BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1
1.1 LataLatar Belr Belakanakangg Mas
Masalah alah gizgizi i sansangat gat terkterkait ait dendengan gan ketketerseersediadiaan an dan dan aksaksesibesibilitilitasas pangan
pangan penduduk. penduduk. Berdasarkan Berdasarkan data data BPS, BPS, pada pada tahun tahun 2009 2009 jumlahjumlah penduduk
penduduk sangat sangat rawan rawan pangan pangan (asupan (asupan kalori kalori !."00 !."00 #kal$orang$hari%#kal$orang$hari% men
men&apa&apai i !",!","' "' perpersensen, , menmeningingkat kat dibdibandandingingkan kan dendengan gan konkondisi disi tahtahunun 200, )aitu !!,0' persen. *umlah ini masih sangat jauh dari target M+-s 200, )aitu !!,0' persen. *umlah ini masih sangat jauh dari target M+-s 20! )aitu , persen. Sehingga masih diperlukan kerja )ang lebih keras 20! )aitu , persen. Sehingga masih diperlukan kerja )ang lebih keras unt
untuk uk menmenuruurunkankan n jumjumlah lah penpendudduduk uk rawrawan an panpangan gan terstersebuebut t (/(/1P1P,, 20!!20!%.
20!!20!%.
Penanganan masalah pangan dan gizi ini merupakan salah satu agenda Penanganan masalah pangan dan gizi ini merupakan salah satu agenda penting dalam
penting dalam pembangunan nasional. #apembangunan nasional. #arena pangan rena pangan dan gizi dan gizi adalah salahadalah salah satu hal )ang terkait langsung dengan kesehatan mas)arakat. Pembangunan satu hal )ang terkait langsung dengan kesehatan mas)arakat. Pembangunan perlu
perlu diarahkan diarahkan kepada kepada peman3aatan peman3aatan potensi potensi sumberda)a sumberda)a alam alam lokal,lokal, peningkatan
peningkatan produkti4itas produkti4itas tenaga tenaga kerja kerja pedesaan pedesaan terutama terutama dalamdalam memperkuat ketahanan pangan berkelanjutan dan pemberda)aan ekonomi memperkuat ketahanan pangan berkelanjutan dan pemberda)aan ekonomi mas)
mas)arakarakat. at. PenPeningingkatkatan an ketketahaahanan nan panpangan gan harharusluslah ah diddidasarasarkan kan padpadaa penggalangan 5kekuatan5 sumberda)a lokal dan seke&il mungkin terg
penggalangan 5kekuatan5 sumberda)a lokal dan seke&il mungkin tergantungantung input dari luar (impor%.
input dari luar (impor%. #e
#etetersersedidiaaaan n papangngan an peper r kakapipita ta di di susuatu atu dadaeraerah h mumungngkikin n bibisasa ter&
ter&ukuukupi pi se&ase&ara ra statstatististik, ik, namnamun un hal hal itu itu tidtidak ak menmenjamjamin in selseluruuruh h rumrumahah ta
tangngga ga teter&r&ukukupupi i kekebubututuhahan n gigizizin)n)a. a. #a#arerena na bebelulum m tetentntu u papangnganan te
terdrdististribribususi i se&se&arara a memerarata ta ke ke selselururuh uh rurumamah h tatangnggaga, , sehsehiningggga a titidadak k men
menjamijamin n selseluruuruh h rumrumah ah tantangga gga terpterpenuenuhi hi se&se&ara ara &uk&ukup up baik dari baik dari segsegii kualitas maupun kuantitasn)a, aman, merata, terjangkau, serta sesuai dengan kualitas maupun kuantitasn)a, aman, merata, terjangkau, serta sesuai dengan selera (pre3erensi% indi4iduindi4idu dalam rumah tangga.
selera (pre3erensi% indi4iduindi4idu dalam rumah tangga. Pen
Pengemgembanbangan gan di4di4ersiersi3ik3ikasi asi penpengolgolahaahan n panpangan gan loklokal al dipdipandandangang strategis dalam menunjang ketahanan pangan, terutama berkaitan dengan strategis dalam menunjang ketahanan pangan, terutama berkaitan dengan aspek promosi ketersediaan pangan )ang beragam,
aspek promosi ketersediaan pangan )ang beragam, penanggulangan masalahpenanggulangan masalah g
giizzi i ddan an ppeemmbbeerrdda)a)aaaan n eekkoonnoommi i mmaas)s)aararakkaat t ((ppeenn&i&ippttaaaan n ddaann pengembangan
pengembangan usaha usaha ekonomi ekonomi produkti3%. produkti3%. *ika *ika disisi disisi hilir hilir (pengolahan (pengolahan dandan pemasaran%
pemasaran% produkti3, produkti3, maka maka se&ara se&ara otomatis otomatis akan akan mendorong mendorong pulapula
! 6
produkti4itas di sektor hulu, sehingga ketahanan pangan )ang ter&ermin dari terpenuhin)a pangan bagi rumah tangga )ang ter&ermin dari tersedian)a pangan )ang &ukup, baik jumlah maupun mutun)a, aman, merata, dan
terjangkau dapat terwujud.
