• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakterisasi Dinamika Ion pada Membran Penukar Proton secara Kronopotensiometri Berpulsa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Karakterisasi Dinamika Ion pada Membran Penukar Proton secara Kronopotensiometri Berpulsa"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Research and Development on Nanotechnology in Indonesia, Vol.1, No.3, 2014, pp. 108-117 ISSN : 2356-3303

Karakterisasi Dinamika Ion pada Membran Penukar

Proton secara Kronopotensiometri Berpulsa

Fajriah1 • Nungky Aprilia1 • Bambang Piluharto1 • Veinardi Suendo1,2*

1Kelompok Keilmuan Kimia Anorganik dan Fisik, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No.10, Bandung 40132, Indonesia

2

National Center for Nanotechnology, Jl. Ganesha No. 10, Bandung 40132, Indonesia Email : vsuendo@chem.itb.ac.id Received :11 January 2014 Accepted : 25 February 2014

ABSTRAK

Dalam menghasilkan energi listrik, PEMFC (Proton Exchange Membrane Fuel Cell) memiliki keterbatasan pada kemampuan membran dalam menghantarkan proton. Karakter ini dapat diamati dari perubahan nilai potensial ion terhadap waktu secara real-time, yang tidak dapat dilakukan

pada metode karakterisasi yang ada. Pada penelitian ini,

kronopotensiometri bersinyal pulsa dengan elektroda kerja stainless steel dan elektroda pembanding Ag/AgCl digunakan untuk mempelajari sifat transpor ion yang melewati sistem elektrolit | membran | elektrolit. Sifat transpor ion ini dapat dipelajari dari waktu relaksasi ion yang ditunjukkan oleh profil peluruhan potensial bergantung waktu. Sistem yang menjadi fokus penelitian: 1) elektrolit tanpa membran (sebagai sistem blanko) 2) elektrolit | (PSF-SPSF-TEOS) | elektrolit 3) elektrolit | Nafion | elektrolit. Pengukuran kronopotensiometri berpulsa menggunakan sinyal dengan frekuensi rendah (berdasarkan pengukuran impedansi) mengungkapkan bahwa transpor ion yang melewati membran yang berbeda memberikan profil keluaran sinyal yang berbeda. Berdasarkan hasil tersebut, kronopotensiometri dengan sinyal pulsa berdomain waktu menjadi sebuah metode karakterisasi yang potensial untuk mempelajari dinamika transpor ion pada membran.

Kata kunci: kronopotensiometri, sinyal berpulsa, EIS, relaksasi ion, transpor ion

(2)

PENDAHULUAN

Pada proses produksi energi listrik dari sel bahan bakar, PEMFC (Proton Exchange Membrane Fuel Cell) memiliki densitas energi tertinggi dari semua jenis sel bahan bakar. Nilai tinggi tersebut terlihat pada waktu startup yang cepat (< 1 s) sehingga diaplikasikan pada berbagai jenis kendaraan, sumber

energi portable, dan aplikasi energi cadangan (1,2).

Densitas energi tinggi pada PEMFC dapat dihasilkan karena reaksi antara H2

dan O2 menghasilkan produk buangan berupa H2O. Gas hidrogen dikonversi

oleh katalis Pt menjadi dua proton dan dua elektron. Elektron ini mengalir melewati sirkuit luar yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik, dan proton mengalir yang melewati membran penukar proton bereaksi dengan gas oksigen membentuk air. Mekanisme ini menyebabkan produksi energi dibatasi oleh proses yang melibatkan transpor proton melewati membran

(3).

