• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Sampah Sebagai Material Untu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemanfaatan Sampah Sebagai Material Untu"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pemanfaatan Sampah Sebagai Material Untuk Desain Produk

Ali Ramadhan

Program Studi Desain Produk Grafis Dan Multimedia Fakultas Desain Dan Seni Kreatif

Universitas Mercu Buana E-Mail:ardesign26@gmail.com

Abstrak

Sampah dianggap merupakan salah satu masalah yang perlu ditanggulangi. keberadaan sampah telah menjadi penyebab kotornya lingkungan. dengan memanfaatkan sampah selain dapat mengurangi dampak negatifnya kepada lingkungan. Juga dapat menjadi sumber penghasilan untuk masyarakat. melalui keberadaan sampah secara tidak langsung dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan material untuk menunjukkan produktifitasnya.

Metode kualitatif yang digunakan pada penelitian ini, bertujuan untuk mendapatkan hasil berupa metode masyarakat dalam memanfaatkan sampah sehingga menjadi produk yang baik. berbagai macam produk telah dihasilkan. melalui proses yang tidak langsung dalam memanfaatkan sampah. saat ini tidak sedikit produk yang telah dibuat dengan berbahan dasar sampah.

Kata kunci: Sampah, Material, Produk

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sampah dapat diartikan “sesuatu yang sudah tidak dapat digunakan lagi atau sebagai material bekas hasil dari konsumsi”. Sampah sangat berpengaruh terhadap kebersihan lingkungan. Entah itu berupa kebersihan dalam artian tidak mengotori lingkungan atau dapat juga dikategorikan kepada kebersihan udara yang tidak bau.

Dalam penggunaannya, sampah lebih banyak dibuang ke dalam tong sampah/ tempat sampah lalu dikumpulkan pada tem-pat pembuangan akhir. Hal ini dilakukan karena masyarakat memiliki anggapan bahwa sampah sudah tidak dapat digunakan kembali. Jika dilihat dari kondisi sampah sendiri, memang anggapan tersebut tidaklah salah. Jika dilihat dari perkembangan yang ada, sampah sudah merupakan barang yang sangat membahayakan lingkungan dan masyarakat. Hal ini jika tetap dibiarkan maka akan menghasilkan lingkungan yang di dalamnya terdapat masyarakat yang tidak sehat.

Dalam perkembangannya, sampah pada saat ini sudah mulai dapat digunakan kembali dan dapat menjadi salah satu

diminati oleh masyarakat. Hal ini berkaitan dengan adanya ancaman “global warming” yang salah satu pemicunya adalah asap hasil dari proses pembakaran sampah. Dikarenakan hal itu maka banyak orang yang sudah mulai melirik sebuah peluang usaha dalam bidang persampahan.

Perkembangan produk saat ini “se-makin dibutuhkan untuk menuju Indonesia sebagai negara maju”. Produk merupakan salah satu titik awal untuk suatu negara agar dapat dikatakan maju. Karena secara tidak langsung berpengaruh terhadap manu-sia yang berada di negara tersebut. Selain itu keberhasilan mengembangkan produk kan dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat dan sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya.

(2)

2. Permasalahan

a. Identifikasi masalah

Sampah secara langsung atau tidak langsung dapat membawa dampak yang buruk pada lingkungan bahkan kondisi kesehatan manusia. Hal ini disebabkan oleh sampah yang dibuang secara sembarangan atau di-tumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak bu-ruk. Tumpukan sampah yang dibiarkan be-gitu saja akan mendatangkan hewan serang-ga yang membawa kuman penyakit. Akan tetapi manusia tidak menyadari bahwa se-tiap hari pasti manusia menghasilkan sam-pah, baik sampah organik maupun sampah anorganik.

Sampah dapat menjadi suatu peluang yang jika dikembangkan dapat memberikan manfaat kepada lingkungan dan masyara-katnya. Melalui proses yang berbeda-beda tergantung dari jenis sampah.

b. Batasan Masalah

Sampah merupakan salah astu konsek-uensi yang harus diterima dari adanya ke-hidupan manusia. Diketahui bahwa setiap adanya aktifitas manusi maka sampah akan tetap ada. Jumlah sampah akan terus meningkat jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu perlu adanya usaha untuk menyelesaikan masalah mengenai sam-pah walaupun tidak menghilangkannya.