+i4ersi3ikasi pangan atau penganekaragaman pangan bukan merupakan isu baru, tetapi sudah dikumandangkan sejak dikeluarkann)a 7nstruksi Presiden (7npres% 1o. !" tahun !9'" tentang Perbaikan Menu Makanan /ak)at (PMM/%. Maksud dari instruksi ini adalah untuk menganekaragamkan jenis dan meningkatkan mutu gizi makanan rak)at, baik dari segi kualitas maupun kuantitasn)a sebagai usaha penting bagi pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rak)at,
material, dan spiritual.
Pelaksanaan 7npres 1o. !" 8ahun !9'" tersebut sampai akhir Pelita 77 nampakn)a belum memberikan hasil seperti )ang diharapkan, sehingga lima tahun setelah itu pemerintah mengeluarkan lagi 7npres 1o. 20 tahun !9'9 juga tentang Perbaikan Menu Makanan /ak)at sebagai pen)empurnaan
7npres 8ahun !9'" )ang disesuaikan dengan struktur kabinet pada waktu itu. +alam tahap pembangunan nasional berikutn)a, upa)a di4ersi3ikasi pangan selalu ter&antum di dalamn)a (Suhardjo, !99%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diversifikasi Pangan
+i4ersi3ikasi pangan dapat mendukung stabilitas ketahan pangan sehingga dapat dipandang sebagai salah satu pilar pemantapan ketahanan pangan. leh karena itu akselerasi di4ersi4ikasi pangan sebagaimana
diamanatkan dalam Perpres 1o. 22 8ahun 2009 harus dapat diwujudkan. 8erdapat berbagai pengertian tentang di4ersi3ikasi pangan. +i4ersi3ikasi konsumsi pangan menurut Peraturan Pemerintah /7 1o : 8ahun 2002 8entang #etahanan Pangan Pasal ! a)at 9 dijabarkan sebagai upa)a peningkatan konsumsi aneka ragam pangan dengan prinsip gizi seimbang (BB#P 2002%. ;asil penelitian Martianto et al. (2009% mengenai per&epatan di4ersi3ikasi pangan berbasis pangan lokal menunjukkan bahwa perspekti3 di4ersi3ikasi pangan terdiri dari di4ersi3ikasi semua jenis pangan dan di4ersi3ikasi pangan pokok. Salah satu kendala pada di4ersi3ikasi pangan adalah tinggin)a konsumsi beras.
Pakpahan dan Suhartini (!99% men)atakan dalam konteks 7ndonesia di4ersi3ikasi$keanekaragaman konsumsi pangan sering diartikan sebagai pengurangan konsumsi beras )ang dikompensasi oleh penambahan konsumsi bahan pangan non beras. Menurut Suhardjo dan Martianto (!992% semakin beragam konsumsi pangan maka kualitas pangan )ang dikonsumsi semakin baik. leh karena itu dimensi di4ersi3ikasi pangan tidak han)a terbatas pada pada di4ersi3ikasi konsumsi makanan pokok saja, tetapi juga makanan pendamping.
Suhardjo (!99% men)ebutkan bahwa pada dasarn)a di4ersi3ikasi pangan men&akup tiga lingkup pengertian )ang saling berkaitan, )aitu (!%
di4ersi3ikasi konsumsi pangan, (2% di4ersi3ikasi ketersediaan pangan, dan (<% di4ersi3ikasi produksi pangan. Sementara, Soetrisno (!99% mende3inisikan di4ersi3ikasi pangan lebih sempit (dalam konteks konsumsi pangan% )aitu sebagai upa)a menganekaragamkan jenis pangan )ang dikonsumsi, men&akup pangan sumber energi dan zat gizi, sehingga memenuhi kebutuhan akan pangan dan gizi sesuai dengan ke&ukupan baik ditinjau dari kuantitas maupun kualitasn)a.
2.2 Pentingnya Diversifikasi Pangan
;ipo&rates, seorang 3iloso3 =unani men)atakan bahwa makanan mempun)ai man3aat penting untuk pemeliharaan kesehatan dan pen)embuhan pen)akit. +alam pern)artaann)a tersirat bahwa ada zatzat tertentu dalam makanan )ang apabila dikonsumsi akan membantu membangun kesehatan seseorang. Sebalikn)a, apabila zat tersebut tidak diperoleh dari makanan )ang dikonsumsi, maka dapat menimbulkan pen)akit. #emudian hasil analisis kandungan gizi pada berbagai jenis pangan menunjukan tidak ada satu jenis pangan pun )ang mengandung zat
gizi )ang lengkap )ang mampu memenuhi semua zat gizi )ang dibutuhkan oleh manusia, ke&uali S7. 7tupun han)a untuk ba)i )ang berusia ": bulan lebih dari usia itu memerlukan makanan tambahan (>orum #erja Penganekaragaman pangan, 200<%. leh karena itu penting sekali upa)a di4ersi3ikasikan pangan di dunia terutama di negara 7ndonesia )ang memiliki masalah )amg sangat kompeks di bidang pangan ini.
