• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN LAKIP DLH A. Gambaran Umum Organisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN LAKIP DLH A. Gambaran Umum Organisasi"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

LAKIP DLH

2019

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. A. Gambaran Umum Organisasi

Dalam rangka mewujudkan Tujuan Pembangunan Nasional, perlu dipahami bahwa pembangunan Daerah merupakan bagian integral dan penjabaran dari pembangunan Nasional. Oleh Karena Itu, perwujudannya perlu disesuaikan dengan potensi, aspirasi, dan permasalahan pembangunan di daerah. Kunci keberhasilan dari proses ini tergantung sejak perencanaan daerah

Sebagai pelaksanaan dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 tahun 1999 yang mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan Negara untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan stratejik yang ditetapkan oleh masing-masing instansi, berdasarkan suatu system akuntabilitas yang memadai.

Pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan daerah dibebankan pada APBD dalam bentuk belanja yang diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah. Selanjutnya disebutkan bahwa perlindungan dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan fasilitas penyediaan dasar dalam bentuk pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas sosial, dan fasilitas umum yang layak.

(2)

LAKIP DLH

2019

2 Untuk melaksanakan ketentuan pasal 14, pasal 27 dan pasal 30 Peraturan Presiden nomor 29 Tahun 2014 tentang sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Berdasarkan peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah maka disusunlah laporan akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah ini.

SAKIP adalah Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan, dimana sistem ini merupakan integrasi dari sistem perencanaan, sistem penganggaran dan sistem pelaporan kinerja, yang selaras dengan pelaksanaan sistem akuntabilitas keuangan. Dalam hal ini, setiap organisasi diwajibkan mencatat dan melaporkan setiap penggunaan keuangan negara serta kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku

Sedangkan LAKIP adalah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan.LAKIP merupakan produk akhir SAKIP yang menggambarkan kinerja yang dicapai oleh suatu instansi pemerintah atas pelaksanaan program dan kegiatan yang dibiayai APBN/APBD. Penyusunan LAKIP berdasarkan siklus anggaraan yang berjalan 1 tahun. Dalam pembuatan LAKIP suatu instansi pemerintah harus dapat menentukan besaran kinerja yang dihasilkan secara kuantitatif yaitu besaran dalam satuan jumlah atau persentase.

Manfaat dari LAKIP bisa dijadikan bahan evaluasi terhadap instansi pemerintah yang bersangkutan selama 1 tahun anggaran. LAKIP merupakan laporan yang berisi informasi capaian kinerja instansi pemerintah yang dapat digunakan sebagai komunikasi pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.

Dengan adanya sistem SAKIP dan LAKIP bergeser dari pemahaman “Berapa besar dana yang telah dan akan dihabiskan” menjadi “Berapa besar kinerja yang dihasilkan dan kinerja tambahan yang diperlukan, agar tujuan yang telah ditetapkan pada akhir periode bisa tercapai”.

(3)

LAKIP DLH

2019

3 1. B. Tugas Pokok Dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Walikota Banjarbaru Nomor 48 Tahun 2016 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi pamomg Praja Kota Banjarbaru adalah membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru mempunyai fungsi :

a) Perumusan kebijakan tehnis dalam Dinas Lingkungan Hidup sesuai dengan kebijakan Umum yang ditetapkan oleh Walikota

b) Penyelenggara urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang lingkungan hidup;

c) Perumusan dan Penetapan Kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan Evaluasi Terhadap penyusunan Anggaran

d) Perumusan Penetapan Kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan bidang pengendalian

e) Perumusan Penetapan Kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan bidang analisis pencegahan dampak lingkungan

f) Perumusan Penetapan Kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan bidang pemantauan dan pemulihan lingkungan hidup

g) Pembinaan dan pengendalian unit pelaksana teknis h) Pengelolaan urusan kesekretariatan

Unsur-unsur Organisasi

(1) Dinas Lingkungan Hidup terdiri dari: a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, terdiri dari;

(4)

LAKIP DLH

2019

4 2. Sub Bagian Perencanaan;

3. Sub Bagian Keuangan

c. Bidang Tata Lingkungan, terdiri dari:

1. Seksi Pemantauan, Pengawasan dan Kajian Dampak Lingkungan; 2. Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup.

d. Bidang Persampahan, terdiri dari;

1. Seksi Pengolahan Persampahan dan Pengelolaan Limbah B3; 2. Seksi Pengaturan dan Pengendalian Persampahan.

e. Bidang Kebersihan, terdiri dari; 1. Seksi Pelayanan Kebersihan; 2. Seksi Pengelolaan Kebersihan

f. Bidang Penegakan Hukum dan Pengendalian Lingkungan Hidup terdiri dari;

1. Seksi Pengaduan, Penyelesaian Sengketa & Penegakan Hukum Lingkungan;

2. Seksi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan lingkungan. g. Unit Pelaksana Teknis Dinas Lingkungan Hidup terdiri dari:

1. UPT Laboratorium Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru.

(2) Bagan Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota tersebut diatas.

(5)

LAKIP DLH

2019

5 TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Dinas Lingkungan Hidup

1) Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas membantu Walikota menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang lingkungan hidup yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Kota Banjarbaru.

2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Lingkungan Hidup mempunyai fungsi:

a. perumusan dan penetapan kebijakan operasional bidang lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. perumusan dan penetapan kebijakan terhadap penyelenggaraan operasional urusan kesekretariatan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru;

c. perumusan dan penetapan kebijakan terhadap penyelenggaraan operasional bidang tata lingkungan di wilayah Kota Banjarbaru;

d. perumusan dan penetapan kebijakan terhadap penyelenggaraan operasional bidang persampahan di wilayah Kota Banjarbaru;

e. perumusan dan penetapan kebijakan terhadap penyelenggaraan operasional bidang kebersihan di wilayah Kota Banjarbaru;

f. perumusan dan penetapan kebijakan terhadap penyelenggaraan operasional bidang penegakan hukum dan pengendalian lingkungan hidup di wilayah Kota Banjarbaru;

g. perumusan dan penetapan kebijakan terhadap penyelenggaraan operasional pada Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru.

(6)

LAKIP DLH

2019

6 KEPALA DINAS

(1) Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin Dinas Lingkungan Hidup dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan administrasi, teknis, dukungan yang bersifat substantif, dan pelaksanaan evaluasi serta pelaporan di bidang lingkungan hidup dan kesekretariatan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk meningkatkan pembangunan sub sektor bidang lingkungan hidup.

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan dan penetapan kebijakan administrasi dan teknis di bidang penyelenggaraan tata lingkungan, persampahan, kebersihan, penegakan hukum dan pengendalian lingkungan hidup pada Dinas Lingkungan Hidup , sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, juklak/juknis yang telah ditetapkan, dan/atau kebijakan umum yang ditetapkan oleh Walikota Banjarbaru;

b. koordinasi dan singkronisasi pelaksanaan kebijakan dibidang penyelenggaraan tata lingkungan, persampahan, kebersihan, penegakan hukum dan pengendalian lingkungan hidup;

c. pembinaan terhadap pengembangan sumber daya manusia (penelitian, bimbingan teknis, supervisi, dan inovasi) di bidang penyelenggaraan tata lingkungan, persampahan, kebersihan, penegakan hukum dan pengendalian lingkungan hidup;

d. pengawasan atas pelaksanaan kebijakan dibidang penyelenggaraan tata lingkungan, persampahan, kebersihan, penegakan hukum dan pengendalian lingkungan hidup;

e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang lingkungan hidup kepada Walikota Banjarbaru melalui Sekretaris Daerah Kota Banjarbaru;

f. pelaksanaan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota Banjarbaru.

(7)

LAKIP DLH

2019

7 SEKRETARIAT

(1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru.

(2) Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada semua lini pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru

(3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretariat menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi kegiatan Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru;

b. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru;

c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumah tanggaan, kerjasama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru;

d. pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa pemerintah;

e. pengawasan atas penyelenggaraan bagian kesekretariatan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru;

f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bagian kesekretariatan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru; dan

g. pelaksanaan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru.

