• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS INDONESIA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS INDONESIA

Analisis Penggunaan Kata Sifat lieb dan sch

ö

n serta Kata Kerja lieben

dalam Dongeng Konrad oder das Kind aus der K

o

nservenb

ü

chse karya

Christine Nöstlinger

MAKALAH NONSEMINAR

HANUM DWITA PRATIWI 1006765551

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JERMAN

DEPOK FEBRUARI 2014

(2)
(3)
(4)

Analisis Pengunaan Kata Sifat liebe dan sch

ö

n serta Kata Kerja lieben

dalam Dongeng Konrad oder das Kind aus der Konservenb

ü

chse karya

Christine Nöstlinger

Hanum Dwita Pratiwi, Rita Maria Siahaan

Program Studi Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya , Universitas Indonesia, Depok, 1624, Indonesia

hanum.dwita@gmail.com

Abstrak

Jurnal ini berjudul Analisis Penggunaan Kata Sifat lieb dan schönserta Kata Kerja lieben dalam Dongeng

Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger. Objek penelitiannya adalah arti

(Bedeutung) dan makna (Sinn) yang digunakan pada kata sifat liebdan schönserta kata kerja lieben dalam dongeng Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger dan karya terjemahnnyaKonrad si Anak Instan oleh Agus Setiadi. Terdapat beberapa jenis arti (Bedeutung) dan makna (Sinn) menurut teori semantik Jerman. Saya akan mengamati penggunaan makna kata tersebut berdasarkan pengertian dari jenis arti (Bedeutung) dan makna (Sinn). Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui cara penyampaian pesan dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa) melalui perspektif Sinn dan Bedeutung dalam teori semantik. Hasil penelitian ini menunjukkan penyebab pergeseran makna berdasarkan jenis-jenis arti (Bedeutung) dan makna (Sinn) yang dilakukan penerjemah, serta menunjukkan adanya adaptasi budaya sasaran dengan menyesuaikan budaya bahasa sasaran agar dapat diterima dalam bahasa sasaran tapi tidak mengubah pesan bahasa sumber.

Kata kunci : gramatika;penerjemahan; semantik;sistem budaya Abstract

This research paper title is Adjective Using Analysis of lieb and schön and Verb of lieben on Konrad oder das

Kind aus der Konservenbüchse story, written by Christine Nöstlinger. The research object is the meaning of Beudetung and Sinn which had been used on adjective of lieb and schön and Verb of lieben on Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse story, written by Christine Nöstlinger and its Bahasa Indonesian translation

version written by Agus Setiadi. According to semantics theory, there are several meanings of Bedeutung and

Sinn. I am thinking to observe the used points addressing to its types. The research method I applied is the

descriptive analysis method as a means of searching the way it carries the message from the source language onto the targeted langauge through Sinn and Bedeutung perspective in semantics theory. The results will describe the factor of shifting of meaning based on how the translator pay attention at the meaning of Bedeutung and

Sinn. It also describes that there is targeted culture adaptation through adjusting the targeted culture language in

order to be easily acceptable by the targeted language yet it does not change the message.

Keywords:culture system;gramatika;translation;semantik theory

Pendahuluan

Dalam menerjemahkan sebuah teks asing, penerjemah memilih bahasa yang sesuai dengan bahasa sasaran. Menerjemahkan berarti alih makna dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Bentuk bahasa dalam teks asing dapat diubah, tetapi tetap mempertahankan makna yang

(5)

terkandung di dalamnya. Definisi dari terjemahan dapat dilihat dari dua tipe. Pertama, terjemahan berarti sebuah proses yang diproduksi oleh kesetaraan antara dua bahasa. Kedua, terjemahan merupakan penghubung antar dua kebudayaan (Schneider, 2007).

Penerjemah menggunakan pilihan kata atau diksi sesuai makna atau konteks. Dengan menyesuaikan kata sesuai konteks, pembaca akan memahami maksud teks terjemahan yang disampaikan. Dalam menerjemahkan, seorang penerjemah berarti mempelajari kosa kata, tata bahasa, situasi komunikasi, dan konteks budaya dari teks baru. Seorang penerjemah mengungkapkan kembali makna yang sama dengan menggunakan kosakata, tata bahasa yang sesuai dalam bahasa sasaran (BSa) dan konteks budayanya (Hoed, 2006: 81). Dalam proses penerjemahan, untuk memperoleh makna yang sesuai, seringkali penerjemah melakukan pergeseran agar pesan yang disampaikan dalam bahasa sasaran (BSa) sama dengan bahasa sumbernya (BSu), dan hasil terjemahan menjadi sepadan (Hoed, 2006: 24).

Berangkat dari latar belakang tersebut, saya tertarik untuk menganalisis makna yang digunakan dalam penerjemahan teks dengan melihat kesesuaiannya dengan bahasa sasaran (BSa).Sebagai korpus data, penulis memilih dongeng Konrad oder das Kind aus der

Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger yang diterjemahkan oleh Agus Setiadi dengan

judul Konrad si Anak Instan untuk diteliti dan ditinjau dari segi semantik.

Tinjauan Teoritis

Teori-teori terjemahan yang terdiri dari teori penerjemahan, teori semantik dan teori gramatika digunakan oleh saya dalam penulisan jurnal ilmiah ini. Teori penerjemahan digunakan untuk memahami pengertian dasar dari teknik penerjemahan sehingga langkah-langkah penerjemahan pada korpus data dapat dipahami. Sementara itu, teori semantik digunakan untuk menjelaskan makna kata secara umum. Teori gramatika digunakan untuk menjelaskan kata imbuhan (die Endung) yang terkandung dalam kata sifat lieb dan schön.