Bila orang sadar bahwa makanan beragam itu penting untuk kesehatan, maka semestin)a setiap orang akan makan makanan beragam setiap harin)a. #en)ataan tidaklah demikian. Meskipun mengerti ban)ak orang )ang tidak dapat melakukann)a. #eterbatasan da)a beli umumn)a merupakan alasan utama mengapa orang tidak bisa makan makanan se&ara beragam. #arena tidak semua orang memiliki kemampuan )ang sama dalam mengakses pangan se&ara beragam, maka diperlukan upa)aupa)a )ang mendorong dan mem3asilitasi agar setiap orang memperoleh pangan dalam jumlah dan keragaman )ang &ukup (>orum #erja Penganekaragaman Pangan, 200<%. Sesuai dengan prinsip penganekaragaman menu makanan maka ada dua tujuan )ang ingin di&apai?
a. agar ketergantungan masa)arakat kepada salah satu jenis makanan pokok, terutama beras dapat dikurangi,
b. agar mutu gizi susunan makanan mas)arakat dapat ditingkatkan (Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan, !99!%.
Peraturan Pemerintah 1o.: 8ahun 2002 tentang ketahanan pangan pasal 9 men)ebutkan?
!% penganekaragaman pangan diselenggarakan untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan memperhatikan sumber da)a, kelembagaan, dan buda)a lokal,
2% penganekaragaman pangan sebagaimana dimaksudkan dalam a)at! dilakukan dengan &ara?
a% Meningkatkan keragaman pangan,
b% Mengembangkan teknologi pengolahan dan produk pertanian dan &% Meningkatkan kesadaran mas)arakat untuk mengkonsumsi
anekaragam pangan dengan prrinsip gizi berimbang. 2. Pangan
Pangan adalah sesuatu )ang hakiki dan menjadi hak setiap warga 1egara untuk memperolehn)a. #etersediaan pangan sebaikn)a &ukup jumlahn)a, bermutu baik, dan hargan)a terjangkau. Salah satu komponen pangan adalah karbohidrat )ang merupakan sumber utama energi bagi tubuh. #elompok tanaman )ang menghasilkan karbohidrat disebut tanaman pangan. +i 7ndonesia tanaman pangan )ang digunakan oleh mas)arakat masih terbatas pada beberapa jenis, )aitu padi, jagung, ubi ka)u, dan ubi jalar. Selain sebagai sumber karbohidrat, ada tanaman pangan )ang
merupakan sumber protein. *enis tanaman penghasil protein )ang masuk ke dalam tanaman pangan, antara lain ka&ang tanah, kedelai, dan ka&ang hijau. #arena alasann)a ban)ak dikenal dan digunakan sebagai bahan pangan, tanaman tersebut disebut sebagai kelompok tanaman pangan utama. *adi, istilah tanaman pangan utama mun&ul lebih karena alasan kultur daripada 3ungsin)a (Purwono dan Purnawati, 200%.
Pangan merupakan sumberda)a kemanusiaan )ang unik. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia )ang pemenuhann)a menjadi hak asasi setiap rak)at 7ndonesia, hal ini sesuai dengan @@ 1o. ' tahun 200:. Pangan memiliki dimensi )ang sangat kompleks, tidak saja dari sisi kehidupan dan kesehatan, tetapi juga dari sisi sosial, buda)a, dan politik.
Pangan merupakan kebutuhan dasar )ang paling esensial bagi manusia untuk mempertahankan hidup dan kehidupan. Pangan sebagai sumber zat gizi (karbohidrat, lemak, protein, 4itamin, mineral, dan air% menjadi landasan utama manusia untuk men&apai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. *anin dalam kandungan, ba)i, balita, anak, 6 n a l i s i s * u r n a l + i 4 e r s i 3 i k a s i P a n g a n
remaja, dewasa maupun usia lanjut membutuhkan makanan )ang sesuai dengan s)arat gizi untuk mempertahankan hidup, tumbuh dan berkembang, serta men&apai prestasi kerja (#arsin, 200"%.
Menurut @@ /7 1o. ' tahun !99:, pangan dide3inisikan sebagai segala sesuatu )ang berasal dari sumber ha)ati dan air, baik )ang diolah maupun tidak diolah, )ang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain )ang digunakan dalam proses pen)iapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman.
Menurut Peraturan Pemerintah /7 nomor 2 tahun 200" pangan adalah segala sesuatu )ang berasal dari sumber ha)ati dan air, baik )ang diolah maupun )ang tidak diolah, )ang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain )ang digunakan dalam proses pen)iapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman.
2.! Pangan "la#an
Pangan olahan merupakan hasil dari pengolahan produk primer ataupun produk setengah jadi menjadi produk jadi pada komoditas pertanian )ang diman3aatkan sebagai pangan untuk dikonsumsi manusia. Pangan olahan merupakan produk olahan berasal dari komoditas pertanian (pertanian dalam artian luas% pada umumn)a mempun)ai karakteristik )ang khas, antara lain ?
!% Mudah rusak dan tidak tahan lama.
2) +iproduksi berdasarkan ketersediaan bahan baku (raw material). <% Aolumen)a besar tetapi nilai nominaln)a relati3 ke&il.
"% okalita )ang spesi3ik (tidak dapat diproduksi disemua tempat%.
