LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN PENYAKIT CA NASOFARING DI
RUANG PENYAKIT DALAM WANITA RSUD ULIN BANJARMASIN
Tanggal 24 April – 29 April 2017
Oleh:
FAJAR RIZKI RAHAYU, S. Kep
NIM. 1630913320019
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2017
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA
: Fajar Rizki Rahayu, S.Kep
NIM
: 16309332019
JUDUL LP
: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Ca Nasofaring Di Ruang
Penyakit Dalam Wanita RSUD Ulin Banjarmasin
Banjarmasin, April 2017
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Agianto, S. Kep., Ns. MNS, PhD (Cand.)
NIP. 19820818 200812 1 003
Pembimbing Lahan
Nor Idah, S.Kep, Ns
NIK. 19851123 201102 8
MANIFESTASI KLI[NIS
Manifestasi klinis pada pasien SLE (Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2011)
Kriteria Diagnosis the American College of Rheumbatology (ACR) (4/11 ditegakkan)
No.
Kriteria
Batasan
1.
Butterfly Rash Terdapat eritema, datar, atau meninggi yang cenderung tidak mengenai lipatan nasolabial.2.
Discoid Rash Bercak eritema menonjol dengan skuama keratosis dan sumbatan folikel, parut atrofi dapat muncul pada lesi yang sudah lama timbul.3.
Ulser Mulut Ulserasi rekuren yang terjadi pada orofaring, biasanya tidak nyeri jika sudah kronis.4.
Arthtritis Radang di persendian yang mengenai dua atau lebihpersendian perifer dengan rasa sakit disertai pembengkakan5.
Serositis Radang pada garis paru-paru, disebut juga pleura atau pada jantung disebut juga pericardium6.
Kelainan Ginjal Proteinuria persisten >0,5 g/dL atau 3+ atau endapan tidak normal dalam urin terlihat dengan bantuan mikroskop7.
Kelainan Saraf Kejang-tanpa adanya gangguan akibat obat atau gangguan metabolik yang diketahui.8.
Kelainan Darah Anemia hemolitik disertai retikulosis; leukopenia - <4,0 x 10 pangkat 9/L (4000/mm pangkat 3) total pada dua atau lebih pemeriksaan.9.
Fotosensitivitas Ruam yang timbul setelah terpapar sinar ultraviolet A dan B10.
KelainanImunitas
Antibodi anti-DNA terhadap DNA asal dalam titerabnormal ; atau antibody antifosfolipid positif berdasarkan pada kadar antibodi antikardiolipin IgG atau IgM serum yang abnormal dan uji positif antikoagulan lupus menggunakan uji standar.
11.
Tes ANA Pemeriksaan sebanding pada setiap waktu dan tidak adanya obat yang diketahui berkaitan dengan SLE yang diinduksi obat.Patways Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) PENGERTIAN ETIOLOGI :
Lupus eritematosus sistemik (systemic lupus erythematosus) (SLE) merupakan SLE adalah penyakit autoimun multisistem yang dapat bersifat eksaserbasi dan remisi. Penyakit ini menyerang berbagai macam organ seperti kulit, ginjal,
muskuloskeletal, saraf, kardiovaskular, serta rongga mulut
PENATALAKSANAAN 1. Edukasi dan konseling 2. Rehabilitasi
3. Medikasi
a. NSAID ( Non Steroid Anti-Inflamation
Drugs): aspirin, ibuprofen, baproxen dan
sulindac
b. Kortikosteroid: Metilprednisolon.
c. Antimalaria: hydroxychloroquinon dan kloroquin
d. Immunosupresan: azathioprine (imuran),
mycophenolate mofetil (MMF), methotrexate, cyclosporine, cyclophosphamide, dan
Rituximab
ETIOLOGI:
Idiopatik, namun faktor presdiposisinya adalah genetik, imunitas (antigen, kelainan intrinsik sel T dan B serta kelaianan antibodi), hormonal, lingkungan (virus: Epstein Barr Virus (EBV), bakteri: Streptococcus dan Clebsiella, paparan UV, Stres dan obat-obatan
Autoimun menyerang organ-organ tubuh (sel dan
jaringan)
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Kulit
Sendi
Darah
Ginjal
Jantung
Butterfly
rush
Dx.
Kerusakan
Integritas
Kulit b.d
Penurunan
Imunologi
Degenerasi
Jaringan
Endapan
pada sendi
Artritis
Dx. Nyeri
Akut b.d
Agen
Cedera
Biologis
Penurunan
Hb
Oksigen
menurun
Pembentuka
n ATP
terhambat
Sel dan
jaringan
kekurangan
nutrisi
Kelelahan
Dx.
Ketidakseim
bangan
nutrisi
kurang dari
kebutuan
tubuh b.d
faktor
biologis
Dx.
Keletihan
b.d
Fisiologis
(Status
Penyakit)
Degenerasi
jaringan
Pengendapa
n
dimembran
basal
glomerulus
Proteinuria/
Hematuria
Inflamasi
arteriol
terminalis
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
Systemic Lupus Erythematosus
(SLE)
Pengkajian1. Identitas 2. Keluhan Utama 3. Riwayat Penyakit 4. Pola Fungsional Gordon 5. Pemeriksaan Fisik
Diagnosa keperawatan
1.
Keletihan b.d Fisiologis (Status Penyakit)
2.Nyeri Akut b.d Agen Cedera Biologis
3.
Kerusakan
Integritas
Kulit
b.d
Penurunan
Imunologi
4.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuan
tubuh b.d faktor biologis
Nyeri Akut
NOC: Pain control
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 60 menit, pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:
1. Mengenali serangan nyeri 2. Melaporkan nyeri
3. Ekspresi wajah akibat nyeri
NIC: Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
4. Kurangi faktor presipitasi nyeri 5. Pilih dan lakukan penanganan nyeri 6. Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi 7. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 8. Tingkatkan istirahat
9. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
10. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
Analgesic Administration
1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
Keletihan
NOC : Energy conservation
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam masalah Keletiha pasien teratasi dengan kriteria hasil:
1. Memverbalisasikan peningkatan energy dan merasa lebih baik 2. menjelaskan penggunaan energy untuk mengatasi kelelahan 4. istirahat cukup
5. Kualitas Hidup meningkat
NIC : Energy Management
1. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas 2. Dorong untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan 3. Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
4. Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat
5. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan 6. Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
NOC: Nutritinal Status : Food and Fluid Intake
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam ketidakseimbangan nutrisi pasien teratasi dengan kriteria hasil :
1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan 2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan 3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi 4. Tidak ada tanda tanda malnutrisi
5. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
NIC :Nutrition Management
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
3. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi 4. Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
5. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. 6. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
7. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
8. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan 9. Monitor mual dan muntah
Kerusakan Integritas Kulit
NOC: Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien tidak kerusakan integritas kulit, dengan kriteria hasil:
1. Suhu kulit 2. Tekstur kulit 3. Lesi pada kulit 4. Eritema 5. Elastisitas 6. Kelembaban
NIC: Pressure Management
1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar 2. Hindari kerutan pada tempat tidur
3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali 5. Monitor kulit akan adanya kemerahan
6. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien 7. Monitor status nutrisi pasien
8. Kaji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan tekanan
9. Observasi luka : karakteristik, warna cairan, granulasi, jaringan nekrotik, tanda - tanda infeksi lokal, formasi traktus
10. Ajarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan luka 11. Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka 12. Berikan obat secara oral yang sesuai.
Skin Surveillance
1. Inspeksi kulit dari kemerahan, panas, bengkak atau kekeringan
2. Obsevasi ektremitas untuk warna, panas, pembengkakan, nadi, edema dan ulcer 3. Monitor warna kulit dan temperatur
4. Monitor kulit dari gesekan dan goresan
5. Monitor kulit untuk kekeringan dan kelembaban
6. Meminta keluarga untuk melaporkan tentang adanya tanda kerusakan kulit jika diperlukan