• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KOMPETENSI

PENGETAHUAN IPA SISWA KELAS IV SD GUGUS

KOMPYANG SUJANATAHUN AJARAN

2016/2017

Ni Luh Ary Nirmalayati

1

,M.G. Rini Kristiantari

2

, I Gusti Agung Oka Negara

3 1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail :

ary.nirmala@yahoo.com

1

,

riniokanegara@gmail.com

2

,

okanegaragustiagung@gmail.com

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA siswakelas IV SD Gugus Kompyang Sujana Tahun Ajaran 2016/2017 yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaranStudent Teams

Achievement Division Berbantuan Media Gambar dan yang dibelajarkan dengan

menggunakan Pembelajaran Konvensional. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Desain penelitian ini menggunakan “Nonequivalent Control Group Design”. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Gugus Kompyang Sujana dengan jumlah populasi 596 siswa. Sampel diambil dengan teknik Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IVB SDN 1 Padangsambian sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas IVB SDN 10 Padangsambian sebagai kelas kontrol dengan jumlah masing-masing kelompok sebanyak 40siswa pada kelompok ekperimen dan 40 orang siswa pada kelompok kontrol. Data tentang kompetensi pengetahuan IPA di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol dikumpulkan dengan instrumen berupa tes pilihan ganda biasa. Tes kompetensi pengetahuan IPA diberikan pada saat post test secara tertulis. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis uji-t dapat diketahui terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Gambar dan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran Konvensional (thit =

2,882> ttabel = 2,000) dengan dk = 78 dan taraf signifikansi 5%. Demikian pula nilai

reratakompetensi pengetahuan IPA siswa kelompok eskperimen X = 80,23>X =

73,6reratakompetensi pengetahuan IPA siswa kelompok kontrol.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Gambarberpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPAkelas IV SD Gugus Kompyang Sujana Tahun Ajaran 2016/2017.

Kata-kata kunci : STAD, Media Gambar, kompetensi IPA.

Abstract

Research to determine the significant differences of science knowledge competence of fourth grade students of SD Gugus Kompyang Sujana academic year 2016/2017 which was taught by using the model of Student Teams Achievement Division with Picture Media Learning and which was taught by using Conventional Learning. This type of

(2)

2

research is a quasi experiment. The design of this research using "Nonequivalent Control Group Design". The population of this study is all students of fourth grade SD Gugus Kompyang Sujana with a population of 596 students. Samples were taken by Random Sampling technique. The sample in this research is the students of grade IVB SDN 1 Padangsambian as experimental class and the students of grade IVB SDN 10 Padangsambian as control class with the number of each group as many as 40 students in the experimental group and 40 students in the control group. Data on the knowledge competence of science in the experimental class as well as in the control class were collected with instruments in the form of ordinary multiple choice test. Science knowledge competence test is given at post test in writing. Furthermore, the data were analyzed by using t-test. The results showed that based on t-test analysis it can be seen that there is a significant difference of science knowledge competence of students who are taught by using learning model Student Teams Achievement Division with Media Assistance Picture and students taught using Conventional learning (thit = 2,882> ttabel = 2,000) with Dk = 78 and 5% significance level. Similarly, the average score of science knowledge competence of students of experimental group = 80.23> = 73.6 average knowledge competence of science students control group. This it can be concluded that the learning model Student Teams Achievement Division Assisted Media Picture influence the knowledge competence of science class IV SD Gugus Kompyang Sujana academic year 2016/2017.

Keywords: STAD, Media pictures, IPA competence.

PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi dewasa ini, berkembang sangat pesat. Salah satu dampak globalisasi yaitu pada bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dibutuhkan sum-ber daya manusia yang sum-berkualitas yai-tu melalui pendidikan. Pendidikan adalah “Suatu proses untuk mem-bantu manusia mengembangkan po-tensi yang ada pada dirinya, se-hingga mampu menghadapi semua perubahan zaman yang menuntut mereka untuk

berpikir logis,

sistematik,kritis,kreatif,cerdas,terbuk a, dan mempunyai rasa ingin tahu” (Kamaliah, 2014:2)

Pada zaman modern ini berbagai upaya dari pemerintah terhadap perbaikan pendidikan antara lain perbaharuan kurikulum, kualitas guru yang profesional, sistem pengajaran, buku-buku penunjang serta usaha lainnya yang berkaitan dengan kualitas

pendidikan. Sarana dan

prasaranayang paling penting di siapkan pemerintah adalah sekolah dan guru

Sebagai tenaga pengajar/mediator pentranssfer ilmu kepada peserta didik.

