• Tidak ada hasil yang ditemukan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR

NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG

PEDOMAN UMUM PROGRAM JALAN LAIN MENUJU KESEJAHTERAAN RAKYAT (JALIN KESRA) BANTUAN RUMAH TANGGA SANGAT MISKIN (RTSM)

PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan ketahanan ekonomi Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) agar dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum sehari-hari secara layak dan bermartabat serta untuk meningkatkan taraf hidupnya, maka Pemerintah Provinsi Jawa Timur perlu melaksanakan upaya keberpihakan terhadap orang miskin (Pro Poor) yang fokusnya adalah memberikan bantuan kepada Rumah Tangga Sangat Miskin melalui Program Jalan Lain Menuju Kesejahteraan Rakyat (Jalin Kesra) Bantuan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) ;

b. bahwa sehubungan dengan maksud tersebut pada huruf a, perlu menetapkan Pedoman Umum Program Jalan Lain menuju Kesejahteraan Rakyat (Jalin Kesra) Bantuan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) Provinsi Jawa Timur dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355) ;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah . beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844) ;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578) ;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737) ;

(2)

5. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan ;

6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 ;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota ;

9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 3, Seri D) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2010 (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 2, Seri D) ;

10.Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2009-2014 ;

11.Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Bagi Hasil, Bantuan Keuangan, Belanja Tidak Terduga dan Pengeluaran Pembiayaan Provinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 34 Tahun 2011 ;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM JALAN LAIN MENUJU KESEJAHTERAAN RAKYAT (JALIN KESRA) BANTUAN RUMAH TANGGA SANGAT MISKIN (RTSM) PROVINSI JAWA TIMUR

Pasal 1

Dengan Peraturan Gubernur ini ditetapkan Pedoman Umum Program Jalan Lain menuju Kesejahteraan Rakyat (Jalin Kesra) Bantuan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) Provinsi Jawa Timur sebagaimana tersebut dalam Lampiran.

Pasal 2

Pedoman Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan kerangka acuan, landasan dan arah bagi Instansi di lingkungan

(3)

Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan dan stakeholder lainnya dalam pelaksanaan dan pengelolaan Program Jalin Kesra.

Pasal 3

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penetapannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Timur.

Ditetapkan di Surabaya Pada tanggal 1 Agustus 2011

GUBERNUR JAWA TIMUR ttd

Dr. H. SOEKARWO DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH

PROVINSI JAWA TIMUR Tgl 1-8-2011 No. 56 Tahun 2011/D

(4)
(5)

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 56 TAHUN 2011

TANGGAL : 1 AGUSTUS 2011

PEDOMAN UMUM PROGRAM JALAN LAIN MENUJU KESEJAHTERAAN RAKYAT (JALIN KESRA) BANTUAN RUMAH TANGGA SANGAT MISKIN (RTSM)

PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2011 I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pembangunan yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor) merupakan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2009-2014 Provinsi Jawa Timur. Pembangunan Jawa Timur menempatkan strategi pro-poor sebagai prioritas utama untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar rakyat, seperti hak atas pangan, pelayanan kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi, serta pekerjaan, secara merata dan berkeadilan.

Strategi pembangunan Jawa Timur berlandaskan paradigma people centered based

development, yakni pembangunan berkelanjutan yang berpusat pada rakyat, yang

mengedepankan partisipasi rakyat (participatory based development) dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi program pembangunan yang menyangkut hajat hidup mereka sendiri. Pembangunan berpusat pada rakyat memandang prakarsa dan kreativitas rakyat sebagai sumber daya utama pembangunan. Paradigma ini menekankan pada pemberdayaan, sekaligus partisipasi rakyat. Pemberdayaan sebagai konsep sosial budaya yang implementatif dalam pembangunan yang berpusat pada rakyat, tidak saja menumbuhkan dan mengembangkan nilai tambah ekonomis, tetapi juga nilai tambah sosial dan budaya, sehingga partisipasi rakyat meningkat menjadi emansipasi rakyat.

Strategi utama pembangunan Jawa Timur dijalankan di atas lima track, yakni

propoor, pro-job, pro-growth, pro-environment, dan pro-gender. Strategi pro-poor, pro-job dan pro-growth dapat dimampatkan dalam terminologi pro-poor growth, yakni

sebuah strategi yang tidak semata menghitung seberapa besar pertumbuhan ekonomi yang dapat dicapai, tetapi juga seberapa banyak keuntungan yang dapat diperoleh masyarakat miskin dari pertumbuhan ekonomi tersebut. Ini merupakan hakikat dari "Makmur bersama Wong Cilik". Pemerataan dan pertumbuhan harus berjalan seiring. Karena itu, strategi pembangunan Jawa Timur berupaya melepaskan diri dari perangkap trade off pertumbuhan dan pemerataan.

Strategi pro-poor growth beranggapan, dengan pemerataan (equity) akan tercipta landasan lebih luas bagi pertumbuhan (growth), dan akan menjamin pertumbuhan berkelanjutan. Pola pertumbuhan adalah sarna pentingnya dengan kecepatan pertumbuhan. Yang harus dicari adalah pola pertumbuhan yang tepat, yakni bukan yang vertikal menghasilkan trickle-down, seperti yang telah terbukti tidak berhasil, tetapi yang bersifat horizontal (horizontal flows), yakni broadly based, employment

(6)

Paradigma dan strategi pembangunan tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan Jawa Timur, sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2009-2014, yakni "Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia" melalui misi "Mewujudkan Makmur bersama Wong Cilik melalui APBD untuk Rakyat". Dengan kata lain, pembangunan Jawa Timur 2009-2014 merupakan "rezim masyarakat miskin". Pembangunan yang berlandaskan pengarusutamaan pro-poor, keberpihakan kepada masyarakat miskin atau wong cilik.

Kemiskinan harus dipahami sebagai bersifat multidimensional, yang tak hanya diukur dari penghasilan, tapi juga mencakup hallebih luas, yakni kerentanan orang atau sekelompok orang, laki-Iaki maupun perempuan, untuk menjadi miskin; dan keterbatasan akses masyarakat miskin dalam penentuan kebijakan publik yang berdampak pada kehidupan mereka.

Kemiskinan dipahami tidak sebatas ketidakmampuan ekonomi memenuhi kebutuhan fisik (physiological deprivation), tapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar, dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat (sociological deprivation). Kemiskinan harus dipahami dalam konteks paradigma ganda, deprivasi fisiologis dan sosiologis. Deprivasi merupakan suatu keadaan di mana terdapat kesenjangan antara nilai pengharapan (value expectations) dan nilai kemampuan (value capabilities) yang dialami warga masyarakat, sehingga mereka tidak dapat menjalani kehidupannya secara bermartabat. Ada kesenjangan antara barang-barang berharga dan kesempatan atau kemampuan yang dianggap menjadi hak mereka untuk mendapatkan barang-barang berharga tersebut.

Paradigma deprivasi beranggapan, kemiskinan merupakan akibat adanya hambatan struktural yang tidak berkeadilan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk mengakses dan memperoleh sumber daya-sumber daya yang mereka perlukan memenuhi kebutuhan fisik, dan juga hak-hak dasar mereka agar dapat menjalani kehidupan secara bermartabat. Situasi deprivasi yang dialami seseorang ataupun sekelompok orang itu sendiri dapat pula dipandang sebagai kemiskinan. Sebab, kemiskinan atau deprivasi dikenali sebagai keadaan kurangnya sumber daya yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam aktivitas masyarakat, dan menikmati standar hidup yang lazim dalam masyarakat.

