• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakterisitik Subjek Penelitian

Berisi tentang tempat, waktu dan subjek penelitian yang akan dilakukan dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa laki-laki dan perempuan, latar belakang dan siapa saja yang terlibat dalam penelitian ini.

3.1.1 Setting Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN Margomulyo 01 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati pada siswa kelas V semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Akses untuk menuju ke sekolah dapat dijangkau dengan mudah karena lokasi sekolah tidak jauh dari jalan raya utama. Beralamatkan di Jln. Juwana – Pati Ds. Margomulyo Dukuh Gempol Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah dan nama Gugus sekolah ini adalah Gugus Setyo Budi.

Waktu Penelitian dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2016/2017 di SDN Margomulyo 01 mulai bulan Juli sampai selesai.

3.1.2 Karakterisitik Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V sejumlah 33 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas V yang rata - rata berumur 11 tahun. Kondisi sosial ekonomi orang tua siswa juga sangat beragam. Sebagian besar berprofesi sebagai buruh pabrik garam dan sopir . Banyak siswa yang kurang dipantau dalam perkembangan belajarnya. Saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, banyak siswa yang asyik bermain sendiri, berbincang – bincang dengan temannya tanpa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan dan siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sehingga dalam hal ini mempengaruhi hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran matematika

(2)

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain siklus model spiral yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc.Taggart (dalam Suharsimi Arikunto, 2009:16) yang terdiri dua siklus dan masing-masing terdiri atas empat kegiatan utama yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi dalam satu spiral yang saling berkaitan.

3.3 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen atau variabel bebas adalah Model Pembelajaran Cooperative Learning Type Team Game Tournament (TGT) dan variabel dependen atau variabel terikat adalah hasil belajar Matematika. Adapun rinciannya sebagai berikut:

1) Cooperative Learning Type Team Game Tournament (TGT) merupakan variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini. Variabel bebas adalah variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel yang lain atau tidak tergantung oleh variabel yang lain.

2) Hasil belajar Matematika pada siswa kelas V SDN Margomulyo 01 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati merupakan variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini. Variabel terikat adalah unsur yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas.

Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini mengandung arti bahwa Model Pembelajaran Cooperative Learning Type Team Game Tournament (TGT) meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas V SDN Margomulyo 01 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.

(3)

3.4 Rencana Tindakan

Penelitian ini direncanakan dengan menggunakan model Hopkins dalam Arikunto (2009:105) dengan menggunakan dua siklus terdiri 4 tahap yakni: perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflective).

Alur penelitian tindakan dapat digambarkan sebagai berikut:

Pra Penelitian

- - - Siklus 1

- - - Siklus II

Gbr. 3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Kemmis dan Mc Taggart

Tahap 1: Menyusun Rancangan Tindakan I (Planning) Rencana pelaksanaan tindakan disusun sebagai berikut:

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi Memilih topik bahasan, metode yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif model TGT (Teams-Games-Tournament) dan Menyusun skenario pembelajaran sebagai berikut:

Observasi awal Refleksi awal Pelaksanaan Tindakan 1 Observasi 1 Perencanaan I Refleksi I Pelaksanaan Tindakan II Observasi II Perencanaan II Refleksi II

(4)

Pendahuluan

 Membuka pelajaran dengan salam  Memotivasi siswa untuk aktif belajar  Menyampaikan materi pelajaran hari itu Kegiatan Inti

 Menugaskan siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS

 Mengamati jalannya diskusi dan memberi pengarahan serta bantuan yang diperlukan

 Memilih siswa secara acak untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya

 Membahas hasil kerja yang telah dipresentasikan  Membagi siswa dalam kelompok game

 Mengadakan turnamen dengan membagi siswa ke meja-meja turnamen  Meminta anggota turnamen mengambil soal secara acak

 Meminta anggota turnamen mengerjakan soal  Setelah selesai kemudian dilanjutkan dengan kuis

Penutup

 Memberikan penghargaan pada kelompok yang paling unggul

 Memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes formatif

 Menutup pelajaran dengan salam 2. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

3. Menyusun soal turnamen yang meliputi kartu soal, kartu jawaban, dan kartu undian, lembar penilaian turnamen siklus I dan II, dan membentuk daftar kelompok untuk turnamen untuk siklus I dan Siklus II.