BIDANG TATA LINGKUNGAN

(1) Bidang tata lingkungan dipimpin oleh seorang kepala bidang, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru.

(8)

LAKIP DLH

2019

8 (2) Bidang tata lingkungan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan administrasi dan teknis pada kegiatan pemantauan, pengawasan lingkungan, dan kajian dampak lingkungan, serta kegiatan pemeliharaan lingkungan hidup.

(3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), bidang tata lingkungan menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria pada bidang penyelenggaraan pemantauan, pengawasan lingkungan dan kajian dampak lingkungan, serta pemeliharaan lingkungan hidup;

b. pelaksanaan administrasi pada bidang penyelenggaraan pemantauan, pengawasan lingkungan dan kajian dampak lingkungan, serta pemeliharaan lingkungan hidup;

c. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan pada bidang penyelenggaraan pemantauan, pengawasan lingkungan dan kajian dampak lingkungan, serta pemeliharaan lingkungan hidup;

d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi pada bidang penyelenggaraan pemantauan, pengawasan lingkungan dan kajian dampak lingkungan, serta pemeliharaan lingkungan hidup;

e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang tata lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru melalui Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru; dan

f. pelaksanaan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas LingkunganHidup Kota Banjarbaru.

BIDANG PERSAMPAHAN

(1) Bidang persampahan dipimpin oleh seorang kepala bidang, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru.

(9)

LAKIP DLH

2019

9 (2) Bidang persampahan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan administrasi dan teknis pada kegiatan pengolahan persampahan dan pengelolaan limbah B3, serta kegiatan pengaturan dan pengendalian persampahan.

(3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), bidang persampahan menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria pada bidang penyelenggaraan pengolahan persampahan dan pengelolaan limbah B3, serta pengaturan dan pengendalian persampahan;

b. pelaksanaan administrasi pada bidang penyelenggaraan pengolahan persampahan dan pengelolaan limbah B3, serta pengaturan dan pengendalian persampahan;

c. koordinasi dan singkronisasi pelaksanaan kebijakan pada bidang penyelenggaraan pengolahan persampahan dan pengelolaan limbah B3, serta pengaturan dan pengendalian persampahan;

d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi pada bidang penyelenggaraan pengolahan persampahan dan pengelolaan limbah B3, serta pengaturan dan pengendalian persampahan;

e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang persampahan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru melalui Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru; dan

f. pelaksanaan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru.

BIDANG KEBERSIHAN

(1) Bidang kebersihan dipimpin oleh seorang kepala bidang, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru.

(10)

LAKIP DLH

2019

10 (2) Bidang kebersihan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan

dan pelaksanaan kebijakan administrasi dan teknis pada kegiatan pelayanan kebersihan, dan kegiatan pengelolaan kebersihan.

(3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), bidang kebersihan menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria pada bidang penyelenggaraan pelayanan kebersihan dan pengelolaan kebersihan; b. pelaksanaan administrasi pada bidang penyelenggaraan pelayanan

kebersihan dan pengelolaan kebersihan;

c. koordinasi dan singkronisasi pelaksanaan kebijakan pada bidang penyelenggaraan pelayanan kebersihan dan pengelolaan kebersihan; d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi pada

bidang penyelenggaraan pelayanan kebersihan dan pengelolaan kebersihan;

e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru melalui Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru; dan

f. pelaksanaan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru.

BIDANG PENEGAKAN HUKUM DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP

(1) Bidang penegakan hukum dan pengendalian lingkungan hidup dipimpin oleh seorang kepala bidang, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru.

(2) Bidang penegakan hukum dan pengendalian lingkungan hidup mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan administrasi dan teknis pada kegiatan pengaduan, penyelesaian sengketa, dan penegakan hukum lingkungan, serta kegiatan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan

(11)

LAKIP DLH

2019

11 (3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

bidang penegakan hukum dan pengendalian lingkungan hidup menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria pada bidang penyelenggaraan pengaduan, penyelesaian sengketa, dan penegakan hukum lingkungan, serta pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan;

b. pelaksanaan administrasi pada bidang penyelenggaraan pengaduan, penyelesaian sengketa, dan penegakan hukum lingkungan, serta pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan;

c. koordinasi dan singkronisasi pelaksanaan kebijakan pada bidang penyelenggaraan pengaduan, penyelesaian sengketa, dan penegakan hukum lingkungan, serta pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan;

d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi pada bidang penyelenggaraan pengaduan, penyelesaian sengketa, dan penegakan hukum lingkungan, serta pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan;

e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang penegakan hukum dan pengendalian lingkungan hidup pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru melalui Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru; dan

f. pelaksanaan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru.

UNIT PELAKSANA TEKNIS

(1) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh seorang kepala unit, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru.

(12)

LAKIP DLH

2019

12 (2) Unit Pelaksana Teknis mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan administrasi dan teknis pada kegiatan operasional laboratorium dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu.

(3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Unit Pelaksana Teknis menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria pada bidang penyelenggaraan operasional laboratorium dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu;

b. pelaksanaan administrasi pada bidang penyelenggaraan operasional laboratorium dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu;

c. koordinasi dan singkronisasi pelaksanaan kebijakan pada bidang penyelenggaraan operasional laboratorium dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu;

d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi pada bidang penyelenggaraan operasional laboratorium dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu;

e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan unit pelaksana teknis pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru melalui Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru;

f. pelaksanaan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru.

1. C. SUMBER DAYA SKPD

Secara umum Dinas Dinas Lingkungan Hidup memiliki sumber daya manusia Pegawai Negeri Sipil pada tahun 2019 sebanyak 55 Orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 36 Orang dan Perempuan Sebanyak 19 Orang. Sedangkan Pegawai tidak tetap ( PTT ) berjumlah 2 Orang terdiri dari laki-laki sebanyak 1 Orang dan Perempuan sebanyak 1 Orang.

(13)

LAKIP DLH

2019

13 dan 11 Orang Tenaga Kontrak ( NRTK ) terdiri dari 5 Orang Perempuan dan laki laki 6 Orang serta mempunyai 54 Orang Tenaga kontrak non Register pada Dinas Lingkungan Hidup ( NRKLH ) terdiri dari 30 Orang Perempuan dan 20 Orang laki laki serta pekerja kebersihan sebanyak 195 orang dan pekerja persampahan sebanyak 263 orang, penjaga taman kehati 4 orang

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Dinas Lingkungan Hidup berdasarkan Eselon adalah sebagai berikut :

Eselon II B = 1 Orang Eselon III A = 1 Orang Eselon III B = 4 Orang Eselon IV A = 12 Orang Eselon IVb = 1 Orang

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Dinas Lingkungan Hidup berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut :

S2 = 15 Orang S1 = 20 Orang D III = 4 Orang SLTA = 14 Orang SLTP = 1 Orang SD = 1 Orang

Jumlah Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan Tenaga Kontrak Pada Dinas Lingkungan Hidup berdasarkan Bidang adalah sebagaimana table berikut :

(14)

LAKIP DLH

2019

14 Tabel. 1. 1

PNS, PTT dan Tenaga Kontrak pada Dinas Lingkungan Hidup Berdasarkan Bidang BAGIAN/BIDANG JUMLAH PNS PTT NRTK PEKERJA NRKLH LAPAN GAN LAIN-LAIN Kepala Dinas 1 1 Sekretaris 1 1 Kabid 4 4 Umpeg 10 4 - 1 5 - Perencanaan 4 2 - 2 - Keuangan 8 6 - 1 1 - Pengendalian Pencemaran Perusakan Lingkungan 8 2 - 2 3 1 Pengaduan Penyelesaian sengketa & Penegakkan

