• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL ABDIMAS BUDI DARMA ISSN : (Media Online) Vol. 1 No. 2 Februari 2021 Hal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL ABDIMAS BUDI DARMA ISSN : (Media Online) Vol. 1 No. 2 Februari 2021 Hal"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Meningkatkan Kemampuan Menulis (BI) Dan Cara Penulisan Nilai

Uang (MAMA) Dengan Media Audio Visual Siswa Kelas II SD N 3

Pasar Pangururan Tahun Pembelajaran 2020

Basana Nadeak

Dinas Pendidikan, Pemerintah Kabupaten Samosir, Samosir, Indonesia Email : [email protected]

(* : coressponding author)

Abstrak

Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, antara lain kurangnya kemampuan murid dalam menulis cerpen. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah meningkatkan kemampuan murid dalam menulis cerita (BI) dan cara penulisan uang (Mama) dengan menggunakan media audio visual. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan murid dalam menulis cerita dan cara penulisan nilai uang (Mama) dengan menggunakan media audio visual, yaitu dengan menulis kembali dengan kata-kata sendiri film yang sudah ditonton menjadi sebuah contoh. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan tes. Setting penelitian ini di SD Negeri , yaitu di Kelas II SD Negeri 3 Pasar Pangururan yang berjumlah 32 orang murid. Proses pelaksanaaan tindakan dilakukan dalam dua siklus, dan tiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan tahap refleksi. Hasil penelitian secara kuantitatif pada siklus I dengan hasil 69% (rata-rata kelas) dan 69% (jumlah murid yang tuntas belajar). Sedangkan pada siklus II menunjukkan peningkatan 84% (rata-rata kelas) dan 100% (jumlah siswa yang tuntas belajar). Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen dan cara penulisan nilai uang Kelas II SD Negeri 3 Pasar Pangururan Tahun Pembelajaran 2020

Kata Kunci: Menulis, Nilai Uang, Audio, Visual, Mama

Abstract

In order to improve the quality and quality of learning in educational institutions, technological developments are needed in achieving that goal. Especially during the Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pandemic, which requires teaching and learning activities to be carried out online. SMP IT Al-Munadi, which is an educational institution under the auspices of the Al-Munadi Waqf Foundation, tries to take advantage of technological developments so that the learning process takes place effectively, especially in the implementation of exams. Manual exams were not allowed during the Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pandemic. In addition, manual exams have many obstacles such as the possibility of cheating by students when answering exams and requiring additional time for teaching staff to check student exam results. The use of instructional media is an alternative to these problems, where using a learning media application can change the exam process manually to online. Therefore, the community service carried out by the team is conducting training on the use of learning media as a means of online examinations.

Keywords: Writing, Value for Money, Audio, Visual, Mama

1. PENDAHULUAN

Saat ini pendidikan dan pembelajaran mengalami penyempurnaan baik dari segi kurikulum, metode maupun media pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar. Salah satunya yaitu dengan digunakannya Kurikulun Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP). Pelaksanaan KTSP membutuhkan guru yang profesional dan kreatif dalam proses belajar mengajar, yaitu menggunakan metode, teknik dan media yang bervariasi sehingga membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.

Mengingat pentingnya menulis bagi siswa, guru semestinya bisa membangkitkan kegairahan siswa untuk menulis serta menjadikan menulis itu merupakan pekerjaan yang alami dan menyenangkan. Langkah utama yang bisa ditempuh adalah dengan memilih dan menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat dan variatif yaitu dengan menggunakan media audio visual yang dapat membantu mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, karena menurut para ahli kemampuan daya serap manusia dalam memahami masalah dengan panca indera yaitu ; telinga (pendengaran) 13%, mata (penglihatan) 75 %, hidung (penciuman) 3%, kulit 6%, lidah (rasa) 3%.

Penggunaan media audio visual ditujukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar, sehingga diharapkan siswa mampu mengembangkan daya nalar serta daya rekanya. Penggunaan media tersebut sangat perlu mengingat permasalahan yang ditemukan pada Sekolah Dasar yaitu masih kurangnya kemampuan siswa dalam menulis. Faktor yang menimbulkan munculnya masalah ini antara lain, siswa merasa kurang bersemangat dalam menggunakan nalarnya, karena kurangnya latihan menulis, sehingga siswa tidak terbiasa dalam menulis. Disinilah letak kesulitannya, siswa merasa kesulitan untuk menuangkan maksud, pikiran, gagasan maupun imajinasinya dalam sebuah karangan.

(2)

Basana Nadeak, Copyright@2021, ABDIMAS,Page | 50

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Berikut beberapa pandangan para ahli tentang media:

1. Gagne [1] mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

2. Briggs [2] berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, misalnya media cetak, media elektronik (film, video).

