• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP NOVEL 100 KAI NAKU KOTO KARYA NAKAMURA KOU. 3.1 Sinopsis Cerita Novel 100 Kai Naku Koto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP NOVEL 100 KAI NAKU KOTO KARYA NAKAMURA KOU. 3.1 Sinopsis Cerita Novel 100 Kai Naku Koto"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP NOVEL 100 KAI NAKU

KOTO KARYA NAKAMURA KOU

3.1 Sinopsis Cerita Novel “100 Kai Naku Koto”

100 Kai Naku Koto bercerita tentang seorang laki-laki Jepang bernama Fujii yang mengalami berbagai peristiwa menyedihkan dalam hidupnya.Dimulai dari anjing peliharaan kesayangannya yang sedang sekarat. Fujii mendengar kabar tentang kondisi anjingnya tersebut lewat telepon dari ibunya. Sejak bekerja, Fujii yang tinggal di luar kota memang belum pernah pulang kampung. Mendengar kabar itu, Fujii terbayang sosok anjingnya yang blasteran dengan bulu panjang berwarna cokelat.Ia mengingat kembali setahun yang lalu pertama kali terjadi perubahan pada tubuh anjingnya. Pada suatu hari, muncul penyakit endema yaitu pengumpulan cairan di bawah kulit pada tubuh anjingnya itu.Anjingnya terpaksa dirawat di rumah sakit, berhari- hari keadaannya tidak kunjung berubah.Anjing itu terbaring dengan mata tertutup dan tersambung selang infus.Hingga pada akhirnya di hari Rabu pagi akhirnya anjing tersebut membuka matanya, dan menggerakkan ekornya. Sejak hari itu keadaannya membaik hingga akhirnya ia pulih dan endema pada tubuhnya pun hilang. Hal itu seperti mukjizat.

(2)

Kemudian satu tahun berikutnya setelah anjing itu sembuh, Fujii diberi kabar bahwa anjingnya sudah tidak bisa bangkit dan sedang sekarat.Fujii mengingat kembali hari-hari yang dilaluinya bersama anjingnya tersebut.Ia pun bertanya pada ibunya apakah anjingnya itu masih bisa bertahan sampai akhir minggu, ibunya tidak bisa memastikan. Tidak ada yan tahu sampai kapan anjing itu bertahan. Fujii pun berjanji akan pulang empat hari lagi dan menandainya di kalender.

Anjing itu ditemukan Fujii di parkiran perpustakaan saat musim semi.Ia menamai anjing itu Book karena menemukannya di perpustakaan. Sejak saat itu ia merawat Book dengan sungguh-sungguh. Fujii sering membawanya jalan-jalan di pinggiran sungai dengan sepeda motornya.Hingga akhirnya Fujii diterima di universitas dan berpisah dengan Book.

Kekasih Fujii meneleponnya dan menyarankan agar Fujii pulang dengan sepeda motor.Fujii memang sudah banyak cerita tentang Book pada kekasihnya yaitu Yoshimi.Ia juga bercerita tentang Book yang dipungutnya dan dibawa pulang dengan sepeda motor. Book sangat menyukai bunyi sepeda motor Fujii hingga suatu masa saat dia kuliah dan pulang pertama kali, Book kegirangan, melompat dan terkencing-kencing saking senangnya mendengar bunyi dari sepeda motor itu. Hanya saja sepeda motor tersebut sudah lama tidak dipakai oleh Fujii dan sudah tidak bisa hidup lagi. Yoshimi memberi dukungan pada Fujii untuk memperbaiki sepeda motor tersebut.Ia bersedia untuk membantu Fujii memperbaikinya.

(3)

Kemudian Fujii pun mulai memperbaiki sepeda motornya yang sudah empat tahun berada di parkiran.Ia sempat menimbang-nimbang untuk membuangnya saat surat setoran pajak kepemilikan datang namun akhirnya tidak jadi dan ia membayar pajaknya. Fujii memperbaiki motor itu dengan sungguh-sungguh, ia membeli sparepart baru dan memperbaiki satu persatu dari mesinnya, karburatornya, dan mengisi bensinnya. Ia mendapat bantuan dari Kato-san yaitu petugas pom bensin.

Walau ia dengan berusaha keras memperbaiki motornya, ia juga tidak melupakan tanggung jawab pada pekerjaannya. Ia berangkat kerja lebih awal, setelah jam bekerja selesai ia pergi ke ruang percobaan untuk meminta cairan pelarut yang akan digunakannya untuk karburator motornya pada Ishiyama-san. Sesampainya di apartemen ia langsung mengerjakan perbaikan karburatornya dibantu oleh Yoshimi. Saat sedang memperbaiki motornya Fujii mendapat telepon lagi dari ibunya yang mengabarkan bahwa Book membaik namun setelah itu kondisinya memburuk lagi dan ia tidak pernah membuka matanya lagi. Fujii tetap meneruskan memperbaiki karburator motornya bersama Yoshimi hingga tiba-tiba Fujii mengajak Yoshimi untuk menikah.Ajakan itu tidak dijawab ya atau tidak oleh Yoshimi, hanya saja mereka sepakat untuk mengingat tanggal pada hari itu, tanggal 11 Juni.Hubungan mereka berdua memang unik.