Lebih lanjut lagi, saya akan menggunakan teori semantik bahasa Jerman, yaitu teori

Sinn dan Bedeutung.Keduateori tersebut berperan untuk memahami teks agar maksud dari

bahasa sumber (BSu) tersampaikan ke bahasa sasaran (BSa). Sinn melihat teks melalui makna bahasa sedangkan Bedeutung melihat teks melalui arti (Monika, 2004). Berikutnya, saya akan menggunakan teori gramatika untuk melihat perubahan makna yang dialami oleh penambahan imbuhan maupun artikel.

(6)

Penerjemahan

Kata dasar terjemah berasal dari bahasa Arab tarjammah yang maknanya adalah pengalihan dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain. Dalam hal ini teks yang diterjemahkan disebut teks sumber (Tsu) dan bahasanya disebut bahasa sumber (BSu), sedangkan teks yang disusun oleh penerjemah disebut teks sasaran (TSa) dan bahasanya disebut bahasa sasaran (BSa). Hasil dari kegiatan penerjemahan yang berupa Tsa disebut terjemahan, sedangkan penerjemahan adalah orang yang melakukan kegiatan penerjemahan (Hoed,2006:23).

Pengertian penerjemahan lebih luas dari sekadar pengalihbahasaan. Penerjemahan merupakan pengalihan pesan dari teks sumber (TSu) ke dalam teks sasaran (TSa). Dengan demikian, TSa (terjemahan) akhirnya berisi pesan yang sepadan dengan pesan dalam TSu. Untuk menghasilkan pesan yang sepadan, penerjemah harus memahami dan menyesuaikan dengan calon pembaca atau pendengarnya. Namun, terkadang penerjemah seringkali melakukan pergeseran makna agar pesan yang disampaikan dalam teks sasaran (TSa) sama dengan teks sumbernya (TSu) agar hasil terjemahan menjadi sepadan. (Hoed, 2006:24).

Semantik

Semantik berasal dari bahasa Yunani, yaitu sema yang artinya tanda atau lambang. Semantik membahas aspek-aspek makna dalam bahasa yang mencakup deskripsi makna kata serta makna kalimat (Cahyono, 1994: 197). Bambang Yudi Cahyono berpendapat bahwa dalam disiplin semantik, kata dipandang sebagai lambang yang bermakna. Konsepsi kata sebagai lambang itu menuntut adanya perhatian pada dua hal. Pertama adalah hubungan antara bentuk dan makna kata. Dipandang dari hubungan antara bentuk dan makna kata, konsepsi memiliki dua makna, yaitu makna yang jelas dan makna yang samar. Kedua adalah kenyataan bahwa satu bentuk kata mungkin memiliki lebih dari satu makna.Misalnya, kata ‘panas’ dalam bahasa Indonesia dapat bermakna cuaca (bentuk makna yang jelas) atau dapat juga bermakna suasana hati (bentuk makna yang samar).

Terdapat beberapa teori semantik yang berusaha menjelaskan hakekat makna. Teori-teori tersebut adalah Teori-teori makna sebagai hakekat yang dimaksud, Teori-teori makna sebagai suatu gagasan, teori makna sebab-akibat, teori makna beragam, dan teori makna fungsional (Cahyono, 1994: 199). Pada jurnal ilmiah ini, saya mengambil teori Cahyono berupa teori makna sebagai hakekat yang dimaksudkan sebagai teori tambahan di dalam kajian semantik kata lieb dan schön dalam bahasa Jerman.

(7)

Teori makna sebagai hakekat yang dimaksud merupakan salah satu teori makna yang paling tua dan dianggap masih berpengaruh. Contoh, kata Jakarta mengandung makna yang mengacu pada suatu kota. Apabila seorang mengatakan ibu kota Negara Indonesia, hal itu pada hakekatnya mengacu pada kota Jakarta itu. Contoh lain, kata hijau mengandung makna jenis warna tertentu. Apabila ada yang mengatakan warna daun, pada hakekatnya yang dimaksudkan adalah warna hijau itu. Teori ini memandang bahwa setiap kata memiliki makna tertentu karena merujuk pada suatu hakekat. Dalam hal ini, hakekat adalah hal-hal yang bersifat non-linguistik, seperti nama sebuah kota, nama seseorang, nama benda, dan benda tertentu yang semuanya dapat dijumpai di dunia ini.

Jenis Makna

Pada bagian ini, saya akan menjelaskan jenis makna dalam bahasa Jerman. Dalam semantik bahasa Jerman, jenis makna dibagi menjadi dua, yaitu Sinn dan Bedeutung. Sinn merupakan makna tanda bahasa sementara Bedeutung merupakan arti harfiah suatu kata (Monika: 2004). Kedua teori ini akan digunakan secara mutlak sebagai teori utama untuk menggali korpus data lebih dalam.

Sinn (makna)

Menurut Lyon (1977), Sinn merupakan kaitan antara tanda dan konsep. Pada dasarnya, terdapat berbagai jenis makna, yaitu sebagai berikut.

a. Makna denotatif atau makna leksikal, yaitu relasi kata dengan konsep benda yang dilambangkan dengan kata tersebut. Contohnya adalah relasi kata pohon dengan semua objek benda yang disebut pohon.

b. Makna idiomatis, yaitu bila makna leksikal hanya mengaitkan dengan satu suku kata. Contohnya adalah kata ‘kambing hitam’.

c. Makna asosiatif, yaitu asosiasi yang muncul dalam benak seseorang jika membaca kata tertentu. Contohnya adalah kata ‘kulit seputih salju’ (mengasosiasikan dengan iklan sabun pencerah).

d. Makna afektif, yaitu makna yang berkaitan dengan perasaan seseorang jika membaca kata tertentu. Perasaan yang muncul bisa negatif atau positif. Contohnya adalah kata ‘pinggir kali’ yang memiliki makna negatif, karena ‘pinggir kali’ identik dengan terpinggirkan.

e. Makna konotatif, yaitu nilai rasa terhadap kata yang lazim disebut konotasi. Contohnya adalah kata Frau/Dame. Frau dan Dame dalam bahasa Jerman digunakan

(8)

sebagai kata sapa nyonya, namun kata Dame digunakan untuk sapaan yang lebih formal.

f. Makna situatif, yaitu kata-kata yang terkait dengan konteks dan memiliki fungsi deiktis. Contoh : Ich habe das Buch gelesen. Makna kata ich bisa berubah-ubah sesuai konteks.

g. Makna etimologis, yaitu makna kata yang terkait dengan asal-usul kata dilihat dari aspek sejarah kata. Perubahan kata dapat meluas (ameliorasi) dan menyempit (peyorasi).