Salah satu cara untuk mengendalikan pertumbuhan sampah adalah dengan me-manfaatkannya menjadi produk yang mem-iliki fungsi. Karena dengan dijadikannya suatu produk, maka secara tidak langsung maka jumlah sampah dapat dikurangi. Tidak sedikit cara masyarakat dalam memanfaat-kan sampah utnuk dijadimemanfaat-kan suatu produk, dari menjadikan sampah kea rah produk yang memiliki fungsi sampai kepada produk yang akan menjadi hiasan saja. Oleh

kare-na itu perlu adanya pengetahuan mengekare-nai berbagai macam cara masyarakat dalam me-mandang sampah untuk dijadikan benda (produk).

c. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari permasalahan yang didapat maka dalam penelitian ini masalah dirumuskan:

- Bagaimana pemanfaatan sampah dalam lingkungan

- Bagaimana pemanfaatan sampah dalam ap-likasinya sebagai material dari desain produk.

3. Tujuan Dan Manfaat

a. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk dapat membahas seputar sampah sebagai ma-terial yang dimanfaatkan dalam suatu produk. Selain itu penelitian ini juga akan membahas berbagai jenis sampah serta pengaplikasiannya dalam berbagai macam produk.

b. Tujuan Khusus

- Untuk mengetahui berbagai macam jenis sampah serta pemanfaatnnya dalam suatu produk

- Untuk mengetahui pengaplikasian suatu produk yang dihasilkan dari sampah.

- Untuk mengetahui penggunaan sampah yang dimanfaatkan oleh masyarakat dalam bentuk dan keterbatasannya.

c. Manfaat

(3)

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Sampah

Dalam artiannya, terdapat berbagai macam definisi mengenai sampah. Sampah dapat dijelaskan merupakan “sesuatu yang tidak dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat”. Selain itu dapat di-artikan “sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi bukan biologis karena kotoran manusia (“human waste”) tidak termasuk kedalamnya.” (Dorothy, 1997:25) Terkait dengan arti yang ada, terdapat definisi yang dibuat oleh World Health Organization (WHO) yang mendefinisikan sampah adalah “sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tid-ak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.” Serta berdasarkan Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan “sampah adalah sisa kegiatan seharihari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat.”

2. Material

Bahan atau material diketahui meru-pakan salah satu “kebutuhan bagi manusia mulai zaman dahulu sampai sekarang. Ke-hidupan manusia selalu berhubungan dengan kebutuhan bahan seperti pada trans-portasi, rumah, pakaian, komunikasi, rekreasi, produk makanan dan sebagainya. Perkembangan peradaban manusia juga bisa diukur dari kemampuannya memproduksi dan mengolah bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.“ (Palgunadi , 2008:261).

Berdasarkan dari sejarah yang ada, diketahui bahwa pada tahap awal manusia hanya mampu mengolah bahan apa adanya

seperti yang tersedia dialam misalnya : batu, kayu, kulit, tanah dan sebagainya”. Berdasarkan dari perkembangan peradaban manusia, bahan yang didapat dari alam tersebut dapat diolah sehingga dapat menghasilkan yang disebut dengan materi-al. Dan diketahui bahwa terdapat berbagai jenis material yang tersedia di alam.

3. Desain Produk

a. Desain

Desain diketahui merupakan “proses perancangan yang melibatkan kreatifitas manusia yang bertujuan membuat (“to cre-ate something”) sesuatu benda, sistem, dan sejenisnya dan memiliki manfaat bagi umat manusia. Serta desain dapat dijelas-kan merupakan “manifestasi umat manusia dalam berkebudayaan yang menjadi ciri bagi peradabannya.” (Sachari,2002:10)

b. Desain Produk

Desain produk atau dapat disebut juga sebagai desain produk industri diketahui merupakan “salah satu aktifi-tas luas dari inovasi teknologi yang berhubungan dengan pengembangan bentuk, pengembangan teknik, proses produksi dan peningkatan pasar suatu produk industry. Hasil desain produk industri mencakup kegiatan yang berhubungan dengan sarana dan prasarana manusia melalui proses in-dustri, antara lain alat transportasi, alat kedokteran, alat pertanian, alat mi-liter, alat olahraga, asesoris produk dan aplikasi teknologi.” (Palgunadi, 2008:15).