3. Media adalah medium yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan suatu pesan, dimana medium ini merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara komunikator dengan komunikasi .Blake and Haralsen [3]

4. Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang menyebarkan ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima. Santoso [4]

5. Menurut NEA (Nation Education Association) media adalah sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrument yang digunakan untuk kegiatan tersebut. [5]

6. Media adalah channel (saluran) karena pada hakikatnya media telah memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar, melihat dalam batasan-batasan jarak, ruang dan waktu tertentu. Dengan bantuan media batas-batas itu hampir menjadi tidak ada. Mc Luahan [6] 7. Pengertian media ada dua bagian, yaitu arti sempit dan arti luas. Arti sempit berwujud grafik, foto, alat

mekanik dan elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses, serta menyampaikan informasi. Dalam arti luas, kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru. [7]

2.2 Manfaat Media Pembelajaran

Sudjana dan Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu [8]:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar 2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan

memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukakan, mendemonstrasikan, merekam, dan lain-lain.

Dari pendapat di atas, dapat diartikan bahwa pemakaian media belajar dapat berdampak pada: 1. Pengajaran bisa lebih menarik

2. Pembelajaran menjadi lebih interaktif 3. Lama waktu dapat dipersingkat

4. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan

5. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.

2.3 Komputer Sebagai Media Pembelajaran Audio Visual

Komputer adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio visual dengan disertai unsur gerak. Menurut Arsyad (2007:53-55) mengatakan bahwa komputer merupakan mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit. Beberapa kekuatan komputer yang digunakan untuk tujuan-tujuan pendidikan yaitu:

1. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran karena dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual

2. Dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena terjadinya animasi gerak, warna dan musik yang dapat menambah reslisme.

3. Kendali berada ditangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya

4. Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan suatu program pengajaran

5. Dapat menghubungkan dengan dan mengendalikan peralatan lain seperti compact disc, vidio tape, dan lain-lain dengan program pengendalii dari komputer

(3)

Metode pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran bahasa, khususnya dalam menulis mata pelajaran bahasa Indonesia.

Adapun tindakan yang dilakukan adalah dengan menggunakan media audio visual, yakni dengan memutarkan sebuah film kemudian siswa menulis kembali secara kronologis alur film tersebut dalam bentuk cerita pendek.

3.1 Rancangan Pelaksanaan

Rancangan ini tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek. Tindakan yang dilakukan adalah menggunakan media audio visual. Proses pelaksanaan tindakan penelitian ini mengikuti prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas yang telah umum dilakukan, yaitu prosedur berdaur ulang yang terdiri atas empat tahap : (1) Perencanaan (Plan), (2) Pelaksanaan Tindakan (Action), (3) Pengamatan (Observasition), (4) Refleksi (Reflection). Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah :

1. Merancang atau membuat lembar observasi yang digunakan sebagai petunjuk untuk mengamati proses

kegiatan pembelajaran dan mengidentifikasi faktor penghambat yang dihadapi oleh siswa dalam menulis cerita pendek

2. Menyusun rencana tindakan berupa model rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran disusun

dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) menetapkan indikator pembelajaran menulis cerita pendek, (memilih dan menetapkan materi yang akan disajikan), (2) menyediakan media pembelajaran yang akan digunakan (komputer, LCD, dan CD film), dan (3) merencakan penilaian pembelajaran menulis cerpen

3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Pertemuan

pertama dipokuskan pada pembelajaran menulis cerita pendek, yaitu menulis kembali dengan kata-kata sendiri film yang sudah ditonton. Sedangkan pertemuan kedua dipokuskan pada pemantapan dalam menulis cerita pendek, yaitu dengan mengoreksi hasil latihan siswa dalam menulis cerpen.

3.2 Tahap Observasi

Agar pelaksanaan tindakan berjalan sesuai dengan rencana. Maka melakukan observasi sebagai bahan pertimbangan untuk evaluasi lebih lanjut pada pelaksanaan tindakan.

Observasi dilakukan untuk memperoleh data, yaitu data hasil kerja siswa dan data proses kerja siswa. Data hasil dalam ini adalah berupa hasil kerja siswa pada setiap tahap pembelajaran menulis cerpen dengan media audio visual. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan panduan penilaian kemampuan siswa dalam menulis kembali film yang sudah ditonton menjadi sebuah cerpen sesuai dengan alur film tersebut. Sedangkan data proses diperoleh melalui kegiatan pengamatan pembelajaran menulis cerpen yang dilakukan.

3.3 Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap observasi tindakan kelas, maka peneliti selanjutnya melakukan analisis hasil observasi dan menyimpulkan data yang diperoleh serta melihat hubungan dengan rencana yang telah ditetapkan. Analisis dan interpretasi hasil tindakan selanjutnya menjadi dasar untuk melakukan evaluasi dalam menentukan keberhasilan atau pencapaian tujuan tindakan.

