• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI YANG MEMENGARUHI KINERJA KARYAWAN PADA PT GAYA MANUNGGAL KRESITAMA IKA AGUSTINA ABSTRAKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI YANG MEMENGARUHI KINERJA KARYAWAN PADA PT GAYA MANUNGGAL KRESITAMA IKA AGUSTINA ABSTRAKSI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI YANG MEMENGARUHI KINERJA

KARYAWAN PADA PT GAYA MANUNGGAL KRESITAMA

IKA AGUSTINA

ABSTRAKSI

Motivasi merupakan sesuatu yang muncul dari dalam diri individu masing-masing dapat juga dari lingkungan sekitar yaitu dari luar dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Motivasi yang muncul dari dalam diri individu (instrinsik) yaitu tanggung jawab, pengakuan, dan pengembangan. Sedangkan motivasi dari luar (ekstrinsik) yaitu insentif, lingkungan kerja, keamanan, dan hubungan.

Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui pengaruh faktor motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap kinerja karyawan PT. Gaya Manunggal Kresitama (2) Untuk mengetahui variabel apa yang paling kuat dari motivasi intrnsik dan ekstrinsik terhadap kinerja karyawan PT. Gaya Manunggal Kresitama. Dalam penelitian ini digunakan data primer yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 12.0.

Dari penelitian yang telah dilakukan didapat bahwa motivasi intrinsik dan ekstrinsik sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan, adapun variabel-variabelnya yaitu tanggung jawab, pengakuan, pengembangan, insentif, lingkungan kerja, keamanan, dan hubungan. Dan setelah diteliti lebih lanjut variabel yang paling kuat pengaruhnya yaitu lingkungan kerja dilihat dari hasil perhitungan regresi.

Kata Kunci : Motivasi Intrinsik. Motivasi Ekstrinsik, Kinerja

A. PENDAHULUAN

Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan mempunyai kedudukan yang sangat strategis karena manusia bisa mengetahui input-input yang perlu diambil dari lingkungan, cara mnendapatkan dan menangkap input-input tersebut menggunakan teknologi, mampu mengolah atau mentransformasikan input-input tersebut menjadi output-output yang memenuhi publik. Manusia menjadi penggerak dan penentu jalannya organisasi, maka perhatian dari pimpinan sangat diperlukan. Betapa pentingnya perencanaan dan pengawasan dari pimpinan sangat

diperlukan tanpa didukung oleh semangat kerja dari karyawan, maka tujuan dari organisasi sulit dicapai pada tingkat yang optimal.

Pada dasarnya setiap instansi pemerintah maupun swasta, bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan terampil tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan mencapai hasil kerja yang optimal. Untuk itu pimpinan hendaknya berusaha agar karyawan mempunyai motivasi tinggi untuk melaksanakan tugas dan pekerjaanya. Motivasi pada suatu organisasi atau perusahaan bertujuan untuk mendorong semangat kerja para karyawan agar mau

(2)

bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan ketrampilan demi terwujudnya suat organisasi. Pimpinan yang mengarahkan melalui motivasi akan menciptakan kondisi dimana karyawan merasa mendapat inspirasi untuk bekerja. Karyawan yang mempunyai motivasi tinggi sangat penting jika hasil-hasil kinerja yang tinggi ingin dicapai secara konsisten.

Menurut Hasibuan (2006:141) motivasi penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Jelaslah bahwa motivasi yang menjadi dasar utama bagi seseorang memasuki berbagai organisasi adalah dalam rangka usaha orang yang bersangkutan memuaskan berbagai kebutuhannya, baik yang bersifat politik, ekonomi, sosial dan berbagai kebutuhan lainnya yang semakin kompleks.

B. TELAAH PUSTAKA

1. Motivasi

Menurut M. Manullang (2001 : 194) motivasi merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang lain. Dalam hal ini karyawan untuk engambil tindakan-tindakan, pemberian dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan orang-orang karyawan agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari orang-orang tersebut.

Menurut Heidyrachman dan Husnan (2000 : 93) motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri seseorang yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya.

