Daftar Isi
Content
Prinsip Dasar
Basic Principles
Organisasi
•
Sejarah Pembentukan•
Struktur Organisasi•
Keanggotaan•
Sumber DanaOrganization
•
History of establishment•
Organizational Structure•
Membership•
Source of FundsKata Pengantar
Foreword
Kegiatan Umum
•
Diseminasi & Aplikasi Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI)•
Penanganan Bantuan Kedaruratan Bencana•
Pelayanan Sosial & Kesehatan Masyarakat•
Pembinaan PMR & RelawanGeneral Activity
•
Dissemination & Application of International Human Law (IHL)•
Emergency Disaster Management•
Social And Health Service Program•
Volunteer And Youth DevelopmentProgram Prioritas
•
Peningkatan Donor Darah Sukarela•
Pelayanan Kedaruratan Bencana•
Kampanye Perubahan Iklim•
Pencegahan Penyakit•
Peningkatan Kesehatan MasyarakatPriority Programs
•
To Increase Voluntary Blood Donors•
Disaster Emergency Response•
Climate Change Campaign•
Disease Control & Prevention•
Community Health ImprovementGerakan Internasional Palang Merah
•
Sejarah Pergerakan•
Komponen GerakanInternational Red Cross Movement
•
History of The Movement•
Movement ComponentDaftar Pengurus
Board Members
Alamat Kantor PMI Daerah
PMI Regional Office Addresses
1
2
6
8
14
15
16
17
Kata Pengantar
Foreword
Salam Kemanusiaan,Palang Merah Indonesia (PMI) adalah perhimpunan nasional, salah satu komponen dari Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang kini telah berusia hampir 65 tahun. Jejaring organisasinya tersebar di lebih dari 400 kota di seluruh wilayah nusantara.
Mandat utama PMI adalah memberikan bantuan kepada masyarakat dalam situasi darurat bencana alam atau ulah manusia disamping melaksanakan tugas pemerintah dalam donor darah sukarela. Sebagai organisasi kemanusiaan, PMI adalah milik masyarakat, untuk bergabung bersama PMI dalam semangat kedermawanan dan kerelawanan, keanggotaannya terbuka bagi semua golongan tanpa membeda-bedakan.
Kepengurusan PMI periode 2009 – 2014 akan berkarya secara lebih cepat, langsung dan baik kepada masyarakat melalui program utama dalam peningkatan pelayanan donor darah sukarela, kedaruratan bencana dan pencegahan dampak perubahan iklim sebagai upaya pengurangan kerentanan dan penguatan ketahanan masyarakat.
Media ini menampilkan secara ringkas profil PMI mulai dari keberadaan organisasi hingga sumber daya dan kegiatannya. Melalui informasi ini diharapkan PMI dapat semakin dikenal, disayang dan memperkuat rasa kepemilikan.
Jakarta, April 2010 Pengurus Pusat
PALANG MERAH INDONESIA
Ketua Umum, H.M. JUSUF KALLA
Humanitarian Greetings,
Palang Merah Indonesia (PMI) is a national society which became one of the component of the International Red Cross and Red Crescent Movement. Having served for 65 years, PMI has a network of organizations in more than 400 cities across the country. The primary mandate of PMI is to provide relief to communities in emergency situations of natural or human-caused disasters in addition to carrying out government duties in blood donation activities. As a humanitarian organization, PMI belongs to the communities, which membership is open to all classes without distinction, to help and join PMI in the spirit of generosity and volunteerism, helping others in need.
In the organizational period of 2009 – 2014, this humanitarian organization will work faster, better and directly to the communities, through the main program in order to increase the voluntary blood donation service, emergency response service and prevention of climate change impacts, to reduce vulnerability and strengthening the community resilience.