Akhirnya setelah berjuang keras yang dilakukan untuk memperbaiki, motor Fujii hidup kembali.Ia pun pulang ke kampung halamannya di Akasaka untuk melihat Book. Sesampainya di kampung, Book terlihat lemah, ia hanya terbaring tanpa gerakan. Fujii mencoba berbicara padanya dan ia hanya bisa

(4)

memberi sedikit respon. Setelah bercerita dengan ibunya tentang keadaan Book, kemudiania mengambil foto Book yang dijanjikannya pada Yoshimi lalu pulang kembali ke Tokyo.

Setelah itu Fujii dan Yoshimi memutuskan untuk mencoba menjalani kehidupan bersama selama setahun seakan-akan telah menikah.Mereka menyebutnya sebagai latihan pernikahan.Mereka mulai merencanakan berbagai hal bersama mulai dari tabungan, peliharaan, fasilitas tempat tinggal dan sebagainya.Hubungan Fujii dan Yoshimi dimulai sejak perkenalan bersama teman-teman mereka. Mereka berdua memang unik, dari obrolan singkat mereka tidak malu untuk menunjukkan ketertarikan satu sama lain dan berani untuk memutuskan berpacaran pada perkenalan yang baru beberapa kali.

Akhirnya pada tanggal 7 Juli mereka memulai latihan pernikahan yang dijanjikan. Latihan itu dimulai dengan melakukan rice shower dan makan kue. Mereka berjanji pada diri masing-masing dengan mengucapkan janji untuk setia hingga maut memisahkan.Hari-hari mereka lalui dengan berbagai perencanaan.Mereka menyatukan kepribadian yang berbeda tanpa ada keributan.Mereka juga melakukan intropeksi terhadap diri masing-masing untuk memperbaiki keadaan.Mereka berdua menjalani kehidupan latihan pernikahan itu dengan bahagia.

Hingga pada suatu hari Yoshimi didiagnosa menderita penyakit kanker indung telur yang semakin hari semakin parah. Awalnya Yoshimi merasa hanya flu biasa namun lama kelamaan sakitnya tidak kunjung sembuh dan ia harus pulang ke kampung halamannya di Chiba untuk memeriksakan diri dan kemudian

(5)

mengetahui ia mengidap sakit kanker tersebut. Yoshimi sangat tegar dan tenang dalam menghadapi penyakitnya.Ia tidak ingin membuat orang-orang yang disayanginya sedih. Fujii tetap berusaha untuk selalu ada di sampingnya, memberi dukungan dan semangat agar Yoshimi sembuh. Hingga Fujii mengorbankan tenaga, waktu dan lain-lain untuk tetap menjenguk Yoshimi. Ia terus menjaga Yoshimi, dan menawarkan pijatan atau apapun yang bisa dilakukannya untuk Yoshimi. Meskipun begitu Fujii juga tetap tidak melupakan tanggung jawabnya untuk bekerja.

Semakin hari kondisi Yoshimi semakin memburuk. Berbagai pengobatan yang menyakitkan telah dijalaninya. Mulai dari melakukan pengobatan kimia dan operasi, namun kondisinya semakin buruk. Ia kehilangan berat badan dan rambutnya pun rontok. Di saat yang bersamaan Fujii juga sedang mengalami tekanan di tempatnya bekerja. Fujii merasa frustasi karena beban kerja semakin berat, ia juga memikirkan keadaan Yoshimi. Setiap hari Fujii menyudahi pekerjaan sesuai jadwal lalu pergi ke rumah sakit untuk menjaga Yoshimi. Kesetiaan dan kepeduliaannya untuk Yoshimi sangat patut untuk dicontoh. Begitupula dengan ketegaran dan semangat Yoshimi untuk sembuh. Ia tidak pernah mengeluh betapapun sakit yang dirasakannya. Hingga akhirnya Yoshimi meninggal dalam penjagaan Fujiii dan orangtuanya.

Sejak kematian Yoshimi, Fujii merasa terpuruk dan depresi hingga beberapa musim berganti. Ia menghabiskan waktunya untuk menangis dan minum sake. Namun akhirnya sejak dua tahun kematian Yoshimi, Fujii berusaha bangkit dan mencoba menjauhkan barang-barang Yoshimi dengan memasukkannya ke

(6)

dalam kardus hingga apartemennya terasa seperti pertama kali saat Yoshimi belum tinggal bersama Fujii. Ia berusaha menjalani kehidupannya dengan lembaran baru tanpa Yoshimi.

Suatu pagi tiba-tiba Fujii mendapat telepon dari kampung halamannya yang mengabarkan bahwa anjingnya yaitu Book telah mati. Sudah terhitung tiga tahun Book bertahan setelah Fujii menjenguknya. Fujii langsung pulang ke kampung halamannya dan mengubur Book di pinggiran sungai tempat mereka biasa jalan-jalan sore. Setelah ia ditinggal oleh kekasihnya lalu ditinggal oleh anjing kesayangannya untuk selamanya. Ia telah berusaha mengikhlaskan peristiwa-peristiwa menyedihkan tersebut.

3.2 Nilai-nilai Pragmatik Yang Terdapat Dalam Novel “100 Kai Naku Koto”

Karya Nakamura Kou

Novel “100 Kai Naku Koto” karya Nakamura Kou merupakan novel yang di dalamnya terdapat nilai-nilai pragmatik yang bersifat mendidik sehingga dapat dijadikan cerminan yang baik bagi pembaca. Nilai-nilai tersebut antara lain ;nilai kasih sayang, kepedulian,optimis, tegar dan ikhlas, tanggung jawab, toleransi dan kesetiaan. Pengungkapan nilai-nilai pragmatik dalam novel “100 Kai Naku Koto” karya Nakamura Kou akan dianalisis melalui cuplikan teks sebagai berikut:

(7)

Cuplikan 1 : (Halaman 13-14)

Di dalamnya ada anjing.

Kecil. Sampai-sampai bisa digenggam. Kenapa bisa sekecil ini? Setelah kuperhatikan sekali lagi, barulah aku sadar bahwa itu adalah anak anjing yang baru lahir.

Aku masuk di antara ketiga anak itu, dan berjongkok. Setelah melihat lebih dekat, ternyata badan anjing anjing itu terlihat sedikit gemetaran. Getaran kecil yang timbul karena tidak ada kekuatan dan rasa tidak aman yang hanya dialami oleh makhluk hidup yang baru lahir.

Kuangkat dia dengan memeluk, layaknya menyelimutinya, terasa lembap dan hangat. Bagai mengalihkan pandangan, anak anjing itupun melihat ke bawah. Anak-anak SD tadi menatapku dengan rasa penasaran.

Analisis :

Dari cuplikan teks di atas dapat dilihat bahwa Fujii menemukan anak anjing yang masih sangat kecil yang saat itu dikerumuni oleh beberapa anak SD. Anak anjing itu terlihat lemah dengan tubuh yang gemetaran. Fujii pun tergerak untuk langsung mengangkat anjing tersebut, lalu memeluknya seolah-olah sedang menyelimutinya untuk memberikan rasa nyaman dan kehangatan. Hal itu menunjukkan bentuk kasih sayang yang tulus yang diberikan Fuji pada anjing tersebut.

(8)

Nilai yang terdapat dalam cuplikan teks di atas adalah memberikan kasih sayang yang tulus tidak memerlukan rasa ragu.Kasih sayang tidak hanya ditujukan pada sesama manusia saja namun juga kepada hewan.

Cuplikan 2: (Halaman 20)

Book adalah anjing yang sering tidur.

Tempat kesukaannya adalah di sebelah jam weker, siang dan malam dia tidur di situ. Akibatnya, aku tidak lagi bisa menggunakan weker itu (kalau benda yang amat disukainya, di tempat dia biasa bersandar, tiba-tiba mengeluarkan bunyi “kriiiiiiiing”, dia pasti akan terkejut, kan?). akhirnya, untuk membangunkan tidurku setiap pagi, aku menggunakan timer di mesin radio kaset. Setiap pagi, aku dan Book terbangun dengan percakapan bahasa Inggris di radio.

Analisis:

Dari cuplikan teks di atas dapat dilihat bahwa anjing peliharaan yang dipungut Fujii bernama Book, yang sering tidur dan sangat suka bersandar di dekat jam weker yang biasa digunakan Fujii untuk membangunkannya pada pagi hari. Fujii harus merelakan jam weker itu untuk Book karena itu tempat kesukaannya dan ia menggunakan timer di radio kaset sebagai pengganti jam wekernya. Hal tersebut menunjukkan bahwa Fujii memberikan kasih sayang dengan merelakan barang yang biasa digunakannya sehari-hari untuk Book. Ia tidak mempermasalahkan barangnya menjadi milik anjingnya.

(9)

Nilai yang terdapat dalam cuplikan teks di atas adalah kasih sayang yang tulus dapat diperlihatkan dengan hal yang sederhana, contohnya merelakan yang kita miliki agar yang kita sayangi merasa nyaman.

Cuplikan 3: (Halaman 211)

Setiap hari aku menyudahi pekerjaanku sesuai jadwal, lalu pergi ke rumah sakit.

Dia jadi tidak bisa terlalu membuka mulutnya. Walaupun diajak berbicara, dia hanya melakukan respon sederhana.

Ketika aku bertanya „mau makan apel?‟, dia menggelengkan kepalanya. Ketika aku memijat kakinya, dengan suara kecil, dia mengucapkan terima kasih. Namun, sebanyak apa pun kupijat, bengkak di kakinya tidak bisa hilang

Analisis :

Dari cuplikan teks di atas dapat dilihat bahwa Fujii setiap hari setelah pulang kerja selalu menjenguk kekasihnya di rumah sakit. Kondisi kekasihnya sudah sulit untuk membuka mulut dan hanya bisa memberi respon sederhana dengan menggeleng ataupun mengucapkan kata terima kasih dengan suara kecil saat ditawari makanan. Fujii mencoba untuk melakukan sesuatu yang dapat mengurangi sakit yang dirasakan oleh kekasihnya,seperti memijat kaki kekasihnya yang sudah membengkak. Namun sebanyak apapun Fujii memijat bengkak pada kaki kekasihnya tidak kunjung hilang. Hal itu menunjukkan kasih sayang yang

(10)

diberikan Fujii dalam bentuk perhatian pada kekasihnya seperti menjenguk, memijat, ataupun menawarkan makanan. Ia akan berusaha melakukan apapun agar kekasihnya dapat sembuh kembali.

Nilai yang terdapat dalam cuplikan teks di atas adalah selalu berusaha untuk melakukan apapun demi orang yang disayangi dengan memberikan perhatian dan dukungan tidak hanya pada saat senang namun juga pada saat sedih atau sakit.Walau apapun hasil yang didapat, tetap berusaha melakukan yang terbaik untuk orang yang kita sayang.

3.2.2 Kepedulian

Cuplikan 1: (Halaman 19)

Aku kembali ke rumah, lalu kulepaskan Book di kamar lantai dua.Aku memberi dia makanan anjing yang telah kubeli sebelumnya dan juga air.

Anjing itupun meminum air, terlihat seakan-akan dia menerima semua takdirnya: dipisahkan dari induknya, dibuang dengan dimasukkan ke kotak Ito wakame, dipungut olehku, lalu diberi nama Book. Dia terlihat seperti telah menerima semuanya.Memang hanya tebakan asal, tetapi seperti itulah yang kulihat.

(11)

Dari cuplikan teks di atas dapat dilihat bahwa Fujii setelah pulang ke rumah lalu memberikan makan dan minum yang telah dibelinya untuk Book.Ia terus memperhatikan keadaan Book yang sedang minum. Fujii beranggapan bahwa Book terlihat seperti sudah menerima semua takdirnya, dibuang, dipungut dan diberi nama oleh Fujii, ia merasa Book telah menerima semua itu. Hal itu menunjukkan kepedulian Fujii pada Book sangat besar.Ia bisa saja tidak mempedulikan nasib Book, namun tidak dilakukannya. Fujii memberi makanan dan minuman yang dibutuhkan Book sebagai bentuk rasa kepedulian.

Nilai yang terdapat dalam cuplikan teks di atas adalah rasa kepedulian bukan hanya harus diaplikasikan kepada sesama manusia saja, tapi juga kepada semua makhluk di dunia ini.Seperti halnya Fujii kepada Book, walaupun Book adalah hewan tetapi Fujii tetap peduli kepadanya dan merawatnya.

3.2.3 Optimis

Cuplikan 1: (Halaman 48)

Hahh, hari yang panjang, pikirku.Lengan dan bahuku terasa sakit. Sambil memikirkan judul satu hari untuk hari ini, aku dan sepeda motor terus maju menelusuri malam.

Tunggu saja Book. Sepeda motor ini akan normal lagi. Dari susu menjadi mentega. Dari kedelai menjadi shoyu. Kunci ring dan mesin rodeo. Pertemuan

(12)

dengan Guru Karburator.Aku bersyukur telah berjumpa denganmu.Sejak mentari pagi hingga rembulan malam.

Besok, mari membongkar karburator lagi, pikirku. Besok lusa, pacarku juga akan datang.

Analisis:

Dari cuplikan teks di atas dapat dilihat bahwa dari pagi hingga malam, Fujii meluangkan waktunya untuk berusaha memperbaiki sepeda motornya yang rusak dengan bantuan orang yang menurutnya ahli dalam masalah karburator karena memang sepeda motor tersebut mempunyai masalah pada karburatornya. Itu semua dilakukannya hanya untuk Book. Walau ia berkorban tenaga dan waktu namun itu tidak masalah baginya, ia tetap yakin sepeda motor itu akan kembali berfungsi dengan baik. Hal itu menunjukkan bahwa Fujii adalah orang yang optimis dengan merasa yakin dan terus semangat untuk memperbaiki sepeda motornya hingga normal kembali.

Nilai yang terdapat dalam cuplikan teks di atas adalah kita harus tetap optimis terhadap hal yang sedang kita usahakan.Sebuah keberhasilan membutuhkan usaha dan keyakinan yang kuat.

(13)

Cuplikan 2: (Halaman 185)

Kami masih berpegangan tangan sambil terus memandangi uap yang naik dari mesin penambah kelembapan udara itu.Setelah naik sekitar 15 cm, uap itu menyebar dan tidak terlihat lagi, bercampur dengan udara di dalam kamar.

“Aku pasti akan kembali dengan selamat,” katanya.

