Pemodelan Pertumbuhan Batang Tanaman
Menggunakan Deterministic L-Systems
Juhari1 1
Jurusan Matematika, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Email: [email protected]
Abstrak. L-Systems memiliki fleksibilitas dalam mensimulasikan struktur dan proses pengembangan pertumbuhan tanaman secara visual dan realistik. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan pertumbuhan batang tanaman menggunakan
Deterministic L-Systems dan memvisualisasikan model pertumbuhan batang tanaman.
Bentuk pertumbuhannya hanya menggunakan segmen garis. Penelitian pertumbuhan batang tanaman menggunakan Deterministic L-systems dilakukan dalam tiga tahap yang diawali dari membangun penafsiran grafis secara manual melalui garis sesuai aturan produksinya. Tahap kedua, membuat secara analogi penafsiran grafis melalui titik-titiknya. Tahap ketiga, membuat model dari titik-titik tersebut. Hasilnya didapat model Deterministic L-systems dari beberapa pertumbuhan batang tanaman. Masing-masing model mempresentasikan satu macam pertumbuhan batang tanaman.
Kata kunci: Deterministic L-Systems, Pemodelan, Batang tanaman
1. Pendahuluan
Studi karateristik tanaman bersifat sangat komplek, akan sangat sukar didekati menggunakan pendekatan persamaan matematika biasa. Proses biologis pada unsur pertumbuhan tanaman yang dikembangkan secara aturan grammar merupakan dasar dikembangkannya metoda Lindenmayer System (L-System) (Chuai-Aree, S,2000). Pemodelan komputer dan teknik visualisasi mampu memodelkan proses secara realistik pertumbuhan tanaman.
Penelitan yang akan dikembangkan adalah memodelkan pertumbuhan batang tanaman menggunakan Deterministic L-Systems pada beberapa tanaman yang ada di lingkungan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Penelitian pertumbuhan batang tanaman menggunakan Deterministic L-systems dilakukan dalam tiga tahap yang diawali dari membangun penafsiran grafis secara manual melalui garis sesuai aturan produksinya. Tahap kedua, membuat secara analogi penafsiran grafis melalui titik-titiknya. Tahap ketiga, membuat model dari titik-titik tersebut. Penelitian bertujuan untuk menyusun model dan memvisualisasi pertumbuhan batang tanaman menggunakan Deterministic L-Systems.
2. Tinjauan Pustaka
Lindenmayer systems (L-systems)
Metoda L-System sebagai kepanjangan dari Lindenmayer System dikembangkan pertama kali oleh Ilmuwan biologis Aristid Lindenmayer. L-System merupakan aturan formal yang disusun sebagai grammar yang dikarateristikkan dalam bentuk axioma, dan simbol-simbol alphabet yang digunakan sebagai representasi pertumbuhan bagian tanaman yang secara parallel terjadi pergantian pada masing-masing tahap. (Prusinkiewicz P and A. Lindenmayer, 1990). Ekstensi dari L-system dinyatakan dalam Parametrik L-System (Chuai-Aree, S., Siripant, S. and Lursinsap, C., 2000). Framework dari L-System terdiri dari initial structure dan rewriting rules. Inti pengembangannya adalah penggantian secara paralel menggunakan rewriting rules yang ada. Dimulai dari initial structure, L-System menggantikan setiap bagian dari struktur yang ada dengan
menerapkan
tertentu akan dapat menghasilkan pertumbuhan tanaman yang menyerupai tanaman sebenarnya di alam nyata.
Beberapa istilah yang menjadi komponen utama pada a.
b.
c.
Penafsiran Pada
suatu satuan panjang
L-systems
- |
generasi yang dihasilkan dari aksioma dan aturan produksi yang diberikan. Contohnya, jika diberikan aksioma dan aturan produksi dengan
pertama
Jika diasumsikan bahwa satu satuan sudut
generasi pertama dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Penafsiran garfis ini mula satuan sepanjang F G
+
F p : menerapkan ruletertentu akan dapat menghasilkan pertumbuhan tanaman yang menyerupai tanaman sebenarnya di alam nyata.
