• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Tanaman Tumpang Sari Jagung"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR AGRONOMI TANAMAN TUMPANG SARI JAGUNG ( Zea mays ) DAN KACANG TANAH ( Arachis hypogaea )

PENDAHULUAN Latar Belakang

Dalam bercocok tanam, terdapat beberapa pola tanam agar efisien dan memudahkan kita dalam penggunaan lahan, dan untuk menata ulang kalender penanaman. Pola tanam sendiri ada tiga macam, yaitu : monokultur, polikultur (tumpangsari), dan rotasi tanaman. Ketiga pola tanam tersebut memiliki nilai plus dan minus tersendiri. Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan. Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan dalam waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur,

misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda. Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu

diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh diantaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Penentuan jenis tanaman yang akan ditumpangsarikan dan saat penanaman sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada selama pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari persaingan (penyerapan hara dan air) pada suatu petak lahan antar tanaman. Pada pola tanam tumpangsari sebaiknya dipilih dan dikombinasikan antara tanaman yang mempunyai perakaran yang relatif dalam dan tanaman yang mempunyai perakaran relatif dangkal. ( Fahmi, 2012)

Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah penanaman dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman budidaya yang sama, seperti jagung dan kedelai, atau jagung dan kacang tanah. Dalam kepustakaan, hal ini dikenal sebagai double-cropping.

(2)

Penanaman yang dilakukan segera setelah tanaman pertama dipanen (seperti jagung dan kedelai atau jagung dankacang panjang) dikenal sebagai tumpang gilir.Tumpang sari dapat pula dilakukan pada pertanaman tunggal (monokultur) suatu tanaman perkebunan besar atau tanaman kehutanan sewaktu tanaman pokok masih kecil atau belum produktif. Hal ini dikenal sebagai tumpang sela (intercropping). Jagung atau kedelai biasanya adalah tanaman sela yang dipilih. Dalam kehutanan hal ini disebut sebagai wana tani. Suatu konsep serupa juga diterapkan bagi budidaya padi dan ikan air tawar yang dikenal sebagai mina tani. ( Wikipedia, 2013 )

Tumpang sari adalah cara bercocok tanam pada satu petak lahan dengan dua atau tiga tanaman sekaligus. Cara bercocok tanam semacam ini memberikan beberapa keuntungan antara lain lahan yang ada bisa dimanfaat dengan sebaik baiknya. Manfaat lainnya adalah dalam satu musim kadang hama menyerang pada salah satu tanaman, namun tidak

menyerang jenis tanaman lainnya sehingga jika satu jenis tanaman terserang penyakit maka jenis tanaman lainnya masih bisa selamat.Jagung bisa tumbuh dengan baik jika ditanam disela sela tanaman kedelai, biasanya untuk periode musim tanam yang ke tiga yaitu padi - padi - kedelai. Pola semacam ini sudah mulai banyak diterapkan para petani pada lahan sawah semi irigasi, dimana pada musim penghujan mereka menanam padi sebanyak 2 kali sedangkan pada musim kemarau ganti menanam kedelai dengan memanfaat air tanah yang dipompa dengan menggunakan mesin diesel. Sebagai persiapan awal lahan bekas tanaman padi dibuat selokan menggunakan traktor dengan jarak kurang lebih satu setengah meter. Kemudian benih kedelai dimasukkan pada lubang lubang yang telah di buat menggunakan tugal (gejik). Pada keesokan harinya barulah benih jagung ditanam dengan cara yang sama menggunakan tugal. Usahakan benih jagung yang sudah dimasukkan dalam lubang ditutup dengan pasir atau pupuk kandang, bisa juga menggunakan sekam bekas pembakaran pabrik tahu. Mengapa di beri jarak satu hari setelah penanaman kedelai karena benih jagung tidak menyukai lahan yang terlalu banyak air. Tanah yang basah tanpa ada genangan air akan membuat benih jagung tumbuh dengan baik. Jika terlalu banyak air benih jagung akan membusuk. Pada setiap gulutan tanah cukup diberi satu deret tanaman jagung dan posisi deretan berada ditepi saluran air bagian kiri dan kanannya. Tidak perlu tiap saluran air diberi tanaman jagung namun beri jeda satu saluran air kosong tak ada tanaman jagungnya,

sedangkan sebelahnya ada lagi tanamannya. ( Anonim, 2011)

Segala bentuk pemanfaatan sumberdaya alam dan manusia dalam pemanfaatanya untuk budidaya tanaman guna memdapat hasil yanng sebanyak-banyaknya secara berkelajutan. Pola