Guru merupakan salah satu komponen yang berperan penting dalam terselenggaranya proses pendidikan. Keberadaan guru merupakan pelaku utama dalam menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran yang diterapkan. Agar pembelajaran berhasil tindakan yang bisa dlakukan, dengan menerapkan model pembelajaran secara bervariasi proses pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan yang dapat membuat proses pembelajaran menjadi bermakna, siswa lebih memahami materi yang diajarkan serta tercapainya apa yang diinginkan dan berpengaruh pada kompetensi pengetahuan siswa. Guru merancang pembelajaran yang efektif di semua pembelajaran khususnya dalam membelajarkan IPA.

Mata pelajaran Ilmu Pe-ngetahuan Alam (IPA) yang me-rupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar. Pada pembelajaran IPA diciptakan suasana belajar yang

(3)

3 menuntut peran aktif siswa mandiri. IPA merupakan ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang cara mencari tahu alam sekitar secara sistematis untuk memahami fakta-fakta,konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah (Putra, 2015:2). IPA adalah pembelajaran yang penting karena ilmunya dapat diterapkan secara langsung dalam masyarakat. Dalam proses pembelajaran - IPA sebaiknya diarahkan untuk mengem-bangkan keterampilan mengamati, mengelompokkan,mengukur, meng-komunikasikan, meramalkan dan menyimpulkan. IPA tidak hanya me-rupakan kumpulanpengetahuan ten-tang benda atau makhlukhidup, te-tapimemerlukan kerja, caraberfikir, dan cara memecahkan masalah.IPA adalah Suatu kumpulan teori yangsistematis, penerapannya secara u-mumterbatas pada gejala-gejala alam, lahir danberkembang

melalui metode ilmiah

sepertiobservasi dan eksperimen serta menuntutsikap il-miah seperti rasa ingin tahu, terbu-ka,jujur, dansebagainya(Widiastiti, 2014:2). Berdasarkan ka-rakteristik yang ditampilkan dalam pemaparan mengenai pembelajaran IPA di atas guru mampu meng-identifikasi stra-tegi, metode, maupun model pem-belajaran seperti apa yang dite-rapkan dalam pembelajaran IPA.

Fakta tersebut juga ditemukan pada saat observasi yang dilakukan siswa kelas IV Sekolah Dasar Gugus Kompyang Sujana. Dari tujuh se-kolah yang terdapat di SD Gugus Kompyang Sujana ini sebagian be-sar pembelajaran khususnya pem-belajaran IPA dilakukan dengan pen-dekatan konvensional, walaupun masih menerapkan pendekatan kon-vensional dalam proses belajarnya, prestasi belajar siswa khususnya IPA di sekolah dasar Gugus Kompyang Sujana ini relatif stabil. Kurang aktifnya siswa dan kurang bervariasinya metode yang

digunakan guru dalam pembelajaran perlu dibenahi, karena siswa belajar bukan hanya untuk mendapat nilai tapi merasakan prosesnya secara langsung dan baik. Sesuai dengan penilaian pembelajaran pada Kuri-kulum 2013 pengetahuan siswa tidak hanya dinilai pada akhir pem-belajaran, tapi prosesnya perlu di-nilai.

Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan sebuah inovasi yang nantinya dapat menumbuhkan kem-bali minat peserta didik untuk mem-pelajari IPA. Inovasi tersebut har-uslah mengarah pada pelaksanaan pembelajaran yang menyenangkan dan merangsang minat peserta didik agar berperaan lebih aktif dalammeningkatkan kompetensi atau pre-stasi siswa dari yang sebelumnya. Agar diketahui perubahan yang diti-mbulkan oleh satu inovasi maka dibutuhkan suatu penelitian.Inovasi pembelajaran yang diujicobakan pada penelitian ini

adalah Pengaruh Model

Pembelajaran Student Teams Achievement Division berbantuan

Media Gambar.

