• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI DESKRIPTIF TENTANG ISI PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN JATUH PADA LANSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI DESKRIPTIF TENTANG ISI PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN JATUH PADA LANSIA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI DESKRIPTIF TENTANG ISI PANDUAN PENCEGAHAN DAN

PENANGANAN JATUH PADA LANSIA

I Gede Putu Darma Suyasa, Ni Putu Kamaryati, Ni Luh Putu Dina Susanti Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali putudarma.stikesbali@gmail.com

ABSTRAK

Jatuh pada lanjut usia (lansia) dapat mengakibatkan trauma baik fisik maupun psikologis bahkan kematian. Namun sampai saat ini belum ada upaya yang sistematis untuk mencegah dan mengatasi jatuh pada lansia yang tinggal di rumah. Diperlukan sebuah panduan perawatan mandiri untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan lansia beserta keluarga dalam mencegah dan mengatasi hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menggali topik-topik yang diperlukan dalam pengembangan panduan perawatan mandiri pencegahan dan penanganan jatuh untuk lansia. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif terhadap 4 lansia dan keluarganya dan 14 petugas kesehatan yang dipilih secara purposif. Data dikumpulkan dengan kuesioner menggunakan pertanyaan terbuka. Selanjutnya, data dianalisa secara kualitatif. Hasil penelitian dapat dikelompokkan ke dalam 5 bagian. Bagian 1 untuk mengenal masalah jatuh pada lansia, partisipan menyarankan agar faktor risiko dan penyebab jatuh dimasukkan ke dalam panduan tersebut. Bagian 2 untuk mengambil keputusan perawatan yang tepat, topik yang disarankan oleh partisipan meliputi keuntungan jika melakukan pencegahan dan bahaya jika tidak dilakukan pencegahan. Bagian 3 untuk merawat lansia yang pernah jatuh, topik-topik yang disarankan adalah pertolongan pertama pada lansia jatuh, cara mencegah dan merawat lansia yang jatuh. Bagian 4 untuk memodifikasi lingkungan, topik-topik yang disarankan adalah faktor-faktor lingkungan yang bisa mengakibatkan jatuh serta cara mengubahnya. Pada bagian 5 untuk mencari pertolongan ke fasilitas pelayanan kesehatan, topik yang perlu dicantumkan adalah jenis dan akses ke pelayanan kesehatan serta sumber-sumber yang ada di masyarakat yang bisa dipergunakan untuk mencegah dan mengatasi jatuh. Informasi dari penelitian ini dapat dipergunakan oleh petugas kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan dan untuk mengembangkan panduan perawatan mandiri dalam mencegah dan menangani jatuh pada lansia.

Kata Kunci: jatuh, lanjut usia, pendidikan kesehatan, perawatan mandiri ABSTRACT

Falls in elderly may lead to both physical and psychological trauma and even death. However, there has been no systematic effort to prevent and manage falls in the elderly living at home. It is essential to develop a self-care guide to enhance knowledge and skills of the elderly and their families to prevent and manage the problem. This study aimed to explore topics that were required to develop the self-care guideline. This was qualitative descriptive study involving 4 elderly and their families and 14 health workers which were selected using purposive sampling technique. Data were collected by questionnaire using open-ended questions. Data were analyzed qualitatively. Findings of this study were classified into five parts. Part 1 to identify the problem of falls in the elderly, participants suggested to include risk factors and causes of falls in the guideline. Part 2 to take appropriate decisions, participants suggested to include benefits of prevention and impact if no prevention was

(2)

implemented. Part 3 to provide adequate care, the first aid of the elderly fall, how to prevent and care for the elderly who felt were essential. Part 4 to modify environment, the suggested topics were environmental factors that lead to falls and how to change it. In Part 5 to search for help to health care facilities, type and access to health services including resources in the community that could be used to prevent and manage falls were essential. Information from this study can be used by health workers to provide health education and to develop a self-care guideline to prevent and manage falls in the elderly.

Keywords: fall, older people, health education, self-care PENDAHULUAN

Lanjut usia (lansia) sering mengalami jatuh akibat berbagai faktor seperti perubahan fungsi organ tubuh, penyakit dan lingkungan (Meiner & Lueckenotte, 2006). Di beberapa negara dilaporkan bahwa angka kejadian jatuh pada lansia sekitar 28% (Halil et al., 2006; Siqueira et al., 2011). Sementara di Indonesia, dilaporkan bahwa angka kejadian jatuh pada lansia adalah 17% (Ariawan, Kuswardhani, Astika, & Aryana, 2011). Penelitian lain dengan rancangan retrospective menemukan bahwa 3% dari lansia yang berkunjung ke Instalasi Gawat Darurat di sebuah rumah sakit di Bali disebabkan karena jatuh (Suyasa, Agustini, & Adiana, 2014).