(3)

tanam atau (cropping patten) iyalah suatu urutan pertanaman pada sebidang tanah selama satu periode. Lahan yang dimaksut bisa berupa lahan kosong atau lahan yang sudah terdapat tanaman yang mampu dilakukan tumpang sirih. Usaha yang dilakukan dengan melaksanakan penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak dari tanaman dan tata urutan tanaman selama periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama periode tertentu. Produktivitas merupakan suatu hal yang sangat vital dalam usaha pertanian, dimana akhir-akhir ini semakin ditantang untuk mengimbangi tuntutan sosial ekonomi masyarakat suatu bangsa. Peningkatan jumlah penduduk

menyebabkan permintaan akan kebutuhan hasil-hasil pertanian baik jenis, jumlah maupun kualitasnya. Disisi lain lahan untuk pertanian semakin terbatas karena alih fungsi lahan menjadi tempat pemukiman, industri, sarana jalan serta sarana fisik lainnya, Untuk itu, bagaimana merancang suatu model penanaman, agar lahan yang semakin terbatas itu dapat menghasilkan produksi yang tinggi secara berkelanjutan.Jagung sebagai tanaman pangan, menduduki urutan kedua setelah padi. Disamping itu juga mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya dengan padi, karena jagung merupakan salah satu jenis bahan makanan yang banyak mengandung karbohidrat sehingga dapat dijadikan sebagai pengganti beras. Di Indonesia sangat mendukung dikembangkannya komoditi jagung, sebab jagung memiliki potensi yang cukup baik untuk dibudidayakan dan mudah diusahakan. Konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat, karena itu peluang pemasaran jagung masih terbuka lebar).Selain komoditi jagung sebagai bahan makanan, masih dibutuhkan komoditi lain seperti kacang hijau. Kacang hijau merupakan salah satu jenis komoditi dari jenis tanaman leguminosa yang mempunyai arti penting. Posisinya menduduki urutan ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Manfaat kacang hijau sebagai penghasil bahan makanan merupakan hal yang sangat penting, karena jenis kacang ini banyak mengandung vitamin terutama vitamin B1 yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan gizi masyarakat yang relatif kurang vitamin. Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan antara lain tumpang sari, tumpang gilir, tanaman

bersisispan, dan tanamana campuran. Tumpang sari (intercropping), adalah melakukan penanaman lebih dari satu tanaman yang memiliki umur sama atau berbeda contoh tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.Tumpang gilir (Multiple Cropping) yaitu penanaman yang dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum.( Patra, 2012 )

(4)

Tumbuhan monokotil dan dikotil ialah salah satu penggolongan secara garis besar darikelompok tetumbuhan, oleh sebab itu dengan pengamatan ini diharapkan mampu menganalisistipe tumbuhannya berdasarkan anatominya. pada pengamatan jaringan yang dimiliki oleh keduatumbuhan relatif sama, tetapi bila diteliti perbedaan nampak pada susunan berkas pengangkutnyabila pada dikotil, memiliki kambium dan monokotil tidak berkambium yang nantinya akanmemengaruhi pertulangan daunnya (nervatio) dari tumbuhan monokotil maupun dikotil. tumbuhan itu terbagi atas beberapa jenis, diantaranya tumbuhan

berbiji.Tumbuhan berbiji (spermatophyte) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae). Tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae) dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu tumbuhan berkeping satu (monokotil) dan tumbuhan berkeping dua (dikotil). Masing-masing jenis tumbuhan berkeping biji tersebut mempunyai ciri karakteristik yang berbeda-beda, baik secara morfologi maupun anatomi. ( Purwono, 2007 )

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pertumbuhan tanaman monocotyle dan dicotyle pada tanaman tumpang sari

Kegunaan Penelitian

Untuk mengetahui perkembangan tanman monocotyle dan dicotyle pada tanaman tumpang sari dan sebagai informasi bagi pihak yang membuthkan, khususnya penulis.

(5)

TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman jagung

Berdasarkan sistem taksanomi, tanaman jagung dikenal dengan nama ilmiah Zea mays L. , familly poaceae. ( graminea ). Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut:

Divi : Spermatophyta Subdivisi : Magnoliophyta Kelas : Commelinidae Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Zea

Spesies : Zea mays L. ( Hardi Soenanto, 2009 )

Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4 cm di bawah permukaan tanah. Semenatara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan tanah, dann keadaan air tanah. Batang jagung tidak

bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60 – 300 cm. Daun jagung memanjang dan keluar dari buku – buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8 – 48 helaian, tergantung varietas. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang. Antara kelopak dan helaian terdapat lidah daun yang disebut ligula. Ligula ini berbulu dan berlemak. Fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang. ( Rudi Hartono, 2005 )

Bunga jagung tidak memiliki petal dan sepal sehingga disebut bunga tidak lengkap. Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda. Bunga jantan terdapat di ujung batang. Adapun bunga betina terdapat di

(6)

ketiak daun ke-6 atau ke-8 dari bunga jantan. Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan jatuh dan menempel pada rambut tongkol. Pada jagung umumnya terjadi penyerbukan silang ( cross pollinated crop ). Penyerbukan terjadi dari serbuk sari tanaman lain. Sangat jarang terjadi penyerbukan yang serbuk sarinya berasal dari tanaman sendiri. Biji jagung tersusun rapi pada tongkol. Dalam satu tongkol terdapat 200 – 400 biji. Biji jagung terdiri dari tiga bagian. Bagian paling luar disebut pericarp. Bagian atau lapisan kedua yaitu endosperm yang merupakan cadangan makanan biji. Sementara bagian paling dalam yaitu embrio atau lembaga.( Purwono, 2005 )