Salah satu alasan peneliti memilih model ini karena model pe-mbelajaran Student Teams

Achi-evement Division merupakan

kon-sep pembelajaran yang diterapkan pada siswa dengan cara ber-diskusi/berkelompok untuk memacu siswa berpikir kritis baik dalam men-emukan masalah maupun dalam upaya menyelesaikannya, serta di-latih menjawab kuis secara per-seorangan (Kurniasih dan Sani, 2016:22)Media Gambar merupakan media grafis yang paling banyak digunakan. Gambar merupakan hasil lukisan yang menggambarkan or-ang, tempat dan benda dalam ber-bagai variasi. Guru yang kreatif ma-mpu menghasilkan berbagai bentuk gambar yang menarik dan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, tetapi juga diperoleh dari berbagai sumber seperti majalah, surat kabar,

(4)

4 dan sebagainya. Gambar hasil kerja guru maupun peserta didik dapat mengilustrasikan dan membantu pengajaran suatu topik pelajaran (Arsyad, 2013:2)

Dari uraian di atas , penelitian inimenggunakan Model Pemb-elajaranStudentTeamsAchievement

Division Berbantuan Media Gambar

terhadap Kompetensi Pengetahuan IPA Siswa Kelas IV SD Gugus Kompyang Sujana Tahun Ajaran 2016/2017

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2016/2017 di kelas IV SD Gugus Kompyang Sujana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui per-bedaan kompetensi pengetahuan IPA antara kelompok siswa yang di-belajarkan dengan model pem-belajaran Student Teams

Ach-ievement Division berbantuan

me-diagambar dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pem-belajaran konvensional (pendekatan saintifik).

Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Quasi Eksperiment

Design.Quasi Eksperiment Design

adalah eksperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen namun tidak meng-gunakan penugasan acak untuk menciptakan perbandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan (Dar-madi, 2011:180). Hal tersebut didu-kung oleh pendapat Dantes (2012-:97) yang menyatakan “bahwa pemberian pre-test biasanya untuk mengukur ekuivalensi atau peny-etaraan kelompok”. Desain eks-perimen semu yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non

Equivalent Control Group Design.

Non Equivalent Control Group

Design adalah dalam desain ini

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dibandingkan, dua kelompok yang ada diberikan

pre-test kemudian diberikan per-lakuan dan terakhir diberikan post test (Set-yosari, 2015:213) .Ran-cangan pen-elitian ini secara skematis dapat digambarkan seb-agai berikut :

Gambar 1

Rancangan penelitian nonequivalent

control group design (Setyosari,

2015 : 211)

Pemberian treatment berupa perlakuan penerapan model pem-belajaran Student Teams

Achi-evement Division berbantuan media

gambar dilakukan dikelompok eks-perimen, sedangkan dikelompok ko-ntrol diberikan pembelajaran kon-vensional.Pre test dilakukan hanya untuk mengetahui kesetaraan kel-ompok dengan menganalisis nilai dari pre test yang diberikan kepada siswa yang mencakup muatan materi IPA. Post test dilakukan pada akhir penelitian setelah diberikan perlakuan untuk mendapatkan hasil kompetensi pengetahuan IPA dike-lompok eksperimen dan kedike-lompok kontrol.

Dalam penelitian ini yang diperhitungkan hanya skor posttest saja tanpa memperhitungkan skor

pretest.Hal tersebut dikarenakan

penelitian ini bertujuan untuk meng-etahui pengaruh bukan peningkatan kompetensi pengetahuan IPA pada kedua kelompok.

Prosedur penelitian yang akan ditempuh dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahap per-siapan, pelaksanaan, dan peng-akhiran eksperimen. Adapun uraian dari setiap tahapan tersebut adalah sebagai berikut. Tahap Persiapan Eksperimen Pada tahap persiapan eksperimen kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut. (1) Mempersiapkan sarana pendukung pembelajaran seperti, menyusun Rencana Pelaksanaan Pem-belajaran (RPP), LKS, dan media pembelajaran yang digunakan dalam

(5)