Kesimpulan hasil evaluasi menjadi acuan dalam mengambil keputusan tindakan, apakah tindakan telah berhasil ataukah belum sesuai dengan kriteria keberhasilan sehingga dilakukan perubahan atau revisi terhadap rencana dan pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya sampai target tercapai.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Perencanaan Siklus I

Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti melakukan observasi mengenai faktor-faktor penghambat yang ditemui oleh siswa selama proses pembelajaran sebelum melaksanakan siklus I, agar peneliti dapat merumuskan alternatif tindakan. Adapaun faktor-faktor penghambat tersebut adalah : 1. Masih kurangnya pengetahuan siswa dalam menulis cerita pendek,

2. Dalam proses belajar mengajar guru menggunaan metode dan media yang kurang bervariasi sehingga siswa kurang termotivasi pada saat berlangsungnya menulis cerita pendek,

3. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, siswa hanya merespon atau bertanya jika ditunjuk oleh guru,

4. Kurangnya praktek atau latihan menulis yang diberikan, karena guru lebih menekankan pada teori, 5. Penataan bangku di kelas masih klasikal yaitu dengan berderet menyebabkan kebosanan.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, dapat dirumuskan alternatif tindakan untuk meningkatkan kemampuan siswa pada siklus I, yaitu:

(4)

Basana Nadeak, Copyright@2021, ABDIMAS,Page | 52 1. Menentukan strategi pembelajaran yang tepat

2. Merumuskan rencana pelaksanaan pembelajaran 3. Menyediakan alat bantu atau media pembelajaran

4. Merancang soal penilaian hasil yang sesuai dengan standar kompetensi

4.2 Tahapan Tindakan Penelitian Siklus I

Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajan sesuai dengan rancangan pelaksanaan pembelajan yang telah disusun untuk meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek dengan menggunakan media audio visual. Pelaksanaan siklus I dilakukan dengan menulis kembali dengan kata-kata sendiri film yang sudah ditonton dalam bentuk cerita pendek.

Adapun hasil belajar siswa dalam menulis cerita pendek dengan menggunakan media audio visual murid Kelas II SD Negeri 3 Pasar Pangururan Tahun Pembelajaran 2020/2021 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Nama Siswa I Aspek yang dinilai II III IV V V Total Nilai

1 Agung 25 15 10 15 10 7,5 82,5 2 Alexandra 25 10 7,5 10 7,5 7,5 67,5 3 Arifin 20 10 7,5 10 7,5 7,5 62,5 4 Berkat 20 10 7,5 10 7,5 7,5 62,5 5 Erin 25 10 10 10 7,5 7,5 72,5 6 Kasih 25 10 7,5 10 7,5 7,5 67,5 7 Kaisar 25 10 7,5 10 10 7,5 70 8 Manju 25 15 10 15 10 10 85 9 Mixchael 25 10 7,5 10 7,5 7,5 67,5 10 Naomi 20 10 10 10 7,5 10 72,5 11 Safira 15 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 52,5 12 Sleni 20 15 10 15 10 10 80 13 Steven 25 10 10 10 7,5 7,5 70 14 Togi 25 10 7,5 7,5 7,5 7,5 65 15 Vanesa 25 10 10 10 7,5 7,5 70 16 Roni 20 10 7,5 10 7,5 7,5 62,5 17 Divani E. M. Malau 20 10 7,5 7,5 7,5 7,5 60 18 Diva Laura Malau 25 10 10 15 10 10 80 19 Efraim G. G. Sitohang 25 10 10 10 7,5 7,5 70 20 Gween Alviano Nadeak 20 10 10 10 7,5 10 67,5 21 Intan Artha Sitanggang 20 10 7,5 10 7,5 7,5 62,5 22 Jose VH Malau 20 10 7,5 10 7,5 7,5 62,5 23 Karunia Nainggolan 25 10 10 10 10 10 75 24 Kiki CCNaibaho 20 10 7,5 10 7,5 7,5 62,5 25 Labora Roartha Nainggolan 25 10 7,5 10 7,5 10 70 26 Leonel Kenzi Samosir 25 10 10 10 7,5 10 72,5 27 Natasya Patricia Sinaga 25 15 10 15 10 10 85 28 Panca F. Naibaho 20 10 7,5 10 7,5 10 62,5 29 Patia Raja A. L. Tobing 25 10 7,5 10 7,5 7,5 67,5 30 Ruhut Zehruel Naibaho 25 7,5 7,5 10 7,5 7,5 65 31 Shanti Enjelika Simangunsong 20 7,5 7,5 10 7,5 7,5 62,5 32 Shafa Almira Saragih 25 10 7,5 10 7,5 10 70

Jumlah 2205

Nilai Rata-rata 68,90

Berdasarkan nilai di atas dideskripsikan ketuntasan belajar siswa pada masing-masing aspek ketuntasan dalam membuat cerpen.

1. Aspek pertama (kesesuaian isi cerpen siswa dengan alur film). Jumlah siswa yang memenuhi kriteria nilai tuntas sebanyak 31 siswa dengan nilai 25 (cerpen sangat sesuai dengan isi film) sebanyak 19 siswa atau 59,37%, 12 siswa atau 37,5% mendapat nilai 20 (cerpen sesuai dengan isi film) dan 1 siswa atau 3,12% yang tidak memenuhi kriteria nilai tuntas mendapat nilai 15 (cerpen kurang sesuai dengan isi film).

(5)

2. Aspek kedua (koherensi). Jumlah siswa yang memenuhi kriteria nilai tuntas sebanyak 29 siswa dengan nilai 15 (kalimat yang membangun cerpen sangat padu) sebanyak 4 siswa atau 12,5%, 25 siswa atau 78,12% mendapat nilai 10 (kalimat yang membangun cerpen ditulis dengan padu) dan 3 siswa atau 9,37% yang tidak memenuhi kriteria nilai tuntas mendapat nilai 7,5 (kalimat yang membangun cerpen di tulis kurang padu).