Bedeutung (arti)

Menurut Monika (2004), Bedeutung dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut. a. Kernbedeutung. Contoh : warna hijau (grün). Kata grün memiliki arti warna hijau. b. Nebenbedeutung. Contoh : der Apfel ist grün. Kata grün memiliki arti belum masak. c. Metaphorische Bedeutung. Contoh : Dita ist noch grün. Kata grün memiliki arti

belum berpengalaman.

Teori Gramatika

Dalam bahasa Jerman, kata sifat yang menerangkan kata benda memiliki imbuhan atau disebut dengan Adjektiv Deklination. Terdapat dua jenis Adjektiv Deklination, yakni

Deklination mit dem bestimmten Artikel dan Deklination mit dem unbestimmten Artikel.

Adjektivdeklination mit dem bestimmten Artikel

Adjektiv deklinationmit dem bestimmten Artikel digunakan untuk kata benda yang sudah

pasti bentuk dan wujudnya. Misalnya, kata der Mann, yang berarti laki-laki. Der merupakan artikel dari kata benda yang memiliki jenis kelamin maskulin. Untuk kata tunggal, terdapat tiga jenis kelamin, yakni maskulin (der), feminin (die) dan neutral (das). Kata plural pun memiliki tiga jenis kelamin yang sama, namun semua artikelnya adalah die. Lebih rinci lagi, perubahan gramatika ketiga jenis tersebut akan dijabarkan pada tabel di bawah ini (Schmitt,2009:230).

Tabel

(9)

Maskulin Feminin Netral Tunggal

Nominativ der junge Mann die junge Frau das kleine Kind

Akkusativ den jungen Mann die junge Frau das kleine Kind

Dativ dem jungen Mann der jungen Frau dem kleinen Kind

Genitiv des jungen Mannes der jungen Frau des kleinen Kind

Jamak

Nominativ die jungen Männer die jungen Frauen die kleinen Kinder

Akkusativ die jungen Männer die jungen Frauen die kleinen Kinder

Dativ den jungen Männern den jungen Frauen den kleinen Kindern

Genitiv der jungen Männer der jungen Frauen der kleinen Kinder

Kata jung pada tabel diatas merupakan akar kata dari kata sifat. Kata jung mendapatkan imbuhan (die Endung) mengikuti artikel dari kata benda. Imbuhan tersebut berbeda-beda menyesuaikan jenis kelamin artikel kata benda, yakni maskulin, feminin dan neutral serta jenis kata, Nominativ, Akkusativ, Dativ dan Genitiv. Namun, bila kata tersebut plural, mendapatkan imbuhan –en untuk semua jenis kata.

Adjektivdeklination mit dem unbestimmten Artikel

Adjektiv deklination mit dem unbestimmten Artikel digunakan untuk menerangkan kata

benda yang belum pasti, contoh seorang atau sebuah. Artikel tersebut memiliki tiga jenis kelamin, yakni maskulin (ein), feminin (eine) dan neutral (ein). Artikel ini hanya dimiliki oleh jenis kata tunggal, sedangkan kata plural tidak memiliki artikel. Untuk menjabarkan keterangan ini, saya merangkumnya dalam tabel di bawah ini.

(10)

Tabel

Komparasi Adjektivdeklination mit dem unbestimmten Artikel

Maskulin Feminin Netral

Tunggal

Nominativ ein junger Mann eine junge Frau ein kleines Kind

Akkusativ einen jungen Mann eine jungeFrau ein kleines Kind

Dativ einem jungenMann einer jungen Frau einem kleinen Kind

Genitv eines jungen Mannes einer jungen Frau eines kleinen Kindes

Jamak

Nominativ junge Männer junge Frauen kleine Kinder

Akkusativ junge Männer junge Frauen kleineKinder

Dativ jungen Männern jungen Frauen kleinen Kindern

Genitiv junger Männer junger Frauen kleinerKinder

Akar kata sifat dalam kolom tabel tersebut adalah jung. Kata sifat tersebut mendapatkan imbuhan menyesuaikan jenis kelamin artikel kata benda. Untuk kata plural, artikel tidak digunakan, imbuhan yang mengikuti kata sifat menyesuaikan jenis kelamin kata benda. Tinjauan teoritis yang sudah dijelaskan di atas merupakan acuan yang akan dipakai untuk menganalisis korpus data. Saya akan menganalisis jenis makna kata sifat lieb dan schön serta kata kerja lieben dalam dongeng Konrad oderdas Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger dan terjemahannya berdasarkan teori semantik.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ilmiah ini adalah metode deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui cara penyampaian pesan dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa) melalui perspektif Sinn dan Bedeutung dalam teori semantik. Deskriptif berarti penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret yaitu berupa paparan seperti apa adanya (Sudaryatmo, 1988:62). Saya akan menganalisis terjemahan kata sifat lieb dan schön serta kata kerja lieben dalam dongeng Konrad oderdas

Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger yang sudah diterjemahkan oleh

Agus Setiadi dengan judul Konrad si Anak Instan. Dongeng bahasa Jerman tersebut dijadikan alasan utama penulisan, karena merupakan dongeng anak sehingga memiliki struktur bahasa yang mudah dipahami.

