• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAK AHYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PAK AHYAR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Erwin

Nim : 14.1201.0018

Fakultas/jurusan : Syariah/ Hukum keluarga Semester : V

Mata kuliah : Filsafat Hukum Islam

KONSEP NEGARA DALAM ISLAM Justice Javed Iqbal

Paragraf ke-1

Paragraf ini menjelaskan bahwa negara Islam itu dibentuk oleh dua prinsip yaitu al qur’an dan hadist Nabi SAW. Dimana Al-qur’an merupakan wahyu atau firman Allah yang harus ditaati dan dipatuhi. Sedangkan Hadits Nabi SAW penjelasan dari Al-qur’an baik berupa perbuatan, perkataan dan ketetapan yang disandarkan kepada Nabi. Dengan demikian hukum Allah terdiri dari Perintah dan larangan dari Al-qur’an.

Paragraf ke-2

Paragraf ini menjelaskan bahwa umat islam diperintahkan untuk taat kepada Allah, Nabi-nabi, dan orang-orang yang mempunyai kewenangan atas mareka (ulil amri), sebagaimana terdapat didalam QS. An-nisa ayat 59

Paragraf ke-3

Paragraf ini menjelaskan bahwa sebuah negara yang dikelola sesuai dengan hukum islam adalah untuk terciptanya sebuah darul islam atau negara yang damai, namun apabila negara islam yang politik atau ekonominya tunduk kepada kekuatan non-muslim maka disebut darul harb atau negara perang.

(2)

Paragraf ke-4

Paragraf ini menjelaskan secara teori negara islam adalah negara Allah dan umat islam merupakan partai Allah (Hizbullah). Hal ini didasarkan pada dua konsep yaitu untuk kebahagiaan didunia dan diakhirat. Tujuan-tujuan dari sebuah negara islam mengharuskan bahwa muslim (hizbullah) akan didasarkan pada prinsip-prinsip solidaritas keseteraan dan kebebasan.

Paragraf ke-5

Paragraf ini menjelaskan bahwa secara tradisional para fuqaha islam telah menekankan 3 fitur penting dari sebuah negara Islam yaitu komunitas muslim atau milla, hukum islam atau syariah dan kepemimpinan dari komunitas muslim atau khalifah.

Paragraph ke-6

Paragraf ini menjelaskan bahwa kepala negara dalam hukum Islam disebut sebagai Khalifah, disamping itu juga ada peradilan dalam hukum Islam yang tugasnya untuk menjalankan perintah sesuai dengan ajaran syariat Islam. Menurut pandangan Sunni, khalifah dipilih dengan cara Bai’at (pemilihan dengan persetujuan antara dua belah pihak).

Paragraf ke-7

Dalam paragraf ini menjelaskan bahwa negara Islam itu selain dipimpin oleh kepala negara( khalifah), juga berada ditingkat yang paling tinggi yaitu Allah Swt.

Paragraf ke-8

Paragraf ini menjelaskan bahwa Didalam Al-qur’an terdapat dua ayat yang berbicara mengenai konsultasi. Yang pertama yaitu, surah 42 ayat 38 yang berarti ditetapkan bahwaumat Islam melakukan urusan mereka dengan konsultasi bersama (musyawarah). Yang kedua Surah Al-Imran ayat 159 yang berarti nabi diperintahkan untuk berkonsultasi dengan mereka (sahabat)

(3)

dalam urusan dan ketika telah mengambil keputusan, beliau harus menyerahkan semua kepercayaannya kepada Allah Swt.

Paragraf ke-9

Diparagraf ini menjelaskan mengenai terdapat suatu perbedaan antara negara Islam dengan negara sekuler (negara yang memisahkan antara urusan negara dan agama). Dimana negara Islam diatur sesuai dengan hukum Allah yang diturunkan dalam Al-qur’an, sedangkan negara Sekuler diatur oleh undang-undang hasil dari buatan tangan mereka sendiri

Paragraf ke-10

Diparagraf ini juga menjelaskan, bahwa hukum Islam yang terdapat dalam surah An-nisa ayat 58. Allah menegaskan bahwa seorang pemimpin itu (khalifah) dipilih bukan berdasarkan keturunan (Monarki), tetapi lebih ditekankan kepada Kompeten (kemampuan) yang dimiliki, sehingga nantinya saat di tunjuk, maka bisa menjalankan negara Islam sesuai dengan syariat Islamyang terdapat dalam Al-qur’an yang mengutamakan semua hal yang baik dan benar(Maslahah).

