• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni Ni Made Senawati P adalah Guru Mata Pelajaran Seni Budaya SMP Negeri 2 Tejakula.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni Ni Made Senawati P adalah Guru Mata Pelajaran Seni Budaya SMP Negeri 2 Tejakula."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 132

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PADA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII F SMP

NEGERI 2 TEJAKULA PADA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Oleh: Ni Made Senawati1

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tejakula di Kelas VII F pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019 dengan kondisi hasil belajar siswanya untuk mata pelajaran seni budaya rendah, yang dibuktikan dengan prosentase ketercapaian KKM baru mencapai 60,71 %. Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan media videodalam pembelajaran seni budaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan langkah-langkah pokok : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Masing-masing siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Metode pengumpulan datanya adalah tes hasil belajar. Metode analisis datanya adalah deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Penggunaan Media Video dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ini terbukti adanya perkembangan hasil belajar siswa yang awalnya 62.86 dengan ketuntasan 61%, selanjutnya setelah pelaksanaan siklus I hasil belajar siswa meningkat menjadi 70 dengan ketuntasan klasikal 79%. Dari siklus I ke siklus II terjadi juga peningkatan hasil belajar siswa menjadi 75.18 dengan ketuntasan klasikal 89% dengan katagori tuntas.Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah Penggunaan Media Video pada pembelajaran seni budaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas VII F semester genap tahun pelajaran 2018/2019.

Kata Kunci: Media Video, hasil belajar Abstract

This research was conducted at SMP Negeri 2 Tejakula in Class VIIF in the second semester of the academic year 2018/2019 with the conditions of student learning outcomes for Arts and Culture subject was low, as evidenced by the percentage of passing grade achievement reaching 60.71%. The purpose of conducting this classroom action research was to find out whether the use of video media in the learning of Art And Culture can improve student learning outcomes. The study was conducted in two cycles, with

(2)

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 133

four main steps, namely planning, action, observation and reflection. Each cycle was carried out in three meetings. The data collection method was a test of learning outcomes. The data analysis method was descriptive both for qualitative data and for quantitative data. The result obtained from this study was the use of video media can improve student learning outcomes. This was proven by the development of student learning outcomes, which were initially reached 62.86 with 61% completeness level, then after the implementation of the first cycle, student learning outcomes increased to 70 with a classical completeness reached 79%. From cycle I to cycle II there was also an increase in student learning outcomes to 75.18 with a classical completeness of 89% with complete categories. The conclusion drawn from this study was the use of video media in learning Art and Culture can improve student learning outcomes in class VIIF in the second semester of the school year 2018/2019.

Keywords: Video media, learning outcomes.

PENDAHULUAN

Mata pelajaran Seni Budaya adalah mata pelajaran yang wajib diberikan di Sekolah. Mata pelajaran ini berperan untuk pengembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik serta berperan sebagai kunci penentu menuju keberhasilan dalam mempelajari suatu bidang tertentu.

Fungsi mata pelajaran Seni Budaya adalah sebagai suatu bidang kajian untuk mempersiapkan peserta didik mampu merefleksikan pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain, mengungkapkan gagasan-gagasan, sedangkan penggunaannya adalah untuk membantu peserta didik mengenal dirinya, aktif membuat keputusan yang bertanggung jawab pada tingkat pribadi, sosial, menemukan serta menggunakan kemampuan analitik dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Paradigma pendidikan masa kini adalah masalah pengajaran menjadi pembelajaran (Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses).