5 proses pembelajaran. (2) Menyusun instrumen penelitian berupa tes kompetensi pengetahuan IPA siswa. (3) Mengkonsultasikan instrumen penelitian dengan guru kelas dan dosen pembimbing. (4) Mengadakan validasi instrument penelitian yaitu tes kompetensi pengetahuan IPA. Pada tahap pelaksanaan eks-perimen, kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut. Menentukan sampel penelitian ber-upa kelas dari populasi yang tersedia secara random (acak) dan dilaksanakan pretest. Melaksanakan penelitian yang memberikan per-lakuan kepada masing-masing kelas berupa model Student Teams Achievement Division berbantuan

media gambar dan pembelajaran konvensional. Perlakuan model

Student Teams Achievement Divi-sion berbantuan media gambar akan

diberikan 6 kali sesuai dengan materi yang diambil serta 1 kali post tes dan perlakuan pembelajaran konvensional yang juga akan dil-akukan selama 6 kali sesuai dengan materi serta 1 kali post tes. Pada tahap akhir eksperiman, kegiatan yang akan dilakukan adalah mem-berikan posttest pada akhir pe-nelitian untuk mengetahuikom-petensi pengetahuan IPA siswa pada masing- masing kelas. Dalam penelitian ini untuk menentukan subjek penelitian langkah awal da-lam penelitian ini adalah menetukan populasi yang akan diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mem-punyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:-117) “Populasi adalah Keseluruhan objek dalam suatu pene-litian”(Agung,2014:69),Sedang-kan populasi adalah himpunan dari unsur yang sejenis, unsur-unsur sejenis tersebut bisa berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda, zat cair, peristiwa dan

sejenisnya. Besarnya populasi bisa terbatas dan tidak bisa terbatas (Koyan, 2012:30).

Jadi dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan ob-jek/subjek yang memiliki ciri- ciri tertentu yang dijadikan sumber data dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Gugus Kompyang Sujana tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 596 siswa.

Dari populasi yang telah ditentukan maka selanjutnya diambil perwakilan dari populasi tersebut yang dianggap mewakili seluruh populasi. Perwakilan dari populasi yang mewakili seluruh populasi disebut sampel.

Sampel ialah sebagian dari populasi yang diambil, yang dianggap mewakili seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu (Agung, 2014:69). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:-118) Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah suatu kelompok kecil yang merupakan bagian dari suatu perkumpulan.

Dari pelaksanaan penelitian ini, sampel yang dipergunakan adalah dua kelas. Teknik peng-ambilan sampel yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan teknik ran-dom sampling, yang di ranran-dom adalah kelas. Pengambilan sampel secara acak dilakukan dengan un-dian. Setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu dan kemudian diundi. Sehingga setiap kelas men-dapatkan peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Peng-undian dilakukan untuk memilih dua kelas yang dijadikan sampel pen-elitian. Setelah kedua kelas yang terpilih maka akan diberikan pre-test untuk uji kesetaran akademik, nilai atau skor dari hasil pre-test kedua kelas dianalisis menggunakan uji-t,

(6)

6 maka data hasil pre- test diuji prasyarat yaitu normalitas dan ho-mogenitasnya. Jika data pre-test yang diperoleh sudah memenuhi prasyarat uji normalitas dan homo-genitas maka dianalisis meng-gunakan uji-t dengan rumus Polled Varians. Setelah kedua kelas di-ketahui setara secara akademik, langkah selanjutnya ialah me-nentukan kelas yang digunakan se-bagai kelompok kontrol dan kelo-mpok eksperimen dengan cara nilai yang kecil dijadikan kelas eksp-erimen dan yang lebih besar dijadi-kan kelas kontrol.

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut ke-mudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:60). Sedangkan variabel juga dapat didefinisikan sebagai suatu gejala berupa konsep yang akan menjadi titik fokus penelitian (Agung 2014:40). Jadi berdasarkan kedua pendapat diatas dapat disimpulkan variabel adalah suatu konsep yang menjadi titik fo-kus penelitian sehingga mem-pe-roleh informasi tentang hal ter-sebut

kemudian dapat ditarik

kesimpulan.Dalam penelitian ini terdiri atas 2 variabel yaitu variabel bebas (ind-ependent variabel) dan variabel teri-kat (depedent

variabel).Tetapi yang dijelaskan

hanya variabel terikat.