Kemiskinan yang melilit kehidupan masyarakat lebih bersifat struktural daripada individual. Mereka miskin bukan karena mereka malas bekerja, tapi karena struktur sosial membelenggu mereka, sehingga tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang tersedia bagi mereka. Kemiskinan bukanlah masalah rendahnya kesejahteraan, namun merupakan masalah ketidakmampuan mencapai kesejahteraan. Struktur sosial yang tidak berkeadilan tak hanya melahirkan kemiskinan, tetapi juga melanggengkan kemiskinan di dalam kehidupan masyarakat. Kemiskinan muncul bukan karena sebab-sebab alamiah, apalagi individual, melainkan oleh sebab tatanan sosial yang tak adil. Ketidakadilan struktural itu menyebabkan banyak warga masyarakat gagal memperoleh peluang dan akses untuk mengembangkan dirinya serta meningkatkan kualitas hidupnya, sehingga mereka terpuruk ke dalam kehidupan serba berkekurangan yang tidak setara dengan tuntutan untuk hidup layak dan bermartabat sebagai man usia.

(7)

Data makroskopis hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Maret 2009 yang dilakukan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, yang menjadi TITIK NOL kinerja pelaksanaan program Penanggulangan Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur, menunjukkan data penduduk miskin Jawa Timur sebesar 6.022.590 jiwa (16,68%) dan Data PPLS08 hasil verifikasi 30 Oktober 2009, jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebesar 3.079.822 Rumah Tangga Miskin (RTM) by name by

address tersebar di 8.505 desa/kelurahan, 662 kecamatan, dan 38 kabupaten/kota.

Rumah tangga miskin tersebut terbagi ke dalam strata Sangat Miskin, sebanyak 493.004 (16%); Miskin, 1.256.122 (41%); dan Hampir Miskin, 1.330.696 (43%).

Pendataan PPLS08 bertitik tolak dari pendekatan non-monetary melalui 14 indikator kemiskinan, yakni:

1. Luas bangunan (8 meter persegi per orang). 2. Jenis lantai (tanah/bambu/kayu murahan).

3. Jenis dinding (bambu/rumbia/kayu kualitas rendah/tembok tanpa plester).

4. Fasilitas buang air besar (tidak memiliki sendiri/bersama-sama rumah tangga lain).

5. Sumber air minum (sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan). 6. Sumber penerangan (bukan Iistrik).

7. Jenis bahan bakar untuk memasak (kayu bakar/arang/minyak tanah).

8. Frekuensi membeli daging, ayam, dan susu dalam seminggu (hanya satu kaliltidak pemah).

9. Frekuensi makan sehari (1- 2 kali).

10. Jumlah stel pakaian baru yang dibeli dalam setahun (1 stel/tidak pemah).

11. Akses ke puskesmas/poliklinik (tidak mampu bayar berobat ke puskesmaslpoliklinik) .

12. Lapangan pekerjaan (sumber penghasilan petani dengan luas lahan < 0,5 hektare; nelayan; buruh (tani, bangunan, perkebunan); atau pekerjaan lain dengan pendapatan di bawah Rp 600 ribu per bulan).

13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga (SD ke bawah/tidak sekolah).

14. Kepemilikan aset (Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp 500 ribu seperti sepeda motor (kredit/non-kredit), emas, temak, kapal motor, atau barang modallainnya).

Rumah tangga yang memenuhi semua indikator tersebut (14) diklasifikasikan sangat miskin; sedangkan rumah tangga yang memenuhi 11-13 indikator, miskin; dan 910 indikator, hampir miskin. Data sensus PPLS08 tersedia dalam bentuk by name &

address yang memuat nama kepala rumah tangga, alamat rumah, jumlah anggota

rumah tangga, dan keterangan anggota rumah tangga.

Perencanaan dan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan yang terfokus dan bersasaran mensyaratkan tersedianya basis data rumah tangga miskin yang berisi nama dan alamat, serta informasi pokok mengenai anggota rumah tangga. Karena itu, data by name & address PPLS08 tersebut sangat berguna sebagai landasan perencanaan dan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan (intervensi maupun eksekusi program) yang membidik secara spesifik strata rumah tangga miskin tertentu, dan yang berada di wilayah geografis tertentu.

(8)

Rumah tangga strata sangat miskin (yang memenuhi 14 indikator kemiskinan) merupakan rumah tangga the poorest of the poor, yang dalam kesehariannya mereka sulit memenuhi kebutuhan minimal hidup secara layak dan bermartabat. Mereka terendam dalam sungai kemiskinan sampai batas mulut,sebuah gelombang kecil sudah cukup menenggelamkan hidup mereka.Kemiskinan pada hakikatnya adalah suatu ketidakberdayaan (powerlessness). Ketidakberdayaan menembus struktur sosial yang membelenggu kehidupan mereka, sehingga mereka terpinggirkan dan dipinggirkan dari proses dan hasil pembangunan. Rumah tangga sangat miskin adalah kelompok yang termarginalisasi (marginalized), terdevaluasi (devalued), dan mengalami keterampasan (deprivation), serta pembungkaman (silencing) dalam derajat paling tinggi di antara rumah tangga miskin.

Kelompok rumah tangga strata sangat miskin ini relatif belum pernah menjadi target spesifik prioritas berbagai penanggulangan kemiskinan secara eksklusif. Mereka lebih sering diposisikan sebagai kelompok sasaran yang terikutsertakan dalam berbagai program penanggulangan kemiskinan tanpa mempertimbangkan dan membedakan strata kemiskinan mereka.Program penanggulangan kemiskinan selama ini mengalami kendala membidik strata sangat miskin secara spesifik dan tepat sasaran, karena ketiadaan basis data mengenai keberadaan mereka (by name

& address). Akibatnya, kemiskinan sering diperlakukan sebagai bersifat homogen,

padahal kebutuhan rumah tangga strata sangat miskin agar dapat menapaki anak tangga demi anak tangga, keluar dari kemiskinan relatif berbeda dengan strata miskin, apalagi strata hampir miskin.

Bertitik tolak dari latar belakang pemikiran di atas, maka dibutuhkan sebuah program penanggulangan kemiskinan yang dirancang secara khusus dan eksklusif untuk membidik strata rumah tangga sangat miskin sebagai sasaran, yang mempertimbangkan karakteristik sosial ekonomi dan wilayah geografis rumah tangga sasaran, serta aset personal dan sosial yang dimiliki rumah tangga strata sangat miskin, juga cara-cara yang telah mereka jalankan dalam merespon kemiskinannya selama ini, sehingga komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mewujudkan "Makmur bersama Wong Cilik yang berkeadilan" melalui pengarusutamaan pro-poor, dan "APBD untuk Rakyat" , menemukan relevansinya. Program yang dirancang khusus membidik rumah tangga strata sangat miskin ini diberi nama "Jalan Lain menuju Kesejahteraan Rakyat, Bantuan Rumah Tangga Sangat Miskin", yang dipendekkan menjadi, "Jalin Kesra Bantuan RTSM". Program ini dilaksanakan mulai Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2013.