Hukum 11 4 - 1 6 - Pelayanan Kebersihan 208 6 - 2 5 195 Pengelolaan Kebersihan 54 3 - 1 5 38 7 Pengaturan dan Pengendalian Persampahan 287 12 - 1 11 263 Pengolahan Persampahan dan Pengelolaan Limbah B3 56 2 - - 8 46 Pemeliharaan Lingkungan Hidup 9 2 1 - 1 1 4 Pemantauan, Pengawasan &Kajian dampak Lingkungan 7 2 1 2 2 UPT LAB Lingkungan 9 4 - - 5 JUMLAH 677 5 5 2 11 54 544 11

(15)

LAKIP DLH

2019

15 Jumlah Pegawai Negeri Sipil, PTT, Tenaga Kontrak administrasi dan tenaga pekerja Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru berdasarkan golongan dan tingkat pendidikan adalah sebagaiman tabel berikut :

Tabel. 1. 2

DAFTAR PNS, PTT, TENAGA KONTRAK ADMINISTRASI DAN TENAGA PEKERJA PADA DINAS LINGKUNGAN HIDUP BERDASARKAN GOLONGAN

DAN TINGKAT PENDIDIKAN

NO JABATAN JUMLAH GOLONGAN PENDIDIKAN

IV III II I S2 S1 DIII SMA SMP SD

1 PNS 55 9 30 15 1 15 19 4 14 1 1 2 PTT 2 1 1 3 TENAGA KONTRAK NRTK 11 - 8 1 2 4 TENAGA KONTRAK NRKLH 54 17 8 27 2 5 TENAGA PEKERJA 555 - - - - JUMLAH 67 7 9 30 15 1 15 45 13 44 3 1

Sumber : Sekretariat Dinas Lingkungan Hidup Banjarbaru 1. D. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI

Keberhasilan pelaksanaan tugas Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru dalam mencapai visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis sangat dipengaruhi oleh lingkungan strategis baik internal maupun eksternal.

(16)

LAKIP DLH

2019

16 Tugas pokok dan fungsinya, Dinas Lingkungan Kota Banjarbaru memberikan sejumlah layanan baik layanan yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Berikut beberapa layanan yang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru.

a. Pelayanan Internal

1) Penyusunan program Dinas;

2) Pelaksanaan inventarisasi, pengolahan, penyajian, dan pemeliharaan data dinas ;

3) Pengendalian, monitoring, dan evaluasi program Dinas; 4) Penyusunan laporan Dinas;

5) Penyusunan perbendaharaan keuangan Dinas; 6) Pelaksanaan akuntansi keuangan Dinas;

7) Pelaksanaan verifikasi anggaran Dinas;

8) Penyusunan pertanggungjawaban anggaran Dinas; 9) Pengelolaan kearsipan;

10) Penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas; 11) Pengelolaan data kepegawaian Dinas; 12) Penyiapan bahan pembinaan pegawai Dinas

b. Pelayanan Eksternal

1) fasilitas bimbingan teknis dan pemantauan program pemulihan, rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam hayati

2) Pelayanan Pencegahan Pencemaran Air;

3) Pelayanan Pencegahan Pencemaran Udara dari Sumber tidak bergerak;

4) Pelayanan Ijin Penyimpanan Limbah B3;

5) Pelayanan tindak lanjut Pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan Pencemaran dan/perusakan lingkungan ;

6) Pelayanan Informasi Status Kerusakan Lahan dan/atau tanah untuk Produksi biomassa;

(17)

LAKIP DLH

2019

17 8) Pelaksanaan Go Green and Clean tahun 2018 yang

dilaksanakan bersama dengan Perayaan Hari Liongkungan Hidup 9) Sosialisasi bahan daur ulang dari jerami

10) Lomba trash Fashion busana daur ulang 11) Sosialisasi bahan daur ulang dari purun 12) Sosialisasi pengurangan sampah plastic 13) Sosialisasi Bank sampah

14) Kegiatan Penyedotan tinja

15) Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA 16) Pengangkutan sampah di TPS liar ke TPA

Kinerja pelayanan Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru diukur dari tercapainya indikator kinerja sasaran yang ditetapkan sesuai dengan visi dan misi. Pengukuran ini dilakukan untuk melihat tingkat kinerja dinas dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya. Apabila target dari indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan strategis dapat dicapai, maka kinerja pelayanan Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru dapat dikategorikan baik.

1. E. PERMASALAHAN UTAMA a. Permasalahan Organisasi

Terkait dengan struktur organisasi dan tatakerja Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru ada permasalahan yang selama ini masih belum dapat terselesaikan yaitu :

1. Terdapatnya tupoksi yang rancu antara bidang Tata lingkungan dan Bidang PPLH dan sampai sekarang masih menunggu penyesuaian sotk terbaru

2. Penamaan jabatan pada level Eselon IV tidak mencerminkan adanya keterkaitan dengan jabatan level Eselon III diatasnya. 3. Pengusulan tambahan UPT baru untuk pengelolaan IPLT

(18)

LAKIP DLH

2019

18 4. Untuk mengakumodir tiga permasalahan diatas, Masih belum bisa

di ubah dalam struktur organisasinya. b. Permasalahan Lingkungan

1. Penurunan kualitas air sungai dan udara yang disebabkan oleh kegiatan/usaha yang berpotensi menimbulkan pencemaran

2. Beberapa parameter kualitas air sungai masih melebihi baku mutu air kelas II seperti kandungan bakteri coli, BOD, COD, DO, Phospat, Sulfur, dan minyak/lemak

3. Beberapa parameter kualitas udara ambien masih melebihi baku mutu udara ambien dan baku mutu kebisingan

4. Kewenangan hasil pengukuran kualitas udara yang dipakai adalah yang dari pemerintah provinsi Kalimantan Selatan

5. Nilai tutupan Lahan yang belum pasti, sementara untuk menghitung IKLH salah satu unsurnya adalah Tutupan Lahan 6. Aturan pengelolaan limbah belum seluruhnya ditaati oleh para

pelaku usaha

7. Belum seluruh pelaku usaha melaporkan dokumen pengelolaan lingkungan (Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan/RKL dan RPL) secara rutin sesuai aturan yang berlaku.

8. Masih banyaknya TPS liar di wilayah Kota Banjarbaru

9. Masih kurangnya tenaga pekerja kebersihan untuk wilayah kota Banjarbaru

10. Kurang luasnya lahan untuk wilayah TPA Kota Banjarbaru 11. Pemberlakuann TPA Regional masih belum memadai 12. Kurangnya sarana dan prasarana pengangkutan sampah

13. Kurangnya sarana dan prasarana pengolahan sampah untuk pengurangan sampah

(19)

LAKIP DLH

2019

19

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

1. A. PERENCANAAN

Rencana Kerja adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun yang memuat: Program dan Kegiatan; Lokasi Kegiatan; Indikator Kinerja; Kelompok sasaran; Pagu indikatif dan prakiraan maju tahun berikutnya.

Implementasi pembangunan berkelanjutan dengan spektrum yang luas dan mengandung pengertian komprehensif, tentunya menuntut dalam hal perencanaan, program dan pelaksanaan kegiatan melibatkan seluruh stakeholder termasuk masyarakat. Oleh karena itu, Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru guna memberikan pelayanan kepada masyakat dalam pengelolaan lingkungan hidup dimanifestasikan dalam Rencana Strategis DLH Kota Banjarbaru 2016-2021

Rencana kinerja tahun 2019 Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru disusun dengan memaduserasikan antara RPJMD Kota Banjarbaru dengan rencana-rencana program Kementerian Lingkungan Hidup 2016-2021 dan Rencana program Dinas Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Beberapa rencana kinerja tahun 2019 Dinas Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut :

(20)