Sedangkan menurut @@ no. ! tahun 20!2 tentang pangan men)atakan pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan &ara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan. Menurut Saparinto dan ;ida)ati pangan olahan )aitu makanan hasil proses pengolahan dengan &ara atau metode tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan. Pangan olahan bisa dibedakan menjadi pangan olahan siap saji dan tidak siap saji.
a. Pangan olahan siap saji adalah makanan )ang sudah diolah dan siap disajikan di tempat usaha atau di luar tempat usaha atas dasar pesanan, &ontoh? pisang goreng dan lainlain.
b. Pangan olahan tidak siap saji adalah makanan )ang sudah mengalami proses pengolahan, akan tetapi masih memerlukan tahapan pengolahan lanjutan untuk dapat dimakan atau diminum, &ontoh? makanan kaleng dan lainlain.
&. Pangan olahan tertentu adalah pangan olahan )ang diperuntukkan bagi kelompok tertentu dalam upa)a memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan, &ontoh? susu rendah lemak untuk orang )ang menjalani diet lemak dan lainlain.
2.$ Keta#anan Pangan
Pangan merupakan hal penting )ang harus dipenuhi oleh setiap manusia untuk keberlangsungan hidupn)a. Pangan )ang dimaksud dalam hal ini adalah pangan pokok bagi mas)arakat 7ndonesia, )aitu beras, sumber karbohidrat bagi tubuh. 8er&ukupin)a asupan gizi )ang terkandung dalam pangan dan diserap oleh tubuh dapat menghasilkan sumber da)a manusia
)ang berkualitas. Mengingat pentingn)a memenuhi ke&ukupan pangan, maka setiap negara akan mendahulukan pembangunan ketahanan pangann)a sebagai 3ondasi bagi pembangunan sektorsektor lainn)a (rumsari dan /ini, 200'%.
leh karena itu, 7ndonesia berkomitmen untuk mewujudkan ketahanan pangan dan hal tersebut dituangkan dalam @ndang@ndang 1omor ' tahun !99: tentang pangan. @ndang@ndang tersebut mende3inisikan ketahanan pangan sebagai suatu kondisi terpenuhin)a pangan bagi rumah tangga )ang ter&ermin dari tersedian)a pangan )ang &ukup dalam jumlah maupun mutun)a, aman, merata, dan terjangkau. Berdasarkan de3inisi tersebut, ketahanan pangan )ang dimaksud tidak han)a di tingkat global, nasional, dan regional tapi juga s ampai pada tingkat rumah tangga.
#etersediaan pangan nasional dan regional tidak menjamin adan)a ketahanan pangan rumahtangga atau indi4idu karena ketersediaan pangan
dan ketahanan pangan ditentukan oleh akses untuk mendapatkan pangan (Saliem et al ., 200%.
#etahanan pangan merupakan komitmen 7ndonesia pada sektor pembangunan pangan )ang dituangkan dalam @ndang@ndang 1omor '
tahun !99: tentang pangan dan Peraturan Pemerintah /7 1omor : tahun 2002 tentang ketahanan pangan. Menurut @ndang@ndang 1omor ' tahun !99: dan Peraturan Pemerintah /7 1omor : tahun 2002 tentang pangan, ketahanan pangan dide3inisikan sebagai suatu kondisi terpenuhin)a pangan bagi rumahtangga )ang ter&ermin dari tersedian)a pangan )ang &ukup dalam jumlah maupun mutun)a, aman, merata, dan terjangkau (/aha)u, 200'%. 8erdapat beberapa de3inisi lain tentang ketahanan pangan )ang dikemukakan baik oleh lembaga perbankan maupun hasil kon3erensi internasional. Menurut World Bank dalam 7ndar)anti (200<% mende3inisikan ketahanan pangan sebagai akses semua orang pada setiap saat terhadap pangan )ang men&ukupi untuk menjamin kehidupan )ang akti3 dan sehat. Berdasarkan hasil kon3erensi internasional World Conference on Human Right (!99<% dalam Saliem (200%, ketahanan pangan dide3inisikan sebagai kondisi terpenuhin)a kebutuhan gizi setiap indi4idu baik dalam jumlah maupun mutu agar dapat hidup akti3 dan sehat se&ara berkesinambungan sesuai dengan buda)a setempat.
>$C;, !992 mende3enisikan ketahanan pangan sebagai akses setiap rumah tangga atau indi4idu untuk memperoleh pangan pada setiap waktu untuk keperluan hidup sehat. #etahanan pangan pada tataran nasional merupakan kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh pendudukn)a memperoleh pangan dalam jumlah )ang &ukup, mutu )ang la)ak, aman, dan juga halal, )ang didasarkan pada optimalisasi peman3aatan dan berbasis pada keragaman sumber da)a domestik. Salah satu indikator untuk
mengukur ketahanan pangan adalah ketergantungan ketersediaan pangan nasional terhadap impor (itbang +eptan, 200%.
#etahanan pangan men&akup " aspek, )aitu #e&ukupan (sufficiency), akses (access), keterjaminan (security), dan waktu (time) (Baliwat) , 200"%. +engan adan)a aspek tersebut maka ketahanan pangan dipandang menjadi suatu sistem, )ang merupakan rangkaian dari tiga komponen utama )aitu
ketersediaan dan stabilitas pangan (food availaility dan staility), kemudahan memperoleh pangan (food accessiility) dan peman3aatan pangan.
