• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Permainan Bolavoli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Permainan Bolavoli"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Permainan Bolavoli a. Pengertian Permainan bola voli

Bolavoli merupakan suatu olahraga permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu yang dipisahkan dengan net. Masing-masing regu memiliki enam orang pemain dengan menggunakan lapangan yang berbentuk segi empat panjang dan ditengah-tengah lapangan dibentangkan pemisah yaitu bernama net. Permainan ini dapat dimainkan didalam ruangan ataupun diluar ruangan yang terbuka. Dalam permainan bolavoli yaitu setiap regu mampu mempertahankan bola untuk tetap tidak menyentuh tanah didalam lapangan area sendiri dan melompatkan bola melewati atas net sampai bola jatuh menyentuh tanah didalam lapangan area lawan melalui teknik-teknik dasar bermain bolavoli dengan tujuan untuk mendapatkan skor.

Pengertian bolavoli menurut Nuril Ahmadi (2007:19), bahwasannya “Bolavoli merupakan olahraga permainan kompleks yang tidak mudah dimainkan oleh setiap orang”. Permainan bolavoli dimainkan dilapangan segi empat dengan ukuran panjang 18 meter dan lebar 9 meter. Ditengah lapangan diberi pembatas yaitu net untuk membagi dua panjang tersebut. Lebar jaring net 90 cm dengan ketinggian 2,3 meter bagi putra dan bagi putri dengan ketinggian 2,2 meter, yaitu garis serang sebatas 3 meter dari net, dan selebihnya sebagai daerah pertahanan bagian belakang. Para pemain berputar searah jarum jam setiap pemain melakukan permulaan servis.

Tujuan dari permainan bolavoli adalah melewatkan bola diatas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan.

Pada dasarnya permainan ini seperti halnya permainan lainnya yaitu di awali dengan pelaksanaan servis. Servis ini merupakan suatu upaya pemain dalam menyajikan bola didalam suatu permainan. Setelah servis diterima, maka akan dilanjutkan dengan pasing dan diselesaikan dengan pelaksanaan smash. Suatu regu atau tim yang akan menerima smash akan segera membangun benteng pertahanan dengan melakukan blok (bendungan).

(2)

Pergerakan bola diupayakan dengan cara dipantulkan melewati atas net (jaring) menjadi daya tarik tersendiri dalam permainan bolavoli.

Dalam perkembangannya, sekarang permainan bolavoli telah menjadi olahraga kompetitif resmi yang selalu diperlombakan dalam setiap pesta olahraga. Orientasi pembinaannya lebih mengarah pada pencapainya prestasi, akan tetapi nilai rekreasi tidak akan hilang bahkan akan selalu meningkat.

b. Teknik Dasar BolaVoli

Teknik dasar bolavoli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah dilakukan oleh setiap orang.Sebab, dalam permainan bolavoli di butuhkan gerak koordinasi yang benar untuk dapat melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan bolavoli.

Teknik dasar bermain bolavoli merupakan faktor yang sangat penting karena mempengaruhi kelancaran permainan, bukan pencapaian prestasi. Adapun yang dimaksud dengan teknik dasar permainan bolavoli menurut M.Yunus (1992:38) bahwa, ”Teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal. Seperti yang telah dikemukakan oleh Sunardi dan Kardiyanto (2011), pentingnya penguasaan teknik dasar permainan bolavoli mengingat beberapa hal sebagai berikut:

1) Hukuman terhadap pelanggaran peraturan permainan yang berhubungan dengan kesalahan dalam melakukan teknik.

2) Karena terpisahnya tempat antara regu satu dengan regu yang lain, sehingga tidak terjadi adanya sentuhan badan dari pemain lawan, maka pengawasan wasit terhadapp kesalahan teknik akan lebih seksama

3) Banyak unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan teknik, antara lain : membawa bola dan pukulan rangkap.

4) Permainan bolavoli adalah permainan cepat, artinya waktu untuk memainkan bola sangat terbatas, sehingga penguasaan teknik yang tidak sempurna akan memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan teknik yang lebih besar.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar bolavoli merupakan suatu gerakan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bolavoli. Banyak manfaat yang di peroleh jika seorang pemain menguasi teknik dasar bermain bolavoli, yaitu terhindar dari hukuman kesalahan teknik. Mengingat pentingnya peranan penguasaan teknik dasar bolavoli, maka setiap pemain

(3)

harus menguasai agar dapat meningkatkan penampilannya baik secara individu maupun tim. Adapun bentuk dan ukuran lapangan bolavoli sebagai berikut:

Gambar 1. Bentuk dan Ukuran Lapangan Bolavoli (http.revasportcommunity.blogspot.com)

Agar dapat bermain bolavoli dengan baik, ada berbagai macam teknik yang harus dimiliki dan di pelajari.

2. Passing a. Pengertian Passing Bolavoli

Passing adalah awal sentuhan bola atau usaha yang dilakukan seorang pemain untuk memainkan bola yang datang didalam daerahnya sendiri dengan menggunakan cara tertentu untuk dimainkan oleh teman seregunya yang biasanya di sebut dengan pengumpan (tosser) untuk diumpankan ke smasher sebagai serangan ke regu lawan. Menurut Sunardi dan Kardiyanto (2013:23) bahwa,”Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan tenik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan”.

Passing dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu passing atas dan passing bawah. Passing dari bawah digunakan apabila bola yang datang dibawah ketinggian dada, sedangkan passing atas digunakan apabila bola yang datang di atas ketinggian dada. Adapun cara melakukan passing bawah dan atas sangat berbeda. Yang paling dominan membedakan antara kedua teknik tersebut yaitu ,passing bawah tidak menggunakan jari-jari tangan, akan tetapi passing atas menggunakan jari-jari tangan saat melakukannya.

(4)

Dari kedua passing diatas memiliki tujuan yang berbeda, passing bawah di lakukan dengan tujuan sebagai persiapan untuk melakukan umpan kepada pengumpan, sedangkan passing atas dilakukan dengan tujuan untuk persiapan melakukan serangan. Biasanya passing atas digunakan pengumpan untuk memberikan bola kepada smasher.

Prinsip dasar bermain bolavoli yaitu seorang pemain bolavoli untuk memainkan yang bertujuan untuk mengumpan kepada teman seregunya di mainkan dilapangan permainan sendiri.

