KEKUATAN HUKUM PEMBAGIAN WARIS
MELALUI AKTA PERDAMAIAN DITINJAU DARI
ASPEK HUKUM PERDATA
TESIS
Oleh
FEBRI SILVIA DEWI
117011007/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KEKUATAN HUKUM PEMBAGIAN WARIS
MELALUI AKTA PERDAMAIAN DITINJAU DARI
ASPEK HUKUM PERDATA
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada
Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
FEBRI SILVIA DEWI
117011007/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : KEKUATAN HUKUM PEMBAGIAN WARIS MELALUI AKTA PERDAMAIAN DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PERDATA
Nama Mahasiswa : FEBRI SILVIA DEWI
Nomor Pokok : 117011007
Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Pembimbing Pembimbing
(Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn)(Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Telah diuji pada
Tanggal : 24 Oktober 2013
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Runtung, SH, MHum
Anggota : 1. Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn 2. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum 3. Dr. Dedi Harianto, SH, MHum
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : FEBRI SILVIA DEWI
Nim : 117011007
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis : KEKUATAN HUKUM PEMBAGIAN WARIS
MELALUI AKTA PERDAMAIAN DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PERDATA
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.
Medan,
Yang membuat Pernyataan
Nama :FEBRI SILVIA DEWI
i ABSTRAK
Pewarisan hanya terjadi bilamana ada kematian (dari pewaris). Prinsip ini ditegaskan dalam ketentuan Pasal 830 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata (Civil Code/Burgerlijke Wetboek). Pembagian warisan melalui dua cara, yaitu adanya cara sukarela dan cara paksaan, cara sukarela yang berujung pada perdamaian dan paksaan dengan putusan Hakim. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitis dan jenis penelitian yang diterapkan adalah memakai metode pendekatan yuridis normatif.
Pembagian warisan dalam perdata mengenal dua ahli waris, yaitu ahli waris
ab intestato atau menurut undang-undang dan ahli waris testament atau menurut wasiat. Pada ahli waris menurut undang-undang ada pembagian 4 golongan, yaitu golongan pertama,kedua,ketiga dan keempat yang tiap-tiap golongan memilikki karakteristik dan sistem pembagian tersendiri, sedangkan ahli waris menurut wasiat berdasarkan penunjukan wasiat dan tidak boleh menghilangkan hak waris dari ahli waris ab intestato. Perdamaian dalam pembagian waris adanya perdamaian melalui persidangan dan di luar persidangan. Perdamaian di luar persidangan adanya bentuk akta perdamaian di bawah tangan dan akta perdamaian otentik yang berdasarkan persetujuan Hakim(acta van vergelijk) dan tidak berdasarkan persetujuan Hakim (acta van dading) termasuk akta perdamaian yang dibuat di muka Notaris. Pelaksanaan pembagian harta warisan melalui akta perdamaian tergantung kepada kesepakatan para pihak yang berdamai, jika bagian yang ditentukan langsung berupa benda nyata maka penyerahannya kelak berupa benda nyata juga namun jika pembagian berupa taksiran harga, berarti pelaksanaannya melalui penjualan harta peninggalan dan hasilnya dibagi sesuai dengan kesepakatan pembagian awal. Penyelesaian pembagian yang bersifat langsung kepada benda nyata maupun taksiran adanya proses yang harus dilaksanakan terdahulu oleh ahli waris yaitu pengurusan surat keterangan hak waris dan akta pemisahan dan pembagian.
Kekuatan hukum dari akta perdamaian dapat dilihat akta perdamaian di bawah tangan dan akta perdamaian otentik, jika akta perdamaian di bawah tangan kekuatan hukum dalam pembuktian selama para pihak mengakui tanda tangannya maka berkekuatan hukum sama dengan akta otentik. Akta perdamaian otentik memiliki kekuatan hukum sempurna dalam pembuktian, terutama putusan akta perdamaian memiliki kekuatan yang disamakan dengan putusan akhir, dapat dieksekusi, dan tidak dapat melakukan upaya hukum untuk selajutnya. Akta perdamaian dapat dibatalkan dengan ketentuan 1859 sampai Pasal 1864 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Penyelesaian waris tidak harus selalu melalui litigasi melainkan adanya pilihan perdamaian yang lebih menguntungkan dan dalam pebuatan perdamaian lebih baik dalam bentuk akta otentik sehingga dalam kekuatan hukum lebih sempurna.
ii
ABSTRACT
Inheritance only occurs when the testator passed away. This principle is clearly stated in Article 830 of the indonesian Civil Code. Inheritance is distributed in two ways, voluntarily and by coersion. Voluntarily means that the ditribution of inheritance ends in peace, while by coersion means that it ends in the court of law. This a descriptive analytical study with normative juridical approach.