8erwujudn)a ketahanan pangan merupakan hasil kerja dari suatu sistem )ang terdiri dari berbagai subsistem )ang saling berinteraksi, )aitu subsistem ketersediaan men&akup pengaturan kestabilan dan kesinambungan pen)ediaan pangan. #etersediaan pangan men)angkut masalah produksi, stok, impor dan ekspor, )ang harus dikelola sedemikian rupa, sehingga walaupun produksi pangan sebagaian bersi3at musiman, terbatas dan tersebar antar wila)ah, pangan )ang tersedia bagi keluarga harus &ukup 4olume dan jenisn)a, serta stabil dari waktu kewaktu. Sementara itu subsistem distribusi men&akup upa)a memperlan&ar proses peredaran pangan antar wila)ah dan antar waktu serta stabilitas harga pangan. ;al ini ditujukan untuk meningkatkan da)a akses mas)arakat terhadap pangan )ang &ukup. Surplus pangan tingkat wila)ah, belum menjamin ke&ukupan pangan bagi indi4idu$mas)arakat.
Sedangkan subsistem konsumsi men)angkut pendidikan mas)arakat agar mempun)ai pengetahuan gizi dan kesehatan )ang baik, sehingga dapat mengelola konsumsi indi4idu se&ara optimal sesuai dengan tingkat kebutuhann)a. #onsumsi pangan tanpa memperhatikan asupan zat gizi )ang &ukup dan berimbang tidak e3ekti3 bagi pembentukan manusia )ang sehat, da)a tahan tubuh )ang baik, &erdas dan produkti3 (8haha, dkk, 2000%.
pabila ketiga subsistem diatas tidak ter&apai, maka ketahanan pangan tidak mungkin terbangun dan akibatn)a menimbulkan kerawanan pangan (Sur)ana, 200<%.
BAB III PE%BAHASAN
Curi Marsigit (20!0% dalam jurnaln)a )ang berjudul !engemangan "iversifikasi !roduk !angan #lahan $okal Bengkulu untuk %enun&ang 'etahanan !angan Berkelan&utan menjelaskan bahwa kurang adan)a peman3aatan potensi sumberda)a alam lokal dan dari hal itu sebisa mungkin 9 6 n a l i s i s * u r n a l + i 4 e r s i 3 i k a s i P a n g a n
mas)arakat di daerah tesebut tidak terlalu tergantung pada input dari luar (impor% untuk memperkuat ketahanan pangan berkelanjutan dan pemberda)aan ekonomi mas)arakat. +engan adan)a pengembangan di4ersi3ikasi pengolahan pangan lokal diharapkan mampu menunjang ketahanan pangan )ang berkaitan dengan aspek promosi ketersediaan pangan )ang beragam, penanggulangan masalah gizi seperti
adan)a kekurangan energi dan protein )ang dialami oleh sebagian besar mas)arakat Bengkulu, serta pemberda)aan ekonomi mas)arakat setempat.
Metode )ang digunakan dalam penelitian tersebut adalah penelitian )ang dilaksanakan selama kurang lebih bulan di seluruh kabupaten dan kota )ang ada di pro4insi Bengkulu serta responden )ang memenuhi kriteria dipilih se&ara purposi3. Subjekn)a adalah seban)ak !0' responden )ang diambil di wila)ah pesisir, dataran sedang, dan dataran tinggi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode sur4e), wawan&ara, obser4asi, dan dokumentasi ob)ek ob)ek penelitian. +ata )ang dikumpulkan )akni berupa data primer dan data sekunder. @ntuk data primer )ang berupa data bahan baku dan bahan tambahan pembuatan dianalisa kandungan gizin)a dengan menggunakan oftware Comuter ystem #nline on "ietry *nalysis (S+%, untuk tingkat higienitas pengolahan dianalisa dengan tingkat penerapan good manufacturing ractice+ Dara produksi makanan )ang baik dipahami dan dilaksanakan (nonim,
200%. Sedangkan data sekunder nilai tambah produk pangan olahan dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan nilai tambah menurut ;a)ami and Masao (!9!%.
;asil penelitian jurnal men)atakan bahwa potensi di4ersi3ikasi produk pangan olahan lokal sangat besar dengan adan)a potensi sumber bahan pangan
)ang dimiliki oleh setiap wila)ah mudah didapat. ;al ini juga dipengaruhi letak topogra3i suatu wila)ah di Pro4insi Bengkulu )ang meliputi dataran tinggi, dataran rendah, dan perairan. Sumber pangan juga dapat dikembangkan sebagai komoditas di setiap wila)ah sehingga sangat potensial dalam upa)a mengurangi hidup konsumti3 dengan ke&enderungan hidup produkti3 dengan &ara memberda)akan mas)arakat dalam kegiatan ekonomi dan kemandirian pangan. Sebab mas)arakat mudah mendapatkan bahan pangan tersebut, mudah diolah, dan dikonsumsi untuk kebutuhan pangan seharihari )ang berarti memenuhi empat aspek ketahanan pangan. @ntuk mengenalkan produk pangan olahan ke daerah !0 6 n a l i s i s * u r n a l + i 4 e r s i 3 i k a s i P a n g a n
lain diperlukan pengenalan dan promosi )ang dilakukan se&ara terus menerus, baik melalui pen)uluhan, pelatihan, maupun pendampingan. ;al ini akan membuat mas)arakat sadar se&ara pelahanlahan akan potensi pangan lokal )ang tersedia untuk memenuhi kebutuhan gizi agar dapat hidup sehat tanpa harus mengeluarkan dana )ang terlalu tinggi, sehingga kesadaran pangan dan gizi akan berdampak kepada kemandirian pangan, dan pada akhirn)a akan menunjang ketahanan pangan berkelanjutan ( sustainale food security%. #andungan gizi dari dalam sumber bahan pangan lokal dapat dilihat dalam tabel dibawah ini?