3. Aspek ketiga (kalimat efektif). Jumlah siswa yang memenuhi kriteria nilai tuntas sebanyak 13 siswa atau 40,62% dengan nilai 10 (kalimat di susun dengan efektif) dan 19 siswa atau 59,37% tidak memenuhi kriteria nilai tuntas mendapat nilai 7,5 (kalimat disusun kurang efektif).

4. Aspek keempat (penggunaan bahasa yang menarik). Jumlah siswa yang memenuhi kriteria nilai tuntas sebanyak 29 siswa dengan nilai 15 (bahasa yang digunakan sangat mudah dimengerti atau menarik) sebanyak 5 siswa atau 15,62%, 24 siswa atau 75% mendapat nilai 10 (bahasa yang digunakan mudah dimengerti atau menarik), dan 3 siswa atau 9,37% tidak memenuhi kriteria nilai tuntas dengan nilai 7,5 (bahasa yang digunakan kurang menarik).

5. Aspek kelima (pemakaian tanda baca). jumlah siswa yang memenuhi kriteria nilai tuntas sebanyak 7 siswa atau 21,87% dengan nilai 10 (pemakaian tanda baca tepat) dan 25 siswa atau 78,12% tidak memenuhi kriteria nilai tuntas dengan nilai 7,5 ( tanda baca kurang tepat).

6. Aspek keenam (pemakaian huruf kapital). Jumlah siswa yang memenuhi kriteria nilai tuntas sebanyak 11 siswa atau 34,37% dengan nilai 10 (pemakaian huruf kapital dengan tepat) dan 21 siswa atau 65,62% tidak memenuhi kriteria nilai tuntas dengan nilai 7,5 (pemakain huruf kapital kurang tepat).

Berdasarkan tabel nilai di atas, maka dapat diklasifikasikan tiap-tiap nilai atau skor yang dicapai oleh siswa berdasarkan kriteria yang sudah dijelaskan pada Bab III. Adapun skor tertinggi yang diperoleh siswa yang dikategorikan sangat baik (80-100) sebanyak 5 orang. Siswa yang mendapat nilai 66-79 dikategorikan baik sebanyak 15 orang. Siswa yang mendapat nilai 56-65 dikategorikan cukup baik berjumlah 11 orang dan 1 siswa dikategorikan kurang dengan nilai 52,5 yang bernama Ferawati. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini :

Tabel 2. Nilai Siswa Kategori Sangat Baik (80-100)

No Nama Siswa I Aspek yang di Nilai II III IV V VI Total Nilai

1 Agung 25 15 10 15 10 7,5 82,5 2 Manju 25 15 10 15 10 10 85 3 Sleni 20 15 10 15 10 10 80 4 Diva L.Malau 25 10 10 15 10 10 80 5 Natasya P. Sinaga 25 15 10 15 10 10 85

Lima siswa di atas dikategorikan sangat baik (80-100) karena sudah mampu menulis cerpen dengan runtut sesuai dengan alur cerita film yang sudah ditayangkan. Alur cerita dirangkai dengan menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti sehingga terjalin sebuah kalimat yang kompak atau padu, sedangkan untuk tanda baca dan huruf besar umumnya siswa sudah mampu menempatkannya dalam karangan.

Tabel 3. Nilai Siswa dengan Kategori Baik (66-79).

No Nama Siswa I Aspek yang dinilai II III IV V V Total Nilai

1 Alexandra 25 10 7,5 10 7,5 7,5 67,5 2 Erin 25 10 10 10 7,5 7,5 72,5 3 Kasih 25 10 7,5 10 7,5 7,5 67,5 4 Vanesa 25 10 7,5 10 10 7,5 70 5 GweenA.Nadeak 25 10 7,5 10 7,5 7,5 67,5 6 Leonel K.S. 20 10 10 10 7,5 10 72,5 7 Steven 25 10 10 10 7,5 7,5 70 8 Efraim G.G. S. 25 10 10 10 7,5 7,5 70 9 Labora R.N. 25 10 10 10 7,5 7,5 70 10 Patia RATobing 20 10 10 10 7,5 10 67,5 11 Karunia N. 25 10 10 10 10 10 75 12 Shafa A.Saragih 25 10 7,5 10 7,5 10 70 13 Leonel K.S. 25 10 10 10 7,5 10 72,5 14 Mixchael 25 10 7,5 10 7,5 7,5 67,5 15 Kaisar 25 10 7,5 10 7,5 10 70

Berdasarkan tabel di atas, nilai siswa dikategorikan baik (66-79) karena siswa umumnya sudah mampu menulis cerpen dengan runtut sesuai dengan isi film, tetapi masih kurang dalam pemakaian huruf

(6)

Basana Nadeak, Copyright@2021, ABDIMAS,Page | 54 besar dan tanda baca. Penggunaan tanda baca sering terjadi kekeliruan khususnya tanda koma dan tanda titik. Kekeliruan penempatan tanda koma biasanya terjadi pada penulisan kalimat majemuk setara yang dihubungkan dengan kata penghubung yang menyatakan perbandingan. Sedangkan pemakaian tanda titik kadang tidak terlalu diperhatikan penulisannya di akhir kalimat.

