• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bepergian dengan menggunakan pesawat udara merupakan cara yang cepat,efisien,aman dan menyenangkan. Akan tetapi bagi pasien-pasien tertentu,naik pesawat udara berarti membuka kemungkinan menerima resiko medis tambahan yang kadang-kadang tidak disadari baik oleh pasien maupun dokter mereka. Masalah ketinggian yang menyebabkan hipoksia dan dekompresi, masalah ergonomi, kelelahan, irama sirkadian ( perubahn zona waktu ),stress sejak keberangkatan hingga mendarat kembali adalah sebagian dari faktor-faktor yang dapat menimbulkan resiko medis. Untuk itu perlu pertimbangan yang akan menentukan apakah seseorang/pasien cukup fit untuk terbang atau harus diperlakukan secara khusus. Dengan pesatnya perkembangan industri jasa penerbangan,meningkat pula jumlah orang sakit, lemah dan cacat yang bepergian dengan pesawat udara. Banyak diantara mereka yang mengadakan perjalanan untuk memperoleh pengobatan, maupun pasien yang dievakuasi lewat udara.

Adanya orang sakit dalam pesawat terbang memerlukan penanganan yang tepat untuk memberikan kenyamanan yang maksimal bagi pasien dan meminimalkan timbulnya gangguan bagi penumpang lain. Disamping itu pelu pula dipertimbangkan adanya keterbatasan ruang dan fasilitas dalam kabin pesawat, stress fisik dan mental selama menunggu pada saat keberangkatan dan kedatangan, kelelahan dalam perjalanan, dan estetika penempatan pasien dlam pesawat. Untuk mengatasi ini semua diperlukan perawat yang memiliki kualifikasi/pengetahuan kesehatan penerbangan. Perawat yang memiliki kualifikasi ini disebut sebagai perawat udara ( Flight Nurse ).

Perawat Udara (Flight Nurse) adalah tenaga kesehatan yang mempunyai kemampuan khusus tentang kesehatan penerbangan yang didapat melalui serangkaikan pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan ini dilaksanakan di Lakespra Saryanto dengan lama pendidikan 3 bulan. Calon Flight Nurse adalah minimal DIII keperawatan..

(2)

Maksud penulisan ini adalah memberikan gambaran tentang Perawat Udara Indonesia. Adapun tujuan penulisan ini adalah:

a. Sebagai bahan masukan kepada PPNI Pusat tentang pentingnya dibentuk suatu organisasi Himpunan Perawat Udara Indonesia ( Hiperudi ).

b. Sebagai bahan masukan bagi insan perawat untuk mengembangkan dunia keperawatan udara.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Flight Nurse

Awalnya,

sampai dengan akhir Perang

Dunia I, pesawat

tempurlah yang mulai

berkembang. Setelah itu,

pada dekade 1920-an, pesawat terbang sipil mulai berkembang, di antaranya dipelopori oleh William Boeing yang mendirikan industri pesawat terbang Boeing di Seattle, Amerika Serikat pada 1916, dan Anthony Fokker –orang Belanda kelahiran

(3)

Madiun, Indonesia– yang mendirikan industri pesawat terbang Fokker di Belanda pada tahun 1919. Akan tetapi, sepanjang dasawarsa 1920-an tersebut penerbangan komersil berkembang dengan lambat meskipun perlahan-lahan mulai populer sebagai sarana transportasi. Salah satu alasan mengapa transportasi udara kurang populer, adalah kenyataan bahwa orang merasa transportasi udara masih merupakan moda

transportasi yang berbahaya .

Untuk dapat mengalihkan penumpang kereta api menjadi penumpang pesawat terbang, tentunya maskapai penerbangan harus dapat meyakinkan bahwa transportasi udara adalah moda transportasi yang aman. Salah seorang yang berjasa mengubah citra transportasi udara adalah Ellen Church. Dilahirkan di Cresco, Iowa, Amerika Serikat pada 22 September 1904, Ellen Church adalah seorang perawat (registered nurse) yang karena ketertarikannya yang tinggi terhadap dunia penerbangan, juga menjadi seorang penerbang (pilot).

Sebenarnya, ketika Church melamar bekerja di Boeing Air Transport (BAT) yang kemudian menjadi United Airlines, awalnya dia melamar sebagai pilot. Akan tetapi, alih-alih mengontrak Church sebagai pilot, Steve Stimpson, seorang pejabat BAT, justru melihat hal yang lebih menjanjikan dari ide Ellen Church yang lain, yaitu menempatkan perawat sebagai pramugari (stewardess/flight attendant) di dalam pesawat terbang, yang bertugas untuk menenangkan penumpang yang takut terbang. Meramalkan publisitas yang hebat yang akan terjadi dengan menempatkan perawat sebagai pramugari, Stimpson menjual ide tersebut kepada atasannya.