C. METODE PENELITIAN

1. Metode Penelitian

(4)

da-lil sebagai proses yang tidak pernah ber-henti (“unfinished process”). Ia berkem-bang dari proses pencarian dan penangka-pan makna yang diberikan oleh suatu re-alitas dan fenomena sosial.” (Soman-tri,2005). Dijelaskan pula bahwa “seorang peneliti yang berkecimpung dalam penelitian kualitatif “konvensional” ser-ing mengalami proses “sell and trade”. Proses ini dapat dipahami pada dua gejala. Pertama, peneliti terlibat secara interaktif dengan subjek, dan berperan dalam membentuk realitas baru. Demikian juga sebaliknya, realitas secara inter-aktif memperkaya pengetahuan dan makna sosial seorang peneliti. Kedua, peneliti dan “subjek” terlibat dalam proses “per-tukaran” sehingga interaksi dapat ber-jalan.”

Metode kualitatif merupakan “bagian dari proses pengetahuan yang dapat diang-gap sebagai produk sosial dan juga proses sosial. Pengetahuan sebagai sebuah proses setidaknya memiliki tiga prinsip dasar yakni empirisisme yang berpangku pada fakta dan data, objektivitas dan con-trol”.(Singleton ,1988:28-37)

Dalam penelitian ini metode terse-but dignuakan untuk dapat mendapatkan suatu fakta mengenai adanya pemanfaatan sampah sebagai produk karena sampah meru-pakan salah satu fenomena yang menjadi perhatian pada saat ini tidak hanya oleh masyarakat namun oleh pemerhati ling-kungan.

2. Metode Pengumpulan Data

Untuk metode pengumpulan data, cara yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan berbagai pengertian dari berbagai literatur sebagai cara untuk mendapatkan definisi dari tema sampah yang akan diteliti, hal ini dilakukan agar

mendapatkan definisi secara utuh tentang sampah sendiri agar tidak keluar dari tema penelitian. Dan juga agar dapat mengetahui definisi yang di ketahui secara luas oleh masayarakat.

Setelah mendapatkan definisi tentang sampah, metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mendefinisikan sampah menurut jenisnya, hal ini dilakukan agar dapat mengetahui jenis sampah yang berada di ligkungan. Beserta manfaatnya dan cara pengolahan sampah tersebut. Setelah itu, baru melakukan pengumpulan data tentang pemanfaatan sampah yang menurut jenisnya tersebut agar dapat diketahui kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada sampah yang menurut jenisnya tersebut.

Setelah mendapatkan kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh sampah dengan jenis tertentu maka metode yang dilakukan adalah dengan cara mencari gambar yang dapat mewakili tentang perkembangan sampah sampai saat ini. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui perkembangan yang sudah dilakukan oleh masyarakat pada lingkungan dalam kaitannya dengan pemanfaatan sampah. Dikarenakan dengan melihat pemanfaatan sampah tersebut diharapkan adanya pengembangan yang akan dilakukan oleh masyarakat dalam kaitannya dengan pemanfaatan sampah agar tidak selalu mencontoh pemanfaatan benda yang sama.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Sampah

(5)

alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.

Gambar 1. Sampah pada lingkungan

Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan, maka Sampah dapat dibagi menurut sifatnya yaitu:

1. Sampah organik-dapat diurai (”degradable”)

Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.

2. Sampah anorganik-tidak terurai (“undegradable”)

Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:

- “Recyclable”: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.

- “Non-recyclable”: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti “tetra packs”,“carbon paper”,“thermo coal” dan lainnya.

Tabel 1. Kelebihan Dan Kekurangan sampah menurut jenisnya

- Menghasilkan bau yang tidak sedap - Jika dibiarkan dalam waktu lama akan

terdapat belatung

- Tidak dapat terurai dengan tanah.

- Terdapat bahan kimia pada sampah jenis tertentu

Dalam kaitannya dengan pemanfaatan sampah pada lingkungan maka sampah yang berada di masyarakat adalah sampah yang dilihat dari jenisnya. Yaitu sampah yang dapat didaur ulang yang dapat disebut juga dengan sampah organik dan sampah tidak dapat didaur ulang yang disebut dengan sampah anorganik. Yang keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan.