Hal senada pasing dalam permainan bolavoli menurut Sunardi dan Kardiyanto (2013:24-38) dibagi menjadi 2 (dua) spesifikasi, yaitu :

a) Passing bawah

Berdasarkan batasan passing diatas dapat dirumuskan passing bawah adalah teknik dasar permainan bolavoli dengan menggunakan kedua lengan bawah yang untuk mengoperkan bola kepada teman seregunya untuk dimainkan diarea lapangan sendiri dan bertujuan sebagai awal untuk melakukan serangan awal pada regu lawan.

b) Passing atas

Passing merupakan operan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. Oleh karena itu, menguasai teknik dasar passing bolavoli diantaranya pasing atas merupakan faktor yang penting dan harus dipahami serta dikuasai dengan benar.

b. Servis (Serve)

Menurut Dieter Beutelstahl (2013:8), “Servis merupakan sentuhan pertama dengan bolas”. Sedangkan menurut, Sunardi dan Kardiyanto (013:), “Suatu Upaya memasukkan bola ke daerah lawan dengan cara memukul bola menggunakan satu tangan atau lengan oleh pemain baris belakang yang dilakukan di daerah serve”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa servis merupakan tindakan memukul bola yang dilakukan dibelakang garis lapangan permainan (daerah sevis) dengan syarat melampaui rintangan atau jaring net ke daerah lapangan lawan. Ada 2 (dua) jenis servis dan petunjuk mengenai cara melakukan yang di ungkapkan Sunardi dan Kardiyanto (2013:14) yaitu :

(5)

(1) Pemain berdiri menghadap net, kaki kiri didepan kaki kanan, lengan kiri dijulurkan ke depan memegang bola (untuk pemain dominan menggunakan tangan kanan) bagi yang menggunakan dominan tangan kiri sebaliknya.

(2) Bola dilempar rendah ke atas, berat badan bertumpu pada kaki belakang, lengan yang diatas digerakkan ke belakang dan diayunkan ke depan dan memukul bola. (3) Sementara berat badan dipindah ke kaki sebelah depan.

(4) Bola dipukul dengan telapak tangan terbuka, pergelangan tangan kaku dan kuat. (5) Gerakan akhir adalah memindahkan kaki yang dibelakang ke depan.

Gambar 2. Rangkaian gerakan servis tangan bawah. (Sunardi dan Kardiyanto, 2013:40)

b) Servis atas kepala

(1) Pemain berdiri dengan kaki kiri berada lebih ke depan dan ke dua lutut agak ditekuk. Tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola, tangan kiri menyangga bola sedangkan yang kanan memegang bola bagian atas bola.

(2) Bola dilambungkan dengan tangan kiri ke atas sampai ketinggian kurang lebih 1 meter diatas kepala didepan bahu, dan telapak tangan kanan segera ditarik ke belakang atas kepala dengan telapak menghadap ke depan, berat badan dipindahkan.

(3) Setelah tangan berada dibelakang atas kepala dan bola berada sejangkauan tangan pemikul, maka bola segera dipukul dengan telapak tangan, lengan harus tetap lurus dan seluruh tubuh ikut bergerak.

(4) Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan pergelangan tangan, berat di pindahkan ke kaki bagian depan, gerakan lengan terus dilanjutkan ke samping melewati paha yang lainnya.

(6)

Gambar 3. Rangkaian gerakan servis atas kepala. (Sunardi dan Kardiyanto, 2013:17)

c. Spike (Smash)

Spike (smash) merupakan melompat dengan mengangkat satu tangan ke atas kepala, kemudian memukul bola yang sedang melambung diudara melewati net ke arah area lawan sehingga bola tersebut akan jatuh diarea lawan dengan keras dan cepat. Selain dibutuhkan tenaga yang prima dan teknik yang baik, ketajaman kemampuan spiker dalam membaca situasi dilapangan sangat di perlukan.

Gerak pelaksanaan smash dilakukan dengan memukul bola yang sedang melambung tinggi melebihi tingginya net. Gerakan memukul dilakukan sambil meloncat. Smash merupakan teknik menyerang utama dalam permainan bola voli.

Berdasarkan pelaksanaan gerakannya, teknik smash dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut merupakan rangkaian gerak yang berkesinambungan. Menurut Soedarwo, Soeyati R., dan Sunardi (1996: 8) berdasarkan identifikasi gerakannya, dasar pokok teknik smash yang harus di pelajari meliputi :

a) Perubahan sikap dan posisi sikap dan posisi penerimaan ke sikap dan posisi untuk melakukan awalan.

b) Melakukan awalan. c) Take-off dan meloncat.

d) Ayunan lengan ke atas dan memukul.

b) Landing dan bergerak ke sikap dan posisi permainan lebih lanjut.

Sedangkan menurut M. Yunus (1992: 108) mengemukakan bahwa: Smash merupakan teknik yang mempunyai gerakan yang komplek yang terdiri dari:

a) Langkah awalan untuk meloncat. b) Tolakan untuk meloncat ke atas net.

c) Memukul bola saat melayang di atas udara. d) Saat mendarat kembali setelah memukul bola.

(7)

Gambar 4. Saat Menolak untuk Melakukan Loncatan (Theo Kleinmen & Dieter Kruber, 1984: 80)

d. Block (Bendungan)

Menurut M. Yunus (1992:119), “Block (Bendungan) merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan lawan”. Menurut Muhajir (2004:24-38) mengemukakan bahwa:

Block (Bendungan) sangat erat sekali dengan teknik bertahan yang di lakukan diatas net, keberhasilan Block dapat ditentukan loncatan yang tinggi dan kemampuan menjangkau lengan pada bola yang sedang dipukul lawan. Block dapat dilakukan oleh satu, dua, atau tiga pemain tergantung kualitas pemain lawan, dan Block dapat dilakukan secara aktif dan pasif

Berdasarkan pengertian keterampilan teknik dasar diatas dapat di simpulkan bahwa prinsip dasar bermain bolavoli yaitu bola harus selalu di pukul dengan memvoli (dipantulkan) dan bola harus dimainkan sebelum bola menyentuh lantai lapangan dengan seluruh anggota badan.

Dasar bermain bolavoli adalah bola dimainkan tiga kali berturut-turut secara bergantian.