LAKIP DLH

2019

20

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET

1 Terlaksananya Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA

Jumlah Sampah yang terangkat dari TPS ke TPA

Ton 36.682,50 2 Tersedianya Prasarana dan

Sarana Persampahan

Jumlah Sampah yang terangkat dari TPS ke TPA

Ton 36.682,50 3 Meningkatnya operasi dan

pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan

Jumlah Sampah yang terangkat dari TPS ke TPA

Ton 36.682,50

4 Terpeliharanya TPS dan Kontainer

Jumlah Sampah yang terangkat dari TPS ke TPA

Ton 36.682,50 5 Meningkatnya Pengelolaan

sampah dengan metode 3R

Tonase sampah yang dikelola disumber melalui bank sampah dan TPS3R

Ton 650

6 Meningkatnya pelayanan dan Pengelolaan Kebersihan Kota

Jumlah Sampah yang terangkat dari TPS ke TPA

Ton 36.682,50 7 Meningkatnya kualitas udara

ambien yang memenuhi baku mutu

Jumlah sumber daya air dan udara yang dipantau

Titik 112

8 Meningkatnya pelayanan penyuluhan

pengendalian polusi dan pencemaran

Jumlah kegiatan penyuluhan pengendalian polusi dan pencemaran

kali 20

9 Meningkatnya

keikutsertaan sekolah yang memperoleh

adiwiyata

Jumlah sekolah yang ikut serta dalam penilaian sekolah adiwiyata Sekolah 35 10 Meningkatnya informasi mengenai SPM Bidang Lingkungan Hidup Terlaksananya penyampaian informasi mengenai SPM Bidang Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru

Laporan 1

11 Meningkatnya jumlah kantor yang berwawasan

Lingkungan

Terselenggaranya penilaian kantor berwawasan lingkungan

kategori 7

12 Meningkatnya pelaksanaan koordinasi pengelolaan konservasi SDA go green& clean

Terlaksananya koordinasi pengelolaan konservasi SDA

Kader 100 Kader 13 Terkendalinya dampak

perubahan iklim

Terbinanya kampung iklim di kota

Banjarbaru

Titik 4 14 Meningkatnya pengelolaan

keanekaragaman hayati dan ekosistem

Terlaksanaya pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem

Ha 15 Ha

15 Meningkatnya kualitas Air yang memenuhi baku mutu

Terselenggaranya kebersihan lingkungan ( Sungai )

Titik 5 16 Persentase peran serta

masyarakat dlm pengendalian lingkungan hidup

Terlaksananya peringatan Hari Lingkungan Hidup

Kegiatan 1 Tabel 2.1.

(21)

LAKIP DLH

2019

21 17 Persentase jumlah perusahaan

yang diawasi dalam pengelolaan Lingkungan

Jumlah kegiatan perusahaan yang di awasi pengelolaan lingkungan

Perusahaa n

90

18 Presentase jumlah laporan yang dievaluasi

Jumlah laporan yang dievaluasi Laporan 5 19 Penilaian titik pantau Adipura Keikutsertaan dalam penilaian

Adipura

Titik 80 20 persentase jumlah izin TPS

limbah B3

Jumlah ijin TPS Limbah B3 Ijin 10 21 tindak lanjut pengaduan

masyarakat thdp pencemaran masyarakat dan terbinanya pelaku usaha limbah b3

Jumlah Pengaduan Masyarakat yang ditindak lanjuti

Pengaduan 10

22 Tersedianya jasa surat menyurat

Lancarnya pelaksanaan tertib administrasi perkantoran

% 100

23 Pembayaran telpon, air, dan listrik

Lancarnya pelaksanaan tertib administrasi perkantoran

% 100

24 Tersedianya jasa kebersihan kantor

Lancarnya pelaksanaan tertib administrasi perkantoran

% 100

25 Jumlah dan Jenis alat tulis kantor yang disediakan

Lancarnya pelaksanaan tertib administrasi perkantoran

% 100

26 Tersedianya barang cetakan dan penggandaan

Lancarnya pelaksanaan tertib administrasi perkantoran

% 100

27 Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor

Lancarnya pelaksanaan tertib administrasi perkantoran

% 100

28 Tersedianya bahan bacaan dan peraturan perundang

undangan

Lancarnya pelaksanaan tertib administrasi perkantoran

% 100

29 Tersedianya makanan dan Minuman

Tersedianya makan minum harian pegawai rapat tamu

% 100

30 Lancarnya Pelaksanaan Tertib Administrasi Perkantoran

Terlaksananya rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah

% 100

31 Tersedianya jasa NON PNS Lancarnya pelaksanaan tertib administrasi perkantoran

% 100

32 Terpeliharanya Peralatan Gedung Kantor

terpenuhinya pemeliharaan dan pengadaan sarana dan prasarana perkantoran

% 100

33 Terpeliharanya peralatan gedung Kantor

Jumlah Peralatan Gedung Kantor dengan Kondisi Baik

% 100

34

Pengadaan meubeler Terpenuhinya dan pengadaan sarana dan pemeliharaan prasarana perkantoran

% 100 35 Gedung Kantor

Yang dipelihara

terpenuhinya pemeliharaan dan pengadaan sarana dan prasarana perkantoran

% 100 36 Terpeliharanya Mobil Jabatan Kondisi Mobil Layak Jalan % 100 37 Terpeliharanya Kendaraan

Dinas

(22)

LAKIP DLH

2019

22 Indikator berarti uraian ringkas dengan menggunakan ukuran kuantitatif atau kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan (Dadang Solihin, 2008). Sedangkan kinerja mengandung makna gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi (LAN, 1999). Berdasarkan definisi di atas, maka ditetapkan indikator kinerja Dinas Lingkungan Hidup kota Banjarbaru tahun 2016-2021 dengan indikator utama sebagai berikut :

1. Pelayanan pencegarah pencemaran air

2. Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak 3. Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan atau tanah untuk produksi

biomassa

4. Pelayanan tindak lanjut akibat adanya dugaan pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup

5. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air

6. Cakupan pengawasan terahadap pelaksaaan AMDAL, UKL-UPL, DPLH, DELH dan SPPL

7. Jumlah sampah yang terangkut dari TPS ke TPA

8. Tonase sampah yang dikelola di sumber sampahmelalui Bank Sampah dan TPS3R

2. B. VISI DAN MISI a. Visi

Dalam rangka memberikan gambaran kondisi idial yang dicita-citakan, memberkan arah dan sasaran yang jalas serta sebagai pedoman dan tolak ukur kinerja tahun mendatang, maka Visi renstra Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru tahun 2016-2021 tentu selaras dengan visi dan misi Pemerintahan Kota Banjarbaru debagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 7 Tahun 2017 tentang Rencana

(23)

LAKIP DLH

2019

23 Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjarbaru Tahun 2016-2021

Sebagai penjabaran visi dan misi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Terpilih, maka Dirumuskan Visi Dinas Lingkungan Hidup sebagai berikut :

“TERWUJUDNYA BANJARBARU SEBAGAI KOTA PELAYANAN YANG BERKARAKTER”

b. Misi

Untuk MEWUJUDKAN Visi tersebut di atas, maka misi pembangunan Dinas Lingkungan Hidup Tahun 2016 2021 adalah sebagai berikut:

“ MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN “

Meningkatkan penyediaan insfrastruktur perkotaan yang merata, cerdas dan berwawasan lingkungan

Program untuk mendukung misi pada urusan lingkungan hidup sebagai berikut :

1. Program Pengembangan Kinirja Pengelolaan Persampahan 2. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan 3. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

4. Program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup

5. Program Peningkatan Pengendalian Polusi 6. Program kualitas kebersihan lingkungan

2. C. TUJUAN dan SASARAN

Dari VISI dan MISI Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru yang mengacu serta selaras dengan arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Kalimantan Selatan dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Banjarbaru tahun 2016-2021, maka kedepan tujuan pembangunan Kota Banjarbaru terutama

(24)

LAKIP DLH

2019

24 Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru untuk menetapkan penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan 5 (lima) tahun ke depan adalah :

1. Meningkatkan Penyediaan infrastruktur perkotaan yang merata, cerdas dan berwawasan lingkungan

2. Melaksanakan reformasi birokrasi yang berorientasi kepada pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan yang baik berbasis teknologi informasi

Dalam mewujudkan tujuan pembangunan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru menetapkan sasaran-Sasaran pokok pembangunan berdasarkan kebutuhan untuk dilaksanakan dalam bentuk :

