St, As, Mh, Hd, Am, Jf, Ar, Mk, St, Ak, Zl, Mn, So, St, Sw, Ws, Mb, Ep, At, Ap, Mn, Ma, Ek, As, Fd, Br, Ms, Sw, Sy, Wk, Hs, Am, Sa, Sq, Aw, Dp, Ak.

Hasil cluster dengan menggunakan

ward’s method terbentuk 2 cluster, yang

dilihat berdasarkan dendogram serta

agglomeration schedule. Hasil pengelompokkan karyawan antara average

linkage method mempunyai perbedaan

dengan ward’s method karena perbedaan

rumus dan pendekatan cluster yang

digunakan. Hasil ward’s method, cluster I terdiri dari 14 karyawan yang meliputi 6 orang karyawan kampanye, 1 orang PKWT, dan 7 orang karyawan borongan. Cluster II terdiri dari 72 karyawan yang meliputi 43 karyawan kampanye, 6 orang karyawan PKWT, dan 23 orang karyawan borongan.

Rentang nilai pada ward’s method

mempunyai perbedaan dengan average

linkage method, untuk cluster I mempunyai

rentang nilai antara 4,927 sampai 4,308, sehingga karyawan yang berada pada

cluster I merupakan karyawan high

performance. Pada cluster II merupakan

karyawan low performance mempunyai rentang nilai antara 4,307 sampai 2,958. Hasil ward’s method dan average linkage terdiri dari karyawan tidak tetap yang terdiri dari karyawan kampanye, PKWT, dan borongan.

Karyawan yang memiliki nilai tertinggi adalah Ts yang merupakan karyawan borongan, sehingga PG. Krebet Baru II

(9)

mengutamakan tingkatan karyawan sebagai patokan jenjang karir karyawan tidak tetap menjadi karyawan tetap. Terdapat 10 kriteria kompetensi yang menjadi dasar penilaian, dengan rentang nilai 5,000 sampai 3,673 untuk high performance dan 3,672 sampai 1,000 untuk low performance. Metode yang disarankan digunakan dalam menentukan cluster adalah average linkage, karena metode tersebut merupakan bagian dari linkage method dan menggunakan jarak rata-rata sebagai penentu cluster.

Hasil dari analisis cluster dengan

menggunakan average linkage dan ward’s

method memberikan hasil pengelompokkan

yang sama, yaitu terbentuk dua cluster, sehingga hasil tersebut menyatakan valid.

Karyawan yang termasuk cluster I

diharapkan mendapatkan reward yang dapat memberikan motivasi lebih kepada

karyawan lainnya untuk dapat

meningkatkan performance agar lebih baik lagi. Selama ini karyawan di PG Krebet Baru II Bululawang setelah masa giling mendapat insentif berupa gula pasir dengan cara (jumlah hari giling/30)x 8 kg.

Karyawan yang termasuk cluster II

merupakan karyawan yang mempunyai sikap disiplin yang cukup rendah, sehingga peraturan yang sudah tertulis dalam buku Perjanjian Kerja Bersama (PKB) PT. PG. Rajawali I unit PG Krebet Baru mengenai sikap disiplin hendaknya dilaksanakan dan dilakukan dengan tegas. Terdapat beberapa peringatan diantaranya surat teguran, Surat Peringatan I,II, III, pemberhentian untuk sementara waktu (skorsing), dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Surat teguran diberikan kepada

karyawan apabila tidak masuk kerja 1 hari dalam satu bulan tanpa surat ijin, datang terlambat 2 hari dalam seminggu atau 4 hari dalam sebulan tanpa alasan yang wajar, memberikan tanda kehadiran orang lain, meninggalkan tempat kerja pada jam kerja tanpa ijin atau mengurangi efisiensi waktu kerja, menolak tugas dan bekerja sama menyelesaikan pekerjaan dengan teman atau atasan tanpa alasan yang jelas. Surat Peringatan I diberikan kepada karyawan

yang telah mendapat teguran dalam

tenggang watu 6 bulan, serta melakukan perbuatan yang sama. Surat Peringatan II diberikan kepada karyawan yang tidak masuk kerja 3 hari dalam 1 bulan tanpa ijin resmi serta mengabaikan tugas pekerjannya, telah diberikan Surat Peringatan I dan dalam masa berlakunya Surat Peringatan I karyawan melakukan pelanggaran lagi. Surat Peringatan III diberikan kepada karyawan yang tidak masuk kerja selam 4 hari dalam satu bulan tanpa ijin resmi, telah diberi Surat Peringatan I atau Surat Peringatan II dan dalam masa berlakunya

Surat Peringatan tersebut melakukan

pelanggaran lagi. Skorsing diberikan kepada karyawan yang terlibat suatu pelanggaran berat (melakukan perbuatan asusila, meminum minuman keras dalam perusahaan, membawa gambar teknik atau dokumen yang menjadi rahasia perusahaan, keluar dari lingkungan perusahaan tanpa ijin) yang secara yuridis formal belum dibuktikan dan atau yang mendapatkan Surat Peringatan III. PHK diberikan kepada karyawan yang melakukan kejahatan, di dalam maupun di luar perusahaan dan sudah mempunyai kekuatan hukum.