2. Pemanfaatan Sampah

Sampah semakin hari semakin sulit dikelola, sehingga disamping kesadaran dan partisipasi masyarakat, pengembangan teknologi dan model pengelolaan sampah merupakan usaha alternatif untuk memelihara lingkungan yang sehat dan bersih serta dapat memberikan manfaat lain seperti penghematan sumber daya alam, penghematan energi, Penghematan la-han tempat pembuangan akhir serta dapat menciptakan lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)

a. Bentuk Pemanfaat Sampah - Pengomposan untuk sampah organik.

(6)

methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.

Sampah organik atau dapat diurai(”degradable”) Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, Sampah jenis ini dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos melalui pengomposan.

Gambar 2. Pengomposan (Sumber: berbagai sumber)

Pengomposan memiliki manfaat yang bermagam. Dan pemanfaatannya berhubungan dengan lingkungan yang ada beserta penggunaannya dan memiliki nilai ekonomis.

Tabel 2. Manfaat pengomposan sampah organik Aspek nilai gizi, dan jumlah panen) iaan hara di dalam tanah

a. Daur ulang untuk sampah anorganik Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangipenggunaan energi,mengurangi po lusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam

metode pemanfaatan

sam-pah 3R (“Reuse”,”Reduce”dan “Recycle”).

Gambar 3. Sampah Anorganik

(7)

Sampah anorganik tidak dapat terdegradasi secara alami. Dengan kreativitas, sampah dengan jenis ini bisa didaur ulang untuk beragam kebutuhan.

C. Bentuk Pemanfaatan Sampah Sebagai

Material Produk

1. Sampah organik

Sampah organik atau sampah yang dari jenisnya adalah sampah yang dapat didaur ulang atau dengan kata lain dapat diurai (“degradable”)

Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.

Gambar 4. Pemanfaatan sampah organik

Untuk sampah jenis ini dapat memanfaatkannya dengan cara menjadikannya pupuk kompos sebagai salah satu cara untuk menyuburkan tanaman. Akan tetapi dalam penerapannya sampah organik dapat dikatakan sangat jorok dikarenakan kandunga sampah organik salah satunya adalah bakteri. Dan juga dalam penerapannya sebgai sampah juga dapat dikatakan sampah tersebut adalah hasil konsumsi. Sehingga dapat dikatakan dengan kata lain merupakan kotoran.

2. Sampah anorganik

Sampah anorganik atau sampah yang tidak dapat terurai di tanah yaitu

sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:

“Recyclable”: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi.

“Non-recyclable”: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali.

Dalam kaitannya sebagai manfaat maka sampah ini dapat bermanfaat karena sampah jenis ini dapat digunakan sebagai salah satu alat yang dapat dimanfaatkan karena memiliki ketahanan yang cukup baik dan dapat dijadikan berbagai macam benda konsumsi manusia. Namun jika dalam pemanfaatannya terdapat kesalahan maka ditakutkan akan memiliki dampak negatif yang dihasilkan. Seperti timbulnya berbagai penyakit akibat penggunaan sampah jenis anorganik.

Oleh karena itu dapat dikatakan disetiap sampah yang dihasilkan memiliki suatu kelebihan dan kekurangan. Akan tetapi hal ini dapat dijadikan suatu manfaat jika dalam pemanfaatannya dan pembuatannya memperhatikan hal – hal yang berkaitan dengan lingkugan agar dampak negatif yang dihasilkan oleh pemanfaatan sampah dapat dikurangi.

a. Sampah Kertas

Sampah kertas bisa dikumpulkan menjadi satu bagian yang dipisahkan dari sampah lainnya. Kumpulan sampah kertas dapat dibuat berbagai macam jenis kerajinan tangan, seperti topeng, patung, dan kertas daur ulang.