Tahap 2 : Perencanaan Tindakan I (Acting)

Pelaksanaan tindakan ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas. Dalam pelaksanaan tindakan guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang telah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Oleh karena itu

(5)

bentuk laporannya harus sudah lengkap menggambarkan semua kegiatan yang dilakukan, mulai dari persiapan sampai penyelesaian. Pelaksanaan pembelajaran model TGT dimulai dari pemberian Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan dikerjakan berkelompok.

Detail pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Mengajar

Pada kegiatan mengajar guru memberikan informasi kepada siswa tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran cooperative learning model TGT (Teams-Games-Tournaments). Guru memberikan motivasi tentang pelajaran yang akan dipelajari serta membangun keterkaitan siswa, aktif mendemonstrasikan konsep dan memulai kemajuan dari siswa yaitu dengan cara memberikan banyak pertanyaan.

2. Teams (Belajar Kelompok)

Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan teams (belajar kelompok) adalah mempelajari materi yang telah disajikan dalam bentuk Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Siswa secara berkelompok dituntut untuk mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Antar anggota kelompok harus saling membantu dan mengajar dalam kegiatan diskusi sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Apabila ada satu anggota kelompok yang tidak bisa mengerjakan soal atau memiliki pertanyaan yang berkaitan dengan soal tersebut, maka teman kelompoknya bertanggung jawab untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apabila dalam satu kelompok tidak ada yang bisa menjelaskan maka siswa meminta bimbingan kepada guru. Selama kegiatan teams (belajar kelompok) guru mengamati jalannya diskusi dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS. Setelah kegiatan belajar kelompok diadakan diskusi kelas atau presentasi yang sebelumnya diadakan pengundian untuk memilih kelompok penyaji, kelompok pembanding, kelompok moderator, dan kelompok peserta.

(6)

3. Games dan Tournaments

Masing-masing kelompok mengirimkan wakilnya untuk bertanding di turnamen. Siswa memainkan pertandingan akademik dalam kelompok yang berkemampuan homogen, yakni siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi bertanding dengan siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi, siswa yang mempunyai akademik sedang bertanding dengan siswa yang berkemampuan akademik sedang, sedangkan siswa yang berkemampuan rendah bertanding dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Dalam turnamen masing-masing meja turnamen diberikan kartu soal dan kartu jawaban. Masing-masing siswa harus mengambil satu kartu dan mengerjakan soal sesuai dengan nomor pada kartu yang telah diambil tersebut. Da1am turnamen inilah siswa diadu kemampuannya dan bertanggung jawab untuk dirinya sendiri dan kelompoknya. Karena skor kelompok tergantung dari skor individu.

4. Penghargaan

Penghargaan yang diberikan berorientasi pada kelompok dan diberikan setiap akhir pembahasan suatu materi. Penghargaan kepada siswa dapat diwujudkan dalam bentuk sertifikat maupun hadiah seperti peralatan sekolah. Penghargaan juga merupakan dorongan bagi siswa untuk bersaing mendapatkan prestasi yang terbaik.

Tahap 3 : Pengamatan I (Observasi)

Kegiatan pengamatan ini dilakukan secara bersama dengan pelaksanaan tindakan, tidak dilakukan dengan tahap terpisah. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada saat melakukan pengamatan, peneliti mencatat bagaimana proses pelaksanaan tindakan sedikit demi sedikit. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap keaktifan diskusi siswa selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan menekan pertanyaan dan jawaban serta situasi belajar dan motivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan evaluasi dilaksanakan pada pertemuan terakhir dari siklus I.

(7)

Tahap 4 : Refleksi I (Reflecting)

Pada tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari siklus I, maka data tersebut diolah atau dianalisis lalu dicatat kelebihan dan kekurangan dari siklus I. Hasil refleksi ini digunakan sebagai acuan oleh peneliti dalam memperbaiki kelemahan pada siklus I dan merencanakan pada siklus II.