Aku menggenggam erat tangannya, lalu menutup mataku. Pacarku ini benar-benar hebat…

Analisis:

Dari cuplikan teks di atas dapat dilihat bahwa kekasih Fujii yang sedang sakit memiliki keyakinan yang kuat untuk sembuh dengan mengatakan ia akan kembali dengan selamat. Hal tersebut membuat Fujii merasa kagum dan menganggap Yoshimi adalah wanita hebat dan kuat.Hal itu menunjukkan bahwa kekasih Fujii merupakan sosok yang optimis dengan keyakinannya untuk sembuh dari penyakit yang dideritanya.

Nilai yang terdapat dalam cuplikan teks di atas adalah seberat apapun cobaan atau masalah yang kita hadapi, kita harus optimis bahwa kita bisa melaluinya dan menyelesaikannya.

3.2.4 Tegar dan Ikhlas

(14)

Hari berikutnya juga sama.

Aku tidak akan menangis untuknya, itulah keputusanku. Aku memang sudah mengambil keputusan. Tetapi, memangnya ada apa dengan hal itu? Karena sudah mengambil keputusan, lalu kenapa?Pada akhirnya, bagaimanapun aku berusaha untuk tetap kuat, bagaimanapun aku berusaha untuk menjadi baik, hal itu sudah tidak ada hubungannya lagi. Logika yang bagaimanapun, teori secara umum mana pun, kata-kata seperti apa pun, tidak ada gunanya lagi sama sekali.

Seseorang yang meninggal benar-benar meninggal secara sempurna.

Analisis:

Dari cuplikan teks di atas dapat dilihat bahwa Fujii telah mengambil keputusan dalam hidupnya untuk tidak menangis lagi atas kematian kekasihnya.Ia menyadari sudah tidak adalagi yang perlu dipertanyakan, karena jika seseorang sudah meninggal, artinya ia memang sudah meninggalkan dunia ini selamanya dan tidak akan pernah kembali lagi. Hal itu menunjukkan bahwa Fujii adalah sosok yang tegar dengan berusaha mengikhlaskan kematian Yoshimi yang menjadi pukulan berat dalam hidupnya.Ia menyadari sudah tidak ada gunanya untuk terpuruk dan harus bangkit karena ia masih memiliki kehidupan yang akan terus berlanjut.

Nilai yang tedapat dalam cuplikan teks di atas adalah sebuah kematian memang sudah mutlak adanya, namun kita harus tetap tegar dan ikhlas menghadapinya saat ditinggal oleh orang tersayang.Tidak baik berlarut dalam

(15)

kesedihan dan harus berani memutuskan untuk menjalani kehidupan ke depannya setelah ditinggalkan.

3.2.5 Tanggung Jawab

Cuplikan 1: (Halaman 21)

Musim panas pun tiba. Sebagai ganti jalan pagi, aku mengajak Book untuk menyusuri jalan di tepi sungai.

Sebelum matahari terbenam, aku keluar, lalu menghidupkan mesin sepeda motorku. Kuangkat Book, dan kuletakkan di dada, kutempelkan dengan lekat, hanya wajahnya saja yang keluar. Padahal masih beberapa bulan, tetapi Book sudah terasa jauh lebih berat dibanding waktu pertama kali kupungut.

Analisis:

Dari cuplikan teks di atas dapat dilihat bahwa Fujii mengajak Book jalan-jalan di dekat sungai.Ia memperlakukan Book dengan penuh kasih sayang seperti mengangkat dan meletakkan Book di dadanya saat naik sepeda motor. Dengan posisi seperti itu Fujii menyadari bahwa berat badan Book sudah bertambah berat dibanding pertama kali saat ia pungut. Dengan pertambahan berat badan Book itu sudah menunjukkan bahwa Fujii adalah pemilik yang bertanggung jawab karena sudah pasti ia merawat Book dengan baik maka berat badan Book pun jadi bertambah. Dan merawat dengan baik itu merupakan suatu bentuk tanggung jawab bila kita memelihara hewan.

(16)

Nilai yang terdapat dalam cuplikan teks di atas adalah bila sudah berani mengambil keputusan untuk memelihara hewan maka rawat sebaik-baiknya sebagai bentuk tanggung jawab terhadap hewan tersebut.

Cuplikan 2: (Halaman 161)

Pertemuan presentasi gambar berakhir dengan lancar.

Di akhir pekan, aku mencatat tanggal dan nomor urut prioritas pada tugas yang kuterima, lalu aku bersiap-siap untuk pulang.Dengan hari ini, bulan Maret pun berakhir.

Aku naik kereta, lalu turun; berjalan melewati kantor agen property, toko bunga dan kantor pos. Tokoh buah, bank, kafe, dan sudut toko roti. Apakah hari semakin panjang? Di jalan masih terjatuh cahaya yang samar.

Analisis:

Dari cuplikan teks di atas dapat dilihat bahwa Fujii setelah presentasi soal pekerjaannya, ia menulis dan mengurutkan prioritas tugas yang diterimanya pada akhir pekan. Setelah semua beres, barulah ia pulang dengan kereta yang biasa dinaikinya dan berjalan melewati tempat-tempat yang memang sudah biasa ia lewati. Hal itu menunjukkan bahwa Fujii merupakan sosok yang bertanggung jawab karena setelah ia memastikan semua urusan pekerjaannya beres dan diberi nomor prioritas dahulu, baru kemudian ia kembali ke rumah.

(17)

Nilai pragmatik yang terdapat dalam cuplikan teks di atas adalah tanggung jawab atas suatu pekerjaan yang telah dibebankan kepada kita harus diselesaikan terlebih dahulu, Untuk mempermudahnya dapat dilakukan dengan mengurutkan prioritas atas tugas-tugas yang diberikan kepada kita.

Cuplikan 3: (Halaman 190-191)

Sepertinya, akan menjadi kehidupan opname di rumah sakit untuk waktu cukup lama. Sebisa mungkin, aku akan berada di sampingnya untuk menjadi teman bicaranya, pikirku dengan yakin. Untuk itu, aku perlu melanjutkan pekerjaan dengan tepat.

Karena waktu kunjungan ke rumah sakit hanya sampai pukul sembilan malam, jika aku menyudahi pekerjaankku sesuai jadwal waktu kerja, aku bisa bersamanya selama dua jam lebih.Jika aku membuat jadwal dalam seminggu dua kali pulang sesuai waktunya, ditambah hari Sabtu dan Minggu, maka aku bisa pergi ke rumah sakit empat hari dalam seminggu.Di hari aku tidak pergi ke rumah sakit, aku lembur untuk melanjutkan pekerjaan sebanyak-banyaknya.Akan kubawa pulang pekerjaan yang bisa kulakukan di rumah atau di dalam kereta.Hal itu dilakukan untuk jangka panjang, sesuai rencana dan dalam aturan yang benar.

Di tempat kerja yang kosong itu, aku membuat gambar perancangan sendirian. Di tempat kerja, pokoknya harus fokus pada hal-hal yang ada di depan mata saja, pikirku.

(18)

Analisis:

Dari cuplikan di atas dapat dilihat bahwa kekasih Fujii menjalani masa opname di rumah sakit untuk waktu yang cukup lama. Dan Fujii telah memikirkan untuk selalu berada di sisi kekasihnya tersebut maka ia memperhitungkan pembagian waktu antara jadwal pekerjaannya dengan jadwal menjenguk Yoshimi di rumah sakit. Ia berusaha untuk fokus pada apa yang sedang ada di depan matanya dulu yaitu pekerjaannya tanpa melupakan keadaan kekasihnya yang sedang sakit. Hal itu menunjukkan bahwa Fujii memiliki sikap tanggung jawab yang besar pada pekerjaannya, walaupun ia juga sangat ingin selalu berada di samping kekasihnya ia tetap tidak melupakan pekerjaannya. Sifat tanggung jawab pada pekerjaan ini selayaknya orang Jepang pada umumnya yang menomor satukan pekerjaan. Namun Fujii mampu membagi waktunya secara teratur agar pekerjaannya tidak terganggu dan di saat bersamaan juga ia dapat mendampingi Yoshimi di rumah sakit.

Nilai yang terdapat di dalam cuplikan teks di atas adalah dalam situasi apapun kita tidak boleh melupakan tanggung jawab terhadap tugas atau kewajiban selagi bukan keadaan yang sangat mendesak. Kita harus dapat mengatur atau mengorganisir waktu agar semua tanggung jawab itu terlaksana dengan baik.

Cuplikan 4: (Halaman 201)

(19)

Untuk menghadapi kegagalan pada tahap awal, aku berlari ke sana kemari dalam pabrik.

Walaupun sudah ditanggulangi, dan ditanggulangi lagi, tetap saja terjadi kesalahan, bukan waktu yang tepat untuk bolak-balik ke rumah sakit.

Ketika lini produksinya berakhir, aku kembali ke ruang CAD, lalu menggambar koreksi gambar perencanaan. Hampir setiap hari aku menginap di kantor. Pokoknya secepatnya setelah berhasil membuat produksi stabil, aku harus kembali ke rumah sakit.Karena kelelahan dan kurang tidur, sumbu dalam kepalaku seakan ditarik dan terasa berat.

Analisis:

Dari cuplikan teks di atas dapat dilihat bahwa dipabrik tempat Fujii bekerja sudah memulai produksi baru.Meskipun pada tahap awal, sempat terjadi kegagalan produksi. Fujiiberusaha keras menanggulangi kegagalan tersebut, ia mencoba memperbaikinya berulang kali hingga ia merasa bahwa saat itu bukan waktu yang baik untuk bolak balik ke rumah sakit untuk menjenguk kekasihnya. Ada tanggung jawab besar yang harus ia jalani, ia bertekad kuat dan berusaha keras agar produksi stabil kembali di tempatnya bekerja agar ia bisa kembali menjenguk kekasihnya. Walaupun ia harus lembur dan kelelahan namun tetap dijalankannya agar pekerjaannya selesai dengan baik. Hal itu menunjukkan bahwa Fujii sosok yang sangat bertanggung jawab.Iamerasa harus menjalani konsekuensi pekerjaannya dan mengesampingkan dahulu kunjungan ke rumah sakit sampai produksi stabil sebagai bentuk tanggung jawab pada pekerjaan.