Jatuh dapat mengakibatkan trauma baik fisik maupun psikologis pada lansia, bahkan kematian. Patah tulang dilaporkan terjadi pada 4-21% kasus jatuh pada lansia (Kwan, et al., 2011). Selain patah tulang, akibat dari jatuh yang pernah dilaporkan adalah luka, keseleo, perdarahan organ dalam dan cedera kepala (Kwan, et al., 2011; Suyasa, Agustini, et al., 2014). Trauma psikologis yang terjadi pada lansia akibat jatuh meliputi kecemasan, depresi dan ketakutan untuk bergerak atau beraktivitas (Meiner & Lueckenotte, 2006).

Dengan meningkatnya risiko jatuh pada lansia serta besarnya efek jatuh baik secara fisik maupun psikologis pada lansia, maka penting untuk melakukan penelitian yang berfokus pada jatuh di populasi lansia. Penelitian yang berfokus ke lansia menjadi lebih penting mengingat jumlah populasi lansia di Indonesia saat ini mencapai angka 18 juta (Badan Pusat Statistik, 2011) dengan proyeksi peningkatan terus menerus tahun (Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional, 2008). Perserikatan Bangsa-Bangsa bahkan meramalkan bahwa Indonesia akan memiliki jumlah penduduk lansia tidak kurang dari 50 juta jiwa di tahun 2050 (United Nations, 2009).

Sektor kesehatan memegang peran yang sangat penting dalam mencegah dan mengatasi kejadian jatuh pada lansia. Hal yang dapat dilakukan di sektor kesehatan adalah deteksi dini penyakit yang diderita lansia seperti hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang meningkatkan risiko terjadinya jatuh pada lansia (Gangavati et al., 2011). Pada saat yang sama, hipertensi juga merupakan salah satu masalah kesehatan utama pada lansia di Indonesia (Kamaryati, Wisawatapnimit, & Chantian, 2013; Nuryanto, Wichaikuul, & Kuruncharernpanit, 2013; Rahajeng & Tuminah, 2011; Suyasa, Krisnandari, Onajiati, & Diyu, 2014). Hal lain yang dapat dilakukan oleh sektor kesehatan adalah pendidikan kesehatan, bukan saja kepada lansia, tetapi juga kepada keluarga yang merawat lansia. Pendidikan kesehatan tersebut bisa mulai dari pengenalan penyakit-penyakit yang meningkatkan risiko jatuh pada lansia, pertimbangan pengambilan keputusan dalam

(3)

perawatan lansia di rumah, cara perawatan lansia mengatasi penyakit-penyakit tersebut, modifikasi lingkungan dan upaya mencari pertolongan kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan (Achjar, 2010; Suyasa, 2013).

Besarnya peran sektor kesehatan dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah jatuh pada lansia tidak sesuai dengan apa yang menjadi kenyataan di lapangan. Dari observasi di lapangan, masih terlihat rendahnya pengetahuan dan keterampilan lansia dan keluarga dalam mengenal masalah kesehatannya, kurang mampunya keluarga dalam perawatan lansia di rumah, dalam memodifikasi lingkungan dan dalam mencari pertolongan kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Diperlukan sebuah panduan perawatan mandiri untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan lansia beserta keluarga dalam mencegah dan mengatasi hal tersebut.

Penelitian ini merupakan langkah awal dari serangkaian proses untuk menyusun panduan perawatan madiri mencegah dan mengatasi jatuh pada lanjut usia dengan menggunakan Pendekatan Evidence-based Practice (Sackett et al., 2000). Tujuan tahapan penelitian ini adalah untuk menggali topik-topik yang diperlukan dalam pengembangan panduan perawatan mandiri pencegahan dan penanganan jatuh untuk lansia.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif terhadap 4 lansia dan keluarganya dan 14 petugas kesehatan yang dipilih secara purposif. Para partisipan tersebut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai terkait dengan pencegahan dan penanganan jatuh pada lansia. Lansia dan keluarga yang terlibat dalam penelitian ini berasal dari 2 Kelurahan di Kota Denpasar, sementara petugas kesehatan berasal dari 3 Puskesmas di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung serta dosen keperawatan. Data dari lansia dan keluarganya dikumpulkan dengan wawancara terstruktur, sementara data dari petugas kesehatan dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan pertanyaan terbuka. Selanjutnya, data dianalisa secara kualitatif dengan mempertimbangkan kesamaan dari masing-masing masukan yang diberikan untuk dianalisa ke dalam 5 tugas keluarga di bidang kesehatan yang merupakan framework dalam pembuatan pedoman panduan perawatan dalam penelitian ini (Achjar, 2010; Freeman, 1970; Suyasa, 2013).

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Partisipan

Sebagian besar partisipan dalam penelitian ini berasal dari petugas kesehatan yang diantaranya berasal dari latar belakang perawat dan dokter yang sudah memiliki pengalaman bekerja di masyarakat dalam menangani masalah-masalah kesehatan lansia. Selengkapnya dicantumkan dalam Tabel 1 di bawah ini.

(4)

Tabel 1 Karakteristik demografi partisipan

Karakteristik Partisipan n

Dosen dan tenaga kesehatan (n=14) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 4 10 Profesi Perawat Dosen Dokter Ahli gizi Bidan 4 4 3 2 1 Pendidikan Diploma Sarjana (S1) Master (S2) Doktot (S3) 6 3 4 1 Waktu kerja dengan lansia

<50% >50%

10 4 Lansia dan Keluarga (n=4)

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 2 2 Pendidikan terakhir SMA Perguruan Tinggi Tidak sekolah 2 1 1 Pekerjaan Wiraswasta Tidak bekerja 2 2 Pengalaman jatuh dalam 3 bulan terakhir

<3 kali >3 kali

2 2 Pertolongan kesehatan

Tidak mencari pertolongan 4

Informasi pencegahan jatuh Dapat informasi Tidak dapat informasi

1 3 Topik-topik yang diperlukan dalam pengembangan panduan perawatan mandiri

Rangkuman dari pendapat para partisipan tentang topik-topik yang diperlukan dalam pengembangan panduan perawatan mandiri pencegahan dan penganan jatuh pada lansia dirangkum dalam Tabel 2 di bawah ini.

(5)

Tabel 2 Data kualitatif masukan tentang informasi yang perlu dicantumkan dalam panduan perawatan mandiri berdasarkan lima tugas keluarga dalam penanganan lansia jatuh di rumah

Informasi yang perlu dicantumkan dalam panduan perawatan mandiri 1. Agar mampu mengidentifikasi masalah jatuh pada lansia:

a. Faktor resiko lansia untuk jatuh termasuk faktor risiko dari lingkungan b. Tanda lansia berisiko jatuh

c. Keadaan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keamanan pada lansia seperti kondisi lantai rumah, adakah tangga, pegangan pada kamar mandi/toilet, lantai tidak licin, dan alat batu tongkat

2. Agar mampu mengambil keputusan yang tepat tentang perawatan lansia untuk mencegah dan menangani jatuh di rumah:

a. Keuntungan dan kerugian jika pencegahan tidak dilakukan b. Cara pengambilan keputusan dan konsekuensi keputusan

c. Bentuk sumber layanan yang tersedia di masyarakat dari berbagai sektoral

d. Menjelaskan berbagai alternatif tindakan yang bisa dilakukan oleh keluarga maupun lansia untuk menjaga kesehatannya

e. Pengetahuan/informasi tentang perawatan lansia, angka kejadian jatuh pada lansia, cedera akibat jatuh pada lansia, bagaimana mencegah dan menangani jatuh di rumah (apakah lansia yang jatuh dibawa ke poli kesehatan atau dilaporkan ke petugas kesehatan, cara perawatan / P3K pada kasus akibat jatuh pada lansia klasifikasi jatuh dan tanda-tanda darurat/bahaya jatuh

3. Agar mampu mencegah/merawat lansia jatuh di rumah: a. Pertolongan pertama pada lansia jatuh

b. Cara/perawatan lansia jatuh dengan komplikasinya c. Penanganan luka karena jatuh pada keluarga

d. Penekanan bahwa lansia harus tetap melakukan aktivitas ringan seperti kesegaran jasmani, merawat diri sendiri baik kebersihan diri dan lingkungan.

e. Lansia sebaiknya diantar apabila bepergian ke tempat yang beresiko f. Pencegahan jatuh

g. Alat bantu yang dapat digunakan dalam merawat lansia yang jatuh

h. Peran anggota keluarga dalam merawat lansia jatuh serta keterlibatan masyarakat disekitar

i. Cara memandikan lansia yang tidak bisa bangun

j. Cara membantu lansia untuk mobilisasi di tempat tidur, mengganti posisi tidur, dan mengganti pampers lansia

k. Pemeriksaan secara rutin kondisi fisik dan non fisik lansia

4. Agar mampu memodifikasi lingkungan untuk mengatasi/mencegah jatuh pada lansia: a. Informasi tentang cara memodifikasi lingkungan

b. Lingkungan yang cocok pada lansia seperti lingkungan yang penerangannya cukup, tidak licin, tidak banyak tangganya

c. Lingkungan keluarga agar menjaga anggota lansia agar mereka merasa nyaman dan tidak stress

d. Pengaturan penataan barang

5. Agar mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan dalam merawat lansia yang jatuh: a. Support system masyarakat dan pelayan kesehatan

b. Informasi tentang pembiayaan, asuransi, dll c. Informasi tentang alur proses system pelayanan

(6)

Informasi yang perlu dicantumkan dalam panduan perawatan mandiri e. Nomor-nomor telepon pelayanan kesehatan terdekat

Masukan dari para partisipan yang dirangkum pada Tabel 2 di atas, sejalan dengan hasil penelitian terdahulu serta beberapa pedoman dalam penyusunan panduan perawatan. Pada tugas keluarga pertama (mengenal masalah jatuh) misalnya, beberapa isi yang terkait adalah mengenalkan faktor-faktor risiko seperti kesulitan melihat dan mendengar (Gangavati, et al., 2011; Halil, et al., 2006; Kwan, et al., 2011; Siqueira, et al., 2011). Pada tugas keluarga kedua dan ketiga (pengambilan keputusan dan perawatan), hal-hal terkait dengan pilihan pencegahan/terapi beserta risiko dan keuntungannnya perlu disampaikan secara sederhana dan dengan bahasa yang lugas agar mudah dipahami oleh lansia beserta keluarganya (National Health and Medical Research Council, 2000).

Pada tugas keluarga keempat (memodifikasi lingkungan), beberapa nasihat yang dapat dimasukkan ke dalam panduan misalnya dengan memperhatikan kualitas penerangan dan pencahayaan di rumah serta memasang pegangan tangan pada tembok dan tangga di sekitar rumah (Meiner & Lueckenotte, 2006). Pada tugas keluarga terakhir (pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan), jenis-jenis fasilitas kesehatan beserta sumber-sumber untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai pencegahan dan penanganan jatuh bisa diberikan (Suyasa, 2013).

SIMPULAN

Pendekatan evidence-based practice yang digunakan dalam proses penyusunan panduan pencegahan dan penanganan jatuh dalam penelitian ini memadukan informasi yang diperoleh dari kajian pustaka dari hasil-hasil penelitian dan pendapat para ahli serta lansia dan keluarganya. Dengan pendekatan ini diharapkan lansia dan keluarga akan mendapatkan produk akhir dari penelitian ini yang berisikan informasi-informasi serta nasihat-nasihat kesehatan secara objektif, komprehensif dan berimbang. Langkah berikutnya dari tahapan penelitian adalah penyusunan rancangan panduan tertulis sesuai panduan dari NHMRC. Setelah panduan tertulis selesai, selanjutnya akan dibuat video berdasarkan panduan tertulis tersebut.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristekdikti atas pendanaan Hibah Bersaing untuk penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K. A. H. (2010). Aplikasi asuhan keperawatan keluarga. Jakarta: CV Sagung Seto. Ariawan, I. W. Y., Kuswardhani, R. A. T., Astika, I. N., & Aryana, I. G. P. S. (2011).

Hubungan antara activities specific balance confidence scale dengan umur dan falls pada lansia di poliklinik geriatric RSUP Sanglah Denpasar. Jurnal Penyakit Dalam, 12(1), 34-37.

Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional. (2008). Indonesia population projection. Jakarta: Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional.

Badan Pusat Statistik. (2011). Statistik penduduk lanjut usia 2010: hasil sensus penduduk 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

(7)

Freeman, R. B. (1970). Community health nursing practice. Philadelphia: W.B. Saunders Company.

