• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas tentang kompetisi sepakbola antar kampung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas tentang kompetisi sepakbola antar kampung."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penelitian ini membahas tentang kompetisi sepakbola antar kampung. Pilihan terhadap fokus penelitian ini disebabkan sepakbola merupakan cabang olahraga yang paling banyak diminati oleh manusia sekarang ini.Sepakbola yang pada awalnya merupakan salah satu cabang olahraga secara lambat laun berubah menjadi salah satu profesi. Selain itu, sepakbolabukan hanya sekedar olahraga saja, tetapi telah menjadi sebuah industri. Akan tetapi, kompetisi sepakbola yang kita saksikan saat ini seringkali dimulai dari suatu kompetisi lokal, yang sering disebut kompetisi antar kampung atau tarkam.

Tarkam adalah suatu ajang pertandingan yang merupakan kepanjangan dari tarikan kampung atau antar kampung. Dari beberapa cabang olahraga yang dikompetisikan antar kampung, ternyata sepakbola tetap mendominasi warga di lokasi penelitian ini. Hal ini disebabkan dalam pertandingan sepakbola antar kampung tidak hanya melibatkan pemain lokal tetapi juga pemain sepakbola tingkat Pelatda, tingkat Kabupaten, bahkan melibatkan pemain nasional.

Kompetisi sepakbola antar kampung biasanya dilaksanakan pada saat menjelang peringatan hari kemerdekaan RI dimulai pada sekitar bulan Juni dan Juli setiap tahunnya. Dalam proses pelaksanaan kompetisi sepakbola ini sebagian besar masyarakat ikut berpartisipasi sebagai penyumbang dana, menjual berbagai jenis makanan dan minuman di seputaran lapangan sepakbola, bahkan ada diantaranya menjadikan pertandingan sepakbola sebagai ajang perjudian.

(2)

Pada masa-masa menjelang pemilu, partai politik memanfaatkan kompetisi sepakbola antar kampung sebagai ajang kampanye dengan cara mendanai pertandingan sepakbola tersebut, dengan harapan masyarakat mengetahui siapa dan partai mana yang memberi dana kompetisi.

Selain politik, pemain sepakbola profesional juga ikut berpartisipasi di dalam kompetisi sepakbola antar kampung ini. Kompetisi sepakbola antar kampung menjadi sebuah tantangan bagi para pemain sepakbola. Selain mendapatkan tantangan bermain di kampung orang juga menjadi tantangan mendapatkan permainan yang sedikit jauh dari permainan sepakbola yang sebenarnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat sekarang ini gaji dari pemain sepakbola yang tingkatannya sudah bermain di kompetisi nasional terkadang masih terhambat dalam pembayaran terhadap pemain. Hal ini yang menyebabkan para pemain mencari solusi lain dalam pemenuhan kebutuhan materi dan kompetisi sepakbola antar kampung merupakan salah satu solusi terbaik karena sejalan dengan profesi mereka sebagai pemain sepakbola. Pemain yang bermain di kompetisi sepakbola antar kampung biasanya akan mendapatkan bayaran setiap pertandingannya, berbeda pada saat pemain berada di dalam kompetisi nasional yang pembayarannya bersifat kontrak yang akan dilunasi tiap tahunnya. Hal ini yang menyebabkan para pemain mencari solusi untuk mendapatkan uang yang sifatnya relative cepat yaitu bermain di dalam kompetisi sepakbola antar kampung.

Di dalam pelaksanaan kompetisi sepakbola antar kampung juga ada masyarakat yang ikut berpartisipasi sebagai pedagang yang memanfaatkan kompetisi sepakbola antar kampung ini menjadi salah satu waktu yang tepat

(3)

untuk berdagang. Pada saat berlangsungnya kompetisi sepakbola antar kampung ini banyak masyarakat yang hadir di lapangan sepakbola yang secara otomatis memberikan keuntungan bagi pedagang yang memanfaatkan situasi kompetisi sepakbola antar kampung. Masyarakat akan merasa lebih nyaman menyaksikan pertandingan sepakbola jika diselingi dengan jajanan yang ada di sekitar lapangan sepakbola tempat berlangsungnya kompetisi sepakbola antar kampung.