Botani tanaman kacang tanah

Dalam taksonomi (sistematika) tumbuh – tumbuhan, kacang tanah di klafikasikan sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Rosales Family : Papilionaceae Genus : Arachis

Spesies : Arachis hypogeae. (Pitojo, 2005)

Morfologi kacang tanah berdasarkan ciri-ciri luar dari bagian-bagian tanaman. 1) Daun

Kacang tanah memiliki daun majemuk bersirip ganda. Tangkai daun agak panjang, tiap tangkai terdiri atas 4 anak daun. Daun berperan penting dalam proses fotosintesis. 1) Bunga

Kacang tanah mulai berbunga pada umur kurang lebih 4-5 minggu. Bunga tumbuh pada ketiak daun. Setiap bunga memiliki tabung kelopak berupa tangkaian panjang berwarna

(7)

putih. Mahkota bunga (corolla) berwarna kuning dan memiliki bendera yang bergaris-garis merah pada pangkalnya. Bunga yang mampu melakukan penyerbukan sendiri ini hanya berumur 1 hari.

2) Buah

Buah kacang tanah berbetuk polong. Setelah terjadi pembuahan, bakal buah yang disebut ginofur tumbuh memanjang. Ginofur ini merupakan bakal jadi tangkai polong. Ujung ginofur yang runcing mula-mula mengaruh ke atas, tetapi setelah tumbuh, ujung ginofur mengarah kebawah kemudian masuk ke dalam tanah. Pertumbuhan memanjang ginofur akan terhenti setelah berbentuk polong.

3) Biji

Biji kacang tanah memiliki warna yang bermacam-macam yakni putih, merah, ungu, dan kesumba. Biji yang paling baik adalah yang berwarana kesumba.

4) Akar

Kacang tanah berakar tunggang, dengan akar cabang yang tumbuh tegak lurus pada akar tunggang tersebut. Akar cabang ada yang mati dan ada juga yang menjadi akkar permanen yang berfungsi untuk menyerap makanan. Pada polong kadang terdapat semacam bulu akar yang dapat menyerap makanan. (Lisdiana Fachrudin, 2000)

Sumber genetik (germ plasm) kacang tanah berasal dari Brasillia.Panaman kacang tanah pertama kali dilakukan orang Indian.Setelah Benua Amerika ditemukan, tanaman ini ditanam oleh pendatang dari Eropa.Daerah pusat penyebarannya mula-mula terkonsentrasi di India,Cina,Nigeria, Amerika Serikat dan Gambia,kemudian meluas ke berbagai negara di dunia. Di Indonesia kacang tanah mulai ditanam pada awal abad ke-17 .Masuknya kacang tanah ke wilyah Nusantara dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis .Sentrum produksi kacang tanah pada mulanya terpusat di Pulau Jawa, selanjutnya menyebar ke berbagai daerah (provinsi),terutama Sumatra Utara dan Sulawesi selatan.Kini kacang tanah telah ditanam di seluruh Indonesia . ( Rahmat Rukmana, 1995 )

Syarat tumbuh tanaman jagung

Tanaman jagung adalah tanaman yang memiliki tingkat fotosintesis tinggi, jadi sangat memerlukan cahaya matahari. Maka lokasi tanaman jagung adalah areal yang terbuka berupa

(8)

sawah atau ladang yang tidak terlindung dari cahaya matahari. Lokasi untuk tanaman jagung sebaiknya tidak tergenang air, namun memiliki kadar air yang cukup. Selain itu, dalam pemilihan lokasi untuk tanaman jagung. Sebaiknya harus sesuai dengan syarat tumbuh tanama jagung atau yang dibutuhkan oleh tanaman jagung. Sebenarnya semua jenis tanah dapat ditumbuhi jagung, namun sifat tanah yang paling dikehendaki oleh tanaman jagung adalah yang drainasenya lancar, subur dengan humus, dan pupuk yang mencukupi

persediaan untuk tumbuh. ( Rochani Siti, 2000 )

Penanaman jagung di dunia tersebar luas di daerah subtropik ataupun tropik.Tanaman jagung dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh.Secara umum,tanaman jagung dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi kurang lebih 1300 dapat,kisaran suhu udara antara 13c-30c,dan mendapatkan sinar penuh.Di indonesia tanaman jagung tumbuh dan produksi optimum di dataran rendah sampai ke tinggian 750 m dapat.Di pulau madura dan jawa sekitar 90% dari luas penanaman jagung terletak ketinggian 750 m dpc.Suhu ideal untuk berkecambah benih adalah 30c-30c dengan kapasitas air tanah antara 25%-60% keadaan suhu yang rendah dan tanah basah sering menyebabkan benih jagung busuk.Tanaman jagung membutuhkan suhu optimum antara 23c-27c,curah hujan yang ideal untuk tanaman jagung adalah 100mm-200mm/bulan curah hujan paling optimum 100mm/125mm/bulan dengan distribusi yang merata. (Rahmat Rukmana, 1993)