Tahap-Tahap Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II Tahap 1 : Perencanaan Tindakan II

Rencana tindakan pada siklus II berdasarkan hasil analisis dan refleksi setelah tindakan siklus I berakhir. Tentunya pada siklus II ini akan dilakukan tindakan yang berbeda dengan siklus I guna penyempurnaan tindakan siklus I. Hal-hal yang direncanakan pada siklus II adalah sebagai berikut:

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi Memilih topik bahasan, metode yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif model TGT (Teams-Games-Tournament) dan Menyusun skenario pembelajaran

Pendahuluan

- Membuka pelajaran dengan salam - Memotivasi siswa untuk aktif belajar - Menyampaikan materi pelajaran hari itu Kegiatan Inti

- Menugaskan siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS

- Mengamati jalannya diskusi dan memberi pengarahan serta bantuan yang diperlukan

- Memilih siswa secara acak untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya

- Membahas hasil kerja yang telah dipresentasikan - Membagi siswa dalam kelompok game

(8)

- Mengadakan turnamen dengan membagi siswa ke meja-meja turnamen - Meminta anggota turnamen mengambil soal secara acak

- Meminta anggota turnamen mengerjakan soal - Setelah selesai kemudian dilanjutkan dengan kuis Penutup

- Memberikan penghargaan pada kelompok yang paling unggul

- Memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes formatif

- Menutup pelajaran dengan salam 2. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

3. Menyusun soal turnamen yang meliputi kartu soal, kartu jawaban, dan kartu undian, lembar penilaian turnamen siklus II.

Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan II

Pada dasarnya, pelaksanaan tindakan pada siklus II ini sama dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I, yakni dengan implementasi pembelajaran kooperatif model TGT yang dalam pelaksanaannya dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap masalah-masalah yang muncul pada saat pelaksanaan tindakan pada siklus I.

Tahap 3 : Pengamatan II

Kegiatan pengamatan dilakukan sama seperti kegiatan pengamatan pada siklus I, yakni mengobservasi keaktifan diskusi siswa dan kejadian-kejadian lain (yang tidak tercatat dalam lembar pengamatan).

Tahap 4 : Refleksi II

Refleksi pada siklus II ini dilakukan terhadap hasil observasi dan evaluasi pada siklus II sebagaimana pada siklus I. Hasil refleksi pada siklus II ini merupakan refleksi akhir dari penelitian.

3.5 Data dan Cara Pengumpulannya

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini soal turnamen, lembar observasi, diskusi siswa, tes. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

(9)

1. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dijadikan acuan untuk memberikan pertanyaan pada siswa yang dapat merangsang siswa untuk pemecahan masalah pada soal yang bermakna dan menantang yang terlaksana dalam diskusi kelas. Selain itu dapat merangsang siswa untuk mengemukakan pertanyaan dan mengajukan pertanyaan dan mengajukan jawaban atau pendapat.

2. Soal Tournaments

Soal tournament digunakan untuk menggantikan kuis pada setiap pembelajaran siklus pertama dan siklus kedua dengan materi yang berbeda.

3. Lembar observasi siswa

Lembar observasi digunakan untuk melakukan pengamatan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung baik pertanyaan maupun jawaban siswa selama diskusi kelompok maupun diskusi kelas.

4. Tes

Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka menurut Hamzah ( 2006: 104).

Tes ini dilakukan untuk mengetahui Hasil belajar siswa. Tes ini dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran.

3.6 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi untuk mengukur aktivitas guru dan aktivitas siswa dan butir soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

1. Instrumen Observasi Aktivitas Guru

Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa Pengisian lembar observasi ini dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom skor sesuai hasil yang diamati observer terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa.

(10)

Tabel 3.1

Kisi – kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru Aspek

Pengamatan

Indikator Butir Pengamatan Nomor

Item Proses Pembelajaran menggunakan Model pembelajaran TGT Pengelompok kan siswa

Pembentukan kelompok mencakup berbagai tingkat kemampuan siswa

5 Pembentukan kelompok mencakup

dua jenis kelamin siswa

6

Penyampaian materi

pembelajaran

Memberi apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran

1, 2

Sistematika dalam menyampaikan materi pembelajaran

3

Kejelasan dalam menyampaikan materi pembelajaran

4 Penggunaan media dalam

Menyampaikan materi pembelajaran

7

Memberi kesempatan siswa untuk bertanya

8 Belajar dalam

kelompok (diskusi)

