• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan di PT PJB UBJOM PLTU PACITAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan di PT PJB UBJOM PLTU PACITAN)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN

PENGAWASAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi pada Karyawan di PT PJB UBJOM PLTU PACITAN)

Wilis Rianawati

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Wilisrianawati98@gmail.com

Dosen Pembimbing

Sigit Pramono, SE., M.Sc., CMA.

ABSTRACT

This study aims to examine the influence of Safety Culture and Supervision on the Performance of Employees of PT PJB UBJOM PLTU PACITAN. This quantitative study is categorized as explanatory research, which aims to determine the relationship among variables under study. Using Slovin formula, the number of sample is 100; they are employees of PT PJB UBJOM PLTU PACITAN. The data was collected through Likert-scaled questionnaires, and processed using descriptive analysis and multiple linear regression in SPSS version 24. The research instruments were assessed in terms of validity, reliability, and classical assumption, whereas the regression was tested using model determination (goodness of fit) test and t-test. This study finds that safety culture has a significant effect on employee performance, and that supervision does not have any significant effect on employee performance. Keywords: Safety Culture, Supervision, Employee Performance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari variabel Budaya Keselamatan Kerja dan Pengawasan terhadap Kinerja Karyawan di PT PJB UBJOM PLTU PACITAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian

explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

antar variabel yang diteliti. Teknik penentuan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin. Sampel yang didapatkan sebanyak 100 orang dari seluruh karyawan PT PJB UBJOM PLTU PACITAN. Proses pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan jawaban yang diukur dengan skala Likert, sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda yang dibantu dengan program SPSS versi 24. Uji yang dilakukan untuk menguji instrumen penelitian adalah uji validitas, uji reliabilitas, dan uji asumsi klasik, sedangkan dalam analisis regresi linier berganda menggunakan uji ketepatan model (goodness of fit) dan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, sementara itu pengawasan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

(2)

PENDAHULUAN

Berdasarkan informasi dari website resmi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, menerangkan bahwa terjadi kenaikan dan penurunan jumlah kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia selama 5 tahun terakhir yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Jumlah Kasus Kecelakaan Kerja di Indonesia

Tahun Jumlah 2015 110.285 2016 105.182 2017 123.041 2018 173.105 2019 77.295

Sumber: Data sekunder, 2020.

Sedangkan, menurut perkiraan ILO (International Lobaur Organization) pada tahun 2018, lebih dari 1,8 juta kematian akibat kerja terjadi setiap tahunnya di kawasan Asia dan Pasifik. Bahkan dua per tiga kematian akibat kerja di dunia terjadi di Asia. Di tingkat global, terdapat lebih dari 2,78 juta orang meninggal dunia setiap tahun diakibatkan kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja (PAK). Selain itu, terdapat sekitar 374 juta cedera dan

penyakit akibat kerja yang tidak fatal setiap tahunnya, hal tersebut banyak mengakibatkan absensi kerja.

Penyebab terjadinya kasus kecelakaan kerja yang sering terjadi di lapangan yaitu pekerja sering kali tidak menerapkan sepenuhnya prosedur yang merupakan standar operasional keselamatan kerja yang telah dibuat oleh perusahaan seperti pelanggaran tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) ketika bekerja di area yang berbahaya. Menurut Sekjen Organisasi Pekerja Indonesia (Opsi), Timboel Siregar persoalan kasus kecelakaan kerja di Indonesia disebabkan karena masih banyaknya pengusaha yang tidak mau menyediakan prosedur kecelakaan kerja, alat pelindung diri (APD), dan peralatan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja karena dianggap hal tersebut merupakan beban biaya dan bukan suatu investasi. Selain itu, kasus kecelakaan kerja dikarenakan pengawasan yang masih lemah dan tidak tegas terhadap persoalan kecelakaan kerja, serikat pekerja dan serikat buruh kurang

(3)

berani melaporkan masalah potensi terjadinya kecelakaan kerja di suatu perusahaan (Beritasatu.com, 2020).