Syarat tumbuh tanaman kacang tanah

Iklim yang sesuai untuk tanaman kacang sebagai berikut; 1) Keadaan tanah

Kacang tanah tidak terlau memilih jenis tanah. Pada tanah berat ( heavy clay/fine textured soil ), kacang tanah masih dapat menghasilkan, jika pengolahan tanahnya dilakukan dengan baik. Tetapi, tanaman kacang tanah dapat tumbuh optimal pada tanah ringan ( loamy sand, sandy laon dan sandy clay ) yaang cukup mengandung unsur hara. Tanah ringan tersbut umumnya gembur sehingga memungkinkan akar tumbuh dengan baik, dan lebih banyak polong yang terbentuk. Kacang tanah masih mampu tumbuh dengan cukup baik pada tanah asam (Ph 5,0), tetapi peka terhadap tanah basah keasaman (Ph) tanah yang ideal bagi kacang tanah berkisar antara 6,0 – 7,0 pada Ph tanah antara 7,5 – 8,0, daun akan menguning dan terjadi bercak hitam pada polong akan menurun.

(9)

Kacang tanah pada umumnya tumbuh di iklim kering, pada daerah ( zone ) tipe iklim E ( terjadi 3 bulan basah berturut – turut ), tipe ikilm D3 ( terjadi 3 -4 bulan basah berturut – turut dan 4 -6 bulan kering berturut – turut ), dan tipe iklim C3 ( terjadi 5 -6 bulan basah berturut – turut dan 4 – 6 bulan kering berturut – turut ). Suhu amat berpengaruh terhadap perkecambahan biji dan pertumbuhan awal. Pada suhu kurang dari 18 C, laju perkecambahan rendah. Pertumbuhan kacang tanah meningkat sejalan dengan peningkatan suhu dari 20C menjadi 30C.

3) Curah hujan

Jumlah dan distribusi curah hujan sangat berpengaruh terhadap produksi kacang tanah. Hujan yang cukup pada saat tanam sangat dibutuhkan agar tanaman dapat berkecambah dengan baik. Distribusi curah hujan yang merata selama periode tumbuh akan menjamin keberhasilan pertumbuhan vegetatif. Curah hujan yang optimum bagi tanaman kacang tanah berkisar 45 – 200 mm/bulan

4) Kelembaban tanah

Kelmbaban tanah yang cukup pada fase awal pertumbuhan, fase berbunga, dan fase pembentukan polong sangat penting untuk mendapatkan produksi yang tinngi.

5) Suhu udara

Suhu udara yang dikehendaki tanaman kacang tanah suhu optimalnya berkisar 25 – 30C.

Kacang tanah (Arachis Hypogaea L) memerlukan iklim yang lebih panas dibandingkan tanaman kedelai atau jagung. Suhu harian antara 25 hingga 350C tanaman kacang tanah tumbuh lambat, umurnya lebih lama, dan hasilnya kurang. Kelembaban udara yang tinggi (lebih dari 80%) kurang menguntungkan bagi pertumbuhan kacang tanah (Arachis

Hypogaea), karena akan memberikan lingkungan yang sangat baik bagi pertumbuhan penyakit bercak daun dan karat. Tanah yang terlalu lembap di samping menghambat

pertumbuhan tanaman, juga mendorong pertumbuhan cendawan pembusuk akar( )Tanaman kacang tanah (Arachis Hypogaea L)termasuk tanaman strata A, yakni tanaman yang

memerlukan sinar matahari penuh (100 %). Adanya naungan yang menghalangi sinar matahari lebih dari 30% akan menurunkan hasil. Tanaman yang ternaungi tumbuh memanjang batangnya lemah, bunga dan polong yang terbentuk sangat sedikit. Tekstur :

(10)

Ringan dan sedang (Lempung berpasir dengan sirkulasi udara lancar. Struktur Tanah : Gembur dan ringan. PH : 4,5 - 7,7, optimal 5,6 - 6,6. Curah Hujan : 900-2000 mm per bulan dengan bulan kering < 8 bulan. Temperatur: 25-27 C dengan kelembaban udara sekitar 50-80 %. ( Wahyu Askari, 2010 )

Tanaman monocotyle

Pada batang tanaman monokotil, berkas pembulu tersebar. Pada monokotil tidak terdapat kambium sehingga pada tanaman monokotil, pertumbuhan sekunder tidak terjadi atau jarang terjadi. Korteks dan silindris pusat pada tanaman monokotil tidak dapat dibadakan secara jelas. Pada tanaman dikotil, berkas pembulu tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks terdapat di bagian luar lingkaran dan empelur di bagian dalam lingkaran. Di antara floem dan xylem terdapat kambium yang menyebabkan pertumbuhan sekunder pada tanaman dikotil. Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tanaman dikotil, yaitu kambium pembuluh dan kambium gabus. ( Didik Priyandoko, 2007 )