Untuk menguji dayaguna membran penukar proton, dilakukan karakterisasi pengukuran sudut kontak, uji water uptake, konduktivitas, dan kapasitas

penukar ion (1,3). Metode karakterisasi tersebut dapat memberikan suatu nilai

yang dapat membedakan antara membran yang memiliki sifat transpor lebih

baik (nilai lebih tinggi) dan kurang baik (nilai lebih rendah) (3-5). Namun, dari

nilai konduktivitas ini belum dapat dilihat dinamika transpor ion secara langsung. Padahal, dengan dinamika transpor ion ini, dapat terlihat profil suatu

membran dalam menghantarkan ion (6-8). Dengan melihat proton sebagai

muatan memungkinkan kita untuk menggunakan pengukuran listrik (9) untuk

merekam dinamika ion.

Kronopotensiometri telah digunakan untuk mengkarakterisasi profil potensial

membran dengan tegangan konstan (10). Namun, pengukuran dengan cara ini

(3)

Noviany et al., RDNI, Vol. 1, No.3, 2014, pp. 108-117

diperturbasi sehingga perlu dilakukan modifikasi. Teknik sinyal berpulsa, seperti floresens, telah digunakan untuk mengetahui lifetime dari suatu bahan,

dari penurunan (peluruhan) intensitas luminesens (11). Karena itu,

kronopotensiometri menggunakan sinyal pulsa berpotensi untuk diaplikasikan dalam mengukur lifetime dari dinamika konsentrasi ion (dinamika muatan) dalam larutan elektrolit. Skema pengukuran dan hasilnya dilaporkan pada laporan ini.

METODOLOGI PENELITIAN

Alat. Peluruhan sinyal potensial dikarakterisasi menggunakan

kronopotensiometri berpulsa dengan elektroda kerja stainless steel dan elektroda pembanding Ag/AgCl. Sinyal potensial input dihasilkan dari Tegam Signal Generator. Membran. Dilakukan blending PSF (polisulfon) dan SPSF (sulfonated polysulfone) 1:1, lalu dengan TEOS (tetra orto silikat) seperti

penelitian sebelumnya (3).

Karakterisasi. Setiap membran yang direndam disimpan dalam shaker 150

rpm min. 12 jam.

Sifat fisikokimia (dari pengukuran sudut kontak, swelling test, dan KPI)

dilakukan dengan metode yang sama dengan penelitian sebelumnya (3).

Pengukuran konduktivitas. Larutan yang digunakan untuk merendam

membran adalah KCl 1M, lalu aqua dm, dan sisanya sama seperti penelitian

sebelumnya (3). Analisis gugus fungsi. Jenis gugus fungsi yang ada pada

membran diamati dari spektrum serapan IR dan spektrum hamburan Raman.

Morfologi membran. Morfologi permukaan membran dilihat dari citra SEM.

Pengukuran listrik. Pada pengukuran ini, ada dua membran yang akan

dibandingkan, yaitu membran sintetik (PSF-SPSF-TEOS) dan komersial (Nafion 117). Membran PSF-SPSF-TEOS berukuran 4 cm × 4 cm direndam dalam KCl 2 M, sedangkan membran Nafion berukuran 4 cm × 4 cm direbus

dengan H2O2 5%, H2SO4 1 N, dan aqua dm berturut-turut masing-masing

selama 1 jam. Kemudian, kedua membran tersebut direndam di dalam larutan

KCl yang akan diukur (1×10-2, 1×10-3, dan1×10-4 M (12)). Kronopotensiometri

berpulsa. Pada pengukuran ini, nilai edge yang diberikan pada sinyal input

pulsa adalah sebesar 0,01 µs dan pulse width 20 µs. EIS (Electrochemical

Impedance Spectroscopy). Untuk pengukuran impedansi, rentang frekuensi

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sifat fisikokimia. Ion dapat ditranspor jika membran memiliki kemampuan

untuk berinteraksi dengan mediumnya, dalam hal ini berupa air, mengindikasikan bahwa interaksi yang lebih baik menunjukkan transport ion yang lebih baik. Nilai sudut kontak, WU, dan KPI PSF-SPSF-TEOS terletak di antara nilai sudut kontak dan WU PSF dan SPSF 8%. Hal ini menunjukkan bahwa PSF-SPSF-TEOS memiliki kombinasi karakter PSF dan SPSF 8%.