Ada 2 (dua) jenis block (bendungan) yang dipaparkan oleh Sunardi dan Kardiyanto (2013:44) yaitu :

a) Block slide step (langkah samping)

(1) PengeBlock berdiri didepan net dengan kedua tangan diangkat dan kedua telapak tangan terbuka menghadap lawan, minimal berada di depan wajah lawan. (2) Menuju titik sasaran (ke samping kanan atau ke kiri) dengan langkah

menyamping satu langkah atau dua langkah menuju titik lompat. b) Block cross step (langkah silang)

(1) PengeBlock berdiri didepan net dengan kedua tangan diangkat dan telapak tangan terbuka menghadap lawan, minimal berada didepan wajah lawan.

(2) Menuju titik sasaran (ke samping kanan atau ke kiri) dengan langkah menyilang satu atau dua langkah menuju titik lompat.

(8)

Gambar 5. gerakan Block (Bendungan) perorangan (Sunardi dan Kardiyanto, 2013:45)

3. Passing Bawah BolaVoli a. Pengertian Passing Bawah BolaVoli

Passing bawah merupakan teknik pada permainan bolavoli yang mendasar, passing bawah digunakan sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. Tanpa passing bawah maka permainan bolavoli tidak akan berjalan dengan lancar atau tidak akan terciptanya serangan yang baik. Passing bawah dilakukan dengan cara memukul bola dari bawah dengan perkenaan pada lengan.

Passing bawah menurut Nuril Ahmadi (2007:23) adalah, ”Teknik memainkan bola dengan sisi lengan bawah bagian dalam baik dengan menggunakan satu ataupun dua lengan secara bersamaan”. Kegunaan dari passing bawah bolavoli antara lain untuk menerima bola servis, menerima bola smash atau serangan dari lawan.

Passing bawah merupakan salah satu teknik passing bolavoli yang memiliki keuntungan yang lebih baik jika dibandingkan dengan teknik passing atas terutama pada bola-bola yang cepat dan kencang. Passing bawah merupakan teknik passing yang sangat efektif untuk menerima bola servis atau smash. Gerakan passing bawah lebih sederhana dan lebih aman dibandingkan passing atas.

b. Pelaksanaan Teknik Passing Bawah BolaVoli

Secara teknik gerakan passing bawah dapat dibagi menjadi 3 tahapan atau fase, yaitu persiapan (sikap permulaan), pelaksanaan (sikap perkenaan) dan gerak lanjutan (sikap akhir). Pelaksanaan passing bawah dilakukan didepan badan setinggi perut ke bawah.)Kosasih,1992:38). Secara rinci mengenai pelaksanaan masing-masing tahapan teknik gerakan pasing bawah adalah sebagai berikut :

(1) Sikap Permulaan :

Badan dalam sikap setimbang labil, lengan diulurkan ke depan bawah, siku tidak ditekuk(sudut antara lengan badan kira-kira 45 derajat).(Kosasih,1992:38)

Menurut Beutelstahl (2007:17), kaki yang satu didepan kaki yang lain, kedua kaki dengan jarak kira-kira selebar kedua paha. Kedua lutut ditekuk sedikit ,sehingga tubuh bagian atas membungkuk sedikit ke depan, kedua lengan ditekuk sedikit didepan tubuh.

(9)

Gambar 6. Sikap Pekenaan Bola

(2) Saat perkenaan :

Perkenaan bola dengan bagian sebelah atas pergelangan tangan kearah ibu jari (bagian proksimal pergelangan tangan).(Kosasih, 1992:38)

Menurut Beutelstahl (2007:18), tubuh harus siap dibelakang bola sehingga menghadap laju bola. Dengan meluruskan ke dua kaki. Pemain menerima bola dibagian dalam kedua lengan bagian bawah, kemudian menggalinya sesuai dengan arah yang dituju (maksud menggali adalah melakukan gerakan seakan-akan menyodok bola ke atas), ke dua lengan tetap lurus selama memukul bola. Ke dua bahu bergerak ke depan supaya pemain tidak terpengaruh oleh pantulan bola, yang dapat menyebabkan tubuh kita tidak seimbang.

Lengan yang siap pukul harus lurus dan sedikit ditegangkan dengan siku tidak ditekuk diayun ke atas bola. Aturlah gerakan lengan ini hingga arah bola tegak lurus pada bidang perkenaan, sehingga bola akan terpantul sempurna.(Kosasih,1992:38)

Gambar 7. Gerak Pelaksanaan

(10)

Setelah perkenaan bola, gerakan diLanjutkan dengan melangkah kaki ke depan, selanjutnya ambil sikap permulaan

Pandangan mengikuti arah bola. Kemudian segera mengambil posisi berikutnya, mempersiapan diri menerima pukulan musuh. Untuk lebih jelasnya berikut ini di sajikan ilustrasi rangkaian pelaksanaan pasing bawah sebagai berikut:

Gambar 8. Gerak Lanjutan

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, teknik passing bawah bolavoli terdiri dari tiga bagian yaitu, sikap permulaan, gerakan pelaksanaan, dan gerak lanjutan. Dari ketiga teknik passing bawah bolavoli tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dan harus di koordinasikan secara baik dan harmonis tidak diputus-putus pelaksanaannya. Untuk mendapatkan passing bawah yang baik dan benar, maka teknik-teknik passing bawah tersebut harus dikuasai dengan baik dan benar agar kualitas hasil passing bawah menjadi sempurna. Untuk lebih jelasnya, ketiga gerakan passing bawah tersebut apabila digabung dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

(11)

Di dalam permainan bolavoli, memainkan bola dengan teknik passing bawah ada kalanya harus dilakukan dengan satu tangan, yang mana posisi bola tidak memungkinkan untuk dipassing dengan dua tangan. Dalam hal ini biasanya bola jatuh dari posisi pemain baik disamping atau didepan. Berikut akan di kemukakan beberapa teknik passing bawah dengan satu tangan .

c. Passing Bawah dengan satu tangan sambil menjatuhkan diri ke samping.

