• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA BBTKLPP SURABAYA TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA BBTKLPP SURABAYA TAHUN 2020"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT SURABAYA

LAPORAN KINERJA

BBTKLPP SURABAYA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, Laporan Kinerja Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya Tahun 2020 telah selesai disusun.

Laporan Kinerja ini disusun sebagai evaluasi capaian kinerja BBTKLPP Surabaya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi selama 1 (satu) tahun anggaran 2020 di wilayah layanan 4 Provinsi yaitu Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Laporan ini merupakan pertanggung jawaban BBTKLPP Surabaya dalam melaksanakan pengelolaan keuangan, manajerial, dan program kepada Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Disamping itu laporan ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan dan rujukan di dalam menyusun rencana kerja pada tahun-tahun berikutnya.

Kami menyajikan dalam laporan ini tentang gambaran berbagai capaian kinerja yang dapat diraih oleh BBTKLPP Surabaya selama Tahun 2020 dengan membandingkannya terhadap target kinerja yang telah ditetapkan untuk tahun 2020. Berbagai inovasi, terobosan dan upaya telah dilaksanakan dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang ditetapkan dalam dokumen perencanaan.

Besar harapan kami laporan ini bisa menjadi bahan masukan dan bagian integral dari pengelolaan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit khususnya dan pembangunan bidang kesehatan pada umumnya dalam mencapai Nawacita Kabinet Kerja tahun 2020 - 2024. Melalui laporan ini, kami sangat mengharapkan masukan umpan balik yang akan berguna dalam proses perbaikan kinerja BBTKLPP Surabaya di masa mendatang.

Surabaya, 29 Januari 2021 Kepala BBTKLPP Surabaya

Dr. Rosidi Roslan, SKM, SH, MPH NIP. 197109181995031001

(3)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan kinerja Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya Tahun 2020 sebagai sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja Kepala BBTKLPP Surabaya beserta jajarannya kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan seluruh pemangku kepentingan yang terkait langsung maupun tidak langsung. Selain itu laporan ini juga merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian Rencana Aksi Kegiatan (RAK) 2020-2024.

Tahun 2020 merupakan tahun keempat dari pelaksanaan Renstra Nasional Bidang Kesehatan 2020-2024, Rencana Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan RAK 2020-2024. Dari 9 indikator kinerja pada 4 sasaran strategis yang dijanjikan pada Perjanjian Kinerja 2020, seluruh indikator kinerja memiliki kinerja sesuai dengan target, yaitu :

1. Jumlah surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dilaksanakan sebesar 41

2. Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dimanfaatkan sebesar 25%

3. Persentase respon sinyal KLB/Bencana kurang dari 24 jam sebanyak 90% 4. Teknologi Tepat Guna yang dihasilkan sebenyak 11 unit

5. Nilai kinerja anggaran sebesar 80

6. Persentase tingkat kepatuhan penyampaian laporan keuangan sebesar 80% 7. Kinerja implementasi WBK satker sebesar 70

8. Persentase Peningkatan kapasitas ASN sebanyak 20 JPL sebesar 45%

Untuk kinerja bidang keuangan dalam tahun 2020, realisasi anggaran berdasarkan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) mencapai 96,58 % dari pagu DIPA sebesar Rp 46.621.486.000,- (Empat Puluh Enam Milyar Enam Ratus Dua Puluh Satu Juta Empat Ratus Delapan Puluh Enam Ribu Rupiah).

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GRAFIK ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Visi dan Misi ... 3

C. Tugas dan Fungsi ... 6

D. Struktur Organisasi ... 7

E. Sumber Daya ... 7

F. Aspek Strategis BBTKLPP Surabaya ... 9

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 11

A. Perencanaan Kinerja ... 11

B. Penetapan Kinerja ... 11

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 15

A. Capaian Kinerja Organisasi ... 15

B. Realisasi Anggaran ... 50

C. Capaian Kinerja Anggaran ... 52

BAB IV. PENUTUP...53

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penyajian nilai BMN dalam Neraca TA. 2020 ... 9

Tabel 2.1 Indikator Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2020 ...12

Tabel 2.2 Indikator Kinerja Kegiatan/Output Berdasarkan DIPA TA.2020 ...12

Tabel 2.3 Indikator Kinerja Berdasarkan Rencana Jangka Menengah BBTKLPP Surabaya (RAK 2015-2020) ...13

Tabel 2.4. Indikator Kinerja Berdasarkan Standar Nasional Ditjen P2P ...14

Tabel 3.1. Capaian kinerja berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2020 ...15

Tabel 3.2. Capaian kinerja BBTKLPP Surabaya berdasarkan RAK 2020-2024 ...16

Tabel 3.3. Capaian kinerja Kegiatan/Output Berdasarkan DIPA TA 2020 ...17

Tabel 3.4 Capaian kinerja berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2020 ...17

Tabel 3.5 Realisasi anggaran berdasarkan indikator kinerja tahun 2020 ...50

(6)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit ... 7 Grafik 2. Distribusi Pegawai Berdasarkan Jabatan di BBTKLPP Surabaya tahun 2020 . 8

Grafik 3 Distribusi Pegawai Berdasarkan Strata Pendidikan di BBTKLPP Surabaya tahun 2020 ... 8

Grafik 4 Distribusi Pegawai Berdasarkan Rumpun Keahlian di BBTKLPP Surabaya tahun 2020 ... 8

Grafik 5 Capaian Jumlah surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dilaksanakan ...19 Grafik 6 Perbandingan Jumlah surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium

yang dilaksanakan Tahun 2015 - 2020 ...19 Grafik 7 Perbandingan capaian dengan BBTKLPP Jakarta pada jumlah surveilans atau

kajian faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dilaksanakan tahun 2020 ...20 Grafik 8 Capaian kinerja persentase rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian

faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium yang dihasilkan dan dimanfaatkan tahun 2020 ...24 Grafik 9 Perbandingan capaian persentase rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau

kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium yang dihasilkan dan dimanfaatkan Tahun 2015 - 2020 ...25 Grafik 10 Perbandingan capaian dengan BBTKLPP Jakarta pada persentase rekomendasi

hasil kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium yang dihasilkan dan dimanfaatkan tahun 2020 ...26 Grafik 11 Capaian kinerja Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan

Bencana di wilayah layanan BBTKLPP Surabaya tahun 2020 ...29 Grafik 12 Perbandingan capaian persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB

dan bencana di wilayah layanan BBTKL Surabaya Tahun 2015 - 2020 ...29 Grafik 13 Perbandingan capaian persentase dan jumlah dengan BBTKLPP Jakarta pada

Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan B/BTKL tahun 2020 ...30 Grafik 14 Capaian Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan BBTKLPP

Surabaya Tahun 2020 ...34 Grafik 15 Perbandingan capaian Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan

BBTKLPP Surabaya Tahun 2015 - 2020 ...34 Grafik 16 Perbandingan capaian dengan BBTKLPP Jakarta pada jumlah Teknologi Tepat

(7)

Grafik 17 Capaian Nilai Kinerja Anggaran BBTKL Surabaya Tahun 2020 ...38

Grafik 18 Perbandingan capaian nilai kinerja anggaran BBTKL Surabaya Tahun 2018 - 2020 ...39 Grafik 19 Perbandingan capaian nilai kinerja anggaran dengan BBTKLPP Jakarta ...39

Grafik 20 Capaian kinerja persentase kepatuhan penyampaian laporan keuangan BBTKL Surabaya Tahun 2020 ...41 Grafik 21 Perbandingan capaian persentase kepatuhan penyampaian laporan keuangan

BBTKL Surabaya Tahun 2019 - 2020 ...42 Grafik 22 Capaian kinerja implementasi WBK satker BBTKL Surabaya Tahun 2020 ...44

Grafik 23 Perbandingan capaian implementasi WBK satker BBTKL Surabaya

Tahun 2019 - 2020 ...44 Grafik 24 Capaian Persentase Peningkatan Kapasitas ASN BBTKL Surabaya Tahun 2020

...47 Grafik 25 Perbandingan capaian kinerja persentase peningkatan kapasitas ASN BBTKL