Kecelakaan kerja yang terjadi tentunya akan berdampak pada kinerja karyawan dikarenakan kecelakaan kerja dapat menyebabkan cidera, cacat, hingga kematian jika kecelakaan kerja yang dialami termasuk dalam kecelakaan kerja kelmpok berat. Jika seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja maka pekerja harus mengalami proses penyembuhan yang mana hal tersebut akan membuat pekerja tidak optimal dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja karyawan akan menurun. Oleh karena itu, penerapan program K3 yang telah dibuat oleh perusahaan dengan menanamkan budaya K3 pada seluruh karyawan diharapkan mampu meminimalisir tingkat kecelakaan kerja serta dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Penerapan budaya keselamatan kerja merupakan salah satu cara yang penting untuk dilakukan dalam setiap perusahaan dengan tujuan setiap orang yang melakukan pekerjaan di suatu perusahaan dapat mengutamakan nilai-nilai keselamatan kerja dengan

mematuhi segala kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku. Selain itu, dengan adanya penerapan budaya keselamatan kerja yang baik dalam suatu perusahaan akan membuat karyawan merasa aman dan dihargai yang mana hal tersebut tentunya juga akan memotivasi karyawan dalam bekerja sehingga kinerja karyawan akan meningkat. Hal ini dibuktikan melalui penelitian mengenai budaya keselamatan kerja telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Christina, Djakfar, dan Thoyib (2012) pada karyawan PT. Tunas Jaya Sanur Bali, menunjukkan hasil bahwa seluruh instrumen penelitian budaya K3 berpengaruh signifikan terhadap kinerja proyek konstruksi. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Azri (2018) pada karyawan RSUD Sumbawa menunjukkan hasil bahwa variabel budaya K3 memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap variabel kinerja karyawan.

Selain penerapan budaya keselamatan kerja, hal lain yang tidak

(4)

kalah pentingnya dalam meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja serta untuk dapat mengetahui kinerja karyawan yaitu dengan melakukan pengawasan terhadap tenaga kerja. Menurut Manullang (2014), pengawasan merupakan suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Rata-rata kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia salah satunya disebabkan karena belum optimalnya pengawasan pelaksanaan hingga perilaku yang mendukung keselamatan kerja. Oleh karena itu, masih banyak ditemui tenaga kerja yang melanggar aturan-aturan mengenai keselamatan kerja sehingga sering kali bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja yang berdampak pada penurunan kinerja. Dengan dilakukannya pengawasan yang tepat dan mendapatkan dukungan dari top manajemen serta para pelaku kerja, maka diharapkan akan meningkatkan motivasi pekerja untuk bekerja dengan selalu menerapkan prinsip keselamatan yang

dapat meminimalisir angka kecelakaan kerja, mempertebal rasa tanggung jawab pekerja dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, mencegah terjadinya penyimpangan, serta dapat meningkatkan kinerja dari pekerja. Pengawasan dikatakan sebagai sesuatu yang penting untuk dilakukan karena dengan adanya pengawasan yang baik maka akan mengurangi terjadinya penyimpangan-penyimpangan serta kesalahan dari pekerja. Penelitian mengenai pengawasan telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2011) pada karyawan PT. Karyadeka Alam Lestari Semarang, menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh secara parsial antara pengawasan kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil yang berbeda ditemukan oleh Suhariyanto dan Putro (2018) yang menyebutkan bahwa variabel pengawasan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Perusahaan Listrik Negara atau yang biasa dikenal dengan PT PLN (Persero) merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang

(5)

ketenagalistrikan yang mengoperasikan pembangkit listrik sampai dengan melakukan transmisi kepada masyarakat di selutuh wilayah Indonesia. PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang energi memiliki 11 (sebelas) anak perusahaan yang mendukung kinerja dan pelayanan perusahaan. Salah satu anak perusahaan yang dimiliki oleh PT PLN (Persero) adalah PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) yang bergerak dalam bidang pembangkitan dan usaha lain yang terkait seperti salah satu anak perusahaan PT PJB yang bergerak di bidang operasi dan pemeliharaan. Salah satu unit pembangkitan yang dimiliki oleh PT PLN (Persero) adalah PT PJB UBJOM PLTU PACITAN.