Kompetisi sepakbola antar kampung juga tidak lepas dari apa yang dinamakan judi. Masyarakat yang ikut berpartisipasi di dalam kompetisi sepakbola antar kampung juga memanfaatkan sebagai salah satu sarana permainan judi. Karena menurut Kartini perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan suatu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai, dengan menyadari adanya risiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwa peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan, dan kejadian kejadian yang tidak atau belum hasilnya (Kartono,1992: 56). Sedangkan Undang Undang Hukum Pidana, mengartikan perjudian sebagai tiap-tiap permainan yang kemungkinannya akan menang pada umumnya tergantung pada untung untungan saja, juga kalau kemungkinan bertambah besarkarena pemain lebih pandai atau lebih cakap. Main judi mengandung juga segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya (Hamzah, 1986: 154).

Judi ada di dalam kompetisi sepakbola antar kampung mendorong hal lain yang menuntut untuk mendapatkan sesuatu yang dianngap bernilai dengan berbagai cara yang diantaranya ialah bersifat mistik1

1

Dapat dilihat dari

.Meditasi merupakan salah

(4)

satu hal yang wajar dilakukan di dalam sepakbola antar kampung. Secara umum meditasi diartikan sebagai suatu daya pemusatan batin percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk tujuan kesempurnaan hidup manusia, baik secara rohani maupun jasmani. Psikolog David Orme Johnson (1973), menemukan bahwa orang yang mempraktekkan meditasi menunjukkan “Greater autonomic stability” yang amat bermanfaat terhadap stabilitas penampilan seseorang dalam tugas sehari-hari (Gunarsa, 1989: 272). Dengan mengkaji suatu kompetisi sepakbola antar kampung dilihat dari sudut pandang antropologi, diharapkan mengetahui dampak positif dan negative dari kompetisi sepakbola antar kampung.

1.2. Tinjauan Pustaka

Sepakbola adalah olahraga menggunakan bola yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang. Memasuki abad ke-21, olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di 200 negara, yang menjadikannya olahraga paling populer di dunia2

Dilihat dari subjek sepakbola adalah manusia untuk itu peneliti mencoba untuk memahami dan mengerti pelaku sepakbola. Memang pada dasarnya seorang pemain sepakbola wajib hukumnya untuk memiliki jasmani yang sehat dan tentu

.

Motto Olahraga Nasional, “memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat”, merupakan konsep operasional untuk mewujudkan secara nyata pembangunan manusia seutuhnya sekaligus menjadi konsep pendidikan jasmani dan olahraga Indonesia (Gunarsa. Singgih dkk. 1989: 87).

(5)

saja kuat. Harapan tersebut akan tercapai apabila sebuah klub dapat menerapkan latihan fisik yang mencukupi baik dari segi kuantitas, maupun kualitasnya. Maksud dari pernyataan tersebut adalah latihan fisik bukan hanya harus rutin, tetapi juga harus variatif dan menyenangkan. Akan tetapi dalam olahraga, khususnya sepakbola, bukan sisi jasmani saja yang berpengaruh, melainkan juga faktor psikologi pemain. Jika kita lihat, faktor psikologi banyak diremehkan oleh seorang atlet atau bahkan pelatih sepakbola.

Salah satu ciri massa (penonton) adalah emosi yang labil. Begitu mereka mengalami kekecewaan, maka mereka akan menunjukkan sifat yang agresif, berupa cemoohan terhadap atlet. Disamping pengaruh yang merugikan itu, ada pula pengaruh massa yang dapat membangkitkan semangat atau rasa percaya diri, sehingga dalam situasi yang kritis atlet merasa seakan-akan mendapat “angin”, yang lalu berangsur-angsur ia mampu menguasai keadaan dan menunjukkan penampilan yang lebih baik (Gunarsa. Singgih dkk. 1989: 145 ).