1. Meningkatkan Penyediaan infrastruktur perkotaan yang merata, cerdas dan berwawasan lingkungan

2. pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan yang baik berbasis teknologi informasi

2. D. STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Strategi diartikan sebagai suatu langkah yang dipilih untuk memperlancar dan mempercepat pencapaian tujuan. Oleh karena itu, strategi pengelolaan lingkungan hidup untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan adalah :

1. Mewujudkan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang baik 2. Penanganan Kasus Lingkungan Hidup

3. Meningkatkan Pelayanan terhadap amdal maupun UKL- UPL dan DPLH 4. Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

(25)

LAKIP DLH

2019

25 Arah kebijakan pembangunan yang akan ditempuh dalam upaya melaksanakan visi dan misi serta tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan kemampuan sumber daya aparatur dan peran serta masyarakat bidang pengelolaan lingkungan hidup dalam memanfaatkan sumber daya alam

2. Peningkatan upaya-upaya pencegahan dan pengendalian pencemaran /perusakan lingkungan hidup

3. Pemantauan kualitas perlindungan dan konservasi sumber daya air 4. Fasilitasi sengketa lingkungan hidup dan penaatan hukum lingkungan 5. Peningkatan kualitas dan akses sistem informasi lingkungan hidup.

6. Peningkatan ketaatan/kepatuhan pelaku usaha dalam pengelolaan lingkungan hidup

7. Peningkatan pelayanan dan pengelolaan kebersihan 8. Peningkatan Pengelolaan Persampahan Perkotaan 2.E. Perjanjian Kinerja Tahun 2019

Keberhasilan Strategis Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru Tahun 2019 sangat ditentukan oleh seluruh unit kerja SKPD, dengan keterbatasan sumberdaya yang ada perlu penetapan fokus dan prioritas yang tepat dalam Rencana Kinerja tahun 2019 yang dapat diukur melalui indikator kinerja mengacu kepada permendagri nomor 54 tahun 2010 dan standar Pelayanan Menimal (SPM). Indikator kinerja berfungsi sebagai pedoman, penentu arah, sasaran dan tujuan bagi Pimpinan dan aparatur Dinas Lingkungan hidup dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan di bidang lingkungan hidup

Rencana Strategis ini merupakan penjabaran dari visi dan misi Dinas Lingkungan Hidup yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjarbaru Tahun 2016 – 2021.

(26)

LAKIP DLH

2019

26 Matrik Indikator Kinerja sasaran Dinas Lingkungan Hidup sebagaimana tertuang dalam Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kota Banjarbaru adalah sebagai berikut:

Table 2.2 matrik indikator kinerja No Misi II Tujuan Sasaran Indikator

Kinerja Satuan Kondisi awal Target capaian Kondisi Akhir 2018 2019 2021 1 Meningkatkan Kapasitas Infrastruktur perkotaan Meningkatnya Kapasitas Infrastruktur perkotaan Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Indeks 51,71 54,48 55,06 56,42

Indeks Lingkungan Hidup Kota yang terdiri atas tiga komponen indeks, yakni Indeks Kualitas Udara (IKU), Indeks Kualitas Air (IKA), Indeks Tutupan Lahan. Setiap Kabupaten/Kota maupun Propinsi mempunyai satu nilai tunggal Indeks Kualtas udara, Indeks Kualitas Air, Indeks Tutupan Lahan.

Penentuan nilai tunggal Indeks Kualitas Udara, Indeks Kualitas Air, Indeks tutupan lahan didasarkan pada konsep bahwa kualitas lingkungan sangat ditentukan oleh kualitas yang paling rusak, dengan demikian masing-masing nilai indeks tersebut didapatkan dari operator maksimum indeks-indeks yang telah dihitung.

Untuk Indeks Kualitas Udara ada dua aspek yang perlu diperhatikan a) banyaknya parameter dan jenis parameter yang diukur pada setiap titik

contoh,

b) jumlah titik setiap kabupaten/Kota maupun propinsi.

Dalam penentuan Indeks Udara sebaiknya setiap lokasi titik contoh mempunyai nilai indeks kualitas udara yang selanjutnya indeks kualitas udara setiap kabupaten/kota maupun propinsi merupakan penyatuan indeks kualitas udara dari titik-titik contoh (lokasi contoh).

Demikian pula untuk Indeks Kualitas Air ada tiga aspek yang perlu diperhatikan a) banyaknya parameter dan jenis parameter yang diukur pada

(27)

LAKIP DLH

2019

27 setiap titik contoh, b) jumlah dan posisi titik lokasi di sungai tertentu pada kabupaten/kota maupun propinsi,c) jumlah sungai yang dipantau pada kota/propinsi

Nilai Indeks Tutupan lahan Kabupaten/Kota maupun Propinsi hanya satu nilai tunggal. Proses menentukan nya yang paling penting adanya berapa luasan (Ha) wilayah kabupaten/kota maupun propinsi yang merupakan lahan hijau (Kebun campuran, hutan, hutan sekunder, sawah). Nilai total luasan tersebut selanjutkan dimasukkan pada formulasi yang telah dicantumkan dalam Indeks Kehijauan

Selanjutnya menghitung Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dengan menyatukan tiga indeks yang telah disebutkan di atas yakni Indeks Kualitas Air, Indeks Kualitas Udara, Indeks tutupan lahan. Proses penyatuan tidak menggunakan operator maksimum, namun dengan menggunakan operator rata-rata indeks. Hal ini didasarkan dua argumentasi bahwa indeks yang dihitung merupakan komponen yang berbeda yakni air, udara, lahan hijau serta dimaksudkan agar setiap Kabupaten/kota maupun Propinsi mempunyai ketiga indeks tersebut

Adapun penetapan kinerja tahun 2019 pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjabaru sebagai berikut :

(28)

LAKIP DLH

2019

28 Tabel : 2.3

Penetapan Kinerja Tahun 2019 Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

(1) (2) (3) (4)

1. Meningkatnya

Manajemen Pengelolaan Sampah

Persentase sampah yang terangkat

dari TPS ke TPA 88,57%

Persentase Sampah yang Dikelola Secara 3R (Reduce, Reuse, Recycle)

1,81%

2. Terjaganya Kualitas Lingkungan sehingga tetap memenuhi baku mutu lingkungan

Indeks Kualitas Air memenuhi baku mutu

48

Indeks kualitas udara ambien titik pantau memenuhi baku mutu

79

Program Anggaran

1. Pelayanan Administrasi Perkantoran Rp . 906.371.300,00 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Rp . 643.369.244,00 3. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

Rp . 116.719.900,00 4. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Rp 15.679.011.736,00 5. Program pengendalian pencemaran dan perusakan

Lingkungan Hidup

Rp . 1.103.915.050,00 6. Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya alam Rp . 137.751.670,00 7. Peningkatan kualitas dan Akses Informasi Sumber daya

Alam dan Lingkungan Hidup

Rp . 164.526.150,00 8. Program Peningkatan Pengendalian Polusi

Rp . 427.877.250,00 9. Program Kualitas Kebersihan lingkungan Rp . 4.735.321.050,00

(29)

LAKIP DLH

2019

29

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.A. PENGUKURAN SELF ASSESMENT

3. A.1. MENINGKATNYA KUALITAS LINGKUNGAN

Sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 sampai 2019 bahwa kebijakan pengelolaan kualitas lingkungan diarahkan pada peningkatan indeks kualitas Lingkungan hidup yang mencerminkan kondisi kualitas air, udara dan tutupan lahan, yang diperkuat dengan peningkatan kapasitas pengelolaan lingkungan dan penegakan hokum lingkungan.