(20)

Nilai yang terdapat dalam cuplikan teks di atas adalah apapun konsekuensi dari suatu kegagalan yang ada di depan kita, harus kita dihadapi dengan berani sebagai bentuk tanggung jawab. Kita tidak boleh lari dari tanggung jawab walau harus ada yang kita korbankan, misalnya waktu bersama orang terkasih.

3.2.6 Toleransi

Cuplikan 1: (Halaman 113)

Pagi.

Sarapan pagi dilakukan masing-masing ala kadarnya.Tidak selalu harus memakan sesuatu; aku hanya minum kopi, dan dia minum susu.

Aku terkejut ternyata ada orang yang minum susu sejak pagi hari. Tentang selalu menyediakan stok susu di kulkas itu sendiri merupakan hal baru bagiku. Sama halnya denganku, baginya juga merupakan hal baru mencium aroma kopi di pagi hari.

Akhirnya, tidak penting dari mana asalnya, keduanya bercampur menjadi kopi susu. Begitu dicoba minum, dibanding kopi maupun susu, kopi susu jauh lebih enak. Setiap pagi, hampir dipastikan selalu ada kopi susu.

Analisis:

Dari cuplikan teks di atas dapat dilihat bahwa Fujii menyukai kopi dan kekasihnya menyukai susu untuk sarapan di pagi hari. Walaupun kesukaan

(21)

mereka berbeda dan merupakan hal baru bagi diri mereka masing-masing, mereka mampu membaurnya menjadi satu menciptakan rasa baru yang jauh lebih enak menurut mereka yaitu kopi susu. Hal itu menunjukkan bahwa Fujii dan kekasihnya memiliki sikap toleransi pada satu sama lain. Mereka berusaha menerima perbedaan terhadap apa yang mereka sukai dan mereka saling menghargai itu.

Nilai yang terdapat dalam teks di atas adalah sikap toleransi dan saling menghargai membawa rasa yang lebih indah.Semua orang di dunia ini pasti memiliki perbedaan namun tak lantas itu menjadikan sebuah perpecahan dalam hubungan. Saling menerima perbedaan masing-masing akan menjadikan sesuatu yang lebih indah.

3.2.7 Kesetiaan

Cuplikan 1: (Halaman 198)

Di saat pemberian obat pada tahap tiga dimulai, hampir seluruh rambutnya sudah rontok.

Dia mengenakan pakaian training berlambangkan payung, memakai topi kupluk, berjuang melawan muntah dan rasa sakit, serta tangan dan kaki yang kebas.

Tanpa belas kasihan, efek sampingnya setiap hari semakin bertambah kuat.Aku memijat tangan dan kakinya, terus menerus memberinya semangat.

(22)

Hasil tes akhirnya memberikan angka-angka yang positif.Dia bilang: sel-sel tubuhku saja sedang berjuang keras, jadi aku harus bertahan juga, kan? Aku dan kedua orangtuanya hanya bisa memberinya semangat dan berada di sisinya. Hanya itu: berada di sisinya.

Analisis :

Dari cuplikan di atas dapat dilihat bahwa kekasih Fujii sedang berjuang untuk bertahan dengan segala kesakitan yang dirasakannya dari pengobatan yang dijalani.Efek samping pengobatannya sangat kuat, hingga hampir seluruh rambutnya telah rontok karena pengobatan tersebut.Kekasih Fujii berusaha kuat dan bertahan atas dukungan orang-orang di sekitarnya. Fujii pun berusaha untuk selalu berada disisi kekasihnya dengan terus memberi semangat agar sang kekasih bisa sembuh. Hal itu menunjukkan bahwa Fujii adalah pasangan yang setia.Ia tetap berada di sisi kekasihnya yang sedang berjuang melawan penyakitnya. Walau saat itu, hanya itulah yang mampu Fujii lakukan untuk orang yang disayanginya.

Nilai yang terdapat dalam cuplikan teks di atas adalah kesetiaan kepada pasangan harus dilakukan dalam kondisi apapun.Karena hakikat setia adalah bentuk dari kasih sayang yang lahir dari hati ke hati sebagai ungkapan cinta yang selalu siap mendampingi kapanpun, di manapun dan bagaimanapun kondisi kehidupan kita.

(23)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam menganalisis novel “100 Kai Naku Koto” karya Nakamura Kou adalah sebagai berikut:

1. Novel 100 Kai Naku Koto karya Nakamura Kou mengangkat tema tentang perjuangan seorang lelaki Jepang bernama Fujii sebagai tokoh utama yang menghadapi peristiwa-peristiwa menyedihkan dalam hidupnya. Ia ditinggal mati oleh anjing kesayangannya yang bernama Book dan kekasihnya yang bernama Yoshimi. Novel ini menggunakan alur campuran dalam ceritanya karena pada awal menceritakan masa kini tokoh Fujii yang sedang menjalani kehidupannya sebagai pekerja kemudian flashback atau mundur ke masa lalu saat ia bersama anjingnya pada masa setelah lulus sekolah dan kembali lagi ke masa kini menjalani kehidupannya bersama kekasihnya hingga berlanjut ke peristiwa berikutnya di masa mendatang. Latar atau setting terjadinya peristiwa dalam novel 100 Kai Naku Koto berada di Tokyo, Akasaka dan Chiba yang terbagi lagi ke dalam beberapa variasi tempat seperti di parkiran