N& S'()er Ba#an Bak' Uta(a
J'(la# Sa(*el Pr&+'k (n% (persen% 1 #arbohidrat " "2.0: 2 Protein 2< 2!.0 emak !0 9.< ! Aitamin !" !<.0 $ Mineral ! !".02 T&tal !0' !00
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa kandungan karbohidrat dan protein tinggi )ang dimiliki oleh setiap sumber bahan pangan produk lokal dapat mengurangi masalah gizi di Pro4insi Bengkulu )ang se&ara umum mengalami kekurangan energi dan protein (#EP% )ang dapat men)ebabkan anemia gizi besi dan de3isiensi 4itamin . Produk pangan olahan )ang dapat men&egah dan menanggulangi #EP )akni nasi singkong, nasi tiwul, nasi jawawut, bubur a)am jagung, juada perenggi, otakotak ikan nila, sala udang, buntil daun talas, rendang lokan, sate kijing, &endol lidah bua)a, urap bunga turi, jus pinang, &umi pare kelapa muda, telur asin (itik%, dan lainlain. pabila makananmakanan tersebut ditambah atau dipromosikan sebagai pangan olahan lokal Bengkulu dalam menu makanan maka akan berpotensi besar sebagai produk di4ers3ikasi pangan dan juga akan menambah &itra usaha &atering, rumah$warung makan, dan restoran )ang ada di Pro4insi Bengkulu.
Penerapan &ara produksi makanan )ang baik (DPMB% masih memerlukan upa)aupa)a untuk mensosialisasikan dan mengadakan pelatihanpelatihan agar produk pangan olahan )ang dihasilkan bermutu baik dan terjamin keamanann)a.
+alam pengembangan di4ersi3ikasi produk pangan olahan di Bengkulu diperlukan !! 6 n a l i s i s * u r n a l + i 4 e r s i 3 i k a s i P a n g a n
pelatihan DPMB )ang bertujuan untuk mengetahui apakah produk pangan olahan tersebut aman dan dapat diterima baik se&ara 3isik, kimia, mikrobiologi, maupun organoleptik serta baik dikonsumsi untuk rumah tangga a tau akan dikomersilkan.
1ilai tambah produk pangan olahan lokal bisa saja meningkat sebab bahan baku )ang tersedia di daerah tersebut sangat besar. +engan adan)a pengembangan di4ersi3ikasi produk pangan olahan lokal maka diharapkan dapat meningkatkan kegiatan perekonomian. Sehingga pilihan di4ersi3ikasi pangan juga meningkat se&ara otomatis dalam mempengaruhi ketahanan pangan, dapat dipertahankan dan atau ditingkatkan se&ara terusmenerus (berkelanjutan%.
@ntuk potensi pengembangan produk )ang berhubungan dengan ketahanan pangan, pengolahan, dan pemasaran hasil pertanian Pro4insi Bengkulu 3okus pada ketahanan pangan )ang masih berada dalam aspek ketersediaan. spek distribusi, pengolahan hasil dan peningkatan nilai tambah, di4ersi3ikasi konsumsi pangan, serta upa)a pemberda)aan ekonomi mas)arakat Bengkulu khususn)a dalam bidang pangan masih belum ban)ak mendapat perhatian. +i masa mendatang, 3okus pangan dan strategi pengembangann)a perlu pengarahan pada implementasi paradigma baru ketahanan pangan berkelanjutan (ustainale ood ecurity !aradigm). Paradigma ketahahan pangan berkelanjutan perlu mempertimbangkan
empat indikator utama (Sudar)anto dan /usastra, 2002%?
!. #etersediaan pangan ( food availaility%. #e&ukupan kersediaan pangan adalah penting, tetapi belum &ukup menjamin ketahanan pangan bagi mas)arakat. Calaupun pagu (ketersediaan% pangan tersedia &ukup, tetapi bila mas)arakat tidak memiliki da)a beli )ang memadai maka akan terjadi krisis pangan (hunger arado-%, misaln)a gizi buruk.
2. Pemberda)aan ekonomi mas)arakat, terutama )ang ma)oritas tinggal di pedesaan dan mas)arakat miskin kota untuk dapat meningkatkan da)a beli
(accessiility%.