Gangavati, A., Hajjar, I., Quach, L., Jones, R. N., Kiely, D. K., Gagnon, P., & Lipsitz, L. A. (2011). Hypertension, Orthostatic Hypotension, and the Risk of Falls in a Community-Dwelling Elderly Population: The Maintenance of Balance, Independent Living, Intellect, and Zest in the Elderly of Boston Study. Journal of the American Geriatrics Society, 59(3), 383-389. doi: 10.1111/j.1532-5415.2011.03317.x

Halil, M., Ulger, Z., Cankurtaran, M., Shorbagi, A., Yavuz, B. B., Dede, D., . . . Ariogul, S. (2006). Falls and the elderly: Is there any difference in the developing world?: A cross-sectional study from Turkey. Archives of Gerontology and Geriatrics, 43(3), 351-359.

Kamaryati, N. P., Wisawatapnimit, P., & Chantian, P. (2013, 21-23 November 2013). Relationships between age, gender, marital status, headache, fatigue, functional status, general health perception, social support and quality of life in the older people with hypertension. Paper presented at the Asian Network for Public Opinion Research Annual Conference 2013, Seoul.

Kwan, M. M.-S., Close, J. C. T., Wong, A. K. W., & Lord, S. R. (2011). Falls Incidence, Risk Factors, and Consequences in Chinese Older People: A Systematic Review. Journal of the American Geriatrics Society, 59(3), 536-543. doi: 10.1111/j.1532-5415.2010.03286.x

Meiner, S. E., & Lueckenotte, A. G. (2006). Gerontologic Nursing (3rd ed.). St. Louis: Mosby Elsevier.

National Health and Medical Research Council. (2000). How to present the evidence for consumers: preparation of consumer publications. Canberra: National Health and Medical Research Council.

Nuryanto, I. K., Wichaikuul, S., & Kuruncharernpanit, S. (2013, 21-23 November 2013). The relationship among personal facors, social supports, situational influence and health promotion behaviour in elderly with hypertension. Paper presented at the Asian Network for Public Opinion Research Annual Conference 2013, Seoul.

Rahajeng, E., & Tuminah, S. (2011). Prevalence of hypertension and its determinants in Indonesia59.12 (2011). Journal of the Indonesian Medical Association, 59(12), 580-587.

Sackett, DL, Straus, SE, Richardson, WS, Rosenberg, W & Haynes, RB 2000, Evidence-based medicine: how to practice and teach EBM, 2nd edn, Churchill Livingstone, Edinburgh.

Siqueira, F. V., Facchini, L. A., Silveira, D. S. d., Piccini, R. X., Tomasi, E., Thumé, E., . . . Dilélio, A. (2011). Prevalence of falls in elderly in Brazil: a countrywide analysis. Cadernos de Saúde Pública, 27, 1819-1826.

Suyasa, I. G. P. D. (2013). Developing a self-care guideline of faecal incontinence in community-dwelling older people in Indonesia. PhD Dissertation, Flinders University, Adelaide.

Suyasa, I. G. P. D., Agustini, N. L. P. I. B., & Adiana, I. N. (2014). Alasan kunjungan lanjut usia ke Instalasi Gawat Darurat. Laporan Penelitian, STIKES Bali.

Suyasa, I. G. P. D., Krisnandari, A. A. I. W., Onajiati, N. W. U., & Diyu, I. A. N. P. (2014). Keluhan-keluhan lanjut usia yang datang ke pengobatan gratis di salah satu wilayah pedesaan di Bali. Paper presented at the Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Denpasar.

Referensi

Dokumen terkait

Infeksi bedah merupakan penyulit pembedahan yang sering dijumpai pada praktek sehari –   hari infeksi dapat terbatas di tempat  pembedahan, luka insisi atau menyebar secara

Pada proses tersebut senyawa yang tidak larut, dalam hal ini resin menerima ion positif atau negatif tertentu dari larutan dan melepaskan ion lain kedalam

Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya.. Dengan demikian lapisan tadi

Menurut Budiyuwono (1995:160) analisis kontribusi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat disumbangkan dari

Tatalaksana miokarditis akut pada infeksi virus memang memerlukan biopsi endomiokard (BEM) guna mengetahui pasti proses spesifik inflamasi yang terjadi dan keterlibatan

Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui survei secara langsung kepada pelanggan PDAM Kota Gresik khusunya kecamatan

Penelitian ini sejalan dengan hasil pene- litian yang dilakukan oleh Abrar (2016) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan anta- ra umur dengan pemilihan metode kontrasepsi

Surat keterangan dari kepala sekolah dan disetujui oleh kepala Dinas Pendidikan Provinsi/ kabupaten/kota terkait tugas mengampu mata pelajaran yang akan disertifikasi.