(11)

Lebih lanjut lagi, saya hanya mengambil 50 halaman pertama dari buku dongeng tersebut. 50 halaman tersebut akan menjadi korpus data yang akan dianalisis dengan metode deskriptif. 50 halaman tersebut dianggap sudah dapat mewakili makna kata sifatlieb dan

schönserta kata kerja liebendalam dongeng tersebut. Pada bagian hasil analisis, saya

menggunakan tabel untuk memudahkan pembacaan dari analisis.

Hasil Analisis

Dalam rangka memberikan rangkuman untuk memudahkan pembacaan dari analisis di atas, saya membuat tabel yang membandingkan makna-makna kata sifatlieb dan schönserta kata kerja lieben. Tabel tersebut dibagi menjadi dua berdasarkan sudut pandang analisis semantik, yaitu Bedeutung dan Sinn. Tabel tersebut dijabarkan sebagai berikut.

Tabel Analisis Berdasarkan Arti Kata (Bedeutung)

(1) Data 1

No. BSu Bsa Kernnbedeutung Nebenbedeutung metaphorische Bedeutung

1. liebes Kind anak manis - - x

2. schön secantik x - -

(2) Data 2

No. BSu Bsa Kernnbedeutung Nebenbedeutung metaphorische Bedeutung

1. liebte menyukai x - -

2. schön - - - -

(3) Data 3

No. BSu Bsa Kernnbedeutung Nebenbedeutung metaphorische Bedeutung

1. liebe Eltern yang terhornat x - -

2. schönstes Kind anak paling tampan

- X -

(4) Data 4

No. BSu Bsa Kernnbedeutung Nebenbedeutung metaphorische Bedeutung

1. sehr lieb menyenangkan x - -

(12)

(5) Data 5

No. BSu Bsa Kernnbedeutung Nebenbedeutung metaphorische Bedeutung

1. liebe Mutter ibu tersayang x - -

Tabel Analisis Berdasarkan Makna Kata (Sinn) (1) Data 1

No. BSu Bsa Makna idiomatis Makna afektif Makna etimologis

1. liebes Kind anak manis x X -

2. schön secamtik - X -

(2) Data 2

No. BSu Bsa Makna idiomatis Makna afektif Makna etimologis

1. liebte menyukai - X -

2. schön - - - -

(3) Data 3

No. BSu Bsa Makna idiomatis Makna afektif Makna etimologis

1. liebe Eltern yang terhormat - X x

2. schönstes Kind anak paling tampan

- X x

(4) Data 4

No. BSu Bsa Makna idiomatis Makna afektif Makna etimologis

1. sehr lieb menyenangkan - X -

2. schön Baiklah - - x

(5) Data 5

No. BSu Bsa Makna idiomatis Makna afektif Makna etimologis

1. liebe Mutter ibu tersayang - X -

Teori semantik memiliki tujuh jenis makna (Sinn), tetapi dalam dongeng Konrad oder

das Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger, hanya terdapat tiga jenis

makna yang terkandung dalam kata lieb dan schön. Makna tersebut diantaranya, yaitu makna

(13)

Pembahasan

Pada bagian ini, saya akan menguraikan hasil analisis makna kata sifat lieb dan schön serta kata kerja lieben yang terdapat dalam buku Konrad oder das Kind aus der

Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger dan terjemahannya dalam buku Konrad si Anak Instan karya Agus Setiadi berdasarkan teori semantik. Saya membatasi penulisan hingga 50

halaman pertama.

Saya akan membagi pembahasan menjadi dua, yakni pada pembahasan pertama, saya memfokuskan kepada pembahasan makna kata sifat lieb serta kata kerja lieben dan pembahasan kedua, yakni kata sifat schön. Terdapat beberapa kata sifat lieb dan schön serta kata kerja lieben dengan makna yang berbeda-beda. Buku ini merupakan buku dongeng yang menceritakan mengenai kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya, sehingga banyak ditemukan pemakaian kata sifat lieb dan schön serta kata kerja lieben. Hal tersebut yang menjadikan alasan mengapa saya memilih untuk menganalisa kata sifat lieb dan schön serta kata kerja lieben.

Pembahasan kata sifat lieb serta kata kerja lieben

Pembahasan berikut akan menguraikan makna kata sifat lieb serta kata kerja lieben dalam dongeng bahasa JermanKonrad oderdas Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger yang sudah diterjemahkan oleh Agus Setiadi dengan judul Konrad si

Anak Instan. Dalam ilmu semantik Jerman, dikenal istilah Sinn dan Bedeutung (Monika:

Gunter nach verlag). Bedeutung itu sendiri dibedakan menjadi tiga macam, yaitu

Kernbedeutung, Nebenbedeutung dan metaphorische Bedeutung. Di dalam buku dongeng ini,

saya menemukan beberapa arti kata sifat lieb serta kata kerja lieben yang berbeda-beda. Untuk memudahkan analisis data, saya membagi pembahasan analisis menjadi lima, yakni teks sumber, teks sasaran, konteks cerita, komponen arti (Bedeutung) dan makna (Sinn) serta analisis makna dan analisis teori gramatika.

Pembahasan Data 1 (1) Teks sumber

Wenn die Frau Bartolotti mit sich selber sprach, sagte sie zu sich immer liebes Kind. (Christine Nöstlinger : Konrad oder das Kind aus der Konserevenbüchse. Hal. 5)

(2) Teks sasaran

Jika Mrs. Bartolotti sedang berbicara kepada dirinya sendiri, ia selalu menyebut dirinya

(14)

(3) Konteks cerita

Mrs. Bartolotti sedang mengingat-ingat kenangan masa kecil, yaitu panggilan sayang yang dilakukan oleh ibunya untuk menyuruh Mrs. Bartolotti melakukan kegiatan positif. Panggilan sayang itu terbawa hingga ia dewasa dan ia hanya mau melakukan kegiatan positif bila orang memanggilnya dengan sebutan anak manis.