Perbedaan antara akar tanaman dikotil dan akar tanaman monokotil dapat dijelaskan saat masih kecambah. Pada tanaman dikotil terdapat satu akar utama yang besar, sedangkan pada tanaman monokotil tidak ada. Pada akar utama tanaman dikotil, akan tumbuh cabang – cabang akar dari akar utama. Pada tanaman monokotil, akar utama tidak berkembang

sehingga muncul akar – akar yang berukuran relatif sama dari tempat munculnya akar utama. Akar dikotil disebut juga akar tunngang, sedangkan akar monokotil disebut akar serabut. Batang pada tanaman dikotil dan tanaman monokotil memiliki perbedaan dalam hal berkas pengngkutan. Struktur jaringan pembulu keduanya sangat berbeda. Berkas pada

pengangkuatan pada tanaman dikotil tersusun melingkar seperti cincin. Adapun pada tanaman monokotil berskas pengangkutan tersebar tidak beraturan. Dalam setia berkas pengangkutan (berkas pembulu) selalu terdapat floem dan xylem.(Saeful Karim, 2008) Tanaman dicotyle

Anatomi batang tanaman dikotil terdiri atas kuliy kayu, kayu dan empulur. Empulr sangat sulit ditemukan pada batang kayu yang sudah tua. Bagian terluar dari batang tanaman dikotil adalah kulit kayu yang terdiri atas jaringan epidermis, kambium gabus, korteks dan floem. Felogen dapat ditemukan dibagian bawah epidermis. Pada kulit batang terdapat bagian yang tidak tertutupi oleh lapisan gabus. Bagian tersebut dinamakan inti sel. Inti sel berfungsi sebagai tempat terjadinya peristiwa penguapan dan pertukaran gas. Selain jaringan epidermis

(11)

dan gabus, pada batang dijumpai pula jaringan parenkim, kolenkim, sklerenkim, floem dan xylem. Berkas pembulu floem letaknya berdampingan dengan pembulu xylem. Di antara berakas pembulu xylem dan floem, terdapat pembulu ( kambium vaskular ). Kambium pembulu merupakan bagian yang memisahkan kulit kayu dengan kayu ( xylem ). Jika letak floem dan xylem berdampingan, ikatan pembulu yang terbentuk di namakan ikatan koteral. Tpe ikatan kolateral terbagi menjadi 2, yakni koleteral terbuka dan koleteral tertutup. Pada ikatan koloteral terbuka, terdapat kambium diantara berkas pembulu. Adapun pada ikatan koleteral tertutup, tidak terdapat kambium diantara berkas pembulu. ( Oman Karma, 2006) Batang dikotil memiliki struktur yang khas. Batang dikotil muda dan batang dikotil tua memiliki struktur yang sedikit berbeda. Batang menunjukan adanya suatu lingkaran kayu dengan pembulu angkut di sekitar empelurnya. Sementara itu, menunjukan dikotil yang tua. Kayu tersusun atas trakea. Trakea merupakan saluran terbentuk oleh sel – sel yang telah mati dan bagian – bagian ujungnya mati menyambung. Saluran tersebut berfungsi menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun. Pada kayu, terdapat juga trakeid yang bentuk selnya memanjang, ujung – ujungnya runcing dan ukurannya lebih kecil dari pada trakea. Trakeid berfungsi menyokong atau memperkuat batang pembelahan sel kambium vaskular kearah dalam membentuk kayu dan pembelahan sel ke arah luar membentuk kulit kayu. Aktivitas pembentukan kayu lebih aktivitas tersebut mengakibatkan bagian kayu lebih besar dari pada kulit kayu. Hal ini yang menyebabkan pada kulit kayu sering terjadi pengelupasan. ( Moekti Ariebowo, 2003 )

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu

Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dilaksanakan di lahan percobaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) yang beralamat di Jl. Tuar Ujung Kecamatan Medan Amplas.

Praktikum Dasar-Dasar Agronomi di laksanakan pada Pukul 14:00 sampai dengan selesai. Mulai Tanggal 18 Maret 2013 sampai dengan 28 April 2013.

(12)

Bahan yang di gunakan pada praktikum Dasar-Dasar Agronomi adalah Benih Jagung (Zea mays L), Benih Kacang tanah (Arachis hypogeal L), dan pupuk kompos 5 kg pupuk NPK sebagai pupuk dasar.

Alat yang di gunakan pada praktikum Dasar-Dasar Agronomi adalah cangkul, parang, gembor, plat nama, tali raffia, kalkulator, meteran dan alat tulis.

Palaksanaan penelitian 1) Persiapan lahan

Proses yang pertama kali di lakukan adalah membuka lahan untuk tumpang sari dengan cara membersihkan lahan dari rerumputan dan sampah yang ada. Pembersihan lahan di lakukan secara manual dengan menggunakan alat cangkul dan parang babat, di kerjakan oleh perwakilan setiap AET.