Kejelasan pelaksana tindakan dalam menyampaikan tugas sebagai bahan diskusi kelompok

9

Memberi pengarahan kepada siswa jika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas diskusi

10

Pelaksanaan permainan

Kejelasan pelaksana tindakan dalam menyampaikan aturan permainan

11

Memberi pengarahan kepada siswa jika mengalami kesulitan dalam melaksanakan permainan

12

Pelaksanaan turnamen

Kejelasan pelaksana tindakan dalam

menyampaikan aturan turnamen

13

Memberi pengarahan kepada siswa jika mengalami kesulitan dalam melaksanakan turnamen

14

Evaluasi dan penghargaan

Kesesuaian soal-soal evaluasi dengan kisi-kisi soal

15 Kesesuaian tingkat kesulitan soal

dengan alokasi waktu

16 Tata cara pelaksana tindakan dalam

memberikan penghargaan kelompok

(11)

2. Instrumen Observasi Aktivitas Siswa Tabel 3.2

Kisi – kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa Aspek

Pengamatan

Indikator Butir Pengamatan Nomor

Item Proses Pembelajaran menggunakan Model pembelajaran TGT Pengelompok kan siswa

Penerimaan siswa terhadap kelompoknya

3

Kemampuan adaptasi siswa dalam kelompoknya

2

Penyampaian materi

pembelajaran

Semangat siswa dalam menanggapi apersepsi dari guru

1

Perhatian siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan oleh pelaksana tindakan

4

Keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab mengenai materi pembelajaran yang disampaikan oleh pelaksana tindakan

5

Belajar dalam kelompok (diskusi)

Kerjasama siswa di dalam kelompok

6

Keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab mengenai tugas yang didiskusikan dalam kelompok

7

Pelaksanaan permainan

Keinginan untuk menambah poin dalam Team

8

Kekompakan siswa dalam pelaksanaan permainan

9

Kejujuran siswa dalam pelaksanaan permainan

10

Pelaksanaan turnamen

Perhatian siswa terhadap aturan permainan yang disampaikan oleh pelaksana tindakan

11

Tanggung jawab siswa sebagai pemeran Turnamen

12

Antusiasme siswa dalam menghitung skor turnamen

13

Evaluasi dan penghargaan

Ketekunan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi

14

Kejujuran siswa dalam mengerjakan soal evaluasi

15

Ketertiban siswa selama proses pemberian penghargaan

(12)

3. Tes

Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka menurut Hamzah ( 2006: 104).

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Kisi-kisi tes formatif berisi kompetensi dasar, indikator, bentuk soal dan soal serta kunci jawaban. Tes terdiri atas 30 soal pilihan ganda.

Penyusunan instrumen dilakukan dengan membuat atau menyusun kisi-kisi soal untuk tiap siklus. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus sesuai dengan Kompetensi Dasar pada silabus matematika kelas V.

(13)

Penelitian ini dilaksanakan sampai siklus II. Adapun kisi-kisi soal siklus I dan siklus II sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi – Kisi Soal Matematika Siklus I Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator Nomor Jumlah

1. Melakukan Operasi hitung Bilangan bulat dalam pemecahan masalah 1.1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran 1. Membulatkan bilangan-bilangan dalam satuan, puluhan, dan ratusan terdekat 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 15 2. Menaksir hasil operasi hitung dua bilangan 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 15 Total 30

(14)

Tabel 3.4

Kisi – Kisi Soal Matematika Siklus II

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Nomor Jumlah

1. Melakukan Operasi hitung Bilangan bulat dalam pemecahan masalah 1.3.Melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat Melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan bulat 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 20 Melakukan operasi hitung campuran dengan bilangan bulat 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 10 Total 30

Soal Siklus 1 dan siklus 2 disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban. Skala pengukuran yang digunakan pada instrumen ini adalah skala Guttman sehingga akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “benar dan salah” dengan teknik skoring untuk jawaban benar diberi skor 1(satu) dan untuk jawaban salah diberi skor 0 (nol) kriteria Sugiyono(2009: 139).