Nama program tersebut diambil dari judul Orasi Gubernur dan Wakil Gubernur, Pakde Karwo & Gus Ipul, saat pelantikan, 12 Februari 2009, yakni "Jalan Lain Menuju Kesejahteraan Rakyat". Akronim "Jalin Kesra" telah menjadi ikon pasangan Pakde Karwo & Gus Ipul dalam menjalankan roda pembangunan Provinsi Jawa Timur yang pro-poor.

Dengan demikian Program Jalin Kesra dirancang (disign) sebagai program keberpihakan Gubernur Jawa Timur terhadap orang miskin (Pro Poor) yang fokusnya adalah memberikan bantuan terhadap Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) berupa bantuan uang dan pangan (cash transfer) dan natura produktif.

(9)

2. Visi

Visi Program Jalin Kesra Bantuan RTSM adalah "Terwujudnya Kesejahteraan dan Keberdayaan Rumah Tangga Sangat Miskin". Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar RTSM. Keberdayaan berarti RTSM mampu memobilisasi potensi,aset personal dan sosialyang dimilikinya, dan mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi kemiskinan yang melilit hidup mereka, dan meningkatkan kualitas hidup mereka. 3. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Program Jalin Kesra Bantuan RTSM mengemban misi :

a. Meningkatkan ketahanan sosial ekonomi RTSM produktif dalam memenuhi kebutuhan hidup, dan meningkatkan kualitas hidup melalui bantuan usaha produktif.

b. Fasilitasi RTSM produktif untuk mengembangkan dan menjaga keberlanjutan usaha produktif yang dijalani.

c. Memenuhi kebutuhan dasar hidup sehari-hari RTSM non-produktif untuk mengurangi beban pengeluaran untuk pangan.

d. Meningkatkan kapabilitas sosial RTSM untuk: memperoleh mata pencaharian (livelihood capabilities), memenuhi kebutuhan dasar (basic needs fulfillment), mengelola aset (asset management), menjangkau sumber daya-sumber daya (access to resources), berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan (access to

social capital), dan menghadapi guncangan dan tekanan (cope with shocks and stresses).

4. Tujuan

Program Jalin Kesra Bantuan RTSM bertujuan :

a. Meningkatkan ketahanan sosial ekonomi rumah tangga strata sangat miskin agar mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup minimal sehari-hari yang layak dan bermartabat, serta meningkatkan taraf hidup.

b. Meningkatkan motivasi berusaha (need for achievement) rumah tangga sangat miskin.

c. Mendorong terjadinya mobilitas sosial vertikal ke atas di kalangan rumah tangga strata sangat miskin.

5. Sasaran

Sasaran yang hendak dicapai melalui Program Jalin Kesra Bantuan RTSM adalah: a. Meningkatnya jumlah RTSM yang memililiki ketahanan sosial ekonomi dalam

memenuhi kebutuhan hidup minimal mereka sehari-hari, meski masih belum mampu beranjak dari strata sangat miskin.

b. Meningkatnya jumlah RTSM yang naik ke strata miskin, lebih besar dibandingkan jumlah rumah tangga strata miskin yang turun ke strata sangat miskin.

(10)

6. Prinsip

a. Membantu dengan Hati

Program Jalin Kesra Bantuan Rumah Tangga Sangat Miskin pada hakikatnya merupakan implementasi terhadap kewajiban negara untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak dasar warga miskin agar mereka dapat bertahan hidup, kemudian secara bertahap berdaya keluar dari kemiskinan. Karena itu, program Jalin Kesra Bantuan RTSM dilaksanakan berlandaskan prinsip dasar "membantu dengan hati" yang mengedepankan empati sosial, dan

social compassion.

Program Jalin Kesra Bantuan RTSM tidak hanya bertujuan mengembangkan potensi ekonomi rumah tangga sangat miskin, tetapi juga harkat dan martabat, rasa percaya diri dan harga diri mereka, serta terpeliharanya tatanan nilai budaya setempat (nguwongke-wong). Membantu warga miskin dengan hati tidak dapat menggunakan ukuran efisiensi, sejauhjauhnya yang bisa digunakan hanyalah ukuran efektivitas, agar bantuan bagi rumah tangga strata sangat miskin ini tepat sasaran, dan tepat pemanfaatan.

b. Partisipatoris

Pengambilan keputusan melibatkan partisipasi aktif rumah tangga sasaran dengan mengajak berbicara secara langsung mengenai aspirasi dan kebutuhan yang mereka inginkan untuk meringankan beban hidup dan/atau meningkatkan taraf hidup. Pengembangan dankeberlanjutan (sustainabilty) manfaat bantuan yang diterima ditumbuhkan dari kesadaran partisipatoris RTSM untuk meningkatkan ketahanan sosial ekonomi rumah tangga mereka sesuai potensi dan aset yang dimiliki.

c. Transparan dan Akuntabel

Program Jalin Kesra Bantuan RTSM dilaksanakan secara transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat setempat maupun semua pihak yang berkepentingan sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku, atau yang telah disepakati, baik dalam hal alokasi anggaran, rumah tangga sasaran, mekanisme, maupun monitoring dan evaluasi. Pelaksanaan kegiatan melibatkan pengawasan publik dengan membuka akses bagi publik memberikan kritik konstruktif dan/atau masukan untuk perbaikan pelaksanaan program.

d. Keterpaduan

Pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM melibatkan berbagai unsur sesuai kompetensi yang dimiliki, yakni Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), aparatur pemerintah, perguruan tinggi pendamping, tenaga pendamping, dan masyarakat, yang bekerja secara sinergis dan terpadu.

(11)

e. Keberlanjutan (Sustainability)

Program Jalin KesraBantuan RTSM pada dasarnya merupakan "stimulus" ekonomi dan sosial yang perlu terus dikembangkan dan dijaga keberlanjutannya oleh RTSM maupun masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup RTSM. Bantuan yang diterima RTSM produktif dikembangkan untuk meningkatkan ketahanan sosial ekonomi rumah tangga dan kualitas hidup, sedangkanbantuan yang diterima RTSM non-produktif sebagai stimulus untuk menggerakkan kepedulian sosial dan kesalehan sosial masyarakat terhadap ketidakberdayaan hidup RTSM non-produktif.

7. Ruang lingkup

Ruang Iingkup Jalin Kesra Bantuan RTSM meliputi : a. Identifikasi Kebutuhan RTSM

Identifikasi dan penetapan jenis bantuan yang dibutuhkan RTSM dilakukan dengan mengajak rumah tangga sasaran berbicara mengenai aspirasi dan kebutuhan mereka untuk meningkatkan taraf hidupsesuai karakteristik sosial ekonomi, dan wilayah geografis rumah tangga sasaran.