2) Pengolahan lahan

Setelah pembuatan plot tumpang sari selanjutnya adalah mengolah tanah dengan menggunakan alat cangkul, sampai tanah benar- benar gembur agar struktur serta sirkulasi udara di dalam tanah lebih baik agar dapat mendorong aktivitas mikroba didalam tanah. 3) Penanaman

Penggemburan tanah di lanjutkan pada pertemuan kedua dan di lakukan hingga selesai dan dilakukan pembuatan plot tumpang sari dengan ukuran yang telah di tentukan, setelah selesai dan sesuai juga telah mendapat persetujuan dari asisten dosen untuk malakukan pekerjaan selanjutnya yaitu pemberian pupuk dasar Kompos dan NPK sesuai takran anjuran yaitu satu genggaman tangan. Selanjutunya melakukan penyiraman plot kemudian membuat lubang tanam dengan cara tugalan, untuk tanman tumpang sari dengan jarak tanam 40x40 cm. Setelah pembuatan lubang tanam diberi pupuk kompos masing-masing lubang. Selanjutnya adalah memasukan biji tanaman monocotyle yaitu jagung (zea mays) dan tanaman dicotyle yaitu kacang tanah (Arachis hypoge) pada plot yang sama kemudian tutup bibit kembali dengan tanah. Dan dibuat plat nama tanaman tumpang sari.

(13)

Setelah penanaman dilakukan penyiraman dan perawatan serta pengamatan guna

menghasilkan tanaman yang baik dan plot yang bersih dari gangguan gulma. Dan dilakukan pengamatan pada tanaman kacang tanah dan jagung. Pada tanaman yang diberi sampel dilakukan pengamatan yaitu tinggi tanaman dan jumlah daun yang sudah sernpurna

perkembanganya.dan dicatat dibuat rangkap dua satu untuk asisten praktikum.Pengamatan dilakukan setiap pertemuan praktikum dasar-dasar agronomi yaitu pada hari senin. Jam 14.00 WIB.dan dilakukan pembubunan dimaksudkan untuk memperkokoh berdirinya tanaman. Parameter Pengamatan

1) Tinggi Tanaman (cm)

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari pangkal tumbuh tanaman paada permukaan yang sudah ditandai dengan patok standart dengan ukuran 2cm sampai pada ujung daun tertinggi tambah 2 cm.ini dilakukakan setelah pembubunan.jika belum tidak perlu dari patok langsung dari perukaan tanah.pengukuran dimulai setelah satu minggu setelah tanam (MST).dengan interval waktu pengukuran satu minggu sekli.

2) Jumlah daun (helai)

Pengamatan atau perhitungan jumlah daun diakukan pada daun yang sudah membuka sempurna,pengamatan dilakukan saat tanaman berumur satu minggu setelah tanam.dengan jarak waktu pengamatan satu minggu sekali.

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami melakukan penanaman tanaman mocotyle dan dicotyle yaitu tanaman jagung ( Zea mays ) dan tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea ) dengan melakukan sistem tanam tanaman tumpang sari. Tumpang sari adalah suatu

bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa pelibatan dua jenis atau

lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan atau agak

(14)

tanam 40x40 cm. Dan dilakukan pengamatan pada pertumbuhan tanaman yang dilakukan 1 minggu sekali.

Dari hasil pengamatan I untuk tanaman jagung ( Zea mays ) diperoleh hasil data tanaman tertinggi dan terendah yaitu untuk tanaman jagung ( Zea mays ) yang tinggi tanamannya tertinggi yaitu pada tanaman sampel 3 yaitu 51 cm dan pada tanaman sampel 2 yaitu 41 cm dan untuk tanaman jagung ( Zea mays ) yang tinggi tanamannya terendah pada tanaman sampel 1 yaitu 34 cm. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil jumlah helaian daun tertinggi pada tanaman sampel 1 dan 2 yaitu 5 helaian dan jumlah helaian daun terendah pada tanaman sampel 3 yaitu 4 helaian. Kemudian diperoleh hasil rata-rata untuk tinggi pertumbuhan tanamannya yaitu 42 dan rata-rata-rata-rata untuk jumlah helaian daunnya yaitu 6,33.

Dari hasil pengamatan untuk tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea ) diperoleh hasil tanaman tertinggi dan terendah yaitu untuk tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea ) yang tertinggi terdapat pada tanaman sampel 3 yaitu tingginya 20 cm dan pada tanaman sampel 2 yaitu 15 cm. Dan diperoleh hasil untuk jumlah helaian daun tertinggi terdapat pada tanaman sampel 3 yaitu 26 helaian dan jumlah helaian daun terendah yaitu pada tanaman sampel 1 yaitu 17 helaian. Dan hasil rata-rata tertinggi untuk tinggi tanamannya yaitu 4,67 dan rata-rata untuk jumlah helaian daunnya yaitu 20,3.

Dari pengamatan ke III untuk tanaman jagung ( Zea mays ) dan kacang tanah ( Arachis hypogaea ) diperoleh hasil tinggi tanaman tertinggi dan terendah yaitu, untuk tanaman jagung ( Zea mays ) hasil tinggi tanaman tertinggi yaitu pada tanaman sampel 1 tingginya 127 cm dan pada tanaman sampel 3 tingginya 98 cm dan untuk tinggi tanaman terendahnya yaitu pada sampel 2 tingginya 67 cm. Dan diperoleh jumlah helaian daun terbanyak pada tanaman sampel 1 yaitu 8 helaian dan jumlah daun yang terendah yaitu pada tanaman sampel 2 yaitu 5 helaian. Untuk tanaman jagung ( Zea mays ) diperoleh hasil rata-rata tinggi pertumbuhan tanamanya yaitu 97,33 dan rata-rata-rata-rata jumlah helaian daunnya yaitu 6,33.

Untuk tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea ) diperoleh hasil tinggi tanaman tertinggi dan terendah yaitu tinggi tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea ) tertinggi terdapat pada tanaman sampel 2 yaitu 26 cm dan pada sampel 1 dan 3 tinggi tumbuhannya sama yaitu 25 cm. Dari pengamatan diperoleh hasil jumlah daun terbanyak pada tanaman sampel 1 yaitu 36 helaian dan untuk jumlah daun terendah terdapat pada tanaman sampel 3

(15)

yaitu 34 helaian. Dan diperoleh rata-rata tinggi pertumbuhan tananaman pada tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea ) yaitu 25,33 dan untuk rata-rata jumlah helaian daunnya yaitu 35.

Dari hasil pengamatan I dan III yang telah dilakukan dapat dibandingkan bahwa tinggi tanaman untuk jagung ( Zea mays ) lebih tinggi dibandingkan dengan tananman kacang tanah (Arachis hypogaea ), hal ini disebabkan telah terjadinya kompetisi yaitu ksompetisi dari luar baik dari dalam seperti kompetisi air, unsur hara tanah, cahaya matahari dan posisi tempat tanaman. Untuk tanaman jagung ( Zea mays ) dapat kita lihat dari sisi perakarannya yaitu tunggang memanjang sehingga tanaman jagung lebih muda mencapai dan menyerap unsur hara dan air yang ada pada kedalam tanah tertentu sehingga unsur-unsur ataupun zat yang dibutuhkannya mencukupi dibandingkan dengan sisitem perakaran untuk tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea ) sistem perakaran yang serabut hanya dapat menyerap unsur hara,air dan zat-zat yang lain didalam tanah sesuai dengan kemampuan akar yang terbatas, tidak mampu mencapai kedalaman yang terlalu dalam karena akarnya yang serabut, sehingga tanaman jagung ( Zea mays) lebih tinggi pertumbuhanya

dibandingkan dengan tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea ). Dari segi perebutan radiasi sinar matahari tanaman jagung ( Zea mays ) lebih banyak menyerap atau menerima radiasi sinar matahari dibandingkan dengan kacang tanah ( Arachis hypogaea ) karena bentuk daun jagung yang panjang dan lebar dan tinggi tanaman yang tinggi lebih

memudahkan tanaman tersebut menerima ataupun menagkap radiasi sinar matahari yang cukup dan memenuhi kebutuhan jagung tersebut sehingga proses fotosintesisnya sangat baik dibandingkan dengan bentuk daun kacang yang kecil-kecil dan tinggi tanamnnya terlalu rendah menyebabkan tanamn kacang tidak terlalu banyak menerima radiasi sinar matahari karena terhalang oleh tanaman jagung yang tinggi dan daun yang lebar sehingga tanaman kacang tanah pertumbuhannya sedikit terlambat dibandingkan dengan tanaman jagung. Jarak tanaman yang telah ditentukan tidak memungkin tidak terjadi kompetisi pada tanamam tersebut karena pada suatu lahan yang sama dan ditanami dua atau lebih tanaman yang berbeda komoditi akan terjadi kompetisi tanaman karena perbedaan tinggi tanaman ataupun struktur tumbuhan dan sistem perakaranya. Kompetisi tanaman ini disebut dengan kompetisi dua jenis tanaman yang berbeda baik dari organ tumbuhan dan struktur tumbuhannya. Hal-hal inilah yang menyebabkan mengapa terjadi perbedaan tinggi pertumbuhan tanaman jagung ( Zea mays ) dan dengan taman kacang tanah ( Arachis hypogaea ).

(16)

KESIMPULAN Kesimpulan

1. Pada pengamatan I diperoleh hasil pertumbuhan tanaman monocotyle tanaman jagung ( Zea mays ) yang tertinggi terdapat pada sampel 3 yaitu 51 cm dan tinggi pertumbuhan tanaman terendah pada sampel 1 yaitu 34 cm.

2. Pada pengamatan I diperoleh hasil pertumbuhan tanaman dicotyle tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea ) pertumbuhan tanaman yang tertinggi pada sampel 3 yaitu 20 cm dan tinggi pertumbuhan tanaman terendah pada sampel 1 dan 2 yaitu 15 cm.