Beberapa istilah yang menjadi komponen utama pada Huruf
Huruf adalah himpunan hingga
dan seterusnya, atau mungkin beberapa huruf lainnya. Aksioma
Aksioma (inisiator dari dinotasikan dibentuk yaitu:
adalah jumlah simbol dalam Produksi
Produksi (aturan penulisan kembali) adalah suatu pemetaan simbol Ini diberi label dan ditulis dengan notasi:
Jika suatu simbol
simbol tersebut dipetakan pada dirinya sendiri sehingga (Mishra dan Mishra, 2007)
Penafsiran grafis
Pada L-systems terdapat simbol suatu satuan panjang
systems adalah sebagai berikut:
: menggambar ke depan satu satuan sepanjang : bergerak ke depan satu satuan sepanjang
: berputar berlawanan arah jarum jam dengan sudut : berputar searah jarum jam dengan sudut
: berputar 180 Penafsirkan
generasi yang dihasilkan dari aksioma dan aturan produksi yang diberikan. Contohnya, jika diberikan aksioma dan aturan produksi dengan
pertama dengan
Jika diasumsikan bahwa satu satuan sudut
generasi pertama dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Penafsiran garfis ini mula satuan sepanjang V F F F→ + −− 1 g
rule secara sekuensial. Jadi, dengan
tertentu akan dapat menghasilkan pertumbuhan tanaman yang menyerupai tanaman sebenarnya di
Beberapa istilah yang menjadi komponen utama pada Huruf adalah himpunan hingga
dan seterusnya, atau mungkin beberapa huruf lainnya.
inisiator) adalah suatu
dinotasikan . Jika diberikan dibentuk yaitu:
adalah jumlah simbol dalam
Produksi (aturan penulisan kembali) adalah suatu pemetaan simbol Ini diberi label dan ditulis dengan notasi:
Jika suatu simbol tidak memiliki aturan produksi, maka dapat diasumsikan bahwa simbol tersebut dipetakan pada dirinya sendiri sehingga
(Mishra dan Mishra, 2007) grafis pada L-systems
terdapat simbol
suatu satuan panjang dan perputaran sudut adalah sebagai berikut:
: menggambar ke depan satu satuan sepanjang : bergerak ke depan satu satuan sepanjang
: berputar berlawanan arah jarum jam dengan sudut : berputar searah jarum jam dengan sudut
: berputar 180o atau berbalik arah Penafsirkan L-systems
generasi yang dihasilkan dari aksioma dan aturan produksi yang diberikan. Contohnya, jika diberikan aksioma dan aturan produksi dengan
, maka dimulai dengan aksioma dengan string:
Jika diasumsikan bahwa satu satuan sudut
generasi pertama dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1
Penafsiran garfis ini mula-mula mengerjakan perintah satuan sepanjang . Perintah simbol
* V , , ,b cbaabca a V a∈
h
F F+ −h
secara sekuensial. Jadi, dengan
tertentu akan dapat menghasilkan pertumbuhan tanaman yang menyerupai tanaman sebenarnya di
Beberapa istilah yang menjadi komponen utama pada Huruf adalah himpunan hingga dan simbol dan seterusnya, atau mungkin beberapa huruf lainnya.
) adalah suatu string . Jika diberikan
adalah jumlah simbol dalam string.
Produksi (aturan penulisan kembali) adalah suatu pemetaan simbol Ini diberi label dan ditulis dengan notasi:
tidak memiliki aturan produksi, maka dapat diasumsikan bahwa simbol tersebut dipetakan pada dirinya sendiri sehingga
systems
terdapat simbol-simbol yang dapa dan perputaran sudut adalah sebagai berikut:
: menggambar ke depan satu satuan sepanjang : bergerak ke depan satu satuan sepanjang
: berputar berlawanan arah jarum jam dengan sudut : berputar searah jarum jam dengan sudut
atau berbalik arah
systems secara grafis dapat diar
generasi yang dihasilkan dari aksioma dan aturan produksi yang diberikan. Contohnya, jika diberikan aksioma dan aturan produksi dengan
, maka dimulai dengan aksioma
Jika diasumsikan bahwa satu satuan sudut
generasi pertama dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1. Penafsiran grafis dari mula mengerjakan perintah
. Perintah simbol untuk memutar arahnya berlawanan arah jarum jam V V = , ,caab bbc aabca p : F F+
δ
+
secara sekuensial. Jadi, dengan grammar
tertentu akan dapat menghasilkan pertumbuhan tanaman yang menyerupai tanaman sebenarnya di
Beberapa istilah yang menjadi komponen utama pada L-systems
dan simbol-simbol formal, misalnya dalam ben dan seterusnya, atau mungkin beberapa huruf lainnya.