This media displays a brief profile of PMI, about the existence of the organization, resources and its activities. Through this information, PMI is expected to be more recognized, loved and also to strengthen a sense of ownership
Jakarta, April 2010 Headquarters Executives
PALANG MERAH INDONESIA
Chairman, H.M. JUSUF KALLA
SEJARAH PEMBENTUKAN
Palang Merah Indonesia (PMI) didirikan pada tanggal 17 September 1945 dengan Ketuanya Drs. Mohammad Hatta. Dasar hukum pendirian PMI adalah Keputusan Presiden RIS Nomor 25 tanggal 16 Januari 1950 tentang penunjukkan Perhimpunan PMI sebagai satu-satunya organisasi untuk menjalankan pekerjaan Palang Merah di Republik Indonesia Serikat menurut Konvensi Jenewa (1864, 1906, 1929, 1949) dan Keputusan Presiden Nomor 246 tanggal 29 November 1963 tentang pengesahan Pemerintah Republik Indonesia mengenai tugas pokok dan kegiatan-kegiatan PMI yang berasaskan perikemanusiaan dan atas dasar sukarela. Perhimpunan PMI adalah komponen Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit merah yang netral dan mandiri yang menjalankan mandat tugasnya untuk meringankan penderitaan sesama manusia dengan tidak membeda-bedakan agama, bangsa, suku bangsa, bahasa, golongan dan pandangan politik sejalan dengan Prinsip dasar Gerakan.
Pasca pembentukan, PMI mulai merintis kegiatannya dengan memberi bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Indonesia dan pengembalian tawanan perang Sekutu maupun Jepang.
Secara internasional pada 15 Juni 1950, keberadaan PMI diakui oleh Komite Internasional Palang Merah (International committee of the Red Cross) atau disingkat ICRC. Setelah itu, PMI diterima menjadi anggota Perhimpunan Nasional ke-68 oleh Liga Perhimpunan Palang Merah pada 16 Oktober 1950.
JAJARAN ORGANISASI
Organisasi PMI tersebar di seluruh wilayah nusantara. PMI Pusat meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia. Markas PMI Propinsi terdapat di 33 wilayah Propinsi, Markas PMI Kabupaten/Kota terdapat di 417 wilayah Kabupaten/Kota dan Markas PMI Kecamatan berada di wilayah Kecamatan.
Tugas pemerintah yang dimandatkan kepada PMI adalah kegiatan yang erat hubungannya dengan aplikasi Konvensi Jenewa dan berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1980 PMI juga melaksanakan kegiatan khusus untuk pengolahan dan penyediaan transfuse darah. Untuk mengumpulkan darah dari Donor Darah sukarela dilakukan melalui pengelolaan 211 Unit Transfusi Darah di Kabupaten/Kota.
ORGANISASI PMI
2
Kantor Regional PMI Sulawesi Barat
PMI West Sulawesi Regional Office
Kantor PMI DI Yogyakarta
PMI Yogyakarta Office
Kantor Regional PMI Jawa Tengah
HISTORY OF ESTABLISHMENT
Indonesian Red Cross (PMI) was established on September 17, 1945 with its Chairman, Drs. Mohammad Hatta. PMI is the legal basis of establishment of RIS Presidential Decree No. 25 of January 16, 1950 regarding appointment of the PMI Society as the one and only organization to run Red Cross duties in Republik Indonesia Serikat according to the Geneva Conventions (1864, 1906, 1929, 1949) and Presidential Decree No. 246 of 29 November 1963 on the ratification of Government of the Republic of Indonesia concerning the basic duties and activities of PMI based on humanitarian and voluntary services.
PMI Society is a neutral and independent social humanity institution established with the aim to relieve suffering of humanity whatever the cause, by making no discrimination as to nationality, race, religious belief, class or political opinions.
Post establishment, PMI began to start its activities by providing relief to the victims of Indonesia’s independence war and by returning the POW of Allied and Japanese.
Internationally, on June 15th 1950, the existence of PMI is recognized by the International Committee of the Red Cross (ICRC). Afterwards, PMI was accepted to be the 68th member of National Committee by The Red Cross League Society on October 16th 1950.
ORGANIZATIONAL STRUCTURE
PMI organization is spread across the archipelago. PMI Management Center covers the entire territory of the Republic of Indonesia. There 33 PMI Provincial Headquarters at each Province, 417 PMI Headquarters District at each Regency / City and District Headquarters located at PMI Sub region.
Government task mandated to the PMI is an activity that is closely related to applications based on the Geneva Convention and Governmental Rules No. 18 of 1980. PMI is also carrying out specific activities for processing and providing blood transfusions. Blood donors is collected through the management of 211 Blood Transfusion Unit at County / City.