Teknik ini dilakukan apabila bola akan jatuh jauh disamping pemain, hingga hanya memungkinkan dijangkau dengan satu tangan. Adapun prinsip gerak teknik passing bawah dengan satu tangan kesamping adalah :

a. Sikap menunggu dengan lutut ditekuk. b. Kaki di langkahkan melebar kearah samping.

c. Bola di pukul dengan sisi atas lengan bawah.Tubuh atas bertumpu pada lutut yang di tekuk.

d. Kemudian bergulir ke samping dengan tumpuan berturut-turut pada paha, pantat, punggung, bahu.

Gambar 10. Passing Bawah dengan satu tangan sambil menjatuhkan diri ke samping.

(12)

d. Passing bawah dengan satu tangan sambil menjatuhkan diri ke depan

Teknik ini dilakukan dengan teknik menjangkau bola ke depan atau dengan gerakan diving, karena bila akan jatuh jauh didepan pemain dan tidak mungkin dikembalikan dengan passing bawah biasa. Urutan gerak teknik passing bawah dengan satu tangan sambil menjatuhkan diri ke depan adalah sebagai berikut :

a. Meloncat dengan bertumpu pada satu kaki.

b. Menerpa dengan gerakan mendatar ke depan, bola dipukul dengan punggung tangan ke atas.

c. Menyentuh lapangan permainan dengan punggung tangan.

d. Tangan mendorong sehingga dada, perut, dan paha meluncur di lantai sementara betis ditekuk ke atas

Gambar 11. Passing bawah dengan satu tangan sambil menjatuhkan diri ke depan

(Dieter Beutelstahl, 2013:38)

e. Kesalahan dalam melakukan passing bawah bolavoli

Kemungkinan beberapa kesalahan pada saat melakukan pasing bawah menurut Sunardi dan Kardiyanto(2013:26) diantaranya :

(13)

(1) Kurangnya memperhatikan servis lawan. (2) Kurangnya cepat mengikuti arah jatuhnya bola.

(3) Melakukan pasing pada waktu pemain masih dalam posisi bergerak atau tidak siap.

(4) Membiarkan bola memantul dengan gerakan lengan tanpa dibantu dengan kekuatan lengan.

(5) Berat badan tidak digerakkan sesuai dengan teknik dasar.

(6) Hanya mempergunakan kekuatan lengan dari bahu ke bawah tanpa mengikutsertakan kekuatan kedua kaki.

(7) Siku ditekuk sewaktu melakukan kontak dengan bola.

(8) Tidak menekan ke dua pergelangan tangan ke bawah sehingga kedua lengan bawah tidak mempunyai kekuatan.

(9) Lengan di biarkan menggantung (10) Kurangnya konsentrasi.

4. Passing Atas a. Pengertian Passing Atas Bolavoli

Pasing atas merupakan salah satu teknik yang sering digunakan sebagai umpan (set-up) untuk menyajikan bola dalam melakukan smash. Agar teman seregu dapat memainkan atau melakukan serangan dengan baik terhadap lawannya, maka teknik pasing atas tersebut harus dilakukan dengan baik dan tepat. Passing atas yang baik dan tepat akan memberikan kemudahan bagi temannya dalam memainkan bola atau melakukan serangan sehingga hasilnya lebih sempurna. Untuk dapat melakukan pasing atas dengan baik dan benar, pemain harus menguasai teknik gerakan dengan benar.

Passing atas merupakan satu pola gerakan yang dirangkaikan secara baik dan harmonis agar pasing atas yang dilakukan menjadi lebih baik dan sempurna. Untuk mencapai hal tersebut seorang siswa harus menguasai teknik pasing atas. Cara melakukannya adalah jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada dimuka setinggi hidung. Sudut antara siku dan badan kurang lebih 45 derajat. Bola disentuhkan dengan cara meluruskan kedua kaki dengan lengan.

Dalam melakukan passing atas perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Menyentuh bola dengan bagian dalam jari.

(14)

c. Pergelangan tangan ditekuk ke belakang dan siku-siku di tekuk ke samping agar dapat menahan bola dengan ibu jari dan jari-jari.

d. Dorong bola ke atas dengan jari-jari dan pergelangan tangan di pegaskan. Secara rinci mengenai pelaksanaan masing-masing tahapan teknik gerakan pasing atas adalah sebagai berikut :

(a) Tahap persiapan

(1) Bergerak kearah datangnya bola, tepat dibawahnya. (2) Siapkan posisi.

(3) Bahu sejajar sasaran. (4) Kaki merenggang santai.

(5) Bengkokkan sedikit lengan, kaki dan pinggul. (6) Tahan tangan 6 atau 8 inci didepan pelipis. (7) Tahan tangan didepan pelipis.

(8) Melihat melalui jendela yang dibentuk tangan. (9) Ikuti bola kesasaran.

Gambar 12. Sikap persiapan

(b) Tahap Pelaksanaan

(1) Terima bola pada bagian belakang bawah.

(2) Terima dengan dua persendian teratas dari jari dan ibu jari. (3) Luruskan lengan dan kaki ke arah sasaran.

(4) Arahkan bola sesuai ketinggian yang diinginkan.

(15)

Gambar 13. Sikap pelaksanaan

(c) Tahap Lanjutan

(1) Luruskan tangan sepenuhnya. (2) Arahkan bola ke sasaran.

(3) Pinggul bergerak maju ke arah sasaran. (4) Bergerak kearah umpan.

Gambar 14. Sikap lanjutan

b. Kesalahan yang sering terjadi pada passing atas

Passing atas merupakan salah satu teknik dasar bolavoli yang lebih sulit di bandingkan dengan passing bawah. Sehingga bagi siswa sekolah sering mengalami kesalahan dalam belajar pasing atas tersebut. Sehingga hal ini berdampak pada hasil yang kurang maksimal. Menurut Ahmadi (2007:28) kesalahan melakukan passing atas antara lain :

(16)

(a) Membuka jari-jari terlalu lebar dan lurus sehingga tidak terbentuk suatu cekungan setengah lingkaran dari jari-jari dan telapak tangan.

(b) Siku terlalu keluar ke samping atau terlalu rapat ke dalam sehingga bentuk cekung jari dan telapak tangan datar.

(c) Pergelangan tangan kurang lentur ke samping dalam sehingga cekungan jari dan telapak tangan kurang sempurna.

(d) Perkenaan bola waktu passing pada ujung jari sehingga kuku sering sobek.

(e) Kurang harmonisnya gerak beraturan antara jari, pergelangan tangan, lengan badan dan kaki.

(f) Jari-jari rapat dan lemas.

(g) Perkenaan bola pada telapak tangan, bukan pada ujung-ujung jari, sehingga terdengar bunyi ”plak” dalam melakukan pasing atas.

5. Hakekat Belajar a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang,termasuk didalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survei memperlihatkan bahwa 82% anak-anak yang masuk sekolah pada usia 5 atau 6 tahun memiliki citra diri yang positif tentang kemampuan belajar merekan sendiri. Tetapi angka tinggi tersebut turun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16 tahun. Konsekuensinya, 4 dari 5 remaja dan orang dewasa memulai pengalaman belajarnya yang baru dengan perasaan ke tidak nyamanan(Nichol,2002:37)

Pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dimiliki siswa dapat diukur dan performnya. Performa ini dapat berupa kemampuan menyebutkan beberapa jenis pukulan dalam permainan bola voli atau bisa juga kemampuan melakukan teknik passing dalam bola voli, dan sebagainya. Jadi, guru dapat mengidentifikasi hasil belajar melalui peforma siswa. Namun demikian, tidak semua perubahan tingkah laku tersebut sebagai hasil belajar. Ada juga perubahan itu yang disebabkan bukan hasil belajar melainkan faktor kematangan. Kedua faktor ini satu sama lain saling mengisi guna meraih hasil belajar yang jauh lebih baik. Jadi, perubahan tingkah laku dalam proses belajar merupakan akibat dari interaksi siswa dengan lingkungannya. Interaksi ini berlangsung secara disengaja. Hal ini terbukti dari adanya tujuan yang ingin dicapai, motivasi untuk belajar dan kesiapan siswa untuk belajar bak secara fisik maupun psikis.

Pengertian belajar dapat kita temukan dalam berbagai sumber atau literatur. Meskipun kita melihat ada perbedaan-perbedaan didalam rumusan pengertian belajar tersebut

(17)

dari masing-masing ahli, namun secara prinsip kita menemukan kesamaan-kesamaannya. Burtoh, dalam sebuah buku “The Guidance of Learning Avtivities” merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara indovidu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.

Menurut pendapat Skinner yang dikutip Dimyati dan Mujiono (2009: 9) bahwa, belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.

Sedangkan menurut pendapat Abdillah yang dikutip Aunurrahman (2010: 35) menyimpulkan dari beberapa ahli pendidikan bahwa, belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

Dimyati dan Mudjiono (2009: 297) mengemukakan bahwa, ”Pembelajaran adalah kegiatan secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.

Guru sebagai salah satu unsur pendidik harus memiliki kemampuan memahami bagaimana peserta didik belajar dan kemampuan mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan bentuk watak peserta didik, karena fungsi utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya belajar dalam diri peserta didik. Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa belajar dan pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dan lingkungan atau pendidik secara terprogram dan terencana dengan penyediaan sumber belajar yang mengakibatkan perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik kemudian didukung dengan adanya latihan dan pengalaman berkaitan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

b. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran yang dilakukan oleh guru agar terjadi proses belajar bagi siswa, sehingga proses pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Prinsip belajar juga memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya

(18)

dilakukan guru agar para siswa dapat berperan aktif didalam proses pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan mendapatkan perubahan yang positif.

Perubahan dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa sehingga perlu di pelajari tentang karakteristik dan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat.

Prinsip-prinsip pembelajaran perlu diperhatikan karena sangat penting bagi seorang guru. Seorang guru perlu menguasai dan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut untuk melaksanakan pembelajaran yang baik agar di peroleh hasil yang optimal. Dimyati dan Mudjiono (2009) berpendapat bahwa:

Prinsip-prinsip belajar yang menentukan terciptanya proses belajar yang baik sebagai berikut :

1) Perhatian dan motivasi

Perhatian menentukan kualitas proses pembelajaran, Gagne dan Berliner mengatakan bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Di samping perhatian, motivasi mempunyai peran penting dalam kegiatan belajar. Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Jadi diharapkan dengan guru menerapkan suatu model pembelajaran yang baik, maka akan memberikan respon positif atau menarik perhatian siswa dan memacu motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik.

2) Keaktifan

Proses kegiatan belajar megajar akan berjalan dengan baik jika siswa sebagai obyek belajar mempunyai keaktifan yang tinggi. Sehingga kegiatan belajar mengajar akan berjalan lancar dan tujuan dari kegiatan pembelajaran pun dapat tercapai. Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa menoleh informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.

3) Keterlibatan langsung

Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar di kemukakan oleh John Dewey dengan “learning by Doing”. Belajar harus dialami melalui keterlibatan langsung. Belajar harus dilakukan siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok dengan cara memecahkan masalah. Dan guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.

(19)

4) Pengulangan

Teori Psikologi Daya yang mengemukakan bahwa melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menaggap, mengingat, mengkhayal, berpikir, dengan mengadakan pengulanggan maka daya-daya tersebut akan berkembang.

5) Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi situasi yang ingin di capai, tetapi selalu terdapat kendala hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik maka bahan ajar harus menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. 6) Balikan dan Penguatan

Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil, apabila hasil yang baik, akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya.

7) Perbedaan Individual

Perbedaan individul ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Pembelajaran yang bersifat klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapa diperbaiki dengan beberapa cara. Antara lain penggunaan metode atau strategi belajar – mengajar yang bervariasi sehingga perbedaan-perbedaan kemampuan siswa dapat terlayani. Juga penggunaan media instruksional akan membantu melayani perbedaan siswa dalam cara belajar.

C. Komponen Pembelajaran.

Menurut Rahyubi (2012:234), dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen yang penting, yaitu :

1) Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalah hal yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran 2) Kurikulum

(20)

Kurikulum adalah sejumlah pengetahuan yang harus diselesaikan siswa guna mencapai suatu tingkatan. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan ,mempunyai kedudukan yang sngat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

3) Guru

Peranan guru tidak hanya sebatas sebagai pengajar tetapi juga pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

4) Siswa

Siswa atau peserta didik adalah seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan di sekolah dibawah bimbingan seorang guru. Siswa adalah subjek dalam pendidikan. 5) Metode

Metode pembelajaran adalah suatu model atau cara yang digunakan untuk melaksanakan suatu aktivitas pembelajaran.

6) Materi pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran itu sendiri. Materi pembelajaran yang menarik memungkinkan partisipasi siswa menjadi tinggi dan sebaliknya.

7) Alat pembelajaran(media)

Media adalah salah satu komponen pembelajaran yang sangat penting karena pembelajaran akan berjalan lebih efeektif jika didukung dengan media, alat pembelajaran atau fasilitas yang sesuai dengan materi yang diajarkan

8) Evaluasi

Evaluasi dalam pembelajaran adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya yang bersangkutan dengan kapasitas siswa guna mengetahui hasil belajar siswa. Bentuk evaluasi di sekolah adalah tes tertulis, tes lisan dan tes praktik.

6. Hasil Belajar a. Pengertian hasil belajar

Menurut pendapat Gagne & Briggs yang dikutip Jamil Suprihatiningrum (2012:37), “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa”. Menurut pendapat Reigeluth yang dikutip Jamil Suprihatiningrum (2012:37), “hasil belajar atau pembelajaran dapat juga

(21)

dipakai sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi) alternatif dalam kondisi yang berbeda”. Menurut pendapat Agus Suprijono (2009:5), “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”. Sedangkan menurut Blom yang di kutip Agus Suprijono (2009:6), “hasil belajar mencangkup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor”.

Berdasarkan pendapat para ahli bahwa pengertian hasil belajar adalah suatu ukuran nilai dari kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui kemampuan yang mencangkup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Perlu diingat hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.

b. Aspek-aspek hasil belajar

Menurut Krathwohl, Bloom & Masia yang dikutip Jamil Suprihatiningrum, (2012:38-45)

1) Aspek kognitif

Kognitif adalah keampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah, seperti pengetahuan komprehensif, aplikatif, sintesis, analisis, dan pengetahuan evaluatif.

2) Aspek afektif

Afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi.

3) Aspek psikomotorik

Psikomotorik mencangkup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik

Tujuan dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik dirumah, sekolah atau belajar dimana pun adalah agar dapat memperoleh hasil belajar yang telah ditetapkan atau bahkan melebihinya sehingga dapat digolongkan menjadi hasil belajar yang baik. Dalam proses memperoleh hasil belajar yang baik, diperlukan metode pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan kondisi dan keadaan kehidupan sehari – hari yang akrab dengan peserta didik ( kontekstual ).

Salah satu tugas pokok seorang guru adalah mengevaluasi taraf keberhasilan rencana pelaksanaan pembelajaran. Untuk dapat melihat sejauh mana taraf keberhasilan guru dan belajar siswa secara tepat dan dapat dipercaya maka di perlukan informasi yang didukung oleh data yang obyektif dan mewadahi tentang indicator perubahan perilaku dan pribadi

(22)

siswa. Hasil belajar digunakan untuk menjadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.

7. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin,yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak ditengah (antara dua pihak). Dalam Webster Dictonary(1960), media adalah segala sesuatu yang terletak di tengah dalam bentuk jenjang atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak atau dua hal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran. AECT(Assosiation of Education and Communication Technology,1997), memberikan batasan media sebagai segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Gerlach&Ely (1980) menjelaskan pula bahwa media adalah grafik, fotografi, elektronik atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses dan menjelaskan informasi lisan atau visual.

Sedangkan menurut Smaldini, dkk (2008) mengatakan bahwa media adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi.

Bertolak dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulakan bahwa media adalah setiap orang,bahan,atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Dari berbagai batasan diatas dapat dirumuskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.

(23)

b. Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Ciri-ciri khusus suatu media pembelajaran berbeda menurut tujuan pengelompokannya. Ciri-ciri media dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan pada indra pengelihatan ,pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Maka, secara umum ciri-ciri media pembelajaran adalah bahwa media itu diraba ,dilihat, didengar dan diamati oleh panca indra. Media pembelajaran dapat digunakan sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, baik didalam maupun diluar kelas. Media pembelajaran

mengandung aspek-aspek alat. Dalam memilih media, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, yaitu :

1. Kejelasan maksud dan tujuan pemilihan tersebut 2. Sifat dan ciri media yang akan dipilih

3. Adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan karena pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan akan adanya alternatif pemecahan yang dituntut oleh tujuan

c. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah suatu cara, alat atau proses yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan. Penggunaan media dalam pembelajaran atau disebut juga pembelajaran bermedia dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian peran serta isi pelajaran.

Proses pemilihan media pembelajaran tidak sama dengan pemilihan buku pegangan dalam pembelajaran. Pemilihan buku pegangan perlu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan siswa yang akan diajar. Sedangkan menurut Wilkinson, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, yakni:

(24)

Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang di rumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kritera yang paling pokok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan dari krteria utama ini .

2. Ketepatgunaan

Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak,maka media film atau video akan lebih tepat.

3. Ketersediaan

Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapat tujuan pembelajaran, media tersebut tidak digunakan jika tidak tersedia. Media merupakan alat mengajar dan belajar peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru.

d. Manfaat Umum Media Pembelajaran

1. Menyeragamkan penyampaian materi. 2. Pembelajaran lebih jelas dan menarik. 3. Proses pembelajaran lebih interaksi. 4. Efisiensi waktu dan tenaga.

5. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.

e. Prinsip Umum Pembuatan Media Pembelajaran 1. Mudah dilihat.

2. Menarik. 3. Sederhana.

4. Bermanfaat bagi pelajar. 5. Benar dan tepat sasaran. 6. Tersusun secara baik,runtut.

f. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran

(25)

2. Gunakan media seperlunya, jangan berlebihan. 3. Penggunaan media mampu mengaktifkan pelajar.

4. Perlu persiapan yang cukup sebelum menggunakan media.

8. Media Audio a. Karakteristik Media Audio

Media audio merupakan suatu media untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima melalui indra pendengaran. Agar media tersebut benar-benar dapat membawakan pesan yang mudah diterima oleh pendengar, harus di gunakan bahasa audio. Secara sederhana bahasa audio adalah bahasa yang memadukan elemen-elemen suara, bunyi dan musik yang mengandung nilai abstrak.

b. Kelebihan media audio :

1. tidak begitu mahal untuk kegiatan pembelajaran.