dari simbol
, maka beberapa contoh dan seterusnya. Panjang
Produksi (aturan penulisan kembali) adalah suatu pemetaan simbol .
tidak memiliki aturan produksi, maka dapat diasumsikan bahwa simbol tersebut dipetakan pada dirinya sendiri sehingga
simbol yang dapat ditafsirkan secara grafis. Jika diasumsikan dan perputaran sudut , maka perintah
: menggambar ke depan satu satuan sepanjang ;
: bergerak ke depan satu satuan sepanjang tanpa harus menggambar; : berputar berlawanan arah jarum jam dengan sudut
: berputar searah jarum jam dengan sudut ; dan
secara grafis dapat diartikan menggambar secara grafis barisan generasi yang dihasilkan dari aksioma dan aturan produksi yang diberikan. Contohnya, jika diberikan aksioma dan aturan produksi dengan
, maka dimulai dengan aksioma
adalah generasi pertama dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Penafsiran grafis dari
mula mengerjakan perintah yaitu menggambar garis ke depan satu untuk memutar arahnya berlawanan arah jarum jam
w
} , , {a b c = , bbc w a→ :δ
h
h
δ
δ
F F F−− +δ
π/3F
grammar yang spesifik untuk suatu tanam
tertentu akan dapat menghasilkan pertumbuhan tanaman yang menyerupai tanaman sebenarnya di
systems adalah:
simbol formal, misalnya dalam ben
dari simbol-simbol pada , maka beberapa contoh dan seterusnya. Panjang
Produksi (aturan penulisan kembali) adalah suatu pemetaan simbol
tidak memiliki aturan produksi, maka dapat diasumsikan bahwa simbol tersebut dipetakan pada dirinya sendiri sehingga menjadi konstanta
t ditafsirkan secara grafis. Jika diasumsikan , maka perintah-perintah dari simbol
tanpa harus menggambar; ;
tikan menggambar secara grafis barisan generasi yang dihasilkan dari aksioma dan aturan produksi yang diberikan. Contohnya, jika diberikan aksioma dan aturan produksi dengan
akan diperoleh produksi generasi
radian, maka penafsiran grafis dari
Penafsiran grafis dari L-systems
yaitu menggambar garis ke depan satu untuk memutar arahnya berlawanan arah jarum jam
a
a
, { = F V F 3yang spesifik untuk suatu tanam tertentu akan dapat menghasilkan pertumbuhan tanaman yang menyerupai tanaman sebenarnya di
simbol formal, misalnya dalam bentuk
simbol pada . Himpunan , maka beberapa contoh string yang dapat
dari suatu string
ke string
tidak memiliki aturan produksi, maka dapat diasumsikan bahwa menjadi konstanta L
t ditafsirkan secara grafis. Jika diasumsikan perintah dari simbol-simbol pada
tanpa harus menggambar;
tikan menggambar secara grafis barisan generasi yang dihasilkan dari aksioma dan aturan produksi yang diberikan. Contohnya, jika
,
akan diperoleh produksi generasi
radian, maka penafsiran grafis dari
yaitu menggambar garis ke depan satu untuk memutar arahnya berlawanan arah jarum jam
V
w V a∈ } , ,+− w=Fyang spesifik untuk suatu tanaman tertentu akan dapat menghasilkan pertumbuhan tanaman yang menyerupai tanaman sebenarnya di
tuk
. Himpunan string yang dapat
string
string .
tidak memiliki aturan produksi, maka dapat diasumsikan bahwa
L-systems.
t ditafsirkan secara grafis. Jika diasumsikan simbol pada
tikan menggambar secara grafis barisan generasi yang dihasilkan dari aksioma dan aturan produksi yang diberikan. Contohnya, jika dan akan diperoleh produksi generasi
radian, maka penafsiran grafis dari
yaitu menggambar garis ke depan satu untuk memutar arahnya berlawanan arah jarum jam , , ,bc a
w
* V w∈ Fsebesar . Perintah berikutnya menggambar kembali sesuai arah yang telah ditentukan sebelumnya. Pada perintah simbol –– untuk memutar kembali arahnya searah jarum jam sebanyak dua kali besarnya . Kemudian menggambar kembali sesuai dengan arah yang baru. Perintah simbol untuk memutar kembali arahnya berlawanan arah jarum jam sebesar . Perintah terakhir menggambar kembali sesuai dengan arah yang baru. Hal yang sama dapat dilakukan untuk menafsirkan grafis dari generasi selanjutnya.