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pengukuran kecahayaan di Puskesmas di Kab Ponorogo dalam rangka Surveilans FR Kesehatan Lingkungan di Fasyankes Tahun 2020 ...22 Gambar 2. Pencidukan lokasi perindukan Anopheles pada kegiatan Pemetaan Reseptifitas

Malaria di Kab Manggarai Timur ...27 Gambar 3 Investigasi Khusus Kejadian Luar Biasa Banjir Bandang Di Desa Sempol Dan

Desa Kalisat Kecamatan Ijen - Kabupaten Bondowoso ... 32 Gambar 4 Inovasi TTG Lift Sehat di Kantor BBTKLPP Surabaya ...36

Gambar 5. TTG Lilin Pengusir Nyamuk Bahan Aktif Ekstrak Daun Mimba ...36

Gambar 6. Pendampingan dan Reviu dokumen Wilayah Bebas dari Korupsi oleh Bagian Hukormas Ditjen P2P tahun 2020 ...46 Gambar 7. OJT online Pengambilan dan pengujian specimen COVID di tahun 2020 ....49

Gambar 8. Nilai SMART e-Monev DJA ...52

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dibangun dalarn rangka mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government. Pernerintahan yang berorientasi pada hasil berfokus pada kemaslahatan bagi masyarakat, berupa upaya untuk menghasilkan output dan outcome yang sesuai dengan kebutuhan rnasyarakat. Output rnerupakan hasil langsung dari program-program atau kegiatan yang dijalankan pernerintah dan dapat berwujud sarana, barang, dan jasa pelayanan kepada rnasyarakat, sedangkan outcome adalah berfungsinya sarana, barang dan jasa tersebut sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat. Output dan outcome tersebut merupakan kinerja dari institusi pemerintah.

Prioritas nasional pembangunan kesehatan dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun 2020 diarahkan untuk memastikan tercapainya sasaran pembangunan kesehatan sebagaimana telah ditetapkan dalam RPJMN dan Renstra tahun 2020-2024.

Sesuai dengan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka menengah 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai bidang yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

Tatanan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur, khususnya dalam bidang kesehatan ditandai dengan:

1) Terjaminnya keamanan kesehatan negara melalui kemampuan dalam melakukan pencegahan, deteksi, dan respon terhadap ancaman kesehatan global;

2) Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat yang ditunjukkan dengan jangkauan bagi setiap warga negara terhadap lembaga jaminan sosial yang lebih menyeluruh 3) Status kesehatan dan gizi masyarakat yang semakin meningkat serta proses tumbuh

kembang yang optimal, yang ditandai dengan meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) dan Healthy Adjusted Life Expectancy (HALE)

Dalam bidang pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P), sasaran yang ingin dicapai adalah Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Penyakit Menular (TB, HIV/AIDS, Malaria), Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, Penyakit infeksi baru dan kedaruratan kesehatan masyarakat), Penyakit Tropis Terabaikan (filariasis, kusta, frambusia dan schistosomiasis)

Untuk dapat mencapai target indikator tersebut, melalui forum trilateral meeting telah disepakati beberapa Proyek Prioritas Nasional dan Bidang yang akan dilakukan pada tahun 2020 termasuk target-targetnya untuk memastikan keberhasilan pencapaian sasaran nasional

(10)

bidang P2P. Proyek-proyek tersebut dilaksanakan untuk mendukung salah satu Prioritas Nasional Pembangunan yaitu menciptakan manusia yang sehat, produktif, mandiri, dan berkeadilan. Perencanaan Proyek prioritas nasional dan bidang yang akan dilakukan pada tahun 2020 harus dilakukan dalam kerangka penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga (RKA-K/L) yang terintegrasi dengan Rencana Kerja Kementerian Lembaga (Renja K/L). Oleh karena itu diperlukan penjabaran pelaksanaan proyek-proyek yang telah disepakati melalui penetapan output, komponen dan rambu-rambu yang harus ditaati oleh pemangku program di pusat (Direktorat), daerah (Dekonsentrasi), dan level pelaksana teknis (UPT).

Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 – 2024 digunakan sebagai acuan dalam

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kesehatan dalam kurun waktu periode

2020 - 2024, serta dilaksanakan oleh seluruh stakeholders serta jajaran kesehatan baik di pusat maupun daerah termasuk dukungan lintas sektor dan dunia usaha. Selanjutnya

renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 – 2024 dijabarkan dalam bentuk Rencana Aksi Program (RAP) di tingkat Eselon I dan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) di tingkat

Eselon II.

Isu strategis yang perlu menjadi perhatian di wilayah kerja BBTKLPP Surabaya

adalah TBC (Jawa Timur,

56.445 kasus),

HIV (Jawa Timur,

8.608 kasus), Pneumonia ( Jawa Timur, 92.913 kasus),

diare (Jawa Timur,

1.066.523

Kasus), kusta (Jawa Timur,

2701

Kasus), malaria (NTT

, 329.225

Kasus), DBD (Jatim, Bali, NTB, NTT),

leptospirosis (Jawa Timur,

128

Kasus), rabies (Bali,

26.130

Kasus)

BBTKLPP Surabaya sebagai unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, melaksanakan surveilans epidemiologi berbasis laboratorium dalam rangka program pencegahan dan pengendalian penyakit sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagaimana Permenkes RI Nomor 2349/PER/MENKES/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit.

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Pelaksanaan kinerja BBTKLPP Surabaya sepanjang tahun 2020 disajikan dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah sebagai bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan atas penggunaan anggaran yang disusun berdasarkan Permen PAN dan RB Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

(11)

Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

B. Visi dan Misi

Visi dan Misi Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 mengikuti Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Upaya untuk mewujudkan visi ini dilaksanakan melalui Nawa Cita Kedua tahun 2020 – 2024 yaitu:

1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia

2. Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing 3. Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan

4. Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan

5. Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa

6. Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya 7. Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh

Warga

8. Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya 9. Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan

Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya seluruh Nawa Cita terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2020, yaitu:

1. meningkatnya status kesehatan masyarakat

2. meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.

Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia.

Pada tahun 2020 upaya pencapaian target indikator dalam RPJMN dan Renstra dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2020 yang menekankan keberlanjutan kebijakan money follows program dalam pelaksanan program dan kegiatan prioritas yang telah ditetapkan yaitu Program Prioritas Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat dan Kegiatan Prioritas Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan Pengendalian Penyakit. Pelaksanaan program dan kegiatan prioritas tersebut dilakukan melalui pelaksanaan proyek prioritas pencegahan dan pengendalian penyakit menular serta pencegahan dan pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular dengan target indikator sasaran program sebagai berikut: 1) Prevalensi merokok penduduk usia ≤18 tahun sebesar

(12)

5,4 persen, 2) Prevalensi tekanan darah tinggi sebesar 3,4 persen, 3). Prevalensi HIV sebesar < 5 persen, 4) Prevalensi Tuberkulosis sebesar 245 per 100.000 penduduk, dan 5) Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi malaria sebanyak 300 kab/kota.

Peran Ditjen P2P dalam mendukung pencapaian indikator Kementerian Kesehatan yakni menyelenggarakan pencegahan dan pengendalian penyakit secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya melalui kegiatan surveilans dan karantina kesehatan, pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung, pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program P2P.

Dalam Rencana Aksi Program (RAP) Direktorat Jenderal P2P telah memuat sasaran strategis yaitu: “Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit serta meningkatnya kesehatan jiwa”.