Mengingat bahwa PT PJB UBJOM PLTU PACITAN merupakan perusahaan pembangkit yang bergerak dalam bidang operasi dan pemeliharaan, maka dalam setiap kegiatan yang dilakukan di PT PJB UBJOM PLTU PACITAN tentunya memiliki potensi bahaya yang dapat

menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. Dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan pengendalian terhadap berbagai risiko, maka sangat penting adanya budaya keselamatan kerja yang kuat dalam perusahaan serta pengawasan yang intens untuk tenaga kerja yang bertujuan supaya sumber daya manusia dalam perusahaan dapat memperoleh pembinaan dan pengawasan serta pengetahuan guna menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Berdasarkan uraian kondisi yang telah dipaparkan di atas, maka menarik dilakukan penelitian dengan judul

“PENGARUH BUDAYA

KESELAMATAN KERJA DAN

PENGAWASAN TERHADAP

KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan di PT PJB UBJOM PLTU PACITAN).

LANDASAN TEORI

Budaya Keselamatan Kerja

Menurut Heni (2011), budaya keselamatan kerja dapat diartikan sebagai susunan karakteristik dan sikap yang terbentuk dalam organisasi dan individu yang

(6)

menekankan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja sebagai prioritas utama.

Menurut Cooper (2001), operasional budaya keselamatan dapat diukur dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut: 1. Komitmen manajemen. 2. Peraturan dan prosedur. 3. Komunikasi. 4. Keterlibatan pekerja. 5. Kompetensi. 6. Lingkungan kerja. Pengawasan Menurut Manullang (2014), pengawasan merupakan suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.

Menurut Effendi (2014), pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dalam manajemen tercapai.

Menurut Handoko (2015), indikator pengawasan terdiri dari lima indikator yaitu:

1. Penetapan Standar.

2. Penentuan pengukuran / penilaian pekerjaan.

3. Pengukuran pelaksanaan pekerjaan.

4. Perbandingan pelaksanaan dengan standar dan analisis penyimpangan.

Kinerja Karyawan

Menurut Sinambela (2016) kinerja pegawai didefinisikan sebagai kemampuan pegawai daalam melakukan suatu keahlian tertentu.

Menurut Mangkunergara (2016), kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Mathis dan Jackson (2006), indikator-indikator mengenai kinerja karyawan adalah sebagai berikut: 1. Kualitas 2. Kuantitas 3. Ketepatan waktu 4. Kehadiran 5. Kemampuan bekerjasama METODE PENELITIAN

(7)

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2015), explanatory research merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungannya antara satu variabel dengan variabel yang lain.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melalui penyebaran kuesioner kepada karyawan yang bekerja di PT PJB UBJOM PLTU PACITAN.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di PT PJB UBJOM PLTU PACITAN dengan jumlah karyawan sebanyak 776 orang.

Teknik penentuan besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan rumus Slovin. Sedangkan Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode simple random sampling. Berdasarkan hasil

perhitunngan, jumlah sampel minimal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 89 orang responden yang bekerja di PT PJB UBJOM PLTU PACITAN. Namun, peneliti mengumpulkan sampel hingga 100 responden untuk lebih menggambarkan keadaan populasi serta untuk mengantisipasi jika terjadi data yang tidak baik dari jumlah minimal responden yang telah ditentukan dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin.

Sumber data penelitian ini diperoleh dari hasil jawaban responden yaitu karyawan yang bekerja di PT PJB UBJOM PLTU PACITAN. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan skala Likert.

Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval 1−5 dengan keterangan sebagai berikut:

1. Jawaban Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

2. Jawaban Tidak Setuju diberi skor 2

3. Jawaban Netral diberi skor 3 4. Jawaban Setuju diberi skor 4

(8)

5. Jawaban Sangat Setuju diberi skor 5

HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah item pertanyaan kuesioner yang disebar sebanyak 41 item pertanyaan yang terdiri dari 18 item mengenai budaya keselamatan kerja, 12 item mengenai pengawasan, dan 11 item mengenai kinerja karyawan. Setelah data dari penyebaran kuesioner terkumpul, kemudian data berupa angka diinput ke dalam perangkat lunak SPSS versi 24.

Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 24. Dari hasil SPSS, akan diketahui apakah data tersebut valid atau tidak. Jika r hitung > r tabel maka item dinyatakan valid. Nilai r tabel dapat diperoleh dari derajat kebebasan (degree of freedom = df). Rumus df yaitu df = n−2. Dikarenakan jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang responden, maka df = 100 – 2 = 98. Setelah nilai df

diketahui = 98, maka dilihat nilai r tabel yaitu sebesar 0,1966. Hasil uji validitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1. sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel

Variabel Item Sig Ket.

X1 X1.1 0,000 Valid X1.2 0,000 Valid X1.3 0,000 Valid X1.4 0,000 Valid X1.5 0,000 Valid X1.6 0,000 Valid X1.7 0,000 Valid X1.8 0,000 Valid X1.9 0,000 Valid X1.10 0,000 Valid X1.11 0,000 Valid X1.12 0,000 Valid X1.13 0,000 Valid X1.14 0,000 Valid X1.15 0,000 Valid X1.16 0,000 Valid X1.17 0,000 Valid X1.18 0,000 Valid X2 X2.1 0,000 Valid X2.2 0,000 Valid X2.3 0,000 Valid X2.4 0,000 Valid X2.5 0,000 Valid X2.6 0,000 Valid X2.7 0,000 Valid X2.8 0,000 Valid X2.9 0,000 Valid X2.10 0,000 Valid X2.11 0,000 Valid X2.12 0,000 Valid Y Y.1 0,000 Valid Y.2 0,000 Valid Y.3 0,000 Valid Y.4 0,000 Valid Y.5 0,000 Valid Lanjutan Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel

Variabel Item Sig Ket.

Y Y.6 0,000 Valid Y.7 0,000 Valid

(9)

Y.8 0,000 Valid Y.9 0,000 Valid Y.10 0,000 Valid Y.11 0,000 Valid

Sumber: Data primer diolah, 2020.

Dari tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa seluruh rhitung > rtabel

dan nilai sig. R item pertanyaan lebih kecil dari 0,05 (α = 0,05) yang menunjukkan hal tersebut berarti setiap item dari masing-masing variabel dalam penelitian ini dinyatakan valid, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan pada kuesioner dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2016), reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Reliabilitas diukur dengan menggunakan koefisien alpha cronbach (a). Suatu instrumen dapat dikatakan handal apabila memiliki koefisien kehandalan (a) > 0.60 (Nunnally, 1994 dalam Ghozali, 2016).

Hasil uji validitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas

No . Variab el Koefisien Relia bilita s Keterang an 1. X1 0,899 Reliabel 2. X2 0,751 Reliabel 3. Y 0,820 Reliabel

Sumber: Data primer diolah, 2020.

Dari tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa nilai dari Alpha Cronbach untuk semua variabel lebih besar dari 0,6. Oleh karena itu, dari ketentuan yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat disimpulkan semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini sudah reliabel.

ANALISIS DATA Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi memiliki distribusi normal. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis grafik dan analisis statistik. Analisis grafik yaitu dengan melihat grafik normal probability plot masing-masing variabel. Grafik akan memperlihatkan perbandingan antar garis diagonal dengan scatter plot. Jika pada grafik probability plot data mendekati garis diagonal, maka dapat dikatakan data yang digunakan terdistribusi normal. Namun, jika

(10)

data menyebar di luar garis diagonal, maka data tersebut tidak terdistribusi normal (Ghozali, 2016).

Berikut merupakan hasil uji normalitas dengan menggunakan program SPSS versi 24:

Gambar 1. Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data primer diolah, 2020.

Berdasarkan gambar 1, data standardized residual menyebar mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data residual terdistribusi normal.

2. Uji Multikolinieritas

Uji mulitokolineritas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi antara variabel independen dalam suatu model regresi. Uji Multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat variance inflation factor (VIF). Apabila nilai VIF tidak lebih dari sama dengan 10 (VIF≤10)

serta nilai tolerance lebih dari 0,1 (tolerance > 0,1), maka dapat disimpulkan bahwa antar variabel independen tidak terdapat korelasi (Ghazali, 2016).

Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Indepen

den

Tolera

nce VIF Ket.

Budaya Keselama tan Kerja (X1) 0,681 1,468 Tidak terjadi multikoli nieritas Pengawas an 0,681 1,468 Tidak terjadi multikoli nieritas

Sumber: Data primer diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4 di atas, nilai VIF variabel Budaya Keselamatan Kerja sebesar 1,468 dengan nilai tolerance 0,681 dan variabel Pengawasan sebesar 1,468 dengan nilai tolerance 0,681. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas dalam data penelitian ini.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel residial absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan. Pengujian heteroskedastisitas diharapkan memiliki ragam yang homogen yaitu tidak membentuk pola atau titik residual

(11)

tersebar acak. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Umar, 2014).

Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan scatter plot. Grafik scatter plot pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut:

Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data primer diolah, 2020

Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen (ZRED) dengan residual (SRESID). Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat titik-titik yang ada menyebar dan tidak membentuk pola tertentu. Maka hal tersebut dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

Dengan terpenuhinya seluruh asumsi klasik regresi di atas, maka dapat dikatakan bahwa model regresi

linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikatakan sudah layak atau tepat. Sehingga dapat diambil interpretasi dari hasil analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan.

Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk menghitung besarnya pengaruh variabel independen yaitu Budaya Keselamatan Kerja (X1) dan Pengawasan (X2) terhadap variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan (Y). Persamaan regresi linier berganda dari hasil pengujian adalah:

𝑌 = 𝑏1𝑋1+ 𝑏2𝑋2 𝑌 = 0,626𝑋1+ 0,109𝑋2 Persamaan di atas menunjukkan hasil sebagai berikut:

a. Budaya Keselamatan Kerja (X1) = 0,626

Nilai koefisien regresi variabel Budaya Keselamatan Kerja (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y) bernilai positif. Nilai signifikansi <0,05 (0,000) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara X1 dengan Y. Artinya, apabila Budaya Keselamatan

(12)

Kerja (X1) mengalami peningkatan, maka Kinerja Karyawan (Y) akan ikut meningkat.

b. Pengawasan (X2) = 0,109 Nilai koefisien regresi variabel Pengawasan (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) bernilai positif. Nilai signifikansi >0,05 (0,223) menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara X2 dengan Y. Artinya, variabel pengawasan (X2) belum mampu meningkatkan kinerja karyawan.

Dari hasil koefisien regresi di atas, dapat diketahui budaya keselamatan kerja (X1) dan pengawasan (X2) mempunyai hubungan yang searah dengan kinerja karyawan (Y).

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besar kontribusi variabel independen yaitu budaya keselamatan kerja dan pengawasan terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi maka semakin baik pula kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen.

Hasil perhitungan dari nilai R dan R2 dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Nilai R dan Nilai R2

R R Square Adjusted R Square 0,693 0,480 0,469

Sumber: Data primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R2) sebesar 0,480. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel Budaya

Keselamatan Kerja dan Pengawasan memiliki pengaruh sebesar 48% terhadap variabel Kinerja Karyawan. Sedangkan 52% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Hasil Uji Hipotesis

Hasil Uji Ketetapan Model (Goodness of Fit)

Uji Goodnes of Fit bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan sudah sesuai atau tidak. Jika hasilnya model regresi sesuai, maka H0 ditolak dan H1

diterima. Sedangkan jika hasilnya tidak sesuai, maka H0 diterima dan

(13)

H1 ditolak. Hal ini dapat juga

dikatakan sebagai berikut: H0 ditolak jika F hitung > F tabel

H0 diterima jika F hitung < F tabel

Setelah melakukan uji F pada penelitian ini, terdapat hasil yang sebagai berikut:

Nilai F sebesar 44,773 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F tabel (α = 0,05 ; dbb regresi = 2 ; db residual = 97) adalah sebesar 3,09. Karena nilai F hitung adalah 44,773 > 3,09 dengan signifikansi 0,000 < 0,05 maka model analisis regresi adalah signifikan atau sudah sesuai. Hal tersebut berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima,

sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan sudah fit atau sesuai dan dapat digunakan untuk memprediksi hasil pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Uji t

Uji hipotesis kedua diuji dengan uji t. Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh setiap variabel independen yaitu budaya keselamatan kerja (X1) dan pengawasan (X2) secara parsial

menerangkan variabel dependen yaitu kinerja karyawan (Y). Jika thitung >

ttabel = H0 ditolak dan Ha diterima

yang berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Sedangkan jika thitung < ttabel = H0

diterima dan Ha ditolak yang berarti

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (Ghozali, 2016).