In civil law, the distribution of inheritance recognizes two types of heirs; the ab inestato heir or according to law and testament heir or according to the will. According to the law, the heir is divided into 4 (four) groups – the first, second, third, and fourth groups – and each groups has its own characteristic and distribution system. According to the will, the heir is the one appointed in the will and must not eliminte the inheritance right of the ab intestato heir. Peace in the distribution of inheritance can be divided into two categaries – through a trial and and outside the court. The peace outside the court can be with underhanded peace deed and an authentic peace deed based on the judge’s agreement (acta van vargelijk) and without the judge’s agreement (acta van dading) including the peace deed made before a public notary. The implementation of distribution of inheritance through the peace deed depend on the agreement made the parties making peace. If the distribution directly determined is in the form of real object, the delivery later is also in the form of real object, but if the distribution is in the form of estimate price, the implementation of distribution of inheritance is through the sale of the legacy and the proceeds of the sale is then divided in accordance with the intial distribution agreement. The settlement of direct distribution of real object or estimade price needs a process which must be first done by the heis such as preparing the certificate of inheritance right and the separation amd division deeds.
The legal power of peace deed can be seen from the types of the peace deed hold. If it is the underhanded peace deed, as evidence, its legal power is the same as that authentic deed aslong as the parties signed the underhanded peace deed admit that the signatures on the underhanded peace deedare theirs. The authentic peace deed has a perfect legal power as evidence, especially the decision of peace deed has same legal power as the that of final decision, it can be executed but not able to perform further legal action. Peace deed can be cancelled under the provision of article 1859 to article 1864 of the indonesial Civil Codes.
The settlement of inheritance distributionshould not always be through litigation because there are better more choices. The peace deed made will be better and more benefical in the form of authentic deed that it has a more perfect legal power.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan sampaikan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul “Kekuatan Hukum Pembagian Waris Melalui Akta Perdamaian Ditinjau Dari Aspek Hukum Perdata”. Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan (M.Kn.) Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan dorongan moril berupa masukan dan saran, sehingga penulisan tesis dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh sebab itu, ucapan terima kasih yang mendalam penulis sampaikan secara khusus kepada yang terhormat dan amat terpelajar BapakProf. Dr. Runtung, SH.,M.Hum., Dr. Syahril Sofyan, SH.,MKn., Dr. T. Keizerina Devi A, SH., CN., M.Hum., selaku Komisi Pembimbing yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.
Kemudian juga, semua pihak yang telah berkenan memberi masukan dan arahan yang konstruktif dalam penulisan tesis ini sejak tahap kolokium, seminar hasil sampai pada tahap ujian tertutup sehingga penulisan tesis ini menjadi lebih sempurna dan terarah.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Hukum, Program Studi Magister Fakultas Hukum Kenotariatan Universitas Sumatera Utara
iv
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada Penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan dorongan kepada Penulis untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini.
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum, selaku Sekretaris Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan dorongan kepada Penulis untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta ilmu yang sangat bermanfaat selama Penulis mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di bangku kuliah. 6. Seluruh Staf/Pegawai di Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan bantuan kepada Penulis selama menjalani pendidikan.
7. Motivator terbesar dalam hidup Penulis yang selalu memberikan cinta, kasih sayang, dukungan dan doa yang tak putus-putusnya Ibu dan ayah tercinta serta saudariku yang telah memberikan semangat dan doa kepada Penulis. Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada sahaba-sahabat yang selama ini telah menjadi inspirasi dan memberikan semangat sehingga menjadi motivasi dan warna tersendiri dalam kehidupan dan juga dalam penyelesaian tesis pada di Program Studi Magister Kenotariatan (M.Kn.)Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
8. Rekan-rekan Mahasiswa dan Mahasiswi di Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, khususnya angkatan Reguler tahun 2011 yang telah banyak memberikan motivasi kepada Penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
v
Penulis menyadari sepenuhnya tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun besar harapan penulis kiranya tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, terutama para pemerhati hukum perdata pada umumnya dan ilmu kenotariaan pada khususnya. Demikian pula atas bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, agar selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rezeki yang melimpah kepada kita semua.Amien Ya Rabbal ‘Alamin
Medan, Oktober 2013 Penulis,
vi
RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : Febri Silvia Dewi
Tempat/Tanggal Lahir : Pekanbaru, 6 Febuari 1989 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jln. Kaharuddin Nasution, Pekanbaru. Telepon/Hp : 083187954532
II. KELUARGA
Nama Ayah : Armawin Nama Ibu : Masmi
III. PENDIDIKAN FORMAL
SD Negeri 050 Pekanbaru lulus tahun 2001 MTSN Simpang Tiga Pekanbaru lulus tahun 2004 SMA NEGERI 4 Pekanbaru lulus tahun 2007 S-1 Fakultas Hukum Universitas Islam Riau lulus tahun 2011 S-2 Program Studi Magister Kenotariatan FH-USU lulus tahun 2013
vii DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR SKEMA ... ix
DAFTAR ISTILAH ... x
DARTAR SINGKATAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 10
E. Keaslian Penelitian ... 11
F. Keranga Teori dan Konsepsional... 13
G. Metodologi Penelitian... 22
1. Sifat dan Jenis Penelitian ... 22
2. Sumber Data ... 23
3. Metode Pengumpulan Data... 24
4. Analisi Data ... 24
5. Penarikan Kesimpulan ... 25
BAB II PENYELESAIAN PEMBAGIAN HARTA WARISAN YANG DILAKUKAN ATAS DASAR ADANYA AKTA PERDAMAIAN ANTARA PARA AHLI WARIS ... 26
A. Pembagian Warisan Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ... 26
viii
a. Golongan Pertama ... 27
b. Golongan Kedua ... 33
c. Golongan ketiga... 39
d. Golongan keempat ... 41
e. Anak luar kawin... 41
2. Ahli waristestament(wasiat) ... 50
B. Perdamaian Dalam Pembagian Waris... 52
1. Perdamaian melalui sidang Pengadilan ... 53
2. Perdamaian di luar Pengadilan ... 53
3. Bentuk perdamaian ... 60
C. Pelaksanaan Pembagian Harta Warisan Melalui Akta Perdamaian ... 78
1. Surat keterangan hak mewaris ... 83
2. Akta pemisahan dan pembagian ... 90
BAB III KEKUATAN HUKUM DARI PEMBAGIAN HARTA WARISAN YANG DILAKUKAN MELALUI AKTA PERDAMAIAN ... 103
A. Pembagian Harta Warisan ... 103
B. Kekuatan Hukum Akta Perdamaian ... 107
C. Pembatalan Akta Perdamaian ... 112
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 116
A. Kesimpulan ... 116
B. Saran ... 117
ix
DAFTAR SKEMA
Skema 1 Pembagian waris terhadap golongan pertama ... 30
Skema 2 Pembagian waris golongan pertama terhadap ahli waris dari perkawinan lebih dari satu... 31
Skema 3 Pembagian waris terhadap golongan kedua ... 34
Skema 4 Pembagian waris terhadap golongan kedua yang mana turut serta saudara kandung... 35
Skema 5 Pembagian waris terhadap golongan kedua mengenai Pasal 855 KUHPerdata ... 35
Skema 6 Pembagian waris terhadap golongan kedua dengankloving... 37
Skema 7 Pembagian waris terhadap golongan ketiga ... 39
x
DAFTAR ISTILAH
Aanhangig : Perkara yang belum putus
Ab intestato : Ahli waris menurut Undang-Undang
Acta superscriptie : Akta pengalamatan
Acta van dading : Akta perdamaian tanpa persetujuan Hakim
Acta Van Depot : Akta penyimpanan
Acta van vergelijk : Akta perdamaian dengan persetujuan Hakim
Afwezig : Tak hadir
Akil baliq : Dewasa
Aktiva : Pemasukan
Alternative Dispute Resolution : Kelembagaan penyelesaian sengkeata
diluar Pengadilan
Bedrog : Penipuan
Beneficiaire boedelaanvaarding : Penerimaan harta peninggalan secara hak istimewa
Beslag : Penyitaan
Bezwaring : Pembebanan
Boedel : kesatuan harta kekayaan (harta dalam
warisan)
Boedelbeshrijving : pencatatan boedel/ inventaris kekayaan
Case by case : Kasus demi kasus
Causa : Sebab
Civil Code / Burgelijke Wetboek : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Compromis : Perdamaian
xi Conceptus : Konsepsi Curatele : Pengampuan Dading : Perdamaian Dwang : Paksaan Dwaling : Kekhilafan
Executeur testamentair : Pelaksana Wasiat
Fact of life : Keseharian
Fiat justitia et pereat mundus : Meskipun dunia runtuh hukum harus
ditegakkan
Geschrift : Penulisan
Homo homini lupus : Manusia serigala bagi manusia lain
Inherent : Tidak terpisahkan
Inkracht van gewijsde : Berkekuatan hukum
In-natura : Wujud asli
Kloving : Pembelahan
Law and order : Hukum dan ketertiban
Legitimaris : Ahli waris yang mendapatkan bagian yang
ditentukan Undang-Undang
Legitimportie : Bagian ahli waris yang dilindungi oleh
Undang-Undang
Levering : Penyerahan
Library research : Penelitian Kepustakaan
Lichamelijke zaken : Benda yang berwujud/bertubuh
Olograpis/olografis : Wasiat yang dibuat dan ditulis sendiri oleh
pewaris
Onbeheerde boedel : Warisan yang tidak terurus
xii
Onroerende zaken : Benda tidak bergerak
Opheffen/opheffing : Mengakhiri/pengakhiran
Overeenkomst : Persetujuan
Pacta sunt servanda : Asas mengikatnya suatu perjanjian
Pasiva : Pengeluaran
Portie : Bagian
Problem : Masalah
Rekening en verantwoording : Perkiraan dan pertanggung jawaban
Resolutie : Surat yang dikeluarkan oleh Balai Harta
Peninggalan mengenai anggota teknis hukum yang berwenang menghadap dan bertindak di muka Notaris hal akta pemisahan dan pembagian
Roerende zaken : Benda bergerak
Samenleven : Hidup Bersama (tidak dalam ikatan
perkawinan)
Scheiding : Pemisahan
Splitsing : membagi;memisahkan
Taksasi : Taksiran
Taxateur : Ahli Taksir
Tegen woordig : Kehadiran seluruh ahli waris
The order by the law : Urutan berdasarkan hukum
The order of law : Urutan Hukum
Testament : Wasiat
Testamentair : Ahli waris menurut wasiat
xiii
Verdeeling : Pemisahan
Verjaring : Daluwarsa/lampau waktu
Verklaring van erfrecht : Surat Keterangan Hak Waris
Vermoedelijk overlijden : Seorang yang sebelumnya tak hadir dapat
diputuskan kemungkinan sudah meninggal dengan keputusan Hakim
Vermogensrechtelijke betrekkingen : Hukum Kekayaan
Vrije beheer : Kebebasan dalam bertindak (tidak dalam
pengawasan)
Wettiglijk : Sah; diizinkan oleh Undang-Undang
Zaak : Benda
xiv
DAFTAR SINGKATAN
ADR : Alternative Dispute Resolution
BHP : Balai Harta Peninggalan
BPN : Badan Pertanahan Nasional
DPW : Daftar Pusat Wasiat
HIR : Herziene Indonesische Reglement
HKI : Hak Kekayaan Intelektual
IS : Indische Staatsregeling
Jo : Juncto
KUHPerdata : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
MA : Mahkamah Agung
RBG : Rechtsreglement vor Buitengeweesten
RI : Republik Indonesia
SEMA : Surat Edaran Mahkamah Agung
Stb : Staatsblaad
WNI : Warga Negara Indonesia