Sasaran ini ditandai dengan indikator kinerja utama sebagai berikut:

1. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap pada bayi sebesar 95%

2. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi malaria sebanyak 300 kab/kota

3. Jumlah kabupaten/kota endemis filariasis berhasil menurunkan angka mikrofilaria <1% sebanyak 75 kabupaten/kota

4. Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta sebanyak 34 provinsi 5. Menurunnya prevalensi TB menjadi 245/100.000 penduduk 6. Prevalensi HIV sebesar < 0,5%

7. Menurunnya prevalensi merokok pada penduduk usia ≤18 tahun sebesar 5,4% 8. Meningkatnya persentase kabupaten/kota yang memenuhi syarat kualitas kesehatan

lingkungan sebesar 40%

9. Meningkatnya persentase Kabupaten/Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah menjadi 100%.

10. Persentase respon sinyal SKD dan KLB, bencana, dan kondisi matra di wilayah layanan BTKL menjadi 90%

11. Persentase Teknologi Tepat Guna PP dan PL yang dihasilkan BTKL meningkat 50% dari jumlah TTG tahun 2014

12. Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah menjadi 100%

(13)

Berdasarkan 12 Indikator Kinerja Utama (IKU) yang terdapat pada dokumen RAP 2015-2020 Ditjen P2P tersebut, maka Ditjen P2P menetapkan sasaran strategis yaitu:

1. Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB

2. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik 3. Menurunnya penyakit menular langsung

4. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

5. Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Sesuai dengan tugas dan fungsi maka keberhasilan BBTKLPP Surabaya sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah pembinaan Ditjen P2P ditandai dengan keberhasilan IKU aDitjen P2P yaitu:

1. Persentase respon sinyal SKD dan KLB, bencana, dan kondisi matra di wilayah layanan BTKL menjadi 90%

2. Persentase Teknologi Tepat Guna PP dan PL yang dihasilkan BTKL meningkat 50% dari jumlah TTG tahun 2014

BBTKLPP Surabaya sebagai unit pelaksana teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mendukung pencapaian indikator kinerja sesuai tugas dan fungsinya terutama dalam surveilans berbasis laboratorium di wilayah layanan.

Tujuan BBTKLPP Surabaya dalam mendukung pembangunan kesehatan, khususnya dalam rangka pencapaian Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit adalah:

“Tercapainya surveilans berbasis laboratorium dalam pencegahan dan pengendalian penyakit di seluruh wilayah layanan sebesar 75 % pada akhir tahun 2020”

Indikator kinerja BBTKLPP Surabaya berdasarkan baseline data tahun 2014 adalah sebagai berikut:

1. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan BTKL sebesar 90 % pada tahun 2020

2. Jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi sebanyak 12000 sertifikat pada tahun 2020

3. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium sebanyak 41 rekomendasi pada tahun 2020

4. Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan sebanyak 11 unit pada tahun 2020

(14)

5. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya sebanyak 14 dokumen pada tahun 2020

6. Jumlah peningkatan kapasitas SDM sebanyak 45% dari jumlah ASN pada tahun 2020

C. Tugas dan Fungsi

BBTKLPP yang mempunyai tugas melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan pelatihan, pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB di bidang pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra.

Dalam melaksanakan tugasnya, BBTKLPP mempunyai fungsi : 1. Pelaksanaan surveilans epidemiologi

2. Pelaksanaan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) 3. Pelaksanaan laboratorium rujukan

4. Pelaksanaan pengembangan model dan teknologi tepat guna 5. Pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi

6. Pelaksanaan penilaian dan respon cepat, kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/wabah dan bencana

7. Pelaksanaan surveilans faktor risiko penyakit tidak menular 8. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

9. Pelaksanaan kajian dan pengembangan teknologi pengendalian penyakit, kesehatan lingkungan dan kesehatan matra

(15)

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya adalah sebagai berikut :

Grafik 1. Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit

E. Sumber Daya

Sumber daya yang dimiliki oleh BBTKLPP Surabaya mencakup sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan pembiayaan dengan gambaran sebagai berikut:

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia BBTKLPP Surabaya sampai dengan bulan Desember 2020 berjumlah 95 orang sebagaimana grafik di bawah ini:

Distribusi jumlah pegawai BBTKLPP Surabaya berdasarkan jabatan antara lain:13 orang jabatan struktural, 43 orang jabatan fungsional tertentu dan 39 orang jabatan umum.

Ka. BBTKLPP Surabaya

Ka. Bagian Tata Usaha

Ka. Sub Bagian Program dan

Ka. Sub Bagian Umum

Ka. Bidang Surveilans Epidemiologi

Ka. Bidang Pengembangan

Teknologi dan Laboratorium Ka. Bidang Analisis Dampak Kesling

Ka. Seksi Advokasi

Kejadian Luar Biasa Ka. Seksi Teknologi Pengendalian

Penyakit

Ka. Seksi Lingkungan Fisik dan Kimia

Ka. Seksi Pengkajian &

Diseminasi

Ka. Seksi Teknologi

Laboratorium Ka. Seksi

Lingkungan Biologi

INSTALASI KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

(16)

Grafik 2 Distribusi Pegawai Berdasarkan Jabatan di BBTKLPP Surabaya tahun 2020

Distribusi jumlah pegawai BBTKLPP Surabaya berdasarkan jenis pendidikan antara lain: SMP 1 orang, SMA 9 orang, D3 15 orang, Akademi 6 orang, S1 40 orang, S2 22 orang, S3 2 orang.

Grafik 3 Distribusi Pegawai Berdasarkan Strata Pendidikan di BBTKLPP Surabaya tahun

2020

Distribusi jumlah pegawai BBTKL PP Surabaya berdasarkan jabatan fungsional teknis antara lain: 28 orang Pranata Lab, 20 orang Sanitarian, 11 orang Epidemiolog dan 4 orang Entomolog.

Grafik 4 Distribusi Pegawai Berdasarkan Rumpun Keahlian di BBTKLPP Surabaya tahun

49% 38%

13%

Distribusi Pegawai Berdasarkan

Jabatan

Jabatan Fungsional Umum Jabatan Fungsional Tertentu Struktural 2% 23% 42% 16% 6% 10% 1%

Distribusi Pegawai Berdasarkan

Strata Pendidikan

Strata 3 Strata 2 Strata 1 D3 Akademi SMA SMP 45% 32% 18% 5%

Jabatan Fungsional Tertentu Berdasarkan Rumpun

Keahlian

Pranata Laboratorium Kesehatan Sanitarian Epidemiolog Entomolog

(17)

Distribusi jumlah BBTKLPP Surabaya berdasarkan golongan antara lain: 2 orang gol IVb, 12 orang gol IVa, 14 orang gol IIId, 16 orang gol IIIc, 20 orang gol IIIb, 11 orang gol IIIa, 10 orang gol IId, 8 orang gol IIc, dan 2 orang gol IIb.

2. Sarana dan Prasarana

a. Kondisi sarana dan prasarana

Kondisi sarana dan prasarana BBTKLPP Surabaya mencakup barang bergerak dan tidak bergerak pada akhir tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Penyajian nilai BMN dalam Neraca TA. 2020

F. Aspek Strategis BBTKLPP Surabaya

BBTKLPP Surabaya melaksanakan surveilans berbasis laboratorium di 4 provinsi wilayah layanan yaitu Provinsi Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT. Wilayah ini terdiri dari 78 kabupaten/kota, dengan jumlah penduduk 53,5 juta (20,7 %) penduduk Indonesia. Berbagai penyakit yang masih menjadi masalah di wilayah ini, seperti HIV-AIDS, malaria, TB, DBD,

(18)

kusta, filaria, frambusia, anthrax, chikungunya, leptospirosis serta yang menjadi perhatian internasional antar negara seperti penyakit legionella dan Pes. Oleh karena itu keberhasilan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit di wilayah ini memiliki aspek strategis yang sangat berarti dalam mengungkit pencapaian sasaran tingkat nasional.

Beberapa isu strategis yang menjadi permasalahan utama di wilayah ini, menjadi perhatian BBTKLPP Surabaya yaitu :

a. Multiple Burden Penyakit yaitu penyakit infeksi, penyakit tidak menular, serta munculnya penyakit baru dan munculnya kembali penyakit endemik lokal (new and re-emerging disease)

b. Frekuensi Kejadian Luar Biasa (KLB) / wabah penyakit c. Situasi matra yang berdampak terhadap kesehatan

d. Potensi rawan bencana baik alam maupun buatan manusia

e. Perubahan iklim yang berpengaruh terhadap pola kejadian penyakit. f. Kualitas kesehatan lingkungan yang menjadi faktor risiko penyakit g. Belum optimalnya aksesibilitas dan jangkauan pelayanan

h. Keterbatasan kompetensi SDM, sarana, dan prasarana

i. Daerah perbatasan, terpencil, dan kepulauan di wilayah layanan

(19)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Perencanaan Kinerja

Arah kebijakan pelaksanaan kegiatan tahun 2020 disusun berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu permasalahan kesehatan wilayah layanan yaitu Provinsi Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT, pedoman Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang telah memuat IKP dan IKK sebagaimana tercantum dalam Petunjuk Penyusunan Perencanaan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, tugas dan fungsi sebagaimana tercantum dalam Permenkes Nomor 2349/PER/MENKES /XI/2011.