Hasil uji t pada variabel Budaya Keselamatan Kerja dan Pengawasan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Nilai t hitung variabel budaya keselamatan kerja (X1) sebesar 7,051 > 1,290 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal tersebut berarti bahwa budaya keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan sehingga H1

diterima.

Nilai t hitung variabel Pengawasan (X2) sebesar 1,227 < 1,290 dengan signifikansi sebesar 0,223 > 0,05. Hal tersebut berarti bahwa pengawasan tidak berpengaruh

(14)

signifikan terhadap kinerja karyawan sehingga H2 ditolak.

Pengaruh Budaya Keselamatan Kerja (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y)

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa budaya keselamatan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Pengaruh yang signifikan antara Budaya Keselamatan Kerja terhadap kinerja karyawan menngartikan bahwa semakin tinggi penerapan budaya keselamatan kerja dalam suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula dampaknya terhadap kinerja karyawan.

Variabel Budaya Keselamatan Kerja dalam penelitian ini diukur melalui indikator komitmen top manajemen, peraturan dan prosedur, komunikasi pekerja, keterlibatan pekerja, kompetensi pekerja, dan lingkungan kerja yang ada di PT PJB UBJOM PLTU PACITAN. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, secara umum nilai rata-rata (mean) variabel budaya K3 adalah 4,39. Penilaian tertinggi terdapat pada item

X1.14, yaitu karyawan mampu melakukan pekerjaan dengan cara yang aman dengan jumlah rata-rata 4,57 yang berada pada kriteria sangat tinggi.

Sedangkan, penilaian terendah terdapat pada item X1.8 perusahaan selalu melibatkan karyawan dalam melakukan perencanaan program K3 jumlah rata-rata 4,03 yang masih berada pada kriteria tinggi atau baik.

Pengaruh Pengawasan (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y)

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa pengawasan memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Ini berarti bahwa pengawasan bukan merupakan variabel utama dalam menentukan kinerja karyawan.

Variabel Pengawasan dalam penelitian ini diukur melalui indikator penetapan standar, penentuan penilaian pekerjaan, pengukuran pelaksanaan pekerjaan, perbandingan pelaksanaan dengan standar dan analisis penyimpangan, dan tindakan perbaikan yang ada di PT PJB UBJOM PLTU PACITAN. Berdasarkan hasil analisis deskriptif variabel

(15)

pengawasan, secara umum nilai rata-rata (mean) variabel pengawasan adalah 4,24. Penilaian tertinggi terdapat pada item X2.5, yaitu pengawasan kerja selalu dilakukan setiap hari dengan jumlah rata-rata 4,48 yang berada pada kriteria sangat tinggi.

Sedangkan, penilaian terendah terdapat pada item X2.12 karyawan selalu memperbaiki pekerjaan setiap setelah dilakukan evaluasi kerja jumlah rata-rata 3,99 yang masih berada pada kriteria tinggi atau baik.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa budaya keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT PJB UBJOM PLTU PACITAN. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi penerapan budaya keselamatan kerja, maka

kinerja karyawan akan semakin meningkat.

2. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa pengawasan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT PJB UBJOM PLTU PACITAN. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengawasan bukan menjadi salah satu faktor yang penting bagi PT PJB UBJOM PLTU PACITAN dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan, sehingga PT PJB UBJOM PLTU PACITAN dapat memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang terkait dengan budaya keselamatan kerja, pengawasan, dan kinerja karyawan, maka terdapat beberapa saran yang dapat menjadi rekomendasi, sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama diharapkan dapat menambah variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini,

(16)

seperti budaya kesehatan kerja, lingkungan kerja, disiplin kerja, atau beban kerja.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada objek yang lebih luas yang berbeda dari objek pada penelitian ini.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan alat analisis yang berbeda dari penelitian ini, seperti analisis dengan menggunakan analisis jalur (path) dan analisis dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). 4. Bagi peneliti selanjutnya

diharapkan dapat melakukan penelitian pada objek yang lebih luas yang berbeda dari objek pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Beritasatu. 2020. Kecelakaan Kerja Masih Tinggi, Kemnaker Jangan Hanya Pentingkan Serimonial, diakses 14 Maret 2020, <https://www.beritasatu.com/ek onomi/594901/kecelakaan-kerja- masih-tinggi-kemnaker-jangan-hanya-pentingkan-serimonial>. BPJS Ketenagakerjaan. 2019. Angka Kecelakaan Kerja Cenderung Meningkat, BPJS Ketenagakerjaan Bayar Santunan Rp 1,2 Triliun, diakses 26 Februari 2020,<https://www.bpjsketenaga kerjaan.go.id/berita/23322/Angk a-Kecelakaan-Kerja-Cender+&cd=2&hl=id&ct=clnk &gl=id>.

Cooper, D. 2001. Improving Safety Culture: a practical guide, Hill: Applied Behavior Sciences. Effendi, Usman. 2014. Asas

Manajemen, Cetakan Kesatu, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis

Multivariat dengan Program IBM SPSS 23, Edisi 7, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta.

Heni, Yusri. 2011. Improving Our Safety Culture, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

International Labour Organization (ILO). 2018. Menuju Budaya Pencegahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang Lebih

(17)

Kuat di Indonesia, diakses 14 Maret 2020, <https://www.ilo.org/jakarta/info/ public/pr/WCMS 616368/lang--en/index.htm>. Mangkunegara. 2016. Manajemen

Sumber Daya Manusia

Perusahaan Cetakan Ke 13, PT. Remaja Rosdakaraya Offset, Bandung.

Manullang. 2014. Manajemen, Citapustaka Media Perintis, Bandung.

Mathis, R.L. & J.H. Jackson. 2006. Human Resource Management: Manajemen Sumber Daya Manusia Terjemahan Dian Angelia, Salemba Empat, Jakarta.

Sinambela, L. P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia: Membangun Tim Kerja yang

Solid untuk Meningkatkan Kinerja, Bumi Aksara, Jakarta. Smallman, C & John, G. 2001.

‘British Directors Perspectives on the Impact of Health and Safety on Corporate Performance’, Safety Science. vol. 38, pp. 227-229.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Umar, H. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi 11, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Gambar

Tabel 2. Hasil Uji Validitas  Variabel
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinieritas
Gambar 2. Hasil Uji  Heteroskedastisitas

Referensi

Dokumen terkait

Daerah paling aman yang dapat dihuni oleh masyarakat di kawasan industri semen adalah di atas 2,5 km dari pusat in- dustri dengan konsentrasi paling aman 0,028 mg/m 3.. Kata

Anggaran yang telah ditetapkan menjadi dasar bagi eksekutif untuk melaksanakan aktivitasnya dalam pemberian pelayanan publik dan acuan bagi legislatif untuk melaksanakan

Dalam penelitian ini metode terse- but dignuakan untuk dapat mendapatkan suatu fakta mengenai adanya pemanfaatan sampah sebagai produk karena sampah meru- pakan salah satu fenomena

(http//:www.wikepedia.com/VO2Max). Dari beberapa definisi VO 2 Max yang telah di sampaikan dapat disimpulkan pengertian VO2Max adalah kemampuan menyerap oksigen

Guru bimbingan dan konseling berperan sebagai motivator serta pembimbing dalam hal apa saja dan dalam memberikan layanan informasi tentang penjurusan penempatan

Sistem pendidikan di Malaysia telah mengalami beberapa anjakan paradigm dalam usaha menyampaikan maklumat daripada pengajar kepada pelajar. Dengan perkembangan semasa

[r]

Sesuai dengan pendapat Lyne Cuhinghan (1991) yang menyatakan bahwa rumah sakit yang dapat memberikan kepuasan pada pelanggan yaitu rumah sakit yang melayani