Variabel terikat (dependent variabel), - variabel dependent (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas - (Sugiyono, 2012:60). Sed-angkan variabel terikat juga dapat didefinisikan sebagai variabel yang keberadaanya atau munculnya ber-gantung pada variabel bebas (Agung, 2014:42) Jadi berdasarkan kedua pendapat diatas dapat disi-mpulkan variabel dependent (vari-abel terikat) adalah vari(vari-abel yang

keberadaannya dan kemunculannya dipengaruhui oleh adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam pe-nelitian ini adalah penguasaan - kompetensi pengetahuan IPA.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kom-petensi pengetahuan IPA siswa kelas IV SD Gugus Kompyang Sujana tahun ajaran 2016/2017. “Metode pengumpulan data adalah cara- cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data” (Darmadi, 2011:40). Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes.”Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian” (Suh-arsimi, 2013:67) Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang kompetensi pengetahuan IPA.

Sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur apabila telah dilakukan uji validitas dan realibilitas.Sebelum tes diuji cob-akan,terlebih dahulu dikonsultasikan dengan guru kelas serta dosen pem-bimbing, lalu kemudian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur.(Setyosari, 2015: 243) Jadi sangat perlu dilakukan uji validitas pada suatu instrumen sebelum diuji cobakan.

Uji validitas ini digunakan untuk mengetahui validas isi sebuah soal.“Validitas isi ialah derajat di-mana sebuah tes mengukur ca-kupan substansi yang ingin diukur” (Darmadi, 2011:161).Pengujian validitas isi dilakukan untuk menguji valid atau tidaknya suatu tes dari segi isinya. Validitas isi dapat dil-akukan dengan cara menyesuaikan item tes dengan materi kurikulum atau materi buku pelajaran. Untuk mendapatkan validitas isi dari tes perolehan kompetensi pengetahuan IPA maka ditempuh cara dengan

(7)

7 menyusun soal berdasarkan kisi – kisi yang materinya diambil dari kurikulum maupun buku pelajaran. Tes hasil belajar dikatakan valid apabila materi tes tersebut betul-betul representatif terhadap bahan pembelajaranyang akan dibelajarkan terhadap siswa.

Untuk mengukur validitas butir tes kompetensi pengetahuan IPA dalam bentuk pilihan ganda (objektif) digunakan rumus koefisien korelasi

point biserial (rpbi) karena bersifat

dikotomi.

Tes kompetensi pengetahuan IPA di uji cobakan di kelas V SD 1 Padangsambian dengan jumlah responden sebanyak 40 orang siswa, sehingga digunakan rtabel

yang paling mendekati yaitu N = 60 pada taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh rtabel0,312. Nilai rpbi yang

diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel, dengan ketentuan

rpbi dikatakan valid apabila lebih

besar dari rtabel (rpbi> rtabel). Dalam

menghitung butir tes kompetensi pengetahuan IPA, peneliti meng-gunakan bantuan program microsoft

excel untuk melakukan analisis

koefisien validitas masing-masing butir soal.

Selain uji validitas, syarat lainnya adalah uji reliabilitas. Reliabilitas sama dengan konsisten atau ke-ajekan. “Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabilitas apabila yang di-pakai mengukur apa yang se-harusnya diukur digunakan ka-panpun dan bilamanapun hasilnya sama” (Sugiyono, 2012:137). Uji reliabilitas dilakukan terhadap butir soal yang valid saja, dengan demikian uji reliabilitas bisa dilakukan setelah dilakukan uji validitas.

Dalam pemberian interpretasi terhadap koefesien reliabilitas tes r11 pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut : (1) Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes kompetensi pengetahuan yang sedang diuji

realibilitasnya dinyatakan telah reliabel, (2) Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti tes kompetensi pengetahuan yang sedang diuji realibilitasnya dinyatakan unreliabel.

Dari 30 soal yang dinyatakan valid dan memiliki kriteria maka diperoleh r11 = 0,75> 0,70 artinya bahwa soal tes pilihan ganda pada penelitian ini tergolong reliabel.

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kes-anggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu de-ngan siswa yang tergolong ku-rang atau lemah prestasinya.Daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu mem-bedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan pe-serta didik yang belum/kurang me-nguasai kompetensi berdasarkan kri-teria tertentu (Suharsimi, 2013:226). Jadi Daya pembeda (DP) dari sebuah butir soal menyatakan se-berapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi (siswa) yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan testi (siswa) yang tidak dapat menjawab soal tersebut (testi yang menjawab salah).Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai kom-petensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi.De-ngan kata lain daya pembeda butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara testi - yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan testi yang berkempuan rendah.

Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan maka hasil pe-ngujian daya pembeda diperoleh butir soal dengan kriteria baik sekali yaitu soal nomor (10, 16, 19, 23, 24, 29) butir soal dengan kriteria baik yaitu soal nomor (1, 6, 7, 9, 13, 20, 21, 26, 27, 28), dan butir

(8)

8 soal dengan kriteria cukup baik yaitu soal nomor (2, 3, 4, 5, 8, 11, 12, 14, 15, 17, 18, 22, 25, 30). butir soal dengan kriteria jelek tidak ada, jika ada soal nomor Soal dengan kriteria jelek ini kemudian dibuang.

Tingkat kesukaran dapat dip-andang sebagai kesanggupan atau kemampuan siswa menjawab tes yang diberikan.Bisa juga dikatakan bahwa tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan proporsi peserta tes yang menjawab betul butir soal yang diberikan.Sudah atau belum memadainya derajat ke-sukaran item tes dapat diketahui dari besar kecilnya angka yang melambangkan tingkat kesulitan dari item tersebut.

Sesuai dengan kriteria penilaian yang ditentukan maka diperoleh tingkat kesukaran butir tes yaitu butir soal dengan kriteria mudah soal yaitu soal nomor (3, 8, 11, 13, 16, 21, 22, 27, 28, 30), butir soal dengan kriteria sedang soal yaitu soal nomor (1, 2, 4, 5, 10, 12, 15, 17, 19, 20, 25, 26, 29) dan butir soal dengan kriteria sukar yaitu soal nomor (6, 7, 9, 14, 18, 23, 24).

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah uji hipotesis dengan statistik parametrik bisa dilakukan atau tidak.Apabila sebaran data sudah berdistribusi normal, maka uji lanjut dengan me-nggunakan statistik parametrik bisa dilakukan.Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji lanjut dengan menggunakan statistik non parametrik.

Kriteria pengujian, jika

2

2

hit

dengan taraf signifikasi 5% (dk = jumlah kelas dikurangi parameter, dikurangi 1), maka H0 diterima yang berarti data ber-distribusi normal.

Uji homogenitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa per-bedaan yang terjadi pada uji hip-otesis benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan antar kelompok,

bukan malah akibat dari adanya perbedaan dalam kelompok.

Kriteria pengujian tolak H0 jika 1, 1 2 1 

n n hit

F

F

 , uji dilakukan

pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1 dan derajat kebebasan untuk penyebut n2 – 1.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Setelah diberikan treatment sebanyak 6 kali, di akhir eksperimen siswa diberikan post-test untuk memperoleh data kompetensi peng-etahuan IPA siswa. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif kom-petensi pengetahuan IPA kelompok eksperimen diperoleh skor rerata, 𝑋 = 80,23 dan Kelompok kontrol juga diberikan treatment berupa pem-belajaran konvensional sebanyak 6 kali, di akhir treatment siswa dibe-rikan post-test untuk memperoleh data kompetensi pengetahuan IPA siswa. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif kompetensi peng-etahuan IPA kelompok kontrol di-peroleh skor rerata, 𝑋 = 73,6 Sesuai dengan hasil analisis statistik des-kriptif kompetensi pengetahuan IPA siswa menunjukkan bahwa rerata nilai kompetensi pengetahuan IPA siswa kelompok eskperimen 𝑋 = 80,23 >𝑋 = 73,6 rerata nilai kom-petensi pengetahuan siswa ke-lompok kontrol.