IKLH sebagai indicator pengelolaan Lingkungan hidup di Indonesia merupakan perpaduan antara konsep IKL dan Konsep EPI. IKLH dapat digunakan untuk menilai kinerja program perbaikan kualitas lingkungan hidup, dan juga dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam mendukung proses pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Kriteria yang digunakan untuk menghitung IKLH adalah (1) Kualitas air, yang diukur berdasarkan parameter parameter TSS,DO,BOD,COD, Total Fosfat, Fecal Coli, dan Total Coliform; (2) Kualitas Udara, yang diukur berdasarkan parameterparameter: S02 dan NO2; dan (3) Kualitas tutupan lahan yang diukur berdasarkan luas tutupan lahan dan dinamika vegetasi.

Rumus yang digunakan untuk menghitung IKLH adalah: IKLH = (30% x IKA) + (30% x IKU) + (40% x IKTL)

1. Perhitungan indeks kualitas air (IKA) dilakukan berdasarkan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 115 Tahun 2003 tentang

(30)

LAKIP DLH

2019

30 Pedoman Penentuan Status Mutu Air dengan metode indeks pencemaran (Pollution Index – PI)

Evaluasi terhadap nilai PI adalah :

0 ≤ PIj ≤ 1,0 memenuhi baku mutu (kondisi baik) 1,0 < PIj ≤ 5,0 cemar ringan

5,0 < PIj ≤ 10 cemar sedang PIj > 10 cemar berat

2. Indeks kualitas udara (IKU) model EV dikonversikan menjadi indeks kualitas udara melalui persamaan:

Indeks Udara =100 – (50 x (Iev – 0,1) 0,9

3.A.2. MENINGKATNYA MANAJEMEN PENGELOAAN PERSAMPAHAN Metode pengukuran indikator kinerja tersebut berdasarkan beberapa referansi penelitian volume timbulan sampah di Indonesia, bahwa untuk volume sampah yang dihasilkan oleh setiap orang pada Kota sedang adalah 0.7 s/d 0,8 Kg dan Kota Banjarbaru termasuk dalam kategori kota sedang.

Namun menurut hasil penelitian secara sederhana yang dilakukan oleh pejabat, staf dan pengawas sampah Bidang Persampahan, untuk volume sampah yang dihasilkan oleh penduduk kota Banjarbaru rata-rata perorangnya adalah 0,63 Kg sampah per hari.

3.A.3. PENANGANAN KASUS LINGKUNGAN

Sesuai dengan amanah dari UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada BAB II : ASAS, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Bagian Ketiga Ruang LingkupPasal 4 yaitu Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup meliputi:

(31)

LAKIP DLH

2019

31 a.perencanaan; b.pemanfaatan; c.pengendalian; d.pemeliharaan; e.pengawasan; dan f.penegakan hukum.

Dan juga pada BAB X : HAK, KEWAJIBAN, DAN LARANGAN Bagian Kesatu Hak Pasal 65 ayat (5) berbunyi:“ Setiap orang berhak melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup ” .Maka kegiatan pada bidang penyuluhan dan penegakan hukum dimana salah satu keluarannya (output) adalah identifikasi dan verifikasi kasus-kasus lingkungan.

Meningkatnya pembangunan di berbagai sektor telah mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kondisi tersebut di dorong oleh meningkatnya kesadaran untuk mendapatkan haknya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat menyebabkan makin meningkatnya pengaduan masyarakat akibat dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

Hal ini terbukti dari meningkatnya jumlah pengaduan masyarakat yang masuk pada instansi pemerintah dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru. Salah satu upaya pemerintah Kota Banjarbaru untuk menyikapi kondisi tersebut dengan peningkatan efektifitas pengelolaan pengaduan masyarakat.

Untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan pengaduan masyarakat Dinas Lingkungan Hidup telah membentuk pos pengaduan lingkungan . Pos pengaduan ini berfungsi sebagai unit kerja yang mengkoordinir pengelolaan pengaduan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, Pengadaun masyarakat tentang kasus pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup meliputi :

 Usaha / kegiatan yang berpotensi menyebabkan pencemaran / perusakan lingkungan hidup

 Usaha/kegiatan yang telah melakukan pencemaran lingkungan melalui aktifitas kegiatan usahanya , dalam hal ini ada laporan dari masyarakat.

(32)

LAKIP DLH

2019

32 Pengaduan adalah pemberitahuan secara tertulis dan/atau lisan mengenai dugaan terjadinya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup kepada instansi terkait dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup. Pengelolaan pengaduan adalah upaya terpadu untuk menerima, menelaah, mengklasifikasi dan mengajukan usulan tindak lanjut hasil verifikasi serta menginformasikan proses dan hasil pengelolaan kepada pengadu. Mengklasifikasi pengaduan adalah mengelompokkan pengaduan berdasarkan aspek pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup serta aspek kewenangannya. Verifikasi pengaduan adalah kegiatan untuk memeriksa kebenaran pengaduan.

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat energi, dan / atau komponen lainnya ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu, Pencemaran lingkungan mencakup pencemaran air, laut, tanah dan udara.

Sasaran Meningkatnya Pelayanan persentase tindak lanjut pengaduan masyarakat Pengusaha dan Usaha persentase tindak lanjut pengaduan masyarakat Pengusaha dan Usaha dengan maksud untuk menunjukkan sejauh mana pelayanan kepada masyarakat diberikan oleh Pemerintah Kota Banjarbaru yang dilaksanakan kepada Masyarakat, Pengusaha dan Usaha pada periode RPJMD periode 2016-2021 benar-benar Menangani Kasus Lingkungan.

Sebagai alat ukur capaian sasaran ditentukan Indikator kinerja yang dapat menunjukan pengaduan/permasalahan terhadap pelayanan masyarakat yang diberikan kepada Masyarakat, Pengusaha dan Usaha yang diduga tidak sesuai ketentuan dan harus ditindak lanjuti Pemerintah Kota Banjarbaru .

Indikator kinerja tersebut adalah persentase tindak lanjut pengaduan masyarakat Pengusaha dan Usaha . Indikator ini mempunyai makna tingkat penyelesaian aduan masyarakat Pengusaha dan Usaha yang dilaporkan ke

(33)

LAKIP DLH

2019

33 Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru dan selesai di tindak lanjuti dalam kurun waktu secepatnya.

3.A.4. Meningkatkan Pelayanan terhadap Amdal maupun UKL-UPL & DPLH Dalam memberikan Informasi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup kepada masyarakat Aparatur Sipil Negara Kota Banjarbaru dalam melaksanakan pelayanan periode RPJMD periode 2016-2021 sudah sesuai, sebagai alat ukur capaian sasaran ditentukan Indikator kinerja yang dapat semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dalam membuat dokumen lingkungan, baik dokumen Amdal dan UKL-UPL sebelum membuat perijinan yang lain. Indikator kinerja tersebut adalah persentase tindak lanjut pelaksanaan sosialisasi peraturan-peraturan yang telah dilaksanakan.

Penilaian terhadap indikator kinerja persentase Informasi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup mengunakan perhitungan sebagai berikut:

X 100 % Prosentase (%) jumlah

pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pecemaran dan/atau perusakan lingkungan

hidup yang ditindaklanjuti. lingkungan hidup kabupaten/kota dalam 1 Jumlah pengaduan yang diterima instansi (satu) satu tahun.

