• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Taksonomi lumba-lumba hidung botol telah lama menjadi perdebatan (Vermeulan & Cammareri 2008; Goodall et al. 2011).Sampai saat ini dua spesies

Tursiops sp. yang dikenal adalah T. truncatus (common bottlenose dolphin) dan T. aduncus (Indo-Pasific bottlenose dolphin).Kedua spesies lumba-lumba hidung

botol ini pada umumnya banyak ditemui di lautan, tetapi peneliti biasa mengelompokkankedalam satu spesies yaitu T. truncatus (Wang et al. 2000).Tursiops sp. merupakan satwa liar yang sampai saat ini masih dapat kita lihat di habitat aslinya. Berdasarkan status konservasinya dalam International

Union for the Conservation of Nature and Natural Resource (IUCN) tahun 2004, T. aduncus termasuk golongan Data Deficient (DD) yaitu kategori spesies yang

ketersediaan datanya belum cukup atau kurang dalam penentuan status konservasi dan T. truncatus termasuk golonganLeast Concern (LC) yaitu kategori spesies yang data populasinya sudah dievaluasi, tetapi tidak memenuhi syarat untuk status konservasi berikutnya. Status tersebut menandakan jumlah populasi Tursiops sp.di habitat yang belum diketahui dengan pasti.Dalam kenyataannya, lumba-lumba hidung botol ini jumlahnya terus berkurang karena adanya perburuan liar sehingga keberadaan lumba-lumba hidung botol harus terus dilestarikan.Hal tersebut juga mempengaruhi penggunaan lumba-lumba hidung botol (Tursiops sp.) untuk penelitian yang mengacu pada prinsip 3R (Reduction, Refinement, dan

Replacement) (Croce 1991).

Reduction dimaksudkan mengurangi jumlah penggunaan satwa dalam

proses penelitian, refinement dimaksudkan memperbaiki metode dalam proses penelitian untuk mengurangi tingkat kesakitan pada satwa, dan replacemet dimaksudkan mengganti satwa yang digunakan. Penelitian ini mencoba menerapkan penggunaan prinsip reductionyaitu penggunaan lumba-lumba hidung botol sejumlah enam ekor yang dianggap dapat mewakili data morfologi dan

refinement method dalam pengambilan data yaitu menggunakan metode

mendaratkan lumba-lumba dengan menggunakan trik mendarat sehingga tidak menyebabkan perlukaan pada lumba-lumba hidung botol.

(2)

Proses mendaratkan lumba-lumba hidung botol dengan trik dapat dilihat pada Gambar 6.

Jumlah lumba-lumba hidung botol di tempat penangkaran ini mencapai dua puluh ekor.Enam lumba-lumba hidung botol dipilih secara acak berdasarkan kemudahan dalam mendaratkan di tepi kolam.Secara umum lumba-lumba hidung botol di kolam konservasi terlihat sehat dengan morfologi yang baik (tidak cacat) dan aktif bergerak. Morfologi eksterior yang terlihat di kolam: tubuh kuat, kokoh, mengkilat, dan keseluruhan tubuh berwarna abu-abu tua dengan abdomen abu-abu muda, tonjolan kepala yang khas, flipper yang kokoh, mata yang bulat tanpa kelopak mata serta mengeluarkan lendir, garis abu-abu tua yang membentang dari mata sampai bagian kepala depan, ekor tebal dan kuat dengan tepi berbentuk cekung, pigmentasi (spot) pada bagian ventral dengan corak yang berbeda tiap Gambar 6 Proses mendaratkan lumba-lumba hidung botol dari kolam konservasi;

(3)

individu, serta sirip dorsal segitiga yang tegak lurus dengan tubuh berbentuk cekung. Hal tersebut sesuai dengan yang dilaporkan oleh Kim et al. (2010).Morfologi eksterior dari lumba-lumba hidung botol di kolam konservasi dapat dilihat pada Gambar 7.

.