Pelajaran Seni Budaya yang ada di sekolah biasanya terbagi lagi menjadi tiga, yaitu seni musik, seni rupa, dan seni tari. Berbicara tentang seni tari, pendidikan seni tari merupakan suatu bagian dalam proses pembentukan individu menjadi pribadi yang lebih baik, karena dalam belajar seni tari, anak diajarkan bentuk-bentuk gerakan dalam tari. Pendidikan seni tari menjadi suatu kegiatan latihan menari yang akan

(3)

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 134

dapat merangsang berbagai aktivitas tubuh, baik itu secara fisik, maupun non fisik. Secara fisik bentuk aktivitas latihan menari yang dilakukan oleh setiap anak akan membentuk elastisitas tubuh menjadi semakin baik, sehingga semua gerak-gerik tubuh menjadi terbiasa. tari menjadi suatu pembelajaran yang dapat mempengaruhi perilaku peserta didik. Begitu juga dengan pendidikan seni tari, dalam proses pembelajarannya juga membutuhkan keterlibatan seorang guru tari dalam ketercapaian materi yang akan disampaikan. Guru tari harus mampu memotivasi peserta didiknya agar dapat mengembangkan segala bentuk kemampuan yang dimiliki anak didiknya, karena itu sudah menjadi suatu keharusan bagi seorang guru dalam penyampaian materi yang diberikan. Diperlukan suatu cara untuk memotivasi peserta didik agar tercipta suasana yang kondusif dalam proses pembelajaran tari dengan tujuan peserta didik juga paham dengan materi pembelajaran yang diberikan. Salah satunya adalah dengan penggunaan media pembelajaran yang dapat membuat kegiatan pembelajaran lebih mudah dalam penyampaian materinya. Berbagai macam media pembelajaran dapat dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, namun semua itu disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan diberikan. Misalnya dalam pembelajaran tari, guru menggunakan media video untuk menampilkan materi tari yang akan disampaikan. Seorang guru tari harus memiliki kemampuan dalam menguasai media, agar proses pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan dengan lancar dan menarik. Media pembelajaran mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan pembelajaran, karena media dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dalam pendidikan seni budaya, penggunaan media video menjadi salah satu cara yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Media video menampilkan gambar dan suara yang dapat memperjelas penyampaian materi tari yang akan disampaikan. Selain itu, dengan media video diharapkan dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar seni budaya. Berbagai macam media pembelajaran yang ada terkadang belum sepenuhnya digunakan dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Sebagai contoh dalam pembelajaran seni budaya, banyak media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan. Namun, yang sering

(4)

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 135

dijumpai sekarang ini dalam proses pembelajaran seni budaya media yang digunakan lebih sering memakai media audio seperti penggunaan tape dalam pemutaran musik tari. Media pembelajaran seperti tape yang biasa digunakan dalam kegiatan pembelajaran tari yang berlangsung, terkadang membuat peserta didik menjadi bosan karena kurang menarik.

Dalam pembelajaran tari, penggunaan tape hanya untuk memutar kaset tari yang fungsinya sebagai musik pengiring tari. Selanjutnya untuk gerak-gerak yang ada dalam tari dapat dipelajari melalui penyampaian gerak yang diperagakan oleh guru tari. Kegiatan pembelajaran tari yang berlangsung seperti itu dan dilakukan secara terus-menerus tidak menutup kemungkinan adanya kebosanan yang menyebabkan menurunnya tingkat kemauan belajar seni budaya bagi peserta didik yang mengikuti pembelajaran tari. Hal ini terbukti dari hasil belajar seni budaya peserta didik SMP Negeri 2 Tejakula kelas VII F di semester genap tahun pelajaran 2018/2019 masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari nilai Ulangan Umum kelas VII F di semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 baru mencapai rata-rata 62,86 yang masih jauh dari KKM yaitu 65 dan ketuntasan klasikal 61 %. menunjukkan bahwa proses pembelajaran di kelas VII F belum tuntas baik dari aspek Hasil Belajar, karena belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai peserta didik baik secara individu maupun klasikal. Peserta didik dapat dikatakan tuntas pada aspek penguasaan konsep jika peserta didik memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) ≥ 65%.