Konduktivitas. Membran PSF-SPSF-TEOS memiliki nilai konduktivitas

proton (σH 54,04×10

-4

S/cm) lebih besar dibandingkan konduktivitas ion

kalium (σK = 11,3 ×10

-4S/cm). Data ini menunjukkan proton memiliki

mobilitas lebih besar dibandingkan ion kalium. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada larutan yang memiliki jumlah molekul air yang dominan, mekanisme Grotthuss dapat mentranspor proton lebih cepat dibandingkan mekanisme vehicle (transpor massa). Namun, ion kalium hanya dapat ditranspor dengan mekanisme vehicle sehingga kecepatan transpornya lebih

kecil dan menghasilkan nilai konduktivitas yang lebih kecil (8).

Tabel 1. Sifat fisikokimia dan konduktivitas membran

Membran Sudut kontak (0) WU (%) KPI (mEq/g) σH (×10-4) (S/cm) PSF (4) 75 41 N/A 0,53 SPSF 8% (4) 30 157 2,11 7,69 PSF-SPSF-TEOS 50 59 1,34 54,04(3) ** Nafion 117 (4) 11 36 0,97 90 K a

Gambar 2. Citra SEM pada permukaan membran (a)

PSF-SPSF-TEOS dan (b) Nafion 117.

(5)

Noviany et al., RDNI, Vol. 1, No.3, 2014, pp. 108-117

Spektrum Inframerah dan Raman. Pada spektrum IR SPSF, muncul puncak

pada 3500cm-1 yang menunjukkan –OH stretching pada gugus –SO3H

sehingga proses sulfonasi dianggap berhasil. Puncak yang sama terlihat pada membran blend PSF-SPSF-TEOS. Intensitas puncak ini lebih tinggi pada SPSF dibandingkan blend karena membran blend memiliki komposisi SPSF yang

lebih sedikit yang menyebabkan intensitas puncak dari gugus –SO3H lebih

kecil. Selain itu, interaksi antar gugus -Si-O-Si- dengan –SO3H menyebabkan

penurunan intensitas puncak –OH.

Pada spektrum hamburan Raman, ketiga membran memiliki puncak pada 791

cm-1 yang menunjukkan regang C-S-C simetri, pada 1073 cm-1 (regang O=S=O

simetri), pada 1109 cm-1 (regang O=S=O asimetri), dan 1147,5 cm-1 (regang

C-O-C simetri). Adanya struktur yang mirip pada PSF, SPSF, dan membran blend ditunjukkan oleh kesamaan puncak-puncak yang dimiliki ketiganya.

Citra SEM. Citra SEM pada Gambar 2 menginformasikan perbedaan

morfologi pada PSF-SPSF-TEOS dan Nafion. Citra PSF-SPSF-TEOS mirip

seperti penggambaran pada penelitian sebelumnya (3), yaitu adanya pori-pori

besar dan lapisan-lapisan di dalam membran. Pada nafion, pori-pori tersebut tidak teramati pada skala mikro sehingga diperkirakan ukuran porinya jauh lebih kecil dibandingkan PSF-SPSF-TEOS. Pengaruh perbedaan morfologi ini terhadap sinyal peluruhan kronopotensiometri selanjutnya dibahas pada bagian: profil sinyal sistem larutan | membran | larutan.

Frekuensi dari data impedansi. Data impedansi dikonversi menjadi

polarisabilitas untuk melihat kemampuan sistem untuk dipolarisasi (13). Pada

profil kurva polarisabilitas terhadap waktu (Gambar 3), ketiga sistem memiliki karakter hubungan logaritmik yang sama pada frekuensi rendah (pada daerah

A) sehingga disimpulkan transpor ion ada pada frekuensi rendah (13). Rentang

frekuensi ini digunakan untuk pengukuran kronopotensiometri berpulsa dengan mengambil satu nilai frekuensi, yaitu 100 Hz.