Tabel 4. Nilai Siswa dengan Kategori Cukup (56-65).

No Nama Siswa Aspek yang di Nilai Total Nilai I II III IV V VI 1 Arifin 20 10 7,5 10 7,5 7,5 62,5 2 Berkat 20 10 7,5 10 7,5 7,5 62,5 3 Togi 25 10 7,5 7,5 7,5 7,5 65 4 Roni 20 10 7,5 10 7,5 7,5 62,5 5 Divani E. 20 10 7,5 7,5 7,5 7,5 60 6 Intan A.S. 20 10 7,5 10 7,5 7,5 62,5 7 JoseVH.M 20 10 7,5 10 7,5 7,5 62,5 8 Kiki CC N 20 10 7,5 10 7,5 7,5 62,5 9 Panca F.N. 20 10 7,5 10 7,5 10 62,5 10 Shanti E.S. 25 7,5 7,5 10 7,5 7,5 65 11 Safira 20 7,5 7,5 10 7,5 7,5 52,5

Berdasarkan tabel di atas, nilai siswa dikategorikan cukup (56-65) karena siswa sudah mampu menulis cerpen dengan runtut walaupun tidak selengkap isi film yang sudah ditonton. Dalam karangan siswa masih banyak ditemukan penggunaan kata hubung yang berlebihan sehingga kalimatnya tidak efektif. Sedangkan dalam penggunaan tanda baca dan huruf besar, siswa masih kesulitan. Misalnya untuk menulis nama orang, siswa menggunakan huruf kecil pada awal kata unsur-unsur nama orang, begitu juga di awal kalimat.

Nilai siswa yang bernama Ferawati dikategorikan kurang (52,5) karena cerpen yang dibuat hanya dua faragraf yang memuat sebagian kecil dari alur film, sedangkan kalimat yang dikembangkan kurang padu. Siswa juga kesulitan dalam memilih kata-kata dan sering mengulang menulis kata tersebut sehingga kalimat yang digunakan tidak efektif. Dalam penggunaan tanda baca dan huruf kapital, siswa masih kesulitan dalam pemakaiannya. Misalnya tanda titik kesulitan peletakannya di akhir kalimat untuk memisahkan kalimat yang satu dengan yang lainnya.

Sedangkan untuk menentukan nilai rata-rata klasikal dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

𝑋̅ = ∑ 𝑓 (𝑥)

𝑛 = 2205

32 = 68.90

Prosentase jumlah siswa yang mendapatkan nilai standar minimal ke atas pada siklus I dapat di peroleh dengan perhitungan berikut:

Ketuntasan Belajar (Klasikal) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100 % Ketuntasan Belajar (Klasikal) = 2232 x 100 %

Ketuntasan Belajar (Klasikal) = 68.75 %

4.3 Tahap Observasi / Pemantauan

Dari kegiatan dan hasil belajar siswa menunjukkan hasil yang kurang maksimal walaupun siswa telah memenuhi standar kelulusan belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di murid Kelas II SD Negeri 3 Pasar Pangururan dengan nilai 65 berdasarkan standar ketuntasan belajar minimal, tetapi belum memenuhi kriteria baik di atas 75% sehingga perlu dilakukan perbaikan lebih lanjut untuk memperbaiki keterampilan siswa menulis cerpen.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti didapatkan kesimpulan bahwa dalam siklus I siswa terlihat senang dan termotivasi dalam belajar karena sebelum menulis cepen siswa menonton film dengan menggunakan media komputer dan LCD, media tersebut membantu siswa mengkonkritkan ide-ide yang akan dituangkan dalam bentuk cerpen. Adapun kesulitan yang ditemui siswa yaitu dalam penulisan huruf kapital, tanda baca dan penempatan kata hubung untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lainnya sehingga masih banyak ditemukan dalam tulisan siswa kalimat yang tidak efektif. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembelajaran ulang yaitu pada siklus II.

4.4 Tahapan Refleksi

Berdasarkan hasil analisis data dalam pelaksanaan tindakan siklus I, diperoleh prosentase 68,90 atau 69% untuk nilai-nilai rata-rata klasikal dan 68,75 atau 69% untuk jumlah siswa yang tuntas belajar.

(7)

Hal ini menunjukkan bahwa hasil penilaian pada siklus I, murid Kelas II SD Negeri 3 Pasar Pangururan berjumlah 32 orang dapat dikategorikan belum berhasil karena hanya 22 orang yang tuntas belajar berdasarkan ketuntasan belajar minimal. Oleh sebab itu, penelitian harus dilanjutkan pada siklus II. Hal terbebut dimaksudkan agar dapat mencapai target yang diinginkan sesuai dengan indikator penilaian. Ditinjau dari hasil observasi dan hasil pembelajaran siswa pada siklus sebelumnya, maka dapat dirumuskan alternatif tindakan sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen, antara lain sebagai berikut:

1. Melaksanakan rencana pembelajaran lebih efektif dan terarah pada siswa yang masih perlu dapat bimbingan agar lebih baik dari siklus sebelumnya.