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Analisis kinerja karyawan tidak tetap

pada PG. Krebet Baru II Bululawang menggunakan tiga kompetensi penilaian yaitu tanggung jawab, kerja sama, dan sikap disiplin dengan menggunakan metode ANP.

2. Kriteria yang secara berurutan dari bobot yang tertinggi hingga bobot terendah adalah sikap disiplin (0,692), tanggung jawab (0,246), dan kerjasama (0,062). Perolehan bobot parameter, subkriteria yang mendapat tiga bobot tertinggi adalah penyelesaian tugas tepat

waktu (0,341), tingkat kehadiran

(0,275), memenuhi target (0,109). 3. Nilai kinerja karyawan didapatkan dari

perkalian bobot dan nilai, skor tertinggi adalah 4,927, sedangkan skor terendah adalah 2,959. Hasil cluster karyawan tidak tetap terbagai atas dua cluster,

(10)

yaitu high performance dan low performance. Rentang nilai karyawan

untuk high performace adalah antara 4,927 sampai 3,673, sedangkan untuk

low performance adalah antara 3,672

sampai 2,959. Karyawan yang

mempunyai nilai tertinggi adalah Ts yang merupakan karyawan borongan dengan skor 4,927.

DAFTAR PUSTAKA

Endri. 2009. Permasalahan Pengembangan Sukuk Korporasi di Indonesia

Menggunakan Metode Analytic

Network Process (ANP). Jurnal

Keuangan dan Perbankan, Volume 13 No 3: 359-372.

Gomes, F. 2003. Manajemen Sumber Daya

Manusia. Penerbit Andi.

Yogyakarta.

Griffin, R. 2004. Management. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Nurmianto, E. Dan Siswanto, N. 2006.

Perancangan Penilaian Kinerja

Karyawan Berdasarkan Kompetensi

Spencer dengan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus di

Sub Dinas Pengairan, Dinas

Pekerjaan Umum, Kota

Probolinggo). Jurnal Teknik

Industri ITS. 8(1): 40-53.

Pravitasari, A. A. 2009. Penentuan Banyak Kelompok dalam Fuzzy C-Means

Cluster Berdasarkan Proporsi Eigen Value dari Matriks Similarity dan

Indeks XB (Xie dan Beni).

Prosiding ISBN: 978-979-16353-3-2. Universitas Padjajaran Bandung. 623-632.

Santoso, S. 2010. Statistik Nonparametik.

PT Elex Media Komputindo.

Gramedia. Jakarta: 220.

Sapto. 2008. Aplikasi Analytic Network Process pada Perancangan Sistem

Pengukuran Kinerja dengan

Menggunakan Metode Balanced

Scorecard. Jurnal Teknik Industri, Vol 9 No 2: pp 138.

Siagian, D. 2006. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Simamora, B. 2005. Analisis Multivariat Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Supranto. 2010. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jakarta: Rineka Cipta: 141-170.

Gambar

Gambar  2.  Selain  itu,  menentukan  jumlah  cluster  yang  terbentuk,  yaitu  dengan  cara   melihat nilai selisih coefficient terbesar

Referensi

Dokumen terkait

Pada bagian ini, akan dianalisis tentang perkembangan artikel technopreneur di Indonesia dari dekade ke dekade, namun data dalam Scopus menunjukkan bahwa Indonesia

Hasi da euskaraz hitz egiten(esaldi luzeak) - Noiz?: Klasean dagoenean saiatzen da, galdera zuzenak egiten zaizkionean eta beharrak adierazi behar dituenean?. - Norekin?:

Tahap analisis kebutuhan merupakan tahap awal pada suatu penelitian tahap ini dilakukan dengan melihat latar belakang dari penelitian, kemudian melihat batasan

Inflasi terjadi pada enam subkelompok yaitu Subkelompok Ikan yang Diawetkan sebesar 3 persen; Subkelompok Telur, Susu dan hasil-hasilnya sebesar 0,25 persen; Subkelompok

Sedangkan faktor-faktor eksternal meliputi: cahaya UV (200-300 nm) dari radiasi matahari (Cahaya UV- A, UV-B), radiasi frekuensi lainnya, termasuk foto sinar-x dan sinar

lumpur aktif merupakan endapan lumpur yang berasal dari air limbah yang telah mengalami pemberian udara (aerasi) secara teratur, sedangkan Benefield dan Randal (1980),

Drainase adalah sesuatu yang dimanfaatkan untuk mengalirkan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu kawasan agar tidak terjadi banjir atau genangan pada

Melalui pendekatan-pendekatan di atas proses belajar mengajar akan dapat menciptakan suasana yang lebih menyenangkan serta akan menciptakan peserta didik yang lebih kreatif dan