Definisi lain tentang motivasi menurut Winardi, motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsangnya untuj melakukan

tindakan-tindakan. Menurut Moekijat (2000), motivasi adalah sebagai pengaruh terhadap tingkah laku dan apabila kita menerima faham bagian yang tersebar daripada pengaruh terhadap tingkah laku manusia ini adalah pada kebutuhan dasar. (M. Manullang, 2001 : 193)

Teori motivasi menurut Ashar SM (2004 : 326) adalah sebagai berikut :

Teori Herarcy of Need Abraham Maslow Maslow mengutarakan hasil pemikiran bahwa pada intinya manusia mempunyai 5 tingkat kebutuhan (hierarchy of needs) sebagai berikut : a. Kebutuhan fisiologis (faal), seperti kebutuhan untuk makanan dan minuman, kebutuhan akan udara segar (oksigen). b. Kebutuhan rasa aman, kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk dilindungi dari bahaya dan ancaman fisik. c. Kebutuhan Sosial, kebutuhan ini mencakup memberi dan menerima persahabatan, cinta kasih, rasa memiliki (belonging). d. Kebutuhan harga diri, terdiri dari dua jenis yaitu faktor internal meliputi kebutuhan harga diri, kepercayaan diri, otonomi, dan kompetensi. Faktor eksternal meliputi kebutuhan untuk dikenali dan diakui (recognition) dan status. e. Kebutuhan aktualisasi diri, meliputi kebutuhan untuk menjadi kreatif, kebutuhan untuk dapat merealisasikan potensinya secara penuh. Teori Clayton Alderver

Teori ini dikenal dengan ERG (Exitence, Relatedness, dan Growth Needs). Secar konseptual teori ERG mempunyai persamaan dengan teori yang dikembangkan Maslow. a. Kebutuhan eksistensi (existence needs), meliputi memperoleh makanan, air, perumahan, uang, mebel, dan mobil. b. Kebutuhan hubungan (relatedness needs), meliputi berkenginan untuk berkomunikasi secara terbuka dengan orang lain yang dianggap penting dalam kehidupan mereka dan mempunyai hubungan yang bermakna dengan keluarga, teman, dan rekan kerja. c. Kebutuhan pertumbuhan (growth needs),

(3)

meliputi kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan kecakapan mereka secara penuh.

Teori Dua Faktor Frederc Hezberg

Faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yang ia namakan faktor motivator mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan isi pekerjaan, yaitu :

• Tanggung jawab (responsibility) • Kemajuan (advancement) • Pekerjaan itu sendiri • Capaian (achievement) • Pengakuan (recognition)

Faktor-faktor yang menibulkan ketidakpuasan, berkaitan dengan konteks dari pekerjaan (kelompok hygiene), yaitu :

• Administrasi dan kebijakan perusahaan • Penyeliaan

• Gaji • Hubungan • Kondisi kerja

Teori Kebutuhan Mc. Clelland

a. Kebutuhan untuk Berprestasi (Need for Achievement), yaitu mereka lebih mengejar prestasi pribadi daripada imbalan terhadap keberhasilan, mereka bergairah untuk melakukan sesuatu lebih baik dan lebih efisien dibandingkan hasil sebelumnya. Dalam penelitiannya menemukan bahwa mereka yang memiliki nAch yang tinggi ialah para wirausaha yang berhasil.

b. Kebutuhan untuk Berkuasa (Need for Power), yaitu adanya keinginan yang kuat untuk mengendalikan orang lain, untuk mempengaruhi orang lain, dan untuk memiliki dampak terhadap orang lain.

c. Kebutuhan untuk Berafiliasi (Need for Affliation), yaitu orang yang berusaha mendapatkan persahabatan, ingin disukai dan diterima oelh orang lain, lebih menyukai situasi-situasi kooperatif dari situasi kompetitif dan sangat menginginkan hubungan-hubungan yang

melibatkan saling pengertian dalam derajat yang tinggi, dan berusaha untuk menghindari konflik.

2. Kinerja

Kinerja adalah hasil kerja selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, missal standar, target/sasaran atau criteria yang telah disepakati bersama. Penilaian kinerja mempunyai peranan penting dalam peningkatan motivasi di tempat kerja. Penilaian kinerja ini (performance appraisal) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien.

C. METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan berjumlah 200 orang tetapi penulis hanya mengambil sebanyak 100 responden karena hanya dibatasi responden. Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil, penulis menggunakan jenis Purpose Random Sampling. Teknik ini digunakan berdasarkan penilaian penulis bahwa di bagian produksi merupakan penelitiannya yang paling baik karena penulis ingin mengetahui apakah di bagian produksi sudah merasakan motivasi yang diberikan oleh para pimpinannya. Metode Pengumpulan dan Pengukuran Data

Pada penelitan ini penulis melakukan pengumpulan data, dengan cara : Instrumen kuesioner, dalam hal ini penulis menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data primer dalam bentuk pertanyaan terbuka, yaitu pertanyaan yang memberi kebebasan kepada responden untuk memberi jawaban, sebuah pertanyaan hanya

(4)

bisa diberikan diantara pilihan yang sudah tersedia.

Sedangkan pengukuran data yang dilakukan oleh penulis yaitu menggunakan skala likert dengan kriteria skor sebagai berikut :

1. Sangat Setuju (SS) = 5

2. Setuju (S) = 4

3. Ragu – Ragu (RR) = 3 4. Tidak Setuju (TS) = 2 5. Sangat Tidak Setuju = 1 Variabel yang Digunakan

Variabel independen (X) yaitu Tanggung jawab, Pengakuan, Pengembangan, Insentif, Lingkungan kerja, Keamanan, dan Hubungan. Dan variabel dependen (Y) yaitu Kinerja Karyawan.

Faktor Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah perilaku yang terbentuk karena ada suatu kepentingan dari dalam dirinya sendiri, faktor motivasi intrinsik yang dianalisis pada penelitian ini teridri dari faktor-faktor tanggung jawab, pengakuan, dan pengembangan.

a. Tanggung jawab

Pemberian tanggung jawab kepada setiap pegawai harus diikuti dengan pemberian wewenang terhadap pelaksanaan tugas masing-masing. Indikator-indikator untuk mengukur variabel ini :

• Tingkat keberhasilan yang dicapai oleh setiap pegawai, baik tentang ketepatan waktu atau kualitas produk yang dihasilkan.

• Upaya yang dilakukan setiap pegawai untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan yang dihadapi.

b. Pengakuan

Pengakuan atas keberhasilan pelaksanaan tugas atau prestasi yang dicapai setiap pegawai oleh pimpinan dapat menciptakan kegairahan kerja. Indikator-indikator untuk mengukur pengakuan :

• Tanggapan pimpinan terhadap keberhasilan tugas secara lisan.

• Pemberian tugas dengan tanggung jawab yang lebih sebagai wujud dari penghargaan kepada pegawai yang berprestasi.

• Tindak lanjut dari organisasi atas pemberian penghargaan sehubungan dengan status.

c. Pengembangan

Setiap pegawai yang telah memiiki masa kerja dan kemampuan yang cukup harus diberikan tugas dan tanggung jawab yang lebih besar. Pegawai harus diberikan harapan atau kesempatan untuk mengembangkan karirnya. Indikator untuk mengukur variabel ini antara lain : • Kemampuan melaksanakan pekerjaan

yang semakin meningkat dan bervariasi. • Tingkat kemampuan pegawai untuk

mengikuti latihan dan pendidikan guna peningkatan karir.

Faktor Motivasi Ekstrinsik

Faktor motivasi ekstrinsik adalah perilaku yang terbentuk akibat adanya keinginan yang terbentuk akibat adanya keinginan mendapatkan ganjaran materi atau sosial atau untuk menghindari suatu hukuman. Faktor motivasi ekstrinsik yang dianalisis pada penelitian ini terdiri dari faktor-faktor insentif, lingkungan kerja, keamanan dan hubungan.

a. Insentif

Pemberian insentif kepada karyawan harus disesuaikan dengan hasil yang dicapai dalam menyelesaikan pekerjaannya baik dalam hal kuantitas, kualitas, maupun waktu. Indikatornya antara lain :

• Pembagian tugas yang menghasilkan imbalan jasa disamping gaji kepada para pegawai.

b. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan harus diciptakan sehingga pegawai dapat bekerja dengan tenang dan

(5)

konsentrasi, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Indikator-indikatornya antara lain

• Ketenangan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan.

• Kemampuan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan.