(6)

101 102 103 104 105 106 10-19 10-18 10-17 10-16 10-15 10-14 10-13 10-12 10-11 10-10 10-9

B

α (C m 2V -1) f (Hz) larutan kosong PSF-SPSF-TEOS Nafion

A

Gambar 3. Grafik nilai polarisabilitas tiga sistem yang berbeda pada

larutan KCl 10-2 M. 0 1 2 3 4 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 B e d a p o te n s ia l (V ) t (µs) KCl 10-2 M KCl 10-3 M KCl 10-4 M

Gambar 3. Sinyal larutan kosong pada berbagai konsentrasi.

0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.2 0.4 0.6 0.8 0.2 0.3 0.4 0.5 B e d a p o te n s ia l (V ) larutan kosong PSF-SPSF-TEOS nafion

(7)

Noviany et al., RDNI, Vol. 1, No.3, 2014, pp. 108-117

Sinyal peluruhan kronopotensiometri berpulsa . Larutan kosong (larutan

KCl tanpa membran) yang fungsinya sebagai blanko menunjukkan kurva peluruhan yang makin curam seiring dengan meningkatnya konsentrasi KCl (Gambar 3). Larutan dengan konsentrasi lebih pekat dapat menurunkan potensial lebih cepat. Hal ini dimungkinkan oleh spesi ion (kation dan anion) yang lebih pekat sehingga posisi antar ion menjadi lebih rapat dan kemungkinan terjadinya pertemuan kation dan anion semakin besar.

Pada Gambar 4, waktu peluruhan (τ) tiap sistem adalah τ PSF-SPSF-TEOS <

τ Nafion < τ larutan kosong yang menunjukkan ion pada larutan kosong lebih

tertahan (lembam) dibandingkan pada sistem membran. Hal ini disebabkan membran juga berperan dalam menetralkan kation karena adanya gugus ionik pada membran. Selain itu, sinyal peluruhan Nafion memiliki kelembaman yang hampir sama dengan larutan kosong, namun berbeda dengan PSF-SPSF-TEOS. Hal ini dapat dijelaskan dari sisi adanya perbedaan distribusi gugus ionik pada kedua membran tersebut. Dari penelitian sebelumnya, disimpulkan bahwa

kerapatan gugus –SO3- yang lebih tinggi pada SPSF menghasilkan kecepatan

transpor ion yang lebih tinggi (4) sehingga PSF-SPSF-TEOS memiliki karakter

SPSF tersebut. Nilai water uptake PSF-SPSF-TEOS yang lebih tinggi mengindikasikan adanya pori-pori yang lebih besar dan nilai konduktivitas yang lebih kecil dibandingkan menunjukkan PSF-SPSF-TEOS memiliki tahanan yang lebih besar. Nilai water uptake dan tahanan ini dapat menjelaskan nilai τ PSF-SPSF-TEOS < τ Nafion.

1x10-4 2x10-4 3x10-4 4x10-4 1.4 1.5 1.6 1.7 a 9.70x10-3 9.80x10-3 9.90x10-3 1.00x10-2 1.01x10-2 0.0 0.1 0.2 0.3 c 9.0x10-4 1.0x10-3 1.1x10-3 1.2x10-3 0.6 0.7 0.8 0.9 b

Gambar 5. Perbandingan nilai τ pada sistem larutan 0 2 x1 0-3 4 x10-3 6 x10-3 8x10-3 1x10-2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 τ ( µ s ) [KCl] (M) PSF-SPSF-TEOS N afion larutan kosong

a

b

c

(8)