(4) Komponen arti (Bedeutung) dan makna (Sinn)

Dilihat dari komponen arti (Bedeutung), kata liebes Kind dalam potongan kalimat tersebut termasuk ke dalam jenis metaphorische Bedeutung (Monika: Gunter nach Verlag). Bila dilihat dari segi makna (Sinn), kata liebes Kind termasuk ke dalam makna idiomatis. Kata anak manis dalam potongan kalimat ini merupakan sebuah idiom dan bukan makna arti sebenarnya.

(5) Analisis data

a) Analisis makna

Bila ditinjau dari komponen arti, kata liebes Kind dalam potongan kalimat tersebut berasal dari kata sifat lieb (BSu) yang memiliki arti manis; baik; tidak nakal (BSa). Arti

liebes Kind disini merupakan bentuk sapaan yang digunakan seorang ibu terhadap anaknya.

Penerjemah menggunakan makna idiomatis dalam menerjemahkan makna liebes Kind (BSu) menjadi anak manis (BSa). Kata anak manis dalam kalimat ini merupakan sebuah ungkapan atau idiom yang berarti anak pintar atau anak yang baik.

b) Analisis gramatika

Bila ditinjau dari teori gramatika, akar kata sifat tersebut adalah lieb. Kata sifat tersebut mendapat tambahan imbuhan –es, karena mengikuti artikel kata benda dari dasKind. Kata benda das Kind itu sendiri memiliki jenis kelamin neutral (das).

Pembahasan Data 2 (1) Teks sumber

Sie liebte Kupons

(Christine Nöstlinger : Konrad oder das Kind aus der Konserevenbüchse. Hal. 11)

(2) Teks sasaran

Ia sangat menyukai kupon

(Christine Nöstlinger : Konrad si Anak Instan. Hal 13)

(3) Konteks cerita

Mrs. Bartolotti memandangi paket besar yang diterimanya. Ia mencoba mengingat-ingat program berhadiah apa yang pernah ia ikuti. Mrs. Bartolotti memang memiliki kebiasaan mengikuti berbagai jenis program berhadiah, sehingga ia sangat menyukai kupon yang ia dapatkan pada program berhadiah tersebut.

(15)

(4) Komponen arti (Bedeutung) dan makna (Sinn)

Berdasarkan komponen arti (Bedeutung), kata lieb dalam kalimat tersebut termasuk ke dalam jenis Kernbedeutung, sedangkan secara makna (Sinn), termasuk ke dalam makna

afektif.

(5) Analisis data

a) Analisis makna

Data 2 menunjukkan tidak ada pergeseran bentuk antara kata kerja liebte (BSu) dan kata

menyukai (BSa). Kata liebte berasal dari kata kerja lieben (BSu) yang memiliki arti mencintai;mengasihi;menyayangi (BSa). Penggunaan kata liebte sesuai dengan penggunaan

kata menyukai dalam bahasa sasaran. Makna yang terkandung dalam potongan kalimat tersebut adalah makna afektif. Makna afektif merupakan perasaan yang muncul ketika pembaca membaca kalimat tertentu. Saat pembaca membaca potongan artikel ini, perasaan yang muncul adalah perasaan positif, karena kata lieb merupakan kata yang memiliki arti positif. Terjemahan kata dalam potongan kalimat tersebut dapat berterima. Pembaca bahasa sasaran (BSa) dapat menangkap maksud dari bahasa sumber (BSu).

b) Analisis gramatika

Bentuk awal kata kerja tersebut adalah lieben (mencintai;menyukai). Bentuk kata kerja

lieben mengalami perubahan menjadi liebte karena menyesuaikan waktu penyampaian cerita

dan orang yang menyampaikan cerita. Dongeng ini menceritakan masa lalu (Vergangenheit), sehingga kata kerja lieben diubah menjadi kata liebte. Dalam bahasa Jerman, terdapat dua jenis masa lalu, yakni Präteritum dan Perfekt. Präteritum biasanya digunakan pada sebuah teks, sedangkan perfekt biasanya digunakan untuk percakapan sehari-hari. Orang yang menyampaikan kata kerja tersebut adalah orang ketiga perempuan, sehingga kata kerja lieben berubah menjadi liebte. Untuk memudahkan penjelasan mengenai teori gramatika, penulis akan menjelaskan lebih lanjut melalui tabel di bawah ini (Schmitt, 2009: 35).

(16)

Tabel

Komparasi Konjugation der Verben Verben : lieben

Präsens Präteritum Perfekt

Singular ich liebe liebte habe geliebt

du liebst liebtest hast geliebt

er/sie/es liebt liebte hat geliebt

Plural wir lieben liebten haben geliebt

ihr liebt liebtet habt geliebt

sie/Sie lieben liebten haben geliebt

Akar kata kerja lieben adalah lieb. Kata kerja tersebut mendapatkan tambahan konjugasi menyesuaikan aturan konjugasi kata ganti orang. Aturan konjugasi tersebut dapat dilihat pada tabel diatas.

Pembahasan Data 3 (1) Teks sumber

Darauf stand in Zierschrifft mit hellblauer Tinte geschrieben:

Liebe Eltern,

hiermit ist Ihr sehnlichster Wunsch in Erfüllung gegangen. Wir, die Erzeuger, wünschen

Ihnen viel Glück und viel Vergnügen mit Ihrem Nachwuchs.