= X 100 %

Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan

lingkungan hidup yang ditindaklanjuti

Prosentase (%) jumlah usaha dan/ atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara

Jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang telah memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran

udara

Jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang potensial mencemari udara yang

telah di inventarisasi

(34)

LAKIP DLH

2019

34 Tabel 3.1

Pengukuran Pencapaian Indikator Kinerja Utama DLH KOTA BANJARBARU TAHUN 2019

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET

1 Terlaksananya Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA

Jumlah Sampah yang terangkat dari TPS ke TPA

Ton 36.682,50

2 Tersedianya Prasarana dan Sarana Persampahan

Jumlah Sampah yang terangkat dari TPS ke TPA

Ton 36.682,50

3 Meningkatnya operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan

Jumlah Sampah yang terangkat dari TPS ke TPA

Ton 36.682,50

4 Terpeliharanya TPS dan Kontainer

Jumlah Sampah yang terangkat dari TPS ke TPA

Ton 36.682,50

5 MeningkatnyaPengelolaan sampah dengan metode 3R

Tonase sampah yang dikelola di sumber melalui bank sampah dan TPS3R

Ton 650

6 Meningkatnya pelayanan dan Pengelolaan Kebersihan Kota

Jumlah Sampah yang terangkat dari TPS ke TPA

Ton 36.682,50

7 Meningkatnya kualitas udara ambien yang memenuhi baku mutu

Jumlah sumber daya air dan udara yang dipantau

Titik 112

8 Meningkatnya pelayanan penyuluhanpengendalian polusi dan pencemaran

Jumlah kegiatan penyuluhan pengendalian polusi dan pencemaran

kali 20

9 Meningkatnya keikut sertaan sekolah yang memperoleh adiwiyata

Jumlah sekolah yang ikut serta dalam penilaian sekolah adiwiyata Sekolah 35 10 Meningkatnya informasi mengenai SPM Bidang Lingkungan Hidup Terlaksananya penyampaian informasi mengenai SPM Bidang Lingkungan Hidup Kota

Banjarbaru

Laporan 1

11 Meningkatnya jumlah kantor yang berwawasan Lingkungan

Terselenggaranya penilaian kantor berwawasan lingkungan

kategori 7

12 Meningkatnya kualitas Air yang memenuhi baku mutu

Terselenggaranya kebersihan lingkungan ( Sungai )

Titik 5

13 Persentase peran serta masyarakat dlm pengendalian lingkungan hidup

Terlaksananya peringatan Hari Lingkungan Hidup

(35)

LAKIP DLH

2019

35 14 Terkendalinya dampak

perubahan iklim

Terbinanya kampung iklim di kota Banjarbaru

Titik 4

15 Meningkatnya pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem

Terlaksanaya pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem

Ha 15 Ha

16 Penilaian titik pantau Adipura Keikutsertaan dalam penilaian Adipura

Titik 80

17 persentase jumlah izin TPS limbah B3

Jumlah ijin TPS Limbah B3 Ijin 10

18 tindak lanjut pengaduan masyarakat terhadap

pencemaran masyarakat dan terbinanya pelaku usaha limbah b3

Jumlah Pengaduan Masyarakat yang ditindak lanjuti

Pengadu an

10

19 Tersedianya jasa surat menyurat

Lancarnya pelaksanaan tertib administrasi perkantoran

% 100

20 Pembayaran telpon, air, dan listrik

Lancarnya pelaksanaan tertib administrasi perkantoran

% 100

21 Tersedianya jasa kebersihan kantor

Lancarnya pelaksanaan tertib administrasi perkantoran

% 100

22 Jumlah dan Jenis alat tulis kantor yang disediakan

Lancarnya pelaksanaan tertib administrasi perkantoran

% 100

23 Tersedianya barang cetakan dan penggandaan

Lancarnya pelaksanaan tertib administrasi perkantoran

% 100

24 Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor

Lancarnya pelaksanaan tertib administrasi perkantoran

% 100

25 Tersedianya bahan bacaan dan peraturan perundang undangan

Lancarnya pelaksanaan tertib administrasi perkantoran

% 100

26 Tersedianya makanan dan minuman

Tersedianya makan minum harian pegawai rapat tamu

% 100

27 Lancarnya Pelaksanaan Tertib Administrasi Perkantoran

Terlaksananya rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah

% 100

28 Tersedianya jasa NON PNS Lancarnya pelaksanaan tertib administrasi perkantoran

% 100

29 Terpeliharanya Peralatan Gedung Kantor

terpenuhinya pemeliharaan dan pengadaan sarana dan

prasarana perkantoran

% 100

30 Terpeliharanya peralatan gedung Kantor

Jumlah Peralatan Gedung Kantor dengan Kondisi Baik

% 100

31

Pengadaan meubeler

Terpenuhinya pemeliharaan dan pengadaan sarana dan

prasarana perkantoran

% 100

32 Gedung Kantor Yang dipelihara

terpenuhinya pemeliharaan dan pengadaan sarana dan

prasarana perkantoran

% 100

33 Terpeliharanya Mobil Jabatan Kondisi Mobil Layak Jalan % 100

34 Terpeliharanya Kendaraan Dinas

(36)

LAKIP DLH

2019

36

3.B. CAPAIAN KINERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2019

3.B.1. Meningkatnya Kualitas Lingkungan

Sasaran Meningkatnya kualitas lingkungan dipilih dengan maksud

bahwa kualitas lingkungan hidup Indonesia merupakan salah satu isu yang sangat penting sebagai dampak pertumbuhan ekonomi maupun peningkatan jumlah penduduk. Kementerian Lingkungan Hidup mengembangkan suatu indeks lingkungan berbasis provinsi sejak Tahun 2009 yang memberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi lingkungan pada periode tertentu. Indeks ini diterjemahkan dalam angka apakah kualitas lingkungan berada dalam kondisi baik atau sebaliknya.

Pada IKLH 2009 hingga 2011 dilakukan penyempurnaan dengan melakukan perubahan titik acuan dan metode perhitungan. Sebagai pembanding atau target untuk setiap indikator adalah standar atau ketentuan yang berlaku berdasarkan peraturan perundangan yang dikeluarkan oleh pemerintah, seperti ketentuan tentang baku mutu air dan baku mutu udara ambien. Selain itu dapat digunakan juga acuan atau referensi universal dalam skala internasional untuk mendapatkan referensi ideal (Benchmark).

Pada tahun 2012–2014 dilakukan pengembangan metodologi dengan melakukan pembobotan untuk menghasilkan keseimbangan dinamis antara isu hijau (green issues) dan isu coklat (brown issues).

Isu hijau adalah semua aktivitas pengelolaan lingkungan hidup yang bersumber dari pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Isu coklat adalah aktivitas pengelolan lingkungan hidup yang berkaitan dengan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.

Tahun 2016–2017 dilakukan penyempurnaan kembali dengan pengembangan metodologi perhitungan IKA. Pada periode ini status mutu air yang digunakan adalah status mutu air kelas I Peraturan Pemerintah (PP) No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Selain itu dilakukan penyempurnaan metodologi perhitungan IKTL dengan mempertimbangkan aspe konservasi dan aspek rehabilitasi

(37)

LAKIP DLH

2019

37 berdasarkan perubahan tutupan lahan/hutan, serta karakteristik wilayah secara spasial. Indikator/parameter yang dipergunakan:

a. Luas tutupan hutan (Forest cover index) dan perubahan tutupan hutan (Forest performance index)

b. Kondisi tutupan tanah (Soil condition index). Indeks ini terkait dengan parameter C (tutupan lahan) dalam perhitungan erosi dan air limpasan c. Konservasi sepadan sungai/danau/pantai (Water health index). Kondisi

tutupan lahan di kanan kiri sungai (ekosistem riparian)

d. Kondisi habitat (Land habitat index). Tingkat fragmentasi hutan/habitat. Penyusunan indeks kualitas lingkungan ini terkait erat dengan kebutuhan sasaran pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan dalam RPJMD yang memuat sasaran strategis yaitu meningkatnya kualitas lingkungan. Kerangka indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) adalah pengembangan dari konsep yang dikembangkan oleh Virginia Commonwealth University (VCU) dan BPS dengan menggunakan kualitas sungai, kualitas udara, tutupan lahan sebagai indicator Cara menentukan realisasi indikator menggunakan hasil perhitungan nilai indeks kualitas air dan indeks kualitas udara yang mengacu pada baku mutu atau standar yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (Baku Mutu Air dan Baku Mutu Udara Ambien).

3.B.1.A. Indeks Pencemaran (Kualitas) air a. Penentuan Target

Kualitas Air, terutama air sungai mempunyai peranan yang sangat strateging dalam kehidupan manuaia dan mahluk hidup lainnya, karena dijadikan sebagai sumbert air minum dan sumber air baku untuk kebutuhan lainnya seperti industri, pertanian, pembangkit tenaga listrik dan bahkan dijadikan tempat pembuangan Limbah sehingga menjadi tercemar dan kualitasnya semakin menurun.