<. #etahanan terhadap risiko (vulneraility%. Sistem pangan juga harus memiliki ketahanan )ang &ukup terhadap risiko penurunan produksi pangan sebagai akibat 3aktor alam, krisis keuangan, sosial dan politik. #arena itu jaringan pengaman sosial ( social safety net % adalah komponen penting dari sistem
ketahanan pangan berkelanjutan.
". spek keberlanjutan ( sustainaility%. spek keberlanjutan mens)aratkan tidak adan)a perkembangan negati3 dalam jangka panjang (nonnegative long term trend % untuk ketersediaan dan aksesibilitas mas)arakat terhadap pangan.
+alam mengembangkan ketahanan pangan di Pro4insi Bengkulu hal )ang perlu diarahkan pada pertanian )akni kegiatan pas&a panen, pengolahan dan pemasaran dengan kegiatan pendukungn)a berupa budida)a dan produksi tinggi )ang menjamin kualitas, kuantitas dan kontinuitas pengembangan ketahanan pangan. ;al ini akan mampu meningkatkan nilai tambah dalam peningkatan pendapatan serta peningkatan dan pen&iptaan lapangan kerja baru. +i dalam pembangunan pertanian Pro4insi Bengkulu ke depann)a tidak han)a menghasilkan produk segar saja namun juga akan menjual ataupun mengkonsumsi produk pangan olahan )ang apabila dijual akan meningkatkan tara3 hidup dan
kesejahteraan.
@ntuk memenuhi ketersediaan pangan se&ara kualitas, kuantitas dan kontinuitas sekaligus dalam penunjang pemberda)aan ekonomi mas)arakat, perbaikan gizi, produkti4itas pertanian, dan pen&iptaan lapangan kerja desadesa di Pro4insi Bengkulu )ang berbasis pertanian perlu dikembangkan sebagai sentra industri pengolahan pangan agroindustri beserta produk sampingann)a )ang mampu memenuhi kebutuhan hidup mas)arakatn)a seharihari tanpa harus konsumti3. Selain itu upa)a kemandirian pangan juga harus dikembangkan agar desa terus menjadi sentra agroindustri dan sentra produksi pangan segar dan olahan tetapi hal ini juga tidak dapat lepas dari &ur tangan Perguruan 8inggi )ang berada di Pro4insi Bengkulu )ang melakukan pengembangan desa melalui 8ri +harma.
Pengembangan di4ersi3ikasi pangan olahan lokal Bengkulu dapat meman3aatkan kelompokkelompok )ang sudah terbentuk di pedesaan sebab penggunaan sarana$media )ang sudah ada akan lebih e3ekti3 dalam pengembangan produk olahan. pabila produk olahan ban)ak dijumpai di desa berarti ban)ak pilihanpilihan untuk dikonsumsi keluarga dan berperan sebagai di4ersi3ikasi pangan. Selain upa)a di atas dapat juga pengembangan produk dilakukan melalui program aksi desa mandiri pangan )ang di&anangkan oleh Badan #etahanan Pangan Pro4insi Bengkulu. +esa Mandiri Pangan adalah desa )ang mas)arakatn)a mempun)ai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan !< 6 n a l i s i s * u r n a l + i 4 e r s i 3 i k a s i P a n g a n
dan gizi melalui pengembangan subsistem ketersediaan, subsistem distribusi, dan subsistem konsumsi dengan meman3aatkan sumberda)a setempat se&ara berkelanjutan. +i Pro4insi Bengkulu Program +esa Mandiri Pangan telah
men&apai !" +esa Mandiri Pangan )ang terbentuk berarti untuk men&apai program )ang di&anangkan akan terwujud. +i dalam pengembangan desa mandiri pangan harus selalu diarahkan untuk mengembangkan produk olahan wila)ah
setempat.
BAB I, PENUTUP !.1 Kesi(*'lan
+engan adan)a potensi sumber bahan pangan )ang mudah didapat dan 3aktor topogra3i di setiap wila)ah di pro4insi Bengkulu, potensi di4ersi3ikasi produk pangan olahan lokal menjadi sangat besar. Sehingga sumber pangan dapat dikembangkan sebagai komoditas di setiap wila)ah )ang nantin)a akan sangat membantu dalam mengurangi hidup konsumti3 mas)arakat di daerah tersebut dengan &ara memberda)akan mas)arakat dalam kegiatan
ekonomi dan kemandirian pangan. ;al ini akan menunjang ketahanan pangan berkelanjutan ( sustainale food security%.
+alam pengembangan di4ersi3ikasi produk pangan olahan di Bengkulu diperlukan pelatihan Dara Pengolahan Makanan )ang Baik (DPMB% )ang bertujuan untuk mengetahui apakah produk pangan olahan tersebut aman dan dapat diterima baik se&ara 3isik, kimia, mikrobiologi, maupun organoleptik serta baik dikonsumsi untuk rumah tangga dan$atau untuk dikomersilkan. +engan adan)a pengembangan di4ersi3ikasi produk pangan olahan lokal maka diharapkan dapat meningkatkan kegiatan perekonomian mas)arakat di pro4insi Bengkulu.