Algoritma penafsiran grafis pada L-systems
Algoritma adalah urutan langkah instruksi logis yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah (Munir, 1999). Berikut merupakan algoritma dari penafsiran grafis pada L-systems:
1. Masukkan nilai generasi (k ), sudut kemiringan cabang (δ ) dan panjang segmen garis (h )
yang diinginkan;
2. Tentukan sudut awal (a ) dan masukkan nilai 0 a untuk mendapatkan titik awal (0 F ), 0 kemudian masukkan F pada aturan produksi (0 P), dan hasilnya disebutP ; 0
3. Iterasikan i untuk i=1,2,3,...,k; sehingga mendapatkan nilai sudut selanjutnya (a ) dan i diteruskan untuk mendapatkan nilai titik selanjutnya (F ); Kemudian masukkan i F pada i
aturan produksi Pi−1 untuk mendapatkan P ; dan i 4. Plot
3. Metode
Sehubungan dengan persoalan yang dimaksud dan untuk keperluan mencari solusi permasalahan model batang tanaman menggunakan Deterministic L-Systems, pada bagian ini akan dijelaskan secara sistematis mengenai metode yang dilakukan dalam memodelkan pertumbuhan batang tanaman antara lain: (1) menentukan komponen utama dari L-systems dan mengasumsikan besar sudut δ . (2) membangun hasil penafsiran grafis beberapa generasi secara manual. (3) memberi nama titik-titik pada garis yang membangun penafsiran grafis secara manual tersebut. (4) membuat model dari titik-titik tersebut secara matematis dan membuat program dari model tersebut.
4. Hasil dan Pembahasan Penafsiran grafis secara manual
Untuk membangun penafsiran grafis secara manual dimisalkan suatu L-systems dengan komponen-komponennya adalah
V
=
{
F
,
−
,
+
,
[,
]}
,w
=
F
danp
:
F
→
F
[[
−
F
][
+
F
]]
. Beberapa generasi dari sistem ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:δ
F
δ
F
+
δ
Tabel 1. Beberapa Generasi L-systems 0 g F 1 g F[[−F][+F]] 2 g F[[−F][+F]][[−F[[−F][+F]]][+F[[−F][+F]]]] 3 g − + − − + − + + − − + − ][ ]][[ [[ ][ ]]][ [[ ][ ]]]][[ [[ ][ ]][[ [[ F F F F F F F F F F F F ]]] ][ [[ ]][[ ][ [[ ]]]]][ ][ [[ ]]][ ][ [[ F F F F F F F F F F F F − + + − + + − + − − + ]]]]]] ][ [[ [+F −F +F
Penafsiran grafis secara matematis 1) Penamaan titik
Pada Gambar 2(a) terdapat empat titik yang membangun garis-garisnya dengan masing-masing titik diberi nama F0,0, F0,1, F1,1 dan F1,2 seperti terlihat pada Gambar 2(a). Pada Gambar 2(b) terdapat empat garis tambahan dari Gambar 2(a) sehingga ada empat titik baru yaitu F2,1, F2,2,
3 , 2
F dan F2,4 seperti terlihat pada Gambar 2(b). Pada gambar 2(c) juga terdapat tambahan garis dari Gambar 2(b) sehingga ada delapan titik baru yaitu F3,1, F3,2, ... , dan F3,8 seperti terlihat pada Gambar 2(c). Maka dapat disimpulkan untuk generasi n (g ) terdapat tambahan titik n
sebanyak 2n dari generasi n−1 (gn−1).