(8)

Nilai jual sampah kertas daur ulang jauh lebih tinggi dari sekadar sampah kertas biasa. Kertas daur ulang bisa dijual ke pengrajin sebagai bahan pembuat kerajinan tangan, atau membuat karya seni sendiri yang menghasilkan.

b. Sampah Kaleng

Tidak sedikit sampah kaleng dihasilkan dari berbagai macam kemasan dalam bentuk kaleng yang digunakan untuk barang keperluan sehari-hari. Berkaitan dengan hal tersebut, kaleng berawal dari logam sebagai bahan yang paling banyak didaur ulang di dunia. Karena logam ter-masuk salah satu material yang mudah ka-rena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan “magnet”. Daur ulang meli-puti proses logam pada umumnya seperti peleburan dan pencetakan kembali.

Gambar 6. Pemanfaatan Sampah Kaleng

Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.

c. Sampah Botol

Botol memiliki nilai ekonomi yang terbilang tinggi, apalagi masih utuh. Jika sudah tidak utuh akan didaur ulang lagi bersama dengan berbagai jenis sampah botol lainnya untuk dicetak menjadi botol baru. Harga sampah botol bekas minuman lebih rendah karena bentuknya khusus sehingga pembelinya terbatas hanya perusahaan minuman.

Gambar 7. Pemanfaatan sampah botol

Tidak sedikit material produk yang dibuat dari sampah botol. Selain itu sam-pah botoltelah dikreasikan menjadi berbagai kerajinan tangan, dampak dari penggunaan contoh dari pemanfaatan sampah botol adalah harga dari limbah botol akan naik secara ekonomi serta akan ber-tambahnya kreasi produk dikarenakan saat ini botol sudah mengalami perubahan ben-tuk.

d. Sampah Plastik

Diketahui bahwa sampah dengan material plastik memerlukan waktu lama untuk melewati proses daur ulang secara alami, sehingga dapat menjadi permasalahan serius karena dipercaya dapat memberikan kontribusi pada masalah “pemanasan global” yang berdampak pada kehidupan tidak hanya manusia namun juga seluruh makhluk hidup.

Gambar 8. Pemanfaatan Sampah Plastik

(9)

e. Sampah Kain

Sampah dari limbah kain merupakan salah satu limbah yang perlu ditanggulan-gi. Kain dapat menjadi material dalam suatu produk karena kain memiliki potensi yang baik jika dapat diolah atau di daur ulang dengan baik. Proses daur ulang ter-sebut memerlukan percampuran dengan bahan atau teknik lain dalam mengolahnya.

Gambar 9. Pemanfaatan Sampah Kain (Sumber: www.pinterest.com)

Sampah kain bisa digunakan untuk mencuci atau sebagai bahan baku kerajinan. Sampah kain dapat ditemukan dari pakaian yang sudah tidak terpakai, tapi masih layak pakai bisa disumbangkan kepada yang membutuhkan, atau dijual. Terkadang dari pakaian yang sudah tidak terpakai terdapat sobekan (kain perca) yang dapat dimanfaatkan. Sisa kain atau kain perca juga dimanfaatkan untuk banyak aplikasi dan melalui berbagai macam tahapan sehingga produk tersebut dapat dipakai oleh manusia.

f. Sampah limbah kayu

Limbah kayu diketahi sebagai kayu sisa potongan dalam berbagai bentuk dan ukuran yang terpaksa harus disisihkan da-lam proses produksinya. Hal ini dikare-nakan sampah limbah kayu tersebut di-yakini oleh pihak pengguna material tidak dapat menghasilkan produk dengan baik

bahkan akan dapat mempengaruhi hasil akhir dari produk yang akan dibuat

Gambar 10. Pemanfaatan sampah kayu

Limbah sampah kayu sebagai sisa atau bagian kayu yang dianggap tidak ber-nilai dalam proses, waktu dan tempat ter-tentu masih memungkinkan untuk dimanfaat-kan pada proses dan waktu yang berbeda. Sebagai salah satu contoh limbah sampah kayu khususnya dari industri kayu lapis telah dimanfaatkan sebagai papan blok, papan partikel maupun sebagai bahan bakar pemanas ketel uap dan arang kayu.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Pada penerapannya saat ini sampah sudah dapat menjadi salah satu barang yang dapat dikonsumsi. konsumsi dalam artian menjadi benda untuk pakai. Dan memiliki nilai jual sehingga dapat menjadi salah satu peluang untuk membuat usaha. Sampah yang akan di jadikan barang jadi haruslah melalui proses yang bisa dikatakan proses kotor karena perlu adan-ya proses awal mencari sampah tersebut ditempat yang diidentikkan kotor.. Dikarenakan dalam pengertiannya sampah merupakan benda hasil konsumsi yang memang sudah kotor dan memiliki berbagai macam bakteri. Jika dapat dibersihkan dan dimanfaatkan secara maksimal maka sampah akan menjadi salah satu cara untuk membuka usaha dalam memproduksi benda jadi.