Jenis bantuan yang diberikan kepada RTSM diupayakan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari yang telah dijalani kepala rumah tangga dan/atau anggota rumah tangga produktif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

b. Fasilitasi Bantuan RTSM

Bantuan bagi RTSM produktif berupa barang/peralatan produktif (sarana produksi) yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dan/atau membuka usaha, baik sebagai sumber alternatif pendapatan maupun sebagian hasilnya digunakan sebagai konsumsi rumah tangga. Sedangkan bantuan untuk RTSM non-produktif berupa bantuan beras dan uang lauk-pauk untuk memenuhi kebutuhan dasar hid up sehari-hari.

c. Peningkatan Kapasitas RTSM

Pengembangan usaha dari bantuan yang diterima RTSM produktif dilakukan melalui kegiatan penyuluhan, dan/atau bimbingan teknisl pelatihan/magang bagi RTSM dan/atau perwakilan RTSM yang dapat menjadi kader penggerak keberdayaan RTSM. Peningkatan kapasitas RTSM berupa pengembangan teknologi, fasilitasi pemasaran, manajemen usaha, dan lainnya, diharapkan dapat dilakukan oleh para stakeholders yang peduli terhadap RTSM.

d. Pendampingan

Untuk memastikan ketepatan pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM, dan mengoptimalkan manfaat bantuan yang diterima RTSM, dilakukan pendampingan yang bertujuan "menyapa", memberikan empati, dan fasilitasi untuk menumbuhkan optimisme dan keberdayaan RTSM.

8. Lokasi Sasaran

a. Lokasi sasaran Program Jalin Kesra Bantuan RTSM adalah seluruh kecamatan di 38 kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur yang berjumlah 662, mencakup 8.242 desa/kelurahan. Namun mengingat keterbatasan anggaran, seluruh kecamatan

(12)

tersebut tidak dapat dieksekusi serentak dalam satu periode tahun anggaran, karena itu 662 kecamatan itu didistribusikan dalam empat tahapan, dengan sebaran jumlah RTSM relatif proporsional untuk masing-masing tahapan. Jumlah RTSM masing-masing kecamatan berpatokan pada data by name & address PPLS 08.

b. Distribusi lokasi kecamatan sasaran ke dalam empat tahap pelaksanaan program dilakukan dengan memprioritaskan kecamatan yang memiliki jumlah RTSM terbesar di masing-masing kabupaten untuk dieksekusi pada tahuntahun awal. Kecuali itu, prioritas juga diberikan pada kecamatan-kecamatan di wilayah pedesaan, dengan menempatkan kecamatan kota (ibu kota kabupaten) maupun kecamatan-kecamatan urban di wilayah kabupaten, dan seluruh kecamatan wilayah administratif kota untuk dieksekusi pada tahap ketiga dan keempat (tahun 2012- 2013).

c. Eksekusi terhadap RTSM pada setiap tahun program dilakukan serentak di seluruh desa/kelurahan di masing-masing kecamatan sasaran, kecuali di desa/kelurahan yang bersangkutan --berdasarkan daftar by name & address PPLS08-- tidak terdapat RTSM.

9. Rumah Tangga Sasaran

Rumah tangga sasaran (target group) Program Jalin Kesra Bantuan RTSM adalah RTSM (tidak mencakup strata miskin dan hampir miskin), sebagaimana klasifikasi yang telah ditetapkan BPS Provinsi Jawa Timur berdasarkan pemenuhan 14 indikator kemiskinan PPLS08, dan termuat dalam dokumen data by name & address untuk masing-masing kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, dan satuan lingkungan setempat (SLS), yang telah diverifikasi ulang oleh BPS Provinsi Jatim pada Oktober 2009, berjumlah 493.004 rumah tangga.

Rumah tangga sasaran Program Jalin Kesra Bantuan RTSM dipilah menjadi dua kategori utama, berdasarkan karakterisik sosial ekonomi, yaitu:

a. Rumah tangga Produktif, yakni RTSM yang kepala rumah tangga dan/atau anggota rumah tangganya berusia produktif, serta sehat jasmani dan rohani. Usia produktif adalah usia dewasa sampai dengan 64 tahun.

b. Rumah tangga Non-Produktif

1) Kluster Jompo, yakni RTSM yang kepala rumah tangganya berusia jompo (>65 tahun), tinggal send irian dan/atau tinggal bersama (hanya) dengan anggota rumah tangga yang juga berusia non-produktif, yaitu belum dewasa, dan/atau >65 tahun.

2) Kluster Difabel, yakni RTSM yang kepala rumah tangganya adalah difabel, karena berbagai sebab, yang tidak dapat menjalankan pekerjaan produktif untuk memperoleh penghasilan, tinggal sendirian dan/atau tinggal bersama (hanya) dengan anggota rumah tangga yang berusia nonproduktif, yaitu belum dewasa, dan/atau >65 tahun; dan/atau tinggal bersama (hanya) dengan anggota rumah tangga yang juga difabel.

(13)

10. Pendanaan

a. Pendanaan Program Jalin KesraBantuan RTSM bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Timur, yang dituangkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPASKPD) masing-masing eksekutor Jalin Kesra Bantuan RTSM yang ditunjuk oleh Gubernur.

b. Pemerintah kabupaten/kota diharapkan dapat mendukung program Jalin Kesra Bantuan RTSM dengan mengalokasikan dana untuk kegiatan sosialisasi, monitoring dan evaluasi, serta keberlanjutan (sustainability).

c. Pemerintah desa/kelurahan, dan masyarakat diharapkan dapat memberikan sharing dalam bentuk pengawasan dan fasilitasi keberlanjutan bantuan RTSM. d. Pemerintah kabupaten/kota diharapkan dapat mengalokasikan anggaran melalui

APBD kabupaten/kota masing-masing untuk Program Jalin Kesra Bantuan RTSM Pola Mandiri (matching grant) dengan sasaran RTSM yang dinilai layak mendapatkan bantuan, tetapi tidak terdaftar dalam PPLS08. Pola dan prosedur Program Jalin Kesra Bantuan RTSM Mandiri kabupaten/kota dapat mengadopsi prosedur Program Jalin Kesra Bantuan RTSM Provinsi disesuaikan kemampuan sumberdaya dan kearifan lokal masing-masing daerah.

11. Logo Program Jalin Kesra

Untuk memberikan indentitas/tanda serta sebagai media sosialisasi maka dibuat Logo Resmi Program Jalin Kesra. Penggunaan logo ini dipakai untuk memberi tanda pada setiap jenis bantuan yang diberikan kepada RTSM dan memberikan tanda kepada RTSM yang telah menerima bantuan sesuai dengan tahun eksekusi.

Pemberian tanda Program Jalin Kesra menyesuaikan dengan jenis bantuan yang diberikan, dapat berupa : stiker, emblem/platlpeneng, kalung, eartag, cap/sablon dan lain-lain. Sedangkan peletakan/pemasangan tanda bagi penerima bantuan Program Jalin Kesra menyesuaikan tempat dan kondisi rumah tinggal RTSM dengan mempertimbangkan logo dapat dilihat dan diidentifikasi dengan mudah, jelas dan tidak cepat hilang.

Didalam Logo tertera huruf "A" pada kata "Jalin" menggambarkan tangan bergandengan yang membentuk "hati" memiliki makna bahwa "membantu orang miskin harus dilakukan dengan hati". Logo Resmi Program Jalin Kesra dicetak dengan ukuran diameter (garis tengah) minimal 14 cm, dan mencantumkan Tahun menyesuaikan tahun eksekusi dengan gambar sebagai berikut :

(14)
(15)

II. ORGANISASI PELAKSANA

Dalam rangka sinkronisasi, keterpaduan, dan optimalisasi pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM, maka pengelolaan Program Jalin Kesra dikoordinasi langsung oleh Gubernur Provinsi Jawa Timur melalui Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal), dengan leading sector Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Provinsi Jawa Timur. Pendampingan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM melibatkan perguruan tinggi yang merekrut tenaga pendamping lapangan.

Adapun unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanan Program Jalin KesraBantuan RTSM, sebagai berikut:

1. Gubernur Jawa Timur

Sebagai penanggungjawab Program Jalin Kesra Bantuan RTSM, dengan tugas dan tanggung jawab meliputi :

a. MenetapkanPedoman Umum Program Jalin Kesra Bantuan RTSM. b. Menetapkan lokasi dan alokasi Program Jalin Kesra Bantuan RTSM.

c. Memberikan arahan dan tugas kepada Satminkal serta SKPD eksekutor dalam melaksanakan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM.

2. Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal)

Satuan Administrasi Pangkal merupakan kelompok kerja (working group) yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur, Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Provinsi Jawa Timur sebagai leading sector, beranggotakan pejabat yang ditugaskan oleh masing-masing SKPD eksekutor Program Jalin Kesra Bantuan RTSM.

Satuan Administrasi Pangkal merupakan penanggungjawab perencanaan dan evaluasi pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM, dengan tugas dan tanggungjawab meliputi :

a. Mendukung pelayanan administrasi dan operasional data pelaksanaan Program Jalin Kesra yang dilakukan oleh SKPD eksekutor.

b. Menghimpun, mengolah, dan menganalisis data dan informasi pelaksanaan Program Jalin Kesra dalam rangka pengarahan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program.

c. Mengembangkan sistem pengelolaan dan analisis data, serta informasi Program Jalin Kesra.

d. Mendukung pelaksanaan sosialisasi dan fasilitasi pelaksanaan Program Jalin Kesra.

e. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program Jalin Kesra.

f. Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi dan/atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam rangka pendampingan, monitoring dan evaluasi, serta pendataan Program Jalin Kesra.

g. Melakukan publikasi melalui media cetak dan elektronik, brosur, leaflet, dan media lainnya, untuk menyebarluaskan informasi pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM.

(16)

h. Menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM secara berkala kepada Gubernur.

3. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah leading sector yang melaksanakan pengadaan, penyaluran, dan fasilitasi teknis pengembangan bantuan Program Jalin Kesra. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terlibat dalam pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM sebanyak tujuh, terdiri: Dinas Peternakan; Dinas Perikanan dan Kelautan; Dinas Pertanian; Dinas Perindustrian dan Perdagangan; Dinas Koperasi dan UMKM; Dinas Perkebunan; dan Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur. Satuan Kerja Perangkat Daerah eksekutor Program Jalin Kesra Bantuan RTSM dapat ditambah sesuai kebutuhan. Tugas dan tanggungjawab SKPD meliputi:

a. Menyusun Petunjuk Operasional Program Jalin Kesra Bantuan RTSM.

b. Menetapkan rumah tangga sasaran, by name dan by address, yang akan dieksekusi, secara koordinatif.

c. Melaksanakan konfirmasi lapangan secara koordinatif mengenai rincian jenis kebutuhan RTSM dengan teknik purposive sampling.

d. Melakukan sosialisasi Program Jalin Kesra secara koordinatif mulai dari tingkat provinsi sampai dengan desa/kelurahan.

e. Melaksanakan pengadaan dan penyaluran bantuanProgram Jalin Kesra secara koordinatif.

f. Melaksanakan bimbingan teknis secara koordinatif terhadap RTSM dan/atau kader pemberdayaan RTSM untuk pengembangan bantuan usahaProgram Jalin Kesra.

g. Melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan sinergisitas pelaksanaan Program Jalin Kesra antar-SKPD dan pendamping.

h. Melakukan monitoring dan evaluasi secara koordinatif terhadap pelaksanaan bantuan Program Jalin Kesra yang telah dieksekusi.

i. Melaporkan pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM kepada Gubernur. 4. Perguruan Tinggi Pendamping

Lembaga pendampingan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM berasal dari perguruan tinggi yang memiliki kompetensi dalam pendampingan pelaksanaan program, peningkatan kualitas SDM pendamping, dan fasilitasi pengembangan bantuan usaha bagi RTSM. Tugas dan tanggungjawab perguruan tinggi pendamping meliputi:

a. Memberi masukan dalam perumusan kebijakan dan perencanaan Program Jalin Kesra.

b. Menyediakan, memberikan pembekalan, mengkoordinasikan, mengendalikan, dan melakukan evaluasi kinerja tenaga pendamping lapangan.

c. Membantu Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal) melakukan identifikasi aspirasi dan kebutuhan RTSM, dan pengelolaan data rumah tangga sasaran.

(17)

d. Menyusun desain pengorganisasian pendampingan.

e. Memfasilitasi terbentuknya Crisis Center Pendampingan di tingkat provinsi, dan di setiap kabupaten/kota.

f. Memberikan laporan pelaksanaan pendampingan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur Jawa Timur untuk mendukung pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM.

5. Crisis Center Pendampingan Provinsi Jawa Timur

Untuk mendukung pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM dapat dibentuk

Crisis Center Pendampingan di tingkat provinsi maupun Kabupaten/Kota. Crisis Center Pendampingan Provinsi merupakan organisasi pendampingan di tingkat

provinsi yang dibentuk dan ditetapkan oleh Perguruan Tinggi Pendamping.

Tim yang berada di Crisis Center Pendampingan Provinsi adalah Tim pendamping yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi Pendamping, dan secara fungsional dikoordinasikan oleh team leader. Apabila dinilai perlu, team leader dengan persetujuan ketua pelaksana dapat melibatkan perwakilan dari Crisis Center Pendampingan Kabupaten/Kota secara fungsional untuk membantu kegiatan koordinasi dan penyerapan aspirasi yang diperlukan oleh Crisis Center Pendampingan Provinsi.

Tugas dan tanggungjawab Crisis Center Pendampingan Provinsi dalam pelaksanaan pendampingan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM, antara lain:

a. Melaksanakan pengendalian pendampingan sesuai desain pendampingan yang ditetapkan Perguruan Tinggi Pendamping.

b. Memfasilitasi terbentuknya Crisis Center Pendampingan Kabupaten/Kota, dan susunan personalianya.

c. Mengkoordinasikan kegiatan dan pendanaan Crisis Center Pendampingan Kabupaten/Kota.

d. Melakukan koordinasi dengan SKPD eksekutor untuk pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM.

e. Secara berkala melakukan koordinasi dengan Crisis Center Pendampingan Kabupaten/Kota.

f. Memfasilitasi pengaduan dari Crisis Center Pendampingan Kabupaten/Kota, dan penanganan masalah.

g. Mengelola database pelaksanaan pendampingan.

h. Melakukan ekspose pelaksanaan pendampingan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM.

i. Memberikan laporan berkala kegiatan Crisis Center Pendampingan Provinsi kepada Perguruan Tinggi Pendamping melalui ketua pelaksana.

(18)

6. Crisis Center Pendampingan Kabupaten/Kota

Crisis Center Pendampingan Kabupaten/Kota merupakan perwakilan Crisis Center

Pendampingan Provinsi yang dibentuk di setiap kabupaten/kota, dengan tujuan mengoptimalkan fungsi koordinasi dan pendampingan pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM di masing-masing Kabupaten/Kota.

Crisis Center Pendampingan Kabupaten/Kota dapat menyediakan SDM yang

kompeten untuk melakukan pendampingan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM, baik dalam rangka pemberdayaan maupun kemampuan teknis. Crisis Center Pendampingan Kabupaten/Kota dikoordinasikan oleh koordinator pendamping Program Jalin Kesra tingkat kabupaten/kota, yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi Pendamping. Penentuan personalia Crisis Center Pendampingan Kabupaten/Kota difasilitasi oleh Crisis Center Pendampingan Provinsi bersama koordinator pendamping Program Jalin Kesra Kabupaten/Kota.

Tugas dan tanggungjawab Crisis Center Pendampingan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan pendampingan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM, antara lain:

a. Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan pelaksanaan pendampingan di kabupaten/kota masing-masing yang menjadi wilayah kerjanya.

b. Membagi tugas pelaksanaan pendampingan berdasarkan spesialisasi tenaga pendamping.

c. Membuka layanan pengaduan masyarakat, dan ekspose pelaksanaan Program Jalin Kesra.

d. Mendokumentasikan seluruh pelaksanaan pendampingan.

e. Melakukan pengelolaan data dan informasi pelaksanaan pendampingan di kabupaten/kota yang menjadi wilayah kerjanya.

f. Memfasilitasi SKPD dalam penanganan masalah dan pengaduan masyarakat. g. Merancang dan memberikan masukan desain pendampingan RTSM

pascaProgram Jalin Kesra Bantuan RTSM.

h. Memberikan laporan kegiatan secara berkala kepada Crisis Center Pendampingan Provinsi.

i. Menyusun dan melaporkan adminsitrasi keuangan secara berkala kepada Crisis

Center Pendampingan Provinsi.

7. Koordinator Pendamping Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Koordinator pendamping Program Jalin Kesra Bantuan RTSM kabupaten/kota adalah tenaga pendamping yang secara fungsional ditetapkan oleh perguruan tinggi pendamping untuk mengkoordinasikan pelaksanaan pendampingan di masing-masing kabupaten/kota. Tugas dan tanggungjawab koordinator pendamping kabupaten/kota, meliputi:

a. Mengkoordinasikan pelaksanaan pendampingan di kabupaten/kota masingmasing yang menjadi wilayah kerjanya.

b. Mengkoordinasikan pengelolaan Crisis Center Pendampingan Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya.

(19)

c. Memberikan laporan perkembangan kegiatan pendampingan, dan pengelolaan

Crisis Center Pendampingan Kabupaten/Kota yang menjadi tanggung jawabnya

kepada perguruan tinggi pendamping. 8. Pendamping

Pendamping ditugaskan oleh perguruan tinggi pendamping untuk memfasilitasi pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM, dan mendampingi pengembangan usaha bantuan RTSM. Tugas dan tanggungjawab pendamping meliputi:

a. Melakukan cross-check dan verifikasi data eksekusi Program Jalin Kesra. b. Membantu kegiatan identifikasi aspirasi dan kebutuhan rumah tangga sasaran. c. Mendampingi SKPD dalam kegiatan konfirmasi lapangan, dan pendampingan

RTSM.

d. Mendampingi SKPD dalam pelaksanaan sosialisasi, eksekusi, dan bimbingan teknis terhadap rumah tangga sasaran.

e. Memberikan dan menyampaikan penjelasan mengenai Program Jalin Kesra Bantuan RTSM kepada rumah tangga sasaran.

f. Melakukan pemantauan terhadap perkembangan bantuan Program Jalin Kesra yang telah diserahkan kepada RTSM sasaran.

g. Mendampingi RTSM dalam pengembangan bantuan yang diterima dari Program Jalin Kesra, sesuai kearifan loka!.

(20)

III. MEKANISME PELAKSANAAN

Mekanisme pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM dilakukan melalui beberapa tahapan meliputi: Identifikasi Kebutuhan RTSM; Sosialisasi; Konfirmasi Lapangan; Pengadaan Bantuan; Eksekusi Bantuan; Bimbingan Teknis; serta Pertanggungjawaban dan Keberlanjutan.

1. Identifikasi Kebutuhan RTSM

a. Sasaran identifikasi kebutuhan RTSM adalah nama dan alamat RTSM yang terdaftar pada data PPLS08 yang telah diverifikasi oleh BPS Jawa Timur per Oktober 2009.

b. Identifikasi kebutuhan RTSM merupakan tahapan untuk mengetahui serta menggali aspirasi RTSM mengenai kebutuhan yang diinginkan sesuai potensi yang dimiliki, dan karakteristik sosial ekonomi RTSM.

c. Identifikasi terhadap karakteristik sosial ekonomi RTSM sasaran menghasilkan klasifikasi RTSM produktif, dan non-produktif.

d. Identifikasi kebutuhan RTSM sekaligus menjadi kegiatan validasi dan pemutakhiran data RTSM PPLS08. Jika RTSM sasaran tidak layak (Iagi) secara ekonomi maupun sosial sebagai penerima bantuan Program Jalin Kesra, maka RTSM tersebut harus dikeluarkan dari daftar calon penerima program, dan tidak boleh diganti dan/atau menambahnya dengan RTSM baru yang tidak terdaftar dalam PPLS08.

e. Apabila karena sesuatu hal terpaksa dan/atau dipaksa melakukan pencatatan data RTSM di luar data PPLS08, maka data RTSM (baru) diluar data PPLS08 harus dicatat tersendiri, dan tidak menjadi bagian dari RTSM sasaran Program Jalin Kesra Bantuan RTSM.

f. Apabila kepala rumah tangga RTSM sasaran telah meninggal dunia dan memiliki ahli waris, dan/atau pindah tempat tinggal tapi anggota rumah tangga lainnya masih tetap tinggal dirumah yang bersangkutan, maka anggota RTSM dimaksud tetap didata menggunakan nomor identitas kepala rumah tangga sesuai data PPLS08.

2. Sosialisasi

a. Sosialisasi Program Jalin Kesra Bantuan RTSM bertujuan memberikan informasi pelaksanaan Program Jalin Kesra untuk diketahui seluruh lapisan masyarakat, dan mendapat dukungan pelaksanaan. Kegiatan sosialisasi sekaligus merupakan bagian dari transparansi informasi.

b. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan secara terpadu oleh masing-masing SKPD mulai dari tingkat provinsi sampai dengan tingkat desa/kelurahan.

c. Kegiatan sosialisasi dilakukan secara formal, informal, maupun melalui media publikasi (cetak dan elektronik), brosur, leaflet, dan lainnya.

d. Peserta sosialisasi tingkat provinsi terdiri dari dinas/instansi provinsi terkait, dinas/instansi kabupaten/kota, pelaksana Program Jalin Kesra di tingkat kabupaten/kota, dan dapat melibatkan/diikuti DPRD Provinsi, perguruan tinggi, perwakilan tenaga pendamping, serta kalangan LSM.

(21)

e. Agenda kegiatan sosialisasi, terdiri: (i) Penjelasan pedoman umum dan petunjuk operasional Program Jalin Kesra Bantuan RTSM; (ii) Rencana pelaksanaan Program Jalin Kesra; serta (iii) Pembahasan rencana tindak lanjut pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM di masing-masing Kabupaten/Kota.

3. Konfirmasi Lapangan

a. Konfirmasi lapangan bertujuan melakukan klarifikasi mengenai rincian jenis kebutuhan yang diinginkan rumah tangga sasaran sebagaimana yang telah disampaikan saat identifikasi kebutuhan RTSM ("Menu Kebutuhan RTSM").

b. Pelaksanaan konfirmasi lapangan dilakukan secara terpadu antara SKPD yang akan melakukan eksekusi program di lokasi kecamatan/desa/kelurahan yang sama,bersama pendamping,dan dibantu aparat desa/kelurahan.

c. Konfirmasi lapangan dilakukan melalui teknik purposive sampling untuk mendapatkan key informant di masing-masing desa/kelurahan.

d. Apabila dalam pelaksanaan konfirmasi lapangan ditemukan rumah tangga sasaran yang sudah tidak memenuhi syarat sebagai penerima Program Jalin Kesra Bantuan RTSM, karena: (i) meninggal dunia tanpa ahli waris; (ii) kepala dan anggota rumah tangga pindah tempat tinggal; (iii) Rumah tangga sasaran tidak termasuk kategori sangat miskin lagi; (iv) Rumah tangga sasaran telah mendapatkan bantuan Program Jalin Kesra pada tahun sebelumnya; atau (v) Rumah tangga sasaran menolak menerima bantuan Program Jalin Kesra, maka RTSM tersebut dikeluarkan dari daftar rumah tangga sasaran, dan tidak dapat digantikan oleh RTSM baru diluar data PPLS08.

4. Pengadaan Bantuan

a. Pengadaan barang bantuan Program Jalin Kesra dilakukan oleh masing-masing SKPD eksekutor sesuai "menu kebutuhan" yang diinginkan oleh RTSM.

b. Pengadaan barang bantuan menggunakan kaidah-kaidah dan aturan yang berlaku.

c. Mekanisme pengadaan barang bantuan Program Jalin Kesra secara rinci diatur dalam petunjuk teknis masing-masing SKPD.

d. Barang/peralatan/hewan bantuan dan/atau kemasannya diberi label Program Jalin Kesra Bantuan RTSM sesuai tahun eksekusi program. Ukuran, bentuk, bahan, dan cara penempelan/pemasangan label disesuaikan jenis barang/peralatan/hewan bantuan.

5. Eksekusi Bantuan

a. Eksekusi bantuan adalah kegiatan penyaluran bantuan sesuai hasil identifikasi kebutuhan RTSM dan konfirmasi lapangan. Eksekusi bantuan dilakukan dengan cara menyerahkan langsung kepada RTSM sasaran pada titik distribusi di tingkat desa/kelurahan, dan sejauh-jauhnya di tingkat kecamatan.

(22)

b. Eksekusi bantuan dilaksanakan setelah Keputusan Gubernur tentang Lokasi dan Alokasi Program Jalin Kesra Bantuan RTSM ditetapkan dan atau mulai berlaku, selanjutnya SKPD/Biro Pelaksana Program Jalin Kesra menyusun dan menetapkan nama-mana RTSM penerima bantuan (by name by addess).

c. Pelaksanaan eksekusi bantuan sedapat mungkin dilakukan mulai pukul 08.00 sampai dengan 16.00, kecuali untuk bantuan tertentu yang secara teknis tidak memungkinkan didistribusikan pada siang hari. Pemberitahuan kepada pemerintah desa/kelurahan dan rumah tangga sasaran mengenai eksekusi bantuan paling lambat satu hari sebelum tanggal pelaksanaan.

d. Penyerahan bantuan dilakukan oleh SKPD bersama pendamping, dibantu aparat pemerintah desa/kelurahan setempat, dengan dilengkapi berita acara dan lampiran tanda terima bantuan kepada RTSM.

e. Sebelum bantuan disalurkan, harus dilakukan pengecekan lapangan terhadap spesifikasi bantuan oleh tim yang ditetapkan oleh masing-masing SKPD.

f. Saat bantuan diserahkan kepada rumah tangga sasaran, diberikan penjelasan tentang jenis bantuan yang diterimakan, sekurangnya mengenai nama program, jenis dan jumlah bantuan, penegasan asal bantuan dari Gubernur Jawa Timur, serta pengelolaan bantuan.

g. Setelah dilakukan eksekusi bantuan, SKPD dibantu pendamping melakukan penempelan stiker Program Jalin Kesra Bantuan RTSM pada masing-masing rumah penerima bantuan. Stiker ditempelkan pada bagian depan bangunan rumah (pintu/jendela/dinding) yang mudah terlihat.

h. Pendamping melakukan pengawasan dan pendampingan terhadap bantuan yang telah diterima RTSM, terutama pada masa garansi. Pengawasan dan pendampingan dapat dilakukan melalui kader yang berasal dari RTSM.

i. Apabila hewan/barang bantuan Program jalin Kesra matilrusak pada masa garansi yang ditetapkan SKPD, maka pengajuan penggantian bantuan harus dilegalisasi oleh pemerintah desa/kelurahan, lolos penilaian dari pendamping, dan dikoordinasi oleh Crisis Center disertai bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.

6. Bimbingan Teknis

a. Bimbingan teknis dimaksudkan untuk memberikan penyuluhan, bimbingan, konsultasi, asistensi, dan fasilitasi teknis kepada RTSM penerima bantuan Program Jalin Kesra agar dapat mengembangkan bantuan usaha yang diberikan, sehingga memberikan manfaat optimal secara ekonomi.

b. Bimbingan teknis bisa berbentuk pembinaan usaha, peningkatan SDM, manajemen, teknologi, akses pemasaran maupun informasi-informasi lain sesuai kebutuhan. Bantuan teknis dapat pula berbentuk resolusi konflik, yakni penanganan terhadap permasalahan yang terjadi.

c. Pelaksana bimbingan teknis adalah SKPD provinsi dan kabupaten/kota dibantu pendamping yang dikoordinasikan oleh Crisis Center Pendampingan Kabupaten/Kota. Sasaran bimbingan teknis adalah RTSM dan/atau perwakilan RTSM yang berpotensi dibina menjadi kader penggerak keberdayaan RTSM.

(23)

d. Keterlibatan SKPD kabupaten/kota dalam bimbingan teknis jika kabupaten/kota yang bersangkutan bersedia alokasikan dana APBD untuk kegiatan tersebut. 7. Pertanggungjawaban dan Keberlanjutan

a. Pertanggungjawaban pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM dilaksanakan dalam bentuk :

1) Pertanggungjawaban administratif, berupa: laporan pelaksanaan program, laporan pengadaan barang, dan penyaluran barang kepada RTSM sasaran, disertai bukti surat pertanggungjawaban, berita acara, dan tanda terima.

2) Pertanggungjawaban publik, merupakan pertanggungjawaban implementasi "Makmur bersama Wong Cilik yang berkeadilan" melalui "APBD untuk Rakyat".

b. Keberlanjutan (sustainability) Program Jalin Kesra bantuan untuk RTSM produktif dilaksanakan melalui:

1) Fasilitasi pengembangan bantuan usaha untuk alternatif usaha baru dan/atau meningkatkan usaha yang sebelumnya dijalankan RTSM.

2) Fasilitasi penguatan modal sosial RTSM melalui penguatan kelompok yang ditumbuhkan dari kesadaran partisipatoris RTSM.