• Seringnya pegawai meninggalkan tempat kerja.

c. Keamanan

Para pegawai membutuhkan keamanan dalam bekerja, baik keamanan secara langsung ditempat bekerja maupun keamanan untuk tidak kehilangan pekerjaan. Indikator-indikatornya antara lain :

• Tingkat kehilangan atau kerusakan barang, peralatan, atau berkas yang ada baik milik kantor maupun milik pribadi.

• Tingkat perlindungan dari organisasi baik terhadap kecelakaan, masalah hukum, maupun perlindungan yang berbentuk asuransi.

• Tingkat PHK atau pensiun dini yang dilakukan organisasi.

d. Hubungan

Hubungan yang baik dengan atasan, semua pegawai maupun lingkungan sekitar harus dipelihara dalam suasana yang harmonis. Sehingga akan menciptakan suasana kerja yang menyenangkan. Indikator-indikatornya adalah :

• Koordinsi antar pegawai, antar bagian, maupun atasan bawahan dalam masalah pekerjaan.

• Hubungan antar keluarga baik sesame pegawai maupun antara atasan dan bawhan. • Hubungan di luar yang bersifat lintas sektoral dengan instansi lain.

• Hubungan sosial dengan masyarakat lingkungan sekitar.

Variabel Terikat

kinerja merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas yang dapat diukur. Variabel ini dinilai dari kualitas hasil kerja, kuantitas hasil kerja, dan ketepatan waktu

dalam menyelesaikan tugas. Indikator dari kinerja adalah :

• Pengetahuan pegawai tentang pekerjaan • Pembuatan rencana kerja dalam

melaksanakan pekerjaan dan sebagai bahan evaluasi hasil pekerjaan

• Kuantitas atau volume pekerjaan yang dapat diselesaikan

• Kualitas pekerjaan, berkaitan dengan ketelitian dan standar kualitas yang telah ditetapkan

• Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan

• Keberanian dalam menyampaikan pernyataan atau pendapat

• Keputusan yang diambil dalam menghadapi atau menyelesaikan masalah Metode Analisis Data

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Item-item pertanyaan yang akan digunakan sebelumnya terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas. Tujuannya adalah agar data yang diambil benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Dalam metode validitas dan reliabilitas, acuan untuk mengambil keputusan valid atau tidaknya suatu item dapat dilakukan dengan melihat nilai seluruh item alpha. Bila nilai alpha seluruh bertanda positif maka item tersebut dianggap valid. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran variabel. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60.

D. HASIL PENELITIAN

Identitas Responden Tabel 4.1

Karateristik Responden Menurut Usia No Usia Jumlah Responden Persentase 1 20thn-30thn 42 orang 42 %

(6)

2 31thn-40thn 38 orang 38 % 3 41thn-50thn 13 orang 13 % 4 > 51 tahun 7 orang 7 %

Sumber : Data Diolah

Dari gambar 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang mengisi kuesioner berusia antara 20-30 tahun yaitu sebanyak 42 orang (42%), usia 31-40 tahun yaitu sebanyak 38 orang (38%), usia 41-50 tahun (13%), usia > 51 tahun yaitu sebanyak 7 orang (7%).

Tabel 4.2

Karateristik Responden Menurut Status Perkawinan

Sumber : Data Diolah

Dari gambar 4.2 diketahui bahwa gender responden yang mengisi kuesioner adalah mayoritas sudah menikah sebanyak 57 orang (57%), sedangkan responden belum menikah sebanyak 43 orang (43%).

Tabel 4.3

Karateristik Responden Menurut Lama Bekerja No Lama Bekerja Jumlah Responden Persentase 1 1thn-10thn 35 orang 35 % 2 11thn-20thn 53 orang 53 % 3 > 21 tahun 12 orang 12 %

Sumber : Data Diolah

Dari gambar 4.3 diketahui bahwa mayoritas responden yang mengisi kuesioner dengan lama bekerja 1-10 tahun yaitu sebanyak 35 orang (35%), 11-20 tahun yaitu sebanyak 53 orang (53%), sedangkan minoritas responden yang lama bekerja selama > 21 tahun yaitu sebanyak 12 orang (12%).