Dalam penelitian ini, data kompetensi pengetahuan IPA yang diperoleh pada kelompok eks-perimen dan kelompok kontrol dianalisis untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian. Sebelum me-lakukan pengujian hipotesis, ter-lebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians. Berdasarkan uji normalitas sebaran data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh harga χ1

hitung = 7,57untuk kelompok

(9)

kem-9 udian dikonsultasikan dengan harga χ1

tabel dengan dk = 5 dan taraf

signifikansi 5% sehingga diperoleh harga χ1

tabel = 11,07. Karena χ1hitung =

7,57<χ1

tabel(α=0,05) = 11,07 maka H0 diterima (gagal ditolak). Ini berarti sebaran data kompetensi pen-getahuan IPA kelompok eksperimen berdistribusi nomal. Sedangkan pada kelompok kontrol, harga χ2hitung

=6,76. Harga tersebut kemudian di konsultasikan dengan harga χ2tabel

dengan dk = 5 dan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh harga χ2

tabel(α=0,05) = 11,07. Karena χ2hitung =

6,76<χ2

tabel(α=0,05) = 11,07 maka H0 diterima (gagal ditolak). Ini berarti sebaran data kompetensi peng-etahuan IPA kelompok kontrol ber-distribusi nomal.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians. Uji hom-ogenitas varians dilakukan terhadap data kompetensi pengetahuan IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil Uji Homogenitas data kompetensi pengetahuan IPA kelo-mpok eksperimen dan kelokelo-mpok kontrol diperoleh Fhitung= 1,05. Nilai

tersebut kemudian di konsultasikan dengan harga Ftabel(α=0,05) = 1,70

dengan dk 39,39. Karena Fhitung =

1,05 < Ftabel(α=0,05) = 1,70 maka dapat

dikatakan data kompetensi peng-etahuan IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varians yang homogen.

Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yang

diajukan.Adapun hipotesis penelitian

yang diuji sebagai

berikut.Ho:Tidakterdapat - perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model Stu-dent

Teams Achievement Division

berbantuan media gambardan kel-ompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pembe-lajaran konvensional pada kelas IV SD Gugus Kompyang Sujana. Berd-asarkan hasil uji normalitas sebaran data dan homogenitas varians dapat diketahui bahwa data yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bersdistribusi nor-mal dan memiliki varians yang homogen. Karena data yang dipe-roleh telah memenuhi uji prasyarat, maka uji hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis uji-t. Rekapitulasi analisis uji-t dari data kompetensi pengetahuan IPA siswa disajikan pada tabel sebagai berikut.

(10)

10

Tabel 1. Tabel Rekapitulasi Hasil Analisis Data Kompetensi Pengetahuan IPA Menggunakan Uji-t

Dari hasil analisis diperoleh thitung =

2,882 dan ttabel = 2,000 pada taraf

signifikansi 5% (α = 0,05) dengan dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 40 – 2 = 78. Oleh karena thitung = 2,882 >ttabel(α = 0,05) = 2,000 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kompetensi penge-tahuan IPA siswa yang dibelajarkan dengan model Student Teams Achievement Division berbantuan

media gambar dan pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus Kompyang Sujana. Perbedaan yang signifikan kom-petensi pengetahuan IPA siswa yang dibelajarkan dengan mengg-unakan model Student Teams

Achi-evement Division berbantuan media

gambar dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional dapat disebabkan ada-nya perbe-daan perlakuan pada langkah-langk-ah pembelajaran.

Berdasarkan paparan tersebut, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Student Teams

Achi-evement Division berbantuan media

gambar berpengaruh terhadap ko-mpetensi pengetahuan IPA siswa kelas IV SD Gugus Kompyang Sujana Tahun Ajaran 2016/2017. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis nilai kompetensi pengetahuan IPA kelom-pok eksperimen diperoleh skor rerata siswa sebesar 80,23 dengan perolehan nilai minimum 56 dan nilai maksimum 96. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rerata ketuntasan belajar kelompok eks-perimen sudah memenuhi skor

ke-tuntasan belajar kompetensi penge-tahuan IPA. Berdasarkan hasil analisis nilai kompetensi penge-tahuan IPA pada kelompok kontrol diperoleh skor rerata siswa sebesar 73,6 dengan perolehan nilai mini-mum 53 dan nilai maksimini-mum 90. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rerata ketuntasan belajar kelompok kontrol sudah memenuhi skor ketuntasan belajar kompetensi pengetahuan IPA.