2. Rencana pembelajaran lebih terfokus pada penyederhanaan kalimat-kalimat, pemakaian huruf kapital, dan tanda baca.

3. Membagikan siswa ringkasan materi penulisan huruf kapital dan tanda baca.

4. Menyediakan media yang sama pada siklus I, yaitu melanjutkan kelanjutan film pada siklus I dengan memutar disc kedua.

4.5 Tahapan Perencanaan Siklus II

Berdasarkan hasil tindakan dan observasi pada siklus I yang menunjukkan hasil yang masih kurang, maka perlu dilakukan perbaikan untuk mencapai yang diharapkan yaitu dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen di atas 75% sehingga penelitian dilanjutkan dengan siklus II. Demikian, pelaksanaan tindakan siklus II akan lebih fokus pada beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan dalam menulis cerpen dengan menggunakan media audio visual, yaitu memutarkan lanjutan film pada siklus pertama (Disc 2).

4.6 Tahapan Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II hampir sama dengan siklus I. Namun, kegiatan pembelajaran pada siklus II lebih menitikberatakan pada penguasaan materi tentang menulis cerpen dengan memperhatikan penggunaan bahasa yang menarik, penggunaan kalimat efektif, ketepatan penggunaan tanda baca serta kesesuaian isi cerpen dengan film yang sudah ditayangkan.

Adapun hasil pembelajaran siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan audio visual di murid Kelas II SD Negeri 3 Pasar Pangururan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II.

No Nama Siswa Aspek yang dinilai Total Nilai I II III IV V V 1 Agung 25 15 10 15 10 15 90 2 Alexandra 25 10 10 10 10 10 75 3 Arifin 25 10 10 15 7,5 10 72,5 4 Berkat 25 10 10 10 7,5 10 72,5 5 Erin 25 15 10 15 10 10 85 6 Kasih 25 10 10 10 10 10 75 7 Kaisar 25 10 10 15 10 10 80 8 Manju 25 15 15 15 10 15 95 9 Mixchael 25 10 10 15 10 10 80 10 Naomi 25 15 10 15 10 15 90 11 Safira 20 10 10 10 7,5 10 72,5 12 Sleni 25 15 15 15 10 15 95 13 Steven 25 15 10 15 10 10 85 14 Togi 25 10 10 15 10 10 80 15 Vanesa 25 10 10 10 10 10 75 16 Roni 25 10 10 10 10 10 75 17 Divani E. M. Malau 20 10 10 15 10 10 75 18 Diva Laura Malau 25 15 15 15 10 15 95 19 Efraim G. G. Sitohang 25 10 10 15 10 15 85 20 Gween Alviano Nadeak 25 10 10 15 10 10 80 21 Intan Artha Sitanggang 25 10 10 10 7,5 7,5 70 22 Jose VH Malau 20 10 10 10 10 10 70 23 Karunia Nainggolan 25 10 10 15 10 10 80 24 Kiki CCNaibaho 25 10 10 15 10 15 85 25 Labora Roartha Nainggolan 25 15 15 15 10 15 95 26 Leonel Kenzi Samosir 25 10 10 15 10 10 80

(8)

Basana Nadeak, Copyright@2021, ABDIMAS,Page | 56

No Nama Siswa Aspek yang dinilai Total Nilai I II III IV V V

27 Natasya Patricia Sinaga 25 15 15 15 10 15 95 28 Panca F. Naibaho 25 10 10 15 10 15 85 29 Patia Raja A. L. Tobing 25 10 10 15 10 10 80 30 Ruhut Zehruel Naibaho 25 10 10 10 10 10 75 31 Shanti Enjelika Simangunsong 25 10 10 10 7,5 10 72,5 32 Shafa Almira Saragih 25 10 10 15 10 10 80

Jumlah 2600

Nilai Rata-rata 81,25

Berdasarkan nilai di atas dideskripsikan ketuntasan belajar siswa pada masing-masing aspek ketuntasan dalam membuat cerpen.

1. Aspek pertama (kesesuaian isi cerpen siswa dengan alur film). Jumlah siswa yang memenuhi kriteria nilai tuntas sebanyak 32 siswa dengan nilai 25 (cerpen sangat sesuai dengan isi film) sebanyak 29 siswa atau 90,62% dan 3 siswa atau 9,37% mendapat nilai 20 (cerpen sesuai dengan isi film)

2. Aspek kedua (koherensi). Jumlah siswa yang memenuhi kriteria nilai tuntas sebanyak 32 siswa dengan nilai 15 (kalimat yang membangun cerpen sangat padu) sebanyak 9 siswa atau 28,12% dan 23 siswa atau 71,97% mendapat nilai 10 (kalimat yang membangun cerpen ditulis dengan padu).

3. Aspek ketiga (kalimat efektif). Jumlah siswa yang memenuhi kriteria nilai tuntas sebanyak 32 siswa dengan nilai 15 (kalimat disusun dengan sangat efektif) sebanyak 5 siswa atau 15,62% dan 27 siswa atau 84,37% mendapat nilai 10 (kalimat disusun dengan efektif)

4. Aspek keempat (penggunaan bahasa yang menarik). Jumlah siswa yang memenuhi kriteria nilai tuntas sebanyak 32 siswa dengan nilai 15 (bahasa yang digunakan sangat mudah dimengerti atau menarik) sebanyak 22 siswa atau 68,79% dan 10 siswa atau 31,25% mendapat nilai 10 (bahasa yang digunakan mudah dimengerti atau menarik).