Program yang dilaksanakan BBTKLPP Surabaya pada tahun 2020 adalah Pencegahan dan Pengendaluian Penyakit, dengan sasaran program yaitu Menurunnya penyakit menular, penyakit tidak menular, serta meningkatnya kesehatan jiwa. Pada tahun 2020, BBTKLPP Surabaya melaksanakan 6 Indikator Kinerja Program (IKP) dari 9 IKP dalam Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai berikut:

1. Presentase cakupan keberhasilan pengobatan TB/Success Rate 2. Jumlah kabupaten/kota mencapai eliminasi malaria 3. Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta 26 Provinsi

4. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi filariasis 5. Persentase Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

tertentu

6. Persentase Kabupaten/Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam

penanggulangan kedaruratan kesehatan asyarakat yang berpotensi wabah

B. Penetapan Kinerja

Ukuran keberhasilan yang tertuang dalam indikator kinerja merupakan garnbaran tewujudnya kinerja, tercapainya hasil prograrn dan hasil kegiatan. Indikator kinerja instansi pemerintah harus selaras antar tingkatan unit organisasi. Indikator kinerja yang digunakan harus rnernenuhi kriteria spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan sesuai dengan kurun waktu tertentu.

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 2349/PER/MENKES/XI/2011, Rencana Aksi Kegiatan (RAK) BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2020, Petikan DIPA Nomor SP DIPA- 024.05.2.560127/2020 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2020 antara Direktur Jenderal P2P dengan Kepala BBTKLP Surabaya, maka pada tahun 2020 BBTKLPP Surabaya telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut :

(20)

Tabel 2.1 Indikator Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2020

NO NAMA SASARAN NO NAMA INDIKATOR TARGET

1 Meningkatnya

Pelayanan Surveilans dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat

1 Jumlah surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dilaksanakan

41

2 Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis

laboratorium yang dimanfaatkan

25%

3 Persentase respon sinyal KLB/Bencana kurang dari 24 jam

90% 4 Teknologi Tepat Guna yang dihasilkan 11

5 Nilai kinerja anggaran 80

6 Persentase tingkat kepatuhan penyampaian laporan keuangan

80% 7 Kinerja implementasi WBK satker 70 8 Persentase Peningkatan kapasitas ASN

sebanyak 20 JPL

45%

Kinerja BBTKLPP Surabaya berdasarkan DIPA Tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Indikator Kinerja Kegiatan/Output Berdasarkan DIPA TA.2020

No Kegiatan Output Target

1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

1. Layanan Sarana dan Prasarana Internal

1 layanan 2. Layanan Dukungan

Manajemen Satker

1 layanan

3. Layanan Perkantoran 1 layanan 2 Dukungan Pelayanan Surveilans

dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat untuk Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

1. Layanan respon kejadian penyakit

28 layanan 2. Layanan kewaspadaan dini

kejadian penyakit

(21)

Kinerja BBTKLPP Surabaya berdasarkan RAK 2020-2024 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3. Indikator Kinerja Berdasarkan Rencana Jangka Menengah BBTKLPP Surabaya (RAK 2020-2024)

No Kegiatan/ Output/ Sasaran Program (Outcome)/Indikator

Target

2020 2021 2022 2023 2024 A Dukungan Pelayanan Surveilans dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat

untuk Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

A.1 persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dimanfaatkan

A.1.1 Jumlah surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dilaksanakan

41 23 27 35 40

A.1.2 Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dimanfaatkan

80 85 90 95 100

A.1.3 Persentase Respon sinyal KLB/ Bencana kurang dari 24 jam

90 95 95 95 95

A.1.4 Teknologi Tepat Guna yang dihasilkan 11 6 6 6 6 B Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

B.1 Persentase kinerja RKAKL pada lingkup Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

B.1.1 Nilai kinerja anggaran 80 83 83 83 83

B.1.2 Persentase tingkat kepatuhan penyampaian laporan keuangan

80 93 93 93 93

B.2 Nilai Reformasi Birokrasi di lingkup Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

B.2.1 Kinerja Implementasi WBK satker 70 72 72 72 72 B.2.2 Persentase Peningkatan kapasitas ASN sebanyak

20 JPL

45 80 80 80 80

Kinerja BBTKLPP Surabaya berdasarkan RAP 2020-2024 Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dengan target yang merupakan jumlah capaian seluruh B/BTKLPP se-Indonesia adalah sebagai berikut :

(22)

Tabel 2.4. Indikator Kinerja Berdasarkan Standar Nasional Ditjenl P2P (RAP 2020-2024)

No Kegiatan Output Target

2020 2021 2022 2023 2024 1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 1. Nilai Reformasi Birokrasi di lingkup Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 78,06 78,69 79,32 79,95 80,58 2. Persentase kinerja RKAKL pada lingkup Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 85 88 90 93 95 2 Dukungan Pelayanan Surveilans dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat untuk Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 1. persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis

laboratorium yang dimanfaatkan

(23)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Salah satu fondasi utama dalam menerapkan manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi indikator kinerja yang seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang terjadi (relisasi) dengan kinerja yang diharapkan. Pengukuran dan pembandingan kinerja dalam laporan kinerja harus cukup menggambarkan posisi kinerja instansi pemerintah.

Capaian kinerja BBTKLPP Surabaya selama 5 tahun berdasarkan indikator kinerja RAP Ditjen P2P sebagai berikut:

Tabel 3.1 Capaian kinerja berdasarkan RAP 2020-2024 Ditjen P2P

No Kegiatan Output Target Capaian

2020 2021 2022 2023 2024 2020 1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 1. Nilai Reformasi Birokrasi di lingkup Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 78,06 78,69 79,32 79,95 80,58 79,34 2. Persentase kinerja RKAKL pada lingkup Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 85 88 90 93 95 90,82 2 Dukungan Pelayanan Surveilans dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat untuk Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 1. persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dimanfaatkan 80 85 90 95 100 80

Realisasi kinerja BBTKLPP Surabaya tahun 2020 berdasar atas Rencana Aksi Program jangka menengah Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

(24)

Lingkungan,Kementerian Kesehatan RI, sesuai dengan maksud dan tujuan pembangunan derajat kesehatan masyarakat sesuai dengan perkembangan serta dinamika faktor internal maupun isu-isu strategis.

Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya 2020-2024 disusun sebagai acuan dalam kinerja surveilans berbasis laboratorium sekaligus sebagai pusat regional pencegahan dan pengendalian penyakit dapat terwujud.