Saat potensial diberikan pada larutan, terjadi transpor ion melewati membran dan ion dapat ditranspor lebih baik oleh Nafion sehingga ion didifusikan lebih banyak dibandingkan pada PSF-SPSF-TEOS. Saat potensial dihentikan, ion yang sudah berdifusi melewati Nafion akan menempuh jarak lebih jauh dibandingkan ion-ion yang tertahan pada PSF-SPSF-TEOS. Karena itu, kurva yang lebih curam pada PSF-SPSF-TEOS menunjukkan tahanan membran yang lebih besar terhadap transpor ion yang menyebabkan nilai konduktivitasnya

menjadi lebih kecil. Namun, pada konsentrasi yang lebih tinggi (1×10-2 M),

yang ditunjukkan pada Gambar 5 inset c, nilai τ pada ketiga sistem sulit untuk dibedakan. Karena itu, pada konsentrasi ini, karakteristik ketiga sistem tersebut menjadi hampir sama sehingga tidak teramati perbedaannya.

Perbedaan antara PSF-SPSF-TEOS dan Nafion juga ditunjukkan oleh nilai QX

(muatan efektif) membran, dengan QX Nafion=290×10-2 mol L-1 (14) dan QX

PSF-SPSF-TEOS = 3,462×10-2 mol L-1 (3). Nilai QX Nafion yang lebih tinggi

menunjukkan jumlah muatan efektif pada Nafion lebih besar daripada QX

PSF-SPSF-TEOS. Konsentrasi KCl 1×10-2 M yang mendekati nilai QX kedua

membran tersebut menghasilkan nilai τ yang hampir sama. Karena itu, pengukuran kronopotensiometri menggunakan konsentrasi larutan yang mendekati nilai QX membran, tidak dapat menunjukkan perbedaan yang berarti antara membran PSF-SPSF-TEOS dan Nafion. Namun, jika konsentrasi larutan jauh di bawah nilai QX, karakteristik membran dapat terlihat secara langsung dari nilai τ.

KESIMPULAN

Metode pengukuran baru, yaitu kronopotensiometri berpulsa, telah cukup baik dalam mengkarakterisasi sifat dinamika ion. Kronopotensiometri berpulsa dapat menunjukkan secara langsung dinamika ion bergantung waktu. Perbedaan karakteristik PSF-SPSF-TEOS diamati pada kronopotensiometri berpulsa pada frekuensi rendah (berdasarkan pengukuran EIS). Urutan besarnya waktu relaksasi ion (τ) pada membran : τ PSF-SPSF-TEOS< τ Nafion. Nilai τ berbanding lurus dengan urutan nilai QX dan konduktivitas (σ), namun berbanding terbalik dengan urutan nilai WU: QX PSF-SPSF-TEOS < QX Nafion; σ PSF-SPSF-TEOS < σ Nafion; WU PSF-SPSF-TEOS > WU Nafion. Untuk memperoleh profil dinamika yang lebih jelas pada proses transpor ion melewati membran, perlu dilakukan lebih banyak variasi pada jenis membran, konsentrasi elektrolit, dan frekuensi.

(9)

Noviany et al., RDNI, Vol. 1, No.3, 2014, pp. 108-117

DAFTAR PUSTAKA

[1] Lufrano, F. Baglio, V. Staiti, P. Arico’, AS. Antonucci, V. et.al. Development and characterization of sulfonated polysulfone membranes for direct methanol fuel cells. Desalination – Elsevier. 2006. 199. 283– 285.

[2] Ahmad, H. Kamarudin, SK. Hasran, UA. Daud, WRW. Overview of hybrid membranes for direct-methanol fuel-cell applications. Int. J. of Hydrogen Energy. 2010. 35. 2160–2175.

[3] Aprilia, N. Suendo, V. Synthesis and Ionic Transport Properties of PSF/SPSF/TEOS Polyblend Membranes. The Fourth International Conference on Mathematics and Natural Sciences. Bandung. 2012: 2-7. [4] Piluharto, B. Suendo, V. Ciptati, T. Radiman, C.L. Strong correlation

between membrane effective fixed charge and proton conductivity in the sulfonated polysulfone cation-exchange membranes. Ionics. 2011. 17. 229–238.