3) Pengembangan jejaring usaha, baik disektor hulu, hilir, maupun fasilitasi permodalan,dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia RTSM. c. Keberlanjutan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM non-produktif dilaksanakan

melalui peningkatan modal sosial dan kelembagaan sosial untuk mewujudkan keterjaminan sosial bagi RTSM non-produktif.

(24)

IV. PENGENDALIAN

Pengendalian Program Jalin Kesra merupakan kegiatan yang diarahkan demi memastikan pelaksanaan program berjalan sesuai prinsip, norma, dan mekanisme yang telah ditetapkan, dalam rangka untuk tercapainya tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat administratif, tepat kualitas, dan tepat pemanfaatan.

Pengendalian program dimaksudkan untuk menjaga mutu proses, hasil, dan dampak Program Jalin Kesra Bantuan RTSM secara optimal, yang meliputi:

1. Pelaporan

a. Pelaporan merupakan proses penyampaian data dan/atau informasi mengenai kemajuan pelaksanaan kegiatan, beserta berbagai masalah yang dihadapi.

b. Pelaporan bertujuan mengetahui perkembangan proses pelaksanaan program mulai tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan tahap pertanggungjawaban dan keberlanjutan.

c. Laporan dilakukan oleh masing-masing pelaksana Program Jalin Kesra Bantuan RTSM. Laporan juga dilaksanakan ·sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan masing-masing unsur.

d. Jenis laporan pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM, antara lain meliputi:

1) Laporan Satminkal, berisi laporan hasil pelaksanaan perencanaan rumah tangga sasaran, lokasi, dan data pelaksanaan eksekusi Program Jalin Kesra Bantuan RTSM.

2) Laporan SKPD, berisi laporan tahapan dan pelaksanaan eksekusi Program Jalin Kesra Bantuan RTSM yang telah dilakukan masing-masing SKPD, serta fasilitasi pengembangannya.

3) Laporan Pendampingan, berisi laporan kegiatan pendampingan yang telah dilaksanakan, mulai pendampingan identifikasi kebutuhan sampai dengan monitoring dan evaluasi oleh perguruan tinggi bersama tenaga pendamping. 2. Pengawasan

Pengawasan bertujuan memastikan seluruh proses pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM berjalan sesuai pedoman, norma, dan ketentuan yang berlaku, di samping itu juga untuk memastikan pelaksanaan Program Jalin Kesra berjalan tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat pemanfaatan, serta pengembangan dan keberlanjutan (sustainability) bantuan dilaksanakan sesuai tujuan program.

Pengawasan dilaksanakan secara terbuka oleh publik, dan pengawasan fungsional secara struktural berjenjang.

a. Pengawasan Publik

adalah pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap proses pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM. Pengawasan publik bertujuan untuk memastikan :

1) Seluruh proses pelaksanaan Program Jalin Kesra berjalan sesuai ketentuan yang ditetapkan.

(25)

2) Pelaksanaan Program Jalin Kesra berjalan tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat pemanfaatan.

b. Pengawasan Fungsional

merupakan pengawasan pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM yang dilakukan oleh aparat pengawasan pemerintah. Pengawasan fungsional dilakukan dalam waktu-waktu tertentu untuk memastikan pengelola Program Jalin Kesra telah melaksanakan amanat program secara partisipatoris, transparan, dan akuntabel.

3. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan Evaluasi (Monev) dilaksanakan guna memantau perkembangan pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM, melakukan penilaian, sekaligus menyusun tindakan perbaikan. Kegiatan Monev dilaksanakan oleh SKPD eksekutor, Satminkal, dan perguruan tinggi. Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan untuk :

a. Mengetahui kemajuan perkembangan ·program.

b. Menilai kesesuaian pelaksanaan program dengan prinsip dan mekanisme yang ditetapkan.

c. Mendokumentasikan berbagai kegiatan sebagai bahan penyusunan tindakan perbaikan.

Kegiatan Monev dapat dilakukan secara partisipatoris oleh masyarakat. Monitoring dan evaluasi partisipatif merupakan kegiatan pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh masyarakat sendiri, khususnya RTSM, untuk membahas proses, capaian hasil, kendala dan permasalahan yang dihadapi, maupun demi merumuskan solusi tindakan yang tepat sesuai pandangan dan kebutuhan mereka sendiri.

Monitoring dan evaluasi partisipatif dapat dilaksanakan dalam bentuk forum dialog atau pertemuan informal untuk berbagi pengalaman secara terbuka berkaitan perkembangan kegiatan, masalah-masalah yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan maupun pemecahannya.

(26)

V. PENUTUP

Pedoman Umum ini disusun sebagai landasan dan arah bagi implementasi pengelolaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM, untuk mewujudkan keterpaduan dan konsistensi melalui sinkronisasi dan sinergisitas perencanaan, pelaksanaan, pembiayaan, serta monitoring dan evaluasi.

Hal-hal lain yang belum diatur dalam Pedoman Umum ini, akan dijabarkan lebih lanjut dalam Petunjuk Operasional yang disusun oleh masing-masing SKPD eksekutor Program Jalin Kesra Bantuan RTSM, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Pedoman Umum ini.

Pedoman Umum ini berlaku penuh sebagai landasan dan arah bagi implementasi pengelolaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM 2011-2013. Mengingat Pedoman Umum ini baru tersusun pada Juli 2011, maka untuk pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM periode Tahun 2010 sampai dengan Juli 2011 tidak dapat sepenuhnya mengacu pada Pedoman Umum ini, tetapi lebih didasarkan pada keputusan dan kesepakatan bersama yang diambil dalam rapat-rapat koordinasi sesuai peraturan-peraturan dan ketentuan yang ada. Pengalaman pelaksanaan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM Tahun 2010 menjadi landasan penyusunan Pedoman Umum dalam bentuk tertulis yang sistematis dan formal ini.

GUBERNUR JAWA TIMUR ttd

Dr. H. SOEKARWO DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH

PROVINSI JAWA TIMUR Tgl 1-8-2011 No. 56 Tahun 2011/D

Gambar

GAMBAR LOGO PROGRAM JALIN KESRA

Referensi

Dokumen terkait

Tambahan pula, kini perangkat pendidikan ini kini juga diramu dengan unsur hiburan (entertainment) yang sesuai dengan materi, sehingga anak semakin suka. Dalam kaitan ini,

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka dalam penelitian ini akan dibangun sebuah sistem pakar berbasis desktop dengan menggunakan compiler Delphi 2010 yang

Untuk mewujudkan tujuan ini, negara- negara anggota diminta untuk memberikan akses ke sistem transportasi yang aman, terjangkau, dapat diakses, dan berkelanjutan untuk semua

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan pada Permata Bank Cabang TasikmalayaMetode penelitian yang digunakan adalah metode survey.Data

Hasil analisis menjelaskan bahwa motivasi penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan sebelum dan sesudah pembentukan bapelluh di Sumatera Utara berpengaruh secara positif

Manfaat perencanaan SDM pegawai di masa depan menuntut aanya pimpinan yang secara teratur melakukan proses pengembangan strategi sumber daya manusia pada

Peranan mata kuliah mengarang ( Sakubun ) dalam pembelajaran bahasa Jepang adalah selain kita bisa menuangkan ide, pikiran dan perasaan ke dalam bentuk tulisan

Sebagai Rumah Sakit yang berlokasi di kawasan industri dan berpotensi menjadi rujukan utama pasien akibat dari bencana industri, Rumah Sakit Petrokimia Gresik