Perhitungan indeks kualitas air dilakukan berdasarkan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman

(38)

LAKIP DLH

2019

38 Penentuan Status Mutu Air dengan metode indeks pencemaran (Pollution Index – PI)

Evaluasi terhadap nilai PI adalah :

0 ≤ PIj ≤ 1,0 memenuhi baku mutu (kondisi baik) 1,0 < PIj ≤ 5,0 cemar ringan

5,0 < PIj ≤ 10 cemar sedang PIj > 10 cemar berat

(39)

LAKIP DLH

2019

39 b. Pelaksanaan Kegiatan

Pemantauan Kualitas Air dilakukan melalui pemantauan sungai menggunakan metodologi pemantauan Composite Sample. Setiap sungai dipantau 3 titik yaitu hulu, tengah dan hilir dan dilakukan 5 kali periode pemantauan dalam 1 tahun. Masing-masing titik pemantauan diasumsikan sebagai 1 (satu) data dan akan memiliki status mutu air. Data hasil pemantauan kemudian dilakukan perhitungan indeks pencemaran setiap sampel untuk 15 parameter yaitu suhu, TDS, TSS, DHL, Turbidity, pH, Kesadahan, Klorida, DO, BOD, COD, Amonia, Mn,Fe.Nitrat.

Table : 3.2.

Hasil pemantauan Kualitas Air di Kota Banjarbaru Tahun 2019 No Uraian Kegiatan Target semester 1 Realisasi Realisasi semester II Prosentase

1 Pemantauan dan pengukuran kualitas air 15 titk 15 Titik 15 titik 100%

(40)

LAKIP DLH

2019

40 Tabel : 3.3

Hasil Perhitungan Pemantauan Kualitas Air Di Kota Banjarbaru Tahun 2019 dengan Semua Parameter

No. Lokasi Koordinat Nilai

Indeks Status Mutu

1. Sungai Basung Hulu S 03°29’41,1” E 114°51’05,2” 3,719175 CemaranRingan Tengah S 03°30’07,9” E 114°51’01,7” 6,331377 CemaranSedang Hilir S 03°30’55,1” E 114°48’42,2” 11,66446 CemaranBerat 2. Sungai Kemuning Hulu S 03°27’26,5” E 114°51’27,3” 3,999462 CemaranRingan Tengah S 03°26’33,0” E 114°49’06,9” 4,838976 CemaranRingan Hilir S 03 o26’16,9” E 114o48’21,1” 4,709428 CemaranRingan 3. Sungai Durian Hulu S 03º26’23,9” E 114o50’14,3” 3,731603 CemaranRingan Tengah S 03 o26’06,7” E114o50’15,3” 7,094064 CemaranSedang Hilir S 03°25’52,7” E114°50’14,3” 5,061025 CemaranSedang 4. Sungai Gt. Payung Hulu S 03 o27’07,7” E114o48’36,1” 4,23987 CemaranRingan Tengah S 03 o26’50,9” E 114o48’18,7” 4,341932 CemaranRingan

(41)

LAKIP DLH

2019

41 Hilir S 03 o26’14,0” E 114o47’32,8” 4,684673 CemaranRingan 5. Sungai Tonhar Hulu S 03º26’14,4” E 114º44’46,4” 6,163478 CemaranSedang Tengah S 03º26’33,0” E 114º44’12,5” 5,85718 CemaranSedang Hilir S 03º27’06,8” E 114º43’56,5” 5,559408 CemaranSedang 6. Irigasi (sumber air

baku)

S 03°25’46,1”

E114°50’21,8” 4,7036669 CemaranRingan Sumber: Data primer yang diolah, 2019

Tabel : 3.4

Hasil Perhitungan Pemantauan Kualitas Air Di Kota Banjarbaru Tahun 2019 dengan Metode Indeks Pencemaran (IP)

No. Lokasi Koordinat Nilai IP Status Mutu

1. Sungai Basung Hulu S 03°29’41,1” E 114°51’05,2” 2,472281 CemaranRingan Tengah S 03°30’07,9” E 114°51’01,7” 6,502388 CemaranSedang Hilir S 03°30’55,1” E 114°48’42,2” 5,836005 CemaranSedang 2. Sungai Kemuning Hulu S 03°27’26,5” E 114°51’27,3” 3,828258 CemaranRingan Tengah S 03°26’33,0” E 114°49’06,9” 3,463039 CemaranRingan Hilir S 03 o26’16,9” E 114o48’21,1” 2,92014 CemaranRingan 3. Sungai Durian

(42)

LAKIP DLH

2019

42 Hulu S 03º26’23,9” E 114o50’14,3” 2,485676 CemaranRingan Tengah S 03 o26’06,7” E114o50’15,3” 7,219405 CemaranSedang Hilir S 03°25’52,7” E114°50’14,3” 2,589216 CemaranRingan 4. Sungai Gt. Payung Hulu S 03 o27’07,7” E114o48’36,1” 3,046547 CemaranRingan Tengah S 03 o26’50,9” E 114o48’18,7” 4,090894 CemaranRingan Hilir S 03 o26’14,0” E 114o47’32,8” 3,129541 CemaranRingan 5. Sungai Tonhar Hulu S 03º26’14,4” E 114º44’46,4” 4,704861 CemaranRingan Tengah S 03º26’33,0” E 114º44’12,5” 5,054545 CemaranSedang Hilir S 03º27’06,8” E 114º43’56,5” 3,815733 CemaranRingan

Tabel: 3.5 Indeks Kualitas Air (indeks pencemaran air) dengan metode Indeks Pencemaran (IP) Kota Banjarbaru 2019

Sumber: Data primer yang diolah, 2019

No Status Jumlah Persen Bobot Nilai

1 Memenuhi 0 0,00 70 0,00

2 Ringan 11 0,73 50 36,67

3 Sedang 4 0,27 30 8,00

4 Berat 0 0,00 10 0,00

Gambar

Table 2.2 matrik indikator kinerja  No  Misi II  Tujuan  Sasaran  Indikator
Tabel 3.10 : Penetapan Kinerja, Realisasi dan capaian Tahun 2019 kualitas  Lingkungan Kota Banjarbaru
Tabel 3.10 : Penetapan Kinerja, Realisasi dan capaian Tahun 2019 Indek  kualitas Lingkungan Hidup  Kota Banjarbaru
Table 3.14 Data Bank sampah di kota Banjarbaru
+7

Referensi

Dokumen terkait

92 bahwa nilai kappa tertinggi (Kappa = 0,77) ditunjukkan antara kelompok analisis B ( kelompok yang diwakili oleh kelompok umur anggota rumahtangga) dan kelompok D

Di tengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia, pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui Corporate Social

Secara fisik tampak pula bahwa populasi Alor menunjukkan kesamaan dengan populasi dari Papua .1 Penelitian lain 6,7 yang men- dasarkan pada analisis komposisi percampuran

Basil Pertanian, laboratorium Bangszl Percontohzn Pengolahan Basil Fertanian dan laboratorium k a a t lenelitian dan Pengem- bangan Teknologi Pangan, Institut Pertanian

Atas kelebihan pembayaran pajak selain yang dimaksud sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Pasal 17B, Pasal 17C, atau Pasal 17D juga atas Kelebihan pembayaran

Mulailah membuka bisnis kecil‐kecilan dengan jadi pemasok maupun agen resmi dari Cv.Surga Bisnis ﴾Surga Pewangi Laundry﴿.. BERIKUT INI PANGSA PASAR  PRODUK

Padahal, gerakan Paderi telah berperan dalam menciptakan paham keagamaan masyarakat Islam perbatasan utara Minangkabau yang cenderung puritan dalam paham keagamaan, lebih

Dampak pemoderasi pada hubungan antara keadaan psikologis kritis dan variabel outcomes didasarkan pada argumen bahwa individu dengan GNS lebih tinggi akan