(Christine Nöstlinger : Konrad oder das Kind aus der Konserevenbüchse. Hal. 19)

(2) Teks sasaran

Pada kertas itu tertulis dengan tulisan indah dan tinta biru muda:

Pasangan suami-istri yang terhormat,

Bersama ini telah terpenuhi impian Anda. Kami pihak produsen mengucapkan sukses dan semoga menikmati kehadiran putra Anda.

(Christine Nöstlinger : Konrad si Anak Instan. Hal 22)

(3) Konteks cerita

Konrad menyerahkan amplop yang dibawanya kepada Mrs. Bartolotti. Amplop tersebut berisi surat baptis, surat kewarganegaraan, dan sejumlah surat imunisasi. Tulisan pada kertas tersebut tertulis dengan tulisan indah dengan tinta biru muda.

(4) Komponen arti (Bedeutung) dan makna (Sinn)

Ditinjau dari komponen arti (Bedeutung ) menurut (Monika: 2004), kata lieb dalam teks

(17)

menurut makna (Sinn), kata lieb merupakan jenis makna etimologis, karena arti kata lieb meluas (ameliorasi). Kata lieb juga termasuk dalam makna afektif.

(5) Analisis data

a) Analisis makna

Kalimat liebe Eltern menunjukan terjadinya pergesaran arti atau Bedeutung dari kata lieb (BSu) menjadi yang terhormat (BSu). Kata lieb berasal dari kata sifat lieb (BSa) yang memiliki arti manis;penulisng;baik;ramah (BSa). Terdapat adaptasi budaya BSa dalam menerjemahkan arti kata lieb pada potongan kalimat tersebut. Penerjemah memilih kata yang

terhormat karena penulisan surat dalam budaya timur terutama bila ditujukan kepada orang

yang lebih tua, menggunakan kata yang terhormat. Penyampaian pesan dalam penerjemahan antara BSu dan BSa mengakibatkan kata lieb mengalami perluasan makna yakni ameliorasi. Maknanya meluas menjadi positif serta menimbulkan pula makna afektif . Terjemahan teks ini dapat diterima oleh pembaca BSa karena pesan yang disampaikan sama dengan BSu, yakni ungkapan kata salam dalam penulisan surat kepada orang yang lebih tua.

b) Analisis gramatika

Kata sifat lieb mendapatkan tambahan imbuhan –e, karena mengikuti artikel dan jenis kelamin kata benda die Eltern.

Pembahasan Data 4 (1) Teks sumber

Und, dachte die Frau Bartolotti, er ist ja auch sehr lieb.

(Christine Nöstlinger : Konrad oder das Kind aus der Konserevenbüchse. Hal. 21)

(2) Teks sasaran

Dan, anak ini juga sangat menyenangkan, pikir Mrs. Bartolotti (Christine Nöstlinger : Konrad si Anak Instan. Hal 24)

(3) Konteks cerita

Konrad bertanya kepada Mrs. Bartolotti yang merupakan ibu asuh Konrad, apakah ia sayang dengan Konrad atau tidak. Sebelum menjawab pertanyaan Konrad, Mrs. Bartolotti mengamati Konrad dan berbicara dalam hati kalau ia sayang dengan anak asuhnya tersebut.

(4) Komponen arti (Bedeutung) dan makna (Sinn)

Potongan kalimat ini memiliki jenis arti Kerrnbedeutung (Monika: Gunter nach Verlag) dan bila ditinjau dari segi makna, kata lieb dalam potongan kalimat tersebut memiliki makna

afektif.

(5) Analisis data

(18)

Kalimat und, dachte die Frau Bartolotti, er ist ja auch sehr lieb menunjukkan tidak adanya pergeseran makna dari kata lieb. Penerjemah menggunakan kata menyenangkan untuk melaraskan konteks cerita dan terjemahan kata BSu berterima oleh BSa. Bila ditinjau dari segi makna, kata lieb dalam potongan kalimat tersebut termasuk ke dalam makna afektif. Hal tersebut karena perasaan positif yang tumbuh pada pembaca saat membaca kata lieb.

b) Analisis gramatika

Kata lieb tidak mengalami penambahan imbuhan, karena tidak diikuti oleh kata benda.

Pembahasan Data 5 (1) Teks sumber

Gute Nacht, liebeMutter

(Christine Nöstlinger : Konrad oder das Kind aus der Konserevenbüchse. Hal. 21)

(2) Teks sasaran

Selamat malam, Ibu tersayang

(Christine Nöstlinger : Konrad si Anak Instan. Hal 25)

(3) Konteks cerita

Mrs. Bartolotti menemani anaknya ke kamar tidur lalu ia menyelimuti anaknya tersebut. Sebelum memejamkan mata, Konrad memberi ucapan selamat malam kepada ibunya.

(4) Komponen arti (Bedeutung) dan makna (Sinn)

Ditinjau dari komponen arti (Bedeutung), kata liebe dalam potongan kalimat tersebut termasuk ke dalam jenis Kernbedeutung dan bila ditinjau dari sudut makna (Sinn), termasuk ke dalam makna afektif.

(5) Analisis data

a) Analisis makna

Kalimat Gute Nacht, liebe Mutter menunjukkan tidak ada pergeseran makna. Kata lieb berasal dari kata sifat lieb yang berarti sayang. Komponen makna menunjukkan adanya kesesuaian antara bahasa sumber dan bahasa sasaran yang mengacu kepada bentuk ungkapan kasih sayang kepada seseorang. Berdasarkan jenis arti (Bedeutung), kata lieb menjadi tersayang (BSa) disini termasuk ke dalam jenis Kernbedeutung, karena merupakan arti sebenarnya dan tidak ada pergeseran makna.

Kata liebe Mutter berterima di kalangan masyarakat BSa, karena mengalami proses penerjemahan menjadi Ibu tersayang yang maknanya sesuai dengan budaya masyarakat BSa.