Paragraf ke-11

Paragraf ini berisi tentang Pemikir Islam modern sinis menyatakan bahwa Allah berbicara dari dalam tentang Perintah Al-qur’an dan oleh karena itu, monarki adalah institusi yang telah disetujui. Argumen hasil lebih lanjut tentang garis-garis ini dan itu menunjukkan bahwa nabi Islam adalah nabi raja dalam tradisi sebelumnya nabi termasuk raja-raja yang disebutkan dalam Al-qur’an. Argument ini menemukan dukungan dari tulisan Al-farabi yang dipengaruhi piatos teori philsopher king, berevolusinya prinsip-prinsip yang dapat disimpulkan dari periode imamah nabi adalah sebagai berikut: a. Kedaulatan Allah dan supremesi hukumnya.

b. Penyatuan dari Muhajirin dan Anshor dalam komunitas ikatan persaudaraan iman.

c. Pembentukan negara Islam dimadinah dan membuat adminstrasi sesuai dengan hukum islam.

(4)

Disini juga menjelaskan untuk melakukan musyawarah dengan para anggota (sahabat)

Peragraf ke-12

Paragraph ini berisi tentang penjelasan Seperti yang dijelaskan sebelumnya, menurut pandangan sunni, nabi tidak mencalonkan atau menunjuk setiap penggantinya. Karena jika nabi melakukan penunjukan pengganti atas mereka dan jika mereka memberontak terhadap penerus yang ditunjuk nabi hukuman akan menimpa mereka.

Peragraf ke-13

Paragraf ini menjelaskan Selama periode 4 sahabat, Metode yang dipilih dalam hal pengengkatan secara umum melalui pemilihan awal, pencalonan dari khalifah sebelumnya, dalam semua kasus diikuti oleh bayah swasta, pengangkatan diberitahu melalui bayah publik.

Peragraf ke-14

Paragraf ini menjelaskan tentang Pada saat kematian nabi umat Islam dimadinah berkumpul menjadi 3 kelompok, kelompok anshor, muhajirin dan bani hasyim. Kelompok Anshor dipimpin oleh Saad ibn Ubaida. Muhajirin didukung oleh Abu bakar dan Umar. Sedangkan bani hasyim dipimpin oleh Ali. Ibn ishak memberikan gambaran tentang pemilihan khalifah Abu bakar golongan Anshor kekuasaannya didasarkan bahwa orang Islam secara keseluruhan hanya akan menerima kepemimpinan dari suku Quraisy.

Paragraf ke-15

Paragraf ini menjelaskan tentang Pemilihan khalifah kedua yaitu umar bin khattab, pemilihan dilakukan oleh abu bakar yang sebelum meninggaal telah menunjuk umar untuk menggantikkan beliau,yang kemudian diumumkan kemasyarakat luas (para sahabat) untuk melakukan pembai’atan terhadap umar bin khattab.

(5)

Paragraf ini menjelaskan tentang Sebelum umar meninggal, beliu\au membentuk 6 dewan yang terdiri dari Ali, Utsman, Abdurrahman, Saad, Zubair, Talhah dan putranya sendiri Abdullah. Kemudian melalui proses eliminasi diutuslah Abdurrahman untuk membuat rekomendasi khusus siapan yang keluar menjadi satu-satunya kandidat antara Ali dan Utsman, dan akhirnya Utsman terpilih sebagai calon tunggal yang menggantikan Umar sebagai khalifah yang kemudian diumumkan kepada para sahabat dan khalayak umum.

Paragraf ke-17

Paragraf ini menjelaskan tentang Setelah khalifah Utsman dibunuh, para sahabat datang kepada Ali untuk meminta Ali menggantikan khalifah Usman, pada awalnya, Ali tidak mau tapi kemudian dengan berbagai pertimbangan akhirnya Ali setuju yang juga didukung oleh paman nabi yaitu Abbas.

Paragraf ke-18

Paragraf ini menjelaskan tentang Dengan demikian, jelaslah selama periode pertama 4 khalifah benar dipandu kepada negara hanya bisa diangkat dengan persetujuan dari komunitas muslim (sahabat terdekat).

Paragraf ke-19

Paragraf ini menjelaskan Dalam proses sejarah transformasi dari 66 AD ke 1258 menyebabkan perubahan khilafah dan subtansi serta bentuk, Muawiyyah dibai’at di 661 AD menurut Shah Wali Ullah menganggap metodenya dalam penunjukan melalui kekuatan dan paksaan namun Shah Wali Ullah menganggap itu sebagai salah satu metode yang sah atau legal. System pemerintahan Muawiyyah ini adalah monarki atau keturunan yang mana pemimpin Islam yang melanjutkan pemerintahannya adalah anaknya Yazid bin Muawiyyah

Paragraf ke-20

Paragraf ini menjelaksna Berdasarkan contohnya sistem khalifah biasanya memberikan tahta selanjutnya kepada keturunannya. Lalu pada zaman dinasti Abbasiyah diperkenalkan dua hak prerogratif yaitu Katham dan Khutba. Pada zaman Mu’awiyah khususnya terdapat konsep sarir (dimana

(6)

khalifah mempunyai kedudukan tertinggi) dan Maqsura (didalam mesjid hak khalifah memiliki bagian yang terbatas dalam menggunakan eksklusipnya). Dan akhirnya Sikka adalah hak khalifah untuk memiliki namanya terukir pada uang logam dinegara tersebut. Bangsa Arab telah membuat Bahasa pengadilan dan awal kesederhanaan yang bertahap untuk mencapai suatu kemewahan dan kemegahan.