(15)

3.7 Uji Coba Instrumen

Sebelum dilaksanakan penelitian terlebih dahulu peneliti menguji instrumen soal yang akan digunakan. Instrumen yang akan digunakan sebelumnya harus diuji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukarannya. Uji validitas dan reabilitas ini di ujikan kepada siswa kelas V SDN Margomulyo 01 yang berjumlah 28 siswa.

3.7.1 Uji Validitas

Sugiono (2007:348) menguraikan bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan mendapatkan data (mengukur) itu valid bahwa syarat minimum dianggap memenuhi syarat apabila r = 0,3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dianggap tidak valid. Namun dalam penelitian ini, untuk menentukan valid atau tidaknya peneliti menggunakan ketentuan berdasarkan jumlah responden atau siswa yaitu 27 siswa menurut R Produck Moment dari Sugiyono (2009:455) yang ketentuan untuk megukur item soal syarat validitasnya adalah r ≥ 0,381.

Uji validitas dilakukan dengan bantuan Anates. Sebelum tindakan jumlah soal dibuat sebanyak 30 butir soal pilihan ganda untuk tiap siklus diujikan pada siswa berjumlah 32 orang. Hasil uji validitas siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 3.5 dan table 3.6 berikut ini :

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Siklus 1

Analisis Data

Soal Evaluasi Hasil Belajar Siklus I

Instrumen Valid Instrumen tidak Valid Analisis 1 5, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30 1, 2, 3, 4, 6, 7, 12, 13, 18, 22, 29

(16)

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Siklus II

Analisis Data

Soal Evaluasi Hasil Belajar Siklus I

Instrumen Valid Instrumen tidak Valid Analisis 1 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 17, 19, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 30 9, 13, 16, 18, 20, 25, 26, 29

Pada uji validitas siklus I menghasilkan 19 butir soal yang valid dari 30 butir soal. Pada uji validitas siklus II menghasilkan 22 butir soal yang valid dari 30 butir soal. Output data statistik hasil uji validtitas intrumen selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

3.7.2 Uji Realibilitas

Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen dari variabel yang diukur. Pengukuran reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan pedoman dari Sugiyono (2009:190) yakni suatu instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas atau cronbach’s alpha minimal 0,809.

Tabel 3.7

Uji Reliabilitas Data Pretest Siklus I SD Negeri Margomulyo 01 Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

Pilihan Ganda 0,81 Reabilitas bagus

Tabel 3.8

Uji Reliabilitas Data Pretest Siklus II SD Negeri Margomulyo 01 Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

(17)

Tabel 3.7 menunjukan bahwa pada siklus I dari 19 butir soal yang valid memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,81. Hal ini menunjukan bahwa reliabilitasnya atau cronbach’s alpha sudah diatas ketentuan yang sudah ditetapkan yaitu 0,809 , sehingga soal yang valid dan reliabel sebanyak 19 butir soal dapat digunakan sebagai intrumen dalam penelitian. Tabel 3.8 menunjukan bahwa pada siklus II dari 22 butir soal yang valid memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,81. Hal ini menunjukan bahwa reliabilitasnya sudah diatas ketentuan yang sudah ditetapkan yaitu 0,809, sehingga soal yang valid dan reliabel sebanyak 22 butir soal dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Berdasarkan dari hasil uji validitas dan reliabilitas maka pada penelitian ini ditetapkan 19 butir soal pada siklus I dan 22 butir soal pada siklus II yang digunakan.

3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran

Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik disamping memenuhi validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesukaran atau kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara proporsional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus (Nana Sudjana, 2014:137) sebagai berikut: I =

Keterangan:

I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal N = jumlah siswa

Kriteria indeks kesulitan soal sebagai berikut: 0 - 0,30 = soal kategori sukar

0,31- 0,70 = soal kategori sedang 0,71- 1.00 = soal kategori mudah

(18)

Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal siklus I dan II dapat dilihat hasil indeks kesukaran intrumen pada table 3.9 sebagai berikut :