Melihat kesenjangan antara harapan-harapan yang telah disampaikan dengan kenyataan lapangan sangat jauh berbeda, agar masalah ini tidak berlarut-larut dan segera dapat dipecahkan dalam upaya memperbaiki mutu pendidikan utamanya pada mata pelajaran Seni budaya sangat perlu kiranya dilakukan perbaikan cara pembelajaran. Oleh karena itu, guru tari juga perlu mencoba media lain yang dapat membuat peserta didik menjadi lebih tertarik untuk belajar seni budaya. Salah satunya bisa dengan menggunakan media video dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam belajar seni budaya. Penggunaan media video oleh guru tari selain untuk membantu guru dalam menyampaikan materi tentang tari, juga memudahkan peserta didik dalam

(5)

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 136

menerima materi pembelajaran yang akan dipelajari. Adapun judul penelitian yang peneliti tentukan adalah Penggunaan Media Video Pada Pembelajaran Seni budaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Kelas VII F SMP Negeri 2 Tejakula Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019

METODE PENELITIAN

Lingkungan sekolah ini sangat aman karena sekolah sudah dikelilingi pagar berduri, nyaman karena hubungan antar warga sekolah yang baik juga hubungan yang baik dengan tetangga dan lingkungan serta dengan tokoh-tokoh masyarakat serta sekolah tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Tejakula kelas VIIF semester genap tahun pelajaran 2018/2019.

Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut (Arikunto, Suharsimi, 2007). Subjek penelitian yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Tejakula yang berjumlah 28 orang.

Adapun pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai April 2019. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap keberhasilan metode pembelajaran yang telah dilaksanakan. Observasi dalam penelitian ini dilakukan menggunakan tes hasil belajar. Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, untuk itu analisis yang dilakukan adalah dengan mencari rata-rata hasil belajar, ketuntasan klasikal dan melakukan penyajian dalam bentuk tabel dan grafik. Instrumen adalah alat yang dimanfaatkan oleh guru sebagai peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yang berbentuk tes hasil belajar. Jumlah dan jenis tes yang digunakan telah terlampir dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.

Peserta didik dikatakan tuntas jika daya serap peserta didik (DS) lebih besar atau sama dengan 65 % dan satu kelas dikatakan tuntas jika ketuntasan belajar klasikal lebih besar atau sama dengan 85 %. Penelitian dikatakan berhasil jika skor rata-rata hasil belajar peserta didik ( ) lebih besar atau sama dengan 65 dan ketuntasan klasikal (KK) lebih besar atau sama dengan 85%.

kognitif

(6)

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 137

HASIL PENELITIAN

A. Deskrepsi Subyek Penelitian dan Kondisi Awal

Kemampuan peserta didik kelas VII F SMP Negeri 2 Tejakula dalam memahami mata pelajaran seni budaya sangat rendah. Untuk mendapat data akurat tentang kondisi awal peserta didik , peneliti mengambil dari tes hasil ulangan umum semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 yang sudah berjalan.. Sebelum di laksanakan penelitian, tentunya proses pembelajaran secara konvensional di lakukan yaitu dengan menggunakan metoda ceramah dan penugasan.. Seperti yang sudah di jelaskan pada bab di depan bahwa kondisi belajar peserta didik pada saat sebelum di adakan penelitian dengan jumlah peserta didik 28 yang tuntas sebanyak 17 peserta didik dan yang tidak tuntas sebanyak 11 peserta didik dengan rata-rata 62,86% dan ketuntasan sebesar 60,71% dari KKM 65.

Kekurangan menonjol yang di lakukan sebagian peserta didik adalah kurang minat dan berbakatnya peserta didik dalam belajar Seni budaya, karena pelajaran Seni budaya di anggap kurang penting dan tidak ada pengaruhnya terhadap pelajaran yang lain.

B. Hasil Penelitian Siklus I

Selama pelaksanaan tindakan, dilakukan observasi terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Observasi terhadap pelaksanaan tindakan yaitu: mencatat kejadian yang berkaitan dengan proses pembelajaran serta menemukan kelemahan-kelemahan yang dihadapi yang dicatat dalam catatan harian. Evaluasi dilakukan pada akhir pelaksanaan tindakan dalam satu siklus, dalam hal ini yang dievaluasi adalah hasil belajar seni budaya peserta didik pada aspek kognitif. Hasil belajar seni budaya dievaluasi dengan tes yang berbentuk tes uraian yang terkait dengan materi pelajaran.

Ringkasan hasil belajar seni budaya peserta didik pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

(7)

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 138

Tabel 1. Hasil Belajar Seni budaya pada Siklus I

No Kode Peserta Didik Keterangan

Nilai Ketuntasan 1 001 75 Tuntas 2 002 65 Tuntas 3 003 80 Tuntas 4 004 50 Tidak Tuntas 5 005 80 Tuntas 6 006 85 Tuntas 7 007 60 Tidak Tuntas 8 008 60 Tidak Tuntas 9 009 65 Tuntas 10 010 70 Tuntas 11 011 85 Tuntas 12 012 70 Tuntas 13 013 75 Tuntas 14 014 55 Tidak Tuntas 15 015 75 Tuntas 16 016 75 Tuntas 17 017 80 Tuntas 18 018 65 Tuntas 19 019 65 Tuntas 20 020 80 Tuntas 21 021 70 Tuntas 22 022 55 Tidak Tuntas 23 023 65 Tuntas 24 024 80 Tuntas 25 025 75 Tuntas 26 026 75 Tuntas 27 027 60 Tidak Tuntas 28 028 65 Tuntas Jumlah Nilai 1960 Rata-Rata 70.00 Nilai Tertinggi 85 Nillai Terendah 50

Jumlah Peserta didik Tuntas 22

Jumlah Peserta didik Tidak Tuntas 6

% Ketuntasan 78.57

Dari hasil yang telah di laksanakan dalam siklus I telah mendapatkan hasil rata-rata,daya serap dan ketuntasan hasil prestasi peserta didik dengan rumus :

(8)

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 139

Nilai Rata-rata

∑ NL Peserta didik keseluruhan N Rt =

Peserta didik yang ikut tes 1960

=

28 = 70.00 Ketuntasan :

Banyaknya peserta didik yang tuntas

K = X 100

Banyaknya peserta didik yang ikut tes

22

K = x 100% 28

K = 78,57 79%

Berdasarkan nilai yang di peroleh dari hasil tes tertulis, dapat di jelaskan bahwa pada siklus I ini semua peserta didik nilainya udah ada peningkatan, 22 orang peserta didik 78,57 % ( 79% ) nilainya sudah tuntas, dan 6 orang peserta didik 21% nilainya belum tuntas. Nilai tertinggi yang di dapatkan adalah 85 dan terendah adalah 50. Walaupun ada peningkatan dalam ketuntasan dari nilai awal dengan nilai ketuntasan klasikalnya dari awal 60,71 % menjadi 78,57% pada siklus I, maka untuk mencapai ketuntasan klasikal dengan 85% di katakan belum tercapai, untuk itu peneliti perlu melanjutkan pada siklus II.

C. Hasil Penelitian Siklus II

Hasil tes akhir siklus II ini menunjukkan bahwa kemampuan siawa dalam tes akhir berupa tes tertulis hasilnya mengalami peningkatan yang memuaskan di bandingkan dengan pada siklus I, ini di sebabkan begitu berminat dan atusiasnya peserta didik dalam mempelajari materi yang di ajarkan. Dari hasil tindakan ini di dapatkan hasil seperti tabel di bawah ini.

(9)

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 140

Tabel 2. Data Hasil belajar Peserta didik pada Siklus II

No Kode Peserta Didik Keterangan

Nilai Ketuntasan 1 001 80 Tuntas 2 002 65 Tuntas 3 003 80 Tuntas 4 004 70 Tuntas 5 005 90 Tuntas 6 006 85 Tuntas 7 007 75 Tuntas 8 008 75 Tuntas 9 009 65 Tuntas 10 010 75 Tuntas 11 011 85 Tuntas 12 012 70 Tuntas 13 013 75 Tuntas 14 014 60 Tidak Tuntas 15 015 75 Tuntas 16 016 80 Tuntas 17 017 80 Tuntas 18 018 65 Tuntas 19 019 75 Tuntas 20 020 80 Tuntas 21 021 80 Tuntas 22 022 60 Tidak Tuntas 23 023 90 Tuntas 24 024 90 Tuntas 25 025 75 Tuntas 26 026 80 Tuntas 27 027 60 Tidak Tuntas 28 028 65 Tuntas Jumlah Nilai 2105 Rata-Rata 75.18 Nilai Tertinggi 90 Nillai Terendah 60

Jumlah Peserta didik Tuntas 25 Jumlah Peserta didik Tidak Tuntas 3

% Ketuntasan 89.29

Dari hasil yang telah di laksanakan dalam siklus II telah mendapatkan hasil rata-rata, daya serap dan ketuntasan hasil prestasi peserta didik dengan rumus :

(10)

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 141

Nilai Rata-rata

∑ NL Peserta didik keseluruhan N Rt =

Peserta didik yang ikut tes 2105

=

28 = 75,18 Ketuntasan :

Banyaknya peserta didik yang tuntas

K = X 100

Banyaknya peserta didik yang ikut tes

25

K = x 100% 28

K = 89,29 89%

Berdasarkan nilai yang di peroleh dari hasil tes tertulis, dapat di jelaskan bahwa pada siklus II ini semua peserta didik nilainya sudah ada peningkatan yang sangat memuaskan, 25 orang peserta didik (89%) nilainya sudah tuntas, dan 3 orang peserta didik (11% ) nilainya belum tuntas. Nilai tertinggi yang di dapatkan adalah 90 dan terendah adalah 60. Peningkatan dalam ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 79% dengan nilai ketuntasan klasikal pada siklus II menjadi 89% I, maka untuk mencapai ketuntasan klasikal dengan 85% yang harus di capai sudah melebihi berarti penelitian tindakan kelas ini sudah dapat di katakan berhasil.

D. Penyajian Rekap Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis tes hasil belajar peserta didik yang berupa tes tertulis maka di ketahui bahwa hasil belajar peserta didik kelas VII F pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini dapat di lihat dari perbandingan skor rata-rata hasil hasil belajar peserta didikpada siklus I dan siklus II dengan masing-masing kategori seperti yang tertera pada tabel 4. 4 tentang rekap hasil belajar.

(11)

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 142

Tabel 3. Rekapitulasi hasil belajar peserta didik

N O KODE PESERTA DIDIK NILAI AWAL SIKLUS

I Peningkatan SIKLUS II Peningkatan

1 001 70 75 5 80 5 2 002 65 65 0 65 0 3 003 75 80 5 80 0 4 004 40 50 10 70 20 5 005 75 80 5 90 10 6 006 75 85 10 85 0 7 007 50 60 10 75 15 8 008 55 60 5 75 15 9 009 75 65 -10 65 0 10 010 55 70 15 75 5 11 011 75 85 10 85 0 12 012 45 70 25 70 0 13 013 60 75 15 75 0 14 014 40 55 15 60 5 15 015 75 75 0 75 0 16 016 75 75 0 80 5 17 017 75 80 5 80 0 18 018 65 65 0 65 0 19 019 65 65 0 75 10 20 020 75 80 5 80 0 21 021 50 70 20 80 10 22 022 50 55 5 60 5 23 023 80 65 -15 90 25 24 024 75 80 5 90 10 25 025 45 75 30 75 0 26 026 75 75 0 80 5 27 027 35 60 25 60 0 28 028 65 65 0 65 0 Jumlah Nilai 1760 1960 2105 Rata-Rata 62.86 70.00 75.18 Nilai Tertinggi 80 85 90 Nilai Terendah 35 50 60 Jumlah Peserta didik Tuntas 17 22 25 Jumlah peserta didik Tidak Tuntas 11 6 3 % Ketuntasan 60.71 78.57 89.29

(12)

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 143

Berdasarkan data pada Tabel 3, dapat diketahui bahwa skor rata-rata Hasil Belajar Seni Budaya pada awal siklus yaitu 62.86 (kategori tidak tuntas), siklus I yaitu 70,0 (kategori tuntas), dan pada siklus II yaitu 75,18 (kategori tuntas). Jadi skor rata-rata Hasil Belajar seni budaya mengalami peningkatan dari awal siklus ke siklus I sebesar 7,14 (11 %) dan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 5.18 (7.4 %). Ketuntasan Klasikal peserta didik pada awal siklus yaitu 61 % (kategori tidak tuntas), pada siklus I yaitu 79 % (kategori tidak tuntas), dan pada siklus II yaitu 89 %. Dari awal siklus ke siklus I Ketuntasan Klasikal terjadi peningkatan sebesar 18 ( 29 % ). Dan dari siklus I ke siklus II Ketuntasan klasikal terjadi peningkatan sebesar 10 (12 %. ).

Berdasarkan hasil ini maka dapat dikatakan bahwa penelitian yang dilakukan pada siklus II telah berhasil meningkatkan Hasil Belajar seni budaya peserta didik karena telah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini, yaitu skor rata-rata Hasil Belajar peserta didik sudah mencapai prasyarat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran yaitu 65 dan ketuntasan klasikal minimal sudah mencapai ketuntasan belajar secara Nasional yaitu 85% .

Gambar 1. Grafik Hasil Belajar Peserta didik Siklus I dan Siklus II

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Rata-rata Daya Serap ( % ) Ketuntasan

Belajar (%) 70 70 79 75 75 89 Siklus I Siklus II

(13)

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 144

C. Pembahasan

Pembahasan merupakan bagian yang sangat penting karena pembahasan merupakan pendapat peneliti tentang kelebihan dan kekurangan tindakan serta kemungkinannya untuk diterapkan lagi untuk memperoleh gambaran model tindakan sebagai metode mengajar yang dipandang kreatif dan inovatif, sehingga dapat memberikan hasil pembelajaran yang maksimal.

Pada saat observasi sebelum tindakan, diketahui bahwa hasil belajar seni budaya peserta didik tergolong rendah. Setelah diterapkan pembelajaran dengan media video, hasil belajar seni budaya peserta didik mengalami peningkatan dari sebelumnya. Secara klasikal rata-rata skor hasil belajar peserta didik pada siklus I yaitu 70.00 sudah mencapai prasyarat Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu 65 dan ketuntasan klasikal mencapai 79 % (berkategori tidak tuntas), sehingga belum memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan, maka perlu ditingkatkan lagi pada siklus II. Pada Siklus II rata-rata hasil belajar peserta didik 75, 18 sudah mencapai prasyarat KKM 65, dan ketuntasan klasikal mencapai 89 (katagori tuntas). Terjadinya peningkatan hasil belajar tersebut tidak terlepas dari peranan penerapan media video dalam proses pembelajaran.

Secara umum peningkatan yang terjadi pada siklus II didukung oleh berbagai upaya yang dilakukan diantaranya, mengkaji kendala-kendala yang ditemukan pada siklus I untuk disempurnakan. Pada siklus I hasil belajar peserta didik lebih rendah dibandingkan dengan siklus II yang disebabkan pada pelaksanaan tindakan siklus I masih terjadi beberapa kendala yang menghambat proses pembelajaran diantaranya masih kurangnya waktu yang disediakan pada proses pembelajaran berlangsung ketika peserta didik mengamati video kemudian menerapkannya pada proses lataihan. Selain itu penggunaan media video yang masih monoton, sehingga diperlukan penyediaan video yang lebih banyak sesuai dengan lingkungan peserta didik. Pada siklus II hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan karena hambatan-hambatan yang ada pada siklus I sudah bisa diatasi, sehingga hasil belajar peserta didik sudah sesuai dengan kreteria yang diharapkan.