2. Dapat digunakan untuk pembelajaran kelompok maupun individual

3. Media audio dapat membawakan pesan verbal yang lebih dramatis dari pada media cetak

4. Audio casette tape recorder dapat di bawa kemana-mana dan dapat di gunakan dilapangan dengan batery.

c. Kelemahan media audio :

1. Melalui media audio, dapat mendengarkan urutan penyajian yang tetap, bahkan bila diputar kembali akan terdengar hal yang sama. Tetapi hal ini terkadang membosankan

2. Tanpa ada penyaji yang bertatap muka langsung dengan pelajar, beberapa diantara pelajar kurang memperhatikan penyajian itu.

3. Penentuan cara penyampaian informai dapat menimbulkan kesulitan bila pendengar memiliki latar belakang serta kemampuan mendengar yang berbeda.

4. Tidak dapat diperoleh secara langsung karena hanya ada satu jalur penyampaian informasi.

(26)

9. Media Visual

Media visual juga disebut media pandang, karena seseorang dapat menghayati media tersebut melalui penglihatannya.Media visual ( image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.

Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual ( image ) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi. Dengan demikian media visual dapat di artikan sebagai alat pembelajaran yang hanya bisa dilihat untuk memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan akan isi materi pelajaran.

Media Visual yang bergerak ialah media yang dapat menampilkan atau membiaskan gambar atau bayangan yang dapat bergerak dilayar bias, seperti: bias gambar-gambar yang di tampilkan oleh motion picture film dan loopfilm.

Masing-masing media baik yang bergerak maupun yang tak bergerak di lihat penggunaannya tak lepas dari kelebihan dan keterbatasan yang ada, tergantung pada situasi dan kondisi pengoperasiannya.

a. Kelebihan media visual ,antara lain : 1. Umumnya murah harganya 2. Mudah didapatkan

3. Mudah digunakan 4. relatif tidak mahal.

b. Kelemahan media visual ,antara lain : 1. semata-mata hanya medium visual

2. ukuran gambar sering kali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok besar 3. memerlukan ketersediaan sumber dan ketrampilan,dan kejelian guru.

c. Fungsi Media Visual

Media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol visual. Selain itu, fungsi

(27)

media visual adalah untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan jika tidak divisualkan.

d. Manfaat Media Visual

1. Media visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda tergantung dari factor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi hal

tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke objek langsung yang di pelajari.Maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek yang dimaksud

bisa dalam bentuk nyata, miniature, model, maupun bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.

2. Media visual memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.

3. Media visual dapat menanamkan konsep dasar, yang benar ,konkrit dan realistiskan.

4. Media visual membangkiktan .keinginan dan minat baru

5. Media visual akan mengakibatkan perubahan efektif, kognitif dan psikomotorik 6. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.

10. Media Audio Visual

Pada pembahasan diatas telah dikemukakan media audio yaitu media yang hanya didengar, kemudian berikutnya media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat. Maka di jelaskan tentang media audio visual. Melalui media ini seseorang tidak hanya melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengarkan sesuatu yang divisualisasikan. Dengan karakteristik yang lebih lengkap, media audio visual memiliki kemampuan untuk mengatasi kekurangan dari media audio atau media visual semata.

Jadi media audio visual adalah media yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (pengelihatan), jadi dapat dipandang maupun di dengar suaranya.

(28)

a. Bentuk-bentuk Media Audio Visual

Dalam pembahasan ini akan dipaparkan sebagian dari bentuk media audio visual yang dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelas yaitu:

1. Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media audio pada umumnaya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.

2. Media audio visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik dengan suara.

3. Media audio semi gerak contoh, telewriter, mose, dan media board. 4. Media visual gerak contoh, film bisu

5. Media visual diam contoh microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan, dan sebagainya

6. Media seni gerak

7. Media audio contoh, radio, telepon, tape, disk dan sebagainya 8. Media cetak contoh, televisi (Soedjarwono, 1997: 175).

b. Kelebihan Media Audio Visual

Beberapa kelebihan Media Audio Visual untuk pembelajaran adalah:

1. Memperjelas penyajian pesan agak tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis, atau lisan belaka)

2. Mengatasi perbatasan ruang, waktu, dan daya indra, seperti:

a. Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film atau video.

b. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar.

c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan time line atau high speed phothography.

d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa di tampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.

c. Kelemahan Audio Visual :

(29)

a. Media Audio Visual tidak dapat digunakan dimana saja karena media audio visual cenderung berapa ditempat saja.

b. Apabila guru tidak dapat berpartisipasi aktif maka siswa akan cenderung menikmati visualisasi dan suaranya saja.

c. Biaya pengedaan relatif mahal.

Sumber: http://agung030492.blogspot.co.id/2011/06/media-audio_14.html

d. Prosedur pembuatan video pembelajaran. 1. Persiapan.

Tentukan jenis multimedia yang akan digunakan.

Multimedia yang akan digunakan adalah memakai media presentasi pembelajaran. 2. Inti.

Menentukan tema materi ajar.

Karena yang akan dibahas dalam pembelajaran ini adalah teknik dasar passing bolavoli, maka harus mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan dalam pembuatan video, seperti kamera, bolavoli, lapangan bolavoli, dan net. Untuk menarik perhatian siswa maka model dalam video pembelajaran memakai penulis/pembuat video sendiri. Untuk tahap ini makan dibantu oleh 3 orang, perekam,pengarah,dan pembantu pelempar bola.

3. Akhir.

Menyusun naskah video atau alur cerita, dan editing.

Melakukan gerakan dari persiapan sampai gerakan lanjutan passing bolavoli .adapun susunan percakapan seperti berikut:

- Sikap Permulaan passing bawah :

Badan dalam sikap setimbang labil, lengan diulurkan ke depan bawah, siku tidak ditekuk(sudut antara lengan badan kira-kira 45 derajat).

- Sikap perkenaan

Perkenaan bola dengan bagian sebelah atas pergelangan tangan kearah ibu jari (bagian proksimal pergelangan tangan)

(30)

Setelah perkenaan bola, gerakan diLanjutkan dengan melangkah kaki ke depan, selanjutnya ambil sikap permulaan

Adapun cara melakukan passing atas bolavoli adalah sebagai berikut :

- Sikap permulaan passing atas bolavoli

1) Bergerak kearah datangnya bola, tepat dibawahnya. 2) Siapkan posisi.