Tabel 3.9

Indeks Kesukaran Instrumen Soal

Siklus I Siklus II Nomor Soal Mean/Indeks Kesukaran Tingkat Kesukaran Nomor Soal Mean/Indeks Kesukaran Tingkat Kesukaran 1 60,61 Sedang 1 60,61 Sedang 2 42,42 Sedang 2 51,52 Sedang 3 42,42 Sedang 3 48,48 Sedang 4 57,58 Sedang 4 54,55 Sedang 5 54,55 Sedang 5 48,48 Sedang 6 42,42 Sedang 6 63,64 Sedang 7 27,27 Sukar 7 51,52 Sedang 8 45,45 Sedang 8 36,36 Sedang 9 75,76 Mudah 9 57,58 Sedang 10 51,52 Sedang 10 51,52 Sedang 11 75,76 Sedang 11 54,55 Sedang 12 48,48 Sedang 12 51,52 Sedang 13 66,67 Sedang 13 51,52 Sedang 14 54,55 Sedang 14 36,36 Sedang 15 60,61 Sedang 15 69,70 Sedang 16 39,39 Sedang 16 63,64 Sedang 17 51,52 Sedang 17 48,48 Sedang 18 51,52 Sedang 18 39,39 Sedang

19 30,30 Sangat Mudah 19 36,36 Sedang

20 30,30 Sangat Mudah 20 54,55 Sedang

21 42,42 Sedang 21 51,52 Sedang

22 48,48 Sedang 22 54,55 Sedang

23 39,39 Sedang 23 45,45 Sedang

24 39,39 Sedang 24 60,61 Sedang

(19)

26 27,27 Sukar 26 57,58 Sedang

27 48,48 Sedang 27 39,39 Sukar

28 48,48 Sedang 28 45,45 Sedang

29 48,48 Sedang 29 48,48 Sukar

30 36,36 Sedang 30 60,61 Sedang

Tabel 3.9 menunjukan indeks kesukaran butir soal pada siklus I dari 30 butir soal terdapat 2 butir soal kriteria sukar , 25 butir soal kriteri sedang dan 3 butir soal kriteria mudah. Pada siklus II dari 30 butir soal terdapat 30 butir soal kriteria sedang.

3.8 Indikator Kinerja

Untuk menentukan keberhasilan dalam penelitian ini, maka ditentukan indikator kinerja. Indikator kinerja berupa indikator hasil. Indikator hasil belajar dalam penelitian ini berhasil jika minimal 80% dari 33 siswa mencapai ketuntasan belajar dengan ≥ 70.

3.9 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam PTK ini berbentuk data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes yang dilakukan di akhir kegiatan setiap siklusnya. Analisis data kuantitatif dilakukan secara diskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil belajar berdasarkan nilai tes pada setiap siklusnya. Sedangkan analisis data kualitatif dilakukan dengan cara analisis deskriptif berdasarkan observasi aktivitas kinerja guru dan aktivitas siswa 3.9.1 Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diperoleh selama mengikuti proses pembelajaran. Langkah awal yang harus dilakukan dalam proses pengolahan hasil belajar adalah penskoran dari data mentah berdasarkan hasil belajar siswa menurut Arifin (2012: 221).

Langkah selanjutnya adalah mengubah angka hasil penilaian menjadi nilai-nilai untuk mendaptkan gambaran yang jelas menganai hasil belajar siswa. Pemberian skor pada tes hasil belajar dilakukan dengan cara memberikan skor pada soal pilihan ganda.

(20)

a. Penskoran soal bentuk pilihan ganda

Penskoran tes yang berbentuk pilihan ganda menurut Arifin (2012: 229) ada tiga macam cara yaitu: penskoran tanpa koreksi, penskoran ada koreksi, dan penskoran dengan butir beda bobot. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan cara penskoran tanpa koreksi, dimana penskoran yang dilakukan dengan cara setiap butir soal yang dijawab benar akan mendapat nilai satu. Untuk mengetahui skor yang diperoleh siswa dilakukan dengan cara membagi jumlah jawaban yang benar dengan jumlah soal kemudian dikalikan seratus menurut Arifin (2012: 229). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat penjelasan di bawah ini:

Keterangan : B = Jumlah jawaban benar N = Jumlah soal

Skala = 0-100

b. Menghitung rata-rata hasil belajar menurut Sudjana (2014:109) menggunakan rumus di bawah ini :

Keterangan : = Rata – rat ( Mean)

= Jumlah seluruh Skor N = Banyaknya subyek

c. Menentukan batas minimal ketuntasan belajar

Dalam penelitian ini setiap siswa dikatakan tuntas apabila hasil belajar yang didapat diakhir pelajaran dalam menjawab soal evaluasi mendapat nilai diatas KKm yang telah ditentukan yaitu ≥ 70. Dalam menentukan kriteri tingkat keberhasilan siswa dapat dilihat pada tabel 3.10.