(14)

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 145

Adanya peningkatan hasil belajar peserta didik pada setiap siklus menunjukkan bahwa penerapan media video dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal tersebut diakibatkan karena penerapan media video dalam pembelajaran seni budaya mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan pikirannya melalui video, sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Dengan penambahan video pembelajaran di luar kelas pada siklus II peserta didik lebih merasa senang, tidak mudah bosan mengikuti pelajaran di dalam kelas.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini secara umum telah mampu menjawab rumusan masalah. Hal ini berarti bahwa penelitian ini telah mampu memecahkan permasalahan rendahnya hasil belajar peserta didik pada pembelajaran seni budaya kelas VII F SMP Negeri 2 Tejakula. Pada akhir penelitian semua kreteria keberhasilan penelitian telah terpenuhi. Dengan kata lain, penelitian yang dilakukan telah berhasil dan tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Penggunaan media video dapat meningkatkan hasil belajar Seni budaya peserta didik kelas VII F SMP Negeri 2 Tejakula. Hasil belajar peserta didik terjadi peningkatan skor rerata kelas 78.87 dan ketuntasan klasikal 69 % pada siklus I dengan katagori tidak tuntas meningkat menjadi rata-rata kelas 80.80 dan ketuntasan klasikal 90% pada siklus II dengan katagori tuntas .

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut.

1) Media Video dapat digunakan guru Seni budaya sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar Seni budaya peserta didik di kelas-kelas yang memiliki masalah yang hampir sama dengan kelas-kelas VII F SMP Negeri 2 Tejakula tahun pelajaran 2018/2019.

2) Media Video harus disesuaikan dengan materi. Selain itu, masalah yang diberikan perlu dibuat agar kontekstual sehingga dapat membangkitkan rasa

(15)

DAIWI WIDYA Jurnal Pendidikan Vol.07 No.3 Edisi Juni 2020 146

ingin tahu peserta didik, dan peserta didik akan termotivasi untuk belajar. 3) Kepada guru mata pelajaran diharapkan dapat menggunakan media video

sebagai alternatif dalam mengelola pembelajaran di kelas.

4) Kepada peneliti lainnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut, agar memodifikasi penelitian ini sehingga diperoleh Hasil Belajar yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul. 2002. http://www.scribd.com/doc/9037208/

Nana Sudjana. 2000. http//www.scribd.com/doc/9037208/ Sriyono. 1992. http://www.scribd.com/doc/9037208/

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Jakarta: B SNP

Depdiknas. 2011. Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Penjaminan Mutu Pendidik

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Tanggal 23 November

2007. Jakarta: Depdiknas.

Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Uno, Hamzah B; Nina Lamatenggo; Satria M.A. Koni. 2011. Menjadi Peneliti PTK

yang Profesional. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Depdikbud. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar-Mengajar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Gambar

Tabel 1. Hasil Belajar Seni budaya  pada Siklus I
Tabel 2. Data Hasil belajar Peserta didik pada Siklus II
Tabel 3. Rekapitulasi hasil belajar peserta didik
Gambar 1. Grafik Hasil Belajar Peserta didik Siklus I dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. 5) Direksi dalam penyelenggaraan tugas yang bersifat strategis

 Dalam welfare state, hak kepemilikan diserahkan kepada swasta sepanjang hal tersebut memberikan insentif ekonomi bagi pelakunya dan tidak merugikan secara sosial,

kamar mandi” karya Gusmel Riyald, ald, dapat diketahui bahwa d dapat diketahui bahwa drama ini menggunakan rama ini menggunakan alur maju yaitu dari pertama terjadi suatu

Pati termodifikasi sangat pros- pektif untuk dikembangkan lebih lanjut untuk memperbaiki kualitas bahan pangan dan produk makanan, terutama terkait dengan potensi Indonesia

Sedangkan yang menggunakan kasa steril mengatakan bahwa perawatan tali pusat menggunakan kasa alkohol yang digunakan untuk melilitkan pada tali pusat akan merusak flora

Slika 2.21: Prikaz organiziranega omrežja kolesarskih poti in spremljajoče infrastrukture Vir: RS, MPZ, DRSC, strategija razvoja državnega kolesarskega omrežja v RS, Ljubljana 2000

Inkubasi tabung mikrosentrifus kedua selama 10 menit pada temperatur ruang (bolak-balikkan tabung 2-3 kali selama masa inkubasi) untuk melisis sel-sel darah