Hasil analisis uji t diperoleh thitung =

2,882. Harga tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel

pada taraf signifikansi 5% (a = 0,05) dengan dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 40 – 2 = 78 adalah 2,000. Oleh karena thitung> ttabel (2,882> 2,000) maka Ho ditolak atau Ha diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams

Achievement Division berbantuan

media gambar dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan mengg-unakanpembelajaran konvensional pada kelas IV SD Gugus Kompyang Sujana tahun ajaran 2016/2017. Rerata kompetensi pengetahuan sis-wa kelompok eskperimen X =

80,23>X = 73,6 reratakompetensi peng-etahuan IPA siswa kelompok kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran melalui Model Student Teams Achievement Division berbantuan media gambar berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas IV SD Gugus Kompyang Sujana tahun ajaran

No. Sampel N Dk 𝑋 S2 χ2hitung χ2tabel Status

1 Kelompok eksperimen 40 78 80,23 129,87 2,882 2,000 Ha diterima 2 Kelompok control 40 73,6 123,00

(11)

11 2016/2017. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut. Melihat hasil pen-elitian pada pembelajaran IPA de-ngan menggunakan model pem-belajaran Student Teams Achi-evement Division berbantuan media gambar, hendaknya guru menge-mbangkan inovasi pembelajaran dengan menerapkan strategi, pen-dekatan, model, dan metode yang mampu mengoptimalkan kompetensi pengetahuan siswa. Dengan dila-kukannya penelitian - ini, diharapkan peneliti lain melakukan penelitian pada pokok bahasan yang lebih beragam untuk memperoleh hasil yang lebih baik.Dengan mengg-unakan model pada sumber data-/sampel yang berbeda khu-susnya pada muatan materi IPAsheingga hasil penelitian benar-benar dapat menggambarkan keadaan sesung-guhnya yang terjadi di lapangan. DAFTAR RUJUKAN

Agung. 2014.Metodelogi Penelitian

Pendidikan. Malang: Aditya

Media Publishing.

Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara

Arsyad. 2013. Media

Pem-belajaran. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada. Dantes, Nyoman. 2012. Metode

Pe-nelitian. Yogyakarta. CV Andi

Offset.

Darmadi. 2011. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Kamaliah. 2014. “ Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD terhadap Hasil Belajar Matematika” Jurnal PGSD

UNDIKSHA. Volume 2.

Nomor 1. Hlm 4.

Koyan. 2012. Statistik

Pen-didikan.Singaraja :

Universitas Pendidikan Ganesha Pers.

Kurniasih dan Sani. 2016. Ragam

Pengembangan Model Pem-belajaran. Jakarta: Kata

Pe-na.

Putra. 2015. “Pengaruh Model Pe-mbelajaran Koperatif tipe STAD terhadap Pemahaman Konsep dan Sikap Sosial”

Jurnal PGSD UNDIKSHA. Volume 3. Nomor 1. Hlm 3. Setyosari.2015.Metode Penelitian Pendidikan &Pengem-bangan.Prenada Media Gr-oup

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan

R&D. Bandung Alfabeta..

Widiastiti. 2014. “Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Stad berbantuan media Audio-visual terhadap Hasil belajar IPA”.Jurnal

Pendidikan PGSD. Volume 2,

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menghasilkan hasil cluster dengan tingkat similarity terbaik secara umum tahapan dan kerangka kerja penelitian yang digunakan adalah dengan

Perlu ditingkatkan dalam pengelolaan mengeluarkan jadwal mahasiswa ( akademik) Lebih meningkatkan dan lebih baik lagi dalam kemajuan universitas 'aisyiyah yogyakarta Bisa

Penambahan berbagai variasi minyak pelumas bekas dengan 0,03% styrofoam pada campuran beton aspal menyebabkan viscositas campuran jauh lebih rendah daripada beton

bekerja di sektor minyak dan gas bumi secara umum memiliki ketentuan yang dengan karyawan yang bekerja di sektor industri lain. Dengan dasar ini, terdapat kewajiban bagi

Kontribusi antar Indikator dalam IPG Indikator yang paling berpengaruh terhadap nilai IPG di Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 1999, 2002, 2005 adalah indeks kesehatan

Pak Chenris : Pada laporan EITI tahun sebelumnya IA mendapatkan data pembayaran dari perusahaan selengkap-lengkapnya sampai dengan NTPN, karena untuk rekonsliasi

[r]

Apabila dalam buku APDN kategori Diwajibkan terdapat barang sesuai spesifikasi yang dibutuhkan KKKS maka KKKS mengikuti ketentuan tahapan Tender sesuai dengan Bab X angka 5.1.1