Uji Validitas dan Riliabilitas Faktor Motivasi Intrinsik

Tabel 4.12 Tanggung Jawab

Butir Keterangan Alpha Cronbach’s K1 Pegawai selalu berusaha bekerja dengan baik dan tepat waktu 0,708 K2 Pegawai berusaha mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan 0,649 K3 Pegawai selalu berusaha 0,303 0,725 No Status Perkawinan Jumlah Responden Persentase 1 Belum Menikah 43 orang 43 % 2 Menikah 57 orang 57%

(7)

menghasilkan produk-produk yang berkualitas bagi perusahaan Sumber : Data Diolah

Dari tabel 4.12 dapat dijelaskan bahwa hasil uji validitas dan reliabilitas variabel tanggung jawab diketahui rentang nilai alpha terendah sebesar 0,303 sampai yang tertinggi 0,708. Dan nilai reliabilitas yang dihasilkan Cronbach’s alpha sebesar 0,725 yang berarti variabel tanggung jawab sudah reliabel karena nilai alpha sudah lebih besar dari standar reliabel yaitu 0,60. Tetapi ada satu pertanyaan yang tidak reliabel karena nilai Cronbach’s alpha nya kurang dari 0.361, maka pertanyannya tersebut dihilangkan.

Table 4.13 Pengakuan

Sumber : Data Diolah

Dari tabel 4.13 dapat dijelaskan bahwa hasil uji validitas dan reliabilitas variabel pengakuan diketahui rentang nilai alpha terendah sebesar 0,474 sampai yang tertinggi 0,708. Dan nilai reliabilitas yang dihasilkan Cronbach’s alpha sebesar 0,725 yang berarti variabel pengakuan sudah reliabel karena nilai Cronbanch’s alpha sudah lebih besar dari standar reliabel yaitu 0,60.

Table 4.14 Pengembangan

Butir Keterangan Alpha Cronbach’s Alpha K1 Perusahaan memberikan pekerjaan yang bervariasi terhadap karyawan 0,453 K2 Perusahaan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan diri melalui pendidikan formal, training, kursus dan seminar sesuai dengan keahlian 0,569 K3 Pelatihan yang diikuti karyawan dapat mengembangkan karier karyawan 0,569 0,632

Butir Keterangan Alpha Cronbach’s

Alpha K1 Atasan memberikan

pujian secara lisan terhadap keberhasilan tugas yang baik

0,708

K2 Perusahaan memberikan

penghargaan yang layak bagi karyawan berprestasi 0,474 K3 Perusahaan menindaklanjuti atas pemberian pengharagaaan dengan menaikkan status jabatan 0,694 0,725

Sumber : Data Diolah

Dari tabel 4.14 dapat dijelaskan bahwa hasil uji validitas dan reliabilitas variabel pengembangan diketahui rentang nilai alpha terendah sebesar 0,453 sampai yang tertinggi 0,569. Dan nilai reliabilitas

(8)

yang dihasilkan Cronbach’s alpha sebesar 0,632 yang berarti variabel pengembangan sudah reliabel karena nilai Cronbach’s alpha sudah lebih besar dari standar reliabel yaitu 0,60.

Faktor Motivasi Ekstrinsik Table 4.15

Insentif

Butir Keterangan Alpha Cronbach’s Alpha K1 Karyawan bekerja melebihi jam kerja standar, maka karyawan diberikan tambahan berupa uang lembur disamping gaji 0,453 K2 Gaji yang saya terima setiap bulannya sesuai dengan prestasi kerja saya dan telah memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari 0,569 K3 Para karyawan mendapatkan bonus setiap akhir tahun yang jumlahnya disesuaikan dengan performance kerja dan 0,569 0,632 laba perusahaan

Sumber : Data Diolah

Dari tabel 4.15 dapat dijelaskan bahwa hasil uji validitas dan reliabilitas variabel insentif diketahui rentang nilai alpha terendah sebesar 0,453 sampai yang tertinggi 0,569. Dan nilai reliabilitas yang dihasilkan Cronbach’s alpha sebesar 0,632 yang berarti variabel insentif sudah reliabel karena nilai Crobanch’s alpha sudah lebih besar dari standar reliabel yaitu 0,60.