Kompetisi merupakan salah satu cara seleksi di dalam suatu pertandingan baik itu pertandingan olah raga maupun kompetisi di dalam dunia kerja. Kata kompetisi menjadi suatu tantangan bagi siapa saja yang mempunyai saingan. Karena kompetisi tidak lain dengan yang dinamakan seleksi karena kompetisi dan seleksi sama-sama memilih salah satu yang terbaik dari beberapa saingan. Kompetisi merupakan persaingan yang menunjuk kepada kata sifat siap bersaing dalam kondisi nyata dari setiap hal atau aktifitas yang dijalani.

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam Negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai

(6)

defenisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik (http://id.wikipedia/politik).

Kampanye adalah sebuah tindakan doktet bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan guna memengaruhi, penghambatan, pembelokan pecapaian. Dalam sistem politik demokrasi, kampanye politis berdaya mengacu pada kampanye elektoral pencapaian dukungan, di mana wakil terpilih atau referenda diputuskan. Kampanye politis3

institusi

tindakan politik berupaya meliputi usaha terorganisir untuk mengubah kebijakan di dalam suatu .

Suatu kampanye isu (persoalan) dilakukan untuk memenangkan isu. Suatu kampanye isu berakhir dalam kemenangan yang jelas. Organisasi mendapatkan sesuatu yang sebelumnya tidak mereka miliki. Seseorang yang berkuasa menyetujui melakukan sesuatu yang sebelumnya dia tolak. Kampanye merupakan serangkain peristiwa yang saling terkait, meliputi suatu jangka waktu, yang masing-masing membangun kekuatan organisasi dan mendekatkannya kepada kemenangan (Mendoza, Democrito T. 2004: 9).

Judi4

3

http//id.wikipedia.org/wiki/Kampanye-politik

4http//infoini.com/2012/pengertian-judi.html

adalah tiap-tiap permainan, yang mendasarkan pengharapan buat menang pada umumnya bergantung kepada untung-untungan saja, dan juga kalau pengharapan itu jadi bertambah besar karena kepintaran dan kebiasaan pemain.Termasuk permainan judi ialah pertaruhan tentang keputusan perlombaan

(7)

atau permainan lain, yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau bermain itu, demikian juga segala pertaruhan yang lain-lain.

Dari pengertian tersebut maka ada tiga unsur agar suatu perbuatan dapat dinyatakan sebagai judi, Yaitu adanya unsur :

1. Permainan / perlombaan. Perbuatan yang dilakukan biasanya berbentuk permainan atau perlombaan. Jadi dilakukan semata-mata untuk bersenang-senang atau kesibukan untuk mengisi waktu senggang guna menghibur hati. Jadi bersifat rekreatif. Namun disini para pelaku tidak harus terlibat dalam permainan. Karena boleh jadi mereka adalah penonton atau orang yang ikut bertaruh terhadap jalannya sebuah permainan atau perlombaan. 2. Untung-untungan. Artinya untuk memenangkan permainan atau

perlombaan ini lebih banyak digantungkan kepada unsur spekulatif / kebetulan atau untung-untungan. Atau faktor kemenangan yang diperoleh dikarenakan kebiasaan atau kepintaran pemain yang sudah sangat terbiasa atau terlatih.

3. Ada taruhan. Dalam permainan atau perlombaan ini ada taruhan yang dipasang oleh para pihak pemain atau bandar. Baik dalam bentuk uang ataupun harta benda lainnya. Bahkan kadang istripun bisa dijadikan taruhan. Akibat adanya taruhan maka tentu saja ada pihak yang diuntungkan dan ada yang dirugikan. Unsur ini merupakan unsur yang paling utama untuk menentukan apakah sebuah perbuatan dapat disebut sebagai judi atau bukan.

(8)

Diakui atau tidak, perdukunan merupakan fenomena umum yang melanda setiap lapisan masyarakat, dari rakyat kecil yang sekedar ingin menanyakan momor buntut hingga para calon pejabat yang ingin mendapatkan kedudukan tertentu atau yang ingin mempertahankan jabatannya (Ruslani. 2004: 104).

Istilah dukun diartikan sebagai “orang yang mengobati, menolong orang sakit,atau memberi jampi-jampi.” Ada tiga kelompok yang termasuk dalam kategori dukun menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu, (1) dukun beranak, dukun yang pekerjaan nya menolong perempuan melahirkan; (2) dukun klenik, dukun yang membuat dan memberi guna-guna atau kekuatan gaib lainnya; (3) dukun tenung, dukun yang memiliki atau mampu menggunakan kekuatan gaib terhadap manusia (Ruslani. 2004: 105).

Menjadi dukun memang sangat menarik secara ekonomis, karena permintaan akan layanan dukun cukup tinggi. Sejalan dengan tesis bahwa dukun merupakan bagian dari budaya pedesaan, orang mungkin menduga bahwa permintaan akan layanan mereka di kota berakar dari sikap-sikap kampungan yang masih belum pupus. Namun, dukun mempunyai sejumlah fungsi-fungsi baru yang khas bagi masyarakat kota. Secara kasar, kasus-kasus yang dimintakan penyelesaiannya kepada dukun dapat dibagi kedalam empat kategori: penyakit, kesulitan ekonomi, karier, dan persoalan jodoh. Namun, sebenarnya masih ada sebab lain yang membuat orang pergi ke dukun, yaitu dendam dan sakit hati atau campuran dua atau lebih dari lima persoalan tersebut (Ruslani. 2004: 136).

Dukun telah menjadi bagian dari integral dari masyarkat kita yang majemuk. Disatu sisi, dia merupakan sosok yang banyak dicaci masyarakat karena dianggap sesat dan membodohi, di sisi lain, dukun justru dijadikan tempat

(9)

mencari petunjuk disaat orang-orang tertentu mengalami kebingungan dan kebuntuan yang tidak dapat dia temukan jawabannya dalam teori-teori ilmiah maupun analisis para pakar di bidang tertentu (Ruslani, 2004: 105).

Kompetisi sepakbola antar kampung merupakan pergeseran dari olah raga tradisional yang biasanya diselenggarakan pada saat menyambut hari kemerdekaan Indonesia. Pada awalnya dalam rangka menyambut hari kemerdekaan olah raga tradisional seperti perlombaan makan kerupuk, perlombaan lari goni, panjat pinang telah sedikit bergeser ke arah kompetisi sepakbola antar kampung. Salah satu olah raga tradisional yang telah sedikit bergeser ialah olah raga pencak silat. Asal kata pencak silat ialah, pencak artinya tarian, sedangkan silat artinya silaturahmi (Jas Admar, 2007: 1). Dalam eksistensi pencak silat sebagai suatu sistem mengendap seperangkat nilai-nilai, norma-norma, aturan-aturan sebagai aspek ideal. Dari pencak silat tersebut manifes tindakan-tindakan berpola sebagai aspek sosial dan juga dalam rangka pencak silat tercakup seperangkat peralatan dan teknologi sebagai aspek material (Yunus Ahmad, 1985: 1).

Para ahli media tradisional seperti Ranganath (1976) dan Dissayanake (1977) yang dikutip Kanti Walujo menyatakan, sifat-sifat umum media tradisional yaitu mudah diterima, relevan dengan budaya yang ada, menghibur, menggunakan bahasa lokal, memiliki unsur legitimasi, fleksibel, memiliki kemampuan untuk mengulangi pesan-pesan yang dibawanya, komunikasi dua arah dan sebagainya. Fungsi media tradisional sebagai sarana hiburan, sarana pendidikan, sarana kontrol sosial, sarana diseminasi informasi, sarana pelestarian dan pengembangan

(10)

nilai-nilai budaya bangsa dan sarana perekat persatuan dan kesatuan bangsa (Walujo Kanti, 2011: 3).

Kompetisi sepakbola antar kampung menjadi salah satu hiburan bagi banyak masyarakat baik itu kalangan bawah, menengah, sampai kalangan atas. Sepakbola tidak hanya berubah fungsi sebagai salah satu sarana olahraga saja melainkan menjadi kepentingan banyak orang. Dunia industri sekarang ini tidak lepas dari sepakbola, mereka melihat ada banyaknya peluang bisnis di dalam dunia sepakbola, baik itu berupa saham, iklan, sampai transaksi jual beli pemain sepakbola.

Kompetisi sepakbola antar kampung di dalam Antropologi dapat dilihat sebagai suatu kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Oleh karena itu, kompetisi sepakbola antar kampung menjadi salah satu sarana di dalam masyarakat untuk tetap menjalin rasa sosial antara sesama. Ada tujuh (7) unsur kebudayaan yaitu bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, kesenian. Salah satu dari tujuh unsur kebudayaan itu ialah organisasi sosial, dengan adanya kompetisi sepakbola antar kampung masyarakat mulai lebih mementingkan sepakbola daripada olahraga tradisional lainnya dimana pengaruh industrialisasi sudah masuk mendalam, tampak bahwa fungsi kesatuan kekerabatan yang sebelumnya penting dalam banyak sektor kehidupan seseorang, biasanya mulai berkurang, dan bersamaan dengan itu adat-istiadat yang mengatur kehidupan kekerabatan sebagai kesatuan mulai mengendor (Koentjaraningrat, 2002: 366).

(11)

Dalam menganalisis masyarakat dari kebudayaan umat manusia, salah satu pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fungsionalisme. Pendekatan ini muncul didasari oleh pemikiran bahwa manusia di sepanjang hayatnya dipengaruhi oleh pemikiran dan tindakan orang lain disekitarnya, sehingga manusia tidak pernah seratus persen menentukan pilihan tindakan, sikap, atau perilaku tanpa mempertimbangkan orang lain. Berdasarkan kajian Malinowski, dia menyimpulkan bahwa setiap unsur kebudayaan mempunyai fungsi sosial terhadap unsur – unsur kebudayaan lainnya.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Bagaimana kompetisi sepakbola antar kampung (tarkam) bertahan dan berkembang di Kabupaten Dairi?

2. Mengapa masyarakat meminati kompetisi sepakbola antar kampung (tarkam)?

3. Bagaimana hubungan kompetisi sepakbola antar kampung terhadap partisipasi masyarakat?

(12)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui alasan masyarakat mengikuti kompetisi sepakbola antar kampung dalam kehidupan sosial masyarakat, mengetahui dampak positif dan negatif mengikuti kompetisi sepakbola antar kampung, dan bagaimana hubungan antara kompetisi kompetisi sepakbola antar kampung dan aspek – aspek lainnya.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat praktis penelitian ini dibuat agar memunculkan perhatian dari pemerintah, masyarakat, dan pembaca mengenai dampak positif dan negatif kompetisi sepakbola antar kampung. Karena kompetisi sepakbola antar kampung menjadi salah satu ajang manfaat bagi kelompok, organisasi, sampai kepentingan individu. Adapun manfaat teoritis penelitian ini adalah untuk menambah wawasan pengetahuan tentang kompetisi sepakbola antar kampung serta menjadi bahan bacaan yang bermanfaat dan bahan studi kepustakaan bagi ilmu-ilmu pendidikan yang bersangkutan dengan penelitian ini. Dengan demikian pemerintah,masyarakat, dan pembaca dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya dampak negatif dalam kompetisi sepakbola antar kampung di daerahnya masing-masing.

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Teknik pengumpulan data

Dunia antropologi mempunyai pengalaman yang lama dalam hal menghadapi anekawarna (diversitas) yang besar antara beribu-ribu kebudayaan

(13)

dalam masyarakat kecil yang tersebar di seluruh muka bumi, dan ini menyebabkan berkembangnya berbagai metode mengumpulkan bahan yang mengkhusus ke dalam, yang kualitatif; serta berbagai metode pengolahan dan analisa yang bersifat membandingkan, yang komparatif (Koentjaraningrat, 2002: 30).

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode etnografi. Menurut Malinowsky (dalam Spradley, 1997) etnogrfi adalah memahami sudut pandang penduduk asli, hubungan dengan kehidupan, untuk mendapatkan pandangan mengenai dunianya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam dua bagian yakni data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari lapangan melalui observasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder merupakan data tambahan untuk menunjang data-data primer yang diperoleh dari internet, buku, jurnal, artikel dan sumber kepustakaan lainnya. Data primer merupakan data utama yang diperoleh melalui teknik observasi dan wawancara.

1.6.1.1 Observasi

Tahap observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan terlibat (observasi partisipasi) terhadap respon masyarakat, pemain. Observasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Dairi. Adapun alasan memilih Kabupaten Dairi adalah karena ajang kompetisi sepakbola antar kampung sangat sering dilaksanakan di daerah tersebut, hal ini juga karena pada saat proses penelitian ini sedang berlangsung kompetisi sepakbola antar kampung di daerah tersebut. Dalam hal ini penulis ikut berpartisipasi sebagai peserta. Adapun tujuan observasi

(14)

ini adalah untuk mengamati respon masyarakat dan pemerintah terhadap kompetisi sepakbola antar kampung.

1.6.1.2 Wawancara

Wawancara merupakan cara pengumpulan data dimana peneliti dan salah satu informan hadir dalam waktu dan tempat yang sama dalam rangka memperoleh data dan informasi yang diperlukan dala suatu penelitian. Lazimnya dalam penelitian social diterapkan wawancara berstruktur (Siagian, Matias, 2011: 211). Pertanyaan penulis dalam wawancara penelitian ini akan sangat berbeda bentuknya dengan pertanyaan yang ada dalam angket, karena dalam wawancara, peneliti dan salah satu informan berinteraksi secara langsung dan sama-sama aktif. Dalam wawancara ini peneliti memilih salah satu informan yang ikut berpartisipasi dalam kompetisi sepak bola antar kampung.

1.6.2 Analisis Data

Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data tergolong proses yang cukup panjang. Langkah awal pengolahan data adalah mempelajari jawaban responden. Pada tahap analisis ini, peneliti akan memeriksa ulang data untuk melihat kelengkapan data. Data yang diperoleh dari lapangan akan dianlisis secara kualitatif dan disusun sesuai dengan kategori-kategori tertentu sebagaimana yang dikemukakan oleh informan. Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat ditemukan kesimpulan yang dapat menjawab permasalahan yang diteliti.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan alat analisis data panel jumlah penduduk dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap

Daya tarikan yang terdapat pada seseorang individu berpengaruh dapat mempengaruhi pengguna untuk membeli sesuatu produk dan pengguna merasakan dirinya akan kelihatan seperti

Dunia pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan pada masalah yang sulit, yaitu mutu pendidikan yang masih sangat rendah. Hal ini sangat bertentangan dengan tuntutan

Tim Penilai Instansi Dep .Pertanian, adalah Tim yang berwenang untuk menilai angka kredit pejabat Asisten Pranata Komputer Madya (II/b) s/d Ahli Pranata Komputer Muda (III/d) yang

Dari hasil analisis data survei waktu tempuh perjalanan kendaraan dengan metode kendaraan bergerak, di dapat bahwa waktu perjalanan aktual kendaraan bermotor yang

Atau dengan kata lain model analisis regresi yang diperoleh dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk pengaruh defisit anggaran pemerintah terhadap jumlah pinjaman

Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat indikasi peningkatan efisiensi pada semua jenis material elemen, namun nilai peningkatan efisiensi tertinggi terdapat pada