3. Pada pengamatan II diperoleh hasil pertumbuhan tanaman monocotyle tanaman jagung ( Zea mays ) tertinggi terdapat pada sampel 1 yaitu 78 cm dan tinggi pertumbuhan

tanaman terendah pada sampel 2 yaitu 53 cm.

4. Pada pengamatan II diperoleh hasil pertumbuhan tanaman dicotyle tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea ) pertumbuhan tertinggi terdapat pada sampel 3 yaitu 24 cm dan tinggi pertumbuhan tanaman terendah pada sampel 2 yaitu 21 cm.

(17)

5. Pada pengamatan III diperoleh hasil pertumbuhan tanaman monocotyle tanaman jagung ( Zea mays ) pertumbuhan tertinggi terdapat pada sampel 1 yaitu 127 cm dan tinggi

pertumbuhan tanaman terendah pada tanaman sampel 2 yaitu 67 cm.

6. Pada pengamatan III diperoleh hasil pertumbuhan tanaman dicotyle tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea ) pertumbuhan tertinggi pada tanaman sampel 2 yaitu 26 cm dan tinggi pertumbuhan tanaman terendah pada tanaman sampel 1 dan 3 yaitu 25 cm.

Saran

Diharapkan agar praktikan dapat lebih teliti dalam memperhatikan dan mengamati pertumbuhan tanaman agar hasil yang diperoleh terperinci dan akurat dan agar tidak terjadi kegagalan saat penanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. http://megantara-farm.blogspot.com/tanaman-tumpang-sari-kedelai-dan-jagung/2011/07. html. Diakses 4 mei 2013

(18)

Askari,Wahyu.2010.akademiktanaman-kacang-tanahhttp://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/tanaman-kacang-tanah/. Diakses 4 mei 2013

Atinirmala,2006.anatomi-tumbuhan-monokotil-dan-dikotil

http://soearga.wordpress.com/anatomi-tumbuhan-monokotil-dan-dikotil/ diakses tgl 4 mei 2013.

Doni,Ahmadi.2013.budidayakacangtanah.http://doniahmadi45.blogspot.com/2013/02/makala h-budidaya-kacang-tanah.html. Diakses 4 mei 2013.

Fahmi, 2012. Pola tanam http://kickfahmi.blogspot.com/pola-tanam/2012/05.html. Diakses 4 mei 2013.

Hartono, Rudi. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. Karim, Saeful. 2008. Belajar IPA. Madju Offset: Jakarta.

Karma, Oman. 2006. BIOLOGI XI. Grafindo: Bandung.

Lisdiana, Fachrudin. 2000. Budi Daya Kacang Kacangan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta. Mashudi. 2001. Bertanam Kacang Tanah dan Manfaatnya. Azaka Press: Surabaya.

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.

Pitojo, Setijo. 2005. Benih Kacang Tanah. Penerbit Kanisius: Yogyakarta. Priyandoko, Didik. 2007. BIOLOGI XI. Piranti Darma Kalokatam: Jakarta.

Purwono, 2005. Biologi Interaktif. Azka Press: Surabaya.

Purwono. 2007. Budi Daya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penerbit Penebar Swadaya: Jakarta.

Rukmana, Rahmat. 1993. Usaha Tani Jagung. Penerbit Kanisius: Yogyakarta. Rukmana, Rahmat. 1995. Kacang Tanah. Azka Press: Surabaya.

Siti, Rochani. 2000. Bercocok Tanam Jagung. Azka Press: Surabaya.

Soenanto, Hardi. 2009. 100 Resep Sembuhkan Hipertensi, Asam urat, dan Obesitas. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta.

(19)

Sugianto, Sattok , 2012. http://sattoksugianto.blogspot.com/2012/10/contoh-makalah-pengaruh-media-tanam.html.

Referensi

Dokumen terkait

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata, Sturt). DI ASOSIASI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi kacang tanah berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman jagung, jumlah daun jagung, produksi kacang tanah per plot,

Universitas Sriwijaya Skripsi ini dengan judul “Formulasi Snackbar BUJAKA (Labu Kuning (Cucurbita moschata), Jagung (Zea mays), dan Kacang Tanah (Arachis hypogaea))

Bagan Percobaan tanaman jagung ( Zea

Hasil penelitian tanaman jagung dalam pertumbuhan dan daya hasil tumpang sari jagung dan kacang tanah terhadap waktu dan posisi pemangkasan jagung menunjukkan bahwa

Skripsi dengan Judul “Pengaruh Pemberian Kompos Tatal Karet terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays L.)” oleh Muhamad Ilham Fitri Pasa telah di pertahankan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Ilmiah Tertulis yang berjudul : “Studi Agronomi dan Fisiologi Beberapa Aksesi Tanaman Jagung (Zea mays L) Hasil Pemuliaan” adalah

Signifikasi pengaruh pemberian pupuk kandang sapi terhadap pertubuhandan hasil tanaman jagung manis Zea mays Saccharata Sturt No Parameter Pengamatan Signifikan 1 Tinggi tanaman 8