Gambar 7 Morfologi eksterior lumba-lumba hidung botol di kolam konservasi PT. Wersut Seguni Indonesia, Kendal. Keterangan: (a): keseluruhan tubuh lumba-lumba hidung botol, (b): flipper yang kokoh, (c): tonjolan kepala yang khas, (d): mata yang kecil dan garis abu-abu tua yang membentang dari mata sampai bagian kepala depan, (e): ekor yang kuat,tebal,tepi cekung, (f): spot hitam di bagian ventral

Dari data yang diperoleh (Tabel 3) diperkirakan kisaran umur lumba-lumba hidung botol di kolam konservasi adalah delapan sampai sembilan tahun. Lumba-lumba hidung botol di penangkaran atau kolam konservasi biasa digolongkan kedalam kelas adult dengan perkiraan umur diatas 10 tahun bila

(4)

diambil dari alam (Hale et al. 2000). Berdasarkan klasifikasi umur lumba-lumba hidung botol oleh Laetherwood &Reeves (1990), lumba-lumba hidung botol di kolam konservasi PT. Wersut Seguni Indonesia digolongkan kedalam kelas

subadult dimana panjang tubuh jantan mencapai 200-220 cm dan betina mencapai

210-214 cm.

Hasil pengukuran di kolam konservasi tersebut tidak berbeda jauh dengan data pengukuran Wang et al. (2000), yang menunjukkan bahwa pengukuran dilakukan sesuai dengan ketentuan pengukuran morfologi eksterior lumba-lumba hidung botol.

Lumba-lumba hidung botol jantan terpanjang di kolam konservasi PT. Wersut Seguni Indonesia yaitu 220 cm.Panjang maksimal T. aduncus jantan bisa mencapai 247 cm. Panjang ini dipengaruhi oleh perairan daerah lumba-lumba hidung botol tersebut hidup. T. aduncus di perairan tropis berukuran lebih kecil dibandingkan T. aduncus di perairan subtropis (Hale et al. 2000).Dengan data itu pula, dapat dikatakan enam lumba-lumba hidung botol di kolam konservasi PT. Wersut Seguni Indonesia merupakan spesies T. aduncus perairan tropis dan memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingan dengan T. truncatus di Perairan China.

Rata-rata TBL (total body length) (Tabel 4) dari empat jantan adalah 209.78.4 cm dan dua betina adalah 2122.8 cm. Pada hasil ini betina mempunyai rata-rata panjang tubuh yang relatif lebih besar daripada jantan namun relatif tidak jauh berbeda. Tidak jauh perbedaan panjang tubuh berdasarkan jenis kelamin pada

Tursiops aduncussesuai dengan Goodall et al. (2011) yang menyatakan bahwa

tidak ada perbedaan ukuran tubuh secara nyata antara jantan dan betina serta terlihat pada hasil pengukuran panjang rata-rata Tursiops aduncus jantan 229.5 cm dan betina 228.5 cm di Perairan Australia Timur (Hale et al. 2000). Berbeda dengan Tursiops truncatus jantan lebih besar daripada betina.Selain TBL, data rata-rata pengukuran lain seperti SEY (snout-eye length), RL (rostrum length), RW (rostrum width), dan MWF (maximal width of flipper) antara jantan dan betina relatif tidak berbeda.Tidak juga terlihat perbedaan jauh dengan referensi.

(5)

Tabel 4 Perhitungan ukuran rata-rata jantan (n=4) dan betina (n=2) Tursiops

aduncus di kolam konservasi PT. Wersut Seguni Indonesia

Keterangan : TBL: Total body length; SEY: Snout-eye length ; RL: Dorsal rostrum length ;RW: Rostrum width; MWF: Maximum width of flipper

Pengukuran ratio rata-rata rostrum length (RL)/total body length (TBL) adalah 5.6 dan rostrum length (RL)/snout-eye length (SEY) adalah 55.8. Perbandingan ini menunjukkan T. aduncus memiliki ratio RL/TBL dan RL/SEY lebih besar dibandingkan T. truncatus yaitu RL/TBL 3.9 dan RL/SEY 28.8 (Wang et al. 2000).Terlihat bahwa rostrum T. aduncuslebih panjang dibandingkan T.

truncatus.