5. Aspek kelima (pemakaian tanda baca). jumlah siswa yang memenuhi kriteria nilai tuntas sebanyak 27 siswa atau 84,37% dengan nilai 10 (pemakaian tanda baca dengan tepat) dan 5 siswa atau 15,62% belum memenuhi kriteria nilai tuntas dengan nilai 7,5 (pemakain tanda baca kurang tepat).

6. Aspek keenam (pemakaian huruf kapital). Jumlah siswa yang memenuhi kriteria nilai tuntas sebanyak 31 siswa atau 98,87% dengan nilai 15 (pemakaian huruf kapital dengan sangat tepat) sebanyak 10 siswa atau 31,25%, 21 siswa atau 65,62% mendapat nilai 10 (pemakain huruf kapital dengan tepat) dan 1 siswa atau 3,12% belum memenuhi kriteria nilai tuntas dengan nilai 7,5 (pemakain huruf kapital kurang tepat).

Berdasarkan tabel nilai siswa pada siklus II di atas, nilai rata-rata klasikal dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

𝑋̅ = ∑ 𝑓 (𝑥)

𝑛 = 2600

32 = 81.25

Sedangkan prosentase jumlah siswa yang mendapat nilai standar minimal dapat ditentukan dengan perhitungan berikut:

Ketuntasan Belajar (Klasikal) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100 %

Ketuntasan Belajar (Klasikal) = 32

32 x 100 %

Ketuntasan Belajar (Klasikal) = 100 %

Berdasarkan hasil pembelajaran siswa pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II di atas, dapat dijelaskan dengan indikator penilain yakni; siswa yang mendapatkan kategori baik sekali (80-100) sebanyak 20 orang, siswa yang mendapat nilai 66-79 dikategorikan dengan baik sebanyak 12 orang, sedangkan nilai siswa yang kurang tidak ada.

4.7 Tahap Observasi/Pengamatan Siklus II

Dari observasi hasil belajar siswa pada siklus II, maka pembelajaran dengan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan nilai rata-rata klasikal 81,25 atau 81% dan 100% untuk jumlah siswa yang tuntas belajar. Hal tersebut disebabkan oleh pemahaman siswa yang makin mendalam mengenai penulisan cerpen, baik dalam penulisan huruf kapital, pengolahan kata maupun penulisan kalimatnya. Sedangkan dilihat dari dari proses belajar mengajar, siswa lebih aktif dan lebih semangat dalam belajarnya.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II, penelitian ini dikatakan berhasil sehingga tidak perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

(9)

Ditinjau dari hasil analisis data dan observasi dalam tahap pelaksanaan tindakan siklus II, diperoleh data sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa dalam menulis cepen dengan media audio visual menunjukkan peningkatan yang maksimal, yaitu mencapai 81,25 atau 81% untuk pencapaian rata-rata klasikal dan 100% untuk siswa yang tuntas belajar.

2. Meningkatnya kemampuan siswa menggunakan huruf kapital yaitu mencapai 98,87%, tanda baca mencapai 84,37%, dan kalimat efektif mencapai 100%.

3. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun sudah mencapai tujuan 4. Siswa lebih aktif dan bergairah dalam belajar

5. Suasana kelas lebih kondusif dan menyenangkan

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Belajar pada kedua Siklus

No Nama Siswa Siklus I Siklus II Nilai

1 Agung 82,5 90 2 Alexandra 67,5 75 3 Arifin 62,5 72,5 4 Berkat 62,5 72,5 5 Erin 72,5 85 6 Kasih 67,5 75 7 Kaisar 70 80 8 Manju 85 95 9 Mixchael 67,5 80 10 Naomi 72,5 90 11 Safira 52,5 72,5 12 Sleni 80 95 13 Steven 70 85 14 Togi 65 80 15 Vanesa 70 75 16 Roni 62,5 75 17 Divani E. M. Malau 60 75

18 Diva Laura Malau 80 95

19 Efraim G. G. Sitohang 70 85 20 Gween Alviano Nadeak 67,5 80 21 Intan Artha Sitanggang 62,5 70 22 Jose Van Hugo Malau 62,5 70

23 Karunia Nainggolan 75 80

24 Kiki Claudia C. Naibaho 62,5 85 25 Labora Roartha Nainggolan 70 95 26 Leonel Kenzi Samosir 72,5 80 27 Natasya Patricia Sinaga 85 95 28 Panca Fransiskus Naibaho 62,5 85 29 Patia Raja A. L. Tobing 67,5 80 30 Ruhut Zehruel Naibaho 65 75 31 Shanti Enjelika Simangunsong 62,5 72,5 32 Shafa Almira Saragih 70 80

Jumlah Nilai 2205 2600

Nilai Rata-rata 68,90 83,75 Tabel 7. Data Peningkatan Hasil Belajar kedua Siklus

No Siklus Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata Ketuntasan Belajar Secara Klasikal

1

2 II I 2205 2600 68,90 83,75 100% 69%

Dengan demikian ini dapat menjawab permasalahan mengenai peningkatan kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan media audio visual murid Kelas II SD Negeri 3 Pasar Pangururan.