!.2 Saran
+engan peman3aatan sumber da)a )ang sudah tersedia di pedesaan di pro4insi Bengkulu seperti adan)a kelompokkelompok mas)arakat )ang sudah terbentuk, pengembangan di4ersi3ikasi pangan olahan lokal akan lebih e3ekti3. Selain itu, pengoptimalan program aksi +esa Mandiri Pangan )ang di&anangkan oleh Badan #etahanan Pangan Pro4insi Bengkulu juga akan mampu membantu untuk mengembangkan produk pangan olahan lokal di pro4insi Bengkulu.
Daftar P'staka
nonim. (200%. Cara !engolahan+!roduksi /ang Baik+0ood %anufacturing !ractice (0%!) !ada !roduk !engolahan Hasil !ertanian. Permentan 1o.<$Permentan$ 8.!"0.!'.$200. +epartemen Pertanian
nonim. (200%. $aoran 1ahunan. udin !engolahan dan !emasaran Hasil !ertanian, +inas Pertanian dan #etahanan Pangan Pro4insi Bengkulu
(200%
rumsari, Aini dan Culandari +wi Etika /ini. 200'. !eran Wanita 1ani dalam %ewu&udkan 'etahanan !angan ada 1ingkat Rumahtangga di 'auaten
leman, "aerah stimewa /ogyakarta. 3urnal 4konomi !emangunan 5ol. 67 8o.6, *ril 299: ;al? '!2. (Situs @ni4ersitas 7slam 7ndonesia http?$$journal.uii.a&.id$indeF.php$*EP$arti&le$4iew>ile$2$!0%
1in&auan !ustaka.GGGGGG. Bogor gri&ultural @ni4ersit) http?$$repositor).ipb.a&.id$bitstream$handle$!2<":'9$'9'$BBH2077.
H20871*@1H20P@S8#.pd3IseJuen&eK< (diakses pada tanggal 2 pril 20!<%
Ba 1in&auan !ustaka. GGGGGGG. Bogor gri&ultural @ni4ersit) http?$$repositor).ipb.a&.id$bitstream$handle$!2<":'9$<!":$BBH2077 H208injauanH20Pustaka.pd3IseJuen&eK2 (diakses pada tanggal 2 pril 20!<%
Ba 1in&auan !ustaka Chater .GGGGGGG. @ni4ersitas Sumatera @tara http?$$repositor).usu.a&.id$bitstream$!2<":'9$20"$<$DhapterH2077.pd3 (diakses pada tanggal 2: pril 20!<%
Badan Peren&anaan Pembangunan 1asional ? /en&ana ksi 1asional Pangan dan izi 20!!20!
;a)ami, =. dan Masao, #. (!9!%. *sian 5illage 4conomy at the Crossroads. 8ok)o @ni4ersit) Press. 8ok)o
7ndar)anti, =o)oh. 200<. *nalisis trategi 'etahanan !angan 'omunitas !etani (tudi 'asus di "esa ida&aya, 'ecamatan Ciunagara, 'auaten uang, 3awa Barat). 8esis pada Program Pas&a Sarjana, 7nstitut Pertanian Bogor. (8idak diterbitkan%. Bogor
#arsin, E. S., 200". !eranan !angan dan 0i;i "alam !emangunan . +alam =. >. Baliwati, . #homsan dan M. +wiriani (Eds%, !engantar !angan dan 0i;i , Penebar Swada)a, *akarta
1ur-aripin, di Purnama. <<<<<<<. "iversifikasi !angan =ntuk %engatasi 'risis !angan "i ndonesia. Bogor gri&ultural @ni4ersit)
http?$$www.ipb.a&.id$lombaartikel$penda3taran$uploads$tpb$pertaniandan pangan$+i4ersi3ikasi.pd3 (diakses pada tanggal 2: pril 20!<%
Praset)o, Edi, Mukson. 200<. 'a&ian !emasaran !roduk !angan #lahan di Beeraa 'auaten di 3awa 1engah. @ni4ersitas +iponegoro
http?$$eprints.undip.a&.id$9:'$!$laporanGpenelitianGed)Gpras.pd3 (diakses pada tanggal 2: pril 20!<%
/aha)u, +ewi. 200'. *nalisis !rogram !emerdayaan %asyarakat !1 Riau *ndalan !ul *nd !aer "alam 'aitannya dengan =aya !eningkatan 'etahanan !angan Rumahtangga. 8esis pada Sekolah Pas&a Sarjana,
7nstitut Pertanian Bogor. (8idak diterbitkan%. Bogor
Saliem, ;andewi Purwanti, dreng Purwoto, atoet Sroe ;ardono, 8ri Bastuti Purwantini, =ana Supri)atna, =uni Marisa, dan Calu)o. 200. %ana&emen 'etahanan !angan 4ra #tonomi "aerah dan !erum B=$#0. !usat *nalisis osial 4konomi dan 'ei&akan !ertanian, Badan !enelitian dan !engemangan !ertanian, +epartemen Pertanian.
Marsigit, Curi. 20!0. !engemangan "iversifikasi !roduk !angan #lahan $okal Bengkulu untuk %enun&ang 'etahanan !angan Berkelan&utan . *urusan
8eknologi Pertanian >akultas Pertanian @ni4ersitas Bengkulu http?$$repositor).unib.a&.id$22$!$PaperH20PakH20Curi.pd3 . (diakses pada tanggal 2: pril 20!<%