Paragraf ke-21

Paragraph ini menjelaskan tentang Satu-satunya alasan maju untuk merubah bentuk republik/ demokrasi menjadi monarki turun temurun/ Dinasti monarki dikarenannya oleh adanya kepentingan golongan tertentu, berdasarkan teori dan praktek yang terjadi bahwa posisi untuk menduduki kekuasaan pemerintah dilakukan dengan cara kekuatan, pemaksaan, perampasan kekuasaan dianggap sebagai cara yang sah pada zaman itu.

Paragraf ke-22

Paragraf ini menjelaskan Selama dunia muslim bersatu dan tetap bersatu, dan dikelola oleh khilafah yang bermacam-macam. Meskipun telah menjadi monarki, sistem khalifah ini berhenti saat khalifah Abbasiyah dihukum mati pada tahun 1258 H dan setelah itu penyebutan bagi pemimpin bukan khalifah lagi tapi berganti menjadi Amir, sultan dan padshuhs.

Paragraf ke-23

Paragraf ini berisikan tentang Kebangkitan islam modern dimulai dari abad ke 18 ketika secara bertahap berbagai negara nasional muslim independent. Paragraf ke-24

Paragraf ini menjelaskan tentang setelah berhenti dari kekaisaran ottoman dan penghapusan khilafah di konstantinopel (Istanbul) pada tahaun 1924. Turki adalah Negara islam pertama yang mengatakan bahwa kekuatan khalifah atau imam bisa diberikan kepada suatu badan majelis. Menurut sudut pandangan Khawarij dalam sejarah awal islam mengatakan tidak wajib bagi komunitas muslim untuk menunjuk khalifah, tapi umat islam bisa mengelola urusan mareka sendiri. Begitu pula untuk Negara muslim modern majelis yang terpilih bisa membentuk shura dan membuat Undang-undang

(7)

atas dasar ijtihad dan sesuai dengan kebutuhan mareka dan tidak bertentangan dengan Al-qur’an.

Paragraf ke-25

Paragraf ini menjelaskan tentnag Metode demokrasi yang telah diadopsi oleh beberapa negara muslim karena pengaruh dari ide-ide barat diakui bukan Metode yang sempurna. Negara islam diharapkan akan dijalankan oleh anggota terbaik dari masyarakat dan Metode demokrasi, meskipun diadopsi oleh negara-negara barat untuk mencapai tujuan yang sama. (Hizbullah, partai Islam yang bertentangan dengan Al-qur’an dan Sunnah. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa sekolah sunni hukum tidak mengakui sumber untuk hukum Islam evolusi.

Paragraf ke-26

Paragraf ini menjelaskan tentang boleh mendukung Metode demokrasi, asalkan hal tersebut tidak bertentangan dengan ajaran syari’at, yaitu yang ada dalam Al-qur’an dan Sunnah.

Paragraf ke-27

Paragraf ini menjelaskan tentang terjadi konflik disudut pandang mengenai bentuk barat dan islam dari demokratis yang akhir menciptakan masalah yang harus dihadapi oleh beberapa Negara Nasional muslim saat ini. Dan itulah yang menyebabkan timbulnya kasus tentang kerusakan politik yang mengarah pada terbentuknya kediktatoran militer.

Paragraf ke-28

Paragraf ini menjelaskan namun, seperti yang telah ditunjukkan, prinsip-prinsip dasar Negara Islam tetap didirikan sama. Sebuah Negara muslim nasional tidak bisa mengatakan dirinya Negara islam kecuali berpegang teguh pada kedaulatan Allah dan supremasi Hukum islam.

Paragraf ke-29

Paragraf ini menjelaskan tentang islam tidak mengenal perbedaan antara spiritual dan sekuler. Dan itu adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk berusaha mewujudkan nilai-nilai spritual saat melakukan kewajiban dunianya dan mareka harus melindungi tempat ibadah. Untuk Negara sekuler harus

(8)

menjamin kebebasan beragama bagi setiap warga dan memberikan kesejahteraan kepada semua warga tanpa memandang agama dan Negara. Paragraf ke-30

Paragraf ini menjelaskan bahwa di zaman modern konsep hak asasi manusia telah berkembang. Dalam demokrasi kapitalis hak asasi manusia menekankan pada hak-hak politik dan sipil dari individu; sedangkan Marxisteountries menekankan pada hak-hak ekonomi kelompok. Selain kedua konsep tadi terdapat sebuah konsep yang mempunyai ideologi tersendiri yaitu konsep Islam.

Dalam konsep Islam mempunyai dua kategori yaitu Allah (Haqqullah) dan manusia (Haqqul Ibad). Dalam konsep Islam menyatakan bahwa Allah menjamin setiap hak hamba-Nya yang mana tersirat langsung dari Al-Qur’an dan As-Sunah seperti kebebasan individu, persamaan di hadapan hukum, peribadatan, perlindungan minoritas dan sebagainya.

Paragraf ke-31

Paragraf ini menjelaskan tentang adekdot ini jelas menggambarkan bagaimana setiap warga Negara muslim dan Negara islam mulai menyadari hak-haknya. Salah satu cara agar menjamin terpenuhinya hak-haknya adalah menegakkan supremasi atauran hukum islam.

Paragraf ke-32

Paragraf ini menjelaskan tentang lembaga legislatif di Negara Islam kekuatannya dibatasi oleh Undang-undang, secara teknisi kewenangannya hanya dapat di laksanakan dalam batasan yang ditentukan al-qur’an dan Sunnah. Menurut beberapa Fuqaha dalam sebuah kasus luar biasa perintah al-qur’an bisa dihentikan dan lebih diutamakan hukumannya pada masa Umar Bin Khattab yaitu menangguhkan hukuman had potong tangan bagi pencuri yang sedang kelaparan. Ada 3 kemungkinan kegiatan lembaga legislative di Negara Nasioanal muslim yaitu:

1. Untuk menegakkan hukuman yang secara khusus diatur didalam Al-qur’an dan Sunnah.

2. Untuk membawa semua hukum yang sesuai dengan Al-qur;an dan Sunnah.

(9)

3. Untuk membuat Undang-undang yang tidak bertentangan dengan Al-qur’an dan Sunnnah.

Paragraf ke-33

Paragraf ini menjelaskan tentang pembentukan lembaga legislative ini melalui saran pemilu membutuhkan, Pertama pemilih yang sadar hak dan kewajibannya dibawah Hukum islam. Kedua untuk memiliki wakil kedua baik non partai atau melalui partai politik yang telah ditentukan batas legislatifnya didalam al-qur’an dan Sunnah. Ketiga menyesuaikan langkah-langkah yang harus jelas untuk menentukan calon yang memiliki dukungan luar biasa dari para pemilih.

Paragraf ke-34

Paragraf ini menjelaskan bahwa sebuah lembaga DPRD muslim modern, setidaknya untuk saat ini sebagian besar anggotanya harus memiliki pengetahuan tentang seluk beluk hukum islam.

Paragraf ke-35

Paragraf ini menjelaksn tentang untuk periode interim dua perangkat konstitusional talah diadopsi beberapa Negara nasioanal muslim yang tujuannya untuk mengurangi kemungkinan interpretasi hukum islam dalam majelis legislative muslim modern.

Paragraf ke-36

Paragraf ini menjelaskan menurut beberapa ahli fikih islam modern, bentuk presiden demokrasi lebih dekat dengan konsep islam sedangkan dari pandangan lain ada sedikit perbedaan apakah bentuk demokrasi. Pada initnya titik utama bahwa Allah harus diakui sebgai penegak supremasi Hukum Islam. Sejauh penegakan hukum islam muslim bebas untuk berevolusi atas dasar prinsip Musyawarah.

Referensi

Dokumen terkait

saponaria memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap FMA lokal, Disarankan bahwa untuk memastikan jenis FMA yang mana yang efektif meningktakan pertumbuhan tanaman

Nilai korelasi genetik PBBH pascasapih dengan W/A juga memiliki nilai yang positif tinggi dan handal sama seperti korelasi antara berat akhir dengan W/A..

Ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan CSR-P pada perusahaan manufaktur dengan karakteristik size jumlah pekerja yang besar dan mempunyai resiko yang tinggi terhadap kesehatan

Nilai- nilai luas kelas vegetasi yang telah diklasifikasi disajikan pada Tabel 11, dengan menggunakan data-data sekunder yaitu kemampuan serapan berdasarkan kelas vegetasi

diterima, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara beban kerja internal dan beban kerja eksternal terhadap kinerja karyawan operator,

Progressive die adalah merupakan metode pemotongan yang paling lengkap, yaitu suatu metode untuk membuat produk dengan dua tahap pengerjaan atau lebih dalam suatu proses

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dimana penelitian ini harus mampu memberikan / membuktikan mengenai fakta- fakta suatu peristiwa yang ada dilapangan

Penelitian ini merupakan penelitian normatif, yaitu penelitian yang membahas aspek hukum dengan melakukan penelusuran bahan kepustakaan (library research) yang