[5] Coutanceau, C. Koffi, RK. Le’ger, JM. Marestin, K. Mercier, R. Nayoze, C. Development of materials for mini DMFC working at room temperature for portable applications. J. Power Src. 2006. 160. 334–9. [6] Okada, T. Xie, G. Gorseth, O. Kjelstrup, S. Nakamura, Arimura, NT. Ion

and water transport characteristics of Nafion® membranes as electrolytes. Electrochimica Acta. 1998. 43 (24). 3741-3747.

[7] Doeff, M. Edman, L. Sloop, S.E. Kerrb, J. De Jonghe, L.C. Transport properties of binary salt polymer electrolytes. Journal of Power Sources. 2000. 89. 227–231.

[8] Sistat, P. Thesis. Apports des techniques électriques de relaxation à la compréhension des phénomènes de transport de matière dans un système membrane ionique-solution, Ph.D. University Montpellier 2. Montpellier. 1997.

[9] Pivovar, B.S. An overview of electro-osmosis in fuel cell polymer electrolytes. Polymer. 2006. 47 (11), 4194–4202.

[10] Pismenskaia, N. Sistat, P. Huguet, P. Nikonenko, V. Pourcelly, G. Chronopotentiometry applied to the study of ion transfer through anion exchange membranes. J. Membrane Sci. 2004. 228. 65–76.

[11] Delerue, C. Allan, G. Multiexponential photoluminescence decay in indirect-gap semiconductor nanocrystals. Phys. Rev. B. 2006. 73. 235318. [12] Iva’n, K. Kirschner, N. Wittmann, M. Simon, P.L. Jakab, V. Noszticzius, Z. Merkinb, J.H.Scott, S.K. Direct evidence for fixed ionic groups in the hydrogel of an electrolyte diode. Phys. Chem. Chem. Phys. 2002. 4. 1339–1347.

(10)

[13] Gomadam, PM. Weidner, JW. Analysis of electrochemical impedance spectroscopy in proton exchange membrane fuel cells. Int. J. Energy Res. 2005. 29. 1133–1151.

[14] Matsumoto, H. Tanioka, A. Murata, T. Higa, M. Horiuchi, K. Effect of Proton on Potassium Ion in Counter transport across Fine Porous Charged Membranes. J. Phys. Chem. B. 1998. 102 (25). 5011–5016.

Gambar

Gambar 1. Skema pengukuran listrik.
Tabel 1. Sifat fisikokimia dan konduktivitas membran
Gambar 3. Grafik nilai polarisabilitas tiga sistem yang berbeda pada  larutan KCl 10 -2  M
Gambar 5. Perbandingan nilai τ pada sistem larutan

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap perencanaan, guru melakukan penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) secara umum yang disesuaikan dengan standar KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Diharapkan sistem dapat membantu dalam belajar menulis huruf arab, yaitu dengan cara sistem memberikan pengenalan tata cara penulisan huruf hijaiyah sesuai dengan

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhana Wata’ala yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 1 angka 13 Peraturan KPU Nomor 26 tahun 2013 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara di Tempat Pemungutan Suara dalam

Sedangkan pada dimensi-dimensi lain, peneliti mengasumsikan tidak adanya hubungan yang signifikan antara komitmen beragama dengan kemandirian lebih disebabkan karena

dipertahankan dengan kegiatan lain yang biayanya lebih murah, antara lain dengan penemuan dan pengobatan penderita. d) Acceptable : Kegiatan yang dilaksanakan dapat

Bagaimana hubungan timbulnya ruam dengan demam (apakah ruam timbul pada saat demam sedang tinggi-tingginya, atau timbul ruam setelah suhu tubuh menjadi normal, atau

sebagai refleksi penterapan suatu kebijaksanaan dilihat sesuai dengan tahapan pembangunan tersebut. Diharapkan akan dapat terungkap keberhasilan program dan permasalahan yang