PMI ORGANIZATION
Kantor Regional PMI Sumatra Barat
PMI West Sumatra Regional Office
Kantor PMI Bengkulu
PMI Bengkulu Office
Kantor Regional PMI Aceh
Menurut AD/ART PMI, anggota PMI adalah setiap warga negara Indonesia yang bersedia menjadi anggota.
1. Anggota Remaja
Berusia 10-17 tahun atau murid Sekolah Menengah Atas dan belum menikah. Hak dan kewajiban anggota remaja dilaksanakan melalui wadah Palang Merah Remaja (PMR).
2. Anggota Biasa
Berusia 18 tahun keatas atau telah menikah yang dapat bergabung dalam wadah kegiatan Korps Sukarela (KSR). Anggota biasa yang memilki keahlian khusus yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan PMI dapat menjadi Tenaga Sukarela (TSR).
3. Anggota Luar Biasa
Warga Negara Asing yang telah berusia 18 tahun atau telah menikah. Anggota luar biasa yang memilki keahlian khusus yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan PMI dapat menjadi Tenaga Sukarela (TSR).
4. Anggota Kehormatan
Mereka yang dianggap telah berjasa memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap kemajuan PMI.
PMI members are all Indonesian citizens who are willing to become a member.
1. Teen Member
Aged 10-17 years or high school student and not married. Who has done the Rights and obligations of being members of the youth forum held by the Red Cross Youth (PMR).
2. Regular Member
Aged 18 years or old or married. Join in the activities of the Voluntary Corps. Regular members who have the specialized expertise that can be utilized to support PMI activities can become a Voluntary Worker. 3. Extraordinary Member
Foreigners minimum 18 years old or married and registered as Volunteer at PMI Branches in their domicile.
4. Honorary Member Given to those who has given a very significant contribution to the progress of PMI. KEANGGOTAAN MEMBERSHIP 4 ORGANISASI PMI
1. Bulan dana yang dilaksanakan oleh PMI Cabang. 2. Bantuan/subsidi pemerintah.
3. Sumbangan masyarakat.
4. Usaha-usaha lain yang sah dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan PMI.
1. PMI monthly charity held by PMI Branches. 2. The government of Indonesia.
3. Community donations.
4. Other legitimate efforts that do not conflict with laws and PMI regulations.
SUMBER DANA SOURCE OF FUNDS
KEGIATAN UMUM
1. DISSEMINATION & APPLICATION OF INTERNATIONAL HUMAN LAW (HPI)
PMI as Indonesia’s national assembly has the mandate to conduct dissemination (counseling) about the International Red Cross and the Red Crescent Movement, the basic principles of movement, the emblem of the Red Cross and Red Crescent and also The International Humanitarian Law (HPI). Implementing dissemination can be done in various forms of activities, including training, seminars, publications, or other promotional activities. In addition, PMI can also collaborate with the International Committee of the Red Cross to do the advocacy to respect HPI. For examples, one of the HPI applications is the release of hostage RCTI journalist/cameraman, Ferry Santoro from GAM in Aceh.
2. EMERGENCY DISASTER MANAGEMENT
Performing rapid, precise and coordinated response when disaster occurred is an early measures to help victims. The relief activities that carried out include evacuation, first aid, public kitchens, relief distribution, temporary shelter, health services, provision of clean water, psychosocial support, or the unification of families separated by the disaster and conflict.
When PMI planning the operation, do the distribution of aid, monitoring and evaluation the emergency disaster management, response to the emergency relief, individual preparedness, disaster response coordination, and detail assessment of the situation becomes the most important things to note. During the duties, code of ethics and behavior also be a concern for the volunteers in order to be able maintaining the transparency of aid and anticipate the risks that threaten the safety during relief operation.