(10)

Basana Nadeak, Copyright@2021, ABDIMAS,Page | 58 Dari pembahasan hasil yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual sebagai salah satu media pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan murid Kelas II SD Negeri 3 Pasar Pangururan Tahun Pembelajaran 2020/2021. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan kemampuan siswa pada siklus I dan siklus II, yaitu : Pada siklus I, kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan media audio visual yaitu 69% (rata-rata kelas) dan 69% (jumlah siswa yang tuntas belajar). Pada siklus II, kemampuan siswa dalam menulis cerpen yaitu 81% (rata-rata kelas) dan 100% (jumlah siswa yang tuntas belajar). Hal ini menunjukkan hasil pembelajaran siswa pada siklus II mengalami peningkatan, yaitu nilai rata-rata klasikal 69% pada siklus I menjadi 81% pada siklus II. Jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I mencapai 69% menjadi 100% pada siklus II. Peningkatan kemampuan siswa menggunakan kalimat efektif yaitu pada siklus I mencapai 40,62% menjadi 100% pada siklus II , penggunaan tanda baca pada siklus I mencapai 21,87% menjadi 84,37% pada siklus II, dan huruf kapital pada siklus I mencapai 34,37% menjadi 98,87%. Secara kualitatif kemampuan siswa dalam menulis cerpen semakin baik. Pada siklus I siswa kurang aktif dalam belajar, sedangkan pada siklus II siswa sudah menunjukkan keaktifan dan lebih termotivasi dalam belajar, dengan beberapa upaya yang dilakukan yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memberikan hadiah kepada siswa yang mendapat nilai tertinggi.

Daftar Pustaka

[1] Akhdiah, Sabarti, dkk. 1996/1997. Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

[2] Arianti. 2007. ”Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Deskripsi Tempat/Arah dengan Menggunakan Peta Lokasi pada Siswa Kelas II C SMPN 12 Mataram Tahun Pelajaran 2006/2007”. Skripsi. Mataram. FKIP Universitas Mataram.

[3] Arikunto, Suharsmimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT Rineke Cipta. [4] Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

[5] Febrina Arianti, Eka. 2007. ”Meningkatkan Kemampuan Membuat Paragraf

[6] Eksposisi dengan Media Kartu Kalimat pada Siswa Kelas XG SMAN 1 Narmada Tahun Pembelajaran 2006/2007”. Skripsi Mataram: FKIP Universitas Mataram.

[7] Keraf ,Gorys. 2001. Komposisi . Semarang : Nusa Indah

[8] Mayasari, Shintani. 2006. ”Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 15 Mataram Pada Mata Pelajaran Biologi Tahun Ajaran 2005/2006”. Skripsi. Mataram: FKIP Universitas Mataram.

[9] Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineke Cipta. [10] Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

[11] Sadiman, Arief S. dkk. 2007. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

[12] Subana dan Sunarti. Tanpa Tahun. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia; Berbagai Pendekatan, Metode Teknik dan Media Pengajaran. Bandung:Pustaka Setia.

[13] Sudjana, Nana & Ahmad Rivai. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

[14] Suriamiharja, Agus(dkk). 1996. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. [15] Suryaningsih. 2007. ”Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Induktif dan Deduktif dengan Media Gambar

Siswa Kelas VII-7 SMPN I Gunungsari Tahun Pelajaran 2006/2007”. Skripsi. Mataram. FKIP Universitas Mataram.

[16] Tarigan, Henri Guntur.1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa [17] Zulfahnur. Z.F, dkk. 1996. Teori Sastra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Gambar

Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 3. Nilai Siswa dengan Kategori Baik (66-79).
Tabel 4. Nilai Siswa dengan Kategori Cukup (56-65).
Tabel 5. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis cerpen diikuti pula dengan adanya perubahan perilaku siswa dari siklus I dan siklus II. Selama proses pembelajaran menulis cerpen

Media audio visual dapat memberikan peningkatan pada kemampuan solat anak usia dini autis di Raudhatul Atfhal Ar- Rahmah Kecamatan Medan Johor, dengan nilai rata-rata

Bahwa pemahaman belajar siswa pada siklus I mencapai skor rata-rata daya serap klasikal 65,71% pemahaman tersebut berada pada kategori cukup (C). Data yang menunjukkan

Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan dengan nilai rata-rata daya serap klasikal minimal 65% dan ketuntasan belajar

Grafik 1 menunjukkan nilai rata-rata kelas pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 12,40. Ketuntasan klasikal pada siklus I ke siklus II juga

No. Hal ini menyatakan bahwa, temuan hasil belajar pada siklus II tuntas secara klasikal. Setelah melakukan pembelajaran pada siklus II, untuk mengetahui motivasi belajar siswa

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri, serta hasil tes kemampuan belajar matematika siswa

Grafik Perubahan Rata-Rata Nilai Siswa dan Ketuntasan Klasikal Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi tes tindakan terhadap penggunaan media audio visual untuk meningkatkan