(19)

b) Analisis gramatika

Akar kata lieb mendapatkan imbuhan –e, karena mengikuti artikel jenis kelamin kata benda die Mutter.

Pembahasan kata sifat schön

Pembahasan berikut akan menguraikan makna kata sifat schön dalam dongeng bahasa JermanKonrad oderdas Kind aus der Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger yang sudah diterjemahkan oleh Agus Setiadi dengan judul Konrad si Anak Instan.

Seperti pembahasan sebelumnya, saya membagi analisis pembahasan menjadi lima bagian untuk memudahkan proses analisis.

Pembahasan Data 1 (1) Teks sumber

So jung, wie es nur geht, so schön wie möglich.

(Christine Nöstlinger : Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse. Hal. 7)

(2) Teks sasaran

Semuda-mudanya, secantik mungkin.

(Christine Nöstlinger : Konrad si Anak Instan. Hal 8)

(3) Konteks cerita

Mrs. Bartolotti mengamati dirinya di depan cermin dan memuji dirinya sendiri. Ia membagi harinya menjadi dua, yakni hari muda dan hari tua. Hari ini merupakan hari muda dan ia harus terlihat cantik pada hari muda. Oleh karena itu, ia mengeluarkan pujian kata-kata cantik kepada dirinya.

(4) Komponen arti (Bedeutung) dan makna (Sinn)

Ditinjau dari segi arti (Bedeutung), kata schön termasuk ke dalam jenis Kernbedeutung dan makna yang terkandung adalah makna afektif.

(5) Analisis data

a) Analisis makna

Kalimat so jung, wie es nur geht, so schön wie möglich menunjukkan tidak ada pergeseran bentuk makna kata dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa). Komponen makna dan arti menunjukkan adanya kesesuaian antara bahasa sumber dan bahasa sasaran yang mengacu kepada bentuk kata sifat yang berarti keindahan. Berdasarkan jenis arti (Bedeutung), kata schön termasuk ke dalam jenis Kernbedeutung, yakni memiliki arti sebenarnya. Secara makna, kata tersebut memiliki makna afektif.

(20)

Kata schön tidak mengalami penambahan imbuhan, karena kata sifat tersebut tidak diikuti oleh kata benda.

Pembahasan Data 2 (1) Teks sumber

Die Frau Bartolotti beschloss mit einer schönen, warmen Dusche zufrieden zu sein. (Christine Nöstlinger : Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse. Hal. 7)

(2) Teks sasaran

Akhirnya Mrs. Bartolotti memutuskan mandi air hangat dari pancuran pun sudah cukup memuaskan.

(Christine Nöstlinger : Konrad si Anak Instan. Hal 7)

(3) Konteks cerita

Mrs. Bartolotti pergi ke kamar mandi. Sebenarnya ia ingin berendam di air hangat, tapi bak mandi terisi oleh sekelompok ikan mas. Ia tidak tega untuk mengeluarkan ikan yang sedang berenang, akhirnya ia memutuskan untuk mandi dengan menggunakan air pancuran.

(4) Komponen arti (Bedeutung) dan makna (Sinn)

Penerjemah tidak menerjemahkan arti kata schön dalam potongan kalimat tersebut.

(5) Analisis data

a) Analisis makna

Kalimat dalam data 2, die Frau Bartolotti beschloss mit einer schönen, warmen Dusche zufrieden zu sein menunjukkan bahwa penerjemah tidak menerjemahkan arti kata

schön. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak semua kata harus dialihbahasakan. Kata boleh

dihilangkan asalkan tidak mengubah makna kata bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa). Penulis tidak mengalihbahasakan kata schön agar pembaca memahami makna teks dan kalimat tersebut menjadi tidak sepadan bila kata schön dialihbahasakan.

b) Analisis gramatika

Kata schön dalam kalimat die Frau Bartolotti beschloss mit einer schönen, warmen Dusche zufrieden zu sein mendapatkan tambahan imbuhan –en. Hal tersebut karena kata

schön menyesuaikan jenis kata (dativ) yang diikutinya.

Pembahasan Data 3 (1) Teks sumber

Du bist das schönste Kind, das ich je in meinem Leben gesehen habe.

(Christine Nöstlinger : Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse. Hal. 30)

(2) Teks sasaran

(21)

(Christine Nöstlinger : Konrad si Anak Instan. Hal 35)

(3) Konteks cerita

Mrs. Bartolotti mengajak Konrad berbelanja pakaian. Setelah memilih-milih beberapa pakaian, Mrs. Bartolotti membantu Konrad memasangkan pakaian yang telah dipilih. Mrs. Bartolotti kagum dengan ketampanan anak asuhnya yang sudah ia anggap seperti anak sendiri.

(4) Komponen arti (Bedeutung) dan makna (Sinn)

Ditinjau dari jenis arti (Bedeutung), kata schön termasuk ke dalam jenis Nebenbedeutung, sedangkan dilihat dari makna, termasuk ke dalam makna etimologis.

(5) Analisis data

a) Analisis makna

Kalimat dalam data 3 du bist das schönste Kind, das ich je in meinem Leben gesehen habe menunjukkan adanya perluasan makna dalam kata sifat schön (BSu). Kata schön biasanya digunakan bagi perempuan, tapi dalam potongan kalimat tersebut digunakan untuk laki-laki. Penerjemah melakukan perluasan makna yang disebut dengan makna etimologis. Makna kata bahasa sumber (BSu) dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat basa sasaran (BSa), karena memiliki makna yang sama, yakni mengenai keindahan.

b) Analisis gramatika

Kata schön mendapatkan tambahan imbuhan –ste, karena mengikuti jenis kelamin artikel kata benda das Kind.