1. DISEMINASI & APLIKASI HUKUM PERIKEMANUSIAAN INTERNASIONAL (HPI)
PMI sebagai perhimpunan nasional di Indonesia memiliki mandat untuk melakukan diseminasi (penyuluhan) mengenai pengetahuan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, prinsip dasar gerakan, lambang Palang Merah dan lambang Bulan Sabit Merah serta
Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI). Pelaksana diseminasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan, diantaranya pelatihan, seminar, publikasi, atau kegiatan promosi lainnya. Selain itu, PMI juga dapat bekerjasama dengan Komite Internasional Palang Merah melakukan advokasi untuk penghormatan terhadap HPI. Sebagai contoh salah satu aplikasi penerapan HPI yaitu pembebasan sandera wartawan/juru kamera RCTI, Ferry Santoro dari GAM di Aceh. 2. PENANGANAN BANTUAN KEDARURATAN BENCANA
Melakukan respon cepat, tepat dan terkoordinasi saat terjadi bencana merupakan tindakan awal untuk menolong korban. Kegiatan bantuan yang dilaksanakan antara lain evakuasi, pertolongan pertama, dapur umum, distribusi bantuan, penampungan sementara, pelayanan kesehatan, penyediaan air bersih, dukungan psikososial, atau penyatuan keluarga yang terpisah akibat bencana dan konflik. Dalam respon bantuan kedaruratan ini, kesiapan individu, koordinasi
penanganan, penilaian keadaan secara detail menjadi hal penting dalam merencanakan operasi, distribusi bantuan, dan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi. Kode etik dan perilaku selama menjalankan tugas, juga menjadi perhatian para relawan agar senantiasa dapat menjaga transparansi bantuan dan mengantisipasi resiko yang mengancam keselamatan selama operasi bantuan.
3. SOCIAL AND HEALTH SERVICE PROGRAM
To anticipate conditions caused by disasters or outbreaks of infectious diseases such as dengue fever, bird flu, HIV/AIDS, PMI conduct preventive public health education. In order to strengthen resilience in health, community empowerment programs conducted through community-based first aid approach that includes water, environmental sanitation and nutrition. Social services for specific groups such as street children, the elderly, are also represents the development of activities to the public.
4. VOLUNTEER AND YOUTH DEVELOPMENT
Volunteers are the backbone of the PMI organization. So that, PMI made various efforts to improve the quality of volunteers to provide various training and coaching. PMR and volunteer coaching phase is done in several steps starting from recruitment, orientation, until the assignment and mobilization (ready at anytime to run the task).
3. PELAYANAN SOSIAL & KESEHATAN MASYARAKAT
Untuk mengantisipasi kejadian yang diakibatkan oleh bencana atau wabah penyakit menular, seperti demam berdarah, flu burung, HIV/ Aids, PMI melakukan pencegahan dengan penyuluhan kesehatan masyarakat. Dalam rangka memperkuat ketahanan dalam kesehatan, dilaksanakan program pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan pertolongan pertama berbasis masyarakat yang mencakup air, sanitasi lingkungan serta gizi. Pelayanan sosial bagi kelompok tertentu seperti lanjut usia dan anak jalanan juga merupakan pengembangan kegiatan kepada masyarakat.
4. PEMBINAAN PMR & RELAWAN
Relawan adalah tulang punggung organisasi PMI. Untuk itu, PMI melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas relawannya dengan memberikan beragam pelatihan dan pembinaan. Tahap pembinaan PMR dan relawan ini dilakukan dalam beberapa langkah dimulai dari rekrutmen, orientasi, hingga penugasan dan mobilisasi (siap kapan saja untuk menjalankan tugas).
PROGRAM PRIORITAS
PENINGKATAN DONOR DARAH SUKARELA
PRIORITY PROGRAMS TO INCREASE VOLUNTARY BLOOD DONORS
PROGRAM PRIORITAS
PELAYANAN KEDARURATAN BENCANA
10
PRIORITY PROGRAMS CLIMATE CHANGE CAMPAIGN
PROGRAM PRIORITAS
PENCEGAHAN PENYAKIT DISEASE CONTROL & PREVENTION
PROGRAM PRIORITAS
COMMUNITY HEALTH IMPROVEMENT PRIORITY PROGRAMS
DAFTAR PENGURUS BOARD MEMBERS
DAFTAR PENGURUS
PERIODE 2009-2014
BOARD MEMBERS
1.
Ketua Umum
: H. Muhammad Jusuf Kalla
2.
Wakil Ketua Umum : Bachtiar Chamsjah
3.
Sekretaris Jenderal : Budi Atmadi Adiputro
4.
Bendahara
: Suryani Sidik Motik
5.
Anggota
: Ulla Nurchrawaty Usman
6.
Anggota
: Farid Husain
7.
Anggota
: H. Muhammad Muas
8.
Anggota
: Letjen TNI (Purn) Sumarsono
9.
Anggota
: Biantoro Wanandi
10. Anggota
: Rachmat Gobel
11. Anggota
: Rapiuddin Hamarung
12. Anggota
: Bernhard S. Jonosisworo
13. Anggota
: Lily Kasoem
14. Anggota
: Ritola Tasmaya
15. Anggota
: Linda Lukitasari Waseso
MARKAS PUSAT PALANG MERAH INDONESIA
JL. JENDRAL GATOT SUBROTO KAV. 96, JAKARTA 12790 - INDONESIA
TELEPON: +62 21 7992325, FAX: +62 21 7995188, EMAIL : PMI@PMI.OR.ID, WEBSITE: WWW.PMI.OR.ID
MARKAS PMI PROPINSI PMI PROVINCE QUARTERS
Daerah | Region Telepon & Faks | Phone & Fax
Alamat | Address
Nangroe Aceh Darussalam 0651-7551001 - 7410540 Jln. T. Daud Beureuh Komplek Taman Ratu Safiatuddin Bandar Baru Lam prit Banda Aceh 25778 Sumatera Utara | North Sumatra 061 – 4530198 Jl. Perintis Kemerdekaan No. 37 Medan 20235 Riau | Riau 0761 - 44989 Jl. Pepaya No. 65 Pekanbaru 28126
Kepulauan Riau | Riau Archipelago 07781 – 312620 - 426561 Jl. Ahmad Yani No. 62 KM 5 Tanjung Pinang 29124 Sumatera Barat | West Sumatra 0751 - 28718 Jl. Sisingamangaraja No. 34 Padang
Jambi | Jambi 0741 – 61827 - 60400 Jl. Dr. Syahril Rachman No. 40 Telanaikura Jambi Sumatera Selatan | South Sumatra 0711 - 350289 Jl. Kartini No. 28 Palembang
Bangka Belitung | Bangka Belitung Islands 0717 – 435800 - 437649 Jl. Merdeka No. 2 (Gedung Pantiwangka) Pangkalpinang 33121 Bengkulu | Bengkulu 0736 - 344658 Jl. Indragiri IV Padang Harapan Bengkulu 38225
Lampung | Lampung 0721 - 475019 Jl. Hasanuddin No. 26 Teluk Betung Bandar Lampung 35224 DKI Jakarta | Jakarta 021 -3908422 - 3144664 Jl. Kramat Raya No. 47 Jakarta 10450
Banten | Banten 0254 – 223969 - 200457 Jl. TB. Bakri No. 5A Kota Baru Serang Jawa Barat | West Java 022-2500095 Jl. Ir. H. Juanda No. 426A Bandung 40135 Jawa Tengah | Central Java 024 – 3584957 - 3381424 Jl. Tanjung No. 11A Semarang 50132 DIY | Yogyakarta 0274 – 376812 Jl. Bridgen Katamso Yogyakarta 55152 Jawa Timur | East Java 031 - 5055175 Jl. Karang Menjangan No. 22 Surabaya Bali | Bali 0361 – 483465 - 490344 Jl. Imam Bonjol No. 176 Denpasar 80119 NTB | West Nusa Tenggara 0370 - 623885 Jl. Bung Karno No. 29 Mataram Timur 83121 NTT | East Nusa Tenggara 0380 – 826360 – 821705 – 821821 Jl. Jend. Suharto No. 71A Kupang 85117 Maluku | Moluccas 0911 – 316095 – 314188 - 314705 Jl. Anthoni Rybok No. 4A Ambon
Maluku Utara | North Moluccas 0921 - 3110871 Jl. KH. Dewantoro No. 208 Kelurahan Tahoma Ternate 97714 Papua | Papua 0967 - 534344 Jl. Trikora No. 7 Dok V Atas Jayapura Utara 99111 Papua Barat | West Papua 0986 - 212817 Kantor Dinkes Provinsi Papua Barat Jl. Kota Raja Manokwari Papua Barat
Kalimantan Barat | West Kalimantan 0561 - 734677 Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 17 Pontianak 78116 Kalimantan Tengah | Central Kalimantan 0536 - 3234933 Jl. Letjen. Suprapto No 3 Palangkaraya 73113 Kalimantan Selatan | South Kalimantan 0511 - 3354063 Jl. Jafri Zamzam No. 42 RT 65 PO BOX 125 Banjarmasin Kalimantan Timur | East Kalimantan 0541 – 736954 - 732005 Jl. Palang Merah No. 1 Samarinda 75123 (Komplek RSU) Sulawesi Utara | North Sulawesi 0431 - 838311 Jl. Raya Malalayang Dua Manado 95361
Gorontalo | Gorontalo 0435 - 830615 Jl. Jend. Sudirman No. 57 Gorontalo 96115 Sulawesi Tengah | Central Sulawesi 0451 - 456393 Jl. RA Kartini No. 20 Palu 94112
Sulawesi Tenggara | Southeast Sulawesi 0401 - 328940 Jl. S. Parman No. 35 Kendari 93121
Sulawesi Selatan | South Sulawesi 0411 – 871057 - 830373 Jl. Lanto Dg. Pasewang No. 55 Makassar 90142 Sulawesi Barat | West Sulawesi 0426 – 22680 - 22196 Jl. Ahmad Yani No. 1 Mamuju
GERAKAN INTERNASIONAL PALANG MERAH INTERNATIONAL RED CROSS MOVEMENT
2. Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC)
IFRC didirikan setelah Perang Dunia I (1919) oleh Henry Pomerey Davidson, Presiden Komite Palang Merah Amerika.
Mandat IFRC:
a. Menggiatkan pembentukan dan pengembangan Perhimpunan Nasional di seluruh dunia.
b. Mengkoordinir bantuan internasional dan membantu program pengembangan kesiapan bantuan dari Perhimpunan Nasional untuk merespon bencana alam atau wabah penyakit.
c. Mengkoordinir dan menggiatkan pertukaran gagasan kemanusiaan bagi pendidikan remaja dan pemuda antar Perhimpunan Nasional.
d. Membantu program penyebarluasan HPI dan Prinsip Dasar Gerakan. 3. Perhimpunan Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Organisasi kemanusiaan yang ada di setiap negara anggota penandatangan Konvensi Jenewa. Perhimpunan Nasional di dunia berjumlah 186.
COMPONENTS OF MOVEMENT
1. International Committee of the Red Cross (ICRC)
The ICRC established in 1863. As an independent institution, ICRC act as a neutral mediator between countries that are involved in conflict and international violence cases.
Mandates of ICRC:
a. To provide protection to military and civilian victims of armed conflict.
b. To provide food and shelter assistance, medical / sanitation to victims of armed conflict
c. Bringing families separated due to the war d. To disseminate the HPI and the Basic Principles of Movement
2. The International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC)
Founded after World War I (1919) by The President of the Committee of the American Red Cross, Henry Pomerey Davidson.
Mandates of IFRC:
a. Activate the establishment and development of National Societies around the world.
b. To coordinate international aid and assist the development of relief programs from the National Society to respond to natural disasters or disease outbreaks.e.
c. To coordinate and intensify the exchange ideas of humanity for youth on the National Society. d. To assist the dissemination of the HPI program and Basic Principles of
the Movement.
3. National Red Cross and Red Crescent Society
A humanitarian organizations located in each country member signed to the Geneva Conventions. The amount of National Society in the world is 186.