(21)

.Tabel 3.10

Kriteria Tingkat Keberhasilan Pembelajaran No Pencapaian

(nilai)

Persentase (siswa) Kualifikasi Tingkat Keberhasilan 1 A 90% - 100% Sangat baik Berhasil

2 B 80% - 89% Baik Berhasil

3 C 70% - 79% Cukup Berhasil

4 D < 69 % Kurang Tidak berhasil

3.9.2 Data Kualitiatif

Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pengolahan data hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa digunakan untuk mengukur apakah guru dan siswa sudah baik dalam menerapkan pembelajaran TGT. Lembar observasi guru terdiri dari 16 indikator yang terbagi dalam kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Observer mengamati aktivitas guru dan siswaselama dua siklus. Tugas observer adalah mengisi lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan skala Likert ( Sugiyono, 2009:135). Yaitu dengan memberikan tanda centang atau cheklis pada kolom skor 1( jika pernyataan dilakukan guru dalam kategori sangat tidak baik), 2 ( jika pernyataan dilakukan guru dalam kategori tidak baik), 3 ( jika pernyataan dilakukan guru dengan kategori baik), dan 4 ( jika pernyataan dilakakukan guru dalam kategori sangat baik). Setelah itu skor yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus menurut Purwanto ( 2013:207) sebagai berikut:

Untuk mengetahui tingkat penguasaan menggunakan rumus di bawah ini : Tingkat penguasaan = Jumlah skor jawaban yang benar × 100 %

(22)

Adapun kualifikasi hasil belajar pada setiap aspek hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.11

Kriteria Penilaian Hasil belajar

No. Pencapaian (nilai) Kualifikasi

1. 4 Sangat Baik 2. 3 Baik 3. 2 Sedang 4. 1 Kurang 5. 0 Sangat Kurang Sumber : Arifin 2012:236 Keterangan :

4 : Hasil belajar siswa sangat baik. 3 : Hasil belajar siswa kurang baik. 2 : Hasil belajar siswa baik

1 : Hasil belajar kurang baik 0 : Hasil belajar sangat kurang Kriteria Penilaian Turnamen

Super Team : Jika rata-rata 45 atau lebih

Great Team : Apabila rata-rata mencapai 40-45 dan Good Team : Jika rata-ratanya 30-40

Gambar

Tabel 3.9 menunjukan indeks kesukaran butir soal pada siklus I dari 30  butir soal terdapat 2 butir soal kriteria sukar , 25 butir soal kriteri sedang dan 3  butir soal kriteria mudah

Referensi

Dokumen terkait

Barata Indonesia (Persero) juga mendukung karyawan dalam mengembangkan karier dengan adanya program kenaikan jabatan dan tingkatan jabatan tetapi program tersebut dirasa

By taking subjects from the 11 th grade students of SMK BOPKRI Wates, Yogyakarta, the study is expected to be an alarm for the teachers that although induction and

Selain melakukan evaluasi, tujuan akhir penelitian ini adalah mempelajari pengelolaan tata kelola teknologi informasi sesuai dengan standar COBIT 4.1 framework, membangun

Skoliosis idiopatik pada anak-anak dan dewasa jarang menyebabkan nyeri, hal ini sering menjadi perhatian karena terdapat tonjolan lumbal dan tulang iga, serta karena asimetri

KALANGAN MAHASISWA SKRIPSI (Studi Deskriptif Tentang Perilaku Penemuan Informasi Mahasiswa FIP Jurusan KSDP Program Studi Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Malang dalam

Berdasarkan penelitian tentang “Strategi Penghidupan Masyarakat Penghasil Gula Semut di Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo” didapat kesimpulan bahwa strategi

Imunostimulan berfungsi untuk meningkatkan kesehatan tubuh dengan cara sistem pertahanan terhadap penyakit yang disebabkan bakteri, cendawan, dan virus (Ahmad,