Table 4.16 Lingkungan Kerja

Butir Keterangan Alpha Cronbach’s Alpha K1 Karyawan berusaha mencerminkan suasana yang tenang dalam bekerja 0,504 K2 Karyawan mampu melaksanakan pekerjaan dengan baik 0,731 K3 Karyawan sering meninggalkan tempat kerja karena suasana kerja yang kurang nyaman 0,174 0,588

Sumber : Data Diolah

Dari tabel 4.16 dapat dijelaskan bahwa hasil uji validitas dan reliabilitas variabel lingkungan kerja diketahui rentang nilai alpha pertama adalah sebesar 0,504 yang artinya reliabel kemudian nilai

(9)

alpha kedua adalah sebesar 0,731 yang artinya reliabel dan nilai alpha ketiga 0,174 artinya tidak reliabel. Dan nilai reliabilitas yang dihasilkan Cronbach’s alpha sebesar 0,588 yang berarti variabel lingkungan kerja tetap reliabel karena dari nilai alpha pertama dan kedua sudah lebih dari 0,361, walaupun Cronbach’s alpha kurang dari 0,60.

Table 4.17 Kemanan

Butir Keterangan Alpha Cronbach’s Alpha K1 Karyawan yakin dengan keamanan peralatan dalam bekerja 0,579 K2 Perusahaan memberikan perlindungan terhadap kecelakaan, masalah hukum, dan asuransi 0,722 K3 Perusahaan melakukan PHK dan pensiun dini terhadap

karyawan

0,585

0,719

Sumber : Data Diolah

Dari tabel 4.17 dapat dijelaskan bahwa hasil uji validitas dan reliabilitas variabel keamanan diketahui rentang nilai alpha terendah sebesar 0,585 sampai yang tertinggi 0,722 Dan nilai reliabilitas yang dihasilkan Cronbach’s alpha sebesar 0,719 yang berarti variabel keamanan sudah reliabel karena nilai Crobanch’s alpha sudah lebih besar dari standar reliabel yaitu 0,60.

Table 4.18 Hubungan

Butir Keterangan Alpha Cronbach’s

Alpha K1 Hubungan antara atasan

dan bawahan terjalin dengan baik dalam bekerja

0,846

K2 Hubungan antar sesama karyawan baik atasan maupun bawahan terjalin dengan baik

0,854

K3 Hubungan perusahaan dengan perusahaan lain terjalin dengan baik

0,857 K4 Hubungan perusahaan

dengan masyarakat sekitar terjalin dengan baik

0,897

0,895

Sumber : Data Diolah

Dari tabel 4.18 dapat dijelaskan bahwa hasil uji validitas dan reliabilitas variabel hubungan diketahui rentang nilai alpha terendah sebesar 0,846 sampai yang tertinggi 0,897. Dan nilai reliabilitas yang dihasilkan Cronbach’s alpha sebesar 0,895 yang berarti variabel hubungan sudah reliabel karena nilai Crobanch’s alpha sudah lebih besar dari standar reliabel yaitu 0,60.

(10)

Faktor Kinerja Karyawan Table 4.19 Kinerja Karyawan

Sumber : Data Diolah

Dari tabel 4.19 dapat dijelaskan bahwa hasil uji validitas dan reliabilitas variabel kinerja karyawan diketahui rentang nilai alpha terendah sebesar 0,637

sampai yang tertinggi 0,738. Dan nilai reliabilitas yang dihasilkan Cronbach’s alpha sebesar 0,716 yang berarti variabel kinerja karyawan sudah reliabel karena nilai Cronbach’s alpha sudah lebih besar dari standar reliabel yaitu 0,60.

Perhitungan Faktor-Faktor Motivasi yang Memengaruhi Kinerja Karyawan Analisis Regresi Linier Berganda

Butir Keterangan Alpha Cronbach’s

Alpha K1 Pengetahuan karyawan terhadap pekerjaannya sangat luas 0,637 K2 Kesadaran karyawan

untuk membuat rencana kerja sehingga dapat mejadi bahan evaluasi kerja nantinya

0,738

K3 Pegawai berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kuantitas yang telah ditetapkan perusahaan

0,697

K4 Pegawai berusaha

menyelesaikan pekerjaan sesuai standar yang telah ditetapkan perusahaan

0,720

K5 Pegawai tidak

membuang-buang waktu dalam bekerja dengan kegiatan yang lain

0,641

K6 Pegawai berani dalam mengemukakan

pendapat yang menurutnya benar

0,663

K7 Pegawi harus berani mengambil keputusan dalam menghadapi masalah guna menyelesaikan masalah tersebut 0,675 0,716 Tabel 4.20

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber : Data Diolah

Variabel Regresi (β) Koefisien Koefisien Regresi

(Beta) t-hitung Sig-t

Konstanta 3,90474875 3,3947647 91 1,150226596 0,253031623 Variabel Tanggung jawab (X1) 0,46683472 1 0,135472836 3,445965514 0,000859299 Variabel Pengakuan (X2) 0,24530413 6 0,121057243 2,026348277 0,045624552 Variabel Pengembang an (X3) 0,23613790 4 0,118467402 1,993273248 0,049193706 Variabel Insentif (X4) 0,31047871 4 0,12283597 2,527587932 0,013190712 Variabel Lingkungan kerja (X5) 0,50619431 2 0,1803713 89 2,8064002 62 0,0061147 47 Variabel Keamanan (X6) 0,17665843 1 0,072797453 2,426711708 0,01718528 Variabel (X7) 0,31069387 4 0,093590263 3,319724348 0,00129264 R Squared : 0,462 Adjusted R Squared : 0,421 FHitung : 11,277 Sig.F : 0,000 N : 100

Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel 4.1 diatas maka dapat disusun suatu persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Ŷ = 3,905 + 0,467 X1 + 0,245 X2 +

0,236 X3 + 0,310 X4 + 0,506 X5 +

(11)

Dari persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa keeratan hubungan antara variabel dependen, yaitu kinerja karyawan dengan variabel motivasi karyawan rata-rata sangat baik. Artinya bahwa variasi (perubahan) dalam kinerja karyawan yang diteliti dapat dijelaskan oleh variabel-variabel indeoenden yang digunakan dalama analisis ini, yaitu terdiri dari tanggung jawab, pengakuan, pengembangan, insentif, lingkungan kerja, kemanan, dan hubungan.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dilakukan uji R2. berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.12, diperoleh hasil sebagai berikut :

R2 = 0,462

Angka diatas menunjukkan bahwa kontribusi atau kemampuan menjelaskan dari variabel Tanggung jawab, Pengakuan, Pengembangan, Insentif, Lingkungan kerja, Keamanan dan Hubungan terhadap Kinerja Karyawan sebesar 46,2% sedangkan sisanya, yaitu 53,8%, dijelaskan oleh variabel lain di luar persamaan model yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Uji Hipotesis (Uji-t dan Uji-F) Uji-t

Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Uji-t

Sumber : Data Diolah

Hipotesis Nilai Status

1 Variabel tanggung jawab secara parsial

tidak beraruh signifikan terhadap kinerja karyawan t = 3,45 Sig. t = 0,001 ttabel = 1,645 H0 ditolak Ha diterima 2 Variabel pengakuan

secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan t = 2,03 Sig. t = 0,046 ttabel = 1,645 H0 ditolak Ha diterima 3 Variabel pengembangan secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan t = 1,99 Sig. t = 0,049 ttabel = 1,645 H0 ditolak Ha diterima 4 Variabel insentif secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan t = 2,53 Sig. t = 0,013 ttabel = 1,645 H0 ditolak Ha diterima 5 Variabel lingkungan kerja secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan t = 2,81 Sig. t = 0,006 ttabel = 1,645 H0 ditolak Ha diterima 6 Variabel keamanan secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan t = 2,43 Sig. t = 0,017 ttabel = 1,645 H0 ditolak Ha diterima 7 Variabel hubungan

secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan t = 3,32 Sig. t = 0,001 ttabel = 1,645 H0 ditolak Ha diterima

(12)

Berdasarkan hasil pengolahan data diatas menunjukkan bahwa semua variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dari tabel 4.21 diatas diketahui bahwa variabel tanggung jawab memiliki nilai t hitung tertinggi (3,45) dibandingkan variabel bebas lainnya.