16
SEJARAH PERGERAKAN
Terbentuknya Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah pada tahun 1863 berawal dari gagasan brilian Jean Henry Dunant, pengusaha berkebangsaan Swiss (1828-1910), yang dikenal sebagai bapak pendiri Palang Merah. Peristiwa tewasnya puluhan ribu korban pada pertempuran di Solferino, Italia, tanggal 24 Juni 1859 menggugah hati Dunant yang berada pada situasi pertempuran menyaksikan penderitaan para korban. Henry Dunant kemudian menuliskan pengalamannya ke dalam sebuah buku berjudul ‘Kenang-Kenangan dari Solferino’ yang memuat dua gagasan penting:
1. Membentuk organisasi perkumpulan sukarelawan internasional untuk menolong para prajurit yang cedera di medan perang
2. Membuat perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera di medan perang, perlindungan sukarelawan, serta organisasi pada saat memberikan pertolongan saat pernag berlangsung. KOMPONEN GERAKAN
1. Komite Internasional Palang Merah (ICRC)
ICRC dibentuk tahun 1863. Sebagai sebuah lembaga yang mandiri, ICRC bertindak sebagai penengah yang netral antar negara yang berada dalam konflik dan kasus-kasus kekerasan internasional.
Mandat ICRC:
a. Memberikan perlindungan kepada korban militer dan sipil dari konflik bersenjata.
b. Memberikan bantuan sandang dan pangan, medis/ sanitasi kepada korban konflik bersenjata
c. Mempersatukan keluarga yang terpisah akibat perang d. Melakukan penyebarluasan HPI dan Prinsip Dasar
Gerakan
HISTORY OF THE MOVEMENT
The birth of the International Red Cross and the Red Crescent Movement, started from a brilliant idea of Jean Henry Dunant, Swiss National entrepreneur (1828-1910), which, until now known as the founding father of the Red Cross. The incident of tens thousands casualties who died in the battle of Solferino, Italy, on June 24, 1859 had inspired Dunant, who witnessed hundreds of victims who suffered from the battle. Having returned to Switzerland, Dunant was later writes his experiences in a book called ‘A Memory of Solferino’ which contains two important ideas:
1. Form an international volunteer organization to help the injured soldiers on the battlefield.
2. Create an international agreement to protect an injured soldier on the battlefield, giving protection to volunteers and organizations, at the same time provide relief during the war.
PRINSIP-PRINSIP DASAR GERAKAN INTERNASIONAL PALANG
MERAH & BULAN SABIT MERAH THE FUNDAMENTAL PRINCIPLES OF THE INTERNATIONAL RED CROSS & RED CRESCENT MOVEMENT
Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka di dalam pertempuran, berupaya dalam kemampuan bangsa dan antar bangsa, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia. Palang Merah menumbuhkan saling pengertian, persahabatan, kerjasama, dan perdamaian abadi bagi sesama manusia.
Kesamaan
Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan, agama/kepercayaan tingkatan atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan mendahulukan keadaan yang paling parah.
Kenetralan
Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, kesukuan, agama, atau ideologi.
Kemandirian
Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan Nasional membantu Pemerintahan dalam bidang kemanusiaan dan harus menaati peraturan negaranya, harus selalu menjaga otonominya, sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan ini.
Kesukarelaan
Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak didasari oleh keinginan untuk mencari keuntungan apapun. Kesatuan
Di dalam suatu negara hanya ada satu Perhimpunan Palang Merah atau Bulan Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan diseluruh wilayah.
Kesemestaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah bersifat semesta. Setiap perhimpunan mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama manusia.
Humanity
PMI born of a desire to being assistance without discrimination to the wounded on the battlefield, endeavours, in its international and national capacity, to prevent and alleviate human suffering wherever it may be found. Its purpose is to protect life and health and to ensure respect for the human being. It promotes mutual understanding, friendship, co-operation and lasting peace amongst all peoples.
Impartiality
It makes no discrimination as to nationality, race, religious beliefs, class or political opinions. It endeavours to relieve the suffering of individuals, being guided solely by their needs, and to give priority to the most urgent cases or distress.
Neutrality
In order to continue to enjoy the confidence of all, the PMI may not take sides in hostilities or engage at any time in controversies of a political, racial, religious or ideological nature.
Independence
PMI is independent. The National Societies, while auxiliaries in the humanitarian services of their governments and subject to the laws of their respective countries, must always maintain their autonomy so that they may be able at all times to act in accordance with the principles of the PMI
Voluntary Service
It is a voluntary relief movement not prompted in any manner by desire for gain.
Unity
There can be only one Red Cross and Red Crescent Society in any one country. It must be open to all. It must carry on its humanitarian work throughout its territory.
Universality
PMI, in which all Societies have equal status and share equal responsibilities and duties in helping each other, is worldwide.