Pengukuran tingkat capaian kinerja BBTKLPP Surabaya tahun 2020 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi indikator kinerja sasaran. Capaian kinerja berdasarkan RAK tahun 2020-2024 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2020 sebagai berikut :

Tabel 3.2. Capaian kinerja BBTKLPP Surabaya berdasarkan RAK 2020-2024

No Kegiatan/ Output/ Sasaran Program (Outcome)/Indikator

Target Capaian

2020 2021 2022 2023 2024 2020 A Dukungan Pelayanan Surveilans dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat

untuk Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

A.1 persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dimanfaatkan

A.1.1 Jumlah surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dilaksanakan

41 23 27 35 40

287 A.1.2 Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor

risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dimanfaatkan

80 85 90 95 100

80% A.1.3 Persentase Respon sinyal KLB/ Bencana kurang

dari 24 jam

90 95 95 95 95

100% A.1.4 Teknologi Tepat Guna yang dihasilkan 11 6 6 6 6 11 B Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

B.1 Persentase kinerja RKAKL pada lingkup Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

B.1.1 Nilai kinerja anggaran 80 83 83 83 83

90,82 B.1.2 Persentase tingkat kepatuhan penyampaian

laporan keuangan

80 93 93 93 93 100%

B.2 Nilai Reformasi Birokrasi di lingkup Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

B.2.1 Kinerja Implementasi WBK satker 70 72 72 72 72 79,34 B.2.2 Persentase Peningkatan kapasitas ASN sebanyak

20 JPL

(25)

Pencapaian kinerja BBTKLPP Surabaya berdasarkan DIPA Tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3. Capaian kinerja Kegiatan/Output Berdasarkan DIPA TA 2020

No Kegiatan Output Target Realisasi %

1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

1. Layanan Sarana dan Prasarana Internal

1 layanan 1 layanan 100 2. Layanan Dukungan

Manajemen Satker

1 layanan 1 layanan 100

3. Layanan Perkantoran 12 bulan 12 bulan 100 2 Dukungan Pelayanan Surveilans dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat untuk Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

1. Layanan respon kejadian penyakit

28 layanan 28 layanan 100 2. Layanan kewaspadaan

dini kejadian penyakit

65 layanan 65 layanan 100

Kinerja BBTKLPP Surabaya dalam kurun waktu tahun 2020 mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari jumlah capaian selama kurun waktu tersebut. Capaian indikator kinerja BBTKLPP Surabaya dalam beberapa tahun terakhir sebagaimana terdapat dalam tabel di bawah.

Capaian kinerja berdasarkan Perjanjian Kinerja tahun 2020 adalah sebagai berikut : Tabel 3.4. Capaian kinerja berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2020

NO NAMA

SASARAN

NO NAMA INDIKATOR TARGET REALISASI %

1 Meningkatnya Pelayanan Surveilans dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat

1 Jumlah surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang

dilaksanakan

41 287 700

2 Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dimanfaatkan

25% 100% 400,00

3 Persentase respon sinyal KLB/Bencana kurang dari 24 jam

90% 100% 111,11

4 Teknologi Tepat Guna yang

dihasilkan 11 11 100,00

5 Nilai kinerja anggaran

(26)

6 Persentase tingkat kepatuhan penyampaian laporan keuangan 80% 100% 125,00 7 Kinerja implementasi WBK satker 70 79,34 113,34 8 Persentase Peningkatan kapasitas ASN sebanyak 20 JPL

45% 66% 146,67

Seluruh indikator dapat tercapai tidak kurang dari target, bahkan beberapa indikator melebihi target. Prosentase capaian kinerja organisasi tahun 2020 rata-rata adalah 152,43 %. Capaian ini naik 5,12 % dibanding capaian rata-rata tahun 2019 yaitu sebesar 145%.

Analisis capaian kinerja tahun 2020 pada masing-masing pencapaian indikator kinerja sasaran dijelaskan sebagai berikut:

1. Jumlah Surveilans Faktor Risiko dan Penyakit Berbasis Laboratorium Yang Dilaksanakan

a. Definisi Operasional

Surveilans, kajian atau rekomendasi faktor risiko kesehatan berbasis laboratorium baik surveilans epidemiologi, surveilans faktor risiko penyakit, kajian/survei penyakit dan faktor risiko kesehatan, pengembangan pengujian dan kendali mutu laboratorium oleh B/BTKLPP

b. Capaian Kinerja

Cara perhitungan indikator kinerja adalah Jumlah surveilans, kajian, rekomendasi survei faktor risiko kesehatan berbasis laboratorium baik surveilans epidemiologi, surveilans faktor risiko kesehatan, kajian/Survei penyakit dan faktor risiko kesehatan, pengembangan pengujian dan kendali mutu laboratorium oleh B/BTKLPP selama 1(satu) tahun.

Dihitung kumulatif, Contoh: Target Januari 1000, Februari 2000, Maret 3000 dan seterusnya. Target Desember adalah target dalam PK (misalnya 20.000).

c. Analisis Capaian Kinerja

1) Capaian kinerja dibanding target kinerja tahun 2020

Pada tahun 2020 capaian kinerja Jumlah surveilans, kajian, rekomendasi survei faktor risiko kesehatan berbasis laboratorium baik surveilans epidemiologi, surveilans faktor risiko kesehatan, kajian/Survei penyakit dan faktor risiko kesehatan, pengembangan pengujian dan kendali mutu laboratorium oleh B/BTKLPP.

Persentase capaian = Capaian = 287 X 100 % = 700 %

(27)

Grafik 5. Capaian kinerja jumlah surveilans atau kajian faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dilaksanakan tahun 2020

2) Capaian kinerja dibanding capaian kinerja beberapa tahun terakhir

Capaian kinerja persentase jumlah rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium yang dihasilkan dan dimanfaatkan tahun 2020 semakin meningkat dari tahun ke tahun. Adapun capaian kinerja tahun 2015-2020 adalah sebagai berikut :

Grafik

6. Perbandingan capaian

jumlah surveilans atau kajian faktor risiko dan

penyakit berbasis laboratorium yang dilaksanakan tahun

2018 - 2020

0 50 100 150 200 250 300 350 Target Capaian

Capaian Kinerja Tahun 2020

20 24 21 27 41 287 0 50 100 150 200 250 300 2018 2019 2020

CAPAIAN KINERJA TAHUN 2018-2020

(28)

Capaian kinerja persentase rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium yang dihasilkan dan dimanfaatkan tahun 2020 dibandingkan capaian beberapa tahun sebelumnya semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan target.

3) Capaian kinerja tahun 2020 dibandingkan dengan target jangka menengah Capaian kinerja persentase rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium yang dihasilkan dan dimanfaatkan tahun 2020 apabila dibandingkan dengan target jangka menengah RAK BBTKLPP Surabaya 2020-2024 melebihi target (100 %) dari target 80% rekomendasi.

4) Capaian kinerja dibandingkan dengan kinerja instansi lain sejenis

Grafik 7. Perbandingan capaian dengan BBTKLPP Jakarta pada jumlah surveilans atau kajian faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dilaksanakan tahun 2020

Capaian kinerja persentase rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium yang dihasilkan dan dimanfaatkan tahun 2020 sebesar 100 persen masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian kinerja BBTKLPP Jakarta sebesar 90 persen rekomendasi

5) Upaya –upaya yang telah dilaksanakan

Capaian indikator kinerja ini pada tahun 2020 sebesar 41 laporan, yang terdiri dari kegiatan sebagai berikut :

a. Kajian Faktor Resiko Penyakit Bawaan Air Pada DAMIU di Kab Gresik

b. Kajian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di Kawasan Fasyankes di Kab Kediri 287 90 0 50 100 150 200 250 300 350 Jumlah Rekomendasi

Perbandingan Capaian Indikator Jumlah surveilans, kajian, rekomendasi survei faktor risiko kesehatan berbasis laboratorium baik surveilans epidemiologi, surveilans faktor

risiko kesehatan, kajian/Survei penyakit dan faktor risiko kesehatan, pengembangan pengujian dan kendali mutu laboratorium oleh B/BTKLPP

(29)

c. Kajian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di Kawasan Fasyankes di Kab Ponorogo

d. Kajian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di Kawasan Fasyankes di Kab Tuban e. Kajian Faktor Resiko Penyakit di Kawasan Wisata Mandalika

f. Pelaksanaan Pelatihan Implementasi Sanitarian KIT di Lombok Tengah

g. Kajian Faktor Risiko LingkunganTerhadap Penyakit Bawaan Makanan di Kota Batu h. Dukungan Pengendalian FR Kegiatan Monitoring Dapur Umum Makan Sahur Dalam

Rangka PSBB Periode I di Kodam V Brawijaya

i. Surveilans Laboratorium Resistensi Obat Kusta di Kab Mojokerto

j. Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyemprot IRS Malaria Kabupaten Malaka NTT

k. Penyelidikan Epidemiologi Kejadian Typhoid dan Hepatitis di Ponpes Tebu Ireng l. Penyelidikan Epidemiologi Penanggulangan KLB DBD di Kab Sikka

m. Penyelidikan Epidemiologi Penanggulangan Leptospirosis di Kab Probolinggo n. Penyelidikan Epidemiologi Penanggulangan Leptospirosis di Kab Banyuwangi o. Penyelidikan Epidemiologi Kluster COVID-19 di Temboro Kab Magetan

p. Penyelidikan Epidemiologi Kluster COVID-19 di PT H.M Sampoerna Kota Surabaya q. Penyelidikan Epidemiologi Chikungunya dan DBD di Kota Kediri

r. Respon Peningkatan Kejadian DBD Pada Pandemi COVID-19 di Kab Jember s. Respon Peningkatan Kejadian DBD Pada Pandemi COVID-19 di Kab Malang t. Respon Peningkatan Kejadian DBD Pada Pandemi COVID-19 di Kab Pacitan u. Penyelidikan Epidemiologi Chikungunya dan DBD di Kab Trenggalek

v. Pelacakan Kasus Suspek Antraks di Kab Pacitan

w. Jejaring Kerja dan Koordinasoi Rencana Pelaksanaan Kegiatan Survei Evaluasi Prevalensi Kecacingan

x. Penguatan Surveilans Lepto di Kab Gresik, Kab Pacitan dan Kota Probolinggo y. Survei Silvatik Rodent dalam Rangka Eliminasi Pes dan Penyakit Zoonotik Lainnya z. S3D di Provinsi Bali

aa. S3D di Provinsi NTB bb. S3JE di Provinsi Bali cc. S3JE di Provinsi NTB

dd. Penyelidikan Epidemiologi Contact Tracing Kasus COVID-19 di Kab Jombang ee. Penyelidikan Epidemiologi Contact Tracing Kasus COVID-19 di Kab Jember ff. Survei Penemuan Kasus TB Pada Ponpes di Kab Bangkalan

gg. Survei Penemuan Kasus TB Pada Ponpes di Kab Bondowoso hh. Survei Penemuan Kasus TB Pada Ponpes di Kab Lombok Tengah ii. Survei Penemuan Kasus TB Pada Ponpes di Kab Lombok Barat

(30)

Gambar 1 Pengukuran kecahayaan di Puskesmas di Kab Ponorogo dalam rangka Surveilans FR Kesehatan Lingkungan di Fasyankes Tahun 2020

6) Analisis Keberhasilan Capaian

Keberhasilan dalam pencapaian kinerja Jumlah surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dilaksanakan tahun 2020 disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

- Keterbukaan informasi dari institusi kesehatan maupun masyarakat daerah sasaran - Dukungan kemampuan uji laboratorium yang handal

- Optimalisasi peran sumber daya yang tersedia di daerah

- Penguatan jejaring kerja dengan laboratorium maupun intstitusi terkait lainnya

7) Hambatan dan Solusi

Dalam melaksanakan kinerja Jumlah surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dilaksanakan tahun 2020 ini terdapat beberapa hambatan antara lain kurangnya kesadaran masyarakat daerah sasaran tentang pentingnya kegiatan serta jadwal kegiatan insidentil di daerah yang kurang bisa diprediksi.

(31)

Perlu dilaksanakan sosialisasi sebelum waktu kegiatan kepada masyarakat daerah sasaran tentang terutama oleh petugas daerah. Dengan demikian masyarakat bisa lebih terbuka dan mudah untuk dilaksanakan pengambilan data.

Informasi agenda kegiatan di daerah yang sfifatnya insidentil perlu diantisipasi melalui koordinasi yang lebih baik sehingga terdapat titik temu jadwal pelaksanaan kegiatan. Hal ini berpengaruh pada pengaturan petugas sesuai kompetensi di BBTKLPP Surabaya yang terbatas

8) Kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja

Keberhasilan dalam pencapaian kinerja Jumlah surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dilaksanakan tahun 2020 di dukung beberapa kegiatan lain hal sebagai berikut:

- Peningkatan kapasitas SDM sesuai kompetensi - Perawatan dan kalibrasi peralatan laboratorium

- Jejaring kerja dan koordinasi dengan institusi kesehatan serta lintas sektor lainnya di wilayah layanan

2. Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dimanfaatkan

a. Definisi Operasional

Rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian/Survei faktor risiko kesehatan berbasis laboratorium baik surveilans epidemiologi, surveilans faktor risiko penyakit, kajian/survei penyakit dan faktor risiko penyakit, pengembangan pengujian dan kendali mutu laboratorium oleh B/BTKLPP yang ditindaklanjuti/dilaksanakan oleh B/BTKLPP dan stakeholder terkait dalam periode 3 tahun terakhir

b. Capaian Kinerja

Cara perhitungan indikator kinerja adalah Jumlah rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian/survei faktor risiko kesehatan berbasis laboratorium baik surveilans epidemiologi, surveilans faktor risiko kesehatan, kajian/Survei penyakit dan faktor risiko kesehatan, pengembangan pengujian dan kendali mutu laboratorium oleh B/BTKLPP yang dilaksanakan/ ditindaklajuti oleh B/BTKLPP dan stakeholder terkait sampai dengan 3 tahun sejak rekomendasi dikeluarkan dibagi umlah rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian/survei faktor risiko kesehatan berbasis laboratorium baik surveilans epidemiologi, surveilans faktor risiko kesehatan, kajian/Survei penyakit dan faktor risiko kesehatan, pengembangan pengujian dan kendali mutu laboratorium oleh

(32)

B/BTKLPP yang disampaikan kepada stakeholder terkait selama 3 (tiga) tahun terakhir dikali 100%

c. Analisis Capaian Kinerja

1) Capaian kinerja dibanding target kinerja tahun 2020

Pada tahun 2020 capaian kinerja persentase rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium yang dimanfaatkan melebihi target kinerja tahun 2020.

Persentase capaian = Capaian = 25 X 100 % = 100 %

Target 25

Grafik 8. Capaian kinerja persentase rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium yang dihasilkan dan dimanfaatkan tahun 2020

2) Capaian kinerja dibanding capaian kinerja beberapa tahun terakhir

Capaian kinerja persentase jumlah rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium yang dihasilkan dan dimanfaatkan tahun 2020 semakin meningkat dari tahun ke tahun. Adapun capaian kinerja tahun 2015-2020 adalah sebagai berikut :

25 25 0 5 10 15 20 25 30 2020

CAPAIAN KINERJA TAHUN 2020

(33)

Grafik

9. Perbandingan capaian

persentase rekomendasi hasil kegiatan

surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis

laboratorium yang dihasilkan dan dimanfaatkan

Tahun 2018 - 2020 Capaian kinerja persentase rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium yang dihasilkan dan dimanfaatkan tahun 2020 dibandingkan capaian beberapa tahun sebelumnya semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan target.

3) Capaian kinerja tahun 2020 dibandingkan dengan target jangka menengah Capaian kinerja persentase rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium yang dihasilkan dan dimanfaatkan tahun 2020 apabila dibandingkan dengan target jangka menengah RAK BBTKLPP Surabaya 2020-2024 melebihi target (100 %) dari target 80% rekomendasi.

20 21 25 24 27 25 0 5 10 15 20 25 2018 2019 2020

CAPAIAN KINERJA TAHUN 2018-2020

(34)

4) Capaian kinerja dibandingkan dengan kinerja instansi lain sejenis

Grafik 10. Perbandingan capaian dengan BBTKLPP Jakarta pada persentase rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium yang dihasilkan dan dimanfaatkan tahun 2020

Capaian kinerja persentase rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium yang dihasilkan dan dimanfaatkan tahun 2020 sebesar 100 persen masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian kinerja BBTKLPP Jakarta sebesar 90 persen rekomendasi

5) Upaya –upaya yang telah dilaksanakan

Capaian indikator kinerja ini pada tahun 2020 sebesar 25 rekomendasi, yang terdiri dari kegiatan sebagai berikut :

a. Pemetaan reseptifitas Malaria di Kab Manggarai Barat b. Pemetaan reseptifitas Malaria di Kab Manggarai Timur c. Pre Asessment Eliminasi Malaria di Lombok Timur d. Pre Asessment Eliminasi Malaria di Rotendao e. Pre Asessment Eliminasi Malaria di Nagekeo f. Analisis Data Laboratorium Air Minum

g. Analisis Data Laboratorium Air Bersih h. Analisis Data Laboratorium Udara Ambient

i. Audit Internal Pengukian Labotratorium dan Kalibrasi 100 90 80 90 100 110 Jumlah Rekomendasi

Perbandingan Capaian Indikator persentase rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis

laboratorium yang dihasilkan dan dimanfaatkan tahun 2020

(35)

Gambar 2.

Pencidukan lokasi perindukan Anopheles pada kegiatan Pemetaan Reseptifitas

Malaria di Kab Manggarai Timur

6) Analisis Keberhasilan Capaian

Keberhasilan dalam pencapaian kinerja Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium tahun 2020 disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

- Keterbukaan informasi dari institusi kesehatan maupun masyarakat daerah sasaran - Dukungan kemampuan uji laboratorium yang handal

- Optimalisasi peran sumber daya yang tersedia di daerah

- Penguatan jejaring kerja dengan laboratorium maupun intstitusi terkait lainnya

7) Hambatan dan Solusi

Dalam melaksanakan kinerja Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium tahun 2020 ini terdapat beberapa hambatan antara lain kurangnya kesadaran masyarakat daerah sasaran tentang pentingnya kegiatan serta jadwal kegiatan insidentil di daerah yang kurang bisa diprediksi.

Perlu dilaksanakan sosialisasi sebelum waktu kegiatan kepada masyarakat daerah sasaran tentang terutama oleh petugas daerah. Dengan demikian masyarakat bisa lebih terbuka dan mudah untuk dilaksanakan pengambilan data.

Informasi agenda kegiatan di daerah yang sfifatnya insidentil perlu diantisipasi melalui koordinasi yang lebih baik sehingga terdapat titik temu jadwal pelaksanaan kegiatan. Hal ini berpengaruh pada pengaturan petugas sesuai kompetensi di BBTKLPP Surabaya yang terbatas

(36)

8) Kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja

Keberhasilan dalam pencapaian kinerja Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium tahun 2020 di dukung beberapa kegiatan lain hal sebagai berikut:

- Peningkatan kapasitas SDM sesuai kompetensi - Perawatan dan kalibrasi peralatan laboratorium

- Jejaring kerja dan koordinasi dengan institusi kesehatan serta lintas sektor lainnya di wilayah layanan

3. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan BTKL.

a. Definisi Operasional

Respon sinyal Kewaspadaan dini (SKD) Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana yang diterima oleh B/BTKLPP di wilayah layanannya < 24 jam dalam 1 (satu) tahun. Respons berupa komunikasi, rencana PE/Investigasi, laporan penerimaan specimen

b. Capaian Kinerja

Cara perhitungan indikator kinerja Respon sinyal Kewaspadaan dini (SKD) Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana yang diterima oleh B/BTKLPP di wilayah layanannya < dari 24 jam dalam 1 (satu) tahun. Respons berupa komunikasi, rencana PE/Investigasi, lap penerimaan spesimen dibagi Jumlah Sinyal SKD KLB/Bencana yang diterima oleh B/BTKLPP dalam 1 (satu) tahun

c. Analisis Capaian Kinerja

1) Capaian kinerja dibanding target kinerja tahun 2020

Pada tahun 2020 capaian kinerja Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di wilayah layanan BBTKLPP Surabaya melebihi target kinerja tahun 2020.

Persentase capaian = Capaian = 100 X 100 % = 111 % Target 90

(37)

Grafik 11. Capaian kinerja Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di wilayah layanan BBTKLPP Surabaya tahun 2020

2) Capaian kinerja dibanding capaian kinerja beberapa tahun terakhir

Capaian kinerja 2020 capaian kinerja Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di wilayah layanan BBTKLPP Surabaya tahun 2020 sama dengan capaian tahun-tahun sebelumnya. Adapun capaian kinerja tahun 2018-2020 adalah sebagai berikut :

Grafik 12. Perbandingan capaian persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan BBTKL Surabaya Tahun 2018 - 2020 Capaian kinerja Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan BBTKL Surabaya tahun 2020 dibandingkan capaian beberapa tahun sebelumnya masih sama dari tahun ke tahun mengingat satuan pada indikator ini adalah persentase. 90 100 0 20 40 60 80 100 2020

CAPAIAN KINERJA TAHUN 2020

TARGET CAPAIAN 90 90 90 100 100 100 0 20 40 60 80 100 2018 2019 2020

CAPAIAN KINERJA TAHUN 2018-2020

(38)

3) Capaian kinerja tahun 2020 dibandingkan dengan target jangka menengah Capaian kinerja Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di wilayah layanan BBTKLPP Surabaya tahun 2020 apabila dibandingkan dengan target jangka menengah RAK BBTKLPP Surabaya 2020-2024 melebihi target 90 %.

4) Capaian kinerja tahun 2020 dibandingkan dengan target nasional

Capaian kinerja Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di wilayah layanan BBTKLPP Surabaya tahun 2020 bila dibandingkan dengan target nasional sebagaimana tercantum pada indikator sasaran dalam dokumen RAP Ditjen P2P yaitu ‘Persentase respon sinyal SKD dan KLB, bencana, dan kondisi matra di wilayah layanan BTKL menjadi 90%, capaian indikator ini sudah melebihi target yang ditetapkan.

5) Capaian Kinerja tahun 2020 dibandingkan kinerja instansi lain sejenis

Grafik 13. Perbandingan capaian persentase dan jumlah dengan BBTKLPP Jakarta pada Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan B/BTKL tahun 2020

Pencapaian kinerja Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di wilayah layanan BBTKLPP Surabaya dibandingkan target tahun 2020 sebesar 111 %, hal ini sama bila dibandingkan capaian BBTKLPP Jakarta di tahun anggaran yang sama.

111 111 0 20 40 60 80 100 120 Persentase Respon SKD KLB

Perbandingan Kinerja Indikator Persentase respon Sinyal

Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan

B/BTKL tahun 2020

(39)

6) Upaya-upaya yang dilakukan untuk pencapaian kinerja

Keberhasilan dalam pencapaian kinerja Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di wilayah layanan BBTKLPP Surabaya tahun 2020 di dukung beberapa kegiatan lain hal sebagai berikut:

- Peningkatan kapasitas SDM sesuai kompetensi - Perawatan dan kalibrasi peralatan laboratorium

- Jejaring kerja dan koordinasi dengan institusi kesehatan serta lintas sektor lainnya di wilayah layanan

Kegiatan dilaksanakan sebagai respon terhadap adanya sinyal kewaspadaan dini, verifikasi rumor, penyelidikan epidemiologi maupun investigasi yang disampaikan daerah di wilayah layanan kepada BBTKLPP Surabaya. Kegiatan ini telah dirasakan oleh masyarakat berisiko terutama dalam hal konfirmasi laboratorium, deteksi faktor risiko, Rapid Health Assessment (RHA), logistik penanggulangan, maupun bimbingan teknis penanggulangan pada tenaga daerah. Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2020 adalah sebagai berikut.

a. Situs FR Komorbid COVID-19 di BPN Kab Pacitan

b. Situs FR Komorbid COVID-19 di Puskesmas Nongkojajar Kab Pasuruan c. Situs FR Komorbid COVID-19 di Puskesmas Gempol Kab Pasuruan

d. Investigasi Pada Kejadian Khusus Kegiatan Monitoring Dapur Umum Dalam Rangka PSBB COVID-19 Di Surabaya

e.

Investigasi Pada Kejadian Khusus Indikasi Penyakit Typhoid Dan

Hepatitis Di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang

f.

Dukungan Pengendalian Faktor Risiko Kegiatan Monitoring Dapur Umum

Makan Sahur Dalam Rangka PSBB Periode I Di KODAM V/BRAWIJAYA

Surabaya

g.

Dukungan Pengendalian Faktor Risiko Kegiatan Monitoring Dapur Umum

Makan Sahur Dalam Rangka PSBB Periode II Di KODAM V/BRAWIJAYA

Surabaya

h.

Dukungan Pengendalian Faktor Risiko Kegiatan Monitoring Dapur Umum

Makan Buka Puasa Dalam Rangka PSBB Periode II Di Lantamal V

Surabaya

i.

Investigasi Khusus Dugaan Pencemaran Sungai Di Desa Sumput

Kecamatan Sidoarjo - Kabupaten Sidoarjo

(40)

j.

Investigasi Dugaan Keracunan Gas Pada Pekerja Di PT Energi Agro

Nusantara (Enero)

k. Investigasi Khusus Kejadian Luar Biasa Banjir Bandang Di Desa Sempol Dan Desa Kalisat Kecamatan Ijen - Kabupaten Bondowoso

l. Investigasi Kejadian Khusus Non Bencana (Covid 19) di Persada Hospital Malang

Gambar 3. Investigasi Khusus Kejadian Luar Biasa Banjir Bandang Di Desa Sempol Dan Desa Kalisat Kecamatan Ijen - Kabupaten Bondowoso

7) Analisis Keberhasilan Capaian

Keberhasilan dalam pencapaian kinerja Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di wilayah layanan BBTKLPP Surabaya tahun 2020 disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

- Kecepatan dan ketepatan dalam merespon kurang dari 24 jam laporan KLB yang masuk oleh Tim Gerak Cepat.

- Dukungan kemampuan uji laboratorium yang handal - Optimalisasi peran sumber daya yang tersedia di daerah

- Penguatan jejaring kerja dengan laboratorium maupun intstitusi terkait lainnya

8) Hambatan dan Solusi

Dalam melaksanakan kinerja Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di wilayah layanan BBTKLPP Surabaya tahun 2020 ini terdapat beberapa hambatan antara lain ketersediaan bahan dan regensia sesuai penyakit KLB serta kurangnya jumlah SDM sesuai kompetensi yang ada.

Dalam hal penyediaan bahan dan regensia perlu dipertimbangkan pola dan kecenderungan jenis KLB wabah yang terjadi pada daerah tertentu di wilayah layanan. Namun demikian perlu diantisipasi penyakit KLB belum pernah atau jarang terjadi, apabila reagen tidak bisa disediakan sampai wakrtu yang ditentukan, perlu dilakukan jejaring dengan laboratorium lain yang bisa memeriksa sampel tersebut.

(41)

Kurangnya jumlah SDM sesuai kompetensi terjadi karena KLB terjadi pada saat SDM yang diharapkan sedang melaksanakan kegiatan surveilans di lapangan. Dalam hal ini perlu jejaring dengan institusi kesehatan di daerah untuk mengoptimalkan peran SDM kesehatan daerah dalam penanggulangan KLB sehingga jumlah tenaga memadahi.

9) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Dalam melaksanakan kinerja Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di wilayah layanan BBTKLPP Surabaya tahun 2020 selalu mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi, sehingga untuk mencapai kinerja 111 % pada tahun 2020 dilaksanakan dengan membutuhkan anggaran sebesar Rp. 177.239.252,- (97,28 %) dari pagu Rp. 182.186.000,- Selain itu pula anggaran tahun 2020 lebih efisien dibandingkan dengan kebutuhan anggaran tahun 2018 dibutuhkan Rp 311.789.909,-

Disamping itu juga dalam menggunakan sumber daya dalam melaksanakan kegiatan, melibatkan sebesar mungkin sumber daya yang ada di daerah baik SDM maupun sarana prasarana, seperti tenaga entomolog, sanitarian, maupun epidemolog daerah, serta peralatan lapangan dan laboratorium untuk memproses sampel.

4. Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan

a. Definisi Operasional

Jumlah Teknologi Tepat Guna yang dihasilkan dan disosialisasikan dalam waktu satu tahun

b. Capaian Kinerja

Cara perhitungan capaian kinerja ini adalah Akumulasi Jumlah teknologi tepat guna (unit) yang dihasilkan selama satu tahun.

Kegiatan Pengembangan Teknologi Laboratorium dilaksanakan dengan mengutamakan dukungan pengujian laboratorium, pencegahan dan pengendalian terhadap media lingkungan sebagai faktor risiko potensial penyakit, gangguan kesehatan, maupun pencemaran lingkungan yang berdampak terhadap kesehatan. Teknologi tepat guna dilaksanakan untuk menghasilkan teknologi pencegahan dan pengendalian penyakit mupun pengembangan laboratrium.

(42)

c. Analisis Capaian Kinerja

1) Capaian kinerja dibanding target kinerja tahun 2020

Pada tahun 2020 capaian kinerja Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan memenuhi target kinerja tahun 2020.

Persentase capaian = Capaian = 11 X 100 % = 100 % Target 11

Grafik 14. Capaian Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan BBTKLPP Surabaya Tahun 2020

2) Capaian kinerja dibanding capaian kinerja beberapa tahun terakhir

Capaian kinerja 2020 capaian kinerja Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan tahun 2020 dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan kenaikan jumlah target. Adapun capaian kinerja tahun 2018-2020 adalah sebagai berikut :

Grafik 15. Perbandingan capaian Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan BBTKLPP Surabaya Tahun 2018 - 2020 11 11 0 5 10 15 2020

CAPAIAN KINERJA TAHUN 2020

TARGET CAPAIAN 9 10 11 9 12 11 0 2 4 6 8 10 12 2018 2019 2020

CAPAIAN KINERJA TAHUN 2018-2020

(43)

Capaian kinerja Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan BBTKL Surabaya dari tahun 2015-2019 semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan targetnya. Sedangkan di tahun 2020 mengalami penurunan karena kondisi pandemic covid 19.

3) Capaian kinerja tahun 2020 dibandingkan dengan target jangka menengah Capaian kinerja jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan BBTKLPP Surabaya tahun 2020 apabila dibandingkan dengan target jangka menengah RAK BBTKLPP Surabaya 2020-2024 memenuhi target yaitu 11 unit (100%).

4) Capaian kinerja tahun 2020 dibandingkan dengan target nasional

Capaian kinerja jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan BBTKLPP Surabaya tahun 2020 bila dibandingkan dengan target nasional sebagaimana tercantum pada indikator sasaran dalam dokumen RAP Ditjen P2P yaitu Persentase teknologi tepat guna PP dan PL yang dihasilkan BTKL tahun 2020 meningkat 50% dari jumlah TTG tahun 2014. Capaian persentase Teknologi Tepat Guna tahun 2020 dibandingkan capaian tahun 2014 adalah mencapai 400 %, hal ini berarti melebihi target yang ditetapkan yaitu 50 %.

5) Capaian kinerja tahun 2020 dibandingkan dengan institusi lain sejenis

Grafik 16. Perbandingan capaian dengan BBTKLPP Jakarta pada jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan

Capaian kinerja jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan BBTKLPP Surabaya tahun 2020 sebanyak 11 unit lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian kinerja BBTKLPP Jakarta sebanyak 3 unit.

11 3 0 5 10 15 Jumlah TTG

Perbandingan Capaian kinerja indikator jumlah

Teknologi Tepat Guna bidang P2P

Gambar

Grafik  1.  Organisasi  dan  Tata  Kerja  Unit  Pelaksana  Teknis  di  Bidang  Teknik                            Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
Tabel 2.1 Indikator Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2020
Tabel 2.3.  Indikator Kinerja Berdasarkan Rencana Jangka Menengah BBTKLPP Surabaya  (RAK 2020-2024)
Tabel 3.2.  Capaian kinerja BBTKLPP Surabaya berdasarkan RAK 2020-2024
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2020 Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat merupakan hasil kinerja Tahun 2020 atau tahun pertama

Jumlah Kegiatan Surveilans atau Kajian Faktor Risiko Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium. Defenisi Operasional : Jumlah laporan hasil kegiatan surveilans

Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dalam lingkup tugas dan fungsi BBTKLPP yang merupakan bagian integral dari Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Leptospirosis Kab. PE KLB Difteri Kota Bogor 2). Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium

Dalam melaksanakan kinerja Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit

Pada tahap pengambilan data skripsi ini, penulis masih jauh dari kesempurnaan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal seperti, keterbatasan penulis dalam

Untuk lebih memberikan hasil dan daya guna yang optimal, efektif dan efesien sesuai dengan target, sasaran dan tujuan program bantuan, akan dilakukan pengawasan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c dan huruf d maka perlu menetapkan Pemberian Honorarium Kepada Para Jaksa