• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENGOLAHAN DATA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

36 BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1 Tinjauan Perusahaan 4.1.1 Deskripsi Perusahaan

PT NOTOS merupakan salah satu perusahaan industry garmen yang menghasilkan beberapa produk berupa baju, jaket, celana. Perusahaan ini terletak di Jl. Sodong Alternatif Jonggol 03/04, Dusun Mekargalih Kecamatan Cikalongkukon, Kabupaten Cianjur Jawa Barat. PT NOTOS menghasilkan kurang lebih 10.000 produk per hari dan dibantu sebanyak 2400 karyawan. Hasil produknya tidak hanya didistribusikan di dalam negeri saja, tetapi juga di ekspor sampai ke Amerika dan Kanada. Produk-produk yang dihasilkan merupakan brand ternama di dunia seperti Calvin Klein, Banana Republik, dll.

4.1.2 Proses Produksi Garmen

Proses produksi garment memiliki beberapa langkah dalam menghasilkan satu buah pakaian jadi. Adapun langkah-langkah produksi garment sebagai berikut: 1. Departemen Penyimpanan (warehouse)

Pada tahap ini warehouse berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan material yang akan digunakan untuk memproduksi pakaian. Bahan material tersebut diantaranya kain, accecoris sewing (main label, care label, satten wash, button / kancing, threads / benang, dll.), accecoris packing (hang tag, collard board, dll). Bahan-bahan tersebut kemudian di inspeksi telebih dahulu kualitas dan kuantitasnya agar dapat mengetahui apakah layak tidaknya untuk diproses di departemen selanjutnya

(2)

37 2. Departemen Pembuatan Pola (Pattern Maker)

Pada departemen ini polagarmen dibuat sesuai dengan permintaan customer. Pola tersebut merupakan 2 dimensi dari komponen-komponen pakaian yang akan dibuat. Misalnya Kaos (T-Shirt) dibagi menjadi 4 komponenpolayaitu; badan depan, badan belakang, lengan, dan rib leher. Selain itu, pembuatan pola harus mencakup size yang diminta customer seperti size S, M, L, XL, dll. Setelah itu,pola-pola tersebut disusun dan ditata selebar kain yang dinamakan marker. Marker disusun agar pemakaian kain tidak berlebihan atau sesuai dengan pola yang sudah ditentukan.

3. Departemen Pemotongan (Cutting)

Departemen ni berfugsi untuk memotong kain sesuai dengan pola yang telah ditentukan menjadi beberapa panel. Dalam tahap ini kain digelar lapis demi lapis diatas meja dengan ketinggian tertentu. Kemudian dengan menggunakan mesin pemotong kain dipotong menjadi bentuk potongan garmen atau pola yang kemudian dipisahkan. Potonganbagian panel tersebut kemudian beri nomor (urut& lot) dan diikat kemudian dikirim keruang sewing. Pada proses pemotongan ini sangat rentan terhadap kualitas produk akhir (garmen). Hal ini dikarenakan kain merupakan bahan baku utama garmen yang mewakili sekitar 70% dari biaya garmen total. Jadi, pemotongan kain yang sempurna sangat penting dalam mengontrol penghematan kain dan kualitas garmen.

(3)

38 4. Departemen Penjahitan (Sewing)

Departemen ini merupakan tahap penggabungan komponen-komponen pakaian menjadi pakaian utuh. Bagian ini merupakan bagian yang paling banyak membutuhkan tenaga kerja dan bermacam-macam mesin yang digunakan untuk disesuaikan dengan jenis jahitan. Jumlah tenaga kerjanya banyak karena setiap mesin garmen dioperasikan oleh satu orang. Setiap operator mesin hanya mengerjakan satu jenis pekerjaan misalnya memasang saku saja, atau menyambung kerah saja, dan sejenisnya. Untukitu target waktu setiap proses sangatditekankan.

Gambar 4.4 Departemen Penjahitan (sewing) 5. Departemen Finishing

Pada departemen merupakan tahap akhir dalam pembuatan pakaian. Tahap ini terbagi menjadi beberapa langkah diantaranya :

 Pembuatan lubang kancing pada pakaian

 Pemasangan kancing pada pakaian

 Pencucian pakaian yang bertujuan untuk menghilangkan noda dan luntur

 Pembersihan sisa-sisa benang hasil jahitan pada pakaian

 Penyetrikaan pakaian dengan uap panas agar mengindari kerutan pada pakaian

Quality Control yang bertujuan untuk mengecek kembali apakah masih ada keslahan pada pakaian atau tidak. Jika terdapat kesalahan, maka pakaian tersebyt akan diberi tanda salahh dan dikembalikan ke proses pembuatan yang mengalami kesalahan. Jika benar, maka akan akan diberi tanda benar dan dihitung untuk memenuhi target perusahaan

(4)

39

Pengemasan/packing merupakan proses paling terakhir dimana semua produk yang sudah sesuai dengan ukuran, design, dan warna akan dilipatdenganmenggunakan tissue dan lembarankarton. Pemasangan hang tag dan stiker harga dipasang dengan benang atau dengan tag pin (plastik). Garmen dilipat dan ditandai kemudian dikemas kedalam polybag. Pakaian yang akan diekspor keluar negeri dipisahkan sesuai negara-negara yang dituju dengan pemberiankode misal kode huruf.

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan

PT NOTOS memiliki visi dan misi yang sangat dijunjung tinggi sebagai pedoman kemajuan perusahaan. Visi dari perusahaan ini adalah untuk memaksimalkan keuntungan sinergis dan menjadi pemimpin pasar produk pakaian melalui produktivitas yang tinggi dengan inovasi dan teknologi serta peningkatan kepuasan pelanggan. Sedangkan Misi perusahaan ini adalah menjalin kerjasama dengan seluruh pelanggan dan memenuhi kebutuhannya dengan harga kompetitif, kualitas yang baik, serta tingkat kepuasan yang tinggi.

(5)

40 Gambar 4.5 Struktur Organisasi PT. NOTOS

Adapun rincian tugasnya adalah sebagai berikut:

1. Tugas Direktur Dalam perusahaan Perusahaan PT. Notos Wooin Ltd adalah: a. Memberi pengarahan dan bimbingan kepada departemen-departemen. b. Menentukan kebijakan yang harus dilaksanakan oleh tiap - tiap

departemen - departemen demi kemajuan perusahaan. c. Mengawasi perusahaan secara umum.

2. Tugas Departemen Umum

Tugas dari departemen umum adalah:

a. Mengahadapi seminar – seminar guna menambah wawasan demi kemajuanperusahaan

(6)

41 b. Menerima tamu – tamu yang berkepentingan/ berhubungan dengan

perusahaan.

c. Mengurusi masalah – masalah pegawai 3. Tugas Departemen Keuangan adalah

a. Menjaga agar pencatatan oleh semua transaksi dilakukan pencatatan yang tepat, buku – buku dan catatan tersebut diselenggarakan secara up to date.

b. Mengembangakn sistem dan prosedur yang mantap untuk bagian pembukuan.

c. Menyimpan arsip keuangan.

d. Menyediakan informasi lainnya/ statistik yang diminta oleh direkur. e. Menyusun neraca, kalkulasi biaya, dan statistik keuangan.

4. Tugas Departemen Produksi

a. Mengadakan perencanaan – perencanaan dari pekerjaan – pekerjaan yang akan dilaksanakan.

b. Memproduksi sesuatu barang hasil produksi.

c. Memproduksi barang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam rencana.

5. Tugas Departemen Pemasaran

a. Memasarkan hasil produksi, baik dalam negeri maupun luar negeri. b. Menghadapi resiko dan dan penjualan

6. Tugas Departemen Printing dan Border a. Membordi logo/ merk

b. Menyablon kaos hasil produksi 7. Tugas Bagian Pola

Membuat pola yang akan diprduksi 8. Tugas Bagain Cutting

Memotong bahan baku sesuai dengan pola yang dibuat oleh bagian pola. 9. Tugas Bagian Sewing

Membuat atau membersihkan benang – benang bekas jahitan yang tersisa. 10. Tugas Bagian quality Control

(7)

42 Mengontrol barang – barang yang sudah jadi, apakah sesuai dengan perencanaan atau tidak.

11. Tugas Bagian Finishing

Menyetrika, mengepak, membungkus dan sampai masuk kedalam doos. 12. Tugas Bagian Gudang

a. Menerima barang sesuai dokumen (berat dan kualitas), kemudian menandatangani dokumen dokumen penerimaan barang.

b. Mengeluarkan barang sesuai dengan waktu jual/ order yang telah disetujui.

c. Mengerjakan buku persediaan barang d. Memeriksa persediaan barang

e. Menyusun arsip dan bukti pendukung serta kartu persediaan barang maupun penempatan itu sendiri.

Tugas Bagian Gambar

13. Membuat sketsa/ gambar kaos yang akan diproduksi.

4.2 Pengumpulan data

Pengumpulan data diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang dilakukan dengan cara Focus Group Disscution oleh 4 responden yaitu general manager, kepala bagian purchasing, kepala bagian produksi dan logistik. Pengukuran hubungan keterkaitan antar criteria dilakukan dengan menggunakan kuesioner DEMATEL seperti pada Lampiran 1. Berikut keterangan dari kode kriteria:

(8)

43 Tabel 4.1 kode kriteria

No Kriteria Kode Kriteria Referensi

1 Perizinan P Gustian, Slamet, &

Maylawati, 2018) 2 Perfomance history PH (Merry et al., 2014) 3 Kapabilitas perusahaan KP (Merry et al., 2014) 4 Kesesuaian material dengan

spesifikasi KS

(Kurniawati, Yuliando, & Widodo, 2013)

5 Kemampuan memberikan

kualitas yang konsisten KK (Merry et al., 2014)

6 Harga Produk H (Widiyanesti, 2012)

7 Biaya Kirim BK (Widiyanesti, 2012)

8 Cara Pembayaran CB (Merry et al., 2014)

9 Ketepatan jumlah pesanan KJ (Merry et al., 2014) 10 Ketepatan waktu

pengiriman KW

(Sulistiyani, Amir, Yusuf, & Nasrullah, 2017)

11 Jenis moda transfortasi MT (Taufik, 2014) 12 Penggantian barang yang

rusak PB (Kurniawati et al., 2013)

13 Fleksibelitas F (Merry et al., 2014)

14 Bahan yang ramah

lingkungan BR

(Yancadianti, Puspitasari, & Arvianto, 2015)

15 Environmental related

certificate EC (Sidjabat & Runtuk, 2019)

Kuisioner diisi dengan skala 0,1,2,3, dan 4, merepresentasikan tidak mempengaruhi, kurang mempengaruhi, cukup mempengaruhi, kuat mempengaruhi, dan sangat mempengaruhi. Skor yang diberikan oleh responden dibentuk menjadi matriks direct-relation nxn seperti pada tabel 4.2.

(9)

44 Tabel 4.2 mariks direct relation antar kriteria

Kriteria PI PH KP KS KK HP BK CB KJ KW MT PB FL BR EC PI 0 2 0 0 1 4 3 1 0 0 1 0 1 3 4 PH 1 0 1 3 3 0 0 2 4 4 1 1 3 0 0 KP 1 1 0 3 4 1 0 3 3 3 2 1 3 1 3 KS 1 3 1 0 3 3 0 1 0 1 1 3 2 3 1 KK 1 3 1 1 0 4 2 1 1 1 1 3 0 3 0 HP 3 2 2 3 4 0 1 1 0 1 0 3 2 3 1 BK 1 0 0 1 1 1 0 0 1 4 4 1 3 1 0 CB 1 1 1 1 1 3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 KJ 1 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 1 1 1 KW 1 3 1 0 1 1 4 1 0 0 3 1 1 1 0 MT 1 0 1 0 2 0 4 1 1 4 0 1 1 1 0 PB 1 2 1 3 4 2 0 1 2 1 2 0 2 0 0 FL 1 1 1 3 1 2 1 1 4 4 1 1 0 1 0 BR 2 0 1 1 1 4 4 0 0 0 1 0 0 0 2 EC 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0

4.3 Pengolahan data DEMATEL

4.3.1 Normalisasi Matriks Direct Relation

Karena hasil kuesioner hanya ada satu maka tidak perlu dilakukan perhitungan rata-rata matriks. Tahap selanjutnya adalah menormalisasi matriks direct-relation pada Tabel 4.2. Untuk perhitungannya digunakan rumus sebagai berikut. Adapun contoh normalisasi matriks direct-relation untuk kriteria perizinan terhadap performance history dari Tabel 4.2 adalah sebagai berikut.

k = 𝟏

𝟐𝟗

= 0,0345 X = 0,0345x2

= 0,069

Dengan contoh perhitungan tersebut, maka normalisasi matriks direct- relation untuk hubungan antar kriteria dapa dilihat pada Tabel 4.2, normalisasi matriks direct-relation untuk hubungan antar kriteria dapat dilihat pada Tabel 4.3.

(10)

45 Tabel 4.3 normalisasi matriks direct-relation antar kriteria

Kriteria PI PH KP KS KK HP BK CB KJ KW MT PB FL BR EC PI 0,098 0,189 0,072 0,120 0,158 0,272 0,186 0,097 0,080 0,124 0,124 0,111 0,138 0,223 0,194 PH 0,160 0,194 0,135 0,258 0,285 0,293 0,121 0,171 0,253 0,303 0,166 0,214 0,245 0,165 0,081 KP 0,162 0,226 0,104 0,260 0,313 0,240 0,127 0,203 0,223 0,274 0,200 0,214 0,244 0,209 0,183 KS 0,152 0,258 0,126 0,161 0,273 0,291 0,107 0,126 0,116 0,187 0,147 0,250 0,198 0,245 0,109 KK 0,147 0,249 0,121 0,186 0,175 0,307 0,100 0,122 0,137 0,174 0,141 0,273 0,131 0,232 0,075 HP 0,221 0,242 0,161 0,261 0,313 0,217 0,114 0,134 0,120 0,191 0,125 0,257 0,205 0,262 0,125 BK 0,136 0,249 0,082 0,172 0,184 0,188 0,124 0,087 0,143 0,296 0,250 0,174 0,227 0,161 0,059 CB 0,112 0,139 0,094 0,133 0,148 0,215 0,071 0,061 0,103 0,132 0,106 0,134 0,121 0,134 0,087 KJ 0,109 0,210 0,093 0,108 0,152 0,126 0,108 0,099 0,087 0,149 0,120 0,197 0,130 0,125 0,082 KW 0,117 0,221 0,096 0,118 0,159 0,134 0,226 0,103 0,095 0,146 0,204 0,146 0,148 0,137 0,051 MT 0,141 0,171 0,115 0,206 0,223 0,172 0,251 0,119 0,139 0,293 0,138 0,242 0,201 0,201 0,067 PB 0,140 0,226 0,119 0,240 0,295 0,242 0,096 0,124 0,174 0,184 0,174 0,159 0,192 0,145 0,069 FL 0,135 0,189 0,113 0,223 0,152 0,214 0,140 0,116 0,224 0,270 0,147 0,172 0,124 0,161 0,068 BR 0,150 0,117 0,093 0,167 0,119 0,251 0,207 0,058 0,064 0,111 0,119 0,102 0,100 0,114 0,126 EC 0,065 0,068 0,055 0,039 0,038 0,054 0,036 0,022 0,026 0,036 0,029 0,029 0,032 0,136 0,029

(11)

46 4.3.2 Matriks Total Relation (TR)

Setelah mendapatkan matriks direct-relation yang telah dinormalisasikan, maka langkah selanjutnya pada metode DEMATEL adalah matriks dari Tabel 4.3. untuk mendapatkan matriks keterkaitan total (total-relation) yang dilakukan dengan persamaan 2.6.

Setelah didapatkan matriks hubungan secara total, maka langkah selanjutnya adalah menghitung vektor D dan R menggunakan rumus persamaan (2.4) dan (2.5) pada bab dua. Perhitungan Vektor D dan R digunakan untuk mendapatkan prominence (D+R) dan relation (D-R). Hasil dari Prominence (D+R) menunjukkan tingkat kepentingan kriteria terhadap supplier, sedangkan relation (D-R) untuk melihat hubungan sebab akibat pada kriteria. Hasil perhitungan vektor D, Vektor R, Vektor D-R, dan D+R dapat dilihat pada tabel 4.5.

Vektor D didapatkan melalui penjumlahan setiap baris pada matriks hubungan secara total, sedangkan Vektor R merupakan penjumlah pada setiap kolom. Setelah didapatkan perhitungan seluruh vektor, maka langkah selanjutnya adalah membuat peta impact diagram. Melalui impact diagram inilah dapat diketahui pengaruh atau hubungan keterkaitan antar kriteria. Peta impact diagram dibuat berdasarkan nilai batasan/treshold value yang didapatkan melalui perhitungan rata-rata pada matriks hubungan total.

Treshold Value untuk kriteria pemilihan supplier PT. Notos Wooin Ltd adalah: 𝜶 = 𝟎,𝟎𝟗𝟖+𝟎,𝟏𝟖𝟗+⋯+𝟎,𝟏𝟑𝟔+𝟎,𝟎𝟐𝟗

(12)

47 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Matriks T antar Kriteria

Kriteria PI PH KP KS KK HP BK CB KJ KW MT PB FL BR EC PI 0,098 0,189 0,072 0,120 0,158 0,272 0,186 0,097 0,080 0,124 0,124 0,111 0,138 0,223 0,194 PH 0,160 0,194 0,135 0,258 0,285 0,293 0,121 0,171 0,253 0,303 0,166 0,214 0,245 0,165 0,081 KP 0,162 0,226 0,104 0,260 0,313 0,240 0,127 0,203 0,223 0,274 0,200 0,214 0,244 0,209 0,183 KS 0,152 0,258 0,126 0,161 0,273 0,291 0,107 0,126 0,116 0,187 0,147 0,250 0,198 0,245 0,109 KK 0,147 0,249 0,121 0,186 0,175 0,307 0,100 0,122 0,137 0,174 0,141 0,273 0,131 0,232 0,075 HP 0,221 0,242 0,161 0,261 0,313 0,217 0,114 0,134 0,120 0,191 0,125 0,257 0,205 0,262 0,125 BK 0,136 0,249 0,082 0,172 0,184 0,188 0,124 0,087 0,143 0,296 0,250 0,174 0,227 0,161 0,059 CB 0,112 0,139 0,094 0,133 0,148 0,215 0,071 0,061 0,103 0,132 0,106 0,134 0,121 0,134 0,087 KJ 0,109 0,210 0,093 0,108 0,152 0,126 0,108 0,099 0,087 0,149 0,120 0,197 0,130 0,125 0,082 KW 0,117 0,221 0,096 0,118 0,159 0,134 0,226 0,103 0,095 0,146 0,204 0,146 0,148 0,137 0,051 MT 0,141 0,171 0,115 0,206 0,223 0,172 0,251 0,119 0,139 0,293 0,138 0,242 0,201 0,201 0,067 PB 0,140 0,226 0,119 0,240 0,295 0,242 0,096 0,124 0,174 0,184 0,174 0,159 0,192 0,145 0,069 FL 0,135 0,189 0,113 0,223 0,152 0,214 0,140 0,116 0,224 0,270 0,147 0,172 0,124 0,161 0,068 BR 0,150 0,117 0,093 0,167 0,119 0,251 0,207 0,058 0,064 0,111 0,119 0,102 0,100 0,114 0,126 EC 0,065 0,068 0,055 0,039 0,038 0,054 0,036 0,022 0,026 0,036 0,029 0,029 0,032 0,136 0,029

(13)

48 Tabel 4. 3 Hasil Perhitungan Seluruh Vektor

Kriteria D R D+R D-R

Perizinan 2,187 2,046 4,233 0,141

Perfomance history 3,046 2,946 5,992 0,099

Kapabilitas perusahaan 3,183 1,582 4,765 1,601 Kesesuaian spesifikasi 2,746 2,651 5,398 0,095 kualitas yang konsisten 2,569 2,987 5,556 -0,417

Harga Produk 2,946 3,216 6,163 -0,270

Biaya Kirim 2,532 2,014 4,545 0,518

Cara Pembayaran 1,788 1,644 3,433 0,144

Ketepatan jumlah pesanan 1,895 1,981 3,876 -0,086 Ketepatan waktu pengiriman 2,102 2,870 4,972 -0,769 Jenis moda transfortasi 2,678 2,190 4,868 0,487 Penggantian barang yang rusak 2,579 2,674 5,254 -0,095

Fleksibelitas 2,449 2,436 4,884 0,013

Bahan yang ramah lingkungan 1,897 2,649 4,546 -0,751

Environment-related certificates 0,693 1,404 2,097 -0,711

Nilai rata-rata keseluruhan matriks hubungan total untuk kriteria adalah sebesar 𝜶 = 0,157, maka setiap nilai pada matriks hubungan total akan dibandingkan dengan treshold value. Apabila nilai pada matriks hubungan total lebih besar daripada treshold value, berarti kriteria tersebut memiliki pengaruh/keterkaitan dengan kriteria lainnya. Sedangkan apabila nilai tersebut lebih kecil daripada treshold value, maka kriteria tidak memiliki hubungan yang kuat. Matriks T pada kriteria yang memiliki nilai matriks dibawah α = 0,157 akan dirubah menjadi nol yang matriks baru yang diperoleh ini dinamakan dengan α-cut total influence matrix (Tα) dan matriks ini kemudian akan digunakan dalam perhitungan intergrasi dengan metode ANP. Matriks α-cut total influence matrix (Tα) kriteria dan dapat dilihat pada tabel 4.7.

(14)

49 Tabel 4.7 α-cut total influence matrix (Tα)

Kriteria PI PH KP KS KK HP BK CB KJ KW MT PB FL BR EC PI 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,272 0,186 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,223 0,194 PH 0,000 0,000 0,000 0,258 0,285 0,000 0,000 0,000 0,253 0,303 0,000 0,214 0,245 0,000 0,000 KP 0,000 0,226 0,000 0,260 0,313 0,240 0,000 0,203 0,223 0,274 0,200 0,214 0,244 0,209 0,000 KS 0,000 0,258 0,000 0,161 0,273 0,291 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,250 0,198 0,245 0,000 KK 0,000 0,249 0,000 0,186 0,175 0,307 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,273 0,000 0,232 0,000 HP 0,221 0,242 0,000 0,261 0,313 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,257 0,205 0,262 0,000 BK 0,000 0,000 0,000 0,000 0,184 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,250 0,000 0,227 0,000 0,000 CB 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,215 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 KJ 0,000 0,210 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,197 0,000 0,000 0,000 KW 0,000 0,221 0,000 0,000 0,000 0,000 0,226 0,000 0,000 0,000 0,204 0,000 0,000 0,000 0,000 MT 0,000 0,000 0,000 0,000 0,223 0,172 0,251 0,000 0,000 0,293 0,000 0,242 0,201 0,201 0,000 PB 0,000 0,226 0,000 0,240 0,295 0,242 0,000 0,000 0,174 0,184 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 FL 0,000 0,189 0,000 0,223 0,000 0,214 0,000 0,000 0,224 0,270 0,000 0,172 0,000 0,000 0,000 BR 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,251 0,207 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 EC 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,136 0,000

(15)

50 4.4 Penyusunan Diagram DEMATEL

Jaringan dematel terbentuk dari Matriks α-cut total influence. Apabila nilainya 0 maka krtiteria tersebut tidak mempengaruhi kritteria lain, lalu dilakukan pemetaan yang tersusun pada gambar 4.6.

Gambar 4.6 diagram jaringan hubungan antar kriteria

4.4 Pengolahan data ANP 4.4.1 Jaringan ANP

Diagram jaringan ANP merupakan diagram jaringan interkoneksi antar KRITERIA dengan input hasil pengolahan hubungan keterkaitan DEMATEL yang berupa peta impact diagram. Pengolahan model ANP dilakukan dengan menggunakan software Super Decision. Hasil dari pengolahan menggunakan ANP yang diharapkan adalah pemetaan kriteria beserta keterkaitannya satu sama lain.

(16)

51 Langkah pertama adalah membuat jaringan diagram Strategic Subject, dengan inputan hubungn keterkaitan antar kriteria yang didapatkan menggunakan DEMATEL. Elemen-elemen diagram terdiri dari cluster, node, dan garis koneksi. Cluster pada jaringan ini merupakan strategic subject pemetaan kriteria, sedangkan node merupakan kriteria yang ada pada masing-masing strategic subject. Garis koneksi merepresentasikan hubungan dan pengaruh antar kriteria satu sama lain. Koneksi kriteria pemetaan kriteria dan subkriteria di dalam satu strategic subject yang sama disebut inner dependence sedangkan hubungan antara kriteria di luar strategic subject disebut outer dependence.

Langkah selanjutnya adalah menyusun diagram jaringan antara DimensiStrategic Subject. Pada diagram jaringan tersebut, dimensi sebagai cluster sedangkan Strategic Subject sebagai node. Hasil pemetaan kedua diagram jaringan kriteria dapat dilihat pada gambar 4.7 dan 4.8 berikut.

(17)

52 Gambar 4.8 gabungan jaringan DEMATEL dan ANP

Jaringan 4.8 merupakan jaringan yang terbentuk dari gabungan 2 jaringan yaitu DEMATEL dan ANP. Jaringan DEMATEL berperan dalam menunjukkan pengaruh satu kriteria terhadapa kriteria lainnya sedangkan jaringan ANP menunjukkan hubungan keterkaitan antara goals terhadap kriteria, kriteria terhadap alternative dan sebaliknya. Jaringan tersebut menjadi landasan perhitungan hubungan keterikaitan dalam metode ANP.

(18)

53 4.4.1.1 Super Matriks Analitycal Network Process

Supermatriks merupakan hasil vektor prioritas dari perbandingan antar kluster dan kriteria. Supermatriks didapat dengan menggunakan tiga tahap yaitu Supermatriks Tidak Terbobot (Unweighted Supermatrix), Supermatriks Terbobot (Weighted Supermatrix), dan Supermatriks Limit (Limiting Supermatrix).

1. Unweighted Supermatrix

Unweighted Supermatrix merupakan terjemahan dari bobot masing-masing kluster dan kriteria yang diinput ke dalam tabel matriks kompleks. Unweighted Supermatrix dapat dilihat pada tabel 4.8.

Pada Unweighted Supermatrix dapat diketahui pengaruh masing masing Supplier terhapap kriteria, dan satu kriteria terhap kriteria lain. Untuk supplier X memiliki pengaruh terbesar pada kriteria harga produk dengan nilai sebesar 0,144, supplier Y pengaruh terbesar pada kriteria kesesuaian spesifikasi dengan nilai sebesar 0,133, dan supplier Z pengaruh terbesar pada kriteria konsistensi kualitas dengan nilai sebesar 1,40.

(19)

54 Tabel 4.8 unweighted super matrix

Cluster Nodes Sp X Sp Y Sp Z Sp T BR BK CB EC F HP KP KS KJ KW KK MT PH PB PI Alternatif Sp X 0,000 0,000 0,000 0,000 0,137 0,163 0,540 0,200 0,528 0,540 0,163 0,250 0,163 0,137 0,163 0,297 0,122 0,200 0,500 Sp Y 0,000 0,000 0,000 0,000 0,625 0,297 0,163 0,400 0,333 0,297 0,297 0,250 0,297 0,625 0,540 0,163 0,558 0,400 0,250 Sp Z 0,000 0,000 0,000 0,000 0,238 0,540 0,297 0,400 0,140 0,163 0,540 0,500 0,540 0,238 0,297 0,540 0,320 0,400 0,250 Goal Sp T 0,000 0,000 0,000 0,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 Kriteria BR 0,038 0,068 0,044 0,044 0,000 0,000 0,000 1,000 0,000 0,096 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,459 BK 0,029 0,026 0,059 0,024 0,429 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,467 0,000 0,000 0,000 0,172 CB 0,093 0,020 0,021 0,022 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,072 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 EC 0,045 0,040 0,040 0,039 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,226 FL 0,109 0,057 0,036 0,045 0,000 0,143 0,000 0,000 0,000 0,155 0,139 0,137 0,000 0,000 0,000 0,160 0,177 0,000 0,000 HP 0,144 0,096 0,071 0,112 0,500 0,000 1,000 0,000 0,081 0,000 0,000 0,519 0,000 0,000 0,630 0,000 0,000 0,125 0,144 KP 0,040 0,041 0,086 0,055 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 KS 0,077 0,113 0,121 0,145 0,500 0,000 0,000 0,000 0,133 0,219 0,181 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,096 0,125 0,000 KJ 0,065 0,087 0,109 0,066 0,000 0,000 0,000 0,000 0,295 0,000 0,154 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,158 0,375 0,000 KW 0,070 0,124 0,067 0,101 0,000 0,429 0,000 0,000 0,240 0,000 0,154 0,000 0,000 0,000 0,000 0,277 0,225 0,000 0,000 KK 0,081 0,125 0,109 0,122 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,316 0,162 0,150 0,000 0,000 0,000 0,095 0,202 0,375 0,000 MT 0,023 0,030 0,034 0,061 0,000 0,429 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,429 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 PH 0,046 0,092 0,047 0,074 0,000 0,000 0,000 0,000 0,125 0,000 0,065 0,000 0,333 0,143 0,151 0,000 0,000 0,000 0,000 PB 0,028 0,032 0,032 0,047 0,000 0,000 0,000 0,000 0,125 0,091 0,088 0,194 0,667 0,000 0,218 0,000 0,143 0,000 0,000 PI 0,113 0,050 0,075 0,080 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,051 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 2. Weighted Supermatrix

Weighted Supermatrix diperoleh dengan mengalikan semua elemen unweighted supermatrix. Hasil perhitungan Weighted Supermatrix dapat dilihat pada tabel 4.9.

(20)

55 Tabel 4.9 Weighted Supermatrix

Cluster Nodes Sp X Sp Y Sp Z Sp T BR BK CB EC F HP KP KS KJ KW KK MT PH PB PI Alternatif Sp X 0,000 0,000 0,000 0,000 0,046 0,054 0,180 0,067 0,176 0,180 0,054 0,083 0,054 0,046 0,054 0,099 0,041 0,067 0,167 Sp Y 0,000 0,000 0,000 0,000 0,208 0,099 0,054 0,133 0,111 0,090 0,099 0,083 0,099 0,208 0,180 0,054 0,186 0,133 0,083 Sp Z 0,000 0,000 0,000 0,000 0,080 0,180 0,099 0,133 0,047 0,054 0,180 0,167 0,180 0,080 0,099 0,180 0,107 0,133 0,083 Goal Sp T 0,000 0,000 0,000 0,000 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 Kriteria BR 0,038 0,068 0,044 0,044 0,000 0,000 0,000 0,143 0,000 0,032 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,153 BK 0,029 0,026 0,059 0,024 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,143 0,000 0,000 0,000 0,057 CB 0,093 0,020 0,021 0,022 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,024 0,019 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 EC 0,045 0,040 0,040 0,039 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,075 F 0,109 0,057 0,036 0,045 0,000 0,048 0,000 0,000 0,000 0,052 0,046 0,046 0,000 0,000 0,000 0,053 0,059 0,000 0,000 HP 0,144 0,096 0,071 0,112 0,167 0,000 0,333 0,000 0,027 0,000 0,000 0,173 0,000 0,000 0,210 0,000 0,000 0,042 0,048 KP 0,040 0,041 0,086 0,055 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 KS 0,077 0,113 0,120 0,145 0,167 0,000 0,000 0,000 0,044 0,073 0,060 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,032 0,042 0,000 KJ 0,065 0,090 0,109 0,065 0,000 0,000 0,000 0,000 0,098 0,000 0,051 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,053 0,125 0,000 KW 0,070 0,124 0,067 0,101 0,000 0,143 0,000 0,000 0,080 0,000 0,051 0,000 0,000 0,000 0,000 0,092 0,075 0,000 0,000 KK 0,081 0,125 0,109 0,122 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,105 0,054 0,050 0,000 0,000 0,000 0,032 0,067 0,125 0,000 MT 0,023 0,030 0,061 0,025 0,000 0,143 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,143 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 PH 0,046 0,087 0,045 0,074 0,000 0,000 0,000 0,000 0,042 0,000 0,022 0,000 0,111 0,048 0,050 0,000 0,000 0,000 0,000 PB 0,028 0,032 0,035 0,047 0,000 0,000 0,000 0,000 0,042 0,030 0,029 0,065 0,222 0,000 0,073 0,000 0,048 0,000 0,000 PI 0,113 0,050 0,074 0,080 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,017 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 3. Limit Supermatrix

Berdasarkan hasil pengolahan dengan metode Analytic Network Process di atas maka limit supermatrix yang dapat dilihat pada table 4.10. Dari limit super matrix dapat ditentukan Supplier dengan nilai tertinggi yaitu supplier Y dengan nilai sebesar (0,077), diikuti

(21)

56 oleh supplier Z (0,068), dan supplier X (0,055). Untuk ktiteria yang memliliki nilai paling tinggi adalah harga produk dengan nilai sebesar (0,083), diikuti konsistensi kualitas (0,068) dan kesesuaian spesifikasi (0,066).

Tabel 4.10 Limit super matrix

Cluster Nodes Sp X Sp Y Sp Z Sp T BR BK CB EC F HP KP KS KJ KW KK MT PH PB PI Alternatif Sp X 0,055 0,055 0,055 0,055 0,055 0,055 0,055 0,055 0,055 0,055 0,055 0,055 0,055 0,055 0,055 0,055 0,055 0,055 0,055 Sp Y 0,077 0,077 0,077 0,077 0,077 0,077 0,077 0,077 0,077 0,077 0,077 0,077 0,077 0,077 0,077 0,077 0,077 0,077 0,077 Sp Z 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 Goal Sp T 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 Kriteria BR 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 BK 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 CB 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 EC 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 F 0,035 0,035 0,035 0,035 0,035 0,035 0,035 0,035 0,035 0,035 0,035 0,035 0,035 0,035 0,035 0,035 0,035 0,035 0,035 HP 0,083 0,083 0,083 0,083 0,083 0,083 0,083 0,083 0,083 0,083 0,083 0,083 0,083 0,083 0,083 0,083 0,083 0,083 0,083 KP 0,022 0,022 0,022 0,022 0,022 0,022 0,022 0,022 0,022 0,022 0,022 0,022 0,022 0,022 0,022 0,022 0,022 0,022 0,022 KS 0,066 0,066 0,066 0,066 0,066 0,066 0,066 0,066 0,066 0,066 0,066 0,066 0,066 0,066 0,066 0,066 0,066 0,066 0,066 KJ 0,044 0,044 0,044 0,044 0,044 0,044 0,044 0,044 0,044 0,044 0,044 0,044 0,044 0,044 0,044 0,044 0,044 0,044 0,044 KW 0,051 0,051 0,051 0,051 0,051 0,051 0,051 0,051 0,051 0,051 0,051 0,051 0,051 0,051 0,051 0,051 0,051 0,051 0,051 KK 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 MT 0,024 0,024 0,024 0,024 0,024 0,024 0,024 0,024 0,024 0,024 0,024 0,024 0,024 0,024 0,024 0,024 0,024 0,024 0,024 PH 0,040 0,040 0,040 0,040 0,040 0,040 0,040 0,040 0,040 0,040 0,040 0,040 0,040 0,040 0,040 0,040 0,040 0,040 0,040 PB 0,041 0,041 0,041 0,041 0,041 0,041 0,041 0,041 0,041 0,041 0,041 0,041 0,041 0,041 0,041 0,041 0,041 0,041 0,041 PI 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033 0,033

(22)

57 Limit matrix tersebut dinormalisasikan dengan cluster untuk menghasilkan bobot global, hasil pengolahan data dari software super decision dapat diliha pada tabel 4.11 dan 4.12.

Tabel 4.11 bobot global kriteria

Kriteria Bobot harga produk 0,139 Konsistensi kualitas 0,114 kesesuian spesifikasi 0,111 ketepatan waktu 0,085 ketepatapan jumlah 0,074 pergantian barang rusak 0,069

performance history 0,067

Fleksibelitas 0,058

bahan ramah lingkungan 0,055

Perizinan 0,054 biaya kirim 0,042 moda tranportasi 0,040 Kapabilitas 0,037 enviromental certificate 0,031 cara bayar 0,025 Jumlah 1,00

Untuk ktiteria yang memliliki bobot paling tinggi adalah harga produk dengan nilai sebesar (0,1385), diikuti konsistensi kualitas (0,1135) dan kesesuaian spesifikasi (0,1108). Untuk itu kriteria kesesuaian spesifikasi menajadi kriteria utama dalam pemilihan supplier di PT. Notos Wooin Ltd.

Tabel 4.12 bobot global alternatif Kriteria Bobot Global

supplier Y 0,38423

supplier Z 0,33642

supplier X 0,27934

Jumlah 1

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode ANP Supplier dengan bobot tertinggi yaitu supplier Y dengan nilai sebesar (0,38423), diikuti

oleh supplier Z (0,33642), dan supplier X (0,27934). Untuk itu dari hasil pengolahan data tersebut maka supplier yang terpilih adalah Supplier Y.

Gambar

Gambar 4.1 Departemen Warehouse PT NOTOS
Gambar 4.4 Departemen Penjahitan (sewing)
Gambar 4.5 Struktur Organisasi PT. NOTOS
Tabel 4.1 kode kriteria
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Membantu ketua merencanakan dan menyusun serta menerapkan pola kebijakan umum dalam pengembangan organisasi dan usaha KP-RI Giat Pandeglang-Majasari

2.3.4 Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Antara Bank Pemerintah dan Bank Swasta ditinjau dari Rasio

Berdasarkan uraian sebelumnya, tujuan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan tahapan pembuatan dan pemanfaatan busy book dalam mempercepat kemampuan membaca

Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor lain tersebut seperti yang kami sebut dalam paragraf pertama, laporan keuangan konsolidasian yang kami sebut di atas

menggunakan alat tradisional sampai yang tidak menggunakan alat tersebut bisa dilakukan dalam permainan Tradisional masyarakat Mandailing. Permainan Tradisional masyarkat

Dari perhitungan secara keseluruhan pada tabel di atas untuk semua perusahaan dari tahun 2004 – 2007, perusahaan menghasilkan nilai EVA negatif yang menandakan biaya modal

karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Komunikasi Terapeutik dalam Pendampingan Anak Korban Kekerasan Seksual (Studi Kasus

Guru menjelaskan tentang konsep perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari hari dengan mengirimkan Gambar kepada siswa melalui Whatshap Group.. Siswa membuka