(24)

perpustakaan, di rumah, di jalan kota dan pinggiran sungai Ibi, di apartemen, di tempat parkir, di pom bensin, di rumah sakit, di restoran, dan di rumah duka. Untuk latar waktu novel ini terjadi pada masa sekarang saat Jepang sudah modern yang ditandai dengan adanya percakapan tentang kuda Thoroughbred, penggunaan CAD, bangunan modern seperti apartemen dan rumah berlantai dua, transportasi seperti sepeda motor 2 tak yang sudah usang, kereta, dan mobil Porsche. Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang pertama yang ditandai dengan banyaknya kata “aku” untuk sebutan tokoh.

2. Dalam novel ini terdapat beberapa nilai pragmatik yang bermanfaat bagi penulis seperti nilai kasih sayang, kepedulian, optimis, tegar dan ikhlas, tanggung jawab, toleransi dan kesetiaan. Namun dari beberapa nilai tersebut terdapat nilai pragmatik yang paling menonjol yaitu nilai kasih sayang dan tanggung jawab.

3. Beberapa nilai pragmatik yang terdapat dalam novel “100 Kai Naku Koto” yang diungkap melalui tokoh utamanya yaitu Fujii dan Yoshimi, yang mampu mendidik para pembacanya antara lain sebagai berikut:

1. Kita harus saling menyayangi dan mengasihi, tidak hanya kepada sesama manusia tetapi juga pada sesama makhluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan.

2. Bentuk kasih sayang bisa kita berikan dengan beragam cara pengungkapannya, misalnya dengan merelakan barang yang kita miliki untuk yang kita sayangi agar ia merasa nyaman bisa atau dengan

(25)

memberikan perhatian dan dukungan di kala orang yang kita sayangi dalam keadaan susah.

3. Kepedulian dapat ditujukan tidak hanya kepada sesama manusia namun juga kepada makhluk lain contohnya hewan. Kepedulian terhadap hewan pun beragam pengungkapannya, salah satunya dengan memberi makan dan minum agar ia bertahan hidup.

4. Kita harus tegar dan ikhlas menghadapi segala cobaan atau masalah yang datang ke dalam kehidupan kita, tidak boleh gampang menyerah ataupun putus asa. Bila cobaan datang kepada kita, kita harus bisa tegar dan kuat agar dapat bangkit kembali menata kehidupan yang lebih baik.

5. Semua usaha harus dilakukan dengan optimis atau keyakinan yang kuat agar usaha menjadi tidak sia-sia dan keinginan kita dapat terwujud.

6. Dalam kondisi apapun kita harus melakukan dan tidak boleh melupakan apa yang sudah menjadi kewajiban kita sebagai bentuk tanggung jawab.

7. Adanya perbedaan tidak lantas menjadikan itu alasan sebuah perpecahan atau perpisahan. Kita harus menyikapinya dengan bijak dengan saling menghargai dan berusaha saling menerima perbedaan tersebut.

8. Kesetiaan harus dilakukan dalam situasi atau kondisi apapun, baik dalam keadaan senang maupun susah.

(26)

4.2 Saran

Penelitian terhadap karya sastra seperti novel melalui pendekatan pragmatik masih perlu ditingkatkan. Karena penelitian dengan analisis pragmatik ini sangat berguna bagi pembaca untuk mendalami dan memahami nilai apa saja yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Penulis berharap skripsi ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian berikutnya dalam menganalisis nilai pragmatik yang terdapat dalam karya sastra.

Referensi

Dokumen terkait

1) Orang mengalami ketidakpastian dalam latar interpesonal. Sebelum kita berinteraksi, kita memiliki berbagai harapan kepada lawan bicara kita. 2) Ketidakpastian adalah

Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik dalam penelitian ini diketahui bahwa korelasi kecerdasan emosional dan prestasi akademik memiliki R square (koefisien

Data primer yang penulis tetapkan pada penelitian ini adalah 5 buah foto tampilan fashion Ines Ariani yang penulis dapatkan dari blognya yaitu aii-ness.com ,

Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk mengetahui variasi dosis anestesi lokal lidokain 2% dengan adrenalin 1:100.000 yang diberikan pada pasien odontektomi

[r]

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitiannya adalah berita-berita perkosaan yang dimuat di Detik.com dan objek penelitiannya adalah, kecenderungan konten-konten

Yoko Andika Gumilang 201310227015, Fakultas Teknik Program Studi Teknik Informatika Universitas Bhayangkar a Jakarta Raya, Judul Skripsi “ Sistem Pendukung Keputusan

Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang adalah orang tua yang memiliki anak usia 3 sampai 6 tahun. Pada penelitian ini semua partisipan memiliki