Pembahasan Data 4 (1) Teks sumber

Na. Schön

(Christine Nöstlinger : Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse. Hal. 53)

(2) Teks sasaran

Ya. Baiklah

(Christine Nöstlinger : Konrad si Anak Instan. Hal 53)

(3) Konteks cerita

Mr.Egon, tetangga Mrs. Bartolotti sedang berkunjung ke rumah Mrs. Bartoloti dan ia sangat senang dengan sifat Konrad yang penurut. Ia ingin menjadi ayah bagi Konrad, karena ia tidak pernah menemukan anak baik dan pintar sebelumnya. Mr. Egon mencoba mengambil hati Konrad dengan cara menyuruh dan mengantarkan Konrad ke tempat tidur. Konrad yang penurut pun mengikuti perintah Mr.Egon.

(22)

Bila ditinjau dari jenis arti, kata schön dalam kalimat tersebut termasuk ke dalam jenis

metaphorische Bedeutung dan termasuk ke dalam jenis makna etimologis.

(5) Analisis data

a) Analisis makna

Kalimat dalam data 4 Na. Schön menunjukkan bahwa terdapat perubahan makna kata

schön (BSu) dalam potongan kalimat tersebut. Biasanya, kata schön digunakan untuk memuji

atau membicarakan mengenai keindahan, tetapi dalam potongan kalimat tersebut maknanya meluas menjadi jawaban setuju dari sebuah perintah. Makna yang digunakan adalah makna

etimologis. Meskipun demikian, makna kata dapat diterima oleh masyarakat bahasa sasaran

(BSa).

b) Analisis gramatika

Kata schön tidak mendapat tambahan imbuhan, karena tidak diikuti oleh kata benda.

Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dianalisis dari dongeng Konrad oder das Kind aus der

Konservenbüchse karya Christine Nöstlinger dan terjemahannya, dapat disimpulkan bahwa

pemakaian makna (Sinn) yang sering digunakan hanya ada tiga macam, yakni makna

idiomatis, makna afektif dan makna etimologis. Dari ketiga makna tersebut, pemakaian

terbanyak adalah makna afektif. Hal ini disebabkan korpus data yang dipakai bercerita mengenai kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya, sehingga dapat menimbulkan pikiran positif saat membaca. Makna idiomatis tidak begitu sering ditemukan dalam pengunaan kata

lieb dan schön di dongeng ini. Saya hanya menemukan satu makna idiomatis dalam kata lieb.

Bila ditinjau dari segi arti (Bedeutung), Kernnbedeutung yang merupakan arti kata sebenarnya, paling sering ditemukan dalam dongeng ini. Dilihat dari teori gramatika, kata sifat lieb dan schön serta kata kerja lieben mendapatkan tambahan imbuhan mengikuti jenis kelamin artikel kata benda yang mengikutinya. Penambahan imbuhan yang menjadi aturan gramatika bahasa Jerman, tidak mempengaruhi makna dari kalimat. Pergeseran makna yang terjadi dalam dongeng ini disebabkan oleh perbedaan budaya antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Pemakaian kata kerja, kata sifat dan kata benda juga mempengaruhi kesesuaian terjemahan kata lieb dan schön.

(23)

Saran

Untuk mendalami studi linguistik mengenai penerjemahan secara semantik, saya memberikan saran kepada pihak-pihak terkait untuk meneliti lebih jauh tentang penerjemahan dengan mengganti korpus data seperti penelitian ini. Korpus data tidak harus berupa buku teks, namun juga dapat berupa percakapan dari rekaman visual atau suara. Selain itu, saya juga memberikan saran kepada pihak terkait untuk melakukan penelitian lebih jauh mengenai studi linguistik, khususnya bidang semantik bahasa Jerman.

Daftar Referensi

Korpus Data:

Nöstlinger, Christine. (1975).Konrad oder das Kind aus der Konservenbüchse. Friedrich Oetinger

Setiadi, Agus. (2003). Konrad si Anak Instan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Buku:

Cahyono, Bambang Yuni. (1995). Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press.

Dijk, Teun A.Van. (1977). Text and context. Explorations in the Semantics and Pragmatics of

Discourse. Longman linguistics library.

Hoed, Benny Hoedoro. (2006). Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.

Newmark, Peter.(1988). A Textbook of Translation.London : Prentice Hall.

Schmitt, Dreyer. (2009). Lehr- und Übungsbuch der deutschen Grammatik. Hueber Verlag Schwarz, Monika. und Chur, Jeanette. (2004). Semantik ein Arbeitsbuch. Gunter nach verlag. Dokumen Online:

(24)

Gambar

Tabel Analisis Berdasarkan Arti Kata (Bedeutung)
Tabel Analisis Berdasarkan Makna Kata (Sinn)   (1)  Data 1

Referensi

Dokumen terkait

Based on the explanation above, the researcher formulated the research question as follows: Can the implementation of information gap develop the speaking skill of the

3 2014 – ISSN 2331-1841 Page 7 After conducting the treatment to students, the researcher gave post-test in order to know their progress as well as to find whether or not

This is shown by result of test that 80% students strongly agreed about wordlist effectiveness in their speaking ability.. The use of wordlist also opened their

Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Akasara. Usman, Husaini, Purnomo

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada sahaba- sahabat yang selama ini telah menjadi inspirasi dan memberikan semangat sehingga menjadi motivasi dan

Dalil mereka adalah, apa yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud dan Nasai, dengan sanad yang shohih – sebagaimana yang dikatakan oleh pengarang kitab "Al- Muntaqo"

Dari hasil penelitian yang dilakukan selama dua siklus dapat dsimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pengenalan huruf hija’iyah pada kelompok A di Taman kanak-kanak

• POP3 is used to 둰ecoeive eyiil yessiges vii i TCP/IP cooananecotioan; i colieant estiblis૰es iH. cooananecotioan wit૰ i POP3 se둰ve둰 it