Berdasarkan uji regresi linear sederhana untuk mendapatkan korelasi antar komponen-komponen pengukuran tersebut terlihat adanya korelasi positif antara TBL dan CB, semakin panjang TBL maka semakin besar CB, begitupula dengan TBL dan TW;SEY dan RL. Namun terjadi korelasi negatif antara TBL dan RL yaitu pertambahan panjang TBL tidak diikuti pertambahan panjang RL.Hubungan korelasi data-data ini diharapkan dapat membantu proses identifikasi morfologi lumba-lumba hidung botol pada penelitian lain misalnya penentuan umur dan spesies Tursiops sp.

Tursiops aduncus mempunyai spot hitam di bagian ventral tubuh

merupakan pigmentasi yang khas. Pada T. aduncus dewasa akan ditemukan pigmentasi/spot hitam pada daerah ventral yang semakin tua semakin banyak sehingga dapat digunakan untuk menduga umur lumba-lumba hidung botol. Sebagian besar lumba-lumba hidung botol di kolam konservasi ini memiliki pigmentasi daerah ventral, beberapa diantaranya tidak ditemukan pigmentasi tersebut.Absennya pigmentasi pada lumba-lumba hidung botol ini mengarah pada lumba-lumba hidung botol berumur muda atau tergolong T. truncatus.Namun diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan pigmentasi dan tingkah laku lumba-lumba hidung botol sebagai indikator identifikasi (Wang et al. 2000).

Jenis Kelamin

Ukuran (rata-rata  SD) (cm) Ratio

TBL SEY RL RW MWF RL : TBL RL : SEY Jantan 209.7  8.4 24 4.7 12.5  0.5 7.2  1.9 12.7  0.9 5.6 55.8 Betina 212  2.8 20.5  0.7 10.5  0.7 8  0 14.5  0.7 Referensi (Wang et al. 2000) 224  28.1 33.2  3.26 13.4  1.44 8.2  0.9 14.4  2.0 3.9 28.8

(6)

Pada penelitian ini, terlihat bahwa tiga dari lumba-lumba hidung botol yang diukur, terlihat tidak memiliki gigi (gigi tanggal) dan tiga yang lainnya memiliki gigi pada perkiraan umur yang sama. Perbedaan mengenai gigi tanggal ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat faktor penyebab tanggal gigi.

Gambar

Gambar 7 Morfologi  eksterior  lumba-lumba  hidung  botol  di  kolam  konservasi  PT.  Wersut  Seguni  Indonesia,  Kendal
Tabel  4 Perhitungan  ukuran  rata-rata  jantan  (n=4)  dan  betina  (n=2)  Tursiops  aduncus di kolam konservasi PT

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 2.3 diatas merupakan halaman awal dari web tonasa , terlihat pada bagian atas terdapat slide gambar yang dapat berganti-ganti gambar , gambar yang ada merupakan

3DGD 7DEHO VHUEXN JHUJDML ND\X NDUHW PHUXSDNDQEDKDQPHGLD\DQJEDLNXQWXNPHGLD SURGXNVL MDPXU 3OHXURWXV \DQJ WLGDN EHUEHGD Q\DWD S ” GHQJDQ ND\X PDQJLXP

Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis laporan arus kas pada PT Adra Dinamika Multi Finance Tbk selama tahun 2015 sampai dengan tahun

Sistem pengaman ini bertujuan untuk mengamankan peralatan akibat tegangan lebih yang ditimbulkan karena sambaran tidak langsung atau efek induksi elektromagnetik

Namun, secara keseluruhan briket arang dari jerami dan sekam padi ini dapat diaplikasikan ke masyarakat sebagai salah satu inovasi teknologi yang dapat digunakan dalam

Beberapa bendera merah khusus untuk mencari analisis laporan meliputi khusus memperhatikan  Saya D setiap penyimpangan adalah bendera merah )misalnya, orang

Selain itu, setiap orang merupakan pelaku ekonomi dunia baik sebagai konsumen atau produsen, jadi sebagai pelaku ekonomi, setiap orang harus mengetahui tentang

Retribusi Izin Gangguan adalah pungutan Daerah atas pemberian jasa atau pemberian Izin Gangguan dari Pemerintah Daerah kepada orang pribadi dan/atau badan sebagai