Pada tahun 1930, Boeing Air Transport memulai sesuatu yang pada waktu itu dianggap sebagai percobaan yang berani dengan mengontrak delapan orang perawat , dikenal dengan istilah The Original Eight. Sebagai pramugari dengan masa percobaan terbang selama tiga bulan. Ellen Church menjadi kepala pramugari.

Pada tanggal 15 Mei 1930, Ellen Church menjadi pramugari pertama di dunia yang menerbangi rute Oakland ke Chicago. Adanya pramugari merupakan sukses yang tak terbantahkan bagi BAT. Dalam waktu tiga tahun, berbagai maskapai penerbangan mengikuti jejak BAT dengan menempatkan pramugari pada pesawat terbangnya.

Persyaratan menjadi pramugari pada tahun 1930-an sangat ketat. Selain harus seorang perawat, pramugari juga haruslah wanita yang masih lajang, usia lebih muda dari 25 tahun, berat kurang dari 115 pon (sekitar 52 kg) dan tinggi kurang dari 5 kaki 4 inci (sekitar 162, 56 cm).

(4)

Meski Ellen Church berjasa membuka jalan bagi wanita untuk bergelut di dunia penerbangan, dia menjadi pramugari selama delapan belas bulan. Sesudah kecelakaan mobil yang mengakhiri kariernya sebagai pramugari, Church meraih gelar bachelor degree dari University of Minnesota dan meneruskan kariernya sebagai perawat. Pada tahun 1942, selama Perang Dunia ke II, Ellen Church kembali ke angkasa sebagai flight nurse pada Army Nurse Corps dan dianugerahi Air Medal atas kepatriotannya selama perang.

Setelah PD II usia, Church pindah ke Terre Haute, Indiana, menjadi Direktur di Union Hospital dan menikah dengan Leonard Briggs Marshall, Direktur Utama Terre Haute First National Bank pada 1964. Ellen Church meninggal pada 22 Agustus 1965 karena kecelakaan jatuh dari kuda. Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya, bandar udara di kota kelahirannya Cresco, Iowa, diberi nama Ellen Church Field.

Dari riwayat di atas menerangkan bahwa tindakan perawat di udara dimulai sejak 15 Mei 1930, dimana perawat Ellen terbang mendampingi penumpang hanya untuk menenangkan penumpang agar mereka merasa aman dan nyaman, serta merawat penumpang yang sakit selama dalam penerbangan. Dengan demikian tanggal ini pula dapat dijadikan sebagai hari lahirnya Perawat Udara di dunia.

Keberadaan perawat udara sangat terasa pada saat evakuasi korban perang dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU pada tahun 1960an. Perawat udara telah ikut andil dalam operasi militer seperti operasi Permesta, operasi Dwikora, operasi Trikora dan operasi Seroja. Para korban ini dibawa dari daerah pertempuran menuju ke rumah sakit yang lebih memadai.

2.2 Perkembangan Flight Nurse

Pengertian Perawat dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/MenKes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi “Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Maka Flight Nurse juga termasuk perawat karena telah memenuhi syarat sebagai perawat yaitu memiliki ijazah DIII/S1 keperawatan ditambah lagi dengan pendidikan sekolah perawat udara selama 3 bulan dan diberikan Ijazah Flight Nurse.

Menurut hasil Lokarya Keperawatan Nasional Tahun 1983 yang disebut dengan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,

(5)

ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus hidup manusia. Keperawatan juga dapat dipahami sebagai pelayanan / asuhan keperawatan profesional yang bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama.

Sebagai salah satu profesi dalam bidang keperawatan, Flight Nurse dituntut untuk memiliki kemampuan baik itu secara intelektual, interpersonal, kemampuan teknis, dan moral, di dalam menjalankan peran serta tugasnya. Di dalam menjalankan tugasnya Flight Nurse berpedoman pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah maupun PPNI. Karena Flight Nurse berhubungan dengan dunia penerbangan maka aturan yang dikeluarkan oleh IATA ( International Air Transportation Association) harus diperhatikan juga.

2.3 Ruang Lingkup Kegiatan Flight Nurse

Untuk mengembangkan profesi Flight Nurse, kami melakukan 3 pendekatan yaitu:

a. Lingkungan Praktisi

Tenaga Flight Nurse dapat bekerja pada : 1) Perawat Udara pada Militer

Pada dunia Militer Flight Nurse harus ada di setiap Skadron Udara minimal 1 orang karena merupakan salah satu crew pesawat yang bertugas:

- Melakukan Pre Flight Cek sebelum crew pesawat lain melakukan tugas penerbangan baik pesawat angkut maupun pesawat tempur.

- Memantau dan menjaga kesehatan anggota skadron udara. - Melaksanakan evakuasi medik udara.