Uji-F

Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Uji F

Sumber : Data Diaolah

KESIMPULAN

1. Dari hasil analisis Uji-t yang telah dilakukan, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik berpengaruh secara nyata terhadap kinerja karyawan. Variabel yang memengaruhi motivasi karyawan terhadap kinerja karyawan yaitu variabel tanggung jawab, pengakuan, pengembangan, insentif,

lingkungan kerja, keamanan, dan hubungan.

2. Berdasarkan analisis persamaan regresi dapat diketahui bahwa variabel lingkungan kerja sangat kuat pengaruhnya terhadap kinerja karyawan dibandingkan variabel yang lainnya. Terlihat dari hasil perhitungan yang telah penulis laksanakan variabel lingkungan kerja sangat kuat pengaruhnya, ini berarti karyawan dalam melaksakan pekerjaannya merasakan nyaman dalam bekerja sehingga karyawan dapat bekerja secara optimal.

SARAN

Hipotesis Nilai Status

1 Variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat F = 11,277 Sig. F = 0,000 F tabel = 2,10 Ho ditolak Ha diterima

1. Perusahaan sebaiknya mempertahankan motivasi yang telah dilaksanakan karena dari hasil yang dicapai memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja pegawai. Dengan adanya motivasi pegawai diharapkan agar lebih giat lagi untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas yang diinginkan oleh Perusahaan tersebut, sehingga kinerja pegawai dapat maksimal.

2. Perusahaan harus menetapkan standar pekerjaan dan menambahakan faktor-faktor mengenai kinerja seseorang pegawai dalam peningkatan kinerja. Agar benar-benar dapat menilai pegawai secara optimal dalam meningkatkan kinerja pegawai.

DAFTAR PUSTAKA

Fuadi. 2008. Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan, Jakarta: Jurnal Pendidikan LIPI. Jurnal Ekonomi dan Manajemen / Vol. 1 No. 3.

(13)

Hertanto, Ronny Hendra. 2003. Pengaruh Motivasi dan Kemampuan terhadap Kinerja studi pada Karyawan PT Telkom Malang, Jakarta : Jurnal Pendidikan LIPI. Jurnal Ekonomi dan Manajemen / Vol. 4 No. 2.

Malayu S.P. Hasibuan. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi ke-7. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Manullang, M. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Munandar, Ashar Sunyoto. 2004. Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta: BPFE-UI Jakarta. Umar, H. 2003. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, Jakarta: Gramedia

Priyatno, Duwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS Untuk Analisis Data dan Uji Statistik, Yogyakarta: Mediakom

Riduwan, Drs, MBA & Dr. Akdon. 2007. Rumus dan Data dalam Analisis Statistik, Bandung: Alfabeta

Gambar

Table 4.13  Pengakuan
Table 4.16  Lingkungan Kerja
Table 4.17  Kemanan
Tabel 4.21  Hasil Perhitungan Uji-t
+2

Referensi

Dokumen terkait

Identifikasi bahaya dalam penelitian ini adalah proses untuk menentukan apa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana bahaya dapat terjadi di tempat kerja yang berpotensi

soal penunjukkan langsung ya. Ini saya lihat pada Bab IV mengenai Tata Cara Pengadaan Penunjukkan Langsung ini pada halaman 48, itu kriterianya itu dikatakan begini “pengadaan

Sejak tanggal 25 Januari 1955 semua sekolah katolik di Flores berada di bawah Yayasan Vedapura, Mulai tanggal 5 Agustus 1970 terbentuk Yayasan Persekolahan Umat Katolik Flores

Etika dapat didefinisikan sebagai satu usaha sistematis dengan menggunakan akal untuk memakai individua tau social kita, Pengalaman moral, dimana dengan cara itu dapat

Penelitian berjudul The Contribution of Infrastructureto Aggregate Output ditulis oleh David menyatakan bahwa infrastruktur rute transportasi (panjang jalan aspal

diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan pengalaman atau konsep yang telah dimilikinya pada semua tahapan dari pendekatan saintifik baik tahap mengamati setelah

Pada gambar Jika pada kawat dialiri arus masing-masing 2 ampere dan 4 ampere, maka gaya lorentz persatuan panjang yang timbaul pada kedua kawat adalah

Peningkatan kadar ion natrium dan kalium dalam urin pada kelompok tikus yang dicekok ekstrak biji pepaya dan biji salak ini merupakan efek natriuretik diuretik, hampir