3) Bahu sejajar sasaran. 4) Kaki merenggang santai.

5) Bengkokkan sedikit lengan, kaki dan pinggul. 6) Tahan tangan 6 atau 8 inci didepan pelipis. 7) Tahan tangan didepan pelipis.

8) Melihat melalui jendela yang dibentuk tangan. 9) Ikuti bola kesasaran.

- Sikap perkenaan

1) Terima bola pada bagian belakang bawah.

2) Terima dengan dua persendian teratas dari jari dan ibu jari. 3) Luruskan lengan dan kaki ke arah sasaran.

4) Arahkan bola sesuai ketinggian yang diinginkan.

5) Arahkan bola ke garis pinggir atau ketangan penyerang. - Sikap akhir

1) Luruskan tangan sepenuhnya. 2) Arahkan bola ke sasaran.

3) Pinggul bergerak maju ke arah sasaran. 4) Bergerak kearah umpan.

Setelah selesai melakukan semua gerakan dn tahan-tahap passing bolavoli, maka dilanjutkan untuk editing foto menjadi video. Setelah selesai maka siap untuk ditampilkan ke siswa.

(31)

B. Kerangka Berfikir

Pembelajaran passing disekolah merupakan suatu proses belajar yang di lakukan dengan cara bimbingan, pemberian pengetahuan atau materi tentang passing secara rinci dan terprogram kepada siswa. Pemberian materi juga harus memperhatikan siapa yang akan diberikan materi tersebut, karena tiap jenjang pendidikan memiliki karakter yang berbeda pada siswanya. Dengan melihat karakteristik siswa kelas X TB 1 SMK N 2 Sragen, dimana siswa tersebut masih banyak yang malas dan bosan, maka seorang guru penjasorkes harus pandai-pandai membuat inovasi atau variasi media pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Untuk bisa mengikuti pembelajaran dengan baik harus didasari rasa suka terlebih dahulu, karena apabila siswa sudah tidak suka terhadap media pembelajaran yang di berikan oleh guru maka siswa akan malas atau merasa bosan untuk mengikuti pembelajaran, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut.

Berdasarkan pemahaman diatas, maka sebagai guru harus mampu menciptakan suatu metode baru,sehingga siswa tidak merasa bosan dan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Begitu juga dalam pembelajaran passing bolavoli seorang guru harus bisa menciptakan media pembelajaran yang baru yang membuat siswa tertarik untuk mengikutinya. Salah satunya adalah dengan Media Audio-Visual. Dengan Media Audio-Visual tersebut diharapkan siswa akan senang mengikuti pembelajaran yang juga pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar passing bolavoli.

Dalam penelitian ini terdiri dari 2 siklus, dimana dalam siklus I terdiri dari 3 pertemuan dan siklus II terdiri dari 2 pertemuan, siswa diberikan materi pembelajaran menggunakan media audio visual. Pada setiap akhir siklus guru mengambil nilai keterampilan passing bawah bolavoli dan passing atas menggunakan tes passing bawah selama 60 detik dan tes passing atas 60 detik. Siswa melakukan test passing bawah dan passing selama 60 detik yang bertujuan untuk mengetahui berapa kali bola dapat dipassing dalam waktu 60 detik dan pada saat yang bersamaan juga dinilai teknik passing bawah dan passing atas mulai dari sikap permulaan, pelaksanaan gerak, dan gerak lanjutan. Dari hasil

(32)

pengamatan yang dilakukan tersebut maka akan dapat diketahui apakah ada peningkatan hasil belajar passing bolavoli melalui media audio visual pada siswa kelas X TKB 1 SMK N 2 Sragen tahun pelajaran 2015/2016. Bentuk alur kerangka berpikir dalam melaksanakan kegiatan penelitian dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 15. Alur Kerangka Berpikir Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir Guru belum menggunakan metode audio visual dalam proses Guru menggunakan media audio visual dalam proses pembelajaran Melalui penerapan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah Siklus I Guru dan Peneliti menyusun pembelajaran bolavoli menggunakan media audio visual dengan tujuan meningkatkan hasil belajar passing bolavoli

Siklus II Upaya

perbaikan tindakan dari siklus I sehingga melalui media audio visual dapat berhasil meningkatkan hasil belajar passing bolavoli - Siswa kurang tertarik

dan cepat bosan dengan pembelajaran passing bolavoli

- Hasil belajar passing bolavoli

Gambar

Gambar 1. Bentuk dan Ukuran Lapangan Bolavoli  (http.revasportcommunity.blogspot.com)
Gambar 2. Rangkaian gerakan servis tangan bawah.
Gambar 3. Rangkaian gerakan servis atas kepala.
Gambar 4. Saat Menolak untuk Melakukan Loncatan  (Theo Kleinmen & Dieter Kruber, 1984: 80)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 8 menunjukkan varietas Baluran mempunyai bobot biji yang tidak berbeda nyata dengan varietas Anjasmoro dan Sinabung demikian pula antar ketiga varietas. Rerata

Berdasarkan latar belakang di atas, diperlukan suatu aplikasi multimedia berbasis mobile Android yang dapat digunakan untuk memberikan pembelajaran mengenai goresan

Pembahasan tentang pengetahuan keluarga pasien gangguan jiwa dengan aspek mencakup lima tugas keluarga dalam memelihara kesehatan berdasarkan teori Friedman, yaitu: 1)

Objek dari penelitian ini ialah mahasiswa yang memanfaatkan media on line dalam pembelajaran baik dengan menggunakan media sosial aktif yaitu jenis media sosial

• Ketentuan produksi yang digunakan metoda recursive descent adalah : Jika terdapat dua atau lebih produksi dengan ruas kiri yang sama maka karakter pertama dari semua ruas

segi reniknya, hasil penelitiannya sangat spesifik lokasi dan waktu, sehingga tidak dapat diimplikasikan ke tempat dan periode lain.. Untuk mendapatkan judul yang paling tepat

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa materi sistem pernapasan dalam buku pelajaran Sains/Biologi pada jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA berdasarkan

Hasil kegiatan secara keseluruhan, ada beberapa faktor pendorong dalam kegiatan pengabdian ini antara lain : (1) materi PTK merupakan salah satu materi yang