2) Perawat Udara pada Penerbangan Sipil

Dengan banyaknya perusahaan transportasi darurat medis serta banyaknya pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain yang mempunyai fasilitas lebih lengkap maka keberadaan Flight Nurse pada penerbangan sipil sangat penting. Selain di penerbangan sipil, Flight Nurse juga dibutuhkan di kantor kesehatan bandara, perusahaan pertambangan dan penerbangan Haji.

(6)

3) Perawat Udara pada Bencana Alam

Flight Nurse dapat berperan bila terjadi Bencana Alam misalnya pesawat jatuh, banjir tanah longsor, dll. Yang bertugas mengevakuasi para korban menuju ke tempat fasilitas yang lebih lengkap.

b. Lingkungan Akademis

Untuk menghasilkan tenaga Flight Nurse kami melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Bagi perawat lulusan D3/S1/S2 yang ingin berkecimpung di dunia kesehatan penerbangan dapat mengikuti pendidikan Sekolah Perawat Udara (Sewatud) di Lakespra Saryanto Jakarta. Bagi perawat yang mendapat materi kesehatan penerbangan di kampus sudah termasuk Flight Nurse Cuma belum berhak mendapat Wing Flight Nurse. Mereka hanya mendapat sertifikat yang dikeluarkan oleh Kepala Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Antariksa Saryanto.

Materi yang diberikan selama pendidikan adalah: 1) Sejarah; sejarah pesawat, sejarah Flight Nurse. 2) Manajemen evakuasi

3) Masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada penerbangan: Hipoxia, Hiperbarik, Disbarisme, Jet Leg, Disorientasi.

4) Askep pada semua sistem yang dikaitkan dengan masalah yang muncul pada penerbangan.

5) Latihan Pengungsian Medik Udara.

Di Amerika persyaratan untuk menjadi Flight Nurse harus memiliki sertifikasi sebagai RN, beberapa tahun pengalaman perawat intensif, perawatan darurat, dan sertifikasi lain termasuk bersertifikat PPGD, bersertifikat keperawatan kritis, Advanced Cardiac Life Support.

c. Bidang Penelitian

Untuk mengembangkan Flight Nurse dilakukan kerjasama penelitian dengan Perdospi (Persatuan Dokter Spesialis Penerbangan Indonesia), Perkespra ( Perhimpunan Kesehatan Penerbangan dan Antariksa) dan Lakespra Saryanto sebagai Laboratorium Penelitian. Saat ini belum ada penelitian yang dilakukan sendiri oleh Flight Nurse.

(7)

BAB III Penutup

1. Kesimpulan

Berdasarkan gambaran di atas peran perawat udara di dalam mengevakuasi pasien sangat diperlukan, untuk itu eksistensi perawat udara perlu di pertahankan. Mengingat perawat udara memiliki ke khasan sendiri maka perlu adanya suatu wadah organisasi yaitu Himpunan Perawat Udara Indonesia ( Hiperudi ).

2. Saran

Untuk mengembangkan perawat udara di Indonesia perlu dilakukan sosialisasi, kerjasama dengan instansi pengguna jasa penerbangan serta menjadikan kesehatan penerbangan menjadi muatan lokal di sekolah-sekolah keperawatan.

Demikian gambaran sekilas tentang peran perawat udara di Indonesia, semoga dengan penjelasan singkat ini perawat udara Indonesia dapat memiliki organisasi yaitu Himpunan Perawat Udara Indonesia (HIPERUDI).

Daftar Pustaka

1. http://www.ehow.com/facts_5595162_history-flight-nursing.html di unduh tanggal 12 Nopember 2012

2. Lee Genell,RN.,MSN.,CEN.( 1991) Flight Nursing: Principles and Practice. Mosby-Year Book.Inc

3. Deschamp Clyde,Ph.D (2006). Introduction to Air Medicine. Pearson Education,Inc. 4. International Air transport Association ( IATA ).

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum blok diagram perangkat keras dari sistem kendali kecepatan motor induksi satu fasa dengan inverter PWM pulsa tunggal berbasis mikrokontroler AT89S51 yang telah

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah virus Covid-19 adalah dengan menerapkan perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di mana dalam penerapannya

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ekstrak Etanolik Herba Ciplukan memberi- kan efek sitotoksik dan mampu meng- induksi apoptosis pada sel kanker payudara MCF-7

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

Konsekuensi yang diharapkan klien dapat memeriksa kembali tujuan yang diharapkan dengan melihat cara-cara penyelesaian masalah yang baru dan memulai cara baru untuk bergerak maju

Pendekatan dapat diartikan sebagai metode ilmiah yang memberikan tekanan utama pada penjelasan konsep dasar yang kemudian dipergunakan sebagai sarana

Audit, Bonus Audit, Pengalaman Audit, Kualitas Audit. Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat, keinginan menghimpun klien sebanyak mungkin dan harapan agar

Perbandingan distribusi severitas antara yang menggunakan KDE dengan yang menggunakan suatu model distribusi tertentu dilakukan untuk melihat secara visual, manakah dari