(10)

yang berbeda. Perlakuan tersebut dimak-sudkan agar sampah dapat memberikan manfaat secara maksimal. Karena dengan adanya fungsi yang baru maka perlu adanya penyesuaian sampah tersebut.

2. Saran

Dalam kaitannya dengan material yang akan dipakai dalam suatu produk, perlu adnaya pengetahuan yang dapat mem-berikan informasi tambahan mengani karak-ter dari sampah yang akan dimanfaatkan. Selain itu perlu dilakukannya pelatihan yang berkaitan dengan memberi penyuluhan kepada msayarakat akan manfaat sampah tidak hanya berupa memberikan suatu produk jadi akan tetapi juga harus diajarkan mengenai peluang baru berkaitan dengan sampah yang akan dimanfaatkan tid-ak hanya dari segi fungsi namun pen-golahan untuk mendapatkan bentuk baru.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Dorothy, Mckenzie. (1997), Green Design: Design For The Environment, Calmann & King: Great Britain.

Fiksel, Joseph. (1996), Design For Environment, McGraw Hill: New York.

Fisher, Tom & Shipton, Janet, (2010), De-signing For Re-Use The Life Of Con-sumer Packaging, Earthscan: London.

Masri, Andry,(2010). Strategi Visual: Bermain dengan formalistik dan semi-otik untuk menghasilkan kualitas vis-ual dalam desain. Jalasutra: Yogya-karta.

Palgunadi, Bram,(2008). Desain Produk 3: Aspek-aspek disain, Penerbit ITB: Bandung

Papanek,Victor.(1985), Design for the Real World, Thames & Hudson: London

Papanek, Victor.(1995), The Green Imparative, Thames & Hudson: London.

Royce Singleton, Jr, Bruce C. Straits, Margaret M. Straits and Ronald J. McAllister, (1988), Approaches to So-cial Research, Oxford University Press: New York.

Sachari, Agus Dan Sunarya,Yan yan. 2002, Sejarah Perkembangan Desain Dan Dunia Kesenirupaan Di Indonesia, Penerbit ITB: Bandung.

Sarwono, Jonathan dan Lubis, Hary. (2007). Metode Riset untuk Desain. Komunikasi Visual. Penerbit Andi: Yogyakarta

Sugiyono. 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta: Bandung

Jurnal

Gambar

Gambar 1. Sampah pada lingkungan
Gambar 2. Pengomposan
Gambar 7. Pemanfaatan sampah botol
Gambar 9. Pemanfaatan Sampah Kain

Referensi

Dokumen terkait

lalu saya coba nyari informasi di internet dan saya nemukan alamat web ini,lalu saya coba kontek ke nomer 085641355534 setelah saya coba konsultasi

Seiring dengan tanggung jawab professional pengajar dalam proses pembelajaran, maka dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran setiap guru dituntut untuk selalu menyiapkan

Biaya/ tarif Peraturan Bupati Pekalongan Nomor 68 Tahun 2017 Tentang Tarif Pelayanan Pada BLUD RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan. Produk

Berdasarkan latar belakang tersebut agar kemampuan profesional guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas dapat meningkat, maka penulis melaksanakan sebuah

[r]

diatas, dapat dibuat kesimpulan bahwa secara umum, kemampuan guru dalam menentukan dan menggunakan media pembelajaran sudah berada dalam kategori baik dengan

Oleh karena itu, keduanya adalah sama dalam modal dan keuntungan, sehingga sehingga tidak boleh salah satu pihak memiliki modal yang lebih besar dari yang lainnya. Seperti

Hubungan Tingkat Upah dengan Produktivitas Tenaga Kerja Pada Perusahaan Kecap Sumber Rasa di Desa Temukus Tahun 2014 menunjukkan bahwa rata-rata produktivitas tenaga kerja