Gambar 2. Penamaan Titik Penafsiran Grafis 2) Perumusan titik
Gambar 2(a) yang dibangun secara manual melalui penafsiran grafis dari g dapat dianalogkan 1
untuk membangun Gambar 2(a) yang dibangun melalui titik-titiknya. Dengan mengasumsikan P 1 sebagai barisan titik-titik yang membangun Gambar 2(a), maka dapat ditulis:
) ( ), ( ), ( ), ( ), ( ), ( 0,0 0,1 1,1 0,1 1,2 0,1 1 F F F F F F P = (1)
Hal yang sama dapat dilakukan dalam membangun Gambar 2(b) dan Gambar 2(c) yang dibangun melalui titik-titiknya. Dengan mengasumsikan P dan 2 P masing-masing sebagai barisan titik-3 titik yang membangun Gambar 2(b) dan Gambar 2(c), maka dapat diperoleh barisan titik-titik yang membangun penafsiran grafis secara umum, Pn+1, dengan mendefinisikan (Fn,i) dari P , n n=k dan i=2n, sebagai berikut:
) ( ), ( ), ( ), ( ), ( ) (Fn,i = Kn,i Fn+1,2i−1 Kn,i Fn+1,2i Kn,i (2) ) (a 1 , 0 F 0 , 0 F 1 , 1 F 2 , 1 F ) (b 1 , 0 F 0 , 0 F 1 , 1 F 1 , 2 F 2 , 2 F 4 , 2 F F2,3 2 , 1 F ) (c 6 , 3 F 7 , 3 F 5 , 3 F 8 , 3 F 4 , 3 F 3 , 3 F 1 , 0 F 2 , 3 F 0 , 0 F 1 , 1 F 2,1 F 2 , 2 F 4 , 2 F 3 , 2 F 2 , 1 F 1 , 3 F
3) Perumusan sudut
Misal titik A dan B masing-masing mempunyai koordinat (x1, y1) dan (x2, y2), garis OA
membentuk sudut θ dengan sumbu x positif dan garis AB dibentuk dari perpanjangan garis OA yang diputar searah jarum jam membentuk sudut φ (Gambar 2). Jika diasumsikan
r B A d A O
d( , )= ( , )= , maka hubungan koordinat titik-titik ini adalah sebagai berikut: − + = − + = ) cos( ) cos( ) cos( 1 2 φ θ θ φ θ r r r x x (3) − + = − + = ) sin( ) sin( ) sin( 1 2 φ θ θ φ θ r r r y y (4)
Gambar 3. Hubungan Koordinat Titik-titik
Gambar 2 dibuat dengan asumsi (K0,0)=(0,0), A0,1=π/2, X0,1=hcos(A0,1), Y0,1=hsin(A0,1) dan (F0,1)=(X0,1,Y0,1). Jika diberikan Xn,i=hcos(An,i), Yn,i =hsin(An,i) dan
) , ( )
(Fn,i = Xn,i Yn,i untuk n=1,2,3,...,k dan i=1,2,3,...,2n, maka nilai-nilai dari An,i, Xn,i, dan Yn,i untuk k=3 dapat ditulis secara umum:
+ = + = + = + = − + = − + = − − − − − − − − − − − − ) sin( ) sin( ) cos( ) cos( ) 1 ( ) 1 ( 2 , , 1 2 , 1 2 , , 1 1 2 , 2 , , 1 2 , 1 2 , , 1 1 2 , 2 , 1 2 , 1 2 , 1 1 2 , i n i n i n i n i n i n i n i n i n i n i n i n i i n i n i i n i n A h Y Y A h Y Y A h X X A h X X A A A A δ δ (5) untuk n=1,2,3,...,k dan i=1,2,3,...,2n−1. Pembuatan Program
Pembuatan program pemodelan pertumbuhan batang tanaman menggunakan L-systems dilakukan secara terkomputerisasi. Sedangkan bahasa program yang digunakan adalah Maple 8. Berikut ini adalah langkah-langkah penulisan program dari penafsiran grafis pada Gambar 2:
a. Masukkan nilai generasi ( k ), sudut kemiringan cabang (δ ) dan panjang segmen garis ( h ); b. Tetapkan nilai-nilai dari A0,1=π/2, X0,1=hcos(A0,1), Y0,1=hsin(A0,1),
) , ( ) (K0,1 = X0,1 Y0,1 dan P0=(K0,0),(K0,1),(F1,1),(K0,1),(F1,2),(K0,1); r r θ φ y A O 1 y 2 y 1 x x2 x B
c. Iterasi n dari 1 sampai k dan lakukan
1. Iterasi
i
dari 1 sampai 2n−1 lakukan persamaan (5); 2. Iterasii
dari 1 sampai 2n lakukan (Kn,i)=(Xn,i,Yn,i); dan 3. Iterasii
dari 1 sampai 2n lakukan persamaan (2);kerjakan Pn =Pn−1;
d. Iterasi n dari k sampai k lakukan
iterasi
i
dari 1 sampai 2k lakukan (Fn,i)=(Kn,i) kerjakan Pn =Pn−1; dane. Plot P . k
Pembuatan program dengan komponen L-systems yang lain dapat dilakukan dengan cara sama, yaitu hanya dengan mengganti Langkah b pada penulisan A0,1 dan P ; Langkah c.1 pada 0 penulisan persamaan (5); Langkah c.3 pada penulisan persamaan (2); dan i=1,2,3,...,2n dengan
n
m
i=1,2,3,..., , dimana m adalah jumlah titik F yang akan diproduksi. Hal penting lainnya yang dapat dimodifikasi dari pemodelan ini adalah penentuan nilai sudut δ dan panjang segmen garis h . Penentuan nilai sudut δ dapat disesuaikan dengan keadaan percabangan batang pada tanaman yang akan dimodelkan. Modifikasi panjang segmen garis h dapat dilakukan dengan mendefinisikan hn=h/n untuk n=1,2,3,...,k.
Hasil pemodelan
Dalam memodelkan pertumbuhan batang tanaman di alam, pertama-tama yang harus dilakukan adalah identifikasi komponen L-systems yang membangunnya dan mengukur besar sudut dari masing-masing cabang pada aturan produksinya. Kemudian memodelkan penafsiran grafis secara matematis melalui titik-titiknya, yaitu dengan mengganti persamaan (2) dan persamaan (5) sesuai dengan aturan produksinya. Selanjutnya memasukkan model tersebut ke dalam program.
Pengukuran besar sudut dari masing-masing cabang pada aturan produksinya dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, nilai sudut diambil dari rata-rata besar sudut pada masing-masing cabang. Hal ini dikarenakan gambar tanaman yang diambil di alam adalah bentuk dimensi tiga sedangkan gambar yang akan dimodelkan dalam bentuk dimensi dua. Kedua, nilai sudut diambil dari masing-masing cabang sesuai dengan besarnya. Hal ini disesuaikan dengan bentuk percabangan dari tanaman yang bersangkutan, karena besar masing-masing cabang tidak dipengaruhi dimensinya.
Misal ingin memodelkan pohon bunga kupu-kupu (Gambar 5a). Pertama, identifikasi komponen
L-systems yang membangun, yaitu V={F,+,−,[,]}, w=F dan p:F→F[[−F]F[−F][+F]]. Kedua, tentukan sudut cabang dari masing-masing cabang pada aturan produksinya (Gambar 4b), yaitu δ1=350,
0 2=34
δ , dan δ3=380 dengan nilai sudut rata-rata
0 36 =
Gambar 4. Pohon Bunga Kupu-Kupu Dan Pembesarannya
Ketiga, memodelkan penafsiran grafis secara matematis dengan asumsi δ =π/5 sehingga persamaan (2) dapat ditulis sebagai berikut:
) ( ), ( ), ( ), ( ), ( ), ( ), ( ), ( ), ( ) ( , 2 4 , 1 4 , 1 2 4 , 1 1 4 , 1 2 4 , 1 , 3 4 , 1 , , i n i n i n i n i n i n i n i n i n i n K K F K F F K F K F − + + − + − + − + − + = (6) untuk n=k dan i=4n. Persamaan (5) dapat ditulis:
) cos( ) cos( ) cos( ) 1 ( ) 1 ( ) 1 ( 1 4 , 2 4 , 1 4 , 2 4 , , 1 2 4 , 3 4 , , 1 3 4 , 2 2 4 , 4 , 1 2 2 4 , 1 4 , , 1 2 4 , 1 2 , 1 3 4 , − − − − − − − − − − − − − − − − − − + = + = + = − + = − + = = − + = i n i n i n i n i n i n i n i n i n i i n i n i i n i n i n i n i i n i n A n h X X A n h X X A n h X X A A A A A A A A δ δ δ
) sin( ) sin( ) sin( ) sin( ) cos( 4 , 2 4 , 4 , 1 4 , 2 4 , 1 4 , 2 4 , , 1 2 4 , 3 4 , , 1 3 4 , 4 , 2 4 , 4 , i n i n i n i n i n i n i n i n i n i n i n i n i n i n i n A n h Y Y A n h Y Y A n h Y Y A n h Y Y A n h X X + = + = + = + = + = − − − − − − − − − − −
(7)
untuk n=1,2,3,...,k dan i=1,2,3,...,4n−1.Keempat, pembuatan program dengan menulis A0,1=π/1.8,
) ( ), ( ), ( ), ( ), ( ), ( ), ( ), ( ), ( ), ( 0,0 0,1 1,1 0,1 1,2 1,3 1,2 1,4 1,2 0,1 0 K K F K F F K F K K P = , mengganti persamaan
(5) dengan persamaan (7), persamaan (2) dengan persamaan (6), dan i=1,2,3,...,2n dengan n i=1,2,3,...,4 . (a) (b) 3 δ 2 δ 1 δ 1 , 0
A
) 5 / ( ]] ][ [ ] [[ :F→F −F F−F +F δ=π p
Gambar 6. Pohon Bunga Kupu-Kupu Dan Model Pohon Bunga Kupu-Kupu
Gambar 7. Pohon Cemara Kipas Dan Model Pohon Cemara Kipas
p:F→F[[−F]F[−F][+F]] (δ =π/9) Gambar 8. Pohon Lamtoro Dan Model Pohon Lamtoro
) 18 / , 9 / ( ]] ][ [[ :F→F −F +F δ1=π δ2=π p
Gambar 9. Pohon Kecrutan Dan Model Pohon Kecrutan
) 9 / ( ] ] [ ] [[ :F→F +F F−F F δ=π p
Gambar 10. Pohon Trembesi Dan Model Pohon Trembesi
Pemodelan pertumbuhan batang tanaman menggunakan Deterministic L-systems dapat dilakukan mula-mula dengan membangun penafsiran grafis secara manual melalui garis sesuai aturan produksinya. Kemudian membuat secara analogi penafsiran grafis melalui titik-titiknya. Selanjutnya membuat model dari titik-titik tersebut dan membuat program sesuai dengan model. Model dari bermacam-macam aturan produksi dapat dilakukan dengan cara yang sama sehingga pembuatan model dari suatu aturan produksi tertentu dapat dilakukan hanya dengan mengubah rumusan dari P , persamaan (2) dan persamaan (5) sesuai dengan aturan produksi yang 0 diinginkan. Pemodelan semacam ini juga harus memenuhi suatu kondisi, yakni aturan produksinya harus berbentuk p:F→F[q], dengan q sembarang aturan produksi.
Hasil pemodelan dari beberapa tanaman di alam ini mungkin kurang mendekati kesamaan dari bentuk aslinya di alam, karena pemodelan di sini dalam bentuk gambar dimensi dua sedangkan bentuk aslinya di alam adalah dimensi tiga. Jadi pemodelan pada penelitian ini hanya merupakan aproksimasi dari tanaman aslinya di alam.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulkan bahwa Deterministic
L-systems dapat digunakan untuk memodelkan pertumbuhan batang tanaman. Masing-masing model
mempresentasikan satu macam pertumbuhan batang tanaman. Dalam memodelkan pertumbuhan batang tanaman menggunakan Deterministic L-systems, dua tanaman yang berbeda bisa dimodelkan dengan aturan produksi yang sama. Hal ini bisa terjadi hanya dengan menentukan besar sudut pada masing-masing percabangan, ada tidaknya garis sebelum percabangan yang pertama dan pendefinisian panjang garis yang berbeda-beda.
Daftar Pustaka
Affan. 2004. Simulasi Pertumbuhan Batang Tanaman Cemara Norfolk Menggunakan L-sistem
dengan Delphi. Malang: Jurusan Teknik Informatika
Chuai-Aree, S., Siripant, S., and Lursinsap, C. 2000. Animating Plant Growth in L-System By
Parametric Functional Symbols. Thailand: Department of Mathematics.
Kristio. 2008. Artificial Life Model Proses Fotosintesis dalam Pertumbuhan Batang Menggunakan
Metode Neural Network. Surabaya: Universitas Airlangga
Mishra, J., dan Mishra, S. 2007. L-System Fractal. Netherland: Elsevier
Munir, R. 1999. Algoritma dan Pemrograman Bahasa Pascal dan C. Bandung: CV. Informatika. Prusinkiewicz, P. and Lindenmayer, A. 1990. The Algorithmic Beauty Of Plants. New York: