PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASSESSMENT
PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN BAHASA
INDONESIA DAN DISIPLIN BELAJAR
SISWA KELAS IV SD GUGUS IR SUKARNO
DENPASAR SELATAN
Anak Agung Putri Saraswati
1, I Kt. Adnyana Putra
2, M.G.Rini Kristiantari
31,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: putri_saraswati93@yahoo.co.id
1,adnyanaundiksha@gmail.com
2,
rini_bali@yahoo.co.id
3Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia dan disiplin belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV SD gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan. Jenis penelitian adalah eksperimen semu (quasi eksperiment). Desain eksperimen semu yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini digunakan teknik random sampling. Sampel SDN 5 Pedungan terpilih sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang siswa dan SDN 14 Pedungan terpilih sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang siswa. Analisis data penilitian dilakukan dengan manova. Untuk menguji hipotesis I dan hipotesis II digunakan uji-t, serta untuk menguji hipotesis III digunakan uji statistik Manova.
Hasil analisis manova menunjukkan angka 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dapat dikatakan
terdapat perbedaan hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia dan disiplin belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV SD gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan. Jadi dapat disimpulkan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia dan disiplin belajar siswa kelas IV SD gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan.
Kata kunci: assessment portofolio, hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia, dan disiplin belajar.
Abstract
This research was aimed to know the difference of Bahasa Indonesia learning outcome and learning discipline between the students that was learned through scientific approach based portofolio assessment and the students that was learned through convensional scientific approach class IV elementary school gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan. The design of this research was quasi exsperiment by nonequivalent control group design. To determine the sample of this research was by using random sampling technique. SDN 5 Pedungan as eksperiment class with amount of 38 students and SDN 14 Pedungan as control class with amount of 40 students. Research analysis was done by manova. To test I hypothesis and II hypothesis used t-test, and to test III hypothesis used manova statistic test.
This research result showed that the number 0,000 < 0,05 so H0 refused and Ha
accepted or could be said there was difference of Bahasa Indonesia learning outcome and learning discipline between the students that was learned through scientific approach based portofolio assessment and the students that was learned through convensional scientific approach class IV elementary school gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan. So, it can be conclude that there was scientific approach based portofolio assessment take effect of Bahasa Indonesia learning outcome and learning discipline students class IV elementary school gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan.
Keywords : portofolio assessment, Bahasa Indonesia learning outcome, and learning discipline.
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan kurikulum
merupakan dasar dari penyelengaraan
pendidikan. Istilah kurikulum itu sendiri
diambil dari bahasa Yunani, yaitu
curriculum. Di Indonesia, pengertian
kurikulum terdapat dalam Pasal 1 butir
19 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional
yang
terdapat dalam Kurniasih dan Sani
(2014:2),
yaitu
kurikulum
adalah
seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai
tujuan,
isi,
dan
bahan
pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan
pendidikan
tertentu.
Sesuai
dengan pengertian dari kurikulum itu
sendiri, maka dapat dikatakan kurikulum
merupakan alat yang sangat penting
bagi keberhasilan suatu pendidikan.
Kurikulum ibarat jantung pendidikan,
tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat,
maka
suatu
tujuan
dan
sasaran
pendidikan sebagus apapun akan sulit
untuk dicapai.
Kurikulum bersifat dinamis. Suatu
kurikulum
harus
terus
beradaptasi
dengan perubahan dan perkembangan
yang ada. Oleh karenanya, kurikulum
akan secara terus menerus mengalami
perubahan agar suatu kurikulum mampu
menjawab tantangan zaman yang terus
berubah tanpa dapat dicegah, dan untuk
mempersiapkan manusia-manusia yang
mampu bersaing di masa depan dengan
segala kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Dalam
sejarah
pendidikan
di
Indonesia kurikulum telah beberapa kali
mengalami perubahan dan perbaikan.
Perubahan-perubahan
atau
penyempurnaan kurikulum yang terjadi
di Indonesia sejak bernama Rentjana
Pembelajaran 1947 hingga Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
tahun
2006.
Perubahan
kurikulum
tersebut didasarkan pada tantangan ke
depan yang lebih keras lagi, baik untuk
masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi informasi, globalisasi ekonomi,
dan lainnya.
Saat
ini
pemerintah
sedang
gencar-gencarnya
dalam
penerapan
kurikulum baru, yaitu kurikulum 2013.
Pengembangan Kurikulum 2013 ini
melanjutkan Pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi yang telah dirintis
pada tahun 2004. Kurikulum 2013
dirumuskan dan dikembangkan dengan
suatu optimisme yang tinggi untuk
menghasilkan lulusan sekolah yang
lebih cerdas, kreatif, dan inovatif,
memiliki kepercayaan diri yang tinggi
sebagai
individu
maupun
sebagai
bangsa, serta toleran terhadap segala
perbedaan
yang
ada.
Hal
ini
dimaksudkan agar tercapainya tujuan
pendidikan
nasional
seperti
yang
diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun
2003
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional yang terdapat dalam Kurniasih
dan Sani (2014) , yaitu “Berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa
kepada
Tuhan
Yang
Maha
Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara
yang
demokratis
serta
bertanggung jawab”. Dalam Kurikulum
2013
ini
juga
menekankan
pada
implementasi
pendidikan
karakter.
Dimana dalam pendidikan karakter
tersebut terdapat 18 karakter yang
dikembangkan, salah satunya adalah
disiplin.
Peran guru dalam pelaksanaan
kurikulum juga menjadi hal yang sangat
penting.
Karena
sebaik-baiknya
kurikulum,
fasilitas,
sarana
dan
prasarana pembelajaran, tetapi jika
kualitas gurunya rendah maka sulit
untuk mendapatkan hasil pendidikan
yang bermutu tinggi. Maka diperlukan
guru
yang
profesional
dalam
pembelajaran.
Guru
yang
dapat
membuat siswa menjadi aktif dalam
setiap proses pembelajaran. Begitu pula
dalam pelajaran bahasa Indonesia.
Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan kepada kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Empat aspek keterampilan berbahasa tersebut perlu diasah dan dilatih sebaik-baiknya atau memberi kesempatan kepada siswa untuk mengeksplor pengetahuannya.
Kenyataannya, sering kali siswa merasa jenuh dan bosan karena dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa hanya terpaku pada latihan yang diberikan oleh guru sehingga menyebabkan pemahaman yang kurang dalam pengetahuan berbahasa siswa terutama
dalam menulisnya. Dengan pembelajaran yang sama setiap harinya juga mempengaruhi disiplin belajar siswa. Oleh karena itu perlu dilakukan inovasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Salah satu inovasi yang dapat diterapkan adalah dengan penerapan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio.
Pendekatan saintifik berbasis
assessment portofolio adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” dimana dalam penilaiannya menggunakan
assessment portofolio. Menurut Jihad dan
Haris (2012:112) assessment portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Informasi-informasi tersebut dapat berupa hasil tes awal (pre-test), tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir (post-test), dan sebagainya.
Mengacu dari permasalahan di atas, maka diadakan penelitian dengan judul Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbasis
Assessment Portofolio Terhadap Hasil
Belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia dan Disiplin Belajar Siswa Kelas IV SD Gurus Ir Sukarno Denpasar Selatan.
1.2.1 Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pengetahuan Bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV SD gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan? 2) Apakah terdapat perbedaan disiplin belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio dan
siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV SD gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan? 3) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pengetahuan Bahasa Indonesia dan disiplin belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV SD gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan?
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar pengetahuan Bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV SD gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan. 2) Untuk mengetahui adanya perbedaan disiplin belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV SD gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan. 3) Untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar pengetahuan Bahasa Indonesia dan disiplin belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis
assessment portofolio dan siswa yang
dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV SD gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan.
Pembelajaran merupakan proses ilmiah. Menurut Daryanto (2014:51) pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Sedangkan menurut Kosasih (2014:72) pendekatan saintifik merupakan pendekatan
di dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa. Pengalaman belajar yang siswa peroleh tidak bersifat indoktrinisasi, hafalan, dan sejenisnya. Pengalaman belajar, baik itu yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang siswa peroleh berdasarkan kesadaran dan kepentingan siswa sendiri.
Dari pendapat yang telah dipaparkan dapat dirangkum bahwa pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Dimana dalam pembelajaran saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi, dan mengomunikasikan (serta mengkreasikan).
Portofolio merupakan kumpulan pekerjaan siswa (tugas-tugas) dalam periode waktu tertentu yang dapat memberikan informasi penilaian. Surapranata dan Hatta (2004:26) menyatakan, “secara umum portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai oleh seseorang, kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan atau sejenisnya yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan mengevaluasi suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan”.
Jihad dan Haris (2012:112) menyatakan,
Assessment portofolio merupakan penilaian
berkelanjutan didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya siswa dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh siswa, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.
Dari pendapat yang telah dipaparkan dapat dirangkum bahwa assessment
portofolio merupakan penilaian yang dilakukan berdasarkan kumpulan hasil karya atau dokumen siswa yang menunjukkan perkembangan siswa dari segi pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam satu periode tertentu.
Dimyati dan Mudjiono (2010:7) menyatakan, “belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks”. Slameto (2013:2) merumuskan, “belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Selanjutnya Jihad dan Haris (2012:1) menjelaskan, “belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan”.
Menurut Romizowski (dalam Jihad dan Haris, 2014:14), “hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatau sistem pemrosesan masukan (input). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance)”. Sedangkan Sudjana (2013:22) berpendapat, “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah pencapaian bentuk perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.
Berdasarkan PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa bahan kajian bahasa mencakup bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing dengan pertimbangan bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional. Selain itu, Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:89) menyatakan bahasa memiliki peran yang penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Pembelajaran bahasa Indonesia, terutama di sekolah dasar tidak akan terlepas dari empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Namun dalam penelitian ini lebih menekankan pada keterampilan menulis.
Dari pendapat yang telah dipaparkan dapat dirangkum bahwa bahasa Indonesia
merupakan alat komunikasi yang menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia dan digunakan sebagai bahasa nasional yang berperan penting dalam perkembangan komunikasi siswa.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang biasanya paling akhir dikuasai oleh seseorang. Musaba (2012:24) menjelaskan, “menulis berarti mengungkapkan buah pikiran, perasaan, pengalaman, dan hal lain melalui tulisan”. Solchan (2008:1.33) berpendapat, “kemampuan menulis adalah kemampuan menyampaikan pesan kepada pihak lain secara tertulis”. Kemampuan ini bukan hanya berkaitan dengan kemahiran siswa menyusun dan menuliskan simbol-simbol tertulis, tetapi juga mengungkapkan pikiran, pendapat, sikap, dan perasaan secara jelas dan sistematis sehingga dapat dipahami oleh orang yang menerimanya, seperti apa yang penulis maksudkan.
Dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan dapat dirangkum bahwa keterampilan menulis adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengemukakan pikiran, perasaan dan pengalaman yang dituangkan melalui tulisan.
Daryanto dan Darmiatun (2013:49) menjelaskan, “disiplin pada dasarnya kontrol diri dalam mematuhi aturan baik yang dibuat oleh diri sendiri maupun diluar diri baik keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat, bernegara maupun beragama”. Dalam perpektif umum disiplin adalah perilaku sosial yang bertanggung jawab dan fungsi kemandirian yang optimal dalam suatu relasi sosial yang berkembang atas
dasar kemampuan
mengelola/mengendalikan, memotivasi dan independensi diri. Menurut Conny (dalam Naim, 2012:142) disiplin merupakan pengaruh yang dirancang untuk membantu anak mampu menghadapi lingkungan. Disiplin tumbuh dari kebutuhan menjaga keseimbangan antara kecendrungan dan keinginan individu untuk berbuat agar memperoleh sesuatu, dengan pembatasan atau peraturan yang diperlukan oleh lingkungan terhadap dirinya.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010:7), “belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks”. Slameto (2013:2) merumuskan, “belajar sebagai suatu proses
Gambar 1. Rancangan Penelitian
Nonequivalent Control Group Design
(Sumber: Sugiyono.2014 : 116) usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Selanjutnya Jihad dan Haris (2012:1) menjelaskan, “belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan”.
Dari pendapat tersebut dapat dirangkum bahwa disiplin belajar adalah sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam suatu proses perubahan perilaku yang menghasilkan kebiasaan, pengetahuan dan sikap yang lebih matang. Lebih singkatnya, disiplin belajar adalah kesadaran diri untuk mengendalikan atau mengontrol dirinya untuk sungguh-sungguh belajar.
METODE
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi eksperiment). Sugiyono (2014:114) menyatakan bahwa Quasi Experimental
Design mempunyai kelompok kontrol, tetapi
tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain eksperimen semu yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Rancangan penelitian yang akan dilakukan dapat digambarkan sebagai berikut:
Menurut Sugiyono (2014:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD di
gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan yang terdiri dari 8 sekolah.
Sugiyono (2014:118) menjelaskan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam pemilihan sampel penelitian ini tidak dilakukan pengacakan individu, karena tidak bisa mengubah kelas yang telah tebentuk sebelumnya. Kelas dipilih sebagaimana telah terbentuk tanpa campur tangan peneliti dan tidak diberlakunya pengacakan individu, kemungkinan pengaruh-pengaruh dari keadaan subjek mengetahui dirinya dilibatkan dalam eksperimen dapat dikurangi sehingga penelitian ini benar-benar mendeskripsikan pengaruh pelakuan yang diberikan. Untuk menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik random sampling.
Untuk menentukan sampel, pada tahap pertama dilakukan teknik pengambilan sampel secara acak pada kelas yang sudah ada di gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan. Teknik sampel secara acak dilakukan untuk menentukan dua kelas yang menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengambilan sampel secara acak juga memperhatikan jumlah siswa yang terdapat pada tiap kelas agar dua kelas yang terpilih memiliki jumlah siswa yang sama atau tidak terlalu berbeda jauh.
Tahap kedua, setelah kedua kelas terpilih dilakukan uji kesetaraan untuk mengetahui tingkat kesetaraan kedua kelas yang dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia siswa pada tema sebelumnya. Data rata-rata dari hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia siswa pada tema sebelumnya akan dilakukan uji analisis dengan uji beda rerata antar kelompok kelas.
Penelitian ini di laksanakan di gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan pada tahun ajaran 2014/2015. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2014:61). Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014:61). Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia dan disiplin belajar.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan nontes. Metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia. Untuk mengumpulkan data hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia, tes yang digunakan adalah tes objektif berbentuk pilihan ganda biasa yang diberikan setelah dilakukan perlakuan (treatment) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada akhir perlakuan. Metode nontes digunakan untuk memperoleh data disiplin belajar. Dan untuk memperoleh data tentang disiplin belajar, maka akan digunakan kuisioner.
Analisis penilitian dilakukan dengan manova. Untuk menguji hipotesis I dan
hipotesis II digunakan uji-t, serta untuk menguji hipotesis III digunakan uji statistik Manova.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu skor hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia dan disiplin belajar siswa yang diberikan perlakuan berupa pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik pada kelompok kontrol. Nilai rekapitulasi nilai hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia dan disiplin belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia dan Disiplin Belajar Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Tabel 2. Hasil Analisis t-test
Kelompok Hasil belajar
pengetahuan bahasa Indonesia
Disiplin belajar
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Rata-rata 82,11 77,75 86,21 82,83
Varian 27,88 21,73 30,01 17,79
thitung 3,91 3,07
ttabel 2,00 2,00
Interpretasi signifikan signifikan Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha
diterima yang berarti bahwa: 1) Terdapat
perbedaan antara hasil belajar pengetahuan Bahasa Indonesia siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan
Data Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Hasil Belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia Disiplin Belajar Hasil Belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia Disiplin Belajar (1) (2) (3) (4) (5) Mean 82,11 86,21 77,75 82,83 Modus 80 87 75 86 Median 80 87 75 85 Standar Deviasi 5,28 5,48 4,7 4,22 Varian 27,88 30,01 21,73 17,79 Nilai Minimum 75 75 70 71 Nilai Maksimum 95 95 90 88 Rentangan 20 20 20 17
saintifik berbasis assessment portofolio dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan. 2) Terdapat perbedaan antara disiplin belajar siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis
assessment portofolio dan siswa yang
dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan.
Uji hipotesis ketiga digunakan uji MANOVA. Untuk kepentingan tersebut, digunakan angka-angka uji multivariat berikut.
Pada baris variabel bebas pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio angka-angka hasil signifikansi hasil pengujian didasarkan pada: pillai’s Trace,
Wilk’s Lambda, Hotelling’s Trace dan Roy’s Largest Root menunjukkan angka
sebesar 0,000. Angka 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima atau dapat
dikatakan terdapat perbedaan antara hasil belajar pengetahuan Bahasa Indonesia dan disiplin belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan. Pembahasan
Berdasarkan pengujian hipotesis pertama diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil belajar pengetahuan Bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV SD gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan. Hasil
perhitungan uji-t menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 3,91, sedangkan harga ttabel
untuk dk= n1+n2-2 =76 pada taraf
signifikansi 5% (α=0,05) sebesar 2,00. Ternyata thitung lebih besar daripada ttabel
atau 3,91 > 2,00, sehingga H0 ditolak dan
Ha diterima.
Hasil analisis data juga menunjukkan rata-rata hasil belajar pengetahuan Bahasa Indonesia siswa kelas IV gugus Ir Sukarno yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio yaitu sebesar 82,11 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar pengetahuan Bahasa Indonesia
siswa kelas IV gugus Ir Sukarno yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik konvensional yaitu sebesar 77,75.
Meningkatnya hasil belajar pengetahuan Bahasa Indonesia siswa kelas IV gugus Ir Sukarno disebabkan karena pembelajaran berlangsung secara optimal. Seluruh siswa pada kelas eksperimen diberika perlakuan (treatment) berupa pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio. Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio, dari perolehan hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia pada kedua kelas dapat diketahui bahwa kedua kelas awalnya memiliki kemampuan setara, setelah diberikan perlakuan (treatment) yang berbeda, perolehan hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia mengalami perbedaan. Hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia pada kelas eksperimen lebih baik apabila dibandingkan dengan hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia pada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan Tabel 3. Uji Multivariat
Perlakuan Nilai F Hipotesis df Kesalahan df Signifikansi Portofolio Pillai's Trace 0,223 10,788b 2,000 75,000 0,000 Wilks' Lambda 0.777 10,788b 2,000 75,000 0,000 Hotelling's Trace 0,288 10,788b 2,000 75,000 0,000 Roy's Largest Root 0,288 10,788 b 2,000 75,000 0,000
pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio melibatkan keaktifan dan keterampilan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Dengan menggunakan
assessment portofolio siswa dapat melihat
kumpulan hasil karyanya sendiri yang dijadikan dalam satu dokumen oleh guru dimana hasil karya tersebut dikumpulkan selama siswa mengikuti proses pembelajaran, dari hasil portofolio tersebut siswa dapat menilai kemampuannya sendiri. Dengan melihat kumpulan hasil karyanya siswa menjadi termotivasi untuk mengingkatkan hasil belajarnya menjadi lebih baik lagi.
Di kelas kontrol hanya diterapkan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik. Namun pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik kurang optimal. Dalam pendekatan saintifik, pembelajaran menuntuk guru untuk kreatif namun pada kenyataannya guru belum siap secara mental dalam menerapkan kurikulum 2013. Kurangnya pemahaman guru dengan pendekatan saintifik menyebabkan siswa terlalu banyak menerima materi pelajaran sehingga dalam proses pembelajaran tidak semua materi dapat tersampaikan dengan baik.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan mendukung hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar pengetahuan Bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis
assessment portofolio dan siswa yang
dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV SD gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan.
Berdasarkan pengujian hipotesis kedua diperoleh bahwa terdapat perbedaan disiplin belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV SD gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan. Hasil perhitungan uji-t menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar
3,07, sedangkan harga ttabel untuk dk=
n1+n2-2 =76 pada taraf signifikansi 5%
(α=0,05) sebesar 2,00. Ternyata thitung
lebih besar daripada ttabel atau 3,07 > 2,00,
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio tidak terlepas dari sikap disiplin siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Menurut Conny (dalam Naim, 2012:142) disiplin merupakan pengaruh yang dirancang untuk membantu anak mampu menghadapi lingkungan. Di samping mengandung arti taat dan patuh pada peraturan, disiplin juga mengandung arti kepatuhan kepada perintah pemimpin, perhatian dan kontrol yang kuat terhadap penggunaan waktu, tanggung jawab atas tugas yang diamanahkan, serta kesungguhan terhadap bidang keahlian yang ditekuni. Oleh karena itu penanaman disiplin harus dilakukan sejak dini. Tujuannya adalah untuk mengarahkan anak agar mereka belajar mengenai hal-hal yang baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa. Jika sejak dini sudah ditanamkan disiplin, mereka akan menjadikannya sebagai kebiasaan dan bagian dari dirinya. Penanaman disiplin sejak dini dilandasi oleh kenyataan bahwa disiplin mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengarahkan kehidupan manusia untuk mencapai cita-cita. Tanpa ada disiplin, maka seseorang tidak mempunyai patokan tentang apa yang baik dan buruk dalam tingkah lakunya.
Dengan adanya pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio maka siswa akan termotivasi untuk meningkatkan disiplin dalam belajar, mengumpulkan tugas-tugas, dan disiplin terhadap tata tertib di sekolah. Hal ini didukung oleh penelitian Merta (2010) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap disiplin belajar siswa.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan mendukung hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan disiplin belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV SD gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan.
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio adalah salah satu pendekatan yang digunakan oleh guru dalam pendidikan untuk menunjak proses pembelajaran. Dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio siswa dapat menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Selain pendekatan yang dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajarannya, penilaian yang digunakan juga dapat memotivasi hasil belajar dan disiplin belajar siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio melibatkan keaktifan dan keterampilan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Assessment portofolio menurut Jihad dan Haris (2012:112) menyatakan assessment
portofolio merupakan penilaian berkelanjutan didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam suatu periode tertentu. Dengan menggunakan assessment portofolio siswa dapat melihat kumpulan hasil karyanya sendiri yang dijadikan dalam satu dokumen oleh guru dimana hasil karya tersebut dikumpulkan selama siswa mengikuti proses pembelajaran, dari hasil portofolio tersebut siswa dapat menilai kemampuannya sendiri. Dengan melihat kumpulan hasil karyanya siswa menjadi termotivasi untuk mengingkatkan hasil belajarnya menjadi lebih baik lagi. Menurut Conny (dalam Naim, 2012:142) disiplin merupakan pengaruh yang dirancang untuk membantu anak mampu menghadapi lingkungan. Di samping mengandung arti taat dan patuh pada peraturan, disiplin juga mengandung arti kepatuhan kepada perintah pemimpin, perhatian dan kontrol yang kuat terhadap penggunaan waktu, tanggung jawab atas tugas yang diamanahkan, serta kesungguhan terhadap bidang keahlian yang ditekuni. Oleh karena itu penanaman disiplin harus dilakukan sejak dini. Tujuannya adalah untuk mengarahkan anak agar mereka belajar mengenai hal-hal yang baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa. Jika sejak dini sudah ditanamkan disiplin, mereka akan
menjadikannya sebagai kebiasaan dan bagian dari dirinya. Penanaman disiplin sejak dini dilandasi oleh kenyataan bahwa disiplin mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengarahkan kehidupan manusia untuk mencapai cita-cita.
Dengan penilaian portofolio (assessment portofolio) juga dapat menunjang hasil belajar dan disiplin siswa, dimana siswa dapat melihat kumpulan hasil karya atau hasil belajar yang telah dilakukannya selama proses pembelajaran di kelas dalam bentuk dokumen-dokumen pribadi. Dengan itu siswa menjadi lebih termotivasi untuk terus meningkatkan hasil belajar dan disiplin belajarnya untuk menjadi lebih baik.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan mendukung hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia dan disiplin belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional siswa kelas IV SD gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan, maka simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah: 1) Terdapat pengaruh pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio terhadap hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia siswa kelas IV SD gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan. 2) Terdapat pengaruh pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio terhadap disiplin belajar siswa kelas IV SD gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan. 3) Terdapat pengaruh pendekatan saintifik berbasis assessment portofolio terhadap hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia dan disiplin belajar siswa kelas IV SD gugus Ir Sukarno Denpasar Selatan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Badan Standar
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media
Daryanto dan Suryatri Darmiatun. 2013.
Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Gava
Media
Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan
Pembelajaran.Jakarta : PT Rineka
Cipta
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2012.
Evaluasi Pembelajaran.
Yogyakarta : Multi Pressindo Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar dan
Pembelajaran Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung :
Penerbit Yrama Widya
Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kualitatif. Singaraja : Universitas
Pendidikan Ganesha Press
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014.
Sukses Mengimplementasikan
Kurikulum 2013 Memahami
Berbagai Aspek dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena
Musaba, Zulkifli. 2012. Basaha Indonesia
Untuk Mahasiswa. Yogyakarta :
CV Aswaja Pressindo
Naim, Ngainun. 2012. Character Building. Jogjakarta : Ar-ruzz Media
Permendikbud. 2013. PP No 32 Tahun
2013 tentang Perubahan Standar
Nasional Pendidikan. Jakarta:
Depdikbud
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta
Solchan, T.W. 2008. Pendidikan Bahasa
Indonesia di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil
Proses Belajar
Mengajar.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta
Surapranata, Sumarna dan Muhammad Hatta. 2004. Penilaian